Cast : Huang Zitao | Byun Baekhyun | Kris Wu | Oh Sehun | Lu Han

Rating : T

Genres : Angst, Drama, AU

Pairings : KrisTao | HunTao | KrisHan

Warning : Yaoi

Sebuah remake dari film FIRST LOVE (2006) yang dibintangi BCL.


-Chapter 1-


Kediaman keluarga Oh begitu ramai diisi teman dan rekan kerja mereka. Tidak lupa keluarga Huang dengan tamu undangan mereka sendiri. Musik jazz tidak luput mengiringi obrolan kecil mereka. Hari itu adalah hari pertunangan Oh Sehun dengan Huang Zitao. Meskipun dengan konsep pesta yang simpel, kegembiraan kedua keluarga yang berbahagia tersebut tidak menurun.

Huang Zitao, yang akrab dipanggil Tao, terlihat tampan sekaligus cantik. Terbalut dengan tuksedo putih yang pas di tubuhnya, serta senyum manis yang terpasang di wajahnya. Sempurna. Mungkin begitulah kata batin tunangan resminya, Oh Sehun. Ia sendiri terlihat tidak kalah gaya dibanding pasangannya. Tuksedo hitam berpadu dengan wajah seriusnya membuatnya terlihat lebih berkarisma.

"TAO!" Mendengar teriakan tersebut, Tao yang sedang berbicara dengan Sehun menoleh kaget. Ia menggeleng pelan setelah mengetahui siapa yang telah memanggilnya. Sehun pun tersenyum kecil.

"Pergilah. Jangan sampai ia malah berbuat ribut." ujar Sehun sambil mengacak kecil rambut Tao.

"Baiklah. Maafkan aku, Sehun." balas Tao lalu mengecup pelan pipi Sehun. Tao berjalan menuju sahabatnya yang sedari tadi tidak mau diam kecuali ia bertemu dengannya.

"Tao! Astaga, Tuhan! Kenapa kamu tampil begitu cantik?! Aku kan jadi kalah cantik dibandingkan kamu!"

"Diamlah, Byun Baekhyun, semua orang akan melihat kamu seperti orang gila!" ujar Tao sambil memegangi kedua bahu sahabatnya.

Byun Baekhyun, biasa dipanggil Baekhyun, Baek, Bacon, dan sebagainya. Ia adalah sahabat Tao semenjak SMP hingga sekarang.

"Aku tak peduli, mau mereka bilang aku gila, aneh, sinting, terserah! Yang penting," Baekhyun berdeham kecil, "lihatlah dirimu! Sejak kapan kamu jadi cantik begini? Bukannya waktu SMA aku yang jadi incaran anak-anak?!" tanya Baekhyun bertubi-tubi dengan gaya bicaranya yang heboh, membuat Tao terkekeh sambil memutar bola matanya.

"Cantik dari mana, Baek? Aku merasa biasa saja. Lagi pula, kamu juga tampak cantik sekarang." ucap Tao balik memuji.

"Simpan pujianmu untuk hari yang akan datang. Hari ini kamu dan Sehun yang menjadi spotlight. Kamu dan Sehun yang berpakaian terapi, tercantik, tertampan, dan ter-ter lainnya!" Baekhyun menggenggam tangan Tao lalu menariknya.

"Sekarang, ayo sapa tamu-tamu undanganmu. Kamu harus menjadi tuan rumah yang baik!"

"Tapi, Baek—"

Dengan begitu, hari yang seharusnya Tao habiskan dengan Sehun, malah dihabiskan dengan Baekhyun yang super rewel.

oOoOoOo

Alunan sebuah gumaman terbesit dari bibir si kulit pucat. Sambil mengendalikan kemudi mobil, lagu kesukaan Sehun muncul di radio.

Beruntung, itulah kata yang cocok untuk hidupnya. Nasib perusahaan keluarganya kian membaik, baru kemarin ia bertunangan dengan kekasih yang sangat ia cintai, dan hari ini ia akan bertemu dengannya lagi. Tidak ada hal buruk yang mungkin menghalanginya. Benar, bukan?

Senyuman ceria menghiasi wajah Nyonya Huang yang membukakan pintu untuk Sehun.

"Baru saja kemarin bertemu, sekarang sudah mau ketemu lagi. Serindu itukah kamu dengan Zitao?" cibir Nyonya Huang.

"Bukan salahku jika Tao memang cepat dirindukan. Sehari saja tidak bertemu, rasanya ada yang hilang." balas Sehun.

Nyonya Huang terkekeh. "Seperti biasa, Zitao ada di kamarnya. Mungkin ia sedang menulis buku hariannya."

"Terima kasih, Nyonya—maksudku, Mama." Sehun menunduk malu. Ia diperintahkan untuk memanggil kedua calon mertuanya dengan sebutan 'Mama dan Papa' namun ia masih belum terbiasa.

Nyonya Huang kembali terkekeh. "Mama tinggal dulu ya, Sehun." Sehun pun mengangguk.

Sehun mengintip melalui celah pintu kamar Tao. Ia dapat melihat Tao yang tertidur membelakangi pintu kamarnya, menghadap ke jendela. Sehun pun mengendap-endap, mencoba untuk memberi kejutan untuk sang 'putri' yang terlelap. Sehun naik ke tempat tidur yang Tao tiduri, mencoba memeluknya dari belakang. Tidak ada tanda-tanda Tao akan bangun.

"Dasar tukang tidur. Susah sekali untuk dibanguni." gumam Sehun kesal.

Sehun pun membalik tubuh Tao perlahan, membuat tubuh Tao menghadap ke arahnya. Raut wajah ceria Sehun berubah dalam sekejap.

"T-Tao.." gumamnya.

Alangkah terkejutnya ia mendapati Tao yang pucat pasi dengan cairan merah mengalir dari hidungnya. Ia juga dapat melihat beberapa tetes darah menghiasi bantal yang ditiduri Tao.

"Tao, apa yang terjadi padamu?" gumam Sehun. Dengan sigap, Sehun membawa Tao, berencana untuk melarikannya ke rumah sakit. Untunglah Sehun bertemu Nyonya Huang yang kebetulan berada di ruang tamu.

"Astaga, Sehun, apa yang terjadi dengan Tao?" Nyonya Huang bertanya panik.

"Aku juga tidak mengerti, Mama. Kondisi Tao seperti ini ketika aku masuk."

"Lebih baik kita ke rumah sakit saja!"

Sehun pun mengangguk. Nyonya Huang sangat panik dengan keadaan anak semata wayangnya. Ia terus mendekapi tubuh Tao sepanjang perjalanan selagi menangis di jok belakang mobil Sehun dengan Sehun yang mengemudi dengan kecepatan di atas rata-rata.

.

.

.

Bulir-bulir air mata terus membasahi kedua pipi Sehun. Ia sangat khawatir dengan keadaan calon pasangan sehidup sematinya. Bukankah kemarin ia baik-baik saja? Ada apa dengan Tao?

Kondisi Nyonya Huang pun tidak jauh berbeda dengan Sehun. Meski sudah sedikit tenang, tangis air mata terus membanjiri pipinya. Baekhyun juga datang, berkat telepon singkat yang dilakukan Sehun. Ia juga menangis, meskipun tidak sekeras tangisan Nyonya Huang. Tuan Huang—yang dihubungi oleh istrinya dan sudah dikabari tentang Tao, berjalan ke kanan-kiri dengan gelisah.

Mereka sudah menunggu cukup lama di ruang UGD. Dokter dan para suster yang sedang menangani Tao belum kunjung keluar. Membuat keluarga Huang, Sehun, dan Baekhyun semakin khawatir akan keadaan Tao.

"Keluarga Huang Zitao?" Tanpa disadari, dokter yang menangani Tao telah keluar.

Nyonya Huang bergegas menghampiri dokter tersebut. "Saya ibunya, Dokter. Bagaimana keadaan Zitao?"

Tuan Huang, Sehun, dan Baekhyun ikut menghampiri sang dokter. Orang yang ditanyai Nyonya Huang menghela nafas pelan.

"Apa Zitao pernah berbicara tentang sesuatu dengan kepalanya? Seperti pusing? Rasa sakit?" tanya dokter tersebut.

"T-Tidak. Setahu saya Zitao tidak pernah mengeluh tentang kepalanya." jawab Nyonya Huang.

"Tao juga tidak pernah berkata apa-apa kepadaku." Sehun ikut menjawab.

"Pernah.. Tao pernah mengeluh kepadaku." Baekhyun berkata dengan ragu. Seluruh mata memandang Baekhyun sekarang.

Tuan Huang membuka suara, "Apa yang pernah Zitao keluhkan kepadamu, Baek?"

"Sakit kepala. Akhir-akhir ini, ia sering berkata bahwa kepalanya sakit. Tao juga merasa penglihatan dan pendengarannya menurun. Aku bilang mungkin itu hanya efek kegugupan pertunangannya yang akan datang." jelas Baekhyun. "Ada apa dengan kepala Tao, Dokter?"

"Zitao mengalami pemecahan pembuluh darah pada otaknya."

Begitu sang dokter selesai berbicara, Nyonya Huang menutupi wajahnya dengan kedua tangan.

"Dan setelah diteliti lebih jauh, Zitao mengidap kanker otak stadium lanjut."

Tuan Huang meringis pelan. Air matanya langsung jatuh mendengar kabar anak satu-satunya. Baekhyun tidak jauh berbeda, lututnya lemas dan tubuhnya perlahan merosot ke lantai. Sehun hanya bisa diam. Tubuhnya diam, tanpa ekspresi apapun, meskipun air matanya tidak pernah diam sejak tadi.

"Terdapat tumor pada lobus oksipitalnya, yaitu otak bagian belakang. Hal ini menjelaskan adanya rasa sakit kepala serta penurunan fungsi penglihatan Zitao." Sang dokter menunduk sedih. "Tidak ada yang bisa kami lakukan untuk saat ini. Zitao sedang koma, dan kami hanya bisa memasang alat bantu. Untuk masalah akan sadar atau tidak, kami tidak bisa menentukannya. Sekarang hanya Tuhan yang tahu akan nasib Zitao."

Tangis Nyonya Huang pecah. Melihat kondisi istrinya, Tuan Huang segera menenangkannya.

"Aku bukan ibu yang baik! Bagaimana bisa aku tidak tahu kondisi anakku sendiri? Ibu macam apa aku ini?!" Nyonya Huang berteriak cukup keras dengan isakan yang terus menemaninya.

Sehun melirik sahabat tunangannya yang menunduk, menggenggam sejumput rambut kepalanya layaknya seseorang yang frustasi.

"Ini semua salahku." gumam Baekhyun. "Bagaimana bisa aku mengabaikan keluhan Tao? Mengapa aku tidak segera bilang kepada orangtua Tao atau bahkan Sehun? Ini semua salahku.."

Sehun menatap nanar insan yang sedang melantur. Sehun memang tidak mengenal Baekhyun sebaik Tao, tapi ia cukup tahu bahwa Baekhyun bukanlah orang jahat.

Sehun ikut duduk di samping Baekhyun. Dengan lembut, ia memeluk temannya, berusaha menenangkannya, berkata bahwa itu semua bukan kesalahannya.

Beruntung? Ya, Sehun memang beruntung. Nasib perusahaan keluarganya kian membaik, baru kemarin ia bertunangan dengan kekasih yang sangat ia cintai, dan hari ini ia sudah bertemu dengannya lagi. Tidak ada hal buruk yang mungkin menghalanginya. Kecuali sebuah fakta tentang kesehatan calon pasangan hidupnya.

Sepertinya Sehun tidak seberuntung yang ia pikirkan.


To Be Continued or Delete ?


Hai! Aku author baru di sini, so please be nice to me T_T
Maaf jika plotnya berantakan di chapter yang akan datang, sepertinya chapter ini juga sudah berantakan T_T
Call me delusional fan, tapi aku seret banget sama yang namanya fics KrisTao. Jarang banget muncul, yaudah aku buat aja sendiri ._.
Mungkin ada yang pernah nonton film ini? Pasti ada lah, ini film yang bikin lagu 'Sunny' jadi terkenal itu. Tau, kan? Ngga? Yaudah ._.
I'll try to be as creative as I can jadi fict ini ga ngikutin filmnya banget gitu ^^

Last but very not least, mind to give me review?