Tittle : Trouble And You

Author : Jungyoungest

Cast : Xi luhan

Oh sehun

Kim minseok

Kim jongdae

Other cast

Genre : comedy, romance

Rated : T

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Luhan seorang staf dari SM harus membujuk sehun seorang pelajar yang berbakat untuk menjadi seorang artis terkenal. Bagi luhan, sehun dan masalah adalah saudara kembar/"kau orang keempat yang datang untuk membujukku xi luhan"/"saat aku melihatmu, Luna, aku jadi teringat dengan luhan. apa kalian kakak beradik"/"kenapa kau selalu datang bersama masalah"/

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

My first Hunhan fanfic

Don't be Plagiat othe?

Maaf jika ada kesamaan. Sebagian atau seluruhnya.

Jung gak bermaksud buat plagiat /bow

.

.

.

.

.

Happy reading

.

.

.

.

.

"kau mengerti luhan-ssi?" tanya namja paruh baya pada pemuda manis yang didepannya.

Pemuda manis itu—luhan—menganggukkan kepalanya dengan mantap tanda mengerti sekaligus siap untuk mengerjakan tugas dari sangjangnimnya.

"dua minggu sudah sangat cukup bagiku. Jika kau tak berhasil aku akan memotong gajimu bulan ini. Seperti orang orang sebelumnya" ucap sangjangnim dengan sebuah ancaman di akhirnya.

Glup

Luhan dengan susah payah meneguk air liurnya sendiri. ia jadi teringat akan yifan yang meraung raung untuk meminjam uangnya karena tak berhasil menangani kasus yang ditangani luhan sekarang. Pemotongan gaji di perusahaannya memang tak manusiawi sekali.

"baik sangjangmin. Aku akan mengerjakannya dengan serius" ucap luhan mantap walaupun didalam hatinya tersirat kekhawatiran yang berlebihan.

Luhan memang sangat sangat khawatir dengan tugasnya kali ini. Luhan khawatir jika ia tak berhasil dan gaji bulanannya akan benar benar dipotong. Lalu, bagaimana dengan uang sewa partemennya, uang sakunya, dan ongkosnya karena luhan tak memiliki motor ataupun mobil. Uang kiriman orang tuanya hanya cukup untuk membayar biaya kuliahnya dan uang makannya saja

Luhan menggeleng gelengkan kepalanya mencoba menepis kemungkinan kemungkinan buruk yang akan terjadi. Hatinya terus saja mencoba meyakinkan kalau semuanya akan baik baik saja.

"kalau begitu kau boleh pergi luhan-ssi" usir sangjangnimnya dengan lembut

Luhan bangun dari duduknya dan mengambil beberapa berkas yang berada diatas meja sangjangnimnya. Ia segera meninggalkan ruangan sangjangnimnya setelah merundukkan lehernya kepada sangjangnimnya.

Ceklek

"huh tugas lagi. Bahkan tugas kampusku masih menumpuk" keluh luhan saat sudah berada du luar ruangan sangjangnimnya.

Luhan melihat lihat berkas-berkas serta foto-foto targetnya kali ini yang sedang ia pegang. Targetnya memang hanya seorang bocah ingusan yang masih duduk dikelas dua sekolah menengah atas. Tapi, bocah ini mampu membuat semuanya menjadi rumit dari biasanya.

"awas kau bocah. Aku akan membuatmu tunduk kepadaku" ucap luhan dengan penuh penekanan disetiap katanya seraya menunjuk nunjuk foto seorang namja yang sedang memakai seragam sekolahnya dengan jari telunjuknya.

Luhan lalu meremukkan foto itu dengan gaya slow motion dan terlihat angkuh sekali. Kemudian ia membuangnya ke tong sampah yang kebetulan ada di sebelahnya. Ia pun melangkahkan kakinya menjauh dari ruang sangjangnimnya seraya memeluk berkas berkas tadi dengan erat. Senyuman jahatnya tak pernah luntur dari wajahnya untuk saat ini.

.

.

.

.

.

Brak

Luhan menutup pintu taksi yang ia tumpangi dari kampusnya hingga ke gedung sekolah ternama di seoul yang menjadi tempat menuntut ilmu sang target. Taksi pun melaju meninggalkan luhan setelah luhan mengucapkan terimakasih kepada ahjussi supir taksi

Luhan mengeluarkan beberapa foto dari saku celananya. Ia pun mencocokkan foto gedung sekolah yang sangjangnimnya berikan dengan gedung sekolah yang berada didepannya.

Sama persis

Luhan tersenyum senang saat ia sadar kalau dirinya tak tersesat seperti yang ia sempat fikirkan tadi. Saran minseok untuk menaiki taksi benar benar membantu luhan yang masih belum hafal betul jalanan seoul karena luhan baru saja enam bulan tinggal di seoul. Ya, walaupun luhan harus merogoh kocek lebih dalam dari biasanya untuk membayar taksi

Luhan berjalan kepinggir gerbang sekolah. Ia mengeluarkan ponselnya dan mengutak atik ponselnya seraya menunggu targetnya yang masih menuntut ilmu didalam sana.

Dua puluh menit berlalu. Gerbang sekolah telah dibuka dan siswa siswi berhamburan keluar dari area sekolah dan berjalan menuju kerumahnya masing masing. Luhan langsung menyimpan kembali ponselnya disaku celananya. Ia kembali mengeluarkan foto foto yang sempat ia masukkan kembali tadi. Diambilnya lah foto targetnya yang menurutnya paling mudah dicocokkan dan dikenali olehnya. Sisanya kembali ia taruh disaku celananya.

Luhan semakin mempertajamkan penglihatannya saat ia tak kunjung kunjung menemukan targetnya padahal sekolah mulai sepi. Hanya tinggal beberapa siswa dna siswi yang berpenampilan agak nerd yang melintas dihadapannya. Jangan bilang targetnya termasuk siswa nerd? Tak mungkin, foto targetnya yang diberikan oleh sangjangnimnya terlihat sangat tampan kok.

Luhan mulai muak menunggu. Ia sudah berdiri disini hingga satu jam tapi orang yang ia tunggu tak datang juga. Tak tahukah dia kalau luhan adalah orang sibuk?ia pun merogoh saku celananya lalu mengeluarkan benda persegi yang selalu ia bawa kemana mana kecuali ke toilet dan saat tidur. Ia berencana menelpon kedua sahabat senasibnya, kim minseok dan kim jongdae untuk mencurahkan kekesalaannya saat ini.

"sehun-ah antar noona belanja ne?"

"sehun-ah ayo kita makan bersama"

"sehun oppa bantu aku mengerjakan tugas ne?"

Luhan langsung mendongakkan kepalanya saat mendengar nama targetnya disebut sebut. Tak lama kemudian terlihatlah seorang namja yang sedang berjalan melewati luhan dengan tiga yeoja yang mengerubunginya sekaligus.

Luhan segera mencocokkan wajah namja yang baru saja melewatinya dengan foto yang diberikan oleh sangjangnimnya.

Tadahh! Itu dia targetnya.

Oh sehun adalah targetnya.

Luhan kembali memasukkan ponselnya kedalam saku celananya dan membatalkan niatnya untuk mencurahkan kekesalannya pada kedua sahabat senasibnya. Ia langsung berlari menyusul targetnya dan ketiga yeoja genit tadi.

"annyeonghaseo" ucap luhan seraya merundukkan sedikit kepalanya kearah mereka.

"yak mau apa kau?" tanya seorang yeoja yang bernampilan paling berantakan seraya mendorong pundak luhan dengan jari telunjuknya

"jika kau ingin mengajak oppa kencan, kau harus mengantri" kali ini yeoja berwajah paling muda yang berbicara

Luhan menatap horor kearah yeoja yang baru saja mengira luhan seorang yeoja. "yak siapa yang kau maksud huh? aku namja" luhan mencak mencak

Yeoja tadi hanya menggumamkan kata 'ups' seraya menaruh telapak tangannya didepan bibirnya. tipikal yeoja yang ugh bagaimana menjelaskannya?

"lalu kau mau apa?" yeoja terakhir akhirnya bersuara.

"aku ada perlu dengan sehun-ssi" luhan mencoba tersenyum seramah mungkin.

Yang disebutkan namanya hanya mengerutkan dahinya. "apa aku mengenalmu?"

"aku akan memperkenalkan diri setelah kau mengusir ketiga yeoja aneh ini" luhan menatap jijik pada ketiga yeoja genit yang masih setia memeluk lengan namja bernama sehun dengan manja

Dengan hanya sebuah insyarat mata dari sehun, ketiga yeoja itu meninggalkan mereka dengan gerutuan yang sudah dipastikan untuk luhan.

"siapa kau?" tanya sehun ketus saat ketiga yeoja aneh itu sudah tak ada lagi

"annyeonghaseo. Xi luhan imnida. Aku staff SM entertaiment"

Sehun memutar bola matanya malas. Ugh dia sudah bosan menghadapi situasi seperti ini.

"kau orang keempat yang datang untuk membujukku xi luhan" ujar sehun dengan malas. Sehun lalu berjalan meninggalkan luhan.

Dengan cepat luhan menahan tangan sehun. mau tak mau sehun harus membalikkan tubuhnya menghadap pemuda yang tak lebih tinggi darinya itu.

"yak oh sehun tunggu dulu" cegah luhan tanpa berniat melepaskan genggamannya pada lengan sehun.

"apa lagi huh? sudah berapa kali aku menolak tawaran dari perusahaanmu hah? Kenapa mereka tetap saja mengejar ngejarku"

"berarti kau berbakat oh sehun. semua orang bermimpi menjadi artis lalu kenapa kau tak mau? Kau aneh"

"aku memang aneh. Puas?"

Sehun segera menarik tangannya dari genggaman luhan dan berlari pergi meninggalkan luhan.

"YAK OH SEHUN" teriak luhan tanpa mengejar sehun.

Luhan hanya mendecih kesal saat sehun semakin jauh. Sungguh ia sedang malas berlari. Ia tak mau kelelahan untuk hari ini. Tugas kuliahnya masih menunggunya dirumah. Lagipula masih ada hari esok bukan?

Luhan segera berjalan meninggalkan gedung sekolah yang sudah sangat sepi menuju halte bus terdekat. Ia sudah tau jalan dan ia tak mau menghambur hamburkan uangnya lagi hanya untuk membayar taksi saja.

.

.

.

.

.

Luhan mengetuk ngetukan sepatunya berirama ke aspal mencoba mengurangi rasa bosan yang tengah menghantuinya. Sudah hampir setengah jam ia menunggu dipinggir gerbang sekolah sehun dan seharusnya semua siswa siswi telah keluar dari area sekolah. Jangan bilang sekolah memulangkan telat semua muridnya untuk hari ini.

Mata luhan tiba tiba berbinar saat dua orang namja berbeda warna kulit melintas dihadapannya. Mungkin luhan bisa menanyakan perihal pemulangan telat yang sedari tadi menjadi terkaannya.

"annyeonghaseo" sapa luhan ramah

"ohh ne ada apa?" tanya namja yang berkulit putih

"apa sekolah kalian telat memulangkan murid muridnya hari ini?"

"sekolah sudah usai empat puluh lima menit yang lalu karena ada rapat. Kami baru saja menyelesaikan tugas kami diperpustakaan sekolah" kali ini namja berkulit tan lah yang membuka mulut

Empat puluh lima menit yang lalu? jadi, luhan datang lima belas menit setelah sekolah usai? Jadi dia yang datang telat bukan sekolah yang memulangkan telat murid muridnya. Lalu bagaimana urusannya dengan oh sehun?

"apa kalian mengenal siswa bernama oh sehun?" tanya luhan inisiatif.

"sehun ya? Aku sekelas dengannya" ujar siswa berkulit tan

"kau tau dimana rumahnya? aku ada perlu dengannya"

"mungkin di apertemen mewah yang berada dekat sini. aku sering melihatnya masuk kesana" jawab siswa berkulit putih

"terimakasih" luhan merundukkan lagi kepalanya kepada mereka berdua dan bergegas menaiki taksi yang kebetulan sedang lewat. Taksi adalah alternatif jika luhan tak tau dimana letak tempat yang akan ia tuju.

"ahjussi ke apartemen mewah dekat sini" ujar luhan yang disambut anggukan oleh ahjussi supir taksi.

.

.

.

.

.

Luhan memandang takjub kearah gedung apartemen mewah yang berada didepannya. Rasanya ia jadi ingin menggeret semua barang barangnya dan tinggal didalamnya. Tapi itu terlalu mustahil untuk mahasiswa perantau sepertinya. Pantas saja sehun selalu menolak menjadi artis. Kehidupannya sudah terlalu bagus dan mewah.

Luhan memberanikan diri melangkah masuk kedalam gedung apartemen mewah itu. langkahnya terhenti didepan meja respsionis tentu saja untuk menanyakan dimana sehun tinggal. tak mungkin bukan luhan harus mengecek satu persatu hanya untuk mencari sehun. ugh luhan tak mampu membayangkannya.

"annyeong" sapa luhan ramah pada wanita yang bertugas sebagai resepsionis

"ada yang bisa saya bantu?" balas wanita itu dengan sopan

"apa oh sehun tinggal disini?"

"tunggu sebentar"

Wanita resepsionis itu langsung menyibukkan diri dengan komputer yang tersedia disana.

"lantai 4 nomor 123" ucap wanita itu dengan senyum yang mampu membuat luhan salah tingkah

"ugh. Terimakasih" ucap luhan yang langsung pergi dari sana. sebagai pria yang normal, sungguh ia tak tahan dengan senyuman wanita resepsionis itu.

Luhan berdiri didepan lift yang masih tertutup dan harus menunggu dengan sabar sampai lift itu terbuka. Lagipula ia yakin penantiannya tak akan sia sia kali ini karena entah kenapa ia yakin sekali kalau ia bisa bertemu oh sehun dan memaksa bocah itu untuk menandatangi kontrak. Luhan tersenyum jahat saat membayangkan rencananya sendiri

"hey, mencariku?" seseorang disebelah luhan bertanya dengan nada yang sangat mengejek

Luhan segera menoleh. "annyeong sehun-ssi. Kita bertemu lagi huh?" sapa luhan berbasa basi pada namja berseragam sekolah yang berdiri disebelahnya

"tinggal disini?" tanya sehun dengan senyum mengejek

"i..iya tentu saja. Untuk apa aku kemari jika tidak tinggal disini" bohong luhan. ugh kenapa menjadi keluar jalur seperti ini?

"ku kira kau merindukanku jadi kau ingin menemuiku"

Luhan hanya mendecih mendengar penuturan sehun yang tak bermutu serta tawa mengejek sehun yang menyebalkan.

Ting

Pintu lift

Luhan dan sehun masuk kedalam lift. Luhan hanya diam dan membiarkan sehun yang menekan nekan tombol yang telah tersedia didalam lift. Yang jelas saat sehun turun ia harus ikut turun. Tujuannya kemari hanya itu.

Hening

Tak ada satupun dari mereka yang mengeluarkan suara hanya ada suara dari ponsel luhan. luhan sedang memainkan game di ponselnya sekarang. Sedangkan sehun, ia hanya berdiri seraya menyandar kedinding lift bak model. Seharusnya sehun itu mengikuti luhan yang berjongkok di pojok lift karena dari segi manapun luhan tetaplah lebih tua dari sehun. tapi tak ada peraturan seperti itu di hidup sehun.

Ting

Lift kembali terbuka dan masuklah beberapa orang ahjumma dan juga ahjussi kedalam lift. Mau tak mau luhan harus berdiri dan menyudahi bermain gamenya. sedangkan sehun langsung berpindah posisi menjadi berdiri disamping luhan. lift jadi sangat ramai dan sempit sekarang apalagi ditambah tangisan seorang anak kecil yang dibawa salah satu ahjumma.

Ting

Lift kembali terbuka dan sehun segera menarik tangan luhan keluar dari lift. Luhan yang kaget atas perlakuan tiba tiba sehun hanya diam dan mengikuti kemana pemuda albino itu akan membawanya.

Tiba tiba sehun menghentikan langkahnya setelah membawa luhan cukup jauh dari lift dan tentu saja jauh dari keraiamaian.

Sehun membalikkan tubuhnya menghadap luhan. "ada perlu apa kau kemari? Aku tau kau berbohong saat kau bilang kau tinggal disini"

Glup

Luhan menalan air liurnya dengan susah payah. Bagaimana sehun tau kalau ia berbohong? Ya tuhan bagaimana ini

Luhan berdehem sebentar. "tentang kemarin. Bisakah kau membuatnya menjadi lebih mudah oh sehun?"

"apa? Aku? Kau yang mempersulitnya"

"aku hanya ingin kau menandatangi kontrak saja agar tugasku cepat selesai"

"jika aku tidak mau?"

"gajiku bulan ini akan terpotong. membuat orang tersiksa karena ulahmu sendiri bukanlah perbuatan terpuji"

"apa peduliku" sehun melepaskan genggamannya pada tangan luhan lalu berjalan acuh meninggalkan luhan.

"YAK OH SEHUN KAU YANG MEMPERSULIT SEMUA" teriak luhan yang mampu membuat sehun berhenti seketika dan membalikkan tubuhnya.

"one night stand bagaimana? Aku akan membayarnya dua kali lipat dari gajimu. Jadi tak perlu susah susah membujukku lagi. Bagaimana... sayang?" ucap sehun seraya mengedipkan sebelah matanya genit kearah luhan.

Luhan membeku. Otaknya berhenti bekerja seketika dan wajahnya menunjukkan ekspresi blank yang terkesan menggemaskan dengan mulut yang sedikit terbuka. Sehun hanya terkekeh melihat ekspresi yang ditunjukkan luhan. sebegitu besarkah efek tawarannya dengan luhan?

Sehun berjalan mendekat kearah luhan. wajahnya ia condongkan kearah wajah luhan yang masih belum merubah ekspresinya

"tutup mulutmu sayang. Kau seperti sedang menggodaku huh" ucap sehun tepat ditelinga kanan luhan.

Sedetik kemudian luhan langsung berjongkok dan menutup kedua telinganya. Ekspresi wajahnya kini berubah menjadi ekspresi ketakutan bercampur khawatir.

"YA TUHAN APA YANG TERJADI? AKU MASIH LURUS KAN? AKU MASIH DIJALANMU YANG BENAR KAN?" jerit luhan heboh.

Sehun tersenyum remeh kearah luhan lalu berjalan meninggalkan luhan. ia yakin luhan tak akan menggganggunya lagi melihat respon luhan yang seperti itu. mengenai ajakan tadi, itu hanya trik sehun saja. Tapi jika luhan menyetujui ajakannya sehun tak akan menolaknya sungguh. Hahaha

.

.

.

.

.

Luhan melangkah gontai memasuki gedung tempatnya mengais rezeki. Ia membiarkan tasnya hanya tersangkut pada pundak kanannya sedangkan tangannya memegang berkas berkas tugas kampusnya yang sedikit melenceng dari topik yang diberikan dosennya. Salahkan seorang oh sehun yang membuat hidup luhan menjadi tak tenang.

"selamat pagi kawan" sapa seseorang yang langsung merangkul pundak luhan begitu saja.

Luhan menoleh dan menatap datar wajah sahabat senasibnya, kim jongdae yang nampak berseri seri Berbeda sekali dengan wajahnya yang kusut dan penuh beban.

"ini sudah hampir tengah hari jongdae" luhan berkata dengan malas

"apa kabar dengan tugasmu?"

"tugas yang mana?"

"tugas yang diberikan sangjangnim. Tak mungkin aku menanyai kabar tugas kuliahmu luhan"

Luhan hanya mengangguk mengiyakan. Mana mungkin jongdae mahasiswa jurusan sastra mengurusi tugas mahasiswa jurusan teknik. Itu melenceng dari jalur.

Luhan menarik nafasnya dalam lalu membuangnya perlahan. "aku menyerah"

"apa yang bocah itu lakukan?" tanya jongdae begitu penasaran

"dia..dia mengajakku one night stand dan membayarku dua kali lipat dari gajiku agar aku tak mengejar ngejarnya lagi"

Tawa jongdae meledak sedetik kemudian membuat orang orang yang sedang berlalu lalang disekitar mereka menatap tak suka kearah mereka.

"mungkin ia mengira kau yeoja" ledek jongdae yang telah selesai menertawakan luhan

"dari segi mana aku terlihat seperti seorang yeoja hah?"

"semuanya"

Luhan menatap horor kearah jongdae yang sedang memperhatikannya dari atas hingga kebawah lalu kembali ke atas. Temannya yang satu ini memang kelewat aneh dan susah ditebak.

"hei aku punya renacana yang sangat sangat cemerlang" seru jongdae setelah persekian detik hanya diam dan memerhatikan luhan.

"aku paham rencana mu selalu tak masuk akal jadi lebih baik aku menolak" luhan mengangkat kedua tangannya setinggi kepalanya.

"ini tak aneh luhan. sungguh"

"tidak. Lebih baik aku masuk dan absen lalu pergi keruang sangjangnim"

"dan gajimu akan dipotong. Sungguh aku tak akan meminjamkan uangku untukmu" sambung jongdae seraya menatap remeh luhan yang sedang menggigit bibir bawahnya.

"aku akan meminjamnya pada minseok"

"aku akan mengancam minseok"

Luhan memutar otaknya. Jika tak jongdae berarti minseok. Jika bukan minseok berarti yifan? sepertinya tak mungkin meminjam pada yifan yang sedang mengalami krisis ekonomi karena baru saja terkena pemotongan gaji. Semuanya salah bocah ingusan itu. oh sehun diputuskan bersalah dan menjadi dalang dari semua masalah ini oleh luhan.

Luhan menghembuskan nafasnya kasar. "baiklah. Apa rencanamu?"

"yeoja"

"apa maksudmu?"

"kau menyamar menjadi yeoja"

"HAH? JONGDAE KAU POSITIF MENGIDAP GANGGUAN KEJIWAAN"

.

.

.

.

.

To be continue

.

.

.

.

.

Gimana? Gimana?

Ini FanFict hunhan pertama jung

Entah kenapa Susah banget bikin fanfic hunhan

Butuh waktu berhari hari bahkan berminggu minggu buat cari feelnya

Padahal hunhan itu couple pertama yang membuat jung terjerumus kedalam dunia yang bisa terbilang aneh Cuma bikin ketagihan /?

maaf kalau kalian nemu banyak kesalahan. jung masih tahap belajar dan jung sudah mencoba menjadi sebaik mungkin

Maaf juga buat yang nungguin FanFic kaihun jung.

Jung lagi nungguin feelnya datang

Masalah lagu dan ide ceritanya sih udah tersimpan diotak jung

Mungkin sabtu besok baru dipost

Jadi mohon pengertiannya oke?

Terakhir..

Minta kritik dan saran serta tegoran typonya boleh?