A Genderswitch Fanfiction

Tittle : Second GIFT?!

Rate : T

THIS IS MY FANFICT!

Typo everywhere, be carefull

KyuMin and Other

.

.

.

.

.

The story is begin…

"Kyumin, habiskan sarapanmu!" Kyumin yang tampak lesu hanya menyahut seadanya. Tidak seperti biasanya bocah yang suka dengan berbagai macam olahan daging itu akan lesu jika menu sarapannya adalah sarapan kesukaannya tanpa ada satu helai sayurpun di meja. Sungmin masih asyik dibelakang pantry menyeduh ginseng hangat untuk mengawali pagi sang suami. Ia masih belum menyadari raut wajah lesu puteranya.

Kyuhyun yang baru bergabung segera memeluk puteranya, memberi kecupan selamat pagi dikepala bocah tampan itu sebagai reward karena berhasil bangun sendiri pagi tadi. "Wae?" tanya sang ayah kemudian menyampirkan jas nya di kursi dan duduk. Tak berapa lama Sungmin kembali dengan secangkir ginseng hangat untuk Kyuhyun. "Woah, gomawo." Ucapnya dengan cengiran khas. Sungmin hanya berdeham sebentar, menyiapkan sarapan Kyuhyun yang berupa sandwich daging tanpa sayur.

Sungmin memperhatikan dua lelaki yang paling ia cintai selain ayahnya bergantian. Kyuhyun yang sarapan dengan riang sementara Kyumin yang sarapan dengan malas-malasan. Ia kemudian meletakkan sandwichnya, melipat kedua tangan dimeja kemudian menatap penuh pada puteranya yang lesu. Sebelumnya, Sungmin berdeham.

"Masih marah dengan eomma?" tanyanya. Tak hanya Kyumin yang menatap sang ibu, Kyuhyun pun demikian, menghentikan sarapannya menatap heran dua orang yang ia cintai itu secara bergantian. "Sayang," panggil Sungmin lagi kepada Kyumin yang hanya diam memutar-mutar sandwichnya tak bersemangat.

Sungmin menyerah, ia kemudian berdiri. Senjata terakhirnya jika puteranya tak kian membaik. Sepeninggal Sungmin, Kyuhyun yang tidak tahu menahu kini mulai menatap puteranya yang lesu menatap kepergian ibunya ke kamar. "Wae?" tanyanya mengabaikan sarapannya sejenak.

"Appa..." cicit Kyumin tak lama kemudian. Bocah tampan yang sudah siap pergi kesekolah itu menatap ayahnya penuh sesal, mata jernihnya yang tajam berubah keruh, lesu. Sebenarnya Kyumin bukan marah dengan ibunya, tak juga bermaksud mendiamkan ibunya. Tapi... bocah itu kemudian menatap Kyuhyun yang memberinya isyarat untuk menyusul ibunya ke kamar.

Ketukan pintu terdengar lemah dari dalam kamar, Sungmin masih terdiam diujung ranjang. Saat ketukan terdengar lagi ia mulai bersuara memberikan ijin untuk siapapun yang mengetuk pintu kamarnya masuk.

Kyumin muncul perlahan dibalik pintu, menatap ibunya yang juga menatapnya sedih. Ia kemudian berjalan pelan-pelan dan duduk disamping ibunya, lama ia tatap wajah cantik ibunya kemudian memeluknya erat. "Mianhae, eomma." Bisiknya. "Kyumin tidak bermaksud menyalahkan eomma karena Kyumin belum punya adik. Eomma jangan marah, eomma jangan sedih, Kyumin minta maaf." Kata bocah itu lagi sambil terus menyurukkan wajahnya di perut Sungmin.

Dipeluk demikian sayang membuat Sungmin merasa haru, apalagi permintaan maaf Kyumin yang entah kenapa begitu membuatnya terenyuh. Ia rengkuh wajah tampan putranya kemudian menciumi setiap lekuknya, menatap lekat manik tajam milik Kyuhyun yang ter-cloning disana dengan sayang. "Eomma tidak marah sayang, eomma tidak sedih. Eomma hanya takut Kyumin marah dengan eomma." Kata Sungmin.

Kyumin kembali memeluknya hingga sisa waktu sarapan meraka habis. Kyuhyun yang melihatnya dari pintu hanya tersenyum hangat. Bangga sekali pada putranya yang tampan itu. Semoga jika Tuha menitipkan lagi hadiah kedua untuk mereka, Tuhan masih mau memberkati hadiah itu dengan segala karunianya agar selalu membuatnya bangga.

Semalam, saat Kyumin hendak tidur bocah itu tiba-tiba merengek meminta Sungmin menemaninya, bukan Kyuhyun. Sungmin dengan senang hati menemani. Bocah itu banyak bercerita bahwa teman-temannya disekolah sudah memiliki adik, bahkan ada yang sudah memiliki dua adik, teman-temannya itu juga mengolok-olok Kyumin karena tidak kunjung memiliki adik. Dan saat Kyumin lagi-lagi meminta adik Sungmin mengatakan bahwa Kyumin harus menunggu, dan saat itu juga Kyumin diam, tak mau dipeluk saat tidur bahkan meminta ibunya untuk kembali tidur bersama ayahnya karena ia ingin tidur sendirian.

Hhahh, sebegitu besarkah keinginan Kyumin untuk memiliki adik? Sungmin diabuat bingung sendiri jadinya.

Sisa hari itu dihabiskan Sungmin dengan membantu ayahnya bekerja di kantor karena tiba-tiba kantor sangat repot dengan banyaknya klien yang berdatangan dari luar negeri. Hal tersebut membuat Sungmin lupa menjemput Kyumin jika saja Eunhyuk tidak datang ke kantor ayahnya untuk mengantarkan Kyumin yang sekolahnya memang satu yayasan.

"Hari ini aku tidak bisa menjaga Kyumin. Donghae ada acara jamuan makan malam di Jeju dan aku harus bersiap-siap sekarang juga." Wanita itu menyengir kemudian menggiring Kyumin lebih dekat pada ibunya. Sungmin hanya mencebik "Arra, sana pergilah." Usir Sungmin yang masih sempat-sempatnya mencuri ciuman Eunhae di pipinya yang gembul.

~o0o~

Ditinggal bekerja oleh Sungmin membuat Kyumin bosan. Ingin bermain keluar tetapi kakeknya memberi isyarat untuk tidak mengganggu karyawan yang lain karena kantor tengah sibuk-sibuknya, ingin bermain dengan siapa jika sudah begini? Pilihan terakhirnya hanya bisa berdiam diri diruangan kakeknya yang luas dan hanya ditemani televisi. Ingin bermain di komputer milik kakeknya yang menyala, ia takut jika didalamnya ada berkas penting yang mungkin tidak sengaja ia acak-acak. Ia cari aman.

"Iya appa, besok ada pertemuan dengan direktur Sada Corp. Tempatnya di restoran sushi seperti biasa, dan waktunya saat makan siang. Untuk selebihnya tidak ada yang perlu dikhawatirkan." Kyumin memperhatikan ibunya yang masuk ruangan bersama dengan sang kakek. Wajah kuyu mereka berhasil menahan Kyumin untuk tidak menerjang mereka atau mereka akan lebih kelelahan.

"Aigoo~ cucu kakek, kemari sayang." Senyum cerah Kyumin memendar, dengan segera ia menghambur menuju kakeknya kemudian memberi pelukan dan ciuman. Sungmin melihatnya dari kejauhan sambil tersenyum lalu mulai mengemasi peralatan kerja yang tersebar di meja. Pandangannya tiba-tiba teralih pada pintu kaca ruangan Kangin yang terbuka sedikit.

"Hai."

"Appaa!" Kyumin memekik kemudian menghambur memeluk ayahnya. Bocah tampan itu merindukan ayahnya. Setelah pelukan dan ciuman Kyuhyun berjalan mendekati Sungmin yang masih berdiri memperhatikan tiga lelaki yang paling ia cintai di dunia itu berinteraksi.

"Maaf, tadi harus ada rapat. Jadi baru bisa menjemput kalian." Sesal lelaki itu.

Sungmin hanya tersenyum sambil sesekali melirik jam dinding yang ada di ruangan Kangin. 18.45 sudah malam rupanya. Dibiarkan Kyuhyun menciumnya kemudian memberi sedikit pelukan. "Ayo, kita pulang." Ajak Kangin yang diangguki anak, menantu dan cucunya.

Dalam perjalanan pulang, Kyumin sudah terlelap dikursinya sementara Kyuhyun dan Sungmin menikmati suasana malam Seoul yang kali ini sepi. "Kyu! Berhenti!" Kyuhyun refleks menginjak rem mendadak hingga Kyumin tersentak bangun. Bocah itu menggeram sebentar.

"Wae?" tanya Kyuhyun panik. Masih mengatur nafas ia memperhatikan adakah mobil yang melintas seain mobilnya. Syukurlah tidak ada. "Ada apa?" tanyanya lagi.

"Ituu..." telunjuk Sungmin menunjuk arah luar jendela yang ternyata adalah flower shop. Kyuhyun mengernyit seolah berkata kenapa dengan flower shop? "Aku ingin Lily putih." Mata memohon yang selalu tak bisa Kyuhyun tolak kini diberikan penuh padanya. Tuhan, kuatkan aku! Pekik Kyuhyun saat mata itu begitu membiusnya, membuatnya tak bisa menolak apa yang pemilik tatapan itu inginkan.

Kyuhyun kembali dengan sepuluh tangkai Lily putih yang segar kemudian memberikan kepada Sungmin yang menerimanya dengan senang hati. "Gomawoo~" senyuman yang juga membuat Kyuhyun meleleh ditebar Sungmin. Tuhan...

"Kenapa tiba-tiba ingin Lily putih?" tanya Kyuhyun setelah kembali melajuka mobilnya menuju apartemen. Sungmin yang ditanya hanya menatap Lily putih ditangannya dengan senyuman yang tak luntur dari tadi. "Entahlah, hanya ingin mencium harumnya saja." Kata Sungmin. Kyuhyun mengacak rambut Sungmin mendengar jawaban yang polos itu.

~o0o~

"Kyuh..." panggil Sungmin. Kyuhyun yang saat itu masih sibuk mengeringkan rambutnya itu hanya berdeham tanpa menoleh. Lama tak kunjung mendengar jawaban, Kyuhyun memilih mengabaikannya dan keluar kamar mengambil air dingin untuk minum.

Sekembalinya Kyuhyun dari dapur ia melihat Sungmin yang meringkuk dengan selimut menutupi seluruh tubuhnya. Lelaki itu mendekati ranjang sambil mengernyit, pasalnya tak biasanya Sungmin tidur memunggunginya sambil menutupi tubuhnya dengan selimut. Dia hanya melakukannya saat sedang... marah? Tapi marah kenapa?

"Sayang..." panggilnya. Tubuh tingginya merangsek naik ke ranjang, memeluk Sungmin dari belakang sambil menciumi kepalanya. "Ada apa? Katakan padaku." Katanya Kyuhyun lagi dengan pelan. Tadi saat pulang dari kantor ayah mertuanya Sungmin terlihat baik-baik saja, masih ceria meski ia tahu perusahaan sedang hectic-hecticnya. "Apa ada yang salah denganku?" tuntutnya lagi. Tak lama terdengar sedikit isakan dari Sungmin membuat Kyuhyun seketika terbangun dan panik. "Min? Apa ada yang sakit? Eoh?" tanyanya perhatian meski sebenarnya panik. Ia mencoba menyibak selimut yang dikenakan istrinya dengan pelan hingga didapatinya pipi putih Sungmin yang basah oleh air mata.

"Wae?" desak Kyuhyun lagi. Lelaki itu memaksa Sungmin bangkit dari tidurannya, namun belum sepenuhnya Sungmin terduduk diranjang ia menelan ludahnya yang tercekat saat selimut yang menutupi tubuh Sungmin melorot turun. "Astaga!" pekiknya pelan.

Sungmin masih terisak sedikit saat ia tahu lelaki mesum dihadapannya ini menatapnya tanpa berkedip. Ia bersumpah tidak akan memberikan tubuhnya dengan mudah saat ini mengingat lelaki ini sudah mengabaikannya tadi. Awas saja!. Dengan kasar ia kembali merebah bermaksud tidur lagi hingga ia memekik keras saat tiba-tiba Kyuhyun menariknya jatuh tepat dibawah tubuhnya. Sungmin menggeliat.

"Menyingkirlah, Kyu!" perintahnya yang sepenuhnya diabaikan Kyuhyun.. mana mau Kyuhyun melewatkan pemandangan indah ini? Sungmin yakin ia akan habis malam ini. Tapi jika mengingat pengabaian yang dilakukan Kyuhyun tadi? Sialan! "Kyuu!" Sungmin meronta, tangannya bergerak-gerak ingin lepas dari cengkeraman Kyuhyun begitupun dengan kakinya. "YA!" pekiknya pasrah. Wajahnya kesal, ia melengos saat seringai mesum Kyuhyun tercetak.

"Menggodaku?" bisik Kyuhyun.

Iya

"Tidak!" ketus Sungmin.

"Benarkah?"

Tidak

"Iya!" Sungmin kekeuh. "Sekarang lepas! Kita tidur!"

Kyuhyun mengalah, membiarkan Sungmin menarik selimutnya kembali dan meringkuk memunggunginya. Lelaki itu malah terkekeh kemudian memberi pelukan dan ciuman pada istrinya yang masih merajuk.

Sementara Sungmin mati-matian menahan kesalnya. Malam ini entah kenapa ia ingin sekali membahagiakan Kyuhyun dengan memberikan lelaki itu sesuatu yang diinginkannya. Bercinta sambil memakai lingerie yang dibelikan Kyuhyun seminggu lalu. Ia sudah memakainya, rebahan menggoda menunggu Kyuhyun keluar dari kamar mandi. Ekspektasi dalam kepalanya sudah hampir goal jika saja lelaki itu tidak hanya berdeham kemudian keluar dari kamar begitu saja. Ia maluu dan kesal tentunya diabaikan seperti tadi.

"Jangan memendam kesal sayang, tidak baik." Bisik Kyuhyun. "Aku minta maaf, aku tidak menyadari jika tadi kau sedang memakai gaun yang kubelikan. Maaf." Katanya sesekali menciumi kepala belakang Sungmin. "Sekarang daripada kesal, kita lakukan apa yang seharusnya kita lakukan malam ini. Oke?" Kyuhyun membujuk. Suaranya manis sekali. Ia menyesal tadi hanya berdeham tanpa menoleh pada istrinya. Jika tadi ia menoleh pastilah saat ini ia sudah bahagia. Sangat bahagiaa.

Sungmin tiba-tiba berbalik menatap Kyuhyun yang tersenyum manis menyambutnya. Entah dorongan apa yang ada didalam dirinya hingga ia tiba-tiba mengalungkan lengannya di leher Kyuhyun dan memulainya. Memulai malam panas yang ada didalam kepalanya dan melupakan sumpahnya yang tidak akan memberikan tubuhnya secara Cuma-Cuma malam ini.

~o0o~

Pagi harinya Kyuhyun demam, dan Sungmin panik. Pasalnya Kyuhyun baru meracau kedinginan saat jam sudah menunjukkan pukul 06.45 pagi saat Sungmin selesai membuat sarapan. Lelaki itu juga muntah-muntah yang menambah deretan kepanikan Sungmin hingga ia memanggil dokter keluarga. Dokter bilang Kyuhyun hanya kecapekan dan butuh istirahat, ia lega.

Saat jam dinding menunjukkan pukul 08.00 Kyumin menghampiri ibunya yang sedang memasak sarapan yang terlambat. Kyumin jadi tidak berangkat sekolah karena ibunya sibuk mengurusi ayahnya, sibuk panik lebih tepatnya karena Kyuhyun jarang sakit.

"Sayang, maafkan eomma ya? Sarapanmu jadi terlambat." Sesal Sungmin yang masih menocok telur untuk dibuat omelet.

"Gwenchanayo eomma. Appa eotte?" tanya bocah itu saat sudah duduk di kursi pantry dengan susah payah. Sungmin memberinya senyum sekilas sebelum menuang telurnya kedalam teflon.

"Appa tidur setelah minum obat. Kyumin mau menemani?" Kyumin menggeleng, memilih memperhatikan sang ibu yang sibuk sana sibuk sini mempersiapkan sarapannya. "Eomma pucat." Seloroh Kyumin yang seketika menghentikan ibunya yang hendak mengambil selai cokelat di lemari penyimpanan. Menatap ingin tahu pada Kyumin.

"Eomma sakit?" tanya Kyumin lagi.

"Aniya. Mungkin karena eomma belum mandi sayang. Belum sarapan juga." Sungmin membalik omeletnya saat aroma harumnya tercium. Benarkah wajahnya pucat? Tapi ia sama sekali tidak merasa ada yang aneh dengan tubuhnya. Ia sehat, apa mungkin karena kelelahan semalam? Aigoo~

Sementara Kyumin hanya mengendikkan bahu acuh. Mungkin benar jika wajah pucat ibunya itu dikarenakan belum mandi, belum berdandan dan juga belum sarapan. Tapi biasanya belum mandipun wajah ibunya sudah kelihatan berseri dan cantik. Ah molla!

Baru saja menyuap satu potongan omelet, suara orang muntah terdengar menginterupsi Sungmin yang lalu berlari menuju Kyuhyun karena dipastikan itu suara Kyuhyun. Didekatinya Kyuhyun yang menunduk di washtafel kemudian memijat tengkuk lelaki itu.

"Menjauhlah, Min! Ini menjijikkan." Kata Kyuhyun disela-sela muntahannya.

"Tck! Mana ada menjijikkan, kau sedang sakit. Diamlah!" dan selanjutnya selama lima menit kemudian Kyuhyun terus memuntahkan isi perutnya yang hanya tersisa cairan asam lambungnya. Sarapannya yang tak seberapa tadi sudah kandas dengan lancarnya menuju pembuangan air di kamar mandinya.

"Sudah?" Sungmin dengan lembut mengelap sekitaran mulut Kyuhyun yang basah saat lelaki itu berdiri dan berbalik menatapnya.

"Eoh..." Kyuhyun menjawab pelan.

"Euh, appa menjijikkan." Sungmin dan Kyuhyun menoleh bersamaan pada Kyumin yang sudah memandang jijik pada Kyuhyun dari pintu kamar mandi.

"Pelan-pelan." Sungmin membantu Kyuhyun berjalan ke ranjang, kembali istirahat karena lelaki itu mash merasa belum baikan. "Pusing?" Kyuhyun menggeleng lemah. Tidak pusing, hanya tubuhnya lemas, dingin. "Kenapa bisa begini? Apa kemarin rapatnya sangat melelahkan?" Kyuhyun kembali menggeleng manja. Kali ini dipeluknya perut Sungmin dengan erat, dan menangis. What?

"Kyuhyun-ah? Kau menangis?" Sungmin menarik kepala Kyuhyun dengan sekali sentak. "Wae?" diusapnya airmata Kyuhyun yang merembes banyak di pipi lelaki itu.

"Biarkan begini." Kyuhyun menolak usapan Sungmin diwajahnya dan kembali memilih memeluk Sugmin dan menyurukkan wajahnya di perut istrinya yang hangat itu. Sungmin hanya diam, membiarkan Kyuhyun dengan tangisnya. Apa begitu sakit? Ia menghela nafas panjang lalu memilih membelai rambut kekasihnya itu bermaksud memberikan kenyamanan. Kyuhyun jarang sakit, bahkan terakhir kali pria ini sakit parah adalah saat masuk rumah sakit bersamaan dengan kelahiran Kyumin itu. Selebihnya hanya demam dan pilek, itu saja. Apa pekerjaan Kyuhyun akhir-akhir ini begitu padat hingga membuat lelaki ini kurang jam istirahat?

Tetapi dulu sekali bahkan Kyuhyun hanya tidur dua jam sehari selama lebih dari seminggu karena perusahaan sedang melebarkan sayap ke Eropa dua tahun lalu dan Kyuhyun baik-baik saja, hanya pilek. Jangan negatif thinking, Sungmin-ah!

"Jika terlalu lelah dikantor, kau bisa meminta bantuanku. Aku pasti akan membantumu, Kyuh... jangan memforsir dirimu jika tahu akhirnya akan sakit begini, eoh?..."

"Saat hamil Kyumin dulu... saat kau muntah, apa kau masih ingat apa yang kukatakan padamu?"

"Huh?" Sungmin menghentikan nasehatnya pada Kyuhyun dan juga usapannya di kepala lelaki itu. Sedikit memiringkan kepalanya kebawah demi bisa melihat ekspresi Kyuhyun yang sedih jika terdengar dari suaranya. Tidak mau merusak mood Kyuhyun mau tak mau Sungmin kembali merangsek masa lalu dengan mengingat setiap detil kesakitan dari Kyuhyun yang ia peroleh, termasuk kata menjijikkan yang keluar dari mulut Kyuhyun sewaktu ia mengalami muntah.

"Sekarang aku tahu bagaimana rasanya. Apalagi saat Kyumin yang saat itu menyebabkanmu muntah mengatakannya langsung padaku. Maafkan aku untuk waktu itu, Sungmin-ah..."

Sungmin tidak memperdulikan ocehan Kyuhyun yang mellow. Yang ia sibuk fikirkan adalah Kyuhyun tidak mungkin dengan mudahnya menangis, apalagi karena ejekan Kyumin yang bahkan ia tak sampai mengingat hal yang dimaksudkan Kyuhyun ini.

"Kyuhyun-ah? Kau kenapa?"

"Uh?" Kyuhyun menarik wajahnya dari perut Sungmin demi melihat wajah istrinya yang kini menampakkan tanya luar biasa. Ia jadi mendecak kesal, menarik selimutnya tinggi-tinggi hingga seluruh wajahnya tertutup. Dasar perusak suasana! Geramnya. Susah payah ia menahan tangisnya yang gagal karena mengingat hal itu dan meminta maaf tapi respon yang diberikan Sungmin? Luar biasa jauh dari ekspektasinya. Waee?

Lagipula kenapa pula ia jadi menangis begini?

"Istirahatlah, akan kubuatkan makanan." Kata Sungmin mengabaikan Kyuhyun yang sedang moodswing.

"Entahlah, Hyuk! Tadi menangis, dan tiba-tiba merajuk tak jelas. Haahhh!" Sungmin duduk di kursi meja makan sambil menunggu air yang akan ia gunakan membuat sup mendidih.

"Kyuhyun menangis? Dan merajuk? Aneh sekali. Kau beri makan apa sampai dia seperti itu?... iya sayang jangan dipegang! Eunhae-ya!"

Sungmin tersenyum mendengar teriakan Eunhyuk pada putranya itu. "Mungkin dia kelelahan. Ah, sampai lupa. Kenapa menelfon di jam segini?" hampir saja ia lupa menanyakan pasal kenapa Sepupunya ini menelfon.

"Ahh, hampir saja lupa. Nanti sore rencananya aku akan mengajakmu ke pasar untuk belanja, Donghae mengundang rekan bisnisnya makan malam dirumah. Tapi bayi besarmu sedang sakit jadi biar kuminta bantuan ahjumma dekat rumah saja nanti." Jawab Eunhyuk diseberang.

"Geure, mianhe. Aku tutup."

"Eoh, pai..."

"Em!"

Sungmin melanjutkan memasak sup ayam untuk Kyuhyun makan, namun barusaja ingin memasukkan potongan ayam kedalam panci, ia kembali mendengar Kyuhyun muntah. Dimatikannya kompor lalu segera menghampiri Kyuhyun yang menunduk di depan washtafel seperti beberapa saat yang lalu.

"Gwenchana?" tanya Sungmin yang dibalas gelengan. "Kita kedokter!" perintah mutlak Sungmin.

~o0o~

"Tidak ada masalah pada pencernaan Kyuhyun-sshi. Semuanya normal-normal saja, mungkin hanya kelelahan. Atau mungkin juga morning sickness."

"Ei?" Sungmin dan Kyuhyun menatap bersamaan pada seorang dokter yang bername-tag Song itu dengan pandangan bingung. Morning sickness? Bukankah itu gejala muntah yang dialami ibu hamil?

Dokter yang ditatap malah balik menatap mereka dengan heran. Bukankah seharusnya mereka sudah tahu?. "Eoh? Bukankah itu wajar saja terjadi jika suami yang mengalami morning sickness, moodswing dan segala sensitifitas yang dimiliki saat istrinya hamil?"

"Mwo/Hamil?" jawab Kyuhyun dan Sungmin bersamaan. Hamil apanya?

"Bukankah anda sedang hamil, Nyonya?" Dokter itu bertanya lagi.

"Aniya."

"Tsk! Aneh. Apa anda belum memeriksakannya? Saya yakin anda sedang hamil." Sungmin dan Kyuhyun sama-sama saling pandang. Apa yang mendasari lelaki tua berambut putih ini ngeyel?

~o0o~

"Kenapa jadi dokter itu yang antusias? Sudah kubilang kita ke dokter Park saja! Kau malah meminta dokter lain dengan alasan siap tahu dokter Park salah diagnosa." Omel Sungmin saat mereka baru saja keluar dari ruangan dokter Song. Dokter tua itu bilang jika pengalamannya selama hidup dan bekerja dirumahsakit tidak mungkin meleset mengenali wanita hamil dan tidak meski Sungmin mengatakan berulang kali bahwa wanita itu sedang tidak mengandung. Ngeyel sekali dokter tua itu!

"Kita coba saja."

"Tentu saja, kita harus –m apa?" Sungmin menghentikan langkahnya.

"Mencoba memeriksakanmu pada dokter kandungan. Siapa tahu dokter Song tadi benar."

"Kyu... ka –arasseo!" sungmin akhirnya mengalah saat tiba-tiba Kyuhyun mengeluarkan dog eyesnya yang membuat Sungmin geli seketika.

~o0o~

Sepanjang perjalanan Kyuhyun hanya cemberut dam menolak untuk melihat Sungmin. Untung saja lelaki itu tidak menyetir. Sementara Sungmin yang merasa dicueki malah hanya senyum-senyum tidak jelas. Dan hingga sampai kedalam rumah pun Kyuhyun langsung masuk kedalam kamar tanpa menyapa Kyumin yang sepertinya menanti kabar tentang kesehatan ayahnya, juga ingin meminta maaf pasal candaan yang ia lontarkan pada sang ayah tadi saat muntah.

"Kyumin-aahh..." Kyumin hampir memekik saat ttiba-tiba Sungmin memeluk dan menggelitikinya penuh nafsu.

"Ahahah! Ahahaha! Eomma –ahaha! Eomma geli! Hen –tikhan ahahahh!" Sungmin memilih berhenti lalu duduk disampng Kyumin yang masih rebahan di sofa. "Wae?" tanya bocah itu lalu bangkit saat gestur tangan Sungmin mengisyaratkan agar ia mendekat. Ia pun mendekat, mencongdongkan telinganya untuk dibisiki ibunya.

"Jinjja!?" Kyumin kini sudah memekik keras. Matanya berbinar senang sesaat setelah mencerna kata yang dibisikkan oleh ibunya. "Eomma gomawo~" ucapnya lalau memeluk Sungmin. "Jadilah adik yang baik." Bisik Kyumin saat bocah itu mencium perut Sungmin yang masih rata. Terimakasih Tuhan.

Kebahagiaan akan kedatangan anggota baru masih dirasa oleh Sungmin dann juga Kyumin yang memang sudah sangat menantikan seorang adik. Doa ibu dan anak itu sibuk memasak hingga malam hari tiba. Mengabaikan sepenuhnya Kyuhyun yang masih merajuk.

Lagipula lelaki itu juga tampaknya enggan untuk keuar dari kamar. Bahkan bertemu Sungmin dan Kyumin saja rasanya ia enggan. Ia kesal sekali pada dua orang yang bahkan hanya dengan mengetahui adanya calon kehidupan yang akan lahir sudah mengabaikannya sepenuhnya.

Sebenarnya bukan keinginan Kyuhyun sama sekali merajuk seperti ini. Ia bahagia, sangat bahagia. Bahkan saat dokter kandungan menyatakan Sungmin hamil tiga minggu rasanya Kyuhyun ingin mencium Sungmin saat itu juga. Ia berucap syukur dan janji pada Tuhan secara bersamaan bahwa ia akan menyayangi dan mencintai kado kedua yang diberikan padanya itu dengan baik, sangat baik. Tapi entah kenapa moodnya tidak bisa diajak kompromi, mungkin ini yang namanya moodswing. Dan ini sama sekali tidak mengenakkan. Padahal tadi Sungmin hanya mengatakan bahwa ia akan menjaga baik-baik calon bayi mereka dan memenuhi semua keinginannya yang secara tidak langsung menyentil Kyuhyun yang sensitif.

Ya Tuhan... terimakasih telah menciptakan wanita dengan kesabaran yang berlebih, terimakasih telah memuliakannya karena kami tidak bisa menyamai mereka.

Dan begitulah kisah mereka. Kyumin, Ayahnya, Ibunya, serta bagaimana akhirnya kado kedua itu hadir diantara mereka.

END with my happiness

~o0o~

Ini ngetik ulang karena notebook rusak total, segala macam file didalemnya say goodbye termasuk file skripsi yang untungnya udah aku sebar di leptopnya temen-temen. Selamat menikmati dan terimakasih sudah mau menunggu ff ini yang lamaaa sekali publishnya. Maaf banget. Aku bukan penulis yang konsisten karena menelantarkan sebuah tulisan dalam waktu yang sangat amat lama, apalagi semenjak berita nikahnya Sungmin itu. Ngumpulin feel dan nulisnya itu lohh, bikin krenyes-krenyes di ati. Sensasinya kayak kepoin IG mantan, ada doi foto cincin kopel sama pacarnya (ehem!).

Dan jika kalian tanya kapan tulisan berikutnya aku nggak akan menjanjikan apapun sama kalian. Pertama karena beberapa draft ikut ilang bersamaan dengan leptop yang rusak, kedua karena aku lagi persiapan sidang skripsi (mohon doanya yaa...) ketiga, aku nggak ada notebook (harus minjem dulu males)

Alternatif yang lain mungkin kalian bisa add account wattpadku (dyara_zati) bukan promosi ya, bukan juga menjanjikan akan publish ff KyuMin disana tapi Cuma mau kasih tau kalau aku lagi ada rencana buat remake Gift ke bentuk novel dengan perubahan tentu saja. Jika ditanya kenapa? Jawabannya adalah karena aku suka menulis dan aku sangat mencintai ff Gift ini. Ada history tersendiri soalnya. Hihi

Dan janjiku sudah terbayar lunas ya?

Minal aidzin wal faidzin, mohon maaf lahir dan batin ya semuanya.

Sekali lagi terimakasih banyak teman-teman, arigatou, gamsahamnida. #deepbow.