kmldr100 's present
krisho/fanmyun/leadercouple- Because You Know (Sequel of youmakemecomplete)
warn exofic/krisho-fanmyun/genderswitch uke/typo's!
©All cast belong to themself, and this fic purely belong to me
for beloved 100's couples shipper!
1shot!
Because You Know
Jongin mengendap masuk kedalam kamar noona-nya, dengan membuat gerakan sepelan mungkin. Takut-takut membuat noona-nya itu terbangun. Ia membuka handle pintu kamar itu dengan sangat perlahan, menghindari bunyi deritan yang akan tercipta apabila ujung pintu mahoni itu bergesekan terlalu keras dengan permukaan lantai.
Lelaki berkulit tan itu bergerak mendekat kearah kasur yang lumayan luas untuk ditempati satu orang saja. Sedikit melirik sosok yang masih terbungkus oleh selimut berbahan dasar kain wol yang tebal. Jongin mengarahkan punggung tangannya pada kening kakak perempuannya itu, lalu sedikit meringis saat merasakan panas yang menjalar saat punggung tangannya menyentuh kulit kening noona-nya.
Setelah menutupi kening kakaknya menggunakan kain hangat, Jongin melangkah mundur dengan sangat hati-hati.
"Kau mau kemana, Jongin?" Tanya sosok itu tiba-tiba. Membuat Jongin berjengit kaget dan kembali mendekat ke arah tempat tidur.
"Aku mau hunting sneakers bersama Sehun ke Nike store original." Ujar lelaki itu, menjawab pertanyaan kakaknya barusan dan hanya ditanggapi dengan sebuah gumaman oleh sosok yang masih bergelung dibawah selimut tebalnya.
"Hmm. Aku dengar di Nike store original pinggir kota menjual Air Jordan Retro Taxi 12 yang kau cari." Ujar gadis itu, sambil tetap memejamkan kedua matanya. Jongin melebarkan kedua bola matanya.
"Noona apa kau bercanda?" Tanya Jongin, membuat perempuan itu sontak membuka kelopak matanya dan memandang kearah adiknya tajam.
"Uhm. M-maksudku.. Kau tau, kalau Air Jordan itu sangat sulit di dapatkan disini." Ucap lelaki itu agak merengut, saat menyadari perubahan wajah kakaknya yang terlihat 'menyeramkan', karena insiden kemarin sore.
Well... Seorang Kim Junmyeon yang selalu penuh dengan segaris kurva manis dan eyes smile yang menghiasi wajah cantiknya kemarin sore tiba di kediaman keluarga Kim dengan tubuh yang basah kuyup akibat kehujanan dan sorot mata tajam yang jarang tampak di wajahnya. Ia hanya keluar untuk makan malam dan bersikap ketus terhadap siapapun –termasuk para maid di sana.
Dan Jongin tahu, penyebab noona-nya uring-uringan seperti ini. Pasti karena kekasihnya, Kris Wu. Seorang primadona idaman para wanita, pewaris ketiga perusahaan otomotif Wu coorporation dan lead director di perusahaan inti di Vancouver. Karena, ia kemarin 'tak sengaja tapi niat' membuka I-phone 5s milik noona-nya yang kebetulan tidak di password dan well, ia sedikit mengobrak-abrik isi percakapan di folder pesan singkatnya.
Dan dapat ia tarik kesimpulan bahwa noona-nya itu cemburu karena sang kekasih kepergok jalan bersama seorang gadis. Sebuah alasan klasik dalam suatu hubungan, tapi berdampak sangat berbahaya. Mungkin lebih berbahaya dari efek hujan asam yang ditimbulkan akibat partikel-partikel polusi dari limbah –maaf aku terlalu hiperbola.
Jongin tahu, kalau noona-nya bukan tipe orang yang overprotectif dan suka mengekang. Noona-nya juga bukan orang yang mudah sakit hati. Dan ia fikir, pasti Kris Wu itu melakukan suatu hal yang fatal, hingga membuat noona-nya marah –hingga sakit demam seperti ini.
"Junmyeon noona, beristirahatlah dengan cukup. Akan kusuruh bibi Yoon untuk membuatkanmu hot chocolate." Ucap Jongin sambil mengelus surai kecokelatan milik kakaknya. Junmyeon hanya mendesis kecil.
"Sebenarnya siapa yang lebih tua?" Cibir Junmyeon sambil menatap kesal kearah adiknya. Jongin hanya tersenyum canggung dan menarik tangannya, setelah sebelumnya mengacak surai wavy brown yang tampak kusut itu.
"Noona, kenapa kau sangat sensitif pagi ini? Apa kau dihamili oleh Kris wu itu?" Ucap Jongin jahil, membuat Junmyeon mendelik tajam kearahnya. Sungguh, ia telah naik pitam sekarang dan penyebabnya adalah adik hitamnya ini.
"DEMI TUHAN KIM JONGIN PERGI KAU!" Pekik Junmyeon menyemburkan seluruh amarahnya pada adiknya yang tampak lari tunggang langgang, menghindari lembaran bantal noona-nya dan berlari keluar kamar.
"Wahahaha. Aku berangkat, noona!" Jongin balas berteriak dari luar kamar sambil tertawa puas. Junmyeon hanya meniup poninya hingga berterbangan dan membuatnya tampak semakin kusut.
.
.
Junmyeon menuangkan cairan beraroma Rose butter kedalam bath tub. Ia mencelupkan tubuh mungilnya kedalam sana, lalu memejamkan kedua matanya. Berendam dengan sabun beraroma lembut merupakan salah satu usaha untuk menghilangkan stress dan kepenatan yang melandanya. Dan semua hal itu selalu berhasil, apalagi pada masa ia akan menghadapi ujian skripsi. Dan saat ini ia tengah berusaha untuk menghilangkan segala kejadian kemarin sore yang sialnya berputar terus-menerus diotaknya.
Sudah setengah jam penuh ia berendam sambil memejamkan matanya, tapi kejadian kemarin terus menerus terngiang. Mungkin, ia harus mengganti aroma sabunnya menjadi peanut butter seperti usul Baekhyun kemarin. Lihatlah ia yang tengah menyisir rambutnya dengan wajah masam sambil mengutuk perusahaan yang menciptakan aroma sabun Rose butter karena gagal membuatnya 'move on' dari kejadian kemarin.
Tok tok
"Nona Junmyeon?" Terdengar suara bibi Yoon, maid ketua di kediaman Kim yang tengah mengetuk pintu kamarnya diluar.
"Ya?"
"Sarapan sudah siap, nona. Seperti yang diminta oleh Tuan Jongin." Ucap suara itu lagi. Membuat Junmyeon makin cemberut saat mendengar nama adiknya disebut.
"Aku akan turun nanti. Terimakasih bibi Yoon!" balasnya sambil mengancingkan kancing terakhir di kemeja berwarna sky blue miliknya. Lalu, terdengar suara sepatu yang melangkah menjauh setelah ucapan 'baiklah' terlontar dari mulut bibi Yoon.
Junmyeon kembali merebahkan tubuhnya diatas tempat tidur, dan menarik selimut sebatas dada. Ia semakin membenamkan wajahnya saat terpaan sinar matahari menyeruak hingga memantul masuk kedalam angelic hazel miliknya. Gadis itu mengarahkan tangannya kearah meja kecil di samping tempat tidur, dan mengambil benda persegi panjang tipis miliknya. Ia hanya meringis kecil melihat ponselnya yang kosong tanpa pesan ataupun missed call yang masuk. Hanya tersisa beberapa pesan yang dikirimi Kris saat mereka bertengkar kemarin.
Ck. Sebenarnya Kris itu mencintainya atau tidak?
Benaknya berkecamuk. Kalau Kris memang mencintainya, lelaki itu pasti mencoba untuk meminta maaf dan menghubunginya. Tapi ini? Bahkan ucapan selamat pagi yang biasa ia kirimkan di kakaotalk sajapun tidak ada.
Junmyeon memang tidak menangis. Pantang dan haram hukumnya –menurut dirinya tentu- untuk menangisi seorang lelaki, terlebih itu lelaki yang sudah bertingkah brengsek seperti Kris. Tapi lihat sekarang, bibirnya nampak bergetar dan kedua hazel angelic itu nampak buram, seolah setetes air mata akan meluncur turun dari sana.
Dan semua pikiran Jongin memang benar, kalau dirinya bukan tipe yang suka mengekang dan overprotectif. Kalau Junmyeon memang benar begitu, ia tidak akan pernah membiarkan Kris pergi membantu ayahnya untuk mengurus perusahaan di Vancouver, bukan?
Tapi, kejadian kemarin sore sudah di ambang batas, membuat amarahnya yang sudah memuncak tak dapat di tahan lagi. Dan berakhir dirinya pulang dengan basah kuyup.
Membuat dirinya sedikit meragukan ajakan Kris untuk menikah beberapa waktu yang lalu.
Flashback
Klining!
"Terimakasih atas kunjungannya!"
Junmyeon hanya tersenyum saat mendengar sapaan hangat dari waiters di toko kue yang baru saja ia kunjungi. Setelah membungkuk sopan, ia melangkahkan kakinya keluar toko itu diiringi bunyi lonceng yang berdenting akibat gesekan yang ditimbulkan dari ujung pintu dengan ujung lonceng.
Junmyeon sedikit mengintip kearah box yang berisi greentea cream cake, lalu tersenyum. Ia berencana untuk memberi sedikit kejutan untuk kekasihnya yang pasti tengah bergelut dengan dokumen-dokumen yang menunggu untuk ditanda tangani. Gadis itu tersenyum geli saat membayangkan ekspresi terkejut milik kekasih blasterannya saat mendapat kejutan berupa Junmyeon yang membawa softcake dengan flavour favoritnya.
Ia melangkahkan kakinya menuju persimpangan jalan yang menghubungkan blok ini menuju kantor kekasihnya. Dengan perlahan, ia mendorong pintu kaca dan memasukkan tubuhnya kedalam sana. Beberapa orang membungkukkan tubuhnya saat bertemu dengannya. Hell, siapa yang tidak kenal Kim Junmyeon? Kekasih Kris wu, seorang Lead director di kantor mereka.
"Selamat siang nona Kim. Direktur tengah istirahat makan siang dengan beberapa koleganya tadi. Silahkan menunggu diruangannya atau nona bisa menunggu disini." Ucap teller meja resepsionis di basement. Junmyeon hanya mengangguk lalu tersenyum cantik menanggapi ucapan teller itu.
"Aku akan menunggu di ruangannya."
Junmyeon pergi kearah lift lalu menekan tombol 15, lantai teratas di gedung itu. Setelah menginput password ruangan, ia melangkah masuk kedalam ruangan yang berdesain interior gaya klasik dengan dominasi warna strong black dan broken grey. Sangat maskulin juga manly, melukiskan karakteristik seorang Kris Wu dengan sangat kuat. Ia melangkah kearah meja director dan mendudukkan tubuhnya pada kursi tinggi dengan bantalan yang sangat empuk. Gadis itu mengatupkan kedua belah matanya saat mencium aroma mint dan greentea yang menguar dari kursi itu. Aroma tubuh Kris melekat disana.
Junmyeon melirik kearah jam kecil yang terletak disudut meja dengan gelisah. Pasalnya, jam makan siang sudah habis dan ini sudah hampir pukul 3 sore. Kris belum juga tiba dan lebih parahnya lagi, langit sudah mendung.
Karena jenuh menunggu Kris yang tak kunjung datang, ia melangkahkan kakinya keluar. Sedikit berkeliling untuk menghilangkan kebosanan mungkin bukan ide yang buruk. Maka dari itu, ia memutuskan untuk pergi ke taman belakang setelah kembali menaiki lift yang membawanya menuruni 15 lantai dari gedung pencakar langit itu.
Ia sedikit menarik sudut bibirnya keatas saat mencium aroma white rose yang menyeruak masuk kedalam indera penciumannya. Bunga kesukaan mereka berdua tumbuh memenuhi taman belakang dari gedung itu. Senyumnya kian mengembang saat ditemukannya cherry blossom –bunga favoritnya selain white rose yang tumbuh di salah satu spot kosong disana.
Namun kurva cantik itu tak bertahan lama, dan seketika luntur saat ia menengok ke arah jam 9. Tepat dibawah pohon oak dengan daun yang sedikit meranggas, ia melihat dengan kedua matanya sendiri Kris menggunakan kemeja putih dengan lengan yang sedikit digulung, juga dua kancing teratas yang terbuka tengah menggendong seorang gadis, yang tak lain dan juga tak bukan adalah Lu Han. Sekertaris kekasihnya itu.
Pandangannya seketika mengosong dan seolah menyadari bahwa ada yang tengah memperhatikan, lelaki bertubuh tinggi tegap itu menoleh kearah Junmyeon yang tengah menatap lurus kearahnya.
"Junmyeon.."
Dan ketika Kris mengucapkan nama itu, gadis yang tengah digendongnya mengikuti arah pandangan dari bosnya lalu melebarkan matanya seketika dilihatnya kekasih atasannya itu tengah menatap kosong kearah mereka.
Lu Han memberi isyarat pada atasannya untuk menurunkannya, dan Kris menuruti itu. Lelaki Kanada itu mendudukkan Lu Han pada bangku panjang disana, dan berjalan menghampiri kekasihnya.
Saat Kris berjalan mendekat kearahnya, Junmyeon mengangkat tangan kanannya. Memberi isyarat pada lelaki itu untuk berhenti dan tepat 1 meter di depannya, lelaki itu berhenti di tempatnya. Junmyeon memandang Kris dan Lu Han yang berdiri 1 meter di belakangnya bergantian. Dan sedikit berjengit kaget saat menemukan Jas hitam milik kekasihnya menyelimuti tubuh Lu Han.
"Jun.. Aku.."
"Stop it. It's enough, im go." Ucapnya memotong perkataan Kris tanpa membiarkan lelaki itu menyelesaikan perkataannya. Kris hanya terdiam membeku di tempatnya, seolah sihir Queen Elsa membekukannya saat itu juga. Lu Han semakin melebarkan matanya saat melihat gadis cantik itu melangkah menjauh.
Junmyeon terus berjalan cepat, tanpa menghiraukan apapun yang menyapu gendang telinganya. Makan siang dengan kolega yang mana?
"Nona! Nona Kim!" Pekik gadis itu dengan langkah terseok, bermaksud untuk mengejar Junmyeon yang berjalan cepat dari tempat itu.
"Nona Kim! Kau hanya salah paham aku-"
"Cukup, Lu Han! Kau bisa terluka bila terus berlari seperti itu!" Ucap Kris memotong perkataan Lu Han. Lelaki itu berjalan menghampiri sekertarisnya dan bersiap untuk menggendongnya kembali.
"Aku bisa berjalan sendiri, Mr. Wu." Cegah Lu Han sambil menahan telapak tangan Kris. Lelaki itu mengangguk maklum lalu menurunkan tangannya.
"Setidaknya biarkan aku memapahmu ke lift." Ucapnya final, dan Lu Han tidak bisa mengelak saat atasannya berkata seperti itu.
Kris mendudukkan Lu Han di atas bangku sekertarisnya, dan gadis itu langsung memberikan jas hitam milik atasannya kembali. Ia tak mau semua orang berfikir macam-macam mengenai atasannya yang memapahnya dan memandang curiga kearah mereka saat melintasi lobby tadi.
"Terimakasih, Mr. Wu." Ucapnya pelan, dan hanya ditanggapi oleh anggukan kecil dari lelaki ini. Kris mengancingkan kemejanya penuh dan membenahi letak dasinya.
"T-tapi nona Kim-"
"It's ok, Lu Han. Everything gonna be allright," Potong Kris membuat Lu Han hanya diam tak berkutik. Gadis itu hanya membungukkan tubuhnya setelah mengucapkan terimakasih untuk yang kedua kalinya.
.
.
Kris menutup pintu ruangannya pelan. Ia menyenderkan tubuh jangkungnya kearah pintu marmer di sana dan memejamkan matanya. Masih banyak urusan kantor yang harus diselesaikan olehnya, dan Junmyeon? Gadis itu merupakan prioritas utama, tapi pekerjaannya tidak bisa menunggu besok.
Lelaki itu melangkahkan kedua kaki panjangnya menuju jendela besar di ruangan itu, lalu sedikit menyibak gorden berwarna lavender, warna kesukaan Junmyeon dan dipilih oleh gadis itu. Sangat kontras dengan ruangannya yang di dominasi oleh warna strong black dan broken grey. Ia menyapukan pandangannya kearah luar. Eagle eyesnya menelusuri setiap lekuk jalanan kota Seoul yang dihiasi oleh awan berwarna kelabu tebal diatasnya.
Kris berjalan mendekati sofa empuk berwarna lavender yang lagi-lagi dipilihkan oleh Junmyeon dulu, dan sedikit menaikkan alisnya taktala iris matanya tak sengaja menangkap siluet kantung plastik berwarna peach diatas sofa berbulu yang tengah di dudukinya. Jemari panjangnya meraih bungkusan itu dan sedikit meringis saat menemukan secarik kertas notes kecil yang menempel diatas box dalam kantung plastik itu.
Aku tahu kalau kau membutuhkan ini saat sedang stress.
Dan aku tahu kalau kau tengah stress sekarang.
-Kim Junmyeon!
Ia membuka penutup dari box itu dan terkesiap melihat greentea cream cake dengan warna yang lembut disana. Penuh dengan softcream yang akan melebur menjadi satupadu di dalam mulutnya. Yah... Junmyeon memang yang paling tahu dan paling mengerti dirinya, melebihi siapapun.
Kris menengokkan kepalanya saat gendang telinganya menangkap suara petir yang menggelegar diiringi tetes-tetes air hujan di luar sana. Hatinya bergetar saat memikirkan kemungkinan terbesar yang akan di terima kekasihnya disana, kehujanan. Dan ia sangat tahu kalau Junmyeon sangat menyukai air hujan dan suhu dingin. Tapi, gadis itu sangat membenci petir dan akan lupa untuk mandi setelah selesai bermain dengan air hujan.
.
.
Kris menyapukan pandangannya kearah langit-langit kamarnya. Ia bingung untuk menghadapi Junmyeon yang tengah merajuk. Percuma untuk menjelaskan pada gadis itu lewat telepon apalagi lewat pesan singkat, karena kekasihnya itu adalah tipikal gadis yang keras kepala dan perfeksonis. Hanya menghabiskan waktu untuk beragumen dengan seorang perempuan karena pada akhirnya merekalah yang akan menang. Karena perempuan berbicara berdasarkan logika, perasaan dan fikiran. Beda dengan dirinya yang hanya menggunakan logika.
Maka, ia hanya dapat menatap nanar kotak masuknya yang berisi pesan-pesan Junmyeon yang tengah 'ngambek'. Junmyeon dengan semburat merah muda yang menghiasi kedua pipi mulusnya jauh lebih menyenangkan daripada Junmyeon yang kesal padanya.
"It's better for you to go sleep, Kris.." Gumam lelaki itu, sambil menarik selimut tebalnya.
Flashback end
Tok tok
Pintu kamarnya kembali diketuk, membuatnya mendengus kesal. Bukankah ia sudah bilang kalau ia akan turun nanti? Maka di abaikannya ketukan pintu itu, dan ia menarik selimutnya makin keatas. Membungkus tubuh kecilnya didalam sana.
Tok tok
Sudah cukup. Kesabarannnya sudah habis dan ia hanya bisa menggeram pelan saat mendengar pintu kamarnya kembali diketuk.
"Aku akan turun nanti, Bibi Yoon! Just start the breakfast without me!" Teriak Junmyeon dari balik selimutnya. Tak lama, terdengar pintu kamarnya terbuka. Membuatnya hanya menggedikkan bahunya tak acuh. Mungkin kepala maid dirumahnya itu mengantarkan sarapan ke kamarnya.
"Here you go, your breakfast, ma'am." Ujar suara itu, membuat Junmyeon melebarkan kedua hazel angelicnya. Suara berat yang terdengar sangat familiar itu menyapa gendang telinganya. Ia semakin merapatkan selimutnya dan cepat-cepat memejamkan matanya.
Junmyeon merasakan sisi sebelah kiri tempat tidurnya berderit, tanda akan adanya orang lain yang naik keatas tempat tidurnya.
"Apa nona Kim masih tidur?" Tanya suara itu lagi sambil membuka sebagian selimut yang menutup kepala Junmyeon, lalu menghirup aroma rambut wavy brown itu dengan perlahan.
"Lavender. Apa kau mengganti shampoomu, Jun?" Tanya Kris –pemilik suara itu. Namun nihil, tak ada sahutan dari sosok yang tidur membelakanginya.
"Sepertinya nona Kim masih tidur. Tadinya aku akan mengajaknya menuju Spring winter festival di pinggir Han river. Apa aku ajak sekertaris Lu saja?" Ujar Kris sambil memilin ujung rambut gadisnya. Junmyeon membuka kedua matanya tiba-tiba, dan membalikkan tubuhnya kearah Kris.
"Oh..Kau sudah bangun?" Sapa lelaki itu santai, saat mendapati kekasihnya dengan mata yang terbuka lebar menatap kearahnya.
"Hajima.." Ujar Junmyeon lirih, membuat hati Kris mencelos dibuatnya. Lelaki itu menggelengkan kepalanya, sambil mengusap pipi putih nan mulus milik Junmyeon.
"Tidak akan, Jun..."
Dan Kris segera menarik gadis cantik itu kedalam pelukannya, dan Junmyeon balas memeluk kekasihnya. Ia melingkarkan kedua tangannya dan menautkannya dibalik punggung Kris. Lelaki itu tersenyum tipis, gadis ini hangat. Entah hati, pribadi bahkan tubuhnya. Dan ia bersyukur telah dipertemukan dengan gadis ini.
Kedua insan itu terdiam tanpa sedikitpun perkataan yang terlontar dari bibir mereka. Masih dengan posisi berpelukan, Junmyeon semakin melesakkan wajahnya diantara dada bidang milik Kris dan lelaki yang dipeluk makin mengeratkan pelukannya, seolah gadisnya itu akan pergi menjauh darinya.
"Kris.."
"Hm?" Balas lelaki itu, masih tetap dengan posisi yang sama.
"Apa kau mencintaiku?" Tanya Junmyeon. Membuat Kris melepaskan pelukan mereka secara perlahan dan mengarahkan kedua eagle eyesnya tepat kearah angelic hazel bening milik kekasihnya.
"When you ask me to stop loving you, it's like asking me to not breathe and die.."
"Kau tahu jawabannya dan aku tahu kau mengerti." Jawab Kris tetap memandang lekat kearah hazel bening milik Junmyeon.
"I love you. Even death, can't stop me to loving you." Ucap lelaki itu, sambil mengecup kedua belah kelopak mata Junmyeon dengan lembut, dan mengecup kening itu. Membuat Junmyeon terus memejamkan kedua matanya, menikmati tiap sentuhan lembut yang diberikan lelaki ini padanya.
"Aku sangat mencintaimu, Jun. Aku tak tahu bagaimana jadinya jika kau tak pernah hadir dalam hidupku." Sambung lelaki itu lagi, sambil mengelus surai kecokelatan milik gadisnya.
"Jangan pernah menanyakan hal itu lagi, karena kau tahu jawabannya." Ujar lelaki itu sambil mengecup hidung kekasihnya. Membuat Junmyeon menganggukkan kepalanya dan terenyum samar. Semburat merah menghiasi kedua belah pipi putihnya itu.
Junmyeon balas mengecup Kris di pipi, setelahnya ia melesakkan wajahnya ke arah dada kekasihnya dan memeluk lelaki itu. Kris hanya tersenyum kecil melihat tingkah gadisnya yang kembali merajuk. Junmyeon terlihat sangat manis dengan rona merah muda itu dan sudah kubilang kalau Kris sangat menyukainya.
"Aku juga sangat mencintaimu, Kris."
.
.
Kris meraih bungkusan yang dibawanya tadi dan menyerahkannya pada Junmyeon. Gadis itu hanya menaikkan sebelah alisnya sebagai respon, dan tanpa basa-basi dibukanya box disana.
"Coffe cake?" Ucap Junmyeon sambil menatap kearah softcake dan wajah kekasihnya bergantian. Yang ditatap hanya balas memandang heran.
"Ada yang salah?"
Junmyeon hanya menggelengkan kepalanya sebagai jawaban atas pertanyaan Kris barusan. Sebenarnya tidak ada yang salah dengan cake ini apalagi Kris, karena lelaki itu tetap terlihat tampan seperti biasanya. Masalahnya, untuk pertama kalinya ia melihat kekasihnya makan softcake dengan rasa selain buah dan beri-berian. Karena ia tahu betul, kalau Kris bukan tipe lelaki yang suka kopi.
Gadis itu hanya menatap cake berwarna hitam dengan topping gula yang sangat lembut. Tampak sangat elegan dan sederhana. Cukup untuk menggambarkan seorang Kris Wu.
"Apa ini enak?" Tanya gadis itu, mengundang kekehan kecil keluar dari mulut seorang Kris Wu. Lelaki itu hanya mengangguk dan tersenyum lembut kearah gadisnya.
"Tentu saja sayang. Aku tidak akan memberimu makanan yang tidak enak." Jawab lelaki itu, terdengar cukup meyakinkan. Maka dari itu, Junmyeon meraih pisau kue yang entah sejak kapan dibawa Kris kedalam kamarnya dan memotong sedikit bagian ujung dari softcake itu.
Ia sedikit mengintip isi dari softcake yang ternyata terdiri atas 2 layer. Kedua layer itu dipisahkan oleh lelehan caramel yang tampak lembut dan manis, membuat lidahnya tergoda untuk segera mencicipi kue itu.
Maka, dimasukkannya potongan kecil dari cake itu dan voilah! Lidahnya menyambut rasa manis dengan aroma kopi yang kuat menyeruak di dalam mulutnya. Karamel yang memang benar terasa lembut dan manis itu menyapu indera pengecapnya, bersatu secara sempurna bersamaan dengan gula lembut yang menjadi topping softcake itu. Sungguh rasa yang sangat menyenangkan yang pernah singgah kedalam indera pengecapnya.
Kris tersenyum lembut melihat reaksi yang ditunjukkan Junmyeon saat cake itu masuk kedalam mulut gadisnya ini. Ia menyentuh pipi kanan Junmyeon yang terasa sangat lembut dan sangat putih, lalu mengusapnya dengan sangat perlahan. Seolah Junmyeon adalah barang antik yang bernilai tinggi, sulit diraih dan mudah rapuh.
"Mama yang memberiku cake ini tadi malam.." Ucap Kris sambil tetap mengusap pipi gadisnya yang tampak sedikit rona merah disana, sangat kontras dengan kulit putih semulus pualam ini.
"Aku bercerita tentangmu, dan ia langsung mengambil jadwal penerbangan dari Sydney ke Seoul hanya untuk mendengar ceritaku." Sambung lelaki itu sambil menyelipkan surai-surai lembut beraroma lavender milik Junmyeon kebelakang telinga gadis itu. Junmyeon hanya terpejam, menikmati tiap sentuhan lembut dari lelaki ini yang selalu membuatnya jatuh cinta.
"Mama bilang, kalau aku sangat mencintaimu dan kaupun begitu. Ia bilang kalau kau pasti akan memaafkanku, karena cinta kita tak akan pernah bisa terputus entah karena apapun itu." Lanjut Kris, sambil mengecup kening Junmyeon dengan sangat lembut. Membuat gadisnya tersenyum sangat hangat padanya.
"Dan dia juga bilang kalau cinta itu seperti coffe cake ini. Terlihat sederhana dengan warna hitam kecokelatan sebagai layernya, tetapi terasa sangat menawan dan elegan ketika cake ini masuk kedalam mulutmu. Rasa manis dari caramel dan topping gula lembut yang sederhana bersatu padu dengan kelembutan 2 layer dari softcake ini."
"Begitu pula cinta kita. Kita sudah bersama untuk 3 tahun ini bukan tanpa adanya lika-liku dan permasalahan, bukan? Karena cinta itu bukan bagaimana sebuah hubungan terus terjalin baik tanpa adanya permasalahan sekelam layer kopi berwarna hitam ini..."
"Tapi... Bagaimana cara kita menghancurkan layer ini bersama untuk bertemu dengan lelehan manis karamel yang akan bersatu dan menyapa kita nantinya.." Ucap Kris sambil meraih tangan kanan milik gadisnya dan menggenggam tangan itu dengan erat, kemudian mengecup punggung tangannya. Ia terus memandang bagaimana jemari mereka bertaut dengan sempurna. Saling mengisi ruang kosong pada tiap-tiap celah jari jemari mereka.
"Kau lihat? Bahkan jemari kitapun ditakdirkan untuk bersama, Jun.." Sambung Kris, sambil mengangkat genggaman tangan mereka. Membuat Junmyeon menarik kurva indah diwajahnya hingga membentuk garis berbentuk bulan sabit yang tampak sangat cantik, menghiasi wajahnya.
"Maka dari itu jangan ragukan aku, karena aku sangat mencintaimu." Ucap Kris sambil mengecup sudut bibir milik Junmyeon, membuat gadis ini merona sampai ke telinga. Tanpa disangka olehnya, Junmyeon balas mengecup bibirnya dan akhirnya terjadilah tautan itu. Kris yang mengulum bagian atas dan bawah bibir gadisnya dengan sangat lembut. Menyesap rasa manis dari bibir berwarna peach itu dan menarik Junmyeon untuk masuk kedalam pelukannya.
.
.
Junmyeon membuka jendela besar yang menghubungkan kamarnya dengan balkon diluar. Setelah menyingkap gorden kamarnya lebar-lebar, ia melangkahkan kakinya keluar dari ruang kamarnya. Gadis itu memejamkan kedua belah matanya, menikmati hangatnya sinar mentari yang menerpa pori-pori kulit wajahnya dan semilir angin yang membelai kulitnya dengan sangat lembut.
"Kau tidak masuk? Disini dingin," Ucap sosok yang tiba-tiba muncul dibelakangnya. Membuat gadis itu menolehkan kepalanya sebentar, lalu kembali mengalihkan pandangannya.
"Tidak. Disini nyaman, aku suka." Jawabnya sambil kembali memejamkan matanya.
Kris berjalan mendekat, dan memberikan gadisnya backhug sambil menutupi tubuh mereka menggunakan selimut bermotif Rilakkuma dari atas tempat tidur Junmyeon. Ia meletakkan wajahnya diantara perpotongan sempit leher jenjang dan putih milik Junmyeon, sambil menghirup aroma Rose butter yang sangat menenangkan. Aroma tubuh Junmyeon memang berbeda untuk beberapa waktu, tapi selalu membuatnya merasa nyaman.
Junmyeon merasakan pipinya menghangat saat merasakan sentuhan lembut dari kekasihnya ini. Sebut saja ia maniak yang sangat tergila-gila dengan kekasihnya ini. Wajah tampan dengan wibawanya yang kuat, juga kesungguhan dan ketangguhan lelaki ini benar-benar membuatnya telah jatuh cinta. Dan rasa itu tak pernah luntur semenjak 3 tahun lalu, bahkan makin kuat adanya.
"Kris.."
"Ya, sayang." Balas lelaki itu. Sederhana, namun terdengar Cheesy, membuat sesuatu menggelitik perut Junmyeon dan membuat jantungnya beratus kali bekerja lebih cepat.
"Apa yang sebenarnya kau lakukan dengan sekertaris Lu Han kemarin? Kenapa jasmu ada padanya? Kenapa 2 kancing kemejamu terbuka? Kenapa lengan bajumu digulung? Kenapa kau menggendong sekertaris Lu?" Tanya gadis itu beruntun, membuat Kris terkekeh dibuatnya.
Junmyeon merengut saat mendengar kekehan Kris. Apa yang salah dengan pertanyaannya barusan?
"Kau itu cemburu ya, sampai 2 kancing kemejaku yang kecil terbuka saja kau memperhatikannya secara detail?" Ucap Kris dengan nada menggoda, membuat rona merah menjalari pipi gadisnya. Melihat itu membuat Kris makin semangat menggoda Junmyeon.
"Siapa yang tidak cemburu melihat kekasihmu menggendong orang lain! Apalagi..." Pekik Junmyeon kesal dengan nada menggantung, membuat Kris mengerutkan keningnya heran.
"Apalagi..?" Ucap Kris, mengulang pernyataan gadisnya barusan. Membuat Junmyeon sedikit menggigit bibir bawahnya.
"Kau tahu sekertaris Lu itu sangat cantik, ramah dan seksi. Bahkan tubuhnya jauh lebih tinggi dariku. Huwaaaa.." Pekik Junmyeon kesal sambil menghentak-hentakkan kakinya kelantai, membuat lelaki di belakangnya makin mengeratkan pelukannya disana dan tersenyum –walau Junmyeon tidak tahu itu.
"Ya.. ya.. Aku tahu kalau sekertaris Lu itu sangat cantik, ramah dan seksi. Bahkan tubuhnya jauh lebih tinggi darimu.." Kris mengulang perkataan Junmyeon, membuat gadis dalam dekapannya ini menginjak ujung kakinya menggunakan pangkal kakinya yang terlihat memutih karena kedinginan.
"Aw! Aku belum selesai berbicara, Jun!" Kata lelaki itu sambil meringis, kesal karena kakinya sengaja diinjak oleh Junmyeon.
"Tapi dia itu hanya temanku, sayang. Aku nyaman berbicara dengannya karena ia berasal dari Beijing, dari negara yang sama denganku.."
"Dan soal jas itu.. Kulihat model bajunya kemarin sleeveless dan aku kurang nyaman melihatnya. Jadi.. Kupinjamkan jas milikku padanya," Sambung Kris, mencoba menjelaskan dengan perlahan pada kekasih mungilnya ini.
"Lalu, lengan kemeja dan 2 kancingku itu sengaja kubuka dan kugulung karena mobilku mogok kemarin, selepas makan siang bersama kolega dari perusahaan Lee di restoran bulgogi ujung persimpangan. Aku mendorong mobilku dan karena kepanasan.. Yah, begitulah." Ujar lelaki itu, membuat Junmyeon langsung menoleh kearahnya.
"Memang kau hanya bawa mobil sendiri? Kemana sekertaris Lu?" Tanya gadis itu lagi, terdengar menuntut dan penasaran. Kalau ini adalah serial manga pada komik-komik jepang atau meme emotikon, sosok Junmyeon pasti sudah digambarkan dengan gadis bertanda tanya besar di kepalanya.
"Sekertaris Lu cedera engkel, karena terjatuh dari tangga saat mengambil minuman untukku kemarin pagi. Tadinya aku akan membatalkan makan siang itu, tapi kolega bilang ia ingin membicarakan suatu hal yang penting dan sekertaris Lu juga tidak menolak.. Maka dari itu aku melanjutkan semuanya." Sambung Kris, mencoba sabar agar gadisnya tak salah paham lagi atas insiden kemarin sore.
"Karena sekertaris Lu memaksakan diri, engkelnya semakin membengkak. Membuatnya tidak bisa berjalan dengan benar, makanya kugendong dia. Untung hari ini hari libur, jadi kusuruh ia ke dokter. Karena ia kemarin menolak untuk kugendong dengan alasan takut menimbulkan prasangka buruk dan pembicaraan yang tidak-tidak diantara seluruh pegawai kantor." Ujar lelaki itu lagi, sambil mencubit gemas hidung kekasihnya. Junmyeon hanya mengangguk mengerti dalam pelukannya.
"Kenapa kau tidak menghubungiku semalam?" Gadis itu kembali bertanya, membuat Kris menghembuskan nafasnya di pipi kanan milik Junmyeon lalu mengecupnya.
"Aku tahu, bahwa tidak ada gunanya menerangkan semua hal itu padamu karena well.. Aku juga tahu kalau kau tidak akan mendengarku," Jawab lelaki itu, membuat gadisnya merengut kesal.
"Lagipula semalam mama datang berkunjung dan kembali ke Sydney tengah malam. Aku tahu kalau kau tidak akan tidur diatas jam 10 malam, sayang.." Lanjut lelaki itu, sambil mengecup lembut rahang milik Junmyeon. Membuat gadis itu bergelinjang geli karena ulahnya.
"Aku tahu kalau kamu bisa mempercayaiku, dan aku berjanji untuk tidak melanggar kepercayaanmu, Jun." Ujar lelaki itu lagi, sambil membalikkan tubuh kecil milik Junmyeon sehingga menghadap kearahnya. Ia menatap manik angelic milik Junmyeon dan tersenyum lembut.
"Aku sangat mencintaimu, karena kamu tahu." Ucap lelaki itu lagi, sambil mengecup lembut kening Junmyeon dengan lembut. Membuat gadis Kim itu lagi-lagi hanya dapat memejamkan kedua belah matanya. Menikmati tiap-tiap sentuhan lembut dari kekasihnya.
.
.
Fin!
a/n: Hii reader-nim para Fanmyun shipper! I'm back with Because You Know sebagai sequel dari You make me complete. Ini seriusan masih anget –fresh from the oven dan aku serius gak nyangka kalau You make me complete bakal ada yang 'ngelirik' dan yang paling tidak disangka adalah minta sequel, karena.. Well, tbh gak terbesit sedikitpun dalam benak aku untuk bikin sequel, hihihi ^w^
aku berharap fluffnya dapet di sequel ini dan... wth mood aku nulis kali ini akibat dari salah satu pic dari Hello Krisho dengan Junma yang manis berpipi chubby berdiri sebelahan sama Kris! Juga karena donnuts coffee yang aku dapet dari ibu aku kemarin, entahlah jadi kepikiran sama mereka :3 oh ya kalau kalian tau fansite stuck on you, salah satu fansite KrisxChanyeol dengan pic Kris waktu di EMA tahun lalu.. well, dari situlah penggambaran karakteristik seorang Kris Wu versi aku.
Makasih buat yang udah susah-susah review! Dan yang minta sequel marriage life Krisho... I''m not sure tapi kalau memang sempet, akan aku usahain. Dan jangan minta NC sama diriku ya, hahaha.
Thanks juga buat Raemyoon yang udah kasih tahu penjurusan yang bener. Mwehehe, aku memang kurang tahu, tapi aku penggila segala fakultas yang berhubungan sama ilmu bahasa^^ thanks darling, udah kasih perbaikan!~
sekali lagi thanks for review! Dan aku harap kalian sudi ninggalin jejak lagi di cerita yang ini^^ tolong kasih aku masukan biar aku bisa bikin cerita yang mungkin lebih 'layak' hihi.
Terimakasih: yongchanPikaaChuuruixi1 .96DiraLeeXiOhleeyeoljimae407203alyanabilah | baekki | Raemyoon | nonagrice | Emmasuho | Guest
Byebye my beloved 100's couple shipper! Ppyong~
