…
"Oppamu kembali ke Korea pagi ini dengan penerbangan pertama, jika kamu mencarinya" sebuah suara menggelitikku untuk berbalik ke belakang dan menemukan seseorang yang menjadi saksi kekacauanku di waktu patah hatiku. Damn! Aku benci mempunyai takdir seperti ini.
Aku benci bertemu dengannya.
Kulihat alisnya naik separuh, sambil ngelihatin aku yang sedang menatapnya sebal. Kemudian memiringkan kepalanya dengan sebelah bibirnya menyunging ke atas. Untuk kedua kalinya aku harus bilang, kalau aku benci padanya. Benci karena melihat fckin' sexy smirk miliknya! Damn!
"Aku pikir kamu nggak akan melewatkan sarapanmu kali ini. Wajahmu menunjukkan rasa kelaparan dengan tatapanmu padaku. Ku mohon, jangan memakanku sekarang"
WHAT DID HE SAY?!
Mataku melotot, dan sedikit mengumpat. Pipiku memanas, dan semoga tidak ada warna merah kali ini. Atau aku akan malu total!
Dan dia malah terkekeh jenaka! Kupijit pelipisku, mencoba sedikit mengurangi tekanan darahku yang sepertinya naik hingga ke ubun-ubun pagi ini. Pria sialan.
"Ah Mianhae. Sepertinya aku membuat mood mu buruk pagi ini!"
"Dasar brengsek!" ucapku akhirnya, dan segera melangkah melewatinya. Aku haus dan butuh air dingin. Dan aku tahu di mana tempatnya.
"Kamu mau Sweet Corn? Ini akan membantumu mendapatkan mood-mu kembali" Ucap namja itu lagi, sambil menuangkan jagung yang sudah terpisah dari tubuhnya, dan diletakkan ke dalam mangkuk ukuran sedang. Kemudian tangan kanannya bergerak mengambil susu kental putih, dan sentuhan terakhirnya adalah menaburkan keju yang sudah di serut.
Aku menatapnya, yang kini menyodorkan semangkuk jagung yang entah namanya makanan itu apa, kepadaku, dengan senyuman yang super manis menurutku. Damn aku memujinya lagi.
"Thanks" ucapku singkat, mengambil kursi di meja makan, menaruh segelas air putihku di sebelah mangkukku, kemudian memakan jagung rebus dengan topingnya itu.
Rasanya… haruskah aku memujinya lagi, kalau rasanya memang beneran enak, dan aku yakin sekali, moodku sudah mulai membaik sedikit demi sedikit.
And damn again. Should i thank to him, again?
"Nggak perlu terima kasih. Aku tahu banget rasanya emang enak. Dan dengan senang hati, aku akan membuatkan sarapan pagi seperti itu, untukmu. Selama yang kamu mau" tutupnya dengan kedipan sebelah mata, lalu balik kanan meninggalkanku sambil membawa sekotak susu coklat di tangannya.
"Whatever. Jagung ini terlalu berharga buat aku lewatin, Cuma gara-gara pria satu itu" aku kembali menikmati jagung yang meskipun dibuat secara sederhana, namun mampu membuatku ketagihan sepertinya. Aku rela gendut untuk yang satu ini.
.
.
.
"Aku Kyuhyun, dan kamu bisa memanggil aku Kyuhyun-ah, Kyuhyunie, atau mungkin Chagiya? Kamu bebas memilih"
Bisakah namja satu ini, tidak mengganggu acara maskeranku di pagi ini? Aku sedang tidak ingin berdebat, atau maskerku rusak anti.
Aku memilih diam. Tentu saja. Dan kembali membalik majalah fashion di tanganku. Berharap cueknya aku akan membuatnya kesal dan pergi.
"Aku tahu, kamu tidak akan menjawab pertannyaanku dengan Cuma-Cuma" aku mendelik ke arahnya. Apa maksudnya?!
"Tapi kebetulan mulutku sedang berada pada kondisi ON, dan aku mohon sekali, untuk mendengarkan setiap perkataan yang keluar dari bibir sexyku ini" aku mulai jengah. Dan aku pikir nggak perlu buat nikmatin apa yang dia bicarain. Cukup fokus aja dengan majalah fashion di tanganku.
"Pertama, aku adalah teman Hankyung, Oppamu sejak setahun yang lalu. Dan ternyata kita adalah teman lama. Kita bertemu di Indonesia tepatnya saat kami melakukan pendakian ke gunung merapi. Karena alasan sama-sama orang Korea, maka aku mengajaknya untuk tinggal di rumahku, dan aku menganggapnya sudah seperti saudaraku sendiri." Dan aku hanya merespon dengan sekali anggukan. Cerita yang biasa aja.
"Kedua, Oppamu tadi sebelum ke Korea, dengan resmi nyerahin kamu ke aku, buat aku jagain dengan sebaik dan seaman mungkin. Jadi semua yang kamu lakukan di sini berada dalam pantauanku. Jika kamu ingin ke suatu tempat, bilang padaku, aku akan mengantarmu kemana aja." aku mendelik degan ucapannya kali ini. Apa-apaan Oppa ini?! Menyerahkan dengan resmi? Dikira nikah apa?!
"dan yang ketiga…" dia memberi jeda pada kalimatnya, sambil mengangkat sebelah alisnya "Apakah kamu mengingatku?" pertanyaan apa ini?
"Jangan paksa aku untuk menceritakan kejadian pertama kali kita ketemu di restau-" OMO! Aku langsung membungkam mulutku, baru menyadari, jika aku kelepasan bicara. Akh maskerku! Dan si tengik ini malah terkekeh!
Aku langsung berjalan dengan kesal menuju wastafel, membasuh seluruh masker yang menempel di wajahku.
"Berganti pakaianlah. Aku akan mengajakmu ke suatu tempat" Ucapnya lagi dengan tiba-tiba dan hampir aja aku kepleset saking kagetnya.
"Kenapa aku harus menurutimu?!" ucapku kesal, melewatinya.
"Ayolah, kamu jauh-jauh ke sini bukan untuk berdiam diri di rumah kan? Aku berjanji tidak akan membuatmu kesal lagi" Oh, sepertinya dia sangat tahu diri kalau sering ngeselin aku. Bagus.
"Ok, tapi jangan ngusik aku untuk 30 menit ke depan. Cewek butuh waktu lama untuk mempersiapkan dirinya" ucapku datar,masih membelakanginya.
"Kkkk… kamu tahu? Kamu sudah sangat cantik, hanya dengan kondisi seperti ini saja"
Blush…
Aku harus bersyukur, untuk nggak seorangpun liat merahnya pipiku sekarang. Aku langsung melangkah cepat menuju kamarku dengan langkah lebar sambil menundukan kepala. Yang bener aja, Cuma kata-kata biasa aja aku bisa ngerasain pipiku memanas, dan aku yakin warnanya sangat merah! Aishh… kapan terakhir aku ngeblush coba?!
.
.
.
Flashback
Kim Kibum berjalan dengan menghentakkan kakinya disepanjang koridor kampusnya. Tangan kirinya menyentuh bagian dadanya, bagian di mana rasa sesak itu masih terasa hangat menjalari hati hingga pikirannya.
Air matanya ditahan untuk tidak keluar. Setidaknya tidak di tempat umum.
"Kim Kibum?" Kibum menghentikan langkahnya, saat seseorang memanggilnya.
Kim kibum mengernyitkan keningnya, saat cowok di depannya menatap dengan senyum ramah, seolah mengenalnya. Atau mungkin memang kenal.
"Iya, aku Kim Kibum. Anda siapa?"
"Kamu tidak mengingatku?" Pria di depannya mengangkat sebelah alisnya, sambil bersedekap. Sementara Kibum masih menatapnya dengan menilai. Kemudian menggelengkan kepalanya.
"Kita pernah satu SMA dulu, tapi aku berada satu tingkat di atasmu… ah, biar aku perjelas, kamu asisten dr. Oh kan, dan aku salah satu pasien. Tanganku patah dulu, karena cedera saat main basket. Ingat?"
Kibum masih bergelayut dengan masa SMAnya dulu, untuk mengingat, bagian mana di saat dia menolong cowok di hadapannya ini. Memang benar, dia dulu asisten dr. Oh, salah satu dokter khusus di SMAnya dulu. Tapi tetap saja ia tidak mengenal.
"Maaf, aku menyesal, banyak pasien dr. Oh yang dulu ikut aku tangani, jadi…" Kibum tersenyum gamang, namun pria dihadapannya ikut tersenyum mengerti.
"Baiklah, mungkin memang takdir kita untuk bertemu dan saling mengenal lagi… Aku Siwon. Choi Siwon, mahasiswa semester 5, satu tingkat di atasmu" ucap Pria itu sambil mengulurkan tangan kanannya. Dan di sambut ramah oleh Kibum.
"Aku Kim Kibum… tapi maaf lagi, eumm… aku harus pergi sekarang"
"Jangan sungkan. Pergi saja jika masih ada urusan. Aku rasa kita akan bertemu lagi. Mungkin nanti malam" jawab Siwon sambil mengedikkan bahunya, sambil tersenyum manis kepada Kibum, yang sedikit merasa risih dengan tatapannya.
Kemudian dengan sedikit canggung, kibum meninggalkan Siwon dengan sedikit tergesa-gesa. Hatinya masih gelisah, jadi bukan waktu yang tepat untuk mengobrol dengan kawan lama. Yah, sejenak Kibum teringat dengan nama Choi Siwon.
"Apakah dia Choi Siwon, putra dari pemilik Hyundai Corp itu?" gumam kibum lirih. Sementara Siwon masih tersenyum memandangnya dari kejauhan.
.
.
.
Sebulan berlalu, semenjak pertemuan antara Siwon dan Kibum di kampus, hingga berakibat pertemuan rutin lainnya, entah sengaja ataupun tidak sengaja. Hingga akhirnya tiba pada suatu malam saat kota Seoul diguyur hujan yang sangat lebat, namun tak menghalangi aktivitas kejar-kejaran ala India, yang Kibum dan Siwon lakukan di bawah guyuran hujan.
"Kim Kibum, awas kau yah, aku nggak akan pernah mengampunimu, jika foto tadi beneran kamu upload di instagram!" teriak Siwon, sambil mengejar Kibum, yang larinya semakin gesit, meskipun di tengah hujan lebat malam ini.
"Hahaha… coba saja kejar aku! Kamu nggak akan bisa nangkep aku. Pak tua!" ejek Kibum sambil meleletkan lidahnya, mengejek Siwon.
Brukkk…
Tiba-tiba saja Siwon terpeleset, dan terjungkal di atas tanah yang becek. Siwon mengaduh memegangi kakinya, yang sepertinya sangat kesakitan. Kibum yang melihatnya langsung berlari menghampiri Siwon yang sedang memegangi kakinya yang kesakitan.
"Si…Siwon, kamu nggak pa pa kan?" Tanya Kibum dengan wajah panik.
Grepp…
Tiba-tiba saja Siwon memeluk Kibum dengan erat. "Would you be my girlfriend?" ucap Siwon kemudian. Namun Kibum tidak merespon.
"Aku janji, akan bikin kamu lupain dia, dan bikin kamu cinta sama aku. Please, kasih aku kesempatan" Siwon mengurai pelukannya,menatap lembut Kibum, yang menatapnya dengan sayu. Air hujan berbaur dengan air matanya yang mengalir akibat rasa haru. Haru karena ada seorang namja yang ingin meperjuangkannya.
Meskipun masih bingung dengan perasaannya kepada Siwon sendiri. Dengan pelan Kibum menganggukkan kepalanya, tanda diterimanya rasa cinta, dan bersedianya dia menjadi kekasih Siwon untuk waktu yang tidak pernah dia bayangkan. Saat itu, Kibum berjanji pada dirinya sendiri "Aku akan berjuang dengan siapapun yang berjuang untukku. Choi Siwon, buat aku percaya, dan yakin padamu"
Setidaknya dicintai lebih baik dari pada mencintai, namun tanpa balasan.
Kemudian keduanya larut dalam pelukan hangat di bawah guyuran hujan yang semakin deras, keduanya merasakan kehangatan satu sama lain.
Flashback end.
.
.
.
Kibum memandang derasnya hujan dari dalam mobil, meskipun masih terbilang siang, matahari masih belum mau menampakkan wujudnya, dan mempersilahkan awan menjatuhkan airnya untuk membasahi bumi.
"Mikirin mantan?" ucap Kyuhyun, melirik Kibum sekilas, lalu fokus dengan kemudinya.
Kibum tidak menjawab, membuat Kyuhyun mendengus kesal, karena diabaikan.
"Baiklah, kita sudah sampai, dan aku harap, kamu nggak akan berdiam diri di sini terus" Kyuhyun keluar dari mobil, lalu mengitari mobilnya dari depan dan membukakan pintu untuk Kibum.
Dengan malas Kibum mengikuti langkah panjang Kyuhyun di depan, dengan paying di tangannya.
"Restauran?" gumam Kibum lirih, sambil mengedarkan seluruh pandangannya ke penjuru ruangan. Dilihatnya suasana yang sedikit remang, namun terkesan menenangkan. Tempatnya tidak begitu ramai, mungkin karena hujan yang tak kunjung reda.
Langkahnya semakin masuk ke dalam, dan langsung di suguhi live music keroncong, yang terdengar menenangkan dan berkelas. Kibum menikmati alunan musik bersama dengan penyanyi perempuan yang suaranya tak kalah merdu.
Mereka berdua memilih duduk di depan panggung yang menyuguhkan live music keroncong. Seorang pelayan datang, dan memberikan menu kepada mereka berdua.
"Kamu harus nyobain wedang ronde, dan bakpia khas restaurant ini, kamu pasti ketagihan" ucap Kyuhyun di balik buku menunya, sementara Kibum masih fokus dengan lagu yang dinyanyikan si penyanyi.
"Terserah. Pesankan aku apa aja, yang penting nggak makanan berat" jawab Kibum, tanpa menatap Kyuhyun.
Kyuhyun menatap Kibum, yang masih fokus dengan live music di depannya, kemudian terkekeh pelan. "Saya pesan wedang ronde 2, dan sepiring bakpia yah" ucap Kyuhyun, tak lupa melayangkan senyum ramah pada si pelayan.
"Kau mau bernyanyi denganku?" Tanya Kyuhyun pada Kibum. Lagu yang dinyanyikan sudah mulai selesai.
"Memang kau bisa menyanyi?" Tanya Kibum, dengan pandangan meremehkan.
"Aku yakin kamu akan terpesona dengan suaraku" ujar Kyuhyun dengan smirknya, kemudian berjalan ke panggung, dan membisikkan sesuatu dengan salah satu pemain musiknya. Sementara kibum bersedekap, dan menunggu apa yang akan di lakukan pria yang baru dikenalnya itu.
"Eherm… perkenalkan, saya Cho Kyuhyun, dari Korea Selatan. Di sini, saya ingin menghibur seorang wanita yang duduk di hadapan saya sekarang. Dan saya mohon tepuk tangan dari kalian semua. Khamsahamnida"
Kibum hanya bisa melongo, tak mengerti dengan bahasa yang baru saja diucapkan Kyuhyun, namun ketika banyak orang yang memandangnya, kibum menyimpulkan bahwa, Kyuhyun menyinggung tentangnya tadi. Membuat Kibum merasa risih, karena masih saja dilihat pengunjung yang berada di sini.
Kemudian sebuah intro yang tercipta dari tuts-tuts keyboard bersenandung, mengawali lagu yang akan di nyanyikan. Terlihat Kyuhyun menarik nafas pelan kemudian bernyanyi
What would I do without your smart mouth?
Drawing me in and you kicking me out
You've got my head spinning, no kidding, I can pin you down
Whats going on in that beautiful mind
Im on your magical mystery ride
And I'm so dizzy, don't know what hit me, but I'll be allright
My heart under water but im breathing fine
You're crazy and I'm out of my mind
Cause all of me
Loves all of you
Kibum menatap takjub, lelaki yang bernyanyi di depannya. Suaranya begitu indah hingga mampu menyelami relung hatinya. Rasanya dia pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya. Mungkin hanya de javu.
Semua kenangan dirinya akan Siwon, seolah-olah menguap, hanya dengan mendengar suara Kyuhyun yang mampu mengalihkan fokusnya hanya pada Kyuhyun seorang. Entah mengapa, namun Kibum menikmatinya.
.
.
.
"Apakah kamu seorang penyanyi?" Tanya Kibum untuk kesekian kalinya. Kini mereka sedang berada di mobil, untuk perjalanan selanjutnya.
"Kamu udah nanyain prtanyaan ini berulang kali. Dan aku hanya akan jawab, Aku bukan penyanyi. Okay? It's just hobby" Kyuhyun menggelengkan kepalanya sambil tersenyum. Heran aja dengan Kibum, yang masih aja ngejar, karena nggak percayanya dia sama kyuhyun "Sifat kamu yang satu ini, ternyata nggak pernah berubah" batin Kyuhyun, mengingat masa lalu.
"Kamu ini Babo atau apa sih? Punya suara bagus, harusnya kamu jadi penyanyi! Hey, Negara kita punya gaji yang sangat besar untuk penyanyi, apalagi penyanyi Solo. Kamu bisa menjadi kaya raya, punya jet pribadi, mansion mewah, dikelilingi para fans, dan tentunya kamu akan punya banyak simpanan wanita-wanita sexy di sana"
Kyuhyun menahan tawanya, karena kecerewetan Kibum. Sepertinya tadi Kibum sangat tidak suka dengannya, hingga enggan sekali bicara dengannya. Tapi bahkan sekarang, dia mempunyai kalimat panjang untuk kebodohan seorang Cho Kyuhyun. Menarik sekali.
"Oke…oke, akan kujelaskan padamu. Pertama, aku sudah kaya, dan nggak perlu jadi penyanyi, yang akan lebih banyak menyita waktuku, bahkan di tahun baru. Kedua, aku tidak suka dengan pesawat apalagi jet pribadi, dan aku tidak suka mansion mewah, aku akan merasa kesepian karenanya. Dan ketiga, aku tidak suka dikerubungi banyak orang, percayalah, aku punya banyak fans saat SMA, dan Kuliah dulu, dan itu sangat merepotkan. Dan yang terakhir, semua yang ada pada tubuh wanita sexy itu hanya palsu"
"Oh My God! Are you GAY?!" Kibum spontan bicara, saat mendengar, bahwa kyuhyun tidak menyukai wanita sexy. Dan itu sukses membuat Kyuhyun shock.
"No! dan kita sudah sampai sekarang! Ayo turun" Ucap Kyuhyun tegas, dan keluar dari mobilnya.
"Apa dia tersinggung?" gumam Kibum, segera turun dari mobil dan mengikuti Kyuhyun yang langkahnya begitu lebar. Hujan sudah berakhir sejak beberapa jam yang lalu.
"Yakk, jangan meninggalkanku? Apa kau marah?" teriak Kibum, dan Kyuhyun membalikan tubuhnya sambil berkacak pinggang.
"Lain kali jangan seenaknya bilang orang lain G-"
"Oh My God! This is so beautiful" Kibum memotong ucapan Kyuhyun, dan berjalan semakin maju ke depan melihat pemandangan malam di depannya. Sementara Kyuhyun hanya mendengus kesal.
Kyuhyun menyampirkan jaketnya ke tubuh Kibum, dan bersedekap di sampng Kibum "Tempat ini namanya 'Bukit Cinta', kamu bsa melihat pemandangan lampu-lampu kota dari sini dengan luasnya, seperti kamu melihat gugusan bintang di langit." Jelas Kyuhyun dengan senyum. Kyuhyun selalu mengingat kenangan manis itu.
.
.
.
TBC
Have fun guys. Happy new year *0*)/
