Hi! Cupid.

By chanbaexx

Cast: Park ChanyeolㅡByun Baekhyun and others

Pair: Chanbaek/Baekyeolㅡslight!Hunhan

Rated: T

.

YAOI . Typo(s)

.

Happy Reading!

.

Pria berkulit pucat dengan postur tinggi keluar dari ruang international arrivals sambil mendorong airport trolley, yang dipenuhi berbagai macam ransel. Kedua telinga tersumbat oleh sepasang headset yang membuatnya tambah menawan. Bibirnya sesekali bergerak, menyanyi tanpa suara mengikuti alunan musik yang ia dengar. Parfum dengan bau maskulin menyebar kemana saja, membuat beberapa mata wanita tertuju padanya.

Matanya berputar ke seluruh penjuru bandara, mencari seseorang yang berjanji untuk menjemputnya. Iris matanya menangkap banner berwarna merah muda yang terangkat lumayan tinggi, menampilkan namanya di sana. Taklama kemudian, matanya bergantian melihat kebawah dan menemukan penjemputnya di sana. Berjinjit dengan susah payah, karena tertutup beberapa pria berbadan tinggi.

Kakinya ia bawa untuk mendekat ke arah pria penjemputnya itu dengan tak sabaran. Dengan satu hentakan, kedua belah headset-nya tercabut dari telinganya, dengan cepat ia masukkan ke dalam kantong jaket yang ia pakai. Semakin dekat, ia bisa melihat wajah penjemputnya yang terlihat sebal. Oh, bolehkah ia tertawa sekarang? Wajah penjemputnya sangatlah menggemaskan saat ini. Bagaimana bibir itu terus mengerucut juga kadang mencibir sesuatu yang ia tak tahu apa. Kakinya terus ia jinjitkan dan kedua tangannya terus mengancung ke atasㅡmengangkat banner.

"Hi, Baek." pria itu merangkul penjemputnyaㅡBaekhyunㅡdengan posesif begitu ia berhasil menarik Baekhyun dari kerumunan tadi.

"Aish, siapa kaㅡSe-sehunnie?"

Baekhyun tersentak begitu menoleh kesamping dan menemukan sosok Sehun di sana. Setelah lima tahun terpisah oleh lautan yang cukup luas, akhirnya bisa melihat Sehun lagi. Betapa senangnya ia sekarang. Otaknya langsung berfikir jauh ke depan. Mulai dari bagaimana ia akan menghabiskan waktunya bersama Sehun, bermain game bersama Sehun, membeli es krim bersama Sehun, makan bersama Sehun, bahkan tidur bersama Sehun. Ia sudah lama menunggu waktu itu.

Wajah Baekhyun langsung berubah ceria. Dengan cepat ia dekap pria tinggi depannya dengan erat. Ia tenggelamkan kepalanya di dada pria itu, sesekali juga menggesekkan hidungnya disana. Mata Baekhyun mulai memanas, air matanya akan jatuh seakan-akan dengan inilah dia bisa memperlihatkan betapa rindunya ia pada sosok yang dipeluknya sekarang.

Sehun tersenyum melihat kelakuan Baekhyun yang begitu menggemaskan. Tangannya terangkat, membalas pelukan Baekhyun dengan erat pula. Melepaskan rindu yang sama banyaknya dengan yang Baekhyun rasakan. Rasanya ia ingin berteriak saking senangnya bertemu Baekhyun.

"Sehunnie... kau bertambah tinggi, eoh?" ucap Baekhyun disela isakannya. Kepalanya sedikit ia dongakkan untuk melihat wajah tampan Sehun.

Sehun terkekeh pelan, "Tidak. Kau saja yang semakin pendek," tangan Sehun mengusap surai Baekhyun lembut, masih dengan posisi yang sama, karena Baekhyun menolak untuk melepasnya.

Baekhyun mempoutkan bibirnya, "Tinggiku bertambah sepulu senti sejak kau pergi, jika kau ingin tahu."

"Itu adalah perkembangan paling lamban yang pernah kutemui sejak lima tahun di Amerika, Byun,"

Baekhyun tertawa geli, kemudian melepaskan pelukan mereka, "Itu karena di Amerika tidak ada pria mungil seperti diriku, 'kan?"

Sehun terdiam. Mimiknya langsung berubah menjadi murung. Wajah seseorang tiba-tiba teringat di dalam pikirannya saat Baekhyun menyebutkan pria mungil di Amerika. Membuat dirinya seperti kehilangan udara untuk dihirup, dada sesak dan raganya terasa terbang.

Dahi Baekhyun mengernyit heran melihat mimik wajah Sehun yang berubah seketika. Tetapi dia tidak memperdulikan itu dan terus menarik Sehun untuk pergi, "Kajja."

Yang di tarik langsung tersadar dari lamunannya, pasrah saja ketika di tarik oleh Baekhyun yang tenanganya cukup kuat.

"Eomma sangat senang saat mengetahui kau akan pulang ke Seoul. Dia sedang masak besar-besaran sekarang," ucap Baekhyun sambil membetulkan posisinya menjadi berada di samping Sehun, agar lebih mudah bercakap-cakap.

Sehun mengangguk sambil sedikit tertawa, "Tapi Baek, aku hanya akan menginap di rumahmu sehari saja. Besoknya, aku akan berkemas di apartemen yang sudah ku beli,"

"Eoh? Kau membeli apartemen?" Baekhyun menoleh menatap Sehun, matanya berkedip-kedip lucu, "Kenapa?"

Sehun mengusap kepala Baekhyun dengan gemas, "Tentu saja aku tidak mau merepotkan keluargamu, Byun," Senyum menggodanya tiba-tiba keluar, wajahnya ia dekatkan ke telinga Baekhyun, "Lagipula, aku tak ingin menjadi gulingmu setiap malam, itu sangat pengap, kau tahu?"

"Dasar! Aku punya Ted yang bisa kupeluk sekarang," Baekhyun cemberut, tangannya memukul pelan bahu Sehun dua kali. Tiba-tiba rasa penasarannya muncul, kepalanya langsung ia putar ke arah Sehun. Matanya menatap tepat di wajah Sehun dengan penuh selidik, "Sehunnie, apa yang telah kau dapat selama di Amerika? Kau minum?"

Sehun menjawab pertanyaan Baekhyun dengan tawaan geli, membuat Baekhyun mengerutkan dahinya kesal. "Jawab pertanyaanku, Sehunnie. Apakah kau memakai narkoba juga?"

"Tidak,"

Sehun memberi kode ingin naik kepada supir taxi yang sedang bersantai di jok mobilnya. Baekhyun tetap mengikutinya dari belakang, tangannya terus bergantung pada lengan kiri Sehun seperti anak kecil.

"Kau sering pergi ke club?" Baekhyun melemparkan pertanyaannya lagi saat mereka sudah mendudukkan bokong mereka di jok belakang taxi.

Sehun menoleh malas, "Yeah, jika aku sedang bosan,"

"Kau di bawah umur. Bagaimana kau bisa masuk?"

"Byun Baekhyun, kenapa kau ingin tahu?" Sehun sepertinya sudah jengah dengan berbagai pertanyaan yang di lontarkan Baekhyun. Pria albino itu mengambil headset di saku jaket, kemudian kembali menyumbat kedua telinganya dengan benda itu.

Baekhyun dengan tangan jahil langsung melepaskan headset yang menyumbat telinga kanan Sehun, kemudian memindahkan headset itu ke telinganya. Kepalanya ia jatuhkan ke bahu Sehun sebagai sandaran. Matanya mulai terpejam, menikmati alunan musik yang sangat indah dan sayangnya ia tak tahu siapa yang membawakannya.

Hening menyelimuti keduanya sekitar lima belas menit, hingga tiba-tiba Baekhyun bangkit dari posisinya seperti orang yang baru saja menangkap basah maling, "Ya! Apa kau pernah bercinta?"

"Tentu saja, bodoh!" Jawab Sehun lantang tanpa tahu malu. Tangannya ia layangkan untuk memukul kepala Baekhyun, membuat Baekhyun mengaduh kesakitan.

Yang lebih kecil sedikit terkejut mendengar penuturan itu, tapi setelah itu Baekhyun biasa-biasa saja. Bahkan dia sudah pernah melakukannya dengan Park Chanyeol, tentu saja Baekhyun tahu bagaimana rasanya bercinta. Tetapi, ada sesuatu yang membuat Baekhyun penasaran. Siapa yang menarik perhatian Oh Sehun yang dingin ini?

Baekhyun tersenyum nakal, alisnya ia naik turunkan seakan menggoda Sehun, "Dengan siapa?" Tanyanya dengan nada penasaran juga menggoda. Mulutnya mengeluarkan tawa saat ia melihat Sehun yang seketika merona, "Woah, kau merona, Sehunnie. Apakah dia sangat cantik sampai-sampai membuatmu jatuh kepadanya? Oh, oh atau mungkin dia sexy? Dia pria atau wanita? Apakah aku mengenalnya?"

"Apa? Yang aku ingat, aku tidak pernah mengenalkan teman-teman Amerikaku kepadamu, Baek"

"Memang tidak," Baekhyun menyandarkan punggungnya ke badan kursi, "Ah, aku mengenal Angela, teman sekelasmu yang memiliki dada besar dan bokong yang sexy itu,"

Sehun menoleh dengan cepat. Dia tercengang disana. Kali ini dia mengagumi kemampuan sangat ingin tahu Baekhyun, sampai-sampai pria yang ada di sampingnya ini mengenal Angelaㅡyeah, gadis Inggris yang memiliki dada besar dan bokong yang sexy, sayangnya sedikit murahan.

"Bagaimana bisa kau mengenalnya?" Sehun duduk dengan tegap, ingin mengetahui lebih. Matanya mulai terlihat serius melihat Baekhyun, membuat yang ditatap sedikit gugup.

Baekhyun merubah posisi duduknya menjadi ke samping, memudahkan dirinya untuk bertatap langsung dengan Sehun, "Uhm, dia yang pertamaku menyapaku di sns, kau tahu? Dia berkata wajahku sangat mirip dengan temannya, kalau tidak salah namanya Lu...lu...hm.." satu jari Baekhyun diketukkan ke dagunya, matanya berputar-putar lucu seperti sedang berfikir, tidak memperdulikan Sehun yang sedikit terkejut, "Aish, aku lupa. Angela berkata, aku mengingatkannya dengan Lu itu. Lalu, Angela mengatakan bahwa Lu seorang pembunuh. Dia mengerikan, juga gila. Angela sering melihatnya berbicara sendiri. Ekspresinya ketakutan dan tubuhnya bergetar. Aku juga tak tahu pasti, Sehunnie. Mendengar ceritanya saja sudah membuatku merinding."

Baekhyun terheran untuk sekian kalinya. Melihat Sehun yang sedari tadi lebih banyak diam membuatnya curiga. Baekhyun sangat mengenal Sehun. Dia bukannlah tipe orang yang hobi mengabaikan omongan lawan bicaranya. Tetapi kali ini? Sehun berbeda.

Gotcha! Baekhyun tahu alasannya!

"Sehunnie, kau mengenalnya?"

-oOo-

Senin pagi, para siswa dikembarkan dengan kedatangan Baekhyun bersama pria tinggi yang memiliki tatapan mata tajam. Mereka berjalan dengan jemari yang bertaut erat, membuat kebanyakan siswa berspekulasi bahwa pria tinggi itu adalah kekasih Baekhyun. Meskipun begitu, juga banyak yang heran karena selama ini Baekhyun tak pernah mengungkit-ungkit soal sosok pria yang dekatnya ataupun kekasih. Baekhyun anti dengan hubungan mengikat sejak putus dengan Chanyeol. Walaupun mereka memutuskan hubungan pada tahun ke tiga menengah pertama, tetapi seluruh penghuni sekolah menengah atas tahu tentang hal itu. Disebabkan oleh dua orang itu sendiri yang sering sekali mengumbar pertengkaran.

Pandangan Baekhyunn selalu berpindah kepada siapa saja yang membicarakannya. Telingannya ia pasang dengan tajam agar bisa mendengarkan apa yang mereka omongkan. Kadang ia mengumpat dalam hati ketika mendengar ada yang mengatainya tidak pantas bersama Sehun. Tak jarang pula ia tertawa dalam hati mendengar ada yang memujinya.

Lengan Baekhyun berpindah merangkul lengan Sehun manja. Kedua bola matanya bergerak kesana kemari mencari seseorang yang akan menjadi objek askinya nanti.

"Kau sudah menemukannya?" tanya Sehun berbisik, matanya melirik sebentar ke bawah, memandang Baekhyun yang berada di balik tubuhnya.

"Belum. Tetaplah memandang ke depan. Kau bisa menabㅡoh itu dia!"

Ketika iris matanya bertabrakan dengan milik Park Chanyeol, Baekhyun semakin bergelayut manja di lengan Sehun. Sehun yang menyadari perubahan tingkah Baekhyun hanya bisa berdiam diri saja, dan terus berjalan.

Baekhyun menepuk lengan Sehun, "Kau benar-benar mau membantuku kan?"

Sehun tak memandang Baekhyun, tetap memandang ke depan seperti yang Baekhyun suruh, "Tentu saja. Asal kau tidak lupa dengan janjimu,"

Baekhyun terkekeh geli, "Kau benar-benar menyukainya, eoh?"

Sehun hanya berdehem untuk menjawab itu. Dia terlalu malu untuk mengatakan iya, walaupun di depan Baekhyun sendiri. Pasalnya, Baekhyun menganggapnya sebagai adik kecil sampai sekarang. Tanpa mengingat sebenarnya umur mereka hanya terpaut beberapa bulan saja. Sehun sempat mendiamkan Baekhyun saat itu, bahkan tidak mau bertatap muka dengannya. Tetapi, karena Baekhyun yang tiba-tiba datang sambil merengek minta maaf dan langsung menduduki perutnya, Sehun tak tega. Sangat konyol.

"Dia masih mencintaimu, Baek," tiba-tiba Sehun berucap pelan. Baekhyun mendongak meminta penjelasan, "Dari matanya saja sudah sangat kelihatan. Kenapa kau tidak peka sekali, sih?"

Baekhyun tertegun,

Chanyeol masih mecintainya?

-oOo-

Chanyeol berada di balik tembok bersama Jongin. Sedang memperhatikan Baekhyun yang tengah berjalan bersama seorang pria dengan lengan yang saling merangkul. Matanya terus saja menatap tajam ke arah sana. Tubuhnya tiba-tiba memanas ditengah suhu di Seoul dibawah nol derajat. Kecemburuannya meluap dimulai ketika Baekhyun dengan santai memasuki gerbang sekolah dengan pria itu, semakin meluap ketika Baekhyun bergelayut di lengan pria itu dan saling bertatapan mesra.

Berbeda dengan Chanyeol, Jongin justru sangat santai dengan sebungkus keripik kentang di tangan kirinya. Mulutnya yang sedari tadi menguyah membuat keadaan sekitar tidak terlalu sunyi. Sesekali Jongin melirik temannya yang tengah memanas. Rasanya ingin sekali Jongin tertawa melihat Chanyeol sekarang. Bagaimana tidak? Wajah Chanyeol memerah bak kepiting hingga ke telinga, dan hidungnya sedikit mengembang pula. Untung saja Jongin masih mengingat Chanyeol adalah sahabatnya. Jika tidak, Jongin sudah menertawakannya sedari tadi.

"Akan kuhancurkan hubungan mereka," ucap Chanyeol dengan suara bass kesetanan. Matanya masih terus memandang tajam kearah Baekhhyun dan Sehun.

"Kau mengerikan, Park,"

.

Chanyeol menatap tak selera pada makanan yang bejejer di atas meja kantin. Otaknya masih mencerna kejadian beberapa menit yang lalu. Benarkah Baekhyun mempunyai kekasih? Tetapi selama ini Baekhyun terlihat seperti tak mempunyai kekasih! Apakah Baekhyun mencoba menipunya? Chanyeol terkekeh, pemikiran yang bodoh.

"Wow, kau terlihat kacau bung," Jongin datang dengan dua kotak susu di tangannya. Dia menjatuhkan bokongnya tepat di samping Chanyeol.

Chanyeol terlalu malas untuk menanggapinya. Otaknya lebih baik ia buat untuk berfikir bagaimana cara untuk memisahkan Baekhyun dan pria itu.

"Park, aku punya ide," ucap Jongin, membuat Chanyeol langsung menoleh. "Kau pernah mengatakan jika Baekhyun suka pergi ke peramal, 'kan?"

Chanyeol terdiam sebentar, "Yeah, dulu Baekhyun sering mengajakku ke taman kota hanya untuk mengunjungi peramal langganannya dan menanyakan tentang masa depan kita," senyum Chanyeol mengembang mengingat itu, "Kenapa kau ingin tahu? Apa idemu?"

Jongin menyeringai tipis, "Kau berpura-pura menjadi peramal saja," alis Jongin naik turun dengan wajah yang menjengkelkan, "Aku sangat yakin, Baekhyun akan sering mendatangimu dan menanyakan masa depannya bersama Sehun. Lalu, kauㅡaish, jangan memotong pembicaraanku!"

Chanyeol hendak menentang ide Jongin langsung menutup mulutnya kembali ketika tangan Jongin berada di depan mulutnya. Ia kembali ke posisinya yang semula berdiri menjadi bersandar lagi.

Jongin berdehem sebentar, "Lalu, kau bisa menjawab semua pertanyaannya sesuai kemauanmu. Kau bisa mengatakan bahwa Sehun bukan jodohnya, atau sebenarnya kaulah jodohnya. Soal dia mempercayaimu atau tidak, itu urusan belakangan. Yang penting sekaㅡ"

"Baiklah, Kim Jongin. Terserah kau saja. Aku hanya akan terima beres dan aku tidak mau direpotkan karena hal itu. Aku hanya cukup duduk manis, 'kan?"

Wajah Jongin berubah, "Ya, ya. Aku akan mengurus segalanya, Parky. Kali ini saja, untuk sahabatku yang sedang patah hati," ucap Jongin dengan penekanan pada kata 'patah hati'.

Chanyeol hanya tersenyum puas.

-oOo-

Membayangkan hal yang tak mungkin adalah favorit Baekhyun. Kadang kali dia membayangkan mempunyai sayap, membaca pikiran seseorangan dan sangat ingin mendapatkan Chanyeol kembali. Walaupun Baekhyun masih mengira-ngira jika Chanyeol masih menyimpan dendam padanya karena telah memutuskan hubungan mereka secara sepihak. Meminta Chanyeol kembali juga membuat dirinya terlihat agak murahan, maka dari itu Baekhyun tidak melakukannya.

Karena pada jam ini Kwon seonsaengnim mengosongkan jam pelajarannya, Baekhyun bebas berkeliaran kemana saja. Dia bukan tipe orang seperti Kyungsoo yang hanya berdiam diri berjam-jam di kelas sambil membaca buku atau mendengarkan musik. Lebih baik berjalan keluar atau menghabiskan uang di kantin, menurutnya.

Loker adalah tujuan utama Baekhyun sekarang. Selanjutnya adalah pelajaran sastra dan Baekhyun sangat bersemangat untuk itu. Sampai-sampai di jam kosong seperti ini, kali ini dia lebih memilih membuka tumpukan kertas itu dibandingkan menghabiskan uang di kantin.

Letak loker terbilang cukup dekat dari kelas Baekhyun. Cukup mendengarkan satu lagu dan Baekhyun akan sampai di depan lokernya saat lagu itu berakhir.

Baekhyun berjalan dengan santai. Tangannya merogoh kantung blazer sebelah kiri untuk mengambil headset dan ponselnya. Dengan cekatan ia pasang headset itu ke ponselnya dan langsung memutar lagu yang menjadi kesukaannya akhir-akhir ini, Problem milik Ariana Grande.

Keadaan lingkungan sekolah yang terbilang sepi, membuat Baekhyun sepanjang perjalanan terus bersenandung, sesekali juga tangannya menari random.

I got one less, one less problem.

Tepat saat Ariana selesai menyanyikan bait terakhirnya, Baekhyun melihat masalahnya. Sedang berdiri di depan lokernya, sedang memasukkan benda seperti kertas lewat lubang-lubang loker yang tersedia di sana.

Taklama setelah menyelesaikan pekerjaannya, orang itupun pergi. Baekhyun memastikan jarak orang itu agak jauh, barulah ia berlari menuju lokernya dan langsung memeriksa kertas itu.

Tawa Baekhyun langsung meledak selesai membaca isi kertas itu. Matanya menyipit, mulutnya terbuka, tubuhnya merosot ke lantai dan tangan kirinya memegang perut saking kerasnya ia tertawa. Menertawakan kekonyolan Park Chanyeol yang tak pernah habis.

Peramal Park,

Terpecaya ahli dalam masalah cinta, karir dan keuangan.

Segera datang ke alamat yang tersedia di bawah ini,

Saya tunggu kedatangan anda!

TO BE CONTINUED

::

::

::

Huwaaaa maafin aku ngaret lagi updatenyaㅠㅠdaaaaaan idenya makin ancur. Maafin aku ya, kalo ini ga sesuai kemauan kalian. Ide aku udah buntu banget, jadinya ancur gini kan huhuhuhu maafin juga ya kalo masih ada yg blg prolognya ga nyambung. Bakalan nyambung kok di chapter dpan hehehe maafin yaaa:-)

Ada yang bisa nebak Sehun disini siapa? Aku gabisa buat kalian penasaran, jdi kalo ada yg jawab bener berarti kalian hebat!

Untuk erase aku ga janji update cepet, soalnya aku mau belajar buat nc dulu dan sebentar lagi udah masuk sekolah. Jadi mungkin erase akan aku hiatuskan. Sekali lagi, maafkan aku.

Mau lanjut ga? Kalo mau review ya!

Big thanks!

[Jung Hyejin][Maple fujoshi2309][hunniehan][CanyulCintaBekyunYadongtralala][cucumbernim][chanbaekssi][exindira][Guest][sogogirl94][EXO88][byunfckingbaekhyun][septhaca][narsih hamdan][snowy07][winter park chanChan][neli amelia][Chan Banana][baekfrappe][Beechanbaek][BabyBaekSoo][SFA30][devrina][xiaoddd69][farfaridah16][Special bubble][KyusungChanbaek][xiubaekhan][nur991fah][Kaiiraa143][an][90rahmayani][Guest2][ChanBaekLuv][Ndowclow][rachel suliss]