Disclaimer: I DON'T OWN ANYTHING
Author : Namikaze007
Genre: Advantur,romance(side),humor(maybe),Friendship.
Rating : M(For Violence,Gore, and Adult Scene)
Warning : abal2, gaje,Genderbender ,bahasa mungkin gak baku,typo,semi ooc Naruto,incest,Dual Wielder Sacred Gear,dll.
Pairing : Naruto x Small Harem(Naruko, Tayuya and Satsuki[ Sasuke's Sister] )
AN: Chapter ini akan dimulai saat Rockie 9 akan melakukan Ujian Genin. Saya juga akan menskip semua kegiatan Naruko di Akademi dan langsung pada ujian Genin.
Chapter 7: Ujian Genin dan Pencurian Gulungan Rahasia
...
Konohagakure No Sato, desa indah yang dikelilingi hutan hijau yang indah dan asri. Tempat ini begitu indah apalagi di pagi hari ini, ketika cahaya matahari pagi menerawang sudut-sudut desa terbesar di kawasan Hi no Kuni ini. Namun kedamaian pagi desa ini tidaklah sama dengan keadaan di dalam sebuah aparterment di distrik merah yang satu ini. Dari kejauhan terdengar samar-samar suara teriakan panik seseorang dari dalam sebuah aparterment tersebut, entah karena sebab apa.
" UWAHHHH! Aku terlambat ttebane! Naruto-Nii... tolong buatkan sarapan ya, aku mandi dulu." teriak suara bernada tinggi khas perempuan
" Ya ya dasar Naruko no baka. Makanya biasakan bangun pagi adikku sayang~" Balas seseorang yang dikenal sebagai Naruto
Ternyata suara tadi berasal dari kakak-adik ini. Yah... memang beginilah kebiasaan pagi kakak-adik yang satu ini. Sang adik selalu panik di pagi hari karena telat bangun, sedangkan sang kakak cuma bisa mengeluh dengan kebiasaan telat bangun si adik. Tapi inilah yang membuat keluarga kecil ini berwarna dan lebih hidup.
" Tapi aku tak suka bangun pagi Onii-chan." Rengek Naruko di kamar mandi
" Tapi itukan sehat untukmu Naruko, kau juga harus mengurangi makan ramenmu. Lihat saja dirimu, kau ini anak berumur 13 tahun tapi tinggimu seperti anak 11 tahun." Ucap Naruto
" Akan aku coba tapi gak janji loh~"
" Dasar..."
Sementara duo Uzumaki ini sedang menyiapkan segala kebutuhan pagi mereka, mari lebih baik kita tengok keluarga Uchiha yang pastinya lebih tenang daripada duo Uzumaki ini.
Di sebuah aparterment yang cukup besar terdengar sebuah senandung yang terdengar jelas sampai luar aparterment. Kalo kita tengok kita bisa melihat seorang wanita berumur kira-kira 30 tahunan yang tengah memasak sarapan di dapur. Di sampingnya berdiri seorang anak perempuan berumur kisaran 14 tahun yang kini tengah menata piring diatas meja makan. Sedangkan para perempuan berada di dapur, terlihat seorang anak laki-laki yang kini tengah menuruni tangga dengan wajah datar khas Uchiha. Yap mereka semua adalah Uchiha Mikoto, Uchiha Satsuki dan juga Uchiha Sasake. Mereka adalah anggota klan Uchiha yang tersisa dari klan Uchiha pada peristiwa yang di beri nama dengan Pembantaian Uchiha yang dilakukan oleh anak sulung Uchiha Mikoto sendiri, yakni Uchiha Itachi.
" Sasuke sudah berapa kali kubilang, jangan pasang tampang datar seperti itu terus. Ini masih pagi, cerialah sedikit." Ucap Satu-satunya anak perempuan Mikoto, Uchiha Satsuki
Dan balasan Sasuke cuma memandang kakaknya sebentar sebelum akhirnya melenggang pergi tanpa kata ke kamar mandi. Sedangkan Satsuki yang dihiraukan langsung mengambil sendok dan melemparnya kearah Sasuke. Namun karena sudah biasa atau karena memang sudah tahu kakaknya akan melemparinya dengan sendok, Sasuke langsung menunduk untuk menghindari lemparan sendok tak bersalah dari kakaknya.
" Sial, yang selanjutnya pasti kena kau Sasuke." Geram Satsuki dengan wajah kesal
Sedangkan Satsuki sedang geram-geramnya dengan tingkah Sasuke, Mikoto saat ini sedang memutup mulutnya menahan tawa yang bisa lepas kapan saja dari mulut kecilnya. Anaknya Satsuki benar-benar memiliki kepribadian seperti kawan lamanya Uzumaki Kushina.
" Kau ini.. Hihihi... benar-benar mirip Kushina." cicit Mikoto
" Okaa-san bilang apa?" celetuk Satsuki tiba-tiba
" Tidak ada apa-apa sayang. Cepat makan sarapanmu, nanti kau ada pertemuan dengan Timmukan?" Ucap Mikoto dengan senyum kecil
" Baik Kaa-san."
Skip Time ( Shinobi's Academy)
Di Akademy, seperti hair biasanya keadaan kelas begitu ramai. Ada yang ngobrol dengan teman sebangkunya, ada yang tidur bahkan ada yang sedang makan snack sampai sepuluh bungkus. Tapi itu semua langsung lenyap tak kala dua orang pria berpakaian khas Chunnin pengajar masuk keruangan.
" Pagi anak-anak." sapa pria berambut coklat dengan wajah memiliki luka gores melintang dihidungnya
" Pagi Iruka-sensei!"
" Pagi ini kita akan melakukan Ujian Genin, kuharap semuanya sudah mempersiapkan diri terutama kau Naruko." Ucap Iruka dengan diakhiri menatap serius Naruko
Naruko yang mendapat pandangan serius dari senseinya cuma bisa tertawa canggung. Dia memang dikenal sebagai Deadlast di kelas, tapi itu juga karena dia selalu dikeluarkan dari kelas oleh hampir semua senseinya di akademi. Walaupun Iruka tak termasuk, tapi tetap jika marah dia bisa sangat seram. Terakhir dia mendapat Big Head no Jutsu dari senseinya yang satu ini karena tertidur di kelas.
" Baiklah kita mulai dengan ujian tertulis dan selanjutnya dengan 3 jutsu dasar yaitu Bunshin, Kawarimi dan Hange. Lalu kita akhiri dengan menunjukkan satu jutsu yang kalian kuasai boleh Genjutsu ataupun Ninjutsu." Ucap Iruka
Setelah Mizuki membagi kertas ujian, Iruka lalu meletakan sebuah weaker diatas mejanya dan tentunya telah menyetel waktu yang di berikan untuk melakukan ujian tertulis. Setelah di beri aba-aba untuk memulai, semua murid mulai mengerjakan soal mereka masing-masing kecuali Naruko yang memperhatikan dengan serius soal didepannya.
' Jika keberadaan musuh pada jarak 30 meter dan tinggi 10 meter, sedangkan tekanan angin adalah 1atm. Berapa kecepatan yang shuriken agar meneai target jika massa shuriken adalah 25gram. Hmm... Ini soal terasa ganjil. Seharusnya soal ini untuk tingkat diatas Genin. Apa mungkin... KAI!' Pikir Naruko sambil mengeluarkan sedikit ledakan cakra
Dan ternyata dugaannya benar, soalnya diberi Genjutsu. Tapi oleh siapa?
" Kau pintar juga Gaki." Ucap sebuah suara dari kepala Naruko
' Eh?! Kyuubi-san kemana saja kau? Sudah tiga tahun kita tak berbicara satu sama lain.' Tanya Naruko kepada Bijuu yang mendiami tubuhnya ini
" Aku tidur dan bermalas-malasan. Tapi karena bosan aku jadi ingin melihat keadaanmu Gaki hoam..." Balas Kyuubi sambil menguap lebar
' Oh begitu... Dasar rubah pemalas.' Celetuk Naruko tanpa rasa bersalah
Twich
" WOI! APA MAKSUDMU MONYET TAK BERBULU?!" Tanya Kyuubi sewot
' Karena kau itu memang malas, tiga tahun didalam sana dan kerjaanmu cuma malas-malasan. Paling tidak ajak aku ngobrol atau apa gitu?!' Balas Naruko ketus
" Hah... Terserah kau Gaki. Debat denganmu sama saja aku debat dengan batu." Ucap Kyuubi malas
' Apa kau bilang rubah?! Woi Kyuubi! Woi! Sialan dia tidur lagi.' Pikir adik dari Naruto Uzumaki ini pasrah
Rubah didalam tubuhnya ini memang malasnya melebihi Shikamaru, temannya dari klan Nara. Kerja tidur saja, dasar menyusahkan.
" Hah... Pagi-pagi udah kesal gini, lebih baik aku kerjakan soal ini." Ucap Naruko pada dirinya sendiri dengan diiringi tarikan nafas berat. Hari ini sepertinya akan sulit baginya.
Sementara itu dengan Naruto dan Timnya
Naruto dan Timnya saat seperti biasa sedang latihan rutin di pinggir Hutan Kematian a.k.a Traning Ground 44. Namun kali ini mereka tak bersama dengan Jiraiya si Gama Sannin karena alasan pekerjaan utamanya sebagai mata-mata untuk desa. Dan saat ini tim spesial ini dibimbing oleh guru yang juga special. Dia dikenal sebagai salah satu wanita paling ditakuti namun juga paling sering membuat pria tegang di tempat. Dia yang dikenal sebagai Snake Mitress dari Konoha atau yang kita kenal sebagai Anko Mitarashi.
Jounin baru ini saat ini sedang duduk di dahan sebuah pohon sambil memakan sepiring dango. Sedangkan di depannya Naruto, Satsuki dan seorang perempuan beraurai pirang sepinggang tengah berlatih dengan 3 ekor ular seukuran pohon mangga yang menjadi lawan mereka. Jika ditanya dari mana ular itu berasal, kalian bisa tanyakan pada si sadist Anko-sensei.
" Sialan si Anko-sensei! Kenapa kita harus melawan ular sebesar pohon mangga dengan tangan kosong sih? Kan dia tahu aku ini bukan tipe Taijutsu. Aku ini lebih ke arah Kenjutsu. Kenapa aku harus mendapatkan guru sadis sepertinya Kami-sama?" Ucap Naruto dengan muka masam
" Ayolah Naruto-san jangan murung seperti itu, semangatlah sedikit. Lagipula yang sadis itu bukannya kau Naruto-san?" Ucap perempuan bersurai pirang tersebut dengan senyum kecil
" Oh... Terima kasih atas ucapanmu itu, Yumi. Itu SANGAAAAT membantu sekali." Balas Naruto sakratis
" Sama-sama."
" Itu bukan pujian brengsek!"
Sementara dua anggota tim ini sedang bertengkar, Satsuki yang merupakan anggota lama tim ini lebih memilih ketempat Anko untuk melihat kedua teman satu timnya ini bertengkar dari jauh. Ia tak ingin ikut campur.
" Dango Satsuki?" Tawar Anko
" Terima kasih."
Back with Naruko
Ujian tertulis sudah selesai, saat ini Naruko sedang menunggu gilirannya untuk memperagakan 3 Jutsu dasar yakni Bunshin, Kawarimi dan Hange. Sambil menunggu namanya dipanggil Naruko lebih memilih untuk ngobrol dengan teman sebangkunya yang bernama Hyuuga Hinata. Namun saat ia mengalihkan pandangan kearah Hinata, temannya ini malah sedang menatap anak paling Naruko benci, Uchiha Sasuke. Walau pandangannya tak seperti anggota Fangirl Sasuke, tapi Naruko yakin betul melihat semburat merah padam di pipi Heiress Hyuuga ini.
" Oi Hinata-chan, kenapa kau memandangi Sasuke-Teme seperti itu? Jangan bilang kau juga mulai jadi salah satu mahluk ababil bernama Fangirl." Tanya Naruko dengan tatapan menyelidiki
Hinata yang mendengar pertanyaan itu sedikit kaget karena dirinya ketahuan memandangi Sasuke dari tadi. Dengan ucapan yang gagap Hinata coba mengelak pertanyaan Naruko. " Ti-tidak kok Naruko-chan, a-aku tak memandangi si-siapapun."
" Banarkah? Tapi pandanganmu itu berkata lain loh..." Goda Naruko . " Aku panggil si Teme untukmu ya." Lanjut Naruko dengan nada jahil
" Auh jangan Naruko-chan~" Hinata dengan sekuat tenaganya untuk menghentikan Naruko
Namun sebelum Naruko memanggil Sasuke, Naruko dihentikan oleh panggilan Iruka. Sepertinya ini gilirannya maju.
" Baiklah Naruko aku ingin kau mempraktekkan Hange terlebih dahulu. Terserah siapa saja, asal jangan yang aneh-aneh." Perintah Iruka
" Hai', Hange." Ucap Naruko sambil merapal Handseal, menimbulkan efek asap karena Jutsunya
Ketika asap menghilang kini terlihat seorang penuda bersurai pirang spike mengenakan baju biru muda yang dilapisi jaket berwarna biru tua dan celana panjang berwarna putih. Dimukanya terlihat tiga garis yang menghias dimasing-masing pipi. Dipunggungnya juga terlihat sebuah pedang berjenis long sword yang ditenteng. Sosok ini adalah kakak dari Naruko, Uzumaki Naruto.
Dan pendapat dari semua murid perempuan di sana adalah keren dan juga tampan. 'Who the hell this guy?' Pikir hampir semua siswi perempuan disitu
" Naruko, siapa yang kau tiru ini?" Tanya Salah satu anak perempuan penasaran karena merasa familiar dengan wajah ini
" Dia Kakakku, Naruto." Jawab Naruko simple membuat semua teman kelasnya terkejut
" NANI?!"
" Diam! Kenapa malah jadi ribut Hah?!" Teriak Iruka sewot membuat seluruh anak dikelas langsung diam. "Bagus Naruko, sekarang Kawarimi." Lanjut Iruka
" Iya-iya, Kawarimi." Ucap Naruko dan "Poof", tubuh Naruko berubah menjadi batang kayu
" Lumayan. Sekarang Bunshin." Perintah Iruka selanjutnya
Karena Naruko tahu dia tak akan behasil dikarenakan Chakranya yang besar, Naruko mencoba menanyakan apa boleh menggunakan Bunshin lain. Memandang Iruka ragu, Naruko dengan pandangan gugup menanyak halvpenting tersebut kepada gurunya. " Err Iruka-sensei, apa boleh pakai Bunshin yang lain?"
" Memang kenapa Naruko?" Tanya Iruka balik
" Emm begini, aku tak bisa menggunakan Bunshin biasa karena kapasitas Chakraku yang besar. Jadi apa boleh menggunakan Bunshin lain?" Jawab Naruko sedikit gugup
' Aku tahu itu, bagaimanapun dia ini kan punya Kyuubi di dalam tubuhnya.' Pikir Iruka " Baiklah, jika memang begitu." Ujar Iruka mempersilahkan
" Baiklah... Ini dia Kage Bunshin no Jutsu!"
Boom!
Muncul 10 Bunshin di samping Naruko membuat Iruka Jawdrob seketika. ' Sepuluh Kage Bunshin untuk seorang Genin? Bahkan untuk shinobi kelas Jounin saja untuk membuat Kage Bunshin sebanyak ini cukup sulit bahkan mungkin sangat sulit.' Pikir Iruka masih dengan ekspresi terkejut
" O-ok sekarang sekarang kau boleh duduk. Bagaimanapun Kage Bunshin juga termasuk Ninjutsu yang bisa dibilang cukup tinggi, jadi kau tak perlu memperagakan Ninjutsu lain." Perintah Iruka setelah selesai dari acara terkejutnya. ' Sial si bocah Kyuubi lolos Ujian Genin, oh well sepertinya aku harus menggunakan rencana B.' Pikir seorang Chunnin pengahar bersurai putih
" Baiklah kalian tunggu sebentar di sini, aku akan memberitahukan hasilnya setelah menjumlah hasil Ujian kalian. Serta aku juga akan memberitahukan siapa yang mendapat nilai terbaik tahun ini." Lanjut Iruka
Sementara Iruka memeriksa hasil Ujian, Naruko yang kembali kemejanya langsung di kerumuni beberapa siswi perempuan yang biasanya menjauhinya. Naruko yang dikerumuni cuma bisa pasang wajah bingung. ' Kenapa mahluk ababil milik Teme ini mengerumuniku?' Pikir Naruko bingung
" Hei Naruko, apa benar tadi itu Nii-sanmu? Tapi kok aku tak pernah lihat dia sih." Tanya salah satu siswi
" Iya, dia Onii-chanku. Soal kenapa dia tak pernah kelihatan di desa, yah karena dia memang jarang berada di desa. Mulai dari misi tim dan latihan rutin tim selalu menyita waktu Onii-chan untuk paling tidak bersantai atau berjalan-jalan keliling desa." Jawab Naruko
" Wah berarti Nii-sanmu juga seorang Shinobi dong, Kau pasti senang ya punya Nii-san seperti dia." Ucap Siswi tadi setelah mendengar jawaban Naruko
" Sebenarnya tidak juga sih... Aku cuma ingin... Dia ada waktu untukku sedikit lebih lama. Yah...walau kami satu rumah, tapi waktunya sedikit lebih banyak untuk latihan dan misi." Ujar Naruko sedikit curhat
" Yah tapi tetep suka dong punya Nii-san seperti dia. Sudah tampan, keren, dan juga sepertinya dia juga kuat." Ucap siswi bersurai pirang, Ino Yamanaka
" Kalo masalah itu sih... Aku juga setuju." Balas Naruko menyetujui opini Ino
Terlihat juga semburat merah padam yang nangkring di kedua pipi Naruko. Walau tak terlihat jelas, tapi bagi Ino yang cukup peka dapat tahu bahwa Naruko memang sedang blushing. ' Well, sepertinya dia punya penyakit Brocon ne...' Pikir Ino sambil tersenyum misterius
" Hati-hati loh~ Naruko, nanti Nii-sanmu ada yang ngambil. Kau tahu di kelas ini sudah ada yang mulai suka Nii-sanmu, salah satunya aku." Ucap Ino dengan nada jahil
" Apa kau mencoba bilang bawa Nii-chanku sekarang punya Fansgirl, Ino?" Tanya Naruko dengan nada khawatir
" Mungkin iya, mungkin juga tidak."
" Ah... Terserah."
Setelah perbincangan kecil itu selesai, Naruko kembali menatap lurus kedepan kelas. Walau seperti itu, Naruko masih memikirkan ucapan Ino tadi. Apa benar gara-gara ulahnya, sekarang Nii-channya punya Fansgirl? Kalau iya itu bisa gawat. Ia tak ingin Onii-channya yang tersayang dekat dengan mahluk ababil tersebut. No way in the hell Naruko akan membiarkan itu. ' Tak akan aku biarkan Onii-chanku tersayang dekat dengan mahluk ababil seperti kalian, tak akan hahaha' Pikir Naruko dengan tawa misterius dan hawa kelam hitam yang entah kenapa membuat hampir seluruh siswi merinding
Sementara itu Naruto yang berada di Hutan Kematian tiba-tiba mengeliat senang yang membuat sensei dan teman setimnya menatap bingung kearahnya. ' Insting sadisku merasakan seorang sadis yang sedang merencanakan sesuatu yang menarik fufufu.' Pikir Naruto saat itu
Kembali ke Naruko. Naruko dengan pandangan tertarik, menunggu hasil Ujian yang akan di bacakan Iruka. Ia benar-benar tak sabar lagi sampai-sampai kakinya terus saja mengayun. Maklumlah dia sudah merasa tak sabar untuk menjadi Kunoichi dan menjadi kebanggaan Desanya.
" Baiklah saya ucapkan selamat karena kalian semua lulus, selamat!" Ucap Iruka dengan suara keras. " Lalu untuk Shinobi of The Year dan Kunoichi Of The Year tahun ini jatuh kepada... Uchiha Sasuke *Fansgirlnya langsung girang*... Dan Uzumaki Naruko *semua murid langsung senyap*, Selamat!" Lanjut Iruka dengan nada bangga terutama saat menyebutkan nama Naruko. Ini sebuah keajaiban baginya, karena melihat anak didiknya yang satu ini lulus dengan penuh warna.
" NANI? KENAPA NARUKO-BAKA YANG MENJADI KUNOICHI OF THE YEAR?! DIA ITU DEAD LAST!" Teriak Banshe kelas ini, Haruno Sakura.
" Memang nilai kesehariannya tidak membanggakan, NAMUN semua itu terpatahkan hari. Dia berhasil mendemonstasikan dua jutsu dasar yaitu Kawarimi dan Hange dengan baik. Tapi jutsu terakhirnya dan hasil ujian tertulisnyalah yang membuat ia mendapat gelar itu. Hasil ujian tertulisnya adalah 95 yang menyamai nilaimu Sakura. Dan jutsu terakhirnya merupakan Jutsu tingkat B yang bahkan sangat sulit untuk seorang Chuunin sepertiku untuk melakukannnya." Jelas Iruka panjang lebar yang membuat Sakura dan seluruh murid tak percaya
" MANA MUNGKIN NILAINYA SAMA DENGANKU?! DIA KAN BODOH, DIA PASTI MENCONTEK!" Tuduh Sakura masih dengan suara Banshenya yang mendapat tatapan tajam dari Naruko. Naruko tentu tak terima dengan tuduhan Sakura yang kelewatan itu. Apalagi hinaannya itu, dia benar-benar tak terima.
" Dengar Haruno, aku lulus ujian dengan adil. Tak ada yang namanya mencontek atau apapun itu, dan juga aku ini tak BODOH. Aku hanya malas saja dan cuma tak ingin terlihat menonjol. Jadi jaga kata-katamu itu PAPAN CUCIAN, atau akan aku buat kau menyesal menjadi Kunoichi KAU PAHAM!" Ucap Naruko dengan ekspresi menyeramkan
Sakura yang melihat itu cuma bisa diam seribu kata dengan wajah pucat pasi. Dengan cepat Sakura mengangguk paham dan segera memalingkan wajahnya dari Naruko karena rasa takut yang dialaminya. ' Catatan, jangan pernah buat Naruko marah kalau masih ingin hidup.' Pikir semua teman sekelasnya
" Good girl." Ucap Naruko dengan senyum manis namun terkesan mengerikan
Sedangkan Iruka cuma bisa facepalm melihat ini. Sepertinya sifat sadis Naruto telah menular pada adiknya. Oh Great!
" Ok tolong perhatiannya sebentar, saya ingin memberitahukan tentang pembagian tim dan sekaligus penbagian Headband akan di laksanakan satu minggu lagi jadi pak guru harap kalian menyiapkannya. Sekarang kalian boleh pulang." Ucap Iruka
Setelah penjelasan Iruka selesai, satu persatu murid mulai meninggalkan kelas. Tak terkecuali Naruko yang mulai mengemasi barang-barangnya. Hari ini ia berencana melihat kakaknya di Traning Ground 44 yang merupakan tempat latihan kakaknya.
" Ok aku pergi dulu Iruka-sensei, jaa." Pamit Naruko setelah selesai membereskan barang-barangnya
Dengan lari kecil, Naruko berlari ke tujuan selanjutnya yakni Shin no Mori a.k.a Hutan Kematian.
*** Skip Time ***
Tak terasa waktu begitu cepat berlalu, Konoha saat ini sudah ditelan oleh kegelapan malam yang sunyi senyap. Hampir tak ada lampu rumah penduduk yang menyala, hanya beberapa bagunan yang masih beraktivitas yang sebagian besar adalah bar dan tempat hiburan malam sejenisnya. Namun dalam keheningan malam tersebut telihat sosok hitam yang melompati atap runah dengan lincahnya. Di punggung sosok tersebut terlihat sebuah gulungan besar yang sepertinya terlihat begitu berharga.
" Heh... Ternyata si Sandaome tua itu tak sepintar yang orang katakan. Bahkan aku bisa dengan mudah menerobos penjagaan yang orang bau tanah itu pasang. Dengan gulungan ini, aku Mizuki akan menjadi berkat Orochimaru-sama." Ucap sosok tersebut pada dirinya sendiri
Namun malang bagi Mizuki, ia tak tahu bahwa dari belakang terlihat sosok misterius yang mengikutinya dari belakang. Dengan bergerak secara sembunyi-sembinyi, sosok yang mengikuti Mizuki mencoba untuk tak membuat keberadaannya tak diketahui. Samar-samar dapat terlihat bahwa sosok tersebut memiliki surai pirang style spike sebahu. Dan secara ajaib dalam sedetik dua buah pedang tipe Long Sword muncul di kedua gengaman telapak tangan sosok tersebut. Dan sekali hentakan kaki, sosok tersebut melesat menuju Mizuki sembari melakukan tebasan vertikal sejajar.
Jrasss
Mizuki terkena telak serangan sosok tersebut membuat kedua tangan Mizuki putus di tempat dan membuat gulungan yang Mizuki bawa terjatuh ketanah. Mizuki mulai berteriak kesakitan ketika mengetahui bahwa kedua tangannya kini sudah tidak pada tempatnya.
" ARRGGGG TANGANKU! TANGANKU!" Teriak Mizuki penuh rasa sakit
Tiba-tiba sosok yang tadi menebas tangan Mizuki muncil di depan Mizuki, membuat Mizuki terjatuh kebelakang dan langsung berteriak penuh amarah kepada sosok tersebut. " KAU...! KAU MEMENGGAL TANGANKU BAJINGAN!"
" Kalau iya lalu kenapa penghianat?" Tanya balik sosok tersebut sambil melangkah maju, dan mulai menampakkan wajahnya.
Sosok tersebut adalah seorang pemuda berusia kisaran 14 tahunan. Ia memiliki surai pirang style spike dan mata biru Shappire yang memancarkan aura membunuh. Di wajah yang memiliki tanda lahir seperti kumis kucing miliknya tercetak raut dingin yang membuat Mizuji merinding sampai keubun-ubun. Ketika Mizuki ingin teriak lagi ketika menyadari siapa sosok di depannya, lehernya tiba-tiba di tebas horizontal, cukup dalam untuk memutuskan pita suara Chunnin tersebut.
" Sttt... Jangan teriak lagi... Teriakanmu tidak enak di dengar kau tahu. Jadi lebih baik kau diam dan nikmati siksaanku ok." Ucap sosok tersebut
Mizuki ingin teriak, namun hanya darah yang keluar dari mulutnya. Mizuki semakin panik ketika sosok di depannya menyilangkan dua pedangnya menbentuk gunting. Mata Mizuki melotot horror ketika seringai sosok di depannya melebar. Namun apa daya, berteriak saja Mizuki tak bisa. Dan dalam sekejab kepala Mizuki lepas dari kepalanya dan tubuhnya langsung rubuh ketanah dengan darah yang masih mengucur dari luka di tubuh tersebut.
" Well, seperti biasa kau sangat sadis pada musuh ne Naruto."
Sebuah suara terdengar dari balik sosok yang di panggil Naruto. Ketika Naruto membalikkan tubuhnya, yang pertama ia lihat adalah topeng berwajah Tora(Harimau). Naruto tau dia siapa. Dia adalah Tenzo, ANBU yang sering bersama Sandaime Hokage.
Naruto yang tahu lawan bicaranya cuma mengangkat bahu cuek. " Salah dia sendiri, berhianat kepada Konoha. Apalagi dia membawa gulungan penting milik Hokage yang berisikan Jutsu para Hokage dulu hingga yang saat ini yakni milik Sandaime-sama. Dan lebih parahnya dia bersengkongkol dengan Orochimaru yang merupakan penghianat besar Konoha, jadi aku langsung bunuh di tempat." Balas Naruto sambil melangkah pergi
" Oh... Ya tolong bersihkan bangkai tikus ini ya Tenzo-nii, dan juga tolong kembalikan gulungan yang tikus ini curi ke Sandaime-sama, Jaa ne." Tambah sembelum akhirnya melompat tinggi ke atap bangunan dan menghilang di gelapnya malam.
Sedangkan Tenzo yang di tinggal Naruto di tempat tersebut cuma menatap perginya Naruto dengan pandangan kalkulatif. ' Dia sangat berbakat di usianya yang muda, sangat cocok untuk menjadi ANBU Konoha. Tapi... Sifat Sisconnya kepada adiknya mungkin menjadi halangan satu-satunya jika dia ingin dimasukkan ke organisasi ANBU. Oh... Well, bukan masalahku juga.' Pikir Tenzo sebelum akhirnya membawa jenazah Mizuki dengan memasukkan ke gulungan penyimpanan dan segera kembali ke kantor Hokage untuk mengembalikan gulungan yang Mizuki curi.
Sedangkan dari kejauhan tampah sosok menyerupai tanaman pemakan serangga yang mencuat dari tanah. Terdengar suara cicutan tawa dari sosok tersebut, membuyarkan suasana sepi malam hari Konoha.
" Hihihi menarik sekali, bukan begitu Kuro."
"Hmm... Kau benar Shiro. Sebaiknya kita beritahu Leader-sama."
" Ayo."
Setelah percakapan dua suara yang sepertinya dari sosok yang sama itu selesai, sosok itu menghilang kedalam tanah. Menghilang bagaikan tak pernah ada di tempat tersebut.
To be Continued
Well... What do you guys about this Chapter? Yah.. Mungkin masih rada hambar situasi dan suasana, tapi mau bagaimana lagi? Saya baru saja keluar dari zona WB( Write Block). Tapi saya harap ini cukup memuaskan. Dan mungkin mulai hari ini saya akan mulai aktif lagi dunia FFN. Tentang progress cerita yang lain saat ini sedang berjalan cukup lancar. Apalagi The Green Serpant yabg saat ini sedang dalam pengerjaan scene Fight antara Naruto vs Cao Cao. Walau saya rada bingung cara membuat agar scene fightnya enak di baca karena mereka berdua bisa di bilang pengguna senjata. Cao cao dengan true longinus dan Naruto dengan Falling Serpant. Ok lah segini dulu curhatan saya. See you all in another story, jaa.
Kazuni Kiba Out~