Disclaimer

Naruto © Masashi Kishimoto

Story © UchiHaruno Misaki

Bab 1

"Sayang, kau tahu? Tsunade Nee-san baru saja hamil anak pertamanya," ujar Nyonya Haruno Mebuki antusias kepada Tuan Haruno Kizashi yang kini tengah membaca koran paginya dengan santai.

Kizashi menyeruput kopinya pelan, "Aa, benarkah? Syukurlah, harapan Jiraiya yang menginginkan seorang anak terkabul." Sahutnya dengan senyum tipis tanpa menatap sang Istri.

"Haha iya,"

"Emh, Kaa-chan? Kenapa bibi Tsunade bisa hamil?" tanya gadis kecil berumur 7 tahun yang berada di tengah tengah mereka itu dengan wajah polosnya dan tentu saja pertanyaannya itu membuat sang Ibu sedikit salah tingkah.

"E-eh i-itu, begini sayang ; wanita bisa hamil itu karena ia tidur dengan laki-laki." Jelas Mebuki dengan sedikit semburat merah muda yang menghiasi kedua pipi wanita paruh baya itu. Kizashi hanya bisa menyeringai melihat sang Istri yang begitu terlihat menggemaskan dengan ekspresi malu-malunya tersebut.

'Kau begitu menggemaskan sayang. Oh akanku makan kau malam ini, sepertinya sudah saatnya Sakura memiliki seorang adik. Khukhukhu!' batin Kizashi seraya menyeringai mesum.

Sakura kecil menatap Ibunya polos, "Eh? Belalti kalau Saki tidul cama Sasuke nanti Saki hamil dong Kaa-chan?" tanya-nya sedikit takut. Mebuki menatap puterinya lekat dari ujung kaki hingga ujung kepala dan Mebuki sedikit tersentak ketika menyadari bahwa beberapa bagian tubuh puteri-nya itu mulai terlihat menonjol.

"Sayang yang kamu katakan itu benar, jadi mulai sekarang kamu tidak boleh tidur dan mandi bareng lagi ya sama Sasuke?" Bujuknya dengan nada lembut. Ya, Mebuki sangat hafal tabiat puterinya yang selalu lengket dengan putera dari tetangganya itu. Saking lengketnya tak jarang Sakura kecil selalu menginap di rumah keluarga Uchiha dan tentu saja Sakura selalu melakukan sesuatu bersama-sama sahabat kecilnya itu Uchiha Sasuke, termasuk tidur dan mandi bersama.

Sakura kecil memandang Ibunya heran, "Jadi Saki tidak boleh bobo dan mandi baleng sama Sasuke lagi? Kenapa Kaa-chan?" tanya-nya dengan nada sedikit tak rela.

"Ya, seperti kata Saki tadi, nanti Saki bisa hamil. Apa Saki mau hamil?" tanya Mebuki dengan suara horror dibuat-buat.

Sakura kecil menggelengkan kepalanya takut, "Tidak mau! Saki tidak mau hamil, nanti Saki tidak bisa ngulus dede bayi, 'kan Saki masih kecil Kaa-chan," ujarnya dengan mata yang mulai berkaca-kaca dan kedua pipi yang bulat merona. Mebuki tersenyum lalu mengusap puncak kepala puterinya itu penuh kasih.

"Tentu saja, maka dari itu mulai sekarang Saki tidak boleh bobo dan mandi bareng sama Sasuke lagi ya?" ujar Mebuki lembut dan Sakura kecil mengangguk mantap.

"Ha'i, wakatta nee Kaa-chan."

.

.

.

.

oOo

.

.

.

.

"Saki! Mandi bareng lagi yuk?"

"E-etto, gomen nee Sasuke-kun. Aku ngga bisa, soalnya sekalang aku mau buat kue baleng Kaa-chan,"

"Yaaaaah, yasudah besok saja gimana?"

"Ano ... besok aku ngga bisa, Ino-chan mau main kelumah Saki."

"Lusa?"

"Ngga bisa ...,"

"Minggu depan?"

"Ngga bisa! pokoknya ngga bisa!"

Setelah mendengar nasehat Ibunya, Sakura kecil mulai menjaga jarak dari sahabatnya itu. Ketika Sasuke mengajak Sakura menginap dan mandi bersama, Sakura selalu menolaknya dengan berbagai macam alasan. Kerap satu minggu sudah sikap Sakura yang aneh itu tentu membuat si bungsu Uchiha Sasuke itu uring-uringan tak jelas. Uchiha Mikoto yang tidak tega melihat puteranya yang uring-uringan akhirnya membujuk Sakura supaya mau menginap di rumah kediaman Uchiha dengan jaminan bahwa Sakura tidak akan tidur bersama Sasuke melainkan tidur bersama Mikoto. Akhirnya dengan senang hati Sakura menerima bujukan dari Ibu Sasuke tersebut.

"Aaa! Saki-chan, akhilnya Saki mau menginap lagi. Yeay, Saki tahu? Suke punya game baru loh. Ayo kita main!" Teriak Sasuke kecil seraya memeluk sahabatnya itu girang, Sakura kecil-pun ikut girang ketika melihat Sasuke memiliki game baru.

"Asiiik! Ayo kita main Sake-kun!" sahunya antusias dengan wajah polosnya, Sasuke kecil mengangguk lalu menggenggam lengan Sakura menuju sofa dan menyetel game-nya. Malam itu-pun Sakura dan Sasuke habiskan dengan bermain game sepuasnya hingga Sakura tertidur di pundak Sasuke kecil.

"Saki ... kamu tahu ngga? Pas Saki jauhin Suke, Suke sedih. Suke merindukanmu Saki, Suke mau bobo bareng sama Saki lagi," ujar Sasuke kecil tanpa mengalihkan pandangannya dari layar televisi itu.

"..."

Karena tidak mendapat respon, maka dengan heran Sasuke menatap kearah Sakura dan— "Yah Saki kenapa bobo? Aa, menyebalkan!" Ujarnya seraya mengembungkan kedua pipi bulatnya kesal.

Cklek!

Pintu kamar Sasuke terbuka dan menampakan seorang wanita paruh baya berhelaian dark blue sepinggang yang kini menatapnya lembut.

"Eh? Sakura-chan sudah tidur?" Mikoto menghampiri kedua bocah itu lalu mengusap pipi Sakura lembut. Sasuke mengangguk tanda membenarkan apa yang tadi Ibunya tanyakan.

"Aa, baiklah Sasuke-chan waktunya kamu tidur ya? Biar Kaa-chan bawa Sakura-chan ke kamar Kaa-chan. Sasuke tidur sama Tou-chan ya?" ujar Mikoto ketika melihat Sakura yang tertidur pulas.

Sasuke memandang ibunya garang, "APA?! TIDAK! POKOKNYA SAKI-CHAN BOBO BARENG SUKE KAA-CHAN!"

"Ta-tapi,"

"Sasuke mohon Kaa-chan hikss, Sasuke kangen Saki yang bobo baleng cama Sasuke lagi ... hikss!" melihat puteranya yang menangis akhirnya dengan terpaksa Mikoto membiarkan Sasuke tidur bersama Sakura. Ya, semoga saja Sakura tidak marah batinnya pasrah.

.

.

.

.

oOo

.

.

.

.

"Hikss ... huwaaa.. hikss!" seorang gadis kecil terlihat tengah menangis tersedu-sedu seraya memeluk kedua lututnya di bawah pohon mapel di belakang rumahnya. Tepat 50 meter di belakang tubuh ringkih gadis kecil itu terlihat bocak laki-laki tengah menatapnya dengan tatapan nanar. Perlahan tapi pasti, bocah laki-laki itu dengan ragu menghampiri gadis kecil berhelaian softpink sebahu tersebut.

"Hikss, hikss."

"Sa-Sakura-chan ... ma-maafkan aku, Ak-aku hanya mau bobo bareng sama kamu. Maafkan Sasuke ya," ujar laki-laki yang tak lain dan tak bukan si bungsu Uchiha Sasuke itu dengan nada penuh penyesalan.

"Hikss, Saki 'kan cudah bilang! Saki ngga mau bobo baleng Sasuke lagi! Hikss, pelgi sana! Sakura benci Sasuke! Hikss!'

Bocah laki-laki berumur tujuh tahun itu menundukan kepalanya kecewa. Ya, Sasuke sadari ini semua salahnya, lalu apa yang harus ia lakukan sekarang? Nasi sudah menjadi bubur.

"Ma-maafkan aku Saki, maafkan Sasuke." setelah mengatakan itu, bocah bernama lengkap Uchiha Sasuke itu perlahan membalikan tubuhnya dan berjalan dengan gontai menuju rumahnya yang berada tepat di samping rumah gadis kecil bernama Haruno Sakura itu.

.

.

.

.

oOo

.

.

.

.

"Hey jagoan! Ayo turun kita makan!" ujar seorang pemuda dewasa berambut hitam ikat rendah itu kepada Adiknya yang tengah berbaring di ranjangnya menatap plapon kamarnya dengan tatapan kosong.

"..."

Uchiha Itachi mengerenyitkan dahinya heran melihat Sasuke yang tidak bergeming sama sekali. Menghampiri adik sematawayangnya itu, Itachi mendudukan dirinya di samping Sasuke yang tengah berbaring lalu mengusap helaian rambut Adiknya itu lembut, "Kamu kenapa heum? Apa ada masalah?"

Sasuke kecil menghembuskan napasnya berat, "Sasuke bertengkal sama Saki-chan nii-chan, Saki marah sama Sasuke." Jawabnya dengan sedikit aksen cadel yang begitu kentara disetiap kalimat yang Sasuke kecil lontarkan dan tentu saja Itachi yang mendengarnya terkekeh geli begitu menyadari betapa lucunya Adik sematawayangnya itu.

"Sudahlah, mungkin Sakura-chan lagi mau sendiri. Nanti dia juga baikan lagi sama Sasuke, jangan sedih oke kawai Otouto? Kita turun saja, kita makan dulu bagaimana? Kau bisa menceritakan masalahmu dengan Saki nanti di meja makan, ya sekalian supaya Tou-chan dan Kaa-chan tahu." Ajaknya lembut. Sasuke kecil menatap Kakaknya itu ragu, namun sejurus kemudian akhirnya Sasuke kecil mengangguk pasrah.

.

.

.

.

Tuan dan Nyonya Uchiha memandang putera bungsunya itu penuh tanya, pasalnya sejak tadi Sasuke hanya diam tak banyak bicara. Biasanya ketika mereka berkumpul seperti ini Sasuke suka sekali berceloteh menceritakan betapa serunya pengalaman yang Sasuke lewati dengan Sahabat kecilnya. Ya, siapa lagi jika bukan Haruno Sakura.

Sebenarnya Mikoto juga mengetahui bahwa Sasuke dan Sakura mungkin tengah bertengkar karena tadi sore Mebuki menceritakan bahwa Sakura terus saja murung dan menangis.

"Ada apa dengan jagoan Tou-san yang satu ini hn?" tanya sang kepala keluarga yang tak lain adalah Uchiha Fugaku di sela manyantap makan malamnya itu kepada putera bungsunya. Sasuke kecil menggenggam sendoknya erat, Sasuke kecil tidak berani menatap mata Ayahnya.

"Iya ada apa dengan kamu Sasu-chan? Apa kamu bertengkar lagi sama Saki-chan? Apa kamu tahu kata bibi Mebuki? Sakura terus menangis setelah pulang dari rumah kita. Apa yang kamu lakukan Sasuke? Bukankah kemarin kalian baik-baik saja? Bahkan Saki menginap di rumah kita semalam, 'kan?" panturan dari mulut sang Ibu semakin membuat Sasuke kecil merasa bersalah kepada Sakura-nya itu.

"..." Sasuke hanya diam lalu sejurus kemudian setelah menetapkan hatinya, Sasuke kecil turun dari kursi dan keluar rumah tanpa berkata apa-apa kepada keluarganya yang kini hanya melongo melihat tingkah aneh dari Sasuke kecil.

"Ehem, Hn. Biarkan saja, Sasuke mungkin hanya ingin berkunjung ke rumah keluarga Haruno." Ujar Fugaku menyadarkan sang Istri dan putera sulungnya yang tengah melongo.

"Ah iya. Nah, mari kita lanjutkan makannya, eh? Kau sudah selesai Itachi-kun?" tanya Mikoto ketika melihat Itachi sudah tidak makan lagi. Itachi hanya mengangguk dan memperlihatkan cangkir teh yang berada di genggamannya menunjukan bahwa ia tengah menikmati Teh hijau favoritnya itu, Mikoto mengangguk mengerti lalu kembali menikmati makan malamnya.

.

.

Hening ...

.

.

BRAK!

.

.

"Hikss, lepaskan Saki Sasuke! Saki 'kan lagi malah cama Sasuke ... Hikss!' isakan tangis Sakura kian menjadi ketika Sasuke menatap Sakura kecil tajam.

"Berhentilah menangis Saki! Sasuke janji akan beltanggung jawab!"

"Hikss, hikss,"

Lagi dan lagi keluarga Uchiha melongo melihat pintu rumah mereka yang di buka kasar dan melihat perdebatan diantara dua bocah kecil dihadapannya, namun Fugaku dan Mikoto tetap melahap makan malam mereka begitu-pun dengan Itachi yang kini tengah menyeruput tehnya santai.

Fugaku menatap putera bungsunya itu sedikit tajam, "Uchiha Sasuke ada apa ini? Kenapa kamu membuat Sakura menangis heum?" tanya-nya tegas, sesekali Fugaku memakan nasinya yang belum habis.

Sasuke menatap kedua orang tuanya itu tegas dan penuh keyakinan, "Tou-chan! Aku Uchiha Sasuke mau menikahi Haluno Sakura sebagai Istri Sasuke!" Ujarnya tegas. Fugaku dan Mikoto tersenyum tipis, sedangkan Itachi memutar kedua bola matanya bosan.

"Tentu saja boleh Sasu, tapi nanti kalau Sasuke sudah besar." Ujar Mikoto seraya melahap makan malamnya.

Sasuke menatap Ibunya geram, "Sasuke mau menikah CEKALANG!" Teriaknya marah.

"Eh? Kenapa sekarang? Kamu masih kecil sayang," Mikoto mengambil gelas air untuk sang Suami yang kini masih melahap makanannya.

Sasuke semakin geram melihat keluarganya yang seolah tidak perduli kepadannya itu, Sakura hanya bisa terisak seraya mengusap perut mungilnya lembut. Melihat itu Sasuke semakin mengeratkan tangan mungilnya pada tangan mungil Sakura kecil. "Sasuke mau menikah cekalang kalena, Sakura lagi hamil anak Sasuke Kaa-chan!"

.

.

Hening ...

.

.

Krik!

Krik!

Krik!

Kri—

"APA?!" Itachi, Fugaku dan Mikoto berteriak histeris dengan ke-OoC-annya.

"UHUK! UHUK! UHUK!" Fugaku tersedak makanannya.

PRANGGG! —Mikoto menjatuhkan gelas air yang tengah digenggamnya.

"BRUSHHHH! Uhuk, Uhuk!" teh hijau Favoritnya yang bahkan belum mencapai tenggorokan sukses Itachi semburkan ketika mendengar panturan polos Adik-nya itu.

"Nah Saki, jangan nangis lagi ya? Tuh lihat Sasuke udah ngomong mau nikahin Saki" ujar Sasuke kecil seraya menangkup pipi cuby Sakura kecil lembut lalu menghapus air mata Sakura kecil pelan, "Dede bayi, Tou-chan mau nikahin Kaa-chan. Jangan nakal ya?" lanjut Sasuke sok gentle-man seraya mengusap perut kecil Sakura. Sasuke menatap Sakura serius.

"Nanti setelah kita menikah, Sasuke janji akan cari kelja buat kelualga kita dan kita akan melawat dede bayi baleng-baleng. Saki mau, 'kan?" Wajah Sakura kecil merona mendengar panturan dari Sasuke kecil yang begitu terlihat keren di matanya, Sakura mengangguk malu. "Nah, ayo kita ke kamal Sasuke. Saki 'kan lagi hamil jadi Saki halus banyak belistilahat supaya dede bayinya sehat. Hn ... Saki mau 'kan bobo baleng Sasuke lagi?" Tanya Sasuke lembut dengan kedua mata bulat penuh harap.

Sakura menatap Sasuke dengan mata berkaca-kaca, "Iya Saki mau Sasuke-kun, 'kan kita mau nikah jadi walaupun kita bobo baleng dan Saki hamil banyak juga tidak apa-apa. Sasuke-kun akan beltanggung jawabkan?" Tanya Sakura kecil dengan sok serius.

"Tentu saja, ayo!" Lalu mereka pergi tanpa menghiraukan keluarga Uchiha yang kini —no comment. SasuSaku kecil melangkah menuju kamar Sasuke dengan Sakura yang menggandeng tangan Sasuke mesra dan tangan Sasuke yang mengelus ngelus perut Sakura lembut seraya tertawa girang.

"Yeay! Kita punya dede bayi. Saku mau pelempuan atau laki-laki?"

"Hihi, Saki mau laki-laki saja supaya terlihat keren kaya Sasuke,"

"Aa, lebih baik kembar saja ya? Pelempuan dan laki-laki."

"Iya telselah Sasu saja, punya anak sepuluh juga Saki mau ko."

.

.

Krik..

Krik..

Krik..

Kri—

.

.

Bruk!

Mikoto pingsan di tempat, Fugaku terkena serangan jantung dan Itachi menderita kejang-kejang mendadak ketika melihat kepolosan dua bocah ingusan itu.

Poor Uchiha Family!

.

.

.

.

Che, SasuSaku penuh dengan kejutan bukan? Maka kita lihat sejauh mana SasuSaku akan memberikan sesuatu yang lebih mengejutkan lagi.

.

.

.

.

.

- Owari -

Mind to R&R?

.

.

.

.

.

Sign, with love

UchiHaruno Misaki.