Twinkle Twinkle

Naruto © Masashi Kishimoto

(Tidak ada keuntungan apapun yang saya dapatkan dalam membuat karya ini. Fanfiction ini dibuat untuk hiburan semata)

Sasuke U. & Sakura H.

(Ayahnya adalah seorang pengusaha sukses. Dia sangat tampan dan pintar, selalu mendapat perhatian semua gadis. Sejujurnya aku tidak tertarik padanya. Aku memerhatikannya karena ia adalah sainganku. Dan diujian kelulusan, dia berhasil mengalahkanku. Sekarang kami berada di sekolah yang sama, aku ingin mengalahkannya kali ini. Tapi dia berubah menjadi Uchiha pembuat masalah, yang parahnya lagi melamarku di tahun pertama kami di SMA)

Catatan : kalimat bercetak miring adalah isi pikiran tokoh/bicara dalam hati.

Uchiha Sasuke. Aku masih bisa merasakan kekalahan yang aku terima beberapa waktu yang lalu. Ayahnya adalah seorang pengusaha sukses. Dia sangat tampan dan pintar, juga selalu bisa mendapat perhatian semua gadis kemanapun dia pergi. Sejujurnya, aku tidak tertarik padanya. Aku memerhatikannya karena dia adalah satu-satunya orang yang menurutku pantas untuk bersaing denganku, walaupun selalu berakhir dengan kemenangan di tanganku.

Kami selalu ditempatkan di kelas yang berbeda dan ketika aku dengannya tak sengaja berpapasan, mata kami akan saling melirik. Tidak bertukar sapa atau salam. Hanya sekedar lirikan singkat yang berakhir saling membuang muka. Aku tidak membencinya, sebaliknya aku senang bisa mengenal Uchiha-kun. Aku senang saat melihat papan pengumuman nilai dimana namaku akan berada diurutan teratas disusul namanya dengan selisih nilai yang begitu tipis. Dia memberiku alasan untuk terus belajar agar tidak disusul olehnya.

Tapi pada hari itu, dimana nilai ujian kelulusan diumumkan, aku dikalahkan. Tidak dengan selisih nilai yang tipis. Dia mengalahkanku dengan perbandingan yang begitu jauh. Uchiha Sasuke, mendapat nilai sempurna di semua pelajaran yang diujiankan.

Alasanku bersekolah di Konoha High School adalah karena ada kabar yang mengatakan dia melanjutkan belajar ke sekolah ini. Aku ingin membalaskan kekalahanku saat itu. Bila perlu mengunggulinya di semua bidang. Namun, yang ku lihat adalah bukan Uchiha Sasuke si jenius tampan yang dikelilingi para gadis. Uchiha-kun berubah menjadi pembuat masalah yang mengirim tiga kakak kelas ke rumah sakit diupacara pembukaan sekolah. Dia siswa yang selalu menjadi bahan gosip para gadis tentang kelakuan bermasalahnya, karena itu aku memutuskan untuk berusaha tidak peduli lagi.

"Hahh.." Rumah itu sudah sepi sejak beberapa jam yang lalu. Waktu telah menunjukan pukul dua dini hari. Semua lampu sudah dimatikan, kecuali sebuah kamar yang terletak di sudut lantai dua. Lampu di sana masih menyala karena seseorang masih terjaga. Seorang gadis yang menempati meja belajar di dekat jendela kamarnya itu masih sibuk dengan angka-angka dan rumus-rumus rumit memusingkan otak. Tangannya terus menggerakan pensil mekanik yang menggoreskan jawaban-jawaban dari setiap soal yang terdapat di buku pelajaran matematika tersebut. Sesekali helaan napas keluar dari bibir sang gadis namun ia masih tak berniat untuk berhenti.

Haruno Sakura duduk bersandar di kursi dengan kedua tangan yang ia renggangkan ke atas. Setelah sekian lama melakukan belajar dan menurutnya sudah cukup, gadis dengan surai merah muda itu memutuskan untuk menyudahinya. Tak sengaja ia melihat foto kelulusannya di sekolah menengah pertama yang tergantung di dinding kamarnya. Keningnya mengkerut lalu buru-buru dialihkannya pandangannya menuju arah yang lain. Kenangan kelulusan yang begitu menyebalkan.

Sakura merebahkan tubuhnya ke tempat tidur. Menatap langit-langit kamarnya sebelum akhirnya tertidur.

"Mengapa sekolah tidak semenarik dulu?"

Chapter 1 : Lamaran?!

Sakura duduk tenang memperhatikan guru matematika berambut abu-abu itu menjelaskan. Sebenarnya materi yang dijelaskan oleh guru bermasker itu sudah dikuasainya. Namun, tidak ada kegiatan lain yang dapat dilakukannya selama guru itu menjelaskan di kelas. Jadi mengulang mempelajari sesuatu mungkin akan lebih menarik dibandingkan melakukan obrolan tak penting dengan teman-temannya.

"Membosankan," keluhnya sambil mencondongkan tubuh ke depan, menumpukan kedua siku di meja dan bertopang dagu. Sakura melirik ke arah jam tangannya, masih lima belas menit lagi untuk bel istirahat.

"Aku dengar Uchiha Sasuke menghajar kakak kelas lagi tadi pagi,"

Sakura mengangkat wajahnya saat mendengar nama itu disebut oleh teman sekelasnya. Entahlah, ia sudah berusaha untuk tidak peduli namun setiap nama Uchiha Sasuke ditangkap indra pendengarnya, Sakura tak mampu menahan rasa penasarannya tentang apa yang dilakukan si Uchiha itu.

"Bukankah ada kabar yang beredar dia adalah lulusan terbaik jepang? Dia anak laki-laki yang mendapat nilai sempurna 'kan?"

Sakura menghela napasnya secara berlebihan. Pertanyaan demi pertanyaan muncul di otaknya. Uchiha itu terlalu banyak berubah. Seingatnya, Uchiha Sasuke adalah pemuda pendiam yang berusaha menghindari suatu masalah. Sakura memang tidak mengenalnya dengan baik tapi hal itu yang bisa ditariknya selama ia mengamati Uchiha Sasuke itu dulu.

Tanpa dia sadari, Sakura ingin kehidupan sekolahnya sekarang bisa seperti dulu.

"Haruno-san," Ia tersentak dari lamunannya. Kakashi-sensei tengah berdiri di sampingnya bersama dengan tumpukan buku-buku tugas yang tadi pagi dikumpulkan.

"Iya, Sensei ?"

Kakashi meletakan tumpukan buku itu di meja Sakura. "Kau piket hari ini bukan? Tolong bawa buku ini ke ruang guru. Aku harus menghadiri rapat setelah ini,"

"Oh, baik Sensei," jawabnya. Langsung saja Sakura membawa buku-buku itu menuju ruang guru.

Sakura menghentikan langkah ketika melewati ruang klub seni yang pintunya setengah terbuka. Dari celah pintu ia melihat seorang laki-laki duduk di kursi dengan mata terpejam. Seorang laki-laki dengan rambut hitam kebiruan yang dikenalnya. Seragam yang dikenakan berantakan, ternodai noda hitam di beberapa sisi. Sasuke sepertinya tidak menyadari kehadirannya karena laki-laki itu begitu menikmati angin yang berhembus dari kaca besar di sebelahnya.

Uchiha Sasuke.. posisinya saat ini.. angin dari jendela kelas..

Mau tak mau Sakura seperti merasa terlepar ke masa lalu dimana saat mereka pertama kali bertemu. Hari dimana ketika ia mendapati Sasuke tertidur di perpustakaan dengan satu buah buku pada pangkuannya. Rambut hitam kebiruan yang membingkai wajahnya bergoyang seiring tiupan angin. Saku—

"Mau apa kau?" Sepasang mata yang tadinya terpejam itu terbuka. Bola mata hitam pekat menatapnya tajam. Sakura tak pernah tahu jika rumor yang mengatakan ditatap Uchiha Sasuke saja akan membuat bergidik itu benar adanya. Ia telah mengalaminya langsung sekarang. Tubuhnya gemetar, entah itu reaksi takut atau terlalu malu karna kedapatan mengamati seseorang yang sedang tidur.

Sakura membungkukan tubuhnya dengan cepat "Maafkan aku. Aku hanya kebetulan lewat," katanya sambil bersiap untuk berbalik. Bahkan suaranya juga berubah. Lebih berat dari sebelumnya, komentarnya dalam hati.

Sasuke menatap punggung Sakura cukup lama. Dengusan kecil keluar seiring kurva tipis yang muncul di bibirnya. Pemuda itu kembali menyamankan posisinya pada kursi yang didudukinya. Haruno Sakura. Seorang gadis yang mendeklarasikan persaingan diantara mereka secara sepihak.

Buku-buku di tangannya terasa semakin berat saja. Rasanya semakin berat dikarenakan tangannya yang begitu lemas untuk membawanya. Sakura menyenderkan tubuhnya di dinding tepat di samping pintu ruangan guru. Jantungnya berdetak begitu cepat. Bekerja tidak normal sejak Uchiha Sasuke menatapnya tadi. Ini interaksi pertama setelah sekian lama dan kesan yang diterimanya begitu buruk. Uchiha Sasuke jadi begitu menakutkan.

Dengan tangan yang agak gemetar, Sakura mencoba mengetuk pintu. Namun sebelum tangannya menyentuh pintu kayu tersebut, seorang pemuda telah membukanya. Sakura dan pemuda itu sama-sama terkejut. Yang kemudian terjadi adalah tumpukan buku yang dibawanya telah berpindah ke pemuda berkulit pucat di depannya. Sakura tidak mengenal pemuda itu tapi ia pikir dia adalah laki-laki yang baik.

"Terima kasih banyak atas bantuannya," katanya setelah Shimura Sai—begitu yang Sakura baca pada seragam pemuda itu—meletakan buku-buku tugas itu di meja Kakashi-sensei.

Sai tersenyum, senyum yang begitu manis di mata Sakura. "Terima kasih kembali. Aku belum pernah melihatmu, apa kau siswi kelas satu?"

Dengan cepat Sakura menyadari bahwa pemuda tampan di depannya ini bukanlah seangkatan dengannya. "I-iya. Haruno Sakura, dari kelas 1-1. Salam kenal, Senpai,"

"Shimura Sai, dari kelas 2-2. Senang bisa mengenalmu, sampai jumpa," satu senyuman manis lagi dan Sakura tidak bisa menahan diri untuk membalasnya.

Langkah siapa itu?

Sakura menggenggam tungkai payungnya lebih erat. Waktu sudah menunjukan pukul enam sore sejak ia memutuskan untuk menyudahi kegiatannya membaca di perpustakaan. Kini ia sedang berjalan pulang ditengah derasnya hujan. Awalnya ia memilih untuk mengabaikan langkah kaki yang sepertinya mengikuti dirinya sejak ia keluar dari sekolah, tapi lama-lama ia merasa terganggu juga. Sakura merasa sedang diikuti.

Dia tidak merasa memiliki masalah dengan siapapun. Sakura selalu mengusahakan dirinya berada di jalur aman dan tak melibatkan diri dengan orang-orang bermasalah di sekolahnya. Namun kali ini, seorang berandalan sekolah menarik tangannya tiba-tiba. Memaksanya mempercepat langkah untuk meninggalkan tempat itu.

"U-Uchiha-kun!" spontan ia memanggil pemuda yang sedang menggenggam tangannya. Sakura begitu terkejut namun tak bisa melakukan apapun selain mengikuti tarikan Uchiha Sasuke. Payung yang dibawanya entah jatuh dimana. Mereka berlari menyusuri jalan raya yang sepi. Setelah sekian lama mereka terus berlari, Sakura mulai menyadari sesuatu. Ia menolehkan kepalanya ke belakang dan mendapati seorang laki-laki berlari ke arah mereka.

Dia yang mengikutiku tadi?

Secara tiba-tiba Sasuke berbelok. Menarik Sakura kencang hingga gadis itu menabrak tubuhnya. Sasuke meletakan telunjuknya di depan bibir ketika Sakura hendak bicara dan gadis itu diam menuruti. Pemuda yang mengejar mereka berlari lurus, sepertinya tidak melihat mereka yang bersembunyi di lorong gang kecil.

"Kenapa kau membiarkan seseorang yang mencurigakan mengikutimu?" Sasuke menatap Sakura dengan mata yang disipitkan. Ekspresi keras yang ditampilkan Sasuke sukses membuat Sakura bergidik.

"Aku hanya tidak tahu harus melakukan apa," jawab Sakura pelan. "Terima kasih atas bantuannya tapi.. mengapa kau membantuku?" Tidak sopan memang, tapi Sakura tidak bisa menahan rasa penasaran yang menggrogotinya.

Sasuke menghembuskan napas dengan keras. "Jika misalnya aku melihat seorang gadis sedang berjalan di tengah hujan deras sendirian dan diikuti oleh orang mencurigakan tapi tidak membantunya…" Sasuke mendorong tubuh Sakura hingga menabrak dinding kemudian ia mencondongkan tubuhnya "…itu membuatku terlihat seperti seorang pengecut,"

Sakura melebarkan matanya. Tubuhnya masih kaku walau Sasuke telah berjalan meninggalkannya.

Jika misalnya aku melihat temanku jatuh di depan mataku tapi aku tidak menolongnya, itu membuatku terlihat seperti seorang pengecut.

Sakura memeluk tubuhnya yang bergidik kedinginan. Hujan terus turun dengan derasnya. Ia mulai melangkahkan kakinya perlahan menyusul Sasuke yang telah jauh berjalan di depannya. Satu senyuman kecil terukir di bibirnya. Entahlah, ia merasa bangga saja.

"Itu kata-kataku," gumamnya kecil. Dia melihatku ketika perlombaan itu.

Ingatannya terlempar ketika festival olah raga di sekolahnya dulu. Saat itu Sakura hampir melewati garis finish sebagai yang pertama. Namun ia berbalik ketika mendengar seorang terjatuh dan terkilir di belakangnya.

"Oi ! Jalanmu lambat seperti siput,"

"A-aa. Ma-maaf!"

Aku tidak ingin berhubungan dengan orang-orang bermasalah. Sakura menghela napasnya kasar. Kejadian kemarin membuatnya memantapkan diri untuk menjauhi segala sesuatu yang berhubungan dengan orang-orang bermasalah di sekolahnya. Sakura tidak yakin tujuannya tapi ia tahu jika laki-laki yang mengikutinya kemarin adalah seniornya yang terkenal sering membuat masalah. Aa. Uchiha Sasuke juga. Dia salah satu orang yang sering membuat masalah di sini. Mulai sekarang aku harus menutup telinga rapat-rapat dan mengabaikan semua tentangnya.

"Oi. Apa Haruno Sakura ada di sini?"

Seluruh penghuni kelas 1-1 tersentak spontan bergerak mundur ke belakang kelas. "Aku tanya, apa Haruno Sakura di sini?"

Sakura mengangkat wajah dan menoleh. Uchiha Sasuke yang baru saja ia masukan ke daftar orang-orang yang patut dijauhi datang ke kelasnya dan mencarinya. Ini bohong 'kan?

Sakura menolehkan kepalanya ke arah lain dengan gerakan kaku. Ia mencoba menutup telinganya rapat-rapat. Pura-pura tidak menyadari kehadirannya mungkin pilihan yang baik.

Sasuke menatap kaku Sakura yang duduk tegang menghadap ke luar jendela kemudian berjalan menghampiri Sakura di mejanya.

"Oi Haruno. Ikut aku sebentar, kau punya masalah denganku,"

Sakura tersenyum hambar. Ia mengangguk dengan gerakan patah-patah. Ma-masalah? Ayah yang ada di surga, aku merasa tidak memiliki masalah dengan orang ini tapi sepertinya sebentar lagi aku akan menyusulmu.

Pikirannya terlalu kalut untuk memerhatikan kemana Uchiha Sasuke menariknya. Pikirannya semakin kusut saja ketika mereka menjadi tontonan banyak pasang mata setiap melangkahkan kaki. Sakura dipaksa masuk ke ruangan klub seni dan setelahnya pintu ruangan ditutup rapat.

Ia tak bisa bela diri tapi satu tendangan mungkin bisa membuatnya kabur dari sini jika Uchiha itu macam-macam. Sedikit demi sedikit Sakura bergerak mundur ketika Sasuke berjalan mendekat padanya. Tubuhnya mendadak kaku saat punggungnya menabrak dinding yang artinya tidak ada jalan lagi untuk menghindar. Sakura menutup matanya ketika melihat Sasuke mengangkat tangannya. Ia merasakan dasinya ditarik hingga tubuh kecilnya ikut tertarik ke depan.

"Menikahlah denganku,"

Eh? Apa katanya?

Sakura memberanikan diri membuka mata. Jarak di antara mereka sangat dekat. Sakura masih bisa merasakan dasinya ditarik oleh sang Uchiha. Sakura juga bisa melihat jelas tatapan tajam milik Sasuke tapi mengapa telinganya rusak di saat seperti ini?

Sasuke menyerahkan satu buket bunga mawar yang entah didapatkannya dari mana. "Menikahlah denganku," ulangnya sekali lagi kini dengan satu buket bunga yang diulurkan ke Sakura.

Sakura mengerjap dengan sangat perlahan. Tu-tunggu. Lelucon macam apa ini? Kami masih berada di tahun pertama sekolah dan dia melamarku?!

Uchiha Sasuke melamarku?!

Bersambung.

Berkenan untuk meninggalkan review? :)

Karena satu review dari kalian adalah dukungan untuk saya :)