A/N: I`m come back with other story (bukannya ngelunasi utang, mianL tapi gregetan pengen bikin ini). Berhubung Baek yang menjadi sosok innocent dah banyak sekarang aku mau bikin ada malaikat rasaksa hoho. Ini baru prolog, kalau responnya bagus bakal aku lanjutin kalau enggak tetep lanjut cuman updatenya lama (serius loh review ternyata berpengaruh ke datangnya inspirasi o_o). Untuk yang dah follow, favorite and rivew di ffku sebelumnya gomawo ^0^

"You Who Came From The Roof"

.

Pairing : Chanbaek and other cast seiring berjalannya cerita

.

Disclaimer : Their belongs to themselves and god.

.

Genre : fantasy, romance, friendship, sad and humor (maybe._.)

.

© hinagiku2705

.

Warning : Yaoi, Boys Love

SORRY FOR TYPHO_

.

Happy reading yorobun! ^^

Prolog. The Day When I meet The Stranger

Sesosok lelaki jangkung dengan daun telinga lebar tengah memperhatikan sekitarnya. Lelaki tersebut nampak mencari-cari suatu objek. Sebenarnya tidak ada hal aneh dari lelaki itu; selain penampilannya dan caranya berkeliling mencari barang atau seseorang. Fakta bahwa saat ini Seoul sedang musim panas dengan suhu kelembapan diatas rata-rata tentu akan membuat manusia pada normalnya akan keluar rumah dengan mengenakan kaus santai dengan bawahan pendek alih-alih kemeja putih polos lengkap dengan vest berwarna hitam disertai celana pantalon yang senada bewarna hitam.

"ah, ada juga akhirnya!" lelaki itu berseru tiba-tiba. Ia lekas mendekati objek yang ia temukan; seorang wanita cantik berambut coklat panjang dengan pakaian casualnya. Tanpa diduga lelaki jangkung itu menghentikan gerakannya. Ia mengkerutkan alisnya dan memfokuskannya kepada wanita yang berjarak 3 meter dihadapannya.

"haisss,, kupikir hot pink. Ternyata Deep pink." Tampak kehilangan minat, lelaki tersebut membalikan badannya menjauhi ojek yang semula akan ia dekati.

"aku lelah" ia bermonolog. "si alis tebal itu cerewet sekali menyuruhku memenuhi target, ckk padahal kinerjaku sudah baik. Bilang saja ia ingin membanggakan diri sebagai senior yang menghasilkan bimbingan sehebat diriku ini." Terus berbicara dengan diri sendiri, lelaki yang memiliki rasa percaya diri di atas rata-rata tersebut menukikkan sayapnya untuk mendarat di suatu atap rumah yang terkena perlindungan tajuk pohon. Sayap? Ya, lelaki berpakaian semi formal itu sedari tadi terbang melayang mencari orang yang memiliki ciri tertentu. Sayap yang tumbuh di punggung tegapnya itu berwarna putih bersih layaknya bulu-bulu angsa. Menawan dan indah.

Setelah mendaratkan tubuhnya di atas atap, sosok bersayap itu merenggangkan tubuh dan sepasang sayapnya. Setelah menghilangkan kedua sayap di punggungya, iapun merebahkan diri di atap rumah yang berbahan sirap tanpa memperdulikan paparan matahari di bulan jully yang sedang terik-teriknya menyapa Seoul. "Bosannya!" sosok tersebut mulai mengeluh kembali. "Sang penguasa bilang semua yang diciptakan-Nya memiliki arti dari keberadaanya masing-masing. Kalau begitu seharusnya banyak tantangan atau hal-hal baru yang seharusnya kuhadapi kan? Kenapa tidak ada hal hebat yang terjadi padaku aaaa." Seakan tidak sadar akan tubuhnya yang cukup besar lelaki tersebut berguling-guling layaknya anak kecil yang tengah merajuk diatas atap rumah tersebut.

Akibat terlalu sibuk tenggelam dengan pemikirannya sendiri lelaki yang nampak seperti orang tidak waras-karena bergerak-gerak tak jelas diatas atap rumah orang- tersebut tak menyadari sepasang manik berwarna dark brown memperhatikannya dengan rasa heran dan terkejut dari jarak yang lumayan dekat.

"Hei, apa yang sedang kau lakukan" lelaki yang berada di jalan angkat suara. Tak ada jawaban. Merasa tak ditanggapi, lelaki yang itu kembali berseru dengan suaranya yang terbilang tinggi. " halllo,, kau yang ada di atas atap, apa yang sedang kau lakukan disana?!"

Merasa dirinya yang dibicarakan, sosok yang berada diatas ketinggian menatap ke bawah kearah sesorang yang memanggilnya. Nampaklah lelaki muda yang masih mengenakan seragam sekolahnya. Wajah lelaki itu menarik dengan mata sipit, hidung kecil, dan bibir tipis. Angin musim panas berhembus dengan cukup kencang, namun kedua sosok itu bergeming.

Kedua bola mata berbeda warna itupun saling bertemu.

TBC

RNR NE, YOROBUN! GOMAWO

Oktober 2014