Author :Lee Eun San

Title :The million dollar catch

Genre :Romance

Length :Chaptered

Cast : luhan

And selebihnya akan muncul satu persatu. Coba kailian tebak. Kalo berhasil hadiahnya upadate kilat bin cepat ! buuing..buing….(hahaah.. ketawa setan)

Summary

"aku akan meberi kalian satu juta dollar untuk masing-masing jika ada salah satu dari kalian ada yang mau menikah dengan keponakan suamiku."

"sejuta dolar? Untuk kami? Memang seburuk apa dia eoh? Kenapa nenek harus mengeluarkan sebanyak itu untuknya?" jawab ketiga gadis cantik di depannya.

"oh,, sayang dia itu tampan dan menarik. Hanya saja dia kurang mampu untuk memilih kekasih, maka dari itu aku minta kalian untuk setidaknya mencoba mengenal dia."

"tapi…?"

"yifan, namanya yifan. Ku harap setidaknya kalian mau bertemu dengannya sekali sebelum memutuskan untuk melanjutkan kejenjang yang lebih. Bagaiman? Aku mohon…" pinta nenek mereka dengan wajah mengharap.

Ketiganya saling memandang lalu mengehela nafas berat.

"hhh.. baiklah. kami akan mencobanya." Putus luhan, si sulung mewakili kedua adiknya.

"bagus sekali… ah…. Kalian memang cucu-cucu yang pengertian" katanya senang.

"apa lagi sekarang…?" batin ketiganya.

This story based on Sussan Marelly novel, but this story belongs to me.

Chapter 1

Seorang yeoja cantik tengah terburu-buru masuk kedalam sebuah restaurant mewah tempat dimana dia telah membuat janji. Dengan langkah tergesa ia menghampiri meja receptionis.

"aku ada janji dengan tuan wu, apa dia sudah datang?" tanyanya.

"oh, tuan wu baru saja tiba. Silahkan ikuti saya. Saya akan menunjukan tempatnya." Jawab salah satu dari mereka.

Luhan, nama gadis itu mengangguk sekilas lalu berjalan mengekor pelayan wanita tadi menuju meja yang telah di pesan.

Sepanjang perjalanan luhan terus membatin, sebenarnya seperti apa wajah namja yang akan dia temui ini. Kenapa neneknya sampai mengimingi dia dan kedua saudaranya sejuata dollar untuk masing masing dari mereka jika salah satu dari mereka mau menikah dengan namja itu.

"seberapa buruk namja ini, eoh?"

"silahkan masuk nona, tuan wu ada di dalam." Katanya.

Luhan mengangguk lagi "gamsahamnida.." jawabnya sambil tersenyum ramah.

Setelah mengantar luhan si pelayan tadi langsung berjalan pergi meninggalkan luhan.

Sebelum masuk luhan berusaha mengusir ketegangannya dengan berkali-kali menghela nafas. "hhhhuuhhh.. tenang luhan,,,, kau hanya perlu melakukan ini sekali untuk menyenangkan nenekmu, kemudian kau bisa mengatakan pada nenekmu bahwa kalian tidak cocok dan semuanya berakhir. Yak,, berakhir.." katanya sendiri.

Sekali lagi ia menarik nafas kemudia dengan langkah mantap dia masuk. "maaf,, aku terlambat. Jalanan sedang kacau karena hujan.. " sapa luhan denga suara senormal mungkin.

Namja yang tepat duduk di depannya mendongak dari layar ponsel yang sedari tadi ia pandangi. "oh, hai! Kau sudah datang." Jawabnya tak kalah santai.

Sesaat luhan tertegun menatap namja itu. Sungguh sepannjang hidup luhan, ia sudah berkali-kali bertemu dengan namja-namja tampan dari beragam belahan dunia, namun dia tak dapat berbohong bahwa sosok yang ada didepannya ini sungguh lebih dari sekedar tampan. Wajaknya yang simetris sempurna dengan mata sipit nan tajam yang sejenak berhasil menghipnotisnya. Hidung dan tulang pipi tinggi serta dagu runcing yang makin mempertegas aura maskulin yang ada padanya. Hanya bibir tipis nan merah yang membuat dia sedikit terlihat imut dan menggemaskan.

"eung,,, ne..! mian membuatmu menunggu. Kau sudah lama?" Tanya luhan basa –basi.

Namja itu tersenyum kecil lalu menggeleng. "tidak, kurasa menghabiskan lima menit untuk menunggu seorang gadis bukanlah waktu yang lama." Jawabnya lancar.

"tsskk,,, kau ini…" dengus luhan.

"hahah.. well.. kurasa cukup acara basa-basi kita. Jadi apa kau salah satu cucu dari aunt jandi?"

Luhan mengangguk. "yap. Aku yang tertua. Namaku kim luhan." Katanya sambil tersenyum.

"ah,, luhan nama yang bagus. Namaku.."

"yifan, wu yifan bukan? Aku sudah mendengarnya dari nenekku. " potong luhan.

"oh, tentu saja kau sudah tahu itu, ahahha…" jawab namja itu

"well kalau boleh jujur sejak nenekku meminta kami untuk menemuimu ada banyak pertanyaan yang muncul di otak kami. Kami berfikir seperti apakah namja yang nenekku bicarakan akhir-akhir ini. Apa lagi tawaran satu jura dollarnya itu yang membuatku makin merasa penasaran." Kata luhan jujur.

"lalu apa pendapatmu setelah melihatku?" tanyanya

"hmm.. sejujurnya aku sedikit bingung."

Dahi namja itu mengkerut "bingung? Wae?"

"begini, dilihat dari segi manapun kau tak tampak seperti namja desperate yang butuh pertolongan hanya untuk sekedar di jadikan pasangan karena jika dilihat dari segi mnapun kau cukup memenuhi kualifikasi sebagai bujangan paling diminati di kota ini. Pertama dari segi fisik aku rasa kau tak akan merasa kesulitan untuk mendapatkan seorang gadis, dari sisi finansial.. hm… kurasa itu juga bukan jadi masalah. Dari yang aku dengar kau adalah seorang pebisnis handal, bukan?. Latar belakang? Kurasa itu juga bukan karena setahuku kau lahir dari keluarga berada. Lalu apa? Itulah yang sekarang sedang coba aku ketahui" paparnya polos.

Mau tak mau analisa jujur nan polos dari luhan membuat namja tampan itu tergelak. "well, well.. aku suka analisamu. Dan aku rasa aku juga sama bingungnya denganmu. Aku juga cukup pusing mencari alasan kenapa aunt jandi membuatkanku sayembara konyol dengan sejuta dollar sebagai hadiahnya. Kesannya aku ini seoerti namja tak laku dan desperate. Padahal aku yakin jika aku mau banyak yeoja yang antri untukku."

"hhmm.. kurasa juga begitu, sepertinya ada yang salah disisni? Eung..jadi apa kau punya catatan hitam? Yah. Seperti tindakan kriminal dan sebagainya yang membuat namamu menjadi tak baik di mata orang? Karena jika itupun juga bukan aku harus mengatakan satu alasan terakhir yang aku punya untuk semua pertanyaan kita.

Namja itu tersenyum kecil sambil menggeleng. "seingatku, namaku cukup bersih, yah,, setidaknya jika beberapa kali kena tilang karena mengebut di jalan tak masuk hitungan."

Luhan mengibaskan tangannya pelan. "oh ayolah mengebut itu menyenangkan." Katanya santai.

"ahahaah.. kau benar. Lalu.. alasan apa yang tadi kau bicarakan tentangku?"

"hm,, jika semua itu bukan maka kau pasti bukanlah pria yang baik dari segi sikap. Kurasa kau ini seorang yang memiliki reputasi buruk di kalangan para gadis. Apa aku benar?"

"oh.. jadi menurutmu aku termasuk pria brengsek begitu?"

"entahlah.. itu hanya kau yang tahu." Jawab luhan jujur.

"ahahha…. Baiklah. Sebaiknya kita ganti topic sebelum kita berakhir dengan kau menyiramku dengan air. Jadi kenapa kau bisa jadi yang terpilih? Apa kalian memutuskannya atas dasar umur?"

"oh,.. bukan. Tentu saja bukan. Kami memutuskannya dengan bersuit."

"eoh? Bersuit?"

"eung. Dan sialnya aku yang kalah. Ehm,. Maaf bukan maksudku untuk.. …." luhan sedikit terlihat tak enak hati.

"kalian memutuskan siapa yang bertemu denganku dengan suit? Kalian tidak berebut?oh sungguh diluar dugaan"

Dahi luhan mengkerut bingung. "berebut? Oh ayolah untuk apa kami harus berebut toh, aku juga melakukannya hanya untuk menyenangkan nenekku. Tapi kenapa kau bisa berfikir begitu?"

"yah,, karena bisanya begitulah yang dilakukan wanita-wanita yang biasa aku temui." Jawabnya

"oh.. benarkah. Tapi maaf aku harus mengecewakannmu tuan wu. Aku bukan termasuk dari wanita-wanita itu. Satu-satunya alasanku menemuimu hanya karena aku harus menyenagkan nenekku."

Namja itu sudah akan mebuka mulutnya namun tiba-tiba seorang pelayan datang dengan pesannan champagne dan makanan yang tadi dia pesan. "maaf tuan. Ini pesanna anda." Katanya ramah

"kurasa sebaiknya kita nikmati dulu makanan kita, bagaimana?" tawarnya.

"hmm.. ide yang bagus. kebetulan aku juga sedang lapar."

"baiklah, ayo makan." Ajaknya.

Akhirnya obrolan mereka sedikit terhenti sementara karena keduanya sibuk mengunyah makanan. Hanya beberapa kali mereka saling mengobrol untuk mengisi suasana.

"ehm. Kalau boleh aku tahu, apa kesibukanmu?"

"aku seorang pengacara yang bekerja di firma hukum yang khusus menangani masalah financial."

"wow.. hebat."

"thanks. Kau sendiri apa kesibukanmu akhir-akhir ini. Kudengar kau pebisnis sukses?"

"terima kasih atas pujiannya. Sebenarnya itu bukan murni usahaku. Perusahanan itu adalah milikku dan sepupuku. Kami bekerja bersama untuk membangun bisnis kami."

"bisnis apa?"

"kami bergerak dalam bidang penaman modal di perusahaan-perusahaan kecil. Sebenarnya awal mula ide itu dari teman kami waktu kuiliah, tapi karena dia tak cukup uang untuk take over, makanya dia menghubungi kami karena dia tahu kami kuat dalam segi financial."

"hmm,, menarik. Lanjutkan."

"singkatnya kami membeli perusahan kecil yang mulai goyah, mendanainya dan jika sudah berdiri lagi kami menjualnya dengan harga yang tinggi. Terdengar mengerikan bukan?"

"tidak! Kenapa? Kurasa ide itu cukup baik. Mengingat jarang sekali ada orang yang melihat peluang itu."

"senang akhirnya ada yang mengatakannya. Kau orang pertama yang melihat dari sudut pandang lain tentang bisnisku. Biasanya orang akan menganggap kami ini kejam yah seperti peran antagonis yang sengaja memanfaatkan keadaan goyah sebuah perusahaan lalu membelinya dengan harga murah dan boom jika sudah kembali berdiri kami kembali menjualnya dengan harga berkali-kali lipat lebih besar dari nilai awal kami membelinya."

"kurasa tindakan itu tidak bisa dikatakan kejam. Toh bukan kau kan yang membuat bisnis mereka kalian murni sebagai pembeli dan penanam modal. Selebihnya mengenai perkembangan selanjutnya dari perusaahhan yang kau beli itu murni hasil dari usaha kalian sendiri untuk membangkitkanya kembali. Jadi menurutku itu bukan tindakan kejam, hanya memanfaatkan peluang."

"yah,, begitulah yang selama ini aku fikirkantapi kau tau lah terkadang manusia punya jalan fikiran yang jauha dari jangkauan kita. O iya ngomomg-ngomong apa pekerjaanmu lancar?"

"sejauh ini ya.. kami mendapat beberapa klien potensial akhir-akhir ini jadi aku mulai sedikit sibuk. Dan meski aku bukan termasuk senior tapi aku cukup bisa diandalkan."

"sudah berapa lama kau bekerja?"

"secara resmi aku baru bekerja secara tetap disana sekitar dua tahun belakangan, tapi aku sudah menggeluti bidang itu sejak aku selesai kuliah."

"kau kuliah sambil bekerja?"

Luhan mengangguk. "ya, aku mulai magang di tiga semester akhir kuliahku di harvad."

"harvad?" namja itu terlihat sedikit terkejut.

"ya, harvad. Kenapa kau terlihat terkejut? Apa aku tak terlihat seperti lulusan harvad?" kata luhan sambil merajuk lucu.

Namja itu menjadi makin gemas melihat tingkah polah luhan yang makin lama makin ia lihat justru semakin cantik dan mengemaskan. "astaga sebenarnya ada apa dengan gadis ini. Kenapa dia begitu indah dimataku…" batinnya linglung.

"oh ayolah siapa yang tidak terkejut mendengar fakta itu mengingat hanya segelintir orang korea yang bisa sekolah disana. Biasanya gadis-gadis lebih memilih universitas yang bergerak di bidang fashion dari pada harus berkutat dengan hukum-hukum kaku nan membosankan itu." Jawab namja itu senormal mungkin.

"hmm,, kurasa kauada benar. Tapi dunia fashion bukanlah areaku. Mungkin banyak orang yang memandang aneh pada pilihanku, tapi beginilah aku. Jika aku suka maka aku akan mengejarnya. Jika aku mau aku harus mendapatkannya."

"kau seorang yang optimis rupanya. Aku menyukainya." Kata namja itu spontan

Wajah luhan bersemu merah entah kenapa."hahahah.. terima kasih." Jawabnya kikuk sambil berusaha mengalihkan pandanganta dari tatapan tajam mata namja wu diepannya itu.

Obrolan mereka makin terjalin baik. Suasana awal yang cenderung kaku lama-kelamaan mulai membaik. Malam kian larut, saking asiknya mereka mengobrol sampai-sampai tak terasa sudah hampr tengah malam.

"kurasa sebentar lagi tempat ini akan tutup. Tamunya sudah makin habis." Bisik luhan

Namja di depannya menengok kanan kiri "kau benar, sebaiknya kita pergi sebelum kita diusir."

Luhan mengangguk lalu beranjak dari kursi dan memakai mantelnya.

"aku akan membayar sebentar, kau tunggulah." Pesan si namja.

Sekali lagi luhan mengangguk tanpa bicara. Tak lama namja tadi datang dan segera mengajak luhan bergegas keluar.

"senang bertemu denganmu malam ini." Kata luhan ketika mereka sampai di depan restaurant.

"tentu saja. Bagaimana malamku tak menyenagkan ketika aku makan malam ditemani gadis manis nan cerdas sepertimu."balas si namja.

Luhan mengdengus kecil. "tsskk.. kau memang perayu ulung tuan wu."

Si namja hanya bisa membalas kata-kata lhan dengan senyum manis di bibirnya.

"kurasa kita harus berpisah disini. Sudah malam dan aku harus pulang."

"ehm,, kau pulang naik apa?"

"taksi, mobilku sedang di bengkel." Jawab luhan.

"biar aku yang mengantarmu, lagipula ini sudah sangat malam, kurasa taksi juga akan sulit. Bagaimana?" tawarnya.

Luhan berfikir sebentar lalu mengangguk. "yah,, kurasa kau benar. "

"baiklah ayo."

Tanpa menunggu lama keduanya langsung menaiki mobil mewah milik namja tadi dan langsung melesat memebelah jalanan lengang kota seoul di malam hari. Sepanjang perjalanan keduanya terus saling mengobrol untuk saling mengakrabkan diri. Dari obrolan singkat mereka malam ijni entah mengapa keduanya saling merasa cocok dan tertarik satu sama lain. Luhan dengan kepolosan dan sikapnya yang perfeksonis serta tinggat intelegensinya yang tinggi mampu membuat namja tampan itu tak sanggup mengalihkan matanya barang sejenak dari sosok cantik bermata rusa itu. Belum lagi pribadinya yang ramah dan menyenangkan makin membuat namja ini jatuh terpesona terlalu dalam. Bahkan ia tak sanggup untuk mengendalikan laju jantungnya saat dia melihat bebrapa kali luhan tersenyum dan tertawa. Rasanya seperti ada kegembiraan yang membuncah dalam hatinya saat ia menatap raut bahagia dari wajah luhan, gadis asing yang bahkan belum genap sehari di kenalnya.

"ada apa denganku."batinnya linglung.

"satu belokan kedepan maka kita akan sampai." Kata luhan sambil menunjukkan arah dengan tangannya.

"ah,, iya. Baiklah." Jawab namja tadi sambil sedikit tergagap kaget.

Tak sampai lima menit mereka berdua sampai di sebuah rumah kecil dengan sebuah taman di depannya.

"kau tinggal disini?" tanyanya.

"hhmm,, begitulah."

"kau tinggal dengan orang tuamu?"

Luhan menggeleng "aniyo. Sejak aku bekerja aku sudah tidak lagi tinggal dengan ommaku. Kedua adikku juga sama. Hanya omma yang masih tinggal dirumah lama kami. Aku dan kedua adikku tinggal di rumah dan apertement masing-masing. ehm,, baiklah. Aku harus masuk." Kata luhan ragu. Entahlah kalau boleh jujur dia tak ingin segera berpisah dari namja tampan itu. Tapi mau bagaiman algi apa ia dia harus meminta namja itu untuk sekedar mampir kerumahnya. Hell no! dia masih waras!

Luhan sudah hampir membuka pintu namun tiba-tiba namja itu mencekal tangan luhan. "tunggu…" katanya lembut.

Luhan menoleh dan menatap namja itu dengan matanya yang indah nan sayu. "ne.." jawabnya.

Otak dan hati namja itu tak lagi bisa sejalan. Entah dapat dorongan dari mana namja itu menarik luhan dalam dekapannya dan langsung mencium bibir luhan lembut. Tak ada nafsu dan tak ada yang terlihat buru-buru. Hanya sapuan-sapuan lembut yang ia berikan di bibir indah luhan yang sejak tadi ia dambakan. Niat awalnya mungkin hanya ingin mengecup sekilas namun apa daya efek bibir luhan pada otakknya layaknya opium mahal yang memabukkan dan candu akut baginya. Lembutnya bibir yeoja cantik itu membelenggunya hingga logikanya bahkan tak bisa lagi menyadarkannya.

Sama halnya dengan si gadis, jika dia sanggup berfikir maka tindakan namja di depannya in bisa tergolong sebagai pelecehan untuknya, namun anehnya luhan justru menikmatinya. Kalian boleh mengatakannya gila tak mengapa. Tapi harus luhan akui dia memamng menikmati setiap jengkal sapuan bibir tipis namja itu di bibirnya. Lembut dan gairah yang tersalur lewat pagutan mesra mereka membuat luhan pusing dan kian mendambakan lebih.

Meski sebenarnya enggan mereka menghentikan apa yang mereka lakukan namun sepertinya pasokan oksigen di paru-paru mereka kian menipis dan mengharuskan mereka menyudahi ciuman itu.

"mmmhh….." namja itu melepas ciumannya lalu menempelkan dahi mereka intim.

"bolehkah aku menginap?" katanya sinting.

TBC

I'M BACK PEOPPLE…!

Setelah sekian lama aku menghilang dari jagad per ff an yang telah lama aku tinggalkan (ssiighh…) akhirnya aku berani untuk kembali dengan ff baru pula. Maaf bukannya aku gak mau nyelesain projek ff yg lain tapi ide cerita ini keburu nyantol di kepala ku. Soooo mau gak mau ini dulu yang aku tulis. Semoga pada suka ama ff ini. Di ff ini bakalan banyak kejutan so tunggu ya readers,,,,,,

High responds fast update, slow responds lama update.

Sign

Lee Eun San

EunhyukLegalWife