Discalimer : Masashi Kishimoto

Pairing : Narusasu

Rated : T +

Warning : YAOI, OOC, banyak typo disana sini, gaje abal, dll.

I LOVE YOU, DUREN

Mempunyai kekasih memang menyenangkan bagi setiap orang. Termasuk pemuda can-err, tampan- yang sedang menunggu diruangan apartemen milik kekasihnya. Uchiha Sasuke, nama pemuda tersebut. Wajah yang can-tampan-, kulit putih bersih, rambut hitam dengan bentuk pantat ay-ehem- unik, onix yang tajam dan jangan lupakan tubuh rampingnya yang membuat setiap pria tergoda untuk memandangnya berlama-lama.

Saat ini, Sasuke sedang menunggu kekasihnya untuk berkencan. Tidak. Kalian tidak salah dengar. Sasuke memang sedang menunggu untuk mengajak kekasihnya kencan. Kesibukannya yang seorang mahasiswa dan kekasihnya yang seorang pengusaha membuat mereka hanya berkencan sesekali. Dan ketika kesempatan itu datang, Sasuke akan memanfaatkannya dengan sebaik mungkin.

"Cuke-nichan." Suara cadel dan cempreng mengagetkan Sasuke, walaupun dia tidak menunjukkannya.

Sasuke menoleh ke arah belakang. Terlihat seorang anak perempuan berumur 4 tahun, berambut pink pucat, mata biru, kulit berwarna putih datang mendekatinya. Begitu dekat, dia langsung melompat ke arah Sasuke dan memeluknya.

"Apa kabar, Hana?" Sapa Sasuke saat anak itu sudah berada dipangkuannya.

"Baik. Cuke-nichan mau kemana cama Papa?" Tanya gadis kecil yang ternyata bernama Hana.

"Mau jalan-jalan. Hana mau ikut?" Tawar Sasuke sambil menarik pelan hidung mancung Hana.

"Tidak. Hana cudah janji mau main ke lumah Obacan. Jadi tidak bica nemani Papa dan Cuke-nichan." Jawab Hana lancar.

"Lama menunggu, Suke?" Suara baritone khas lelaki dewasa seketika memasuki pendengaran Hana dan Sasuke. Mereka menoleh saat orang yang ditunggu telah datang.

Seketika Sasuke terpaku dengan apa yang didepannya. Kekasihnya, yang biasanya memakai pakaian formal, sekarang malah terlihat menakjubkan dengan pakaian yang dikenakannya. Kaos putih ketat dan tipis lengan panjang yang digulung sampai siku memamerkan bentuk tubuh yang proporsional, celana jeans berwarna hitam dan sepatu kets putih dengan strip biru semakin menambah pesona pria dihadapannya.

"Kau terpesona, Sayang?"

Sasuke yang masih terpaku pada kekasihnya tidak menyadari kalau pria tersebut sudah ada didekatnya berbisik sensual sambil menjilat telinganya. Semburat merah pun muncul membalas perlakuan yang diberikan pria tersebut.

"Nnh, apa yang kau lakukan, Naru? Ada Hana disini." Bisik Sasuke pelan mengingatkan kekasihnya, Namikaze Naruto.

Namikaze Naruto, kekasih dari Uchiha Sasuke adalah seorang pengusaha sukses berumur 35 tahun yang dikenal oleh seluruh dunia karena kehebatannya dalam membangun perusahaannya. Bukan hanya dijuluki sebagai jenius, dia juga tampan, kaya, ramah dan murah senyum sehingga menjadi incaran wanita dan uke. Apalagi dengan status yang disandangnya sekarang. Duren, Duda Keren.

Naruto pernah menikah dengan seorang wanita. Namanya Haruno Sakura. Pernikahan mereka bukan didasari oleh cinta. Well, mereka hanya bertemu di sebuah pesta perusahaan, mabuk, lalu melakukan one night stand, sehingga berujung kehamilan Sakura. Sakura yang tidak mau menanggung malu akhirnya memberitahu Naruto dan mereka pun menikah. Setelah Sakura melahirkan anak perempuan cantik bernama Namikaze Hana, dia meminta cerai pada Naruto dan memberikan hak asuh anak padanya. sebab, dia belum siap menjadi seorang ibu yang harus mengurus anak.

Naruto sangat menyayangi Hana. Apapun yang diminta Hana pasti akan diturutinya. Karena Hana jugalah dia bertemu dengan Sasuke. Kekasihnya sekarang yang sangat dicintai olehnya.

"Sebaiknya kita pergi. Aku takut kita terlalu larut pulang ke rumah." Naruto segera beranjak menuju pintu keluar diikuti oleh Sasuke yang sedang bergandengan tangan.

"Jangan nakal dirumah Obasan dan Ojisan. Jangan kejar-kejaran dengan mereka. Mereka sudah tua. Papa tidak mau mendengar kabar mereka sakit karena mu. Mengerti?" Nasehat Naruto pada Hana saat mereka sudah didepan gerbang kediaman Namikze. Seorang kepala pelayan berambut silver dan memakai masker membuka pintu mobil untuk Hana.

"Iya, Papa. Hana akan menjadi anak baik nanti. Papa tenang caja. Dan, Papa jangan nakal juga dengan Cuke-nichan. Kan kacian kalau Cuke-nichan Papa cikca campai tidak bica jalan."

Seketika wajah Naruto dan Sasuke memerah. Sedangkan Kakashi, kepala pelayan Namikaze hanya tersenyum tipis dari balik maskernya.

"Siapa yang mengajari mu seperti itu?" Tanya Naruto heran setelah bisa mengendalikan diri.

"Kulama-Ojichan." Jawab Hana polos. "Cudah ya, Papa. Hana mau macuk dulu. Dah, Papa. Dah, Cuke-nichan." Lanjut Hana riang sembari melambai kecil meninggalkan mobil Naruto bersama Kakashi.

"Anak itu..." Geram Naruto setelah mendapat jawaban dari Hana. "...Tidak bisakah mulutnya dijaga sebentar. Hana masih kecil."

"..."

"Kau kenapa, Teme?" Tanya Naruto setelah melihat Sasuke tidak merespon kata-katanya seperti biasa.

"Baka. Ini juga gara-gara diri mu. Kalau kau bisa menjaga sikap didepan Hana. Dia pasti tidak akan penasaran dan bertanya pada rubah buluk itu." Sasuke mengutuk teman sekampusnya itu karena berani mengajari Hana yang tidak-tidak.

"Salahkan juga diri mu. Kenapa kau sangat begitu seksi sehingga aku harus melakukan macam-macam pada mu." Ucap Naruto cepat. Seringainya berkembang saat melihat rona merah diwajah Sasuke.

"Idiot. Cepat jalan. Kau bilang tidak ingin pulang telat."

"Aye-aye, Kapten."

Mobil lamborghini hitam itu berhenti didekat pemandian air panas terkenal di Konoha. Terlihat papan nama yang besar diatas gerbang. Konoha's Dream. Dari luar memang terlihat sederhana. Tapi, begitu ke dalam. Kita akan merasa di era victoria. Apalagi pemandian air panas ini tidak berada didalam ruangan. Tapi, diluar ruangan dengan pemandangan bukit-bukit hijau, langit yang biru dan juga udara yang sejuk.

Sama seperti yang lain, Konoha's Dream menyediakan pemandian air panas umum. Namun, yang membuatnya spesial adalah mereka juga menyediakan pemandian air panas VIP. Pemandian ini memang masih diluar ruangan, tapi, ditutupi oleh tembok tebal agar orang luar tidak bisa masuk ke dalam. Uang yang dikeluarkan untuk pemandian ini juga tidak murah. Sebab, disediakn kamar khusus yang masih dalam lingkup VIP, pelayan dan juga disediakan beberapa makanan mewah yang bisa dipesan oleh sang pelanggan. Dan ruangan inilah yang ditempati oleh Naruto dan Sasuke.

Sasuke berdiri didepan pemandian menghadap pemandangan indah didepannya dengan Naruto yang memeluk tubuhnya dari belakang. Sasuke tidak menyangka kalau Naruto membawanya ke Konoha's Dream. Sasuke mengira kalau Naruto akan membawanya ke pantai, atau jalan-jalan seperti yang biasa mereka lakukan saat kencan.

"Bukannya kau bilang takut pulang larut ke rumah? Kenapa kita malah datang kesini?" Tanya Sasuke akhirnya setelah mereka diam cukup lama.

"Aku hanya ingin memberi kejutan pada mu. Apalagi kampus mu libur seminggu untuk menyiapkan festival. Aku langsung memesan ruangan ini selama seminggu. Kita akan kencan berdua malam ini. Tanpa tugas, dokumen, Hana, dan yang lainnya. Bagaimana? Kau suka tempat ini?"

"Ngh...aku, ukh, suka. Ngh, berhentilah mengecupi leher ku." Ucap Sasuke saat merasakan Naruto mulai beraksi.

Naruto tidak peduli. Sekarang ini dia ingin melakukan apapun yang diinginkannya bersama Sasuke. Dengan cepat, dia memutar tubuh Sasuke dan langsung meraup bibir merah kekasihnya.

Bunyi kecipak menambah harmonisasi yang tercipta dari alam. Sasuke yang memang merindukan Naruto lansung mengalungkan tangannya ke leher pria tersebut. Memiringkan kepalanya ke kanan dan ke kiri untuk menambah sensasi dari ciuman tersebut. Saliva bercampur dan mengalir ke dagunya tanpa ia pedulikan.

Tangan Naruto pun tidak hanya menganggur. Dia memasukkan tangannya ke pakaian Sasuke dan langsung memelintir tonjolan merah muda yang ada didada Sasuke.

"Aah.."Desahan keras terlontar dari bibir Sasuke.

"Sasuke..." Panggil Naruto dengan suara serak menahan nafsu.

Sasuke yang tahu keinginan Naruto, segera melingkarkan kakinya kepinggang pria itu dan meraup bibir Naruto. Kali ini biarkan dia bertingkah tidak seperti biasanya. Biarkan dia bertindak agresif. Biarkan dia menunjukkan betapa cintanya dia pada Naruto. Naruto yang mengerti akan tindakan kekasihnya segera melangkahkan kakinya ke dalam kamar mereka, menutup pintu dan membiarkan hari ini mereka lalui dengan ber'olahraga' di kamar. Kalau bisa sampai cairan putih kentalnya tidak keluar lagi karena di kuras lubang hangat Sasuke.

Matahari pagi yang cerah segera menyambut Konoha yang mulai ramai. Ada yang ke kantor, sekolah atau ke tempat lain yang memang penting. Begitu juga di Konoha's Dream. Tempat itu memang selalu ramai. Apalagi di pagi hari. Udara yang sejuk menghiasi pemandian tersebut. Terlebih lagi saat matahari terbit. Pemandangan itu tidak akan bisa dilewatkan walaupun sekilas.

Berbeda dengan ruangan disalah satu VIP. Terlihat seorang pemuda cantik sedang terlelap hanya ditutupi oleh selimut. Pakaian yang bertebaran dilantai membuktikan kalau dia telah melakukan aktivitas dewasa yang semestinya.

SREG

Suara pintu geser terdengar saat Naruto masuk ke kamar pemuda tadi. Celana training, kaos yang basah dan sepatu kets terpasang apik di tubuh atletisnya. Sepertinya, dia baru selesai berolahraga ringan disekitar pemandian. Melihat Sasuke yang masih tidur, membuat Naruto tidak tega untuk membangunkannya. Kegiatan mereka semalam memang memerlukan tenaga ekstra, hingga selesai subuh tadi.

Memilih untuk mandi terlebih dahulu sebelum membangunkan Sasuke, dia segera beranjak menuju kolam air panas yang ada dihalaman kamarnya. Membuka seluruh pakaiannya dan segera membenamkan seluruh tubuhnya ke kolam.

"Hah, leganya." Desah Naruto merasa nyaman saat merasakan air hangat yang memang bercampur aroma terapi secara otomatis.

Seharusnya ini yang dilakukannya pada hari sabtu dan minggu. Kesibukannya dan jadwal yang padat membuatnya tidak dapat berlibur seperti orang kebanyakan. Merasakan berkumpul dengan keluarga, berlibur bersama atau apapun yang membuat penatnya merasa hilang. Terkadang Naruto merasa bersalah pada Hana. Gadis kecilnya itu bahkan belum pernah diajaknya berlibur. Sebenarnya, liburan ini dia ingin mengajak Hana. Tapi, anaknya memang sangat pengertian. Lebih memilih tinggal bersama nenek dan kakeknya dari pada mengganggu Naruto dan Sasuke kencan.

"Naruto."Panggilan dari belakangnya membuat Naruto menoleh ke sana. Terlihat Sasuke dengan wajah yang masih mengantuk. Tubuhnya juga ditutupi oleh selimut yang digunakannya tadi.

"Ohayƍ." Dengan tersenyum kecil, Naruto menyapa Sasuke yang mulai mendekat. "Mau berendan bersama?" Tawar Naruto saat Sasuke sudah berada didekatnya.

"Hn." Jawab Sasuke. Dia lalu melepaskan selimut yang menutupi tubuh telanjangnya dan langsung berendam disebelah Naruto. Ringisan pelan terdengar saat pantatnya duduk diatas lantai pemandian.

"Apa masih sakit?" Khawatir, itu yang ditunjukkan Naruto pada Sasuke.

"Sedikit."

"Gomen, aku..."

"Sstt, aku tidak apa-apa. Aku juga menginginkan hal ini."

Mereka saling memandang dalam diam. Menikmati sunyi yang ada disekitar mereka. Tangan Naruto terangkat, membelai wajah mulus kekasihnya. "...apa kau tahu kalau aku sangat mencintai mu?" Bisik Naruto pelan dengan masih memandang dengan intens Sasuke.

"Aku bahkan tahu kalau kau tidak bisa hidup tanpa ku." Balas Sasuke seduktif dengan tidak ketinggalan keangkuhannya-kalau tidak mau dibilang narsis.

"Kalau begitu, bisa berikan aku morning kiss?"

Tanpa menjawab, Sasuke segera meraup bibir Naruto. Menghisapnya pelan seperti yang dilakukannya pada Naruto semalam. Setelah puas, giliran Naruto yang menginvasi bibir Sasuke. Seluruh mulut Sasuke dikecapnya. Menghisap liurnya hingga menetes di dagu masing-masih.

Kedua bibir terlepas saat mereka membutuhkan oksigen. Sasuke melirik ke arah bawah. Tepan ke benda milik pria pirang tersebut. "...Kau mengeras."

"Yah, itu karena mu. Bisakah..."

"Tidak mau." Potong Sasuke keras.

"Hey, aku bahkan belum selesai bicara."

"Aku tahu apa yang dipikiran mu. Pinggul ku masih sakit. Aku sekarang saja masih merasa sakit."

"Hey, siapa yang bilang 'terus' kemarin dengan suara erotis?"

Memerah. Wajah Sasuke semerah buah kesukaannya. "Pokoknya, tidak ada jatah untuk hari ini. Kau memaksa, kita pulang."

"Baiklah. Aku tidak akan memaksa lagi sekarang. Sebaiknya kita bergegas ke restoran. Aku sudah memesan makanan untuk sarapan kita."

"Hn."

.

.

Naruto duduk seorang diri di restoran. Dia menunggu Sasuke yang sedang ada dikamar entah untuk apa. Sembari menunggu Sasuke, Naruto memesan Cappucino Latte. Setidaknya, untuk menghangatkan tubuhnya yang terasa dingin karena berada diwilayah perbukitan.

"Naruto?" Panggilan ragu-ragu terdengar oleh Naruto. Saat dia menoleh, terlihat olehnya wanita cantik berambut pink dengan mata emerald yang indah.

"Sakura."

TBC...

Gomen ceritanya agak gaje. Ane sudah berusaha keras tapi, tidak bisa. Apalagi mau buat lemon. Susah sekalleeee. Saat sudah muncul ide buat lemonnya, mau diketik, langsung raib tuh lampu lima wattnya yang ada dikepala Ane. Apes banget dah ni otak.#tertunduksedihsambilcakarcakartanah.

REVIEW YA MINNA-SAN...