Konoha, 28 November 1997
Siswi Kelas 2 SMA N Konoha Ditemukan Tewas Mengenaskan
Konoha, 2 Desember 1997
Lagi, Siswa SMA N Konoha Tewas Mengering
Konoha, 28 Desember 1997
Siswi SMA N Konoha Menghilang Secara Misterius
.
.
Mystery Club
Naruto © Masashi Kishimoto
Rated T
Mystery, Friendship
Main Chara : Naruto U. & Hinata H.
Warnings : OOC, Typo, No Romance, Alur Maksa, Pendek, etc.
Lets Enjoy It!
.
.
.
.
Konoha Post
Konoha, 1 Oktober 2014
Siswa SMA Honda Tewas Dengan Tubuh Menua
Uzumaki Naruto sibuk membaca koran yang baru ia beli dilampu merah tadi, ia membaca dengan serius Deadline hari ini, seorang siswa SMA swasta yang tewas dengan tubuh menua sukses mencuri perhatiannya. Sepertinya bukan hanya dia saja yang tertarik, hampir semua orang di bus yang sama membicarakan hal itu. Dan dari pembicaraan yang Naruto dengar, kejadian ini pernah terjadi 17 tahun yang lalu, tapi kasusnya kemudian ditutup tanpa sebab yang jelas.
Naruto menghela napas, korannya ia letakkan dipinggir bangkunya yang kosong, matanya memandang hamparan sawah Konoha dari balik kaca bus. Sudah 4 jam ia melakukan perjalanan dari Tokyo, dan sekitar 20 menit yang lalu bus yang ia tumpangi sudah melewati gerbang yang bertulis "Selamat Datang di Konoha" berarti sebentar lagi ia akan sampai di Terminal Konoha dimana kakeknya akan menjemput. Naruto mengalihkan perhatiannya ke koran yang berada disebelahnya, ia sedikit bergidik ketika mengingat topik yang baru dibaca. Baru datang sudah disambut dengan berita pembunuhan pelajar. Bukannya penakut, tapi dia kan juga manusia normal yang memiliki perasaan cemas.
Ckittt
Bus berhenti -sudah sampai. Naruto turun dan langsung disambut oleh senyum hangat dari kakek dan nenek tercinta.
"Jadi kau sudah bisa melihatnya ya?" adalah kata sambutan dari sang kakek.
Naruto hanya mengangguk lemah dengan senyum miring yang seolah dipaksakan.
Dengan seragam baru -kemeja putih dengan rompi abu-abu dan lambang sekolah dibagian dada, dan celana panjang biru dongker- Naruto memasuki sekolah barunya, SMA N Konoha. Suasana sekolah sudah cukup ramai, maklum saja 15 menit lagi bel tanda masuk akan segera berbunyi. Sepertinya, kabar tentang pelajar yang tewas mengerikan masih menjadi pembicaraan hangat.
"Karena berita itu aku jadi tidak boleh keluar rumah setelah pulang sekolah"
"Iya, aku juga jadi takut kalau pergi sendiri"
"Sampai sekarang polisi masih kesulitan untuk mencari bukti"
"Kasus seperti ini juga pernah terjadi puluhan tahun lalu, bahkan 3 siswa di sekolah kita juga jadi korban"
Dan masih banyak lagi pembicaraan yang Naruto dengar dari siswa-siswi yang akan menjadi teman satu sekolahnya.
"Permisi, boleh tunjukan dimana ruang guru?" Tanya Naruto kepada seorang siswa yang sepertinya kelas 1 dilihat dari tanda kelas dibagian lengan kemeja seragamnya.
"Senpai, murid baru ya?" Pemuda tersebut melirik tanda kelas dilengan Naruto –kelas 2-.
Naruto mengangguk.
"Ayo"
"Uzumaki Naruto desu-, Yoroshiku-nee" Naruto membungkukkan badan, menampilkan senyum seadanya lalu duduk dibangku deretan belakang.
Naruto membereskan bukunya, mencoba mengikuti pelajaran yang tengah senseinya jelaskan. Tapi sungguh pikirannya sedang tidak berada dikelas.
"argh" Naruto mengerang, belum 1 jam dia berada di sekolah ini, tapi 3 sosok menyeramkan sudah ia lihat. Pertama di ruang guru, lalu di koridor ketika menuju ke kelasnya, dan ketiga di kelasnya sendiri. Lalu berapa lagi yang akan ia lihat? Entahlah. Untung saja sosok di dalam kelasnya sudah menghilang entah kemana, jika masih ada mungkin Naruto benar-benar tak bisa mengikuti pelajaran hari ini.
"Kau akan terbiasa, mungkin kau akan menganggap ini musibah diawal tapi bagaimanapun ini anugrah dari Kami-Sama untuk keluarga kita"
Kata-kata dari kakeknya kembali terngiang ditelinganya. Ya, mungkin dia akan terbiasa nanti, lagi pula baru satu minggu dia mendapat –yang kata kakeknya- anugrah ini.
"Aku Ino, istirahat nanti mau aku antar keliling sekolah?" Gadis bermata aquamarine dengan rambut yang sama dengan milik Naruto tersenyum kearahnya.
Naruto berpikir. Bagus juga sih, dia jadi bisa tahu tentang sekolahnya. Tapi mengingat kalau ia keluar nanti, mungkin akan ada banyak sosok yang ia lihat, membuat Naruto enggan untuk menerima tawaran Ino –gadis yang sedang menunggu jawabannya.
"Aku Naruto, kedengaranya bagus juga" Dengan senyum lima jari andalanya Naruto mengakhiri obrolan singkat mereka dan kembali mendengarkan penjelasan sensei mereka. Setidaknya akan lebih banyak manfaatnya jika ia menerima tawaran Ino.
"Jadi ini yang kita sebut gedung B" Ucap Ino ketika mereka sudah berada di koridor sebuah gedung dengan 3 lantai ini. SMA N Konoha memiliki 2 gedung, gedung utama atau gedung A digunakan untuk ruang kelas dan kantor guru, terdiri dari 4 lantai, sedang gedung dimana mereka berada –Ino dan Naruto- adalah gedung B. Gedung yang digunakan untuk..
"Gedung ini digunakan untuk kegiatan klub-klub yang ada disekolah kita, ruang aula, laboratorium dan perpustakaan ada dilantai satu." Ino menjelaskan, kini mereka sedang berada di depan aula menuju tangga yang berada disamping sebuah ruang kosong.
Naruto berjalan mengikuti Ino didepannya, perhatiannya tertuju pada sebuah papan di pintu.
Mystery Club. Batinnya. Entah kenapa Naruto tertarik dengan ruangan yang terlihat sepi itu. Ia melihat kedalam ruangan itu, tak banyak yang dapat Naruto lihat karena pandanganya terhalangi oleh kaca jendela yang sudah sangat berdebu.
Baru saja Naruto akan beralih ke Ino yang ternyata sudah jauh darinya, matanya melihat sosok gadis berambut indigo panjang tengah berdiri didepan jendela yang sedikit terbuka. Sosok gadis itu sukses mencuri semua perhatian Naruto, bahkan panggilan dari Ino tak didengarnya. Gadis itu mengenakan seragam yang sama dengannya, rambutnya panjang sepunggung, dan dia cantik hanya saja kulitnya terlalu pucat dan iris matanya yang berwarna lavender terlihat kosong.
Gadis itu menoleh, baik Naruto ataupun sosok gadis itu keduanya terlonjak kaget. Dalam beberapa detik mereka hanya saling bertatapan, hingga gadis itu tersenyum. Senyum yang begitu manis, namun Naruto tak mendapatkan kehangatan disana. Dingin. Tapi ia merasa tidak terancam atau merasa risih, ia merasa senyum itu tulus dan mengandung arti tapi kosong. Entahlah Naruto tak terlalu mengerti. Akhirnya Naruto hanya menganguk untuk membalas senyum gadis cantik itu.
"Kau kenapa?"
Tepukan Ino dipundak Naruto, membuat pemuda itu hampir saja kehilangan jantungnya.
Pemuda itu mengelus dadanya, rasa syok yang datang bertubi membuat nafasnya memburu. Ino hanya memandang heran teman barunya itu. Apa dirinya benar-benar mengagetkanya?.
"Kau membuatku kaget" gerutu Naruto, nafasnya masih terdengar tidak teratur.
"Aku sudah memanggilmu dari tadi, kau malah diam disini, mau keatas tidak?
Naruto menghela nafas "Ada apa saja diatas?"
"Hanya ruang club, semua ruangan club ada diatas"
Naruto mengernyitkan alisnya. Bingung. Semua? Lalu ruangan disampinnya ini ruang apa?
Naruto menunjukan jarinya kepapan dibelakangnya 'Mystery Club'
Ino mengikuti arah pandang dan jari Naruto "mmmh, tidak ada Mystery Club disini, yang kutau dulu memang ada tapi sekarang tidak ada, dan ruangan ini dibiarkan terkunci bertahun-tahun lalu"
Naruto membelalakan matanya. Terkunci? Lalu gadis ini -Naruto menoleh ke jendela dimana gadis indigo itu berada, namun yang Naruto lihat hanya tirai usang yang melambai-lambai oleh angin– Gadis ini masuk dari mana?. Naruto menelan ludahnya dengan susah payah. Gadis itu tadi tersenyum kearahnya, dia terlonjak kaget ketika melihatnya. Dia bukan hantu kan? Hantu tersenyum? Tidak. Hantu kebanyakan menyeringai dan hantu juga tidak mungkin kaget ketika melihat manusia. Jadi dia bukan hantu kan? Tapi kenapa dia sekarang
"Tidak ada" gumam Naruto
Ino memandang heran perubahan wajah Naruto yang memucat "Kau kenapa?" Tiba-tiba perasaanya jadi tidak enak.
Naruto memandang horor ke Ino "Tadi ada seorang gadis disana" ia berdesis sambil menunjuk kearah jendela.
"K-kau jangan becanda" Tanpa sadar Ino memegang lengan Naruto. Memberi tatapan memohon, berharap Naruto sedang bercanda, tapi wajah pemuda itu terlalu serius. Ino menelan ludahnya, dia dan Naruto menatap sekitar, mendadak semuanya menjadi sunyi. Ino memegangi lehernya, bulu kuduknya bergidik ketika angin dingin menerpa kulitnya, begitupun dengan Naruto.
"Sebaiknya kita kembali ke kelas, sepertinya akan hujan" Ucap Naruto melihat langit yang begitu gelap meski masih jam 1 siang.
Ino mengangguk, tanpa menunggu lama ia segera menarik Naruto menuju kekelas mereka –Digedung utama lantai 3-
Dan tanpa Ino maupun Naruto sadari, dibelakang mereka –didepan pintu ruang Mystery Club sesosok gadis bermata bulan tengah menatap mereka, lebih tepatnya kearah punggung pemuda berambut kuning. Sosok gadis 17 tahun itu tersenyum, senyum penuh kelegaan, meski tanpa kehangatan didalamnya. Karena memang kehangatan yang ia miliki sudah hilang dari dirinya 17 tahun yang lalu.
.
.
TBC
.
.
Curhatan Author : Yup, akhinya berani update juga. Ini fic pertama saya jadi harap maklum kalo banyak kesalahan dan alur cerita mudah ditebak kaya sinetron. Oh iya, Fic ini terinspirasi dari film horror korea 'Mourning Grave/Girl Ghost Story' yang jadi hantu kim so eun. Tapi sebenarnya saya belum nonton sama sekali, cuma liat trillernya :D. Jadi ngga tau deh tuh film kaya gimana.. hehe
Ya udah lah ya, sekian dari saya. berharap dapet review dari reader yang udah mau baca fic perdana saya. Arigatou~
Jakarta, 21 Oktober 2014
Salam, Mey Lovenolaven