Good Boy vs Bad Boy

By Fan_dio

Cast : Do Kyungsoo, Kim Jongin, Exo member, Kpop, Kdrama and Kmovie

Genre : Drama and Friendship

Warning : This is Yaoi (BL) , Author Newbie, Maaf kalau Typo berserakan,

= Happy Reading =

o…o…o…o…o…o…o…o…o…o…o

3 hari berlalu sejak peristiwa pembatalan Pernikahan Jongin-Soo Jung, Tidak banyak perubahan yang terjadi. Jongin dan Kyungsoo masih tinggal di penginapan mereka dan hari ini merupakan hari terakhir mereka disana

"Kyungsoo ya, apa kamu yakin hari ini akan kembali kerumahmu?" Tanya Jongin kepada Kyungsoo, dia menatap namjanya itu sambil tersenyum

"aku yakin, omma sudah sering memintaku untuk pulang, aku merasa bersalah jika kali ini tidak memenuhi permintaan omma" jawab Kyungsoo, dia ikut tersenyum, menampilkan senyum khas bentuk hatinya

"baiklah, aku juga setuju jika kamu bisa berkumpul lagi bersama keluargamu" ucap Jongin lagi

Kyungsoo menarik nafas pelan dan menghembuskannya,

"kemarin omma berkata... omma ingin kamu tinggal bersama dirumah, bersamaku, bersama keluargaku" ungkap Kyungsoo, wajahnya mendadak serius,

"benarkah?" seru jongin, sontak berteriak,

"iya, omma sendiri yang meminta, bagaimana? kamu mau kan?" ujar Kyungsoo penuh harap

Jongin terdiam, dia tidak langsung menjawab, dia berpikir

"maaf Kyungsoo ya, bukannya aku tidak mau, aku sangat ingin.. tapi.. ommaku, kamu tahukan, jika ommaku belum sembuh" jawab Jongin, dia kembali sedih karena mengingat keadaan ibunya, keadaan ibunya selama 10 hari ini semakin mengkhawatirkan

Kyungsoo mendesah, rasa bahagianya mendadak menguap. Dia paham jika namjanya itu saat ini dalam masa sulit

"jadi kita kembali kerumah masing-masing?" Tanya Kyungsoo, wajahnya mendadak sedih,

"mungkin bisa dikatakan seperti itu, tapi tenang saja, aku akan selalu kesana melihatmu, kita sudah berjanji akan selalu bersama, sampai ajal memisahkan kita" ujar Jongin menguatkan Kyungsoo. Sebelum ibunya sadar dan mengetahui bagaimana sikap ibunya, Jongin tidak akan pernah bisa tenang.

Kyungsoo diam, dia menunduk

"baiklah. Tapi kamu harus janji untuk selalu datang melihatku dirumah.." ucap Kyungsoo,

"aku janji. mungkin tiap hari aku akan datang kerumahmu Kyungsoo ya" jawab Jongin, dia lalu memeluk namjanya itu, sesuatu hal yang selalu disukainya

Kisah cinta Jongin dan Kyungsoo merupakan kisah cinta yang berbeda, mereka menjalani cinta dengan tulus dan suci dan sebisa mungkin menghindari 'hal-hal' negatif seperti seks bebas atau sejenisnya. Kyungsoo dan Jongin mengisi cinta mereka dengan rasa kasih sayang dan saling melengkapi dan sesekali mereka menghiasinya dengan berciuman dan berpelukan, mereka tidak ingin melakukan lebih dari itu, itulah perbedaan cinta mereka dengan cinta yang lain

.

.

Sehun dan Luhan 10 menit yang lalu sudah sampai di depan gerbang rumah milik keluarga Luhan, Rumah yang hanya dihuni ibu dan adiknya saja.

"Sehun ah, aku ingin mengatakan sesuatu.." ucap Luhan, dia melepaskan genggaman tangannya ditangan Sehun,

"apa itu hyung?" Tanya Sehun, dia sedikit kecewa karena Luhan melepaskan genggamannya,

"aku sudah jujur kepada keluarga Kyungsoo, tepatnya pada appa Kyungsoo" lanjut Luhan,

"jujur? Mengenai hubungan kita?" raut wajah Sehun berubah,

"ya, dan aku bersyukur karena appa Kyungsoo bisa mengerti.." ucap Luhan sambil tersenyum, Sehun juga tersenyum

"syukurlah, jadi kita bisa bebas 'main belakang' tanpa…" Sehun menghentikan kalimatnya, karena melihat wajah Luhan yang mendadak berubah serius

"stop, hentikan.. jangan mulai lagi. Kamu sudah mengingkari janjimu Oh Sehun"

"maaf hyung.." Sehun cemberut

Luhan menarik nafas dan menghembuskannya pelan,

"aku berencana untuk jujur kepada omma.." ungkap Luhan,

"eh.."

"dan kamu harus ada saat pengakuanku itu, disampingku.. apapun reaksi ommaku, kamu tetap harus ada disampingku.." jelas Luhan, semangatnya berapi-api

"baik hyung, aku akan selalu ada disamping hyung.." balas Sehun, dia mengepalkan tangannya berlebihan

Luhan tersenyum,

"baiklah, ayo kita masuk.." ajak Luhan, dia kembali berjalan, dengan Sehun yang disampingnya,

Luhan berhenti, karena tali sepatunya terlepas, Sehun juga ikut berhenti masih disamping Luhan

"kenapa selalu disampingku.." protes Luhan, dia merasa risih

"kan aku sudah janji bahwa aku akan selalu 'disamping' hyung.." balas Sehun nyengir

Luhan diam, andai saja namja disampingnya bukan namja kekasihnya, mungkin dia sudah mengikat Sehun, memasukkannya dikarung dan menjualnya kepada tante girang

Luhan kesal

.

.

"silahkan dimakan? Mungkin masakan China kurang pas untuk lidah Korea, tapi omma rasa kamu pasti menyukainya" tukas Ibu Luhan, dengan bahasa Korea yang lumayan fasih, kalimatnya itu jelas ditujukan untuk Sehun, teman anaknya

"iya, ajuhma.. makanan ini sepertinya enak" timpal Sehun, dia sedikit senang karena ibu Luhan sangat baik dan ramah

Luhan mendelik, dia memberikan kode kepada namjanya 'jangan mempermalukanku' dengan tatapan mata, Sehun paham dan membalas kode Luhan 'tenang hyung, aku adalah calon menantu idaman'

"omma, aku ingin bicara dengan omma setelah acara makan siang.." kata Luhan tiba-tiba, wajahnya serius

"omma juga ingin membicarakan sesuatu.." balas Ibu Luhan tak kalah seriusnya

Sedangkan Sehun, dia mulai makan, makan dengan tergesa-gesa, seperti kebiasaan-kebiasaannya sejak dahulu. Ibu Luhan hanya tersenyum kecil, dia merasa teman anaknya itu sangat lucu, sedangkan Luhan, dia menepok jidatnya.

.

.

o…o…o…o…o…o…o…o…o…o

Kyungsoo mengepak barangnya yang tidak seberapa, namjanya alias Jongin sedang pergi, sepertinya namja itu pergi kerumah sakit, tepatnya rumah sakit jiwa untuk menjenguk ibunya. Sedangkan Kyungsoo sendiri sebentar lagi akan kembali kerumah orangtuanya, dengan persetujuan Jongin tentunya

Kyungsoo masih merapikan pakaiannya, dan tiba-tiba pintu penginapannya diketuk oleh seseorang,

Kyungsoo menoleh, dan bergegas membuka pintu kamarnya

"Chanyeol shi.." sahut Kyungsoo, dia sedikit kaget karena kedatangan mantan rekan kerja dan tetangga kamarnya dulu

"maaf Kyungsoo, jika aku mengganggumu.." kata Chanyeol tidak enak, dia tersenyum ala pepsodent sambil menggaruk keapalanya yang tidak gatal

"sama sekali tidak, masuklah.." Kyungsoo mempersilahkan Chanyeol untuk masuk, namja jangkung itu masuk dan mendudukkan dirinya dikarpet dikamar itu

"bagaimana kabarmu?" Chanyeol memulai percakapan, dia memandang namja kecil dihadapannya lekat-lekat

"aku baik, yeol shii sendiri bagaimana?" Kyungsoo berujar balik,

"sama, aku juga baik" jawab Chanyeol, dia celingak-celinguk diruangan tersebut, seperti mencari seseorang,

"Jongin sedang keluar" kata Kyungsoo, yang sepertinya bisa membaca tingkah Chanyeol

"oh, aku turut senang karena Jongin batal menikah dengan yeoja itu"

"kamu tahu?" Kyungsoo bertanya tidak percaya

"aku tahu dan aku juga menghadiri pernikahan yang hampir terjadi itu" jelas Chanyeol,

"aku memang belum menanyakan kepada Jongin bagaimana bisa pernikahan itu mendadak dibatalkan.." tukas Kyungsoo menerawang, namjanya batal nikah saja itu sudah cukup tanpa dia harus tahu apa alasannya

"sebenarnya pernikahan itu terjadi, tapi mempelai prianya mendadak diganti" ujar Chanyeol, dia tertawa singkat

"diganti?"

"ya, yeoja itu sebenarnya hamil, dan namja yang menghamilinya akhirnya bisa menjadi suaminya, untung saja" lanjut Chanyeol menjelaskan

Kyungsoo terdiam, dia bersyukur dalam hati, hampir saja namjanya menjadi korban dan menjadi penutup aib yeoja yang hamil diluar nikah

"sebenarnya aku kemari untuk mengucapkan selamat tinggal Kyungsoo ya.." kata Chanyeol tiba-tiba, dia mendesah

"kamu ingin pergi? Kemana?" Kyungsoo bertanya dan membulatkan matanya yang sudah bulat

"aku akan kembali kerumah orangtuaku, omma dan appa menyuruhku pulang. Dan aku akhirnya memutuskan keluar dari pekerjaanku di café" jelas Chanyeol

"omma dan appamu pasti sangat merindukanmu Yeol shii.."

"begitulah, aku tidak tega dengan mereka"

"apa kamu pulang sendiri?"

Chanyeol terdiam sejenak, lalu menjawab

"tidak, aku pergi bersama seseorang, mungkin kamu kenal dengan dia, dia adalah salah satu mahasiswa dikampusmu dulu. Dan menjadi teman kelasmu"

"apa dia yeoja?"

"tidak, dia namja.."

"namanya?"

"Byun Baekhyun.."

Kyungsoo tersenyum, dia teringat namja imut yang selalu memakai eyeliner untuk memberikan efek tegas pada mata sipitnya

"dia namja yang baik"

"ya, dia hanya ingin pergi untuk melihat keindahan perkampungan yang asri, dia berkata sedikit bosan dengan suasana kota yang terlalu ramai dan penuh polusi" jelas Chanyeol, yang secara tidak langsung mengungkapkan jika rumah keluarganya terletak diperkampungan yang jauh dari kota

"aku titip salam untuk kedua orang tuamu dan kepada Baek juga.." ucap Kyungso tulus,

"salammu akan aku sampaikan.." balas chanyeol

Hening

"hm.. bisakah aku memelukmu sebagai tanda perpisahan kita.." gumam Chanyeol, nyaris tidak kentara, dia berkata itu sambil malu-malu, padahal biasanya dia merupakan namja yang 'blak-blakan'

"boleh, kenapa tidak" balas Kyungsoo, dia merentangkan tangannya

Chanyeol tersenyum, dia lalu memeluk dan mendekap tubuh namja kecil itu, Kyungsoo tenggelam dalam rangkulan tubuh jangkung Chanyeol

"jangan ucapkan perpisahan, kita pasti akan bertemu lagi" gumam Kyungsoo, masih dalam pelukan Chanyeol

"ya, kita pasti akan bertemu kembali Kyungsoo ya.." kata Chanyeol, entah mengapa suaranya bergetar dan dia sedikit terisak

Chanyeol melepaskan pelukannya, dia merogoh sesuatu disakunya, dan memberikannya kepada Kyungsoo,

"ini, terima ini, sebagai pengingat bahwa kita adalah 'teman'.." ujar Chanyeol, dia memberikan miniatur gitar kepada Kyungsoo

"ini indah sekali" kata Kyungsoo, sambil menerima miniatur gitar itu, dia teringat bahwa namja jangkung dihadapannya itu sangat hobi main gitar dan pernah sekali mereka duet, Chanyeol main gitar dan Kyungsoo bernyanyi, paket lengkap

"jangan lupakan aku.."

"tidak akan Yeol shi.."

Mereka sekali lagi berpelukan, dan setelahnya Chanyeol permisi dan bergegas untuk menjemput teman barunya, Baekhyun. Untuk bersama-sama pulang kerumah keluarga Chanyeol sejam kemudian

Kyungsoo tersenyum

.

.

o…o…o…o…o…o…o…o…o…o…o

"bagiamana hyung? Hyung sudah siap untuk berbicara dengan omma hyung.." kata Sehun, dia sepertinya siap untuk mendampingi namjanya, Luhan, untuk memberikan pengakuan kepada ibu Luhan

"sepertinya hal itu ditunda dulu, aku harus cepat-cepat ke persidangan sekarang. Aku harus datang karena hanya tinggal aku saja yang belum memberikan kesaksian" jelas Luhan, dia mendesah, tujuan utamanya untuk pulang ke Tiongkok adalah untuk memastikan bahwa ayah tirinya masuk penjara

"aku ikut hyung.." rengek Sehun

"no..no..no.. tidak, kamu disini saja. Aku ingin kamu menemani adikku, Fei. Dia butuh dukungan dan dorongan untuk sembuh" tukas Luhan, dia menolah Sehun untuk pergi dan menyuruhnya untuk menghibur adiknya, yang merupakan korban dari Jin Young alias ayah tirinya sendiri

Sehun mendesah, dia sudah pernah ingkar janji dan dia sadar tidak mungkin memaksa Luhan untuk membawanya kepersidangan

"baiklah hyung, aku disini saja dan menemani adik hyung, hitung-hitung untuk 'pedekate' pada calon adik ipar.." Sehun nyengir kuda,

"itu lebih baik.." tutup Luhan,

Luhan bergegas mengganti bajunya dan segera berangkat kepersidangan yang akan dimulai 30 menit lagi

.

.

Sehun keluar dari kamar adik Luhan, dia sangat prihatin dengan kondisi adik Luhan yang lumpuh dan bisu itu, dia berharap semoga ayah tiri Luhan mendapatkan ganjarannya

Masalah Luhan sangat kompleks, orientasi seks yang beda, ayah yang biadab, adik yang lumpuh dan sakit dan pacar yang labil (Sehun), dan untung saja namja itu masih mempunyai seorang Ibu yang baik dan tegar

Sehun berpikir sejenak, dengan berbagai masalah yang menimpa keluarga Luhan, apakah dengan pengakuannya nanti akan membuat semuanya baik-baik saja? Sehun galau, jika bocah dan labil yang dimilikinya mendadak hilang, dia berpikir dewasa. Mungkin sebaiknya dia sendiri yang harus mengatakannya pada ibu Luhan,

Sehun mendekat keruang keluarga, dia memperhatikan Ibu Luhan yang membaca majalah berbahasa mandarin. Dia melihat sepertinya ibu Luhan tidak fokus pada majalah yang dibacanya, terbukti dengan seringnya wanita tua itu mengusap jidat dan keningnya

Sehun semakin mendekat,

"maaf ajuhma, aku mengganggu.." sapa Sehun, dia mendadak kalem

"ah, Sehun.. duduklah, kamu tidak mengganggu omma" balas ibu Luhan, dia tidak mengganti kata omma dengan aku. Dia menganggap Sehun seperti anaknya sendiri

"ada yang ingin aku bicarakan.." Sehun berujar pelan sambil duduk

"katakanlah.." Ibu Luhan memperbaiki duduknya dan memasang wajah ingin tahu

Sehun menari nafas dalam dan menghembuskannya pelan

"maaf ajuhma.. mungkin sesuatu yang akan aku sampaikan akan menyakiti perasaan ajuhma.." Sehun menggantung kalimatnya, lalu dia kembali melanjutkan

".. mengenai aku dan anak laki-laki ajuhma, Luhan.."

"ya..?" Ibu Luhan mengangguk sekali dan memberikan isyarat kepada Sehun untuk melanjutkan kalimatnya

"aku…"

"…"

Sehun sekali lagi menarik nafas, karena gugup, lalu menghembuskannya pelan dan…

"aku mencintai anak ajuhma.." akhirnya pengakuan itu keluar dari bibir tipis Sehun, dia otomatis menunduk

Deegg..

Ibu Luhan merosot dari tempat duduknya, dia memegang dadanya singkat, bibirnya sedikit bergetar, namun dia berusaha menguasai dirinya, pada dasarnya ibu Luhan merupakan tipikal ibu yang sabar dan tidak meledak-ledak

"maafkan aku ajuhma.. aku harus jujur mengenai hal ini. Luhan hyung juga sudah.. maksudku Luhan hyung sudah menerima cintaku…" terang Sehun lagi, dia belum berani menatap mata Ibu Luhan

"ahh.." hanya itu kata yang keluar dari bibir wanita berkewarganegaraan Chinese itu, dia memegang jidatnya lagi

"maafkan aku, tapi tolong.. aku mohon ajuhma mau merestuiku untuk bersama Luhan hyung. Aku berjanji akan menjaganya dan tidak menyakitinya.." lanjut Sehun lagi, dia sedikit menyesal karena sudah 'menggagahi' Luhan dirumah keluarga Kyungsoo, dia berjanji dalam hatinya tidak akan melakukan itu lagi, sampai saatnya tepat

"tolonglah ajuhma.." seru Sehun, dia secepat ninja hatori berlutut dihadapan Ibu Luhan yang masih terduduk

"berdirilah.. jangan seperti ini" ucap ibu Luhan, untuk pertama kalinya, dia memegang pundak Sehun dan menyuruhnya berdiri

"restui kami.." pintu Sehun, wajahnya memelas

Dan tanpa sepengetahuan Ibu Luhan dan Sehun, seorang namja sedari tadi berdiri disamping pintu ruangan depan, dia memperhatikan perjuangan Sehun untuk meminta restu, namja itu adalah Luhan, dia hanya sebentar di persidangan dan lekas kembali

'ya Tuhan, kamu melakukannya sendiri..' batin Luhan, matanya berkaca-kaca, dia kasihan dengan Sehun yang sampai harus berlutut didepan ibunya

"restui kami ajuhma.. tolonglah.." ulang Sehun, masih dengan posisi berlututnya

Ibu Luhan berdiri, dia melirik karah pintu dan matanya bertemu dengan mata anaknya, Luhan. Dan tanpa diduga, Ibu Luhan tersenyum

"Luhan, kemarilah.." kata Ibu Luhan, dia memanggil anaknya untuk mendekat,

Luhan tersentak, dengan ragu-rahu dia melangkah, langkah pelan dan datar

Dilain pihak, Sehun menoleh dan melihat Luhan yang mendekat, dia tersenyum, akhirnya namjanya itu pulang juga

"kemarilah.. duduk disamping omma" lanjut Ibu Luhan

Luhan duduk dengan kikuk, dia merasa tidak enak dengan ibunya sendiri, sehun pastilah sudah mengatakan semuanya

"dan kamu Sehun, duduklah disamping Luhan, omma akan mengatakan sesuatu.." kalimat Ibu Luhan masih berlanjut,

Sehun akhirnya berdiri juga, seakan ada seseorang yang tidak tampak menariknya dan mendudukkannya disamping Luhan

Ibu Luhan menarik nafas dan mulai berbicara lagi

"omma salut dengan usahamu Sehun, kamu menunjukkan bahwa kamu adalah seorang pemuda yang baik dan bertanggungjawab.."

"…"

"maukah kamu berjanji pada omma untuk menjaga dan membahagiakan Luhan?" lanjut Ibu Jongin

"aku janji ajuhma.. aku janji" jawab Sehun cepat, bersemangat

Ibu Luhan tersenyum mendengar jawaban spontan Sehun

"kamu pantas menerima penghargaan atas usahamu Sehun, omma merestui kalian.."

Wusss..ss, sepertinya bunga-bunga bermekaran didalam rumah keluarga Luhan, keputusan ibu Luhan untuk memberikan restu bagaikan mata air ditengah padang pasir yang gersang

"apa omma serius..?" kali ini Luhan yang berkomentar, dia seakan tidak percaya, ingin rasanya dia melompat-lompat kegirangan

Sehun belum berkomentar, dia seakan masih memproses perkataan ibu Luhan dan kemudian..

"terima kasih ajuhma.. terima kasih" teriak Sehun, dia memegang tangan Luhan yang ada disampingnya, dia sangat senang dan bahagia, usahanya tidak sia-sia

Ibu Luhan kembali tersenyum

"tidak mudah bagi omma, tapi omma berusaha berada dalam posisi kalian. Cinta yang normal tidak selamanya berakhir indah.." tukas ibu Luhan kemudian, secara tidak langsung dia merujuk pada suaminya yang kini menjadi terdakwa pemerkosaan anaknya, dia menerima cinta Jin Young yang memberikan empedu baginya, untuknya, untuk kedua anaknya. Saat itu dia menikah dan membuat keputusan yang salah dan kali ini dia berharap keputusannya (dengan memberikan restu anaknya) benar

"maafkan aku omma, aku mengecewakan omma.." terang Luhan, dia menunduk

"tidak sama sekali sayang. Kamu tidak mengecewakan omma. Yang penting kalian saling mencintai dan saling membahagiakan, omma juga akan ikut bahagia"

Luhan mendongak dan memeluk ibunya itu, dia terisak-isak, isakan bahagia

"aku harap keputusan omma tidak terpaksa.." gumam Luhan, dia ingin hubungannya sengan Sehun bertahan lama dan jangka panjang

"tidak sayang. Omma tidak terpaksa.. tapi omma harus mengakui bahwa ini tidak mudah sayang, omma hanya ingin kamu dan adikmu bahagia.. itu saja" ucap Ibu Luhan menenangkan. Dia tidak ingin mengatakan kepada anaknya itu bahwa dia sudah tahu sejak lama orientasi anaknya yang beda. Mendiang suaminya selalu mendidik keras dan memaksa anaknya itu normal dan berpacaran dengan yeoja, memang sedikit berhasil, Luhan tercatat pernah berpacaran dengan banyak yeoja, sebut saja Nana, Go Hara, Seohyun dan terakhir Minzy. Namun dalam prosesnya Luhan tidak pernah bahagia, dia menjalani masa pacaran itu dengan hambar dan hampa. Lalu Sehun datang dan menyatakan cintanya, walau Sehun tipikal namja urakan, labil dan kekanak-kanakan, namun sebenarnya dia adalah namja yang baik dan bertanggungjawab, sesuai yang dikatakan oleh Ibu Luhan.

Ibu Luhan tersenyum, senyum tulus, dia mengusap air matanya yang tadi menetes, dia terharu

"bagaimana dengan persidangannya sayang..?" Tanya ibu Luhan,

"besok adalah putusan hakim omma. Jin Young dituntut oleh jaksa 15 tahun. Hakim sebenarnya menginginkan Fei datang dan memberikan kesaksian secara langsung, namun bukti video dan saksi lain sudah memberatkan Jin Young" jawab Luhan, dia kembali teringat adiknya yang lumpuh dan bisu

"omma harap orang itu mendapatkan hukuman seberat-beratnya.." ujar Ibu Luhan, dia kembali sedih, mengingat bahwa dia telah salah langkah dan memilih bajingan itu (Jin Young) sebagai suami barunya, demi anak-anaknya. Dia tidak ingin datang kepersidangan, dia muak melihat wajah bangsat itu, dan setelah putusan dijatuhkan, dia akan mengajukan gugatan cerai secepatnya

"apa omma tidak ingin hadir diputusan sidang besok?" Tanya Luhan, dia menggenggam tangan Ibunya

"tidak sayang, ibu takut menjadi sangat emosional disana..." jawab Ibu Luhan, walau sebenarnya dia bukanlah tipe wanita demikian

"baiklah omma.. ehm.. saat ini Jin Young dirawat dirumah sakit…" ungkap Luhan

"dirawat? Kenapa?"

"duburnya mengalami pendarahan hebat"

"itu mungkin hukuman lain yang ditimpakan oleh Tuhan untuknya" timpal Ibu Luhan pelan

"mungkin saja"

Luhan tidak menceritakan bahwa itu semua adalah rencananya bersama Tao, rekannya sesama kakak korban. Dan untungnya Jin Young tidak jujur kepada dokter yang menanganinya. Lelaki jelek itu mengatakan bawa luka diduburnya itu akibat infeksi lama sejak kecil, dia tidak mungkin mengatakan bahwa dia disodomi menggunakan tongkat kayu sebesar lengan bayi umur 2 tahun. Dan dengan pengakuan itu, Luhan dan Tao selamat dari tuduhan penganiyayaan berencana

Dan akhirnya ibu Luhan, Sehun dan Luhan tertawa bersama. Mereka bercanda layaknya keluarga kecil yang utuh. Mereka merencanakan menggelar pesta kecil-kecilan, dan mengundang anak-anak yatim dipanti asuhan, sekaligus mendoakan kesembuhan Fei, adik Luhan

Luhan juga merencanakan untuk pulang cepat ke Korea, karena Sehun yang masih mempunyai jadwal kuliah disana

Sehun juga berjanji kepada dirinya untuk tobat (?), dia tidak akan 'grepe-grepe dan menggerayangi' Luhan sebelum Luhan siap dengan semua itu, mereka akan menjalani hubungan dengan sehat dan bersih

Luhan dan Sehun berharap semoga kisah kasih mereka akan bertahan lama, kisah kasih antara namja Korea dan namja China, yang telah disatukan dalam ikatan

.

.

o…o…o…o…o…o…o…o…o…o…o…o

Kyungsoo dan Jongin berpelukan tepat didepan gerbang rumah baru Kyungsoo, keluarga Do. Sepertinya Kyungsoo dan Jongin mempunyai hobi baru yaitu berpelukan dan berangkulan.

"masuklah Kyungsoo ya.." ucap Jongin menyuruh namja kecilnya itu untuk masuk, dia melepaskan pelukan singkatnya

"kamu tidak ingin ikut masuk?" Kyungsoo menawarkan, dia ingin Jongin-nya juga ikut bersamanya

"maaf, tapi aku tadi mendapat pesan sms dari appa, sepertinya omma akan dibawa ke rumah sakit di singapura atau jepang, sesuai rencana sebelumnya" terang Jongin, dia membelai rambut jatuh Kyungsoo yang halus

"aku ingin melihat ommamu Jongin ah.." kata Kyungsoo, matanya menyiratkan kesenduan

"tidak sekarang.. kamu harus kembali dulu kepada kedua orang tuamu Kyungsoo ya. Mereka lebih membutuhkanmu. Dilain waktu aku akan mengajakmu melihat ommaku.. aku janji.." tukas Jongin sambil tersenyum,

"baiklah.." Kyungsoo menoleh sekilas kearah pintu rumahnya yang tertutup, dan kembali menatap mata Jongin

"aku ingin kamu datang dan melihatku setiap hari.." lanjut Kyungsoo

"ya, tiap hari"

"bukan, tiap jam.."

"baiklah, tiap jam.."

"tidak-tidak, tiap menit.."

Jongin tersenyum, dia membekap mulut Kyungsoo dengan jari telunjuknya

"tiap detik Kyungsoo ya.. aku akan datang kepadamu tiap detik, selama aku bernafas. Kamu selalu ada dihatiku, dan dihatimu juga ada aku.. kita akan selalu bertemu disini.." kata Jongin sembari meletakkan telapak tangannya didada Kyungsoo

"kamu dan aku selalu hadir dihati masing-masing, bukan hanya tiap detik, namun tiap saat. Selama sang waktu masih memberikan kita kehidupan Kyungsoo ya.." lanjut Jongin lagi

Kyungsoo tersenyum, menelurkan senyuman bentuk hatinya, dia lalu memeluk Jongin, pelukan yang kesekian kalinya, tidak bosan-bosannya

"masuklah.." pinta Jongin, masih memeluk namjanya itu

"baiklah" balas kyungsoo, dia melepaskan pelukannya

Kyungsoo melambaikan tangan singkat kearah Jongin, jongin membalasnya dengan membentuk love dengan jarinya dan ditempatkan didepan dadanya

Kyungsoo lagi-lagi tersenyum,

Jongin balas tersenyum, dia lalu berbalik dan menjalankan motornya, kembali membelah jalan untuk pergi kerumah sakit jiwa tempat ibunya dirawat

Kyungsoo menatap hingga namja dan motornya tidak tampak lagi, Kyungsoo menarik nafas, menghembuskannya dan melangkahkan kakinya

Kyungsoo tiba didepan pintu rumahnya, pintu rumah yang bercat putih dan mewah. Kyungsoo ingin mengetuk pintu itu, namun…

"Kyungsoo… anakku.." seru sebuah suara tiba-tiba, pintu itu mendadak terbuka dan bersamaan dengan suara bahagia yang terlontar dari mulut nyonya rumah

"omma.." sambut Kyungsoo,

Ibu dan anak itu saling berpelukan, pelukan hangat yang meneduhkan jiwa. Untuk kedua kalinya sejak insiden pengusirannya sebulan lebih yang lalu dia dipeluk lagi oleh ibunya

"sayang, kamu tidak apa-apa.." kata ibu Kyungsoo, dia meraba-raba kulit anaknya, memegang dahinya dan memeluknya kembali

"aku tidak apa-apa omma, aku sehat" terang Kyungsoo, dia berterima kasih dalam hati kepada Jongin-nya yang selalu menjadi obat (obat manis) untuknya, yang hanya lewat pelukan saja dia akan sembuh

"syukurlah" isak ibu Kyungsoo, dia tidak sanggup menahan derai air matanya, wanita paruh baya itu sangat bahagia, anaknya memutuskan untuk pulang

Ibu Kyungsoo menuntun anaknya untuk masuk, dia mengangkat tas sedang milik anaknya, tas yang sebulan lebih yang lalu dilemparkannya didepan pintu rumah lamanya

"duduk sayang.."

Kyungsoo mendudukkan dirinya di kursi ruang tamu, dia memandang interior rumahnya yang sama sekali berbeda dengan rumah lama

"ini rumah kita sayang, kamu suka dengan warnanya.." kata Ibu Kyungsoo tersenyum, dia membelai rambut anaknya dan mendekapnya singkat, dia sangat rindu

"aku suka, apapun pilihan omma, pasti akan terlihat bagus" puji Kyungsoo, dia juga tersenyum

Ibu Kyungsoo mendadak ingat sesuatu, dia menengok kearah pintu rumahnya, berharap melihat seseorang lagi,

"hm.. pemuda itu.. dimana dia?" Tanya Ibu Kyungsoo, matanya masih menatap pintu

"pemuda? Maksud omma… Jongin?" ujar kyungsoo ragu-ragu, dia tidak ingin menyakiti perasaan ibunya dengan mengucapkan nama Jongin

"iya sayang, pemuda itu, yahh… Jongin, dimana dia?" ibu Kyungsoo seakan paham dengan ketidakenakan anaknya, dia kembali tersenyum, tanda bahwa dia menerima semuanya

"Jongin sedang ada urusan omma. Aku sudah mengatakan kepadanya, tapi sepertinya dia masih ingin merawat ommanya dulu.. aku tidak bisa memaksa.." terang Kyungsoo

"baiklah, yang pasti kamu harus tahu bahwa omma tidak akan melarangmu untuk bertemu dan bersama pemuda itu, omma akan memperbaiki kesalahan omma dimasa lalu" ungkap ibu Kyungsoo tulus

"terima kasih omma" lega Kyungsoo, dia takut ibunya itu hanya terpaksa, namun sepertinya tidak, ibunya hanya ingin dia bahagia, termasuk jika dia memilih untuk hidup bersama namja yang bernama Jongin

"appa dimana omma?" Tanya Kyungsoo, dia melupakan ayahnya, dan baru mengingatnya setelah berada 10 menit dirumahnya

"ah, appamu sedang kerja, dia belum pulang.. sepertinya banyak masalah di Hotel yang dikelolanya" jawab ibu Kyungsoo,

"kamu mandi dulu, omma akan membuatkan masakan kesukaanmu, kimichi spagethi.."

"baiklah omma" dia memeluk ibunya sekali lagi,

"tapi kamar mandinya dimana, kamarku?" Kyungsoo lupa bahwa ini rumah baru dan sangat berbeda dengan denah rumah lamanya

"maaf, omma lupa… kamarmu dilantai 2, dengan kamar mandi dalam sayang…" terang ibu Kyungsoo, dia menuntun anaknya untuk naik kelantai 2

Akhirnya Kyungsoo dan ibunya naik, Kyungsoo mandi, sementara Ibunya kembali turun dan membuatkan Kimichi spagethi untuk Kyungsoo,

Hari yang indah dan menyenangkan untuk Kyungsoo

.

.

o…o…o…o…o…o…o…o…o…o

"bagaimana keadaan omma?" Jongin bertanya kepada ayahnya, dia 20 menit yang lalu sudah sampai dirumah sakit jiwa, rumah sakit yang tepat disamping rumah sakit umum biasa

"ah, jongin.. ommamu semakin menghawatirkan.." jawab ayah Jongin, dia masih memakai seragam polisinya,

"tapi kenapa omma dipindahan lagi?" Tanya Jongin, dia menatap ruangan ibunya yang berbeda. Namun masih sama dengan adanya jeruji besi, mirip penjara

Jongin menatap lekat-lekat kearah semacam tumpukan, awalnya jongin mengira itu tumpukan karung goni atau apa, tapi ternyata itu adalah ibunya,

Mata Jongin kembali berkaca-kaca, dia mendekat kearah jeruji besi itu

"omma, omma… ini aku, Jongin.. katakan sesuatu omma" panggil Jongin, dia menggapai-gapai untuk meraih tangan ibunya, namun nihil ibunya tidak bergerak, ibunya meringkuk dan memegang lututnya

"bagaimana dengan rencana membawa omma ke jepang?" Tanya Jongin, dia menoleh ke ayahnya, air matanya tumpah

"entahlah, ommamu tidak bisa dipaksa. ommamu dipindahkan kemarin, karena kemarin tim medis hampir berhasil membawanya, namun ommamu meronta hebat, dan pemakaian obat bius sangat dilarang oleh dokter, karena bisa berakibat fatal untuknya" desah ayah Jongin sambil menjelaskan

"jadi kita harus bagaimana appa?"

"menurut dokter, ommamu harus selalu diberkan rangsangan mengenai orang terdekatnya, ketenangan dan semangat. Dokter mengatakan depresi dan kekesalan ommamu yang berlarut-larut semakin memperparah kinerja otaknya"

Jongin menghela nafasnya, dia menghapus sisa air matanya

"omma, aku batal menikah.. omma tahu, yeoja yang bernama Soo Jung itu bukanlah yeoja yang tepat untukku, yeoja itu hamil dan dia memilihku sebagai penutup aibnya itu. Pilihan omma kurang tepat.." ujar jongin kepada ibunya,

Dan tanpa diduga, ibu Jongin bereaksi, dia mendekati anaknya, dan..

"pergi..pergi… aku belum mau menikah, aku masih muda. Pergi kamu… pergi dari kehidupanku.." teriak ibu Jongin, dia mengacak-acak rambut tipisnya, dia menggeram seperti serigala,

"sudah-sudah Jongin.. kita kembali lagi nanti, ommamu perlu diberikan makan, nanti appa akan menyuruh suster memberikan bubur untuk ommamu" kata ayah Jongin, dia memegang bahu anaknya dan menyuruhnya berdiri

"aku akan kembali lagi besok omma, aku akan datang bersama calon menantu omma…" tutup Jongin, perkataannya itu tidak digubris oleh ibunya, Ibunya berhenti meraung dan kembali memeluk lututnya

"ayo kita pulang" ajak ayah Jongin pada anaknya

.

.

o…o…o…o…o…o…o…o…o…o…o

Besoknya,

Jongin muncul didepan pintu rumah Kyungsoo. Dia memberikan surprise kepada Kyungsoo yang saat itu sedang menyiram bunga ditaman samping rumah. Kyungsoo melihat sosok Jongin yang muncul dan dia bergegas meninggalkan kegiatannya dan menghampiri namjanya itu,

"Jongin ah, kamu datang.." sambut Kyungsoo senang, dia memeluk tubuh tegap Jongin

"apa kamu sehat-sehat saja Kyungsoo ya" timpal Jongin, dia menggoda Kyungsoo

"apa aku tampak sakit" ucap Kyungsoo cemberut,

"kamu memelukku, berarti kamu mungkin sedang sakit panas dan demam.." balas Jongin, dia memegang dahi lebar Kyungsoo lalu tersenyum jahil

"itu bukan pelukan karena aku sakit Jongin ah.." kata Kyungsoo polos

"baiklah, dimana ommamu..?" Tanya Jongin tiba-tiba, dia menelisik kedaun pintu yang terbuka

"ommaku didalam, sepertinya sebentar lagi berangkat mengajar, ayo masuk.." ajak Kyungsoo

Namun langkahnya berhenti, karena ibunya sudah muncul dibalik pintu

"ah ada tamu, ayo masuk.." sapa ibu kyungsoo, walau sedikit canggung

"terima kasih ajuhma, tapi aku hanya ingin meminta izin kepada ajuhma untuk membawa Kyungsoo menemui ommaku yang sakit.. bisa kan?" ungkap Jongin mengatakan tujuan utamanya untuk datang

Ibu Kyungsoo tersenyum, senyum tulus

"aku memberikan izin… Kyungsoo sayang, kamu cepat ganti baju dan ikutlah bersamanya" terang ibu Kyungsoo memberikan izinnya

"baiklah omma.." Kyungsoo lalu berlari melewati ibunya dan lekas menuju kekamarnya

Hening

Ibu Kyungsoo dan Jongin belum ada yang memulai percakapan

"masuk dulu, tunggu Kyungsoo disana.." ucap Ibu Kyungsoo memecah kebisuan yang mendalam, dia menunjuk kursi sofa megah diruang tamu

"terima kasih ajuhma, tapi aku disini saja, sebentar lagi pasti Kyungsoo turun" tolak Jongin secara halus

"baiklah kalau begitu. Aku pergi dulu, sepertinya aku terlambat.."

Ibu kyungsoo ingin melangkah, namun dia kembali lagi

"sampaikan kepada Kyungsoo jika ommanya sudah berangkat, dan.."

Jongin menahan nafasnya, sepertinya ibu Kyungsoo ingin mengatakan sesuatu lagi

"bolehkah aku memelukmu, aku sangat berterima kasih karena kamu telah menjaga anakku.." kata Ibu Kyungsoo tulus, dia mengulangi kalimat yang pernah terucap dibibir tuanya

"boleh.. aku juga berterima kasih kepada ajuhma…"

Dan akhirnya Jongin dan ibu Kyungsoo saling memeluk, pelukan yang singkat namun meninggalkan kesan yang sangat berarti, terutama bagi Jongin

"baiklah, aku pergi dulu.. tolong jaga anakku dengan baik, aku mempercayaimu.." tutup ibu Kyungsoo, dia lalu lekas pergi dan masuk kedalam mobilnya

Kyungsoo meneteskan air matanya, air mata bahagia, dia menyaksikan sendiri moment Ibunya bersama Jongin yang sangat membuat hatinya tenang dan tentram, ibunya memang tulus menerima Jongin untuknya

"bagaimana bisa kita berangkat?" ucap Jongin saat melihat Kyungsoo sudah muncul, dia juga mengatakan bahwa ibunya sudah pergi baru saja

"ya" jawab Kyungsoo pendek,

.

.

o…o…o…o…o…o…o…o…o…o…o

Jongin dan Kyungsoo sampai di area rumah sakit jiwa tempat ibu Jongin dirawat. Kyungsoo mengamati sekitarnya, dia memandang miris dan sedih kepada pasien rumah sakit. Banyak diantara mereka yang mondar-mandir tidak jelas, berbicara sendiri, berbicara pada pohon, tertawa sendiri, dan sebagainya.

"ruangan ommamu dimana Jongin ah?" Tanya Kyungsoo, mereka berdua masih berjalan dan menelusuri lorong-lorong gelap dan sempit

"sebentar lagi kita sampai Kyungsoo ya.." jawab Jongin, dia memegang tangan Kyungsoo

5 menit kemudian, mereka berdua sudah sampai diruangan isolasi tempat ibu Jongin kini berada. Kyungsoo memicingkan matanya dan mengamati sosok yang meringkuk didalam ruangan tersebut

"ommamu didalam sana?"

"ya"

Jongin mendekati jeruji pembatas ruangan ibunya, dia berujar dengan nada sedih

"omma, aku datang.. dan kali ini aku membawa seseorang bersamaku, calon menantu omma.." kata Jongin sedih, dia kembali menggapai-gapai tangannya seperti biasa

Ibu Jongin tidak bergeming, dia masih membisu

Kyungsoo menghampiri Jongin, dia juga ikut memasukkan tangannya,

"ajuhma.. maaf mengganggu ajuhma. Perkenalkan namaku Kyungsoo. Ajuhma pasti mengingat aku kan? aku adalah pemuda yang pernah ajuhma lihat malam itu, disamping kampus. Waktu itu ajuhma mencari-cari Jongin dan ternyata Jongin sedang bersamaku, ajuhma pasti ingatkan?" Kyungsoo mencoba menyapa Ibu Jongin, untuk pertama kalinya

Dan tanpa terduga, ibu Jongin bergerak, wanita paruh baya itu perlahan 'mengesot' dan mendekati Kyungsoo, dengan jeruji besi sebagai pembatas mereka

"kamu siapa?" Tanya ibu Jongin, suaranya serak

"ak.. aku, namaku Kyungsoo ajuhma.. senang bisa melihat ajuhma lagi.." gagap Kyungsoo, dia mengulurkan tangannya dan mencoba menjabat tangan tangan Ibu Jongin

Dan lagi-lagi tanpa terduga ibu Jongin menerima uluran tangan Kyungsoo,

"kamu sangat imut.." ucap ibu Jongin, wanita itu memuji paras Kyungsoo yang seperti anak kecil tidak berdosa

"terima kasih ajuhma.."

Jongin tersenyum mendengar ucapan ibunya, dia lalu merogoh sakunya, mengeluarkan ponsel, dan menghubungi ayahnya

"apa kamu anakku..?" Tanya Ibu Kyungsoo tiba-tiba, dia belum melepaskan tangannya dilengan Kyungsoo

Kyungsoo terdiam, dia menoleh dan menatap Jongin. Jongin yang sementara menghubungi ayahnya secepat kilat mengangguk, dia menyuruh Kyungsoo untuk meng-iyakan saja

"i.. iya ajuhma.." jawab Kyungsoo kembali gagap

"tapi kenapa kamu memanggilku ajuhma, aku ommamu.." lanjut Ibu Jongin, dia melepaskan tangannya

"iya omma, aku anak omma.."

Kyungsoo menarik nafasnya dan menghembuskannya pelan, dia tidak tahu apakah pengakuannya itu sudah tepat atau tidak

"omma lapar, bisakah kamu memberi omma makan..?" pinta ibu Jongin, wajahnya cekung dan tirus, tanda bahwa dia jarang makan

"bisa omma, bisa, tunggu sebentar omma.." ucap Kyungsoo semangat. Dia lalu menghampiri Jongin,

"ruang suster dimana? Aku akan meminta makanan.. ommamu ingin makan.." jelas Kyungsoo sumringah

"ini pertanda bagus Soo, biasanya ommaku dipaksa untuk makan" kata Jongin. dia selesai mengirimkan pesan singkat untuk ayahnya, karena panggilannya tidak diangkat

Jongin dan Kyungsoo menuju ruang suster dan perawat, untuk meminta makanan. Sekaligus meminta kunci ruangan tempat isolasi ibu Jongin

Beberapa saat kemudian, Kyungsoo dan Jongin muncul kembali, dengan sepiring penuh nasi dan lauk-pauknya,

"ini omma, omma makan yang banyak.." kata Kyungsoo

"omma ingin kamu menyuapi omma" tukas ibu Jongin, mendadak manja

"baiklah omma.."

Jongin dengan senyum yang masih merekah, membuka pintu jeruji besi ruangan ibunya, dia tanpa takut sedikitpun dengan perubahan tingkah ibunya, dia yakin Kyungsoo-nya bisa menyadarkan ibunya tersebut

"ini omma" ucap Kyungsoo, dia menyuapkan sesendok penuh makanan

Dan sesuai dugaan, ibu Jongin memakannya, dia tersenyum seperti anak-anak yang disuapi

10 menit berlalu dan akhirnya piring makanan tersebut kosong, tanpa sisa

"suatu kemajuan untuk ommamu.." seru sebuah suara, suara yang penuh wibawa, suara ayah Jongin, dia lelaki paruh baya itu muncul dengan kemeja, dia sudah tidak memakai baju polisinya lagi

"appa.." sapa Jongin,

"terima kasih Kyungsoo, kamu mau membantu keluarga kami.." kata ayah Jongin, kalimatnya ditujukan untuk Kyungsoo, yang selesai memberikan makan isterinya

"sama-sama ajuhsi" ucap Kyungsoo, dia membungkukkan kepalanya singkat

.

.

5 hari berlalu, ibu Jongin semakin dekat dengan Kyungsoo. Dia terus mencari-cari namja itu saat namja itu tidak ada disampingnya, keadaan fisik ibu Jongin juga mulai normal, berat badannya sudah stabil. Nama Kyungsoo juga sudah diubah, dia dipanggil dengan sebutan Jongsoo oleh ibu Jongin, Nama mendiang adik kandung Jongin yang meninggal 8 tahun yang lalu. Kyungsoo tidak keberatan dipanggil demikian, asalkan ibu Jongin senang dan bahagia

Dan tanpa terduga, dokter mengatakan bahwa ibu Jongin bisa dipindahkan kembali ke ruang inap rumah sakit umum biasa, pernyataan tersebut disambut baik oleh ayah Jongin, Jongin dan Kyungsoo

Namun tiba-tiba terjadi sesuatu yang tidak pernah disangka-sangka

"nama kamu Kyungsoo kan?" Tanya ibu Jongin tiba-tiba, setelah dia berada di tempat tidur ruang inapnya yang baru

"eh.." Kyungsoo tidak mampu menjawab

"jawab pertanyanku?" seru ibu jongin, dia tidak lagi menggunakan kata 'omma' untuk menyebut dirinya

"ya, namaku Kyungsoo" jujur Kyungsoo. Dia menunduk, beberapa hari yang lalu dia dipanggil dengan sebutan 'Jongsoo'

"maaf, aku mau tidur.. kamu keluar saja.." ungkap ibu Jongin, dia memunggungi Kyungsoo, lalu memejamkan matanya

Kyungsoo tidak tahu harus berkata apa, sepertinya ingatan dan sikap asli ibu Jongin sudah kembali. Kyungsoo tertunduk. Selama seminggu ini dia menghabiskan waktunya hanya untuk merawat ibu Jongin, dan untung saja ayah dan ibunya mengijinkannya

Dan kini sepertinya, harapan untuk mendapatkan restu ibu Jongin sudah pupus. Namun Kyungsoo bisa bernafas lega, dengan pulihnya keadaan fisik dan jiwa ibu Jongin itu terut membuatnya bahagia, Jonginnya tentu juga bahagia

Kyungsoo tidak keluar kamar, dia mendudukkan dirinya disofa dalam ruangan inap itu. Kyungsoo mengingat kembali perkataan Jongin, namja itu pernah berkata jika sifatnya mirip dengan mendiang adiknya, mungkin hal itu yang membuat ibu Jongin suka dan senang dengannya, Kyungsoo mendesah pelan

.

.

Kyungsoo tanpa sadar tertidur dan terbangun karena mendengar teriakan seseorang. Rupanya yang berteriak itu adalah Ibu Jongin, wanita itu bermimpi buruk dan terbangun dengan teriakan dan raungan memilukan

"ada apa omma.." Tanya seseorang yang baru saja masuk, itu Jongin. namja itu dengan cepat menghampiri ibunya, yang berkeringat

Ibu Jongin tidak menjawab, dia menormalkan nafasnya

"omma tenang, aku ambilkan air.." kata Jongin lagi, dia hendak berbalik dan mengambil air, namun dihentikan oleh ibunya,

Tanpa terduga ibunya memeluknya dan menangis sekeras-kerasnya

"maafkan omma… maafkan omma.." raung dan isak ibu Jongin, dia mengeratkan pelukannya

"tenang omma, tenang" kata Jongin menenangkan, dia merasakan adanya harapan baru atas sikap mendadak ibunya ini

Ibu jongin masih terisak-isak, matanya menangkap dan tertuju tepat ke mata bulat Kyungsoo, dia menatap mata namja itu tanpa berkedip, lalu dia melepaskan pelukannya

"Kyungsoo kemarilah.." kata ibu Jongin tiba-tiba, nadanya lembut, sangat berbeda dengan tabiatnya dahulu, dia menghapus air matanya

Kyungsoo mematung dan terdiam, namun isyarat Jongin yang membuatnya tersadar, dia lekas beranjak dan menghampiri ibu dan anak itu

"iya, ajuhma.." sapa Kyungsoo, dia duduk disamping ranjang ibu Kyungsoo

"kemarikan tanganmu.." pinta ibu Jongin,

Kyungsoo yang masih bingung dan ragu, mengarahkan tangan kanannya,

"tanganmu seperti tangan malaikat.." kata ibu Jongin, dia meraih telapak tangan Kyungsoo dan menggenggamnya

Kyungsoo tersenyum kecil

Dan tanpa diduga lagi, tangan Kyungsoo disatukan dengan tangan anaknya, Jongin. ibu Kyungsoo menyatukan tangan kedua namja itu

"mungkin ini sudah terlambat, namun omma hanya ingin mengatakan bahwa…"

Jongin dan Kyungsoo menahan nafas

"omma merestui hubungan kalian"

Kata-kata emas itu meluncur mulus dari bibir wanita tua yang seminggu yang lalu terbaring meringkuk dirumah sakit jiwa,

Dada kyungsoo bergemuruh, demikian juga dengan Jongin. mereka berdua tidak salah dengar,

"benarkah omma?" Tanya Jongin, dia masih tidak mempercayai pendengarannya

"iya sayang.."

Jongin secepat kilat memeluk ibunya tersebut, dengan tangan kirinya masih menyatu dengan tangan Kyungsoo, Jongin mendadak terisak-isak, isakan bahagia

Begitu juga yang terjadi dengan Kyungsoo, namja bermata bulat itu meneteskan air matanya, dia bersyukur kepada Tuhan, dia sudah mengantongi restu 4 orang dari dua keluarga

"terima kasih ajuhma.." isak Kyungsoo, isakan bahagia, dia juga memeluk ibu Jongin

Ibu Jongin membalas dengan mengelus-elus punggung kecil Kyungsoo

"mulai hari ini tidak ada lagi yang menghalangi hubungan kalian. Omma minta maaf jika dimasa-masa yang lalu omma belum sadar dan terlalu egois.." jelas ibu Jongin, dia juga meneteskan air mata, hal yang sangat jarang terjadi padanya

Mimpi wanita tua itu merubah semua pemikirannya, dan perhatian yang diberikan oleh Kyungsoo selama dia sakit membuatnya semakin yakin bahwa namja itu adalah namja yang tepat untuk anak satu-satunya kini, Kim Jongin

'terima kasih Tuhan, engkau telah memberikanku kebahagiaan yang tidak terhingga..' batin Kyungsoo, air matanya kembali menetes, dia akan bersatu dengan Jongin tanpa ada tentangan lagi

Batu penghalang yang selama ini 'terpampang nyata', akhirnya hilang dan lebur.

The power of love

.

.

Jongin dan Kyungsoo berjalan disebuah danau kecil, danau itu berjarak 30 meter dari kampusnya dahulu. Danau itu didatangi oleh beberapa pasangan namja-yeoja yang memadu kasih. Jongin dan Kyungsoo saling berpegangan tangan, mereka tidak memperdulikan tatapan aneh dan heran yeoja dan namja disekitar mereka

"Jongin ah, apa kamu lihat tatapan mereka disana?" bisik Kyungsoo ketelinga Jongin, Jongin jadi geli sendiri, karena hembusan nafas Kyungsoo yang menggelitik telinganya

"kenapa dengan tatapan mereka?" Jongin balik bertanya

"tidak, aku hanya ingin tahu pendapatmu saja.." terang Kyungsoo

Jongin tersenyum, dia ingin memberikan suatu kejutan untuk Kyungsoo dan orang yang memperhatikan mereka

Dan..

Jongin memegang tengkuk Kyungsoo dan mencium bibirnya, ya.. mencium bibir namja itu, ditempat umum. Ditepi danau yang banyak orang

Ciuman mereka terkesan lembut dan menghayati, tidak ada nafsu berlebihan dan terburu-buru. Kiss ala Asia yang soft dan smooth namun memabukkan. Jongin memainkan bibirnya dan berusaha menikmati semua area bibir Kyungsoo. Dilain pihak Kyungsoo sebagai namja yang diserang hanya bisa bertahan, dia mencoba berimprovisasi dengan memeluk Jongin dan meraba-raba punggung namja berkulit eksotis itu

Mereka berdua larut dalam ciuman yang indah dan elegan, tidak memperdulikan tatapan orang-orang yang diantara mereka banyak yang membelalakkan mata, tidak percaya dengan penglihatan mereka. Sampai-sampai ada diantara yeoja ditempat itu mengambil ponselnya dan mengabadikan moment ciuman Kyungsoo-Jongin itu, foto yang sangat cocok dipasang di twiter dengan hastag #cintayangtidakbiasa

Beberapa menit kemudian Jongin melepaskan ciumannya

"bagaimana? Aku yakin mereka semua terkejut.." ucap jongin, dia masih memegang sekitar tengkuk Kyungsoo dan mengarah kepipinya

"apa kamu tidak malu.." tukas Kyungsoo, wajahnya memerah seperti yeoja

"untuk apa malu, kamu adalah namjaku alias namjachinguku.. hubungan kita sudah mendapat restu dari 2 keluarga" jelas Jongin, dia mendekatkan wajahnya, ke wajah Kyungsoo

"sepertinya aku panas Jongin ah, aku demam.." ujar Kyungsoo pelan, dia hanya bercanda tentunya

"kalau begitu, aku akan memelukmu, karena dengan pelukanku, demammu akan berhenti.." balas Jongin, dia lalu memeluk erat namja dihadapannya

Kyungsoo tersenyum senang, dia membalas pelukan Jongin

"terima kasih Jongin ah, kamu telah mewarnai hidupku dengan cintamu yang luar biasa" gumam Kyungsoo, masih dalam pelukan Jongin,

"aku juga berterima kasih, karena telah menjadi namja kecil dan melengkapi hidupku yang tidak sempurna ini" tutup Jongin, dia juga tersenyum. Senyum bahagia, senyum cinta

Kedua insan itu telah disatukan dalam pelukan cinta, dan jalan terjal dan kerikil yang mereka lalui akhirnya terkalahkan oleh cinta mereka, yaitu Cinta Sejati

Jongin-Kyungsoo, selamanya

.

.

.

.

.

END

o…o…o…o…o…o…o…o…o…o…o

Akhirnya kewajibanku untuk menuntaskan Squel gaje FF ini selesai… hufft… ngetik kilat nih. Aku juga menyelesaikan FF lain, Jadinya FF ini terlambat publish… he…he…

Aku dalam 3 hari ini publish FF berturut-turut lho, jumat kemarin publish FF Kaisoo 'Jongin-Kyungsoo', sabtunya publish FF Kaisoo 'Hidden Love' Chapter 4 dan hari ini (minggu) publish Skuel singkat FF 'Good Boy Bad Boy' ini, ada kesenangan tersendiri aja sih.. terlebih lagi jika reader baca dan suka, terus memberikan Reviewnya… he…he…

Tidak berpanjang-panjang lagi, semoga pembaca menikmati suguhan Skuel sederhana ini ya… aku mohon tanggapan dan komentarnya lagi di kotak Review… salam sayang…

Thanks For Review :

metacho137, cahayaanjanie, nisakaisa, SognatoreL, lolamoet, me1214, miss leeanna, lovely autumn, mrblackJ, hanhyewon357, brown kitty, ayusafitri35, meliarisky7, yeolsoo, shineexo, junia. angel. 58, Me, f, kimyori95, Insooie baby, Gyurievil, thelostisland35, KaiSooLovers, humaira9394, dekaeskajei, Huang Zi Lien, BangMinki, blackjackcrong, ZeeKai, dyopororo, Kyungra26, Maple fujoshi2309, Taeminho597, SFA30, bimbimbab, damean, Daiirere, Soo Kyung, aku adalah aku, Guest, JonginDO, dan semua Reader FF ini