Good Boy vs Bad Boy

By Fan_dio

Cast : Do Kyungsoo, Kim Jongin, Exo member, Kpop, Kdrama and Kmovie

Genre : Drama and Romance

Warning : This is Yaoi (BL) , Author newbie, maaf kalau Typo berserakan,

= Happy Reading =

o…o…o…o…o…o…o…o…o…o

"Keluar kamu sekarang, keluar dari rumah ini" teriak seorang wanita paruh baya dengan suara yang memekakkan telinga,

"Maafkan aku omma" isak seorang anak,

Sangat jelas sekarang bahwa anak itu adalah objek dari teriakan dan pengusiran wanita paruh baya tadi,

"mulai detik ini, kamu bukan anak omma, statusmu berubah, kamu bukan bagian dari keluarga ini lagi" seru wanita itu, nafasnya naik turun dengan cepat, emosinya meledak-ledak

"omma, tolonglah, aku bisa menjelaskan semuanya" erang anak itu lagi, anak yang juga seorang pemuda bermata bulat indah, dia bagaikan terdakwa yang disidang dan hampir vonis

"tidak ada yang perlu dijelaskan, semuanya sudah jelas"

Pemuda itu masih terisak, dia tersungkur di tepi meja panjang di ruang tamu rumahnya, dan sepertinya sebentar lagi pemuda itu harus menerima kenyataan bahwa itu bukanlah rumahnya lagi

Disampingnya teronggok bukti nyata yang membuat kemarahan ibunya meledak dan sulit dibendung, kaset DVD dan gambar. Itu bukan kaset DVD dan gambar biasa, itu bukanlah sesuatu yang dipandang normal sekarang, dua benda itu adalah benda yang sudah diklaim menyimpang, oleh orang yang menganggap dirinya normal,. ya.. kaset dan gambar orang berkelamin sama, gay, sejenis atau apalah istilahnya.

"omma tidak habis pikir apa salah dan dosa omma dimasa lalu sehingga bisa melahirkan anak lemah dan menyimpang sepertimu" seru ibu pemuda itu, matanya menatap robekan gambar hasil buah tangannya sendiri. Lagi-lagi terucap kata 'lemah dan menyimpang'

"aku yakin, bokong anakmu itu sudah jebol, memalukan" celutuk salah seorang pria paruh baya yang ada diruangan itu, celutukannya terkesan sadis

"ajuhsi, aku tidak serendah itu" ujar pemuda tersebut membela diri, dia masih terisak

"Kyungsoo, sudahlah, semua bukti sudah sangat jelas. Kamu hanya mempermalukan keluargamu saja" ketus orang itu, yang ternyata adalah paman si pemuda, terkesan memprovokasi keadaan

"ajuhsi…" teriak pemuda itu, yang ternyata bernama Kyungsoo, suaranya tertahan karena melihat kilatan kebencian dari ibunya sendiri

"jangan berteriak seperti itu dirumah ini, kamu sudah tidak mempunyai hak apapun" gumam ibu Kyungsoo, suaranya sedikit direndahkan, entah apa maksudnya

"tapi sayang, dia masih anak kita. Anak kita satu-satunya" sahut pria paruh baya lain, dia adalah ayah kyungsoo. Setelah sekian lama, akhirnya ayah kyungsoo bisa bersuara, membela putranya

"dia bukan anakku lagi"

"sayang.."

"dia bukan anakku, aku tidak mempunyai anak lemah dan pesakitan seperti dia" teriak ibu kyungsoo,

Hening

Tidak ada yang menyahut lagi

10 menit penuh kebisuan

Ayah kyungsoo menghampiri kyungsoo, dia membantu tubuh anaknya untuk berdiri, biar bagaimanapun dia tetaplah ayah kyungsoo, dia tetap menerima keadaan anaknya. Hal yang berbeda diperlihatkan oleh ibu kyungsoo, yang tidak bisa terima, baru kali ini terjadi sejarah baru dalam keluarganya, mempunyai keturunan yang 'abnormal' alias membelok, sangat sulit diterima memang

"sebaiknya aku masuk dulu, aku akan menutup semua jendela, kalian tidak ingin jika semua tetangga tahu bahwa anak kalian sudah rusak seperti ini kan?" kata paman Kyungsoo, sembari meloyor pergi, terlihat senyuman licik disudut bibirnya

Ayah dan ibu kyungsoo tidak menanggapi, mereka sudah tahu tabiat paman kyungsoo itu, semua yang dikatakannya benar, jadi tidak ada gunanya membantah atau mencelanya

"aku memberimu waktu 5 menit untuk meninggalkan rumah ini" ujar ibu kyungsoo, dia tidak lagi menggunakan kata 'omma' dalam kalimatnya

Kyungsoo diam, tidak ada gunanya membantah. Kyungsoo mengambil tas ukuran sedang yang tadi dilemparkan oleh ibunya, Kyungsoo sungguh diusir dan terusir

Ayah Kyungsoo menyelipkan amplop yang berisi uang disaku Kyungsoo, dia membisikkan sesuatu ditelinga anaknya itu

"carilah kontrakan yang jauh dari tempat ini, appa rasa uang ini cukup untuk sebulan kedepan, appa akan menghubungimu nanti" tutup ayah Kyungsoo, Kyungsoo mengangguk, dia menepuk bahu anaknya, lalu memeluknya

Ibu Kyungsoo hanya diam, tidak memperdulikan apa yang dilakukan oleh suami dan anaknya

"selamat tinggal appa… omma" ucap Kyungsoo sedih dan kalut

"tunggu.." ibu Kyungsoo menghentikan langkah anaknya,

"bawa barang-barang jahannam ini" tukas ibu kyungsoo sambil menunjukk kaset dan gambar kepunyaan kyungsoo,

Kyungsoo memungut kaset dan gambar itu, kasetnya sudah retak sedangkan gambar atau foto yang masih utuh hanya tinggal satu, sembilan gambar lain sudah tidak terbentuk lagi. Kyungsoo membereskan sampah-sampah itu dengan hati yang sakit, air matanya sudah kering, yang ada hanya isakan kecil saja

Beberapa menit kemudian, Kyungsoo sudah berada di jalan besar, melangkahnya kakinya tak tentu arah, menyusuri pinggiran jalan, dia terusir karena orientasi seksnya yang berbeda, melepaskan statusnya sebagai anak tunggal keluarganya. Kyungsoo mencoba tabah, dia mencoba mengganggap apa yang terjadi pada dirinya adalah untuk pembelajaran hidup. Tidak ada yang perlu disesali, semuanya sudah terjadi

.

.

o…o…o…o…o…o…o…o…o…o…

"terima kasih ajuhsi, akhir bulan aku akan membayar sisa sewa kontrakannya" ujar kyungsoo sambil membungkuk kepada si pemilik kontrakan yang sudah lumayan tua

"baiklah" ujar si pemilik kontrakan sambil menyerahkan kunci kontrakan kepada kyungsoo, dan setelahnya pemilik kontrakan tersebut pergi

Kyungsoo memasuki kamar yang kini disewanya. Kamar itu lumayan, walau memang sangat kecil jika dibandingkan dengan ukuran kamar tidur kyungsoo di rumahnya dulu, namun kyungsoo bertekad tidak akan mengeluh. Semua kartu ATM dan kartu kreditnya sudah di blokir oleh ibunya

Kyungoo meletakkan tasnya, dan mulai mengeluarkan isinya. Kyungsoo menata bajunya yang tidak seberapa dilemari kayu tua diruangan itu, menggantung kemeja kuliahnya. Kyungsoo memang sudah kuliah, semester kedua

Kyungsoo menghitung uang yang diberikan oleh ayahnya. Seperempat uang itu sudah digunakan untuk membayar sebagian sewa kontrakan, kyungsoo berencana untuk membeli sepeda bekas untuk ke kampusnya. Dan selebihnya untuk kebutuhan hidupnya sehari-hari, dan sepertinya Kyungsoo harus memikirkan untuk mencari pekerjaan

Tidak lama, kyungsoo tertidur diruangannya, istirahat, karena besok kyungsoo akan menyongsong hari, yang jelas berbeda dengan sebelumnya

.

.

o…o…o…o…o…o…o…o…o…

Kyungsoo agak terlambat datang ke kampusnya. Dosen yang sudah lebih dahulu ada diruangan, tidak memperbolehkan kyungsoo untuk mengikuti mata kuliahnya, dosen tersebut memang terkenal killer dan berprinsip. Dengan langkah lesu, Kyungsoo mengerahkan kakinya ke perpustakaan kampus, melewatkan mata kuliah Ekonometrika tadi

Kyungsoo yang jalan tidak fokus, menabrak seseorang

"hei, sialan.. kalau jalan lihat-lihat" seru orang yang ditabrak itu, dia memaki kyungsoo

"ma.. maaf sunbae, aku tidak sengaja" jawab kyungsoo, suaranya sangat pelan

"tidak sengaja, alasan klasik yang sering diutarakan oleh junior pendek sepertimu" tukas orang itu, secara tidak langsung kembali menghina kyungsoo

"maaf.." hanya itu yang terucap dibibir Kyungsoo, tidak ada gunanya melawan senior

"junior kurang ajar, apakah kata maaf bisa menyelesaikan masalah"

"…"

"cium sepatuku, cium.."

"…"

"lekas cium, atau kamu ingin merasakan sepatuku ini mendarat di wajahmu" ucap senior kyungsoo sadis

"ta.. tapi.." kyungsoo sukar bersuara, sekitar mereka lumayan sunyi

"cepat…" teriak senior tersebut

Kyungsoo dengan ragu-ragu menunduk, mencoba menuruti perintah senior kejam tadi, wajahnya sudah didekatkan disepatu sang senior, namun tiba-tiba..

"hentikan.." ujar sebuah suara menghentikan kegiatan cium-mencium sepatu yang hampir saja terjadi

"hei, kamu dipanggil oleh saem Victoria di ruang UKS, ada hal penting yang ingin dibicarakan" kata orang yang tiba-tiba muncul itu, menyelamatkan kyungsoo yang hampir menangis

"aku.. aku dipanggil?" Tanya kyungsoo mendadak gagap, terlebih lagi orang yang tiba-tiba muncul itu sangat kyungsoo kenal

"iya kamu, kamu kyungsoo kan? Anak tahun pertama dikampus ini?"

"iya, namaku memang kyungsoo"

"jadi aku tidak salah orang, kamu dipanggil diruang UKS, ayo" kata orang itu sambil menarik lembut lengan kyungsoo,

"hey, tunggu dulu" ucap senior yang ingin membantai kyungsoo tadi, dia merasa diacuhkan dan dinggap tidak ada

"ada apa Kris sunbae? Maaf., kami harus cepat, kami sudah ditunggu" jawab orang yang menarik tangan kyungsoo, dia tersenyum singkat

"Jongin, dia belum meminta maaf setelah menabrakku tadi" kata si senior yang ternyata bernama Kris

"Sunbae, kalau tidak salah temanku ini sudah minta maaf, aku mendengarnya sendiri" jawab orang itu lagi, ternyata dia Jongin, anak tahun pertama juga, sama dengan Kyungsoo. Namun Jongin memang terkenal tidak takut dengan senior

"tapi.. dia.."

"sudahlah sunbae, kami harus pergi, sampai jumpa lagi" tutup Jongin sembari tetap memegang tangan Kyungsoo, dan membawanya ke ruang UKS

Kyungsoo mendadak tersipu, wajahnya merah dan malu. Dia dipegang oleh orang yang sudah lama Kyungsoo amati. Kyungsoo dan Jongin beda Fakultas dan otomatis juga beda kelas

"maaf, apa memang aku dipanggil ke ruang UKS? Untuk apa?" Tanya kyungsoo, dia mendapatkan suaranya kembali setelah tenggelam dalam bunga-bunga khayalannya

"tidak, aku tadi berbohong pada senior yang sok cakep itu, dan sepertinya kamu harus membentuku untuk borbohong kembali" jawab Jongin kalem, dia tersenyum

"maksudnya? aku masih tidak paham" kernyit Kyungsoo

"maaf kyungsoo, sekali ini saja, berpura-puralah sakit. Mungkin pusing, atau sakit perut, terserah dan buat penjaga UKS percaya, bisakan?" ujar Jongin menampilkan mimik penuh harap

"untuk apa?" Tanya Kyungsoo masih tidak mengerti

"lakukan saja, tolonglah"

Jongin dan Kyungsoo sudah sampai di depan pintu ruang UKS, mereka di sambut oleh penjaga UKS, seorang wanita yang masih lumayan cantik

"ada apa? siapa yang sakit?" Tanya penjaga wanita itu, seakan pertanyaan ini adalah pernyaan otomatis dan wajib bagi setiap mahasiswa yang muncul di pintu UKS

"ini saem, temanku, dia pusing, tadi badannya panas" kata jongin menjelaskan, dia melirik Kyungsoo sekilas, mengharapkan akting terbaik Kyungsoo sekarang

"apa betul seperti itu?"

"iya, saem, kepalaku mendadak pusing saat diruangan tadi, dan temanku ini yang menyarankan kemari" jawab kyungsoo memegang kepalanya, mendadak menampilkan ekspresi lesu dan lunglai, yang jatuhnya malah sangat lucu

Jongin tersenyum singkat

"baiklah, silahkan berbaring diranjang ujung sebelah sana"

"terima kasih saem"

Jongin menuntun Kyungsoo ke ranjang yang dimaksud, tentu saja semua itu hanya acting belaka.

"maaf saem, bisakah aku menemani temanku ini, disini?" Tanya jongin kepada penjaga UKS itu,

Hening sejenak,

"silahkan, yang penting kamu tidak repot, aku juga sebentar lagi pergi menjemput anakku, ini obat sakit kepala dan airnya ada disana" sahut penjaga UKS tersebut sambil menunjuk dispenser tidak jauh dari ranjang yang Kyungsoo tiduri

Jongin mengangguk senang, sedangkan Kyungsoo hanya bisa menebak-nebak dalam hati maksud Jongin yang masih ingin diruang UKS untuk menjaganya

"istirahatlah kyungsoo" ucap jongin, saat penjaga UKS tersebut sudah keluar ruangan

"aku tidak sakit" jawab Kyungsoo cemberut

"anggap saja kamu sakit" timpal jongin singkat

Hening,

Masih hening,

"ehm.. kalau boleh tahu, untuk apa kamu menyuruhku untuk pura-pura sakit, dan kamu sendiri tidak segera ke kelasmu" Kyungsoo memecah kebisuan, memberanikan diri bertanya,

"aku minta maaf, sebenarnya aku malas di kelas, jadi aku minta izin saja untuk ke kamar mandi, dan tadi aku melihatmu di zalimi oleh si Kris, dan pikiran untuk mendekam di UKS adalah pilihan yang bagus sepertinya. bukankah begitu?"

"jadi kamu sengaja untuk menghindari kelasmu?"

"ya, dosenku tadi sangat membosankan, dosen tua yang sangat konvensional, caranya yang memberikan materi kuliah sungguh tidak kumengerti, dia hanya meracau tidak jelas seperti orang yang orgasme" ujar jongin sedikit terkikik, mesum

Kyungsoo tersenyum, menampilkan gigi putih dan bibir bentuk hatinya yang khas, jongin yang melihat senyum kyungsoo itu entah mengapa hatinya jadi tenang dan tentram

"tapi kamu menyeretku untuk kesenanganmu, membolos dari mata kuliah" repet kyungsoo lagi, senyumannya mendadak hilang

"apakah kamu merasa terseret?"

"ah.. eh.."

"apa kamu tidak senang?"

"…"

Kyungsoo terdiam, jelas saja kyungsoo senang. Namun sebisa mungkin rasa senangnya itu dia sembunyikan, Kyungsoo jadi malu sendiri

Jongin yang pertanyaannya tadi tidak direspon oleh Kyungsoo, akhirnya merebahkan kepalanya disisi ranjang kyungsoo, Jongin memejamkan matanya, mencoba untuk tidur hingga mata kuliah yang membosankan itu terlewat

Kyungsoo merenung sendiri, dia merogoh saku celananya, mengeluarkan selembar foto. Foto satu-satunya yang terselamatkan oleh amukan tangan ibunya. Difoto itu jelas terpampang sosok pemuda, berkulit coklat eksotis dan shirtless, ya.. foto Kim Jongin, seseorang yang saat ini berada disamping Kyungsoo, sangat dekat

Perasaan apakah ini tuhan?

Mengapa engkau ciptakan rasa yang sulit diterima oleh logika?

Apakah cinta yang dicap terlarang ini bisa terhenti?

'jika bisa kualihkan rasa ini kelain hati, pasti tidak akan sesulit ini. Maafkan aku appa, omma..' batin Kyungsoo sesak,

.

.

.

.

.

To Be Continued

o…o…o…o…o…o…o…o…o…o

Author note :

Ini baru permulaan, maaf jika pendek. Setelah FF "The Secrets Boys" yang berjumlah 19 Chapter tamat, aku buat kembali FF baru, masih dengan Cast utama yang sama, dengan cerita yang berbeda tentunya. Mudah-mudahan kalian suka ya.. dan komentarnya dinantikan di kotak Review, apakah FF ini bisa lanjut atau tidak… salam EXO-L