The Player

By: 0312_luLuEXOticS

Cast: Luhan, Oh Sehun, and others

Pair: HunHan

Genre: RomCom(?)

Rate: T

Lenght: ?

Note: Semua cast di sini, Liyya cuma pinjem namanya aja. Cerita ASLI milik Liyya. Kalau ada kesamaan dengan cerita lain, itu murni hanya sebuah kebetulan.

Warning: Romance gagal, cerita abal-abal, ide cerita pasaran -_- typo(s) dimana-mana, feel ngawang(?) alias gak dapet *trus ngapa masih ditulis n di-post -_-* #Liyyanyengir XD

.

.

HAPPY READING^^

.

.

~HunHan Bubble Tea Couple~

Kalau kalian datang ke kota Incheon di Korea Selatan, tanyakan saja 'XOXO UNIVERSITY' pada anak-anak muda yang tinggal di sana. Pasti mereka akan menjawab kalau itu adalah sebuah universitas ternama di Incheon dengan empat Pangeran tampan idaman semua orang, yang belajar di sana. Pangeranpangeran tampan yang mampu memikat hati siapa pun yang meilhatnya. Mungkin, jika di drama-drama yang sering tayang di televisi, mereka bisa disebut...

F4?

Hmmmmmm. Mungkin kalian tidak akan percaya. Tapi F4, benar-benar ada di kehidupan nyata. Yaaaaaaah, meski memang sedikit berbeda dari F4 yang ada di dalam drama.

Ada Chanyeol. Namja dengan telinga 'elf' yang selalu tersenyum dan menebar virus kebahagiaan di mana-mana.

Ada juga Suho. Namja yang memiliki banyak kelebihan. Kelebihan uang, kelebihan kartu kredit, kelebihan mobil, dan masih banyak kelebihan lainnya. Kecuali, *ehem* tinggi badan -ups.

Lalu ada Kris. Namja tampan bak Pangeran dari negeri Barat. Namja keturunan China-Canada yang mampu memikat hati para penggemarnya dengan kemampuan bermain basket yang spektakuler dan bentuk tubuh yang sangat proporsional.

Dan yang terakhir, ada Sehun. Magnae tampan yang paling disayang oleh ketiga Hyung-nya. Meski sedikit kurang sopan dan terkesan suka semaunya, Sehun sebenarnya adalah pemuda yang baik. Dia ramah, suka menebar senyum *coret*menggoda* coret* gombal, juga tidak sombong dan rajin menabung.

Bedanya, kalau di dalam Drama para F4 terkesan angkuh dan sombong, maka keempat Pangeran yang telah disebut di atas sangat jauuuuuuh dari kata itu. Mereka adalah mahasiswa yang baik dan cukup pintar, tidak pernah berbuat onar, suka belajar dan selalu membela yang benar.

Suho dengan prestasi akademiknya yang memukau.

Chanyeol dengan deretan penghargaan di bidang musiknya.

Dan Kris yang telah mengharumkan nama XOXO University dengan kemampuan basketnya.

Serta Sehun yang acap kali memenangkan kompetisi 'dance' atas nama kampus.

Hanya saja, seyiap hal pasti memiliki sisi positif dan negatif, kan? Ke-empat Pangeran itu juga tidak luput dari kata negatif. Ada dua sejarah kelam dan *ehem* aib dalam F4 versi XOXO University ini.

Tiga dari empat serangkai itu, Kris, Chnyeol, dan Suho, tidak menyukai yeoja. Kalian tau artinya, kan? Mereka, *ehem* menyukai namja. Awalnya, para penggemar benar-benar shock saat mengetahui kenyataan pahit itu. Namun seiring berjalannya waktu, para yeoja aneh itu justru mendukung mereka.

'Itu lebih bak daripada aku harus melihat Kris-ku digandeng oleh yeoja centil yang sok cantik!' ujar salah satu dari sekian banyak yeoja aneh di kampus XOXO yang langsung diangguki oleh teman-temannya yang lain.

Dan begitulah, aib pertama pun terhapus dari daftar sejarah kelam mereka. Menyisakan aib kedua. Sebuah kenyataan pahit yang melibatkan magnae kesayangan mereka. Yang tak lain tak bukan bernama...

Oh Sehun.

Katanya sih, namja tampan dengan lisp menggemaskan (menurut penggemarnya) dan sangat ramah itu sebenarnya tidak sebaik yang terlihat. Hanya saja, semua itu tertutup oleh sikap manja dan aegyeo yang bisa membuat semua orang luluh.

Oh Sehun itu... adalah seorang PLAYER. P-L-A-Y-E-R!

Kalian tahu player?

Aigoooooo! Bukan orang yang suka membolos kuliah dan menghabiskan waktunya untuk bermain di Game Center. Yups! Player yang dimaksud adalah dia yang suka mempermainkan perasaan seseorang. Tapi, tentu saja ketiga Hyungnya langsung membela jika ada yang berkata seperti itu tentang Sehun.

'Dia bukan seorang Player! Dia hanya sedang mencari jati diri!' sangkal Kris bijak.

'Magnae kami, hanya menyenangkan hati penggemarnya saja!' bantah Chanyeol dengan senyum lima jarinya.

'Sehunnie itu, sedang dalam proses pencarian cinta sejati!' tutur Suho dengan senyum malaikatnya.

Hmmmm, tapi memang sebenarnya Sehun tidak jahat sih. Dia hanya 'terlalu baik' sampai tidak bisa berkata tidak HAMPIR pada semua yeoja BAHKAN namja yang memintanya untuk menjadi kekasih mereka. Mengapa HAMPIR? Karena, yaaaaaaaaaaa, meski dia baik, dia juga pilih-pilih dong. Dari wajahnya, dari bentuk tubuhnya, dan juga dari isi dompet mereka.

'Tidak perlu yang namanya 'cinta'. Yang penting, aku kan sudah mengabulkan keinginan mereka untuk menjadi kekasihku. Jadi apa salahnya mengeluarkan beberapa won untukku!' - aku Sehun.

Dan percaya tidak percaya, katanya -lagi, bahkan kekasih dari ketiga Hyungnya (read: Chanyeol, Kris, Suho) adalah mantan-mantan Sehun. Well, begitulah. Memang ada banyak cerita penuh kontroversi dari magnae F4 ini. Cerita tentang kisah asmaranya yang kemudian menjadi gosip hangat di kalangan mahasiswa XOXO University.

Tapi, bagaimana jika suatu hari seseorang datang dan mengubah segalanya? Mengubah pandangan Sehun tentang cinta. Seseorang yang akan mengubah kehidupan sesat Oh Sehun dan membimbingnya ke jalan yang lurus. Membimbingnya untuk menemukan jati diri dan cinta sejatinya. Seseorang yang mampu menularkan virus 'merah jambu' pada magnae tampan itu.

Dan pertanyaannya.

Apakah sang pembawa virus 'merah jambu' itu juga terjangkit virus yang sama?

~HunHan Bubble Tea Couple~

"Aiisshhh! Aku lapaaaar!" keluh seorang namja manis dengan eyeliner tipis di kelopak matanya. Menatap malas pada orang-orang yang terlihat begitu sibuk berlalu lalang di depannya.

"Nadoooo!" sahut namja manis lainnya. Namja manis dengan mata bulat seperti bola pingpong. Mengelus-elus perut kempesnya dan mnyandarkan kepala di bahu si eyeliner.

"Ya ya yaaaaaaa! Byun Baekhyun, Do Kyungsoo! Kenapa kalian mengeluh terus, eoh? Aku akan melaporkannya pada Luhan Ge nanti kalau dia sudah sampai!" ujar namja lainnya. Namja tak kalah manis dengan dimple menggemaskannya.

Keduanya memanyunkan bibirnya menanggapi pernyataan Lay, si namja berdimple. "Kami tidak mengeluh, Hyung! Hanya mengungkapkan isi hati saja!" elak namja eyeliner, Baekhyun.

Kyungsoo, si mata bola, mengangguk setuju. "Lagi pula, mengapa pesawat yang mengangkut Luhan Hyung harus delay? Kita sudah melewatkan sarapan pagi agar bisa sampai di sini tepat waktu dan sarapan bersama. Tapi sekarang sudah tiga jam, dan aku benar-benar kelaparan, Hyung!"

Lay mendecih pelan. Mengabaikan kelakuan manja dua dongsaengnya itu dan bergerak menuju layar pengumuman. Memperhatikan deret-deret nama pesawat dan jam kedatangannya. Namun baru beberapa menit di sana, namja itu kembali ke tempat kedua dongsaengnya menunggu.

"Ya! Baekhyun-ah!" panggilnya. "Aku lupa nama pesawat yang ditumpangi Luhan Ge. Hehehehe!"

Baekhyun menatap Lay dengan wajah datar yang saaaangat jarang ditunjukkannya. Salahkan rasa lapar dan lelah dan penat dan bosan dan penyakit pikun Lay yang semakin hari semakin parah. Sedangkan yang ditatap hanya menunjukkan wajah innocent tanpa dosa andalannya.

"Mian mian. Mau bagaimana lagi. Aku kan memang pelupa, hehehe!" kilahnya membela diri.

Namja eyeliner itu menghela nafasnya. Berdiri dan mendekat pada Lay yang menatapnya bingung. Memposisikan tangan kanannya di bahu Hyung-nya itu. Baekhyun mengambil nafas panjang, mempersiapkan ceramah yang juga panjang yang akan diberikannya pada Lay, dan membuka mulutnya, sebelum—

"Hy—"

"LUHAN HYUUUUUNG!"

— teriakan lima oktav dari Kyungsoo menenggelamkan suaranya. Teriakan yang sukses menghapus rentetan kata yang sudah disusun oleh Baekhyun di dalam kepalanya.

Kyungsoo berlari menghampiri seorang namja imut bin manis nan cantik yang sedang berjalan menyusuri jalur 'kedatangan' dengan senyuman manis di wajahnya. Tangan kirinya mendorong trolley berisi barang-barang yang begitu banyak, dan tangan kanannya terangkat untuk melambai pada mereka.

"Kalian pasti sudah lama menunggu, ya? Mianhae!" ucap Luhan menyesal, masih dengan senyum manisnya.

"Aiiisshhh! Hyuuuuuuuuuuung! Aku merindukanmuuuu!" ujar Baekhyun. Memeluk erat tubuh kurus Luhan. Disusul dengan pelukan selanjutnya dari Kyungsoo dan Lay.

Luhan menatap ke sekelilingnya. Tertawa canggung pada orang-orang yang menatap mereka yang tengah berpelukan dengan tatapan aneh. "Aigoooo! Aku juga merindukan kalian bertiga!" Mengabaikan tatapan aneh itu, Luhan memilih untuk membalas pelukan ketiga dongsaengnya.

Dan tentu saja, masih dengan tersenyum begitu manis.

"Jja! Ayo kita makan! Aku lapar," ujar Luhan setelah melepaskan pelukannya.

"Tapi, bagaimana dengan barang-barangmu, Hyung? kita tidak mungkin masuk ke restoran dengan barang sebanyak ini, kan?" tanya Kyungsoo.

"Tenang saja, aku sudah meminta Tuan Kim untuk datang kemari dan membawa barang-barang ini ke apartemen!" jawab Luhan.

~HunHan Bubble Tea Couple~

"Jadi, bagaimana dengan Australia?" tanya Kyungsoo begitu mereka tiba di apartemen.

Ya, empat serangkai itu memang tinggal dan selalu bersama sejak SMA. Tapi, tidak seperti Baekhyun, Lay dan Kyungsoo yang belajar di XOXO University, Luhan kuliah di Inha University. Mahasiswa yang saat ini tengah menjalani semester akhirnya itu mengambil jurusan Sastra Inggris di sana. Dan dua tahun lalu, ia ditunjuk untuk mengikuti program pertukaran pelajar di Negeri Kangguru itu sebagai perwakilan dari kampusnya.

"Apanya yang bagaimana?" Luhan balik bertanya. Tangannya terus bekerja mengeluarkan barang-barang dari dalam kopernya.

"Lu Ge! Ayo ceritakan! Aku ingin tahu!" desak Lay yang juga ikut membantu Luhan.

"Apa kau berteman dengan banyak pria bule di sana, Hyung? Apa mereka tampan-tampan? Seperti Tom Cruise? Brad Pitt?" tanya Baekhyun menggebu-gebu.

Luhan menatap Baekhyun geli dan tertawa terbahak. "Australia," Luhan menghentikan kalimatnya. Mengetuk-ngetukkan jemarinya di dagu. Memikirkan kalimat selanjutnya yang akan ia ucapkan. Ia menatap lucu wajah ketiga dongsaengnya yang tengah menunggu kelanjutan kalimatnya dengan antusias.

"Australia, sama saja seperti Incheon. Tentu saja ada banyak pria bule yang tampan di sana karena Australia memang tempat tinggal mereka. Dan aku belajar di sana beberapa tahun ini. Memangnya, aku bisa berteman dengan siapa lagi selain para bule-bule itu," tutur Luhan, seraya menjitak pelan kening Baekhyun.

"Aaaaaaah. Aku juga ingin ke sana!"

Baekhyun berhenti mengusap jidatnya yang baru saja mendapat hadiah dari Luhan. Dia dan Kyungsoo langsung menatap horor pada Lay yang baru saja mengucapkan kalimat itu. "Hyung! Kau bahkan tidak bisa mengingat nama pesawat yang ditumpangi oleh Luhan Hyung tadi! Bagaimana mungkin kau berfikir untuk pergi ke Australia?" ucap Baekhyun.

"Bisa-bisa kau salah naik pesawat dan malah kesasar ke Afrika. Hahahahha!" sahut Kyungsoo yang mendapat acungan jempol dari Baekhyun.

Keduanya tertawa terbahak sembari memegang perut mereka. Lay manyun. Mendecih pelan dan memutuskan untuk tidak menghiraukan manusia-manusia jahil itu dan meneruskan pekerjaannya untuk membantu Luhan beres-beres.

Luhan menggelengkan kepalanya dan tersenyum. Dia rindu sekali saat-saat seperti ini. "Sudah-sudah! Kalian selalu saja mengusik Lay!" tegur Luhan. BaekSoo langsung bungkam. "Lebih baik kalian membantuku untuk mengeluarkan semua isi koper ini dan memasukkannya ke dalam lemari!" ucapnya lagi.

Keduanya menurut. Dengan bibir yang manyun. "Aiiisshh! Kenapa kau tidak meminta Tuan Kim sekalian untuk membereskan barang-barangmu, Hyung?" keluh Kyungsoo.

"Dan lagi, kenapa barangmu banyak sekali, Hyung? Memangnya apa saja yang kau bawa dari sana? Apa jangan-jangan kau membawa anak kangguru juga, eoh?" keluh Baekhyun saat melihat masih ada dua koper besar lagi yang belum dikerjakan.

Luhan tak menjawab pertanyaan konyol nan aneh itu. Berjalan menuju almari yang sudah lama tak digunakan itu dan membersihkannya. Sebelum menyimpan pakaiannya di sana.

"Lu Ge! Kau tidak benar-benar membawa anak kangguru kan?" tanya Lay polos.

Untuk beberapa saat, keadaan kamar Luhan menjadi hening. Luhan berkedip tak percaya mendengar pertanyaan Lay yang meski pun intinya sama dengan pertanyaan sebelumnya, namu terdengar jauh lebih aneh. Mengapa?

"HWAKAKKAKAKAKAKAKAKAKKKAKAKAKAK!"

Kyungsoo dan Baekhyun tergelak. Berguling-guling di atas lantai sambil memegang perut mereka.

Luhan menatap Lay dengan tatapan datarnya. Tak habis pikir dengan jalan pikiran dongsaengnya yang satu itu. "Aku tidak bisa menyelamatkanmu kali ini, Lay!" ujarnya kemudian kembali berkutat dengan almarinya.

Lay menatap ketiganya bingung. Memangnya dia salah ngomong? Kenapa saat baekhyun yang bertanya tidak ada yang tertawa seperti itu? Apa bedanya dengan pertanyaannya?

Namja berdimple manis itu kemudian mengedikkan bahunya dan kembali melanjutkan pekerjaannya.

"Hyuuuung! Kenapa koper yang ini isinya boneka semua?!" protes Kyungsoo. "Mana, mana?" tanya baekhyun tertarik . Meninggalkan koper yang menjadi tanggung jawabnya untuk melihat koleksi boneka Luhan.

"Yohoooooo! Kau punya boneka Donal bebek, Hyung!" serunya. "Aaaah! Ini juga ada boneka Pororo. Ada Patrick juga!" sahut Kyungsoo kemudian saling melempar pandang dengan Baekhyun.

"SAHABAT SELAMANYA!" seru keduanya kompak dan kembali tertawa.

Seandainya mereka tahu makna dibalik ketiga boneka itu.

"Yaaaak! Byun Baekhyun! Do Kyungsoo! Berhenti mengeluh dan bermain-main atau aku tidak akan memberikan oleh-oleh apa pun untuk kalian!" ancam Luhan.

BaekSoo bungkam. "Neeeee," ujar keduanya pelan sebelum menutup mulut mereka dengan kedua tangan dan kembali pada pekerjaan masing-masing. Lay terkikik pelan menahan tawa di tempatnya.

Hhhhhhhhh. Too much for his first day!

~HunHan Bubble Tea Couple~

Pukul 16.00

Luhan duduk bosan di ruang TV. Menunggu ketiga dongsaengnya yang tak kunjung pulang dari kampus. 'Apa jangan-jangan mereka pergi kencan? Apalagi, malam ini kan malam minggu.' pikir Luhan. Tangannya masih terus memencet tombol yang ada di remot, mencari-cari channel TV yang menayangkan acara yang menarik.

Nihil.

Luhan melempar remote di tangannya ke sembarang tempat dan merebahkan tubuhnya. Sudah satu minggu dia berada di Incheon tanpa melakukan apa pun. Mau bagaimana lagi? Jadwalnya untuk kembali aktif di kampus masih satu minggu lagi. Kemarin-kemarin dia hanya datang sebentar untuk menyerahkan beberapa laporan pada dosen Wali-nya.

'Aiiisshhh!' Luhan berdecak sebal. 'Sendirian di rumah memang sama sekali tidak menyenangkan!' pikirnya.

Namja manis itu lalu mematikan TV dan memakai jaketnya. 'Lebih baik aku jalan-jalan saja!' pikirnya sembari mengambil sebuah memo. Menuliskan pesan singkat untuk ketiga dongsaengnya dan menempelkannya di kulkas.

Luhan berjalan menyusuri jalanan kota Incheon dengan langkah ringan. Rasa suntuknya berkurang drastis hanya dengan memandangi pemandangan gedung-gedung pencakar langit yang berdiri tegak di sisi kanan jalan. Merasakan semilir angin sore yang menerpa wajah manisnya. Menikmati hiruk-pikuk kota yang telah ditinggalkannya selama dua tahun itu.

Ah~ Dia merindukan suasana ini.

Dari kejauhan, Luhan bisa melihat sebuah kafe yang tak asing lagi baginya, meski sudah dua tahun tak ke sana. Semakin dekat, senyum Luhan pun semakin lebar. Tempat itu masih sama. Warna yang sama, suasana yang sama, nama yang sama. Langkah Luhan semakin lebar, ingin segera sampai di tempat itu.

BUBBLE TEA PALACE

Kafe Bubble Tea favoritnya.

"Aku pesan satu Taro Bubble Tea," ucap Luhan pada si pelayan. Dan setelah membayar pesanannya, Luhan pun mencari-cari tempat kosong untuk duduk.

Kafe begitu ramai. Semua meja telah dipenuhi oleh para pelanggan. Anak-anak SMA yang sedang istirahat. Beberapa pasangan yang tengah berkencan. Sekumpulan anak muda yang sedang berkumpul bersama. Menyisakan tidak satu kursi kosong pun untuk dia duduk sembari menunggu Bubble Tea-nya. Hmmmmm, tidak satu pun kecuali satu.

"Errrm, permisi. Boleh aku duduk di sini?" tanya Luhan ragu.

Yang di tanya mendongakkan kepala untuk melihat orang yang menyapanya. Mengalihkan perhatian dari tablet di tangannya pada Luhan. Kedua mata mereka bertemu. Dan Luhan bisa merasakan darahnya berdesir karena tatapan itu. Namja itu tertegun menatap Luhan. Namun hanya sesaat. Karena perlahan, tatapan itu berubah menjadi tatapan mengerti dengan sebuah senyum bosan di bibirnya.

'Kapan para stalker ini akan membiarkannya sendiri? Padahal dia jelas-jelas sudah memperingatkan mereka untuk tidak mengganggunya saat dia sedang menikmati Bubble Tea! Apa dia penggemar baru?' pikirnya.

"Jujur saja! Karena aku tidak suka basa-basi. Kau mau minta tanda tanganku? Atau yang lain? Atau kau juga mau memintaku untuk menjadi kekasihmu?" tanyanya malas.

Namja manis itu mengerjap kaget. "M-MWOOO?" Luhan menatap namja *ehem*tampan*ehem* di depannya tak percaya. "Yaaaa! Memangnya kau pikir kau siapa, eoh? Kalau bukan karena semua kursi sudah penuh dan aku masih harus menunggu minumanku, dibayar pun aku tidak akan sudi untuk duduk di sini!" jawab Luhan sewot.

Namja tampan itu menoleh ke sekelilingnya. Menatap setiap kursi dan meja yang telah terisi penuh.

'O'

Bibirnya membentuk huruf 'O' dan pipi nya langsung merona malu saat menyadari kekeliruannya. Memandang Luhan yang tengah menatapnya sewot dan tersenyum canggung. "Maaf. Aku kira kau salah satu dari stalkerku," ucapnya seraya menggaruk tengkuknya malu.

'Tch! Stalker? Sombong sekali! Memangnya dia artis!' pikir Luhan kemudian mendudukkan tubuhnya di kursi tanpa persetujuan si namja tampan.

"Errmm, sebenarnya meja ini adalah meja khusus untukku. Dan tidak pernah ada yang duduk di situ selama ini karena aku tidak mengijinkannya. Tapi sebagai permintaan maaf, aku mengijinkanmu duduk di situ," jelasnya tak penting.

Luhan menatap acuh pada namja itu dan memalingkan wajahnya. 'Whatever!' gumamnya malas. Menunggu pesanannya yang tak kunjung datang. 'Aiissshh! Kenapa lama sekali?' batinnya tak sabar.

"Aku belum pernah melihatmu sebelumnya." Namja tampan itu kembali memulai pembicaraan setelah terdiam cukup lama. "Apa kau orang baru di daerah sini?" tanyanya.

Luhan memilih untuk diam.

"Aaaahh~ Kau marah ya? Aku benar-benar minta maaf soal yang tadi. Aku pikir—"

"Permisi, Tuan. Ini pesanan anda!" Seorang waitres datang menghampiri Luhan dan otomatis menyelamatkan dia dari namja narsis sok tenar di depannya. "Terima kasih!" ucapnya tersenyum ramah.

Namja manis itu baru akan beranjak untuk meninggalkan kafe sebelum suara namja tampan itu kembali terdengar.

"Namaku Sehun!" ujarnya memperkenalkan diri. "Namamu siapa?"

Luhan menghentikan langkahnya dan membalikkan badan untuk menatap Sehun. Tersenyum tipis sebelum menjawab. "Maaf, tapi aku tidak memberikan namaku pada orang asing yang baru kutemui pertama kali dan hanya beberapa menit saja, Sehun-ssi. Permisi!"

Sehun tertegun. Seumur-umur, baru kali ini ada yang menolaknya seperti ini. Apa ada yang salah dengan penampilannya hari ini? Apa dia tidak terlihat mempesona seperti biasanya? Atau jangan-jangan, ini cara baru untuk menarik perhatiannya? Karena kalau iya, maka Luhan telah berhasil. Sangat berhasil.

Sehun menatap kepergian Luhan dengan jantung yang berdetak kencang. Ada sesuatu yang lain yang dirasakannya. Sebuah perasaan asing yang menyelinap masuk dan tak mampu ia ungkapkan dengan kata-kata. Tiba-tiba saja, perutnya terasa mulas. Bukan karena jijik atau marah atau perasaan negatif lainnya. Sehun sendiri tidak tahu mengapa. Tidak tahu perasaan apa yang tengah menghampirinya. Yang jelas, setelah kejadian itu, Sehun pulang ke apartemennya dengan membawa senyum.

~HunHan Bubble Tea Couple~

Jam yang terpajang manis di dinding kamar telah menunjukkan kalau hari telah berganti. Pukul 00.27. Tapi namja itu, Oh Sehun, sang player fenomenal dari XOXO University masih belum berhasil mendapatkan mimpi indahnya. Magnae manja itu membalikkan tubuhnya ke kanan dan ke kiri. Matanya sama sekali tak bisa terpejam. Bayang-bayang seorang namja manis yang baru saja ditemuinya sore tadi berhasil mencuri tidurnya.

'Aiisshh! Ada apa denganku? Mengapa aku tidak bisa berhenti memikirkannya? Padahal namanya saja, aku tidak tahu!' batin Sehun. 'Omo, omo! Apa jangan-jangan aku sudah 'dipelet' olehnya?' Sehun bangun dari posisi tidurnya. Seingatnya, dia pernah mendengar istilah itu dari Miyah, salah satu mantan kekasihnya.

Pletakk

Sehun memukul kepalanya pelan. 'Aiiihhh, pabo! Apa yang kupikirkan?' rutuknya, kemudian kembali berbaring.

'Perasaan ini, pasti bukan perasaan apa-apa. Aku hanya penasaran saja karena dia tidak tertarik padaku dan bahkan menolakku. Tch! Namja itu! sombong sekali! Dia belum tahu siapa Oh Sehun. Kalau dia tahu, dia pasti akan bertekuk lutut padaku. Hmmmmmm. Lihat saja nanti.'

Sehun sudah bertekad. Dari pada dia harus mati penasaran, besok, dia akan ke sana lagi. Namja Taro itu pasti akan kembali ke kafe. Dan Sehun akan menunggunya.

'Namja Taro! Aku pasti akan mendapatkan namamu!'

~HunHan Bubble Tea Couple~

Besoknya, Sehun kembali ke kafe lebih awal. Takut kalau-kalau namja Taro itu tiba lebih dulu darinya. Untung saja hari itu hari Minggu, jadi dia tidak ada jadwal kuliah dan bebas seharian. Setelah memesan satu Bubble Tea cokelat favoritnya, Sehun berjalan menuju meja biasanya. Mengetuk-ngetukkan jemarinya di atas meja. Menunggu namja Taro yang tak kunjung terlihat.

15 menit...

30 menit...

45 menit...

Satu jam...

Namja Taro tak juga terlihat. 'Apa jangan-jangan kemarin dia hanya kebetulan lewat saja?' pikir Sehun yang mulai kehilangan kesabarannya. 'Aiiissh! Aku terlihat seperti orang bodoh saja!'

"Aku pesan satu Taro Bubble Tea!"

Sehun berdiri dan bersiap untuk pergi dari kafe saat sebuah suara yang sepertinya familiar itu menghampiri telinganya. Seketika itu, wajah bosannya berubah menjadi sebuah seringaian tampan.

"Hai!" sapanya sok akrab. Dan tanpa menunggu respon dari Luhan, Sehun langsung mendudukkan tubuhnya di kursi yang terletak di seberang meja Luhan.

"KAU!?" Luhan memekik kaget. Merutuki nasib buruk yang menimpanya karena harus bertemu dengan 'artis wannabe' di depannya itu.

Sehun memutar bola matanya. "Tentu saja aku. Memangnya kau pikir siapa, eoh? Pertanyaan yang aneh!" cibirnya. Menyeruput Bubble Tea di gelasnya tanpa mengindahkan tatapan protes Luhan.

"Yaaa! Bukankah tempat duduk KHUSUS-mu ada di sebelah sana? Mengapa kau duduk di sini?!" protes Luhan kesal.

"Kemarin kan aku sudah mengijinkanmu duduk di meja khusus-ku. Jadi sekarang kau harus membalas kebaikanku, dong!" jawab Sehun enteng.

"Aiisshhh! Menyebalkan!" gerutu Luhan.

Sehun menunjukkan senyum mempesonanya. "Hei, namja Taro! Aku belum mendapatkan namamu! Kau bilang kemarin, kau tidak memberikan namamu pada seseorang yang baru pertama kali kau jumpai. Dan sekarang kita sudah berjumpa untuk yang kedua kalinya." ujar Sehun to the point. "Jadi?"

Luhan melengos. Bibirnya komat-kamit merutuk Sehun tanpa suara.

Dan tanpa satu patah kata pun, Luhan segera mengambil Bubble Tea-nya dan beranjak dari hadapan Sehun yang hanya bisa melongo.

Untuk kedua kalinya dalam minggu yang sama, dia diabaikan oleh orang yang sama.

'Apa ini masuk akal?!' batinnya kesal.

.

.

Tapi bukan Sehun namanya kalau menyerah begitu saja.

Hari-hari selanjutnya, Sehun kembali beraksi. Dia bahkan merelakan pipinya dicium oleh yeoja genit yang dimintanya untuk membuatkan surat izin absent selama beberapa hari ini. Entah apa sebenarnya yang sedang ia lakukan, Sehun sendiri juga tidak tahu. Yang jelas, dia hanya ingin mengetahui nama namja Taro itu. Mungkin saja, jika dia sudah memuaskan rasa penasarannya, tidur nyenyaknya akan kembali dan dia bisa hidup tenang seperti sedia kala.

Setidaknya itulah yang dipikirkan oleh Sehun. Pemikiran sederhana. Amat sangat sederhana sekali.

"Mengapa kau selalu muncul di hadapanku?!" tanya Luhan geram. Meski tampan, tapi kehadiran namja ini sangat mengganggu.

Bagaimana bisa?

Tentu saja. Karena setiap kali namja ini muncul, pipi Luhan selalu menghangat tak jelas. Dan perutnya, seakan ada sesuatu yang sedang berputar-putar menggelitik di sana. Pasti itu karena rasa kesal karena merasa terganggu. Bukan karena hal lain! Namja narsis ini, juga menyebalkan!

'Oh please! Tidak bisakah dia menikmati Bubble Tea Time nya dengan santai? Sebelum dia harus kembali dengan tugas-tugas kuliahnya?'

"Karena kau belum memberikan namamu," jawab Sehun santai.

Dan seperti sebelum-sebelumnya, Luhan beranjak dari sana tanpa sepatah kata pun. Bahkan kali ini ia meninggalkan pesanan Bubble Tea-nya yang masih belum diantar oleh pelayan. Namun Sehun tidak tinggal diam. Dia segera ikut bangun dan menyusul Luhan. Karena apa pun yang terjadi, Sehun sudah bertekad untuk mendapatkan nama Luhan hari ini. Dia tidak mungkin bolos lagi besok. Bahkan Suho sudah menceramahinya semalam.

"Yaaaaa, namja Taro! Memangnya apa susahnya sih memberitahukan namamu? Apa namamu jelek? Aku janji aku pasti tidak akan mentertawakannya jika memang begitu kenyataannya. Aku hanya ingin tahu namamu, itu saja!" ujar Sehun sambil terus mengikuti Luhan.

Luhan berhenti berjalan. Menatap Sehun ragu dan kesal. "Memangnya, untuk apa kau ingin tahu namaku?" tanyanya.

Sehun berfikir. Mencari-cari alasan yang tepat. Tidak mungkin kan kalau dia berkata bahwa namja Taro ini sudah mencuri tidur nyenyaknya? Mau ditaruh di mana wajah tampan dan kepopulerannya?

"Errrrrmmmm, ya hanya ingin tahu saja. Lagi pula, kau tahu kan, pertemuan pertama kita tidak teralu bagus kesannya. Aku hanya ingin memperbaiki itu!" jawab Sehun. Berharap namja itu akan mempercayainya.

"Dan kau tidak akan berhenti sebelum mendapatkan namaku. Iya, kan?" Luhan menyilangkan kedua tangannya di dada.

Pertanyaan retoris. Karena tanpa perlu dijawab pun, Luhan sudah tahu jawabannya. Hanya dengan melihat tingkah Sehun yang tersenyum bodoh sambil mengusap tengkuknya.

"Ah! Ini!" Sehun menyodorkan secarik kertas pada Luhan yang langsung mengambilnya meski agak ragu.

"Ini apa?" tanya Luhan. Menatap sederet angka yang tertulis di kertas itu. "Kau bilang kau hanya ingin namaku, dan sekarang kau memberikan nomor telponmu? Yaaaaak! Apa kau juga bermaksud untuk meminta nomorku?" tanyanya. Memicingkan mata curiga pada Sehun.

"Mwo? Aniyo!" sangkal Sehun. "Aku hanya berfikir, mungkin kau malu untuk mengatakan namamu secara langsung. Makanya aku memberikanmu nomor ponselku. Dan asal kau tahu saja, selama ini aku tidak pernah memberikan nomorku pada orang lain selain ketiga Hyung-ku! Seharusnya kau merasa tersanjung saat ini!" jelasnya.

Luhan memutar bola matanya malas. Lagi-lagi namja di depannya ini berlagak narsis dan kepedean. Bersikap seperti seorang artis yang memiliki begitu banyak fans yang mengejar. Padahal kenyataannya, justru dia lah yang sedang mengejar-ngejar Luhan. "Tch! Memangnya aku peduli!" jawab Luhan mengembalikan kertas di tangannya.

"Aiiisssh! Waaaaeee? Apa aku salah bicara?" tanyanya polos.

Luhan menepuk jidatnya pelan. "Baiklah! Kau hanya ingin namaku, kan?" Sehun mengangguk antusias. "Setelah itu, kau tidak akan menggangguku lagi, kan?" Sehun mengangguk pelan dan ragu. Dengan jari telunjuk dan jari tengah yang bersilangan di belakang punggungnya.

"Baiklah jika itu bisa membuatmu berhenti menghantui dan mengacaukan ketenanganku. Namaku—"

"Kyaaaaaaaaaaaaa! Bukankah itu Sehun?" Sebuah suara dari arah samping menghentikan kalimat Luhan.

"Kau benar! Itu Sehun!" Disusul oleh suara selanjutnya. "Oh Sehun dari kampus kita?" Dan suara lainnya. "Memangnya Oh Sehun yang mana lagi?" Dan suara lainnya lagi yang kemudian ditutup dengan teriakan kompak dari yeoja-yeoja centil itu.

"KYAAAAAAAAAAAAA! SEHUN-AAAAAAAAHH!"

Sehun menutup matanya kesal. Menggerutu pelan entah pada siapa sebelum kemudian mengambil langkah seribu dari hadapan Luhan tanpa penjelasan apa pun. 'Aiiisshhh!' rutuknya kesal. Dia baru ingat kalau semalam dia baru saja putus dengan kekasihnya. Dan itu berarti hari ini dia akan terus dikejar-kejar.

Kalian tahu alasan lain mengapa Sehun terus berganti pasangan?

Karena hanya saat dia memiliki kekasih lah, para fans akan berhenti mengejarnya dan hanya bisa melihat dari jauh. Mungkin itu semacam kode etik(?) yang tercipta di kalangan fans. Sehun sendiri juga tidak paham. Yang penting dia aman, itu saja.

'Aiiisssshh! Padahal aku sudah hampir mendapatkan nama namja Taro itu. Hanya sedikit lagi!' Sehun terus menggerutu sepanjang jalan sambil terus berlari sebelum kemudian bersembunyi.

Untuk pertama kalinya, Sehun merutuki kepopulerannya.

Namun beberapa saat kemudian, ponselnya bergetar. Dan Sehun tersnyum senang di tempat persembunyiannya yang sebenarnya tidak terlalu nyaman itu.

.

.

Sedangkan di tempatnya, Luhan menatap cengo pada segerombolan yeoja aneh bin ajaib yang baru saja melintas melewatinya. Segerombolan yeoja yang terus meneriakkan nama Sehun dan memintanya untuk berhenti.

"Maaf. Aku kira kau salah satu dari stalkerku,"

Tiba-tiba Luhan teringat apa yang diucapkan bocah narsis itu saat pertama kali mereka bertemu. "Omo! Jadi bocah itu benar-benar memiliki fans aneh yang seperti itu?" ucapnya tak percaya. "Aaaaaaahh~ Pantas saja dia curiga padaku waktu itu, kekekeke." Luhan terkekeh pelan. Menatap secarik kertas yang dijatuhkan oleh Sehun tadi, entah sengaja atau tidak. Mengambil kertas itu kemudian menyalin deretan angka yang tertulis di sana ke ponsel dan menyimpannya.

"Lu Ge!" panggil seseorang. Lay, Kyungsoo, dan Baekhyun berjalan ke arahnya. Dan Luhan baru ingat kalau dia ada janji untuk mentraktir ketiga dongsaengnya itu di sini.

"Mengapa kau berdiri di luar, Hyung? Bukankah kita janjian bertemu di dalam?" tanya Kyungsoo.

"Dan mengapa juga kau tersenyum sendiri seperti itu, Hyung? Apa terjadi sesuatu?" tanya Baekhyun yang selalu ingin tahu.

Luhan masih terkekeh geli saat menjawab pertanyaan-pertanyaan adik-adiknya itu. "Aniyo. Tidak apa-apa. Hanya saja, ada namja aneh yang baru saja lewat tadi sebelum kalian datang. Hehehehe," ujarnya. "Sudahlah! Ayo masuk. Aku sudah memesan Bubble Tea-ku tadi. Kalian masuk dan pesanlah apa yang kalian mau. Aku akan meyusul!"

Ketiganya tersenyum senang dan langsung masuk ke dalam kafe. Meninggalkan Luhan yang mesih menimang-nimang ponsel di tangannya. Sebuah senyum terukir di wajah manisnya saat mengetik sesuatu di ponsel layar sentuh itu sebelum menekan tombol kirim. Senyuman yang masih terus dibawanya bahkan saat masuk kembali ke dalam kafe untuk menemui ketiga adiknya.

To: Namja Aneh

Namaku Luhan^^

~HunHan Bubble Tea Couple~

.

.

END

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Or

.

.

TBC?

A/N:

Haaaaaaaaaaaaaaaaaaaaiiiii

Kali ini Liyya datang bawa ff aneh garing seaneh Sehun di mata Luhan -_-

Tapi gak ada salahnya di post-kan? Semoga kalian suka hehehehe

Oh ya, tau kan siapa yang dimaksud dengan 3 'mantan' Sehun yang sekarang jadi 'pacar' Kris, Suho sama, Chanyeol ;)

Seperti biasa, Liyya ucapin baaaaaaaaaaaaaanyak terima kasih buat kamu-kamu yang udah nyempetin mampir n baca ff gaje nya Liyya.

Mind to review?