Devil

.

.

.

Main Cast : Park Chanyeol & Byun Baekhyun (GS)

Rate : M

Genre : Romance, Hurt

It's Genderswitch

Don't Like, Don't Read

Note : FF ini terinspirasi dari novel-novelnya Santhy Agatha

Warning : 18+

.

.

.

Happy Reading

.

.

.

"Selamat sore tuan" bibi Shin menyambut kedatangan Chanyeol yang baru saja pulang dari kantor. Dengan cekatan bibi Shin mengambil alih membawa tas dan juga jas milik majikannya tersebut. Tak seperti biasanya hari ini Chanyeol pulang lebih cepat dari waktu jam pulang kantor yang telah ditentukan.

"Apa dia masih tidak mau makan?"

"Maafkan aku tuan, nona menolak tidak mau makan sejak tadi." ujar bibi Shin.

Chanyeol segera berlari menuju kamar Baekhyun berada di lantai dua. Yah, sebenarnya Chanyeol memang sengaja pulang cepat. Alasannya hanya satu, karena Baekhyun. Tadi siang saat ia menelepon bibi Shin untuk mengetahui keadaan Baekhyun, wanita tua yang telah menjadi pelayan keluarga Park selama bertahun–tahun itu berujar bahwa Baekhyun tak menyentuh makanannya sama sekali, ia menolak untuk makan. Oleh karena itulah Chanyeol sengaja pulang lebih cepat hari ini.

Cklek

Pintu bercat kayu putih itu terbuka, menampakan sosok Chanyeol yang masih memakai kemeja kantornya. Baekhyun memandang lelaki tersebut dengan mata penuh amarah dan sorot mata tajam. Chanyeol tahu itu, namun ia tak memperdulikannya. Sisa–sisa air mata yang telah mengering tampak di pipi mulusnya.

"Kau belum makan?" tanya Chanyeol seolah tak terjadi apa–apa. Ia menggulung lengan kemejanya sebatas siku, lalu mengambil alih nampan berisi makanan yang telah bibi Shin persiapkan tadi untuk Baekhyun. Chanyeol menempatkan diri duduk di depan Baekhyun yang kini masih bersandar di kepala ranjang. Baekhyun tak menjawab pertanyaan Chanyeol, ia hanya menatap laki-laki itu dengan tatapan marah dan penuh kebencian.

"Kau harus makan, akan sangat merepotkan jika kau sakit." ucap Chanyeol penuh ketulusan, sambil menyodorkan sesendok nasi ke mulut Baekhyun, namun ditepis oleh gadis itu membuat makanan tersebut berhamburan mengotori sprei putuh satin tersebut.

"Apa yang kau lakukan padaku?" teriak Baekhyun penuh amarah.

"Dasar bajingan. kau bajingan aku benci padamu , kau merusak hidupku." teriak Baekhyun sambil menangis histeris. Dengan membabi buta Baekhyun memukuli Chanyeol dengan sekuat tenaga. Tak peduli tangannya yang sakit dan memerah karena terus–terusan memukul dada pemuda itu. Sayangnya kondisi Baekhyun yang lemah membuat pukulan tersebut tak seberapa untuk Chanyeol.

"Hentikan, kau menyakiti dirimu sendiri." dengan dingin Chanyeol berucap. Tetapi ucapan Chanyeol sama sekali tak mempan dan tak menghentikan aksi brutal Baekhyun untuk terus memukul Chanyeol. Hingga membuat pria tersebut berusaha menahan tangan Baekhyun dengan mencengkramnya dengan cukup kuat, membuat lengan perempuan tersebut kemerahan dan membuat si pemilik tangan meringis pelan.

"Kubilang hentikan Byun Baekhyun." nada suara Chanyeol meninggi membuat Baekhyun tersentak kaget karenanya. Namun tak sedikitpun merubah raut wajah dingin milik Chanyeol. Tangan Chanyeol mencengkram erat kedua tangan Baekhyun. matanya tak sengaja menatap pada lengan Baekhyun akibat cengkramannya barusan.

"Mengapa kau melakukannya?hiks…" lirih Baekhyun. Ia tak bisa membayangkan bagaimana hidupnya nanti. Keperawanannya, hal yang paling berharga dan ia jaga telah terenggut oleh lelaki yang baru saja ia temui semalam. Bagaimana dengan hidupnya kelak?

"Kenapa kau melakukannya?" Baekhyun kembali berteriak.

"Karena aku mencintaimu." Chanyeol menjawab dengan nada dingin.

Mata sipit itu terbelalak, bagaimana mungkin lelaki tersebut begitu mudahnya mengucapkan kata cinta, mengingat semalam adalah pertemuan pertama mereka berdua.

"Kenapa kau melakukan hal tersebut padaku, hah? Kau bajingan. Kau laki-laki brengsek." teriak Baekhyun dengan suara gemetar.

Ucapan Baekhyun barusan tak ayal membuat Chanyeol terdiam. Ya bagaimanapun juga ucapan Baekhyun ada benarnya, dia memang laki-laki brengsek yang telah merenggut keperawanan seorang gadis. Tapi ucapan Chanyeol tentang ia yang mencintai Baekhyun, itu benar adanya. Walaupun ini pertemuan mereka pertama kali, tapi Chanyeol sudah mengenal Baekhyun sejak lama, tanpa perempuan tersebut menyadarinya. Bisa dibilang, apa yang terjadi di kehidupan Baekhyun sebelumnya tak luput dari campur tangan seorang Park Chanyeol.

"Apa yang kau inginkan dariku sebenarnya?" Baekhyun kembali bertanya dengan berteriak.

"Karena aku ingin memilikimu. Dan aku mencintaimu." teriak Chanyeol. Tak seperti tadi dimana Chanyeol menjawabnya dengan nada dingin, kali ini ia menjawabnya dengan sama berteriak tak peduli dengan Baekhyun yang kembali berjingkat kaget.

"Kenapa kau melakukan semua ini jika kau mencintaiku?"

Chanyeol diam, hanya menatap Baekhyun dengan tatapan dingin.

"Bukankah tak seharusnya kau melakukan semua ini?"

Chanyeol diam, dalam hatinya terbersit rasa bersalah tapi apapun yang ia lakukan itu semua murni karena ia benar-benar mencintai Baekhyun. Tanpa mengatakan sepatah katapun laki-laki itu keluar dari kamar tersebut meninggalkan Baekhyun yang kembali menangis sesenggukan.

.

.

.

Jika Baekhyun berpikir bahwa laki-laki itu mencoba merenung atas semua perbuatannya dengan meninggalkan kamar tersebut, itu salah besar. Buktinya saat ini Chanyeol kembali dengan membawa baskom yang berisi air. Baekhyun masih terisak di ranjang.

Setelah menyimpan baskom tersebut di nakas kecil dekat ranjang, Chanyeol beringsut mencoba mendekati Baekhyun yang terduduk di ranjang. Beruntung bagi Chanyeol, karena Baekhyun tak kembali berontak seperti tadi, entah terlalu lelah atau tak ingin kembali berdebat. Perempuan itu membiarkan tangannya digenggam oleh Chanyeol.

"Maafkan aku" Chanyeol meminta maaf dengan tulus "Biarkan aku mengobati lenganmu lebih dulu"

Lalu dengan perlahan Chanyeol mulai mengompres tangan baekhyun yang memerah. Mencoba sedikit meredakan rasa sakit dan juga perih ditangan Baekhyun karena perbuatannya. Tak ada suara, yang ada hanya keheningan hingga tanpa Chanyeol sadari Baekhyun tengah memperhatikannya dalam diam. Jujur saja Baekhyun cukup terkejut dengan perlakuan Chanyeol tersebut, ia sungguh tidak mengerti bagaimana jalan pikiran pria tersebut. ia hanya bisa diam saat Chanyeol mengompres lengannya dengan lembut.

"Maaf" lagi-lagi Chanyeol mengucapkan kata tersebut "Maaf jika aku menyakitimu." Chanyeol berhenti mengompres lengan Baekhyun. Kini mata Chanyeol beralih menatap Baekhyun yang duduk di depannya. Mata mereka bertemu sesaat sebelum Baekhyun memilih untuk memalingkan muka dan tak menatap mata lelaki tersebut.

Chanyeol tahu jika Baekhyun masih marah padanya, perlakuan yang pantas ia terima. Tapi jujur saja itu sedikit menyakitinya.

"Kumohon tatap aku" jemari Chanyeol bergerak menyentuh pipi Baekhyun yang basah karena air mata, untuk menatapnya. Dan lagi-lagi Baekhyun hanya diam saat jemari tersebut menyentuhnya, entah mengapa itu terasa hangat. Keduanya saling menatap satu sama lain.

"Kau tahu, aku benar-benar mencintaimu. Maaf jika aku telah menyakitimu, aku hanya ingin memberitahumu jika aku benar-benar tulus mencintaimu. Kau milikku Baekhyun, aku hanya ingin melindungi apa yang telah menjadi milikku. Aku bersedia bertanggung jawab atas apa yang telah aku lakukan, karena kau tanggung jawabku. Beri aku kesempatan untuk memperbaiki semuanya. Kuharap kau memikirkan perkataanku ini."

Chanyeol berdiri setelah mengucapkan kalimat itu semua, lalu berlalu pergi. Sedangkan Baekhyun hanya diam mencerna semua perkataan Chanyeol yang sama sekali tidak ia mengerti. Tapi satu yang bisa Baekhyun tangkap dari kejadian barusan adalah sorot mata ketulusan yang terpancar dari mata Chanyeol dan Baekhyun tak menemukan kebohongan disana. Apakah laki-laki itu benar-benar mencintainya? Apakah laki-laki tersebut benar-benar menyesal?

.

.

.

Chanyeol merebahkan tubuhnya di kursi ruangan kerja yang ada di kamarnya, melipat lengan kemejanya hingga sebatas siku lalu memijit pelipisnya. Chanyeol menarik nafas panjang mengingat kejadian yang baru saja terjadi. Kata-kata itu mengalir begitu saja dari mulutnya, tak seharusnya Chanyeol mengungkapkan semua itu pada Baekhyun, namun entah dorongan darimana hingga semua kata itu terucap dari bibirnya. Bukan ini yang sebenarnya Chanyeol rencanakan tapi melihat Baekhyun yang bersikap seperti itu membuat Chanyeol frustasi. Ia tak ingin melihat Baekhyun semakin terluka, ia ingin melindungi gadis itu. Gadis yang telah diklaim sebagai miliknya sejak lama. Ya, sejak dulu gadis itu adalah miliknya.

Suara ketukan pintu menyadarkan Chanyeol yang tengah berkecamuk dengan semua pikirannya. Paman Jung muncul dari balik pintu setelah Chanyeol mempersilahkannya masuk.

"Anda baik-baik saja tuan?"

Chanyeol menjawabnya dengan anggukan "Apakah kau sudah mengurus semuanya paman?"

Paman Jung menyerahkan laporan kepada Chanyeol "Apa yang anda perintahkan telah kami lakukan sesuai dengan perintah anda. Kami telah menjual rumah nona Byun dan juga kami telah mengurus semua yang berhubungan dengan tuan Kim Jaehyun."

"Baiklah, terima kasih paman Jung kuharap tidak ada yang terlewat. Kau boleh pergi sekarang."

Paman Jung pamit undur diri. Chanyeol kembali memeriksa laporan yang diberikan asistennya itu. Dengan cara seperti ini setidaknya Chanyeol akan lebih leluasa untuk mengawasi Baekhyun.

.

.

.

To Be Continue

.

.

.

Terima kasih buat kalian followers dan yang udah favoritin cerita saya. Terima kasih juga untuk kalian yang udah meluangkan waktunya untuk ngetik review di ff saya yang ini. Satu review buat saya sangat berarti buat kelanjutan cerita ini. apakah masih ada yang berminat cerita ini untuk lanjut?

Review Juseyo~

Saranghae~ Ppyong~