Discalimer : Masashi Kishimoto
Pairing : Narusasu
Rated : T
Warning : YAOI, OOC, banyak typo disana sini, gaje abal ngebosani, dllllllllll.
JATUH CINTA, EH?
"AAAPPPAAAAA!" Teriak Naruto keras saat mendengar ucapan Kiba. Sedangkan Kiba hanya tersenyum lebar melihat tingkah Naruto.
"Kenapa? Jangan bilang kalau kau takut, Naruto?" Ucap Kiba dengan nada meremehkan.
"Aku bukan takut, Kiba. Hanya saja, apa tidak ada tantangan yang lain selain hal itu?" Kata Naruto sambil mengusap wajahnya frustasi.
"Ha...ha...Naru, kau hanya menjalaninya selama seminggu. Hanya untuk meyakinkan kami kalau kau memang straight."
"Tapi, bukan dengan menyuruhku berpacaran dengan Uchiha Sasuke, Kiba. For god's sake, Kiba. Apa kau tidak lihat dia laki-laki? Seharusnya kau menyuruhkan mendekati perempuan seperti, Hinata, Sakura atau siapapun, asalkan jangan Sasuke." Jelas Naruto lagi dengan kesal. Ya, bagaimana Naruto tidak kesal kalau Kiba menyuruhnya mendekati Uchiha Sasuke. Sekali lagi, UCHIHA SASUKE. Pemuda nerd yang lebih menganggap buku seperti teman hidup dari pada bergaul dengan manusia yang jelas-jelas cocok untuk teman bergaul.
Berawal dari Naruto yang dekat dengan seorang pemuda yang bernama Gaara yang diakuinya sebagai sepupu jauh. Dia selalu menemani Gaara kemanapun yang diinginkan sepupunya tersebut. Bahkan Naruto yang dijuluki sebagai playboy kelas atas lebih memilih menemani Gaara ke toko buku dari pada berkencan dengan cewek cantik seperti Shion, kekasihnya yang sekarang.
Banyaknya gosip yang beredar diluar sana membuat sahabat Naruto, yaitu Kiba, Shika dan Shino mencari tahu secara langsung dari Naruto. Awalnya mereka mengerti. Tapi, semakin lama mereka merasa kalau gosip itu benar. Terbukti dari beberapa hari yang lalu melihat Naruto memeluk Gaara dari belakang (yang tanpa seperngetahuan Naruto mereka ikuti), seperti seorang kekasih memeluk pacarnya sendiri. Saat ditanya kembali oleh mereka, Naruto hanya menjawab seperti yang sebelumnya. Sehingga Kiba mendapat ide gila untuk menantang Naruto agar membuktikan kalau Naruto memang straight dengan cara mendekati Sasuke.
"Bilang saja kalau kau memang guy, Naruto. Kami mengerti kok. Kami tetap akan menjadi sahabatmu walaupun kau melenceng kearah sana." Ucapan datar yang membuat kesal datang dari Shino yang dari tadi lebih memilih bermain serangganya dan baru menanggapi obrolan Kiba dan Naruto.
"Aku masih Straight, Shino. Masalahnya tantangan Kiba tidak bermutu sama sekali. Shika pasti berpendapat sama dengan ku. Ya kan, Shika?" Tanya Naruto pada Shika yang dari tadi hanya menguap tidak jelas menahan kantuk.
"Hoaammmm, sungguh merepotkan. Tapi, aku lebih setuju dengan Kiba dan Shino." Jelas Shika sambil menguap lagi dan akhirnya memilih tidur dari pada direpotkan oleh tantangan Kiba. Walaupun dia masih penasaran dengan hasil akhirnya.
"Kalian berdua tidak setia kawan. Seharusnya kalian membelaku. Kenapa malah membela si puppy penggila anjing ini?" Ujar Naruto sambil melipat tangan didepan dada.
"Kau sudah kalah, tetap saja kalah. Tiga lawan satu dan aku yang menang. Jadi, kau harus menerima tantangan dariku suka ataupun tidak." Ujar Kiba secara mutlak.
"Gah, menyebalkan. Fine, kuterima tantangan kalian. Hanya seminggu bukan?"
"Seminggu sebagai pembuktian. Tapi, kau harus membuat Sasuke pacaran dengan mu. Kau harus membuat Uchiha Sasuke jatuh cinta dulu dengan mu. Setelah dia mencintaimu, baru kau jalankan seminggu pembuktian mu itu. Setelah seminggu kau hanya menganggap Sasuke sama seperti kami. Itu berarti kau masih straight. Tapi, kalau kau suka dengannya...kau tau sendiri jawabannya, bukan?" Jelas Kiba dengan cengiran lebar."Deal?"
"Deal."
***/***
Jika ada yang membuat Naruto kesal hari ini, itu adalah ketiga sahabatnya. Ya, siapa lagi kalau bukan Kiba, Shikamaru dan Shino. Tiga sahabat dari kecilnya itu memang aneh dari sananya. Seperti sekarang ini, Kiba sang pencinta anjing, dengan dibantu Shikamaru tukang tidur dan Shino sipecinta serangga menantangnya untuk mendekati Uchiha Sasuke, pemuda miskin yang mendapat beasiswa sekolah di Konoha Internasional High School. Sesuai dengan kata miskin-beasiswa, otomatis mendapatkan julukan pemuda nerd. Rambut hitam yang selalu rapi, kacamata tebal besar, baju yang selalu rapi, dan oh jangan lupakan beberapa bekas luka dipelipis, pipi dan ujung bibir.
Sesuai hukum alam disetiap sekolah mewah manapun. Siapapun masuk kesini hanya dengan mengandalkan beasiswa, itu berarti dia siap dibully oleh orang kaya disini. Tidak termasuk Naruto dan teman-temannya. Bukan karena Naruto dan teman-temannya orang biasa. Justru mereka orang yang luar biasa. Siapa yang tidak kenal mereka berempat. Semua orang bahkan menatap kagum mereka berempat saat lewat dikoridor sekolah. Bagi mereka, melakukan hal tersebut adalah hal yang sia-sia. Lebih baik mereka bersenang-senang daripada membully anak beasiswa.
Saat ini mereka berempat sedang menuju perpustakaan untuk mencari sang target. Siapa lagi kalau bukan Uchiha Sasuke. Jam segini biasanya pemuda itu lebih mendatangi perpustakaan dari pada kantin. Tidak pernah terlihat dimanapun selain perpus, ah bukan hanya perpustakaan. Tapi, taman belakang sekolah yang tidak terurus sama sekali kalau buku diperpustakaan sudah selesai dilahap olehnya.
Sebenarnya Naruto malas datang keperpustakaan kalau bukan untuk bertemu Sasuke. Bukannya Naruto tidak suka berada disana. Dia hanya datang kesana kalau ada tugas dari guru yang memang harus selesai hari itu juga. Kalau bukan karena tantangan dari Kiba, dia juga tidak bakalan mau ketemu Uchiha Sasuke. Bukan karena Sasuke orang miskin. Hey, seplayboy dan brengseknya Naruto, dia selalu dididik oleh orang tuanya untuk menghargai orang lain. Walau semiskin apapun dia. Makanya Naruto dan temannya tidak pernah mau membully orang lain. Bagaimanapun mereka berhak untuk sekolah disini. Alasannya tidak mau bertemu Sasuke karena dia tipe cowok kaku. Bagi Naruto, Sasuke adalah tipe orang yang sangat tidak cocok diajak bergaul. Terlalu kaku, pendiam dan dingin. Naruto masih penasaran. Kenapa Kiba memilih Sasuke dari pada yang lain.
"Kiba. Kenapa harus Sasuke?" Naruto yang penasaran dari tadi akhirnya bertanya pada Kiba.
"Aku juga heran. Kenapa kau menggunakan Sasuke? Banyak perempuan disini yang bisa dijadikan target oleh Naruto. Apalagi banyak yang tergila-gila dengan Naruto. Malah sekarang Naruto pacaran dengan primadona sekolah bukan. Itu bisa menjadi bukti kalau Naruto straight." Shino yang biasanya pendiam dan ternyata bisa juga penasaran bertanya juga.
"Tidak ada alasan khusus. Yah, karena bosan melihat target Naruto dengan mudah tunduk padanya hanya dengan sekali pesona dari naruto. Aku jadi bosan dan tiba-tiba teringat dengan Sasuke. Apa Sasuke juga bakalan tunduk dengan pesona Naruto?"
"Jadi, ini hanya karena rasa penasaran mu?" Tanya Shino dengan nada datar.
"Yap, benar sekali."
"Sialan kau, Kiba. Seharusnya kau suruh orang lain. Jangan aku."
"Dari pada kau marah-marah. Lebih baik kau memikirkan cara untuk membuat Sasuke jatuh cinta dengan mu. Kebetulan orangnya sudah muncul duluan." Ucap Kiba sambil menunjuk seseorang didekat pintu perpustakaan.
Terlihat oleh mereka seorang pemuda dengan tinggi 165 cm baru keluar dari perpustakaan dengan beberapa buku tebal ditangannya.
"Sebaiknya untuk langkah pertama kau harus membantunya, Naruto. Dia kelihatan sangat kesusahan." Bisik Kiba dengan suara pelan. Takut terdengar sang target. Padahal jarak mereka dengan perpustakaan sangat jauh.
"Baiklah. Doakan aku teman-teman." Ujar Naruto sambil mendekati Sasuke.
"Sebaiknya kita sembunyi sebelum Uchiha itu tahu kita jadikan target." Ujar Shikamaru sambil bersembunyi dibelokan koridor didekatnya. Shino dan Kiba juga ikut menyusul untuk melihat kejadian didepan mereka.
Apa yang akan dilakukan Naruto pertama kali untuk mendekati Uchiha Sasuke?