Title : Pregxperiment (KyuMin's Side)

Cast : KyuMin, others

Length : 5/5 - end

Genre : Romance, Comfort, Sci-fi

Author's Note : Chapter akhir :) Semoga panjang dan puas yaa ^^

-Happy Reading-

.

.


.

Malam sudah larut namun namja bergigi kelinci itu enggan menutup matanya. Ia terus memikirkan satu keinginannya yang belum tercapai. Entahlah, mungkin karena mengidam atau apa yang jelas ia menginginkan itu sekarang juga. Dan karena tidak berani mengatakannya pada Kyuhyun yang telah terlelap di sampingnya, Sungmin hanya bisa berbaring gelisah.

Berulangkali ia memutar posisi tidurnya agar bisa terlelap, tapi keinginannya tidak bisa hilang. Bahkan saat mencoba untuk menutup mata, keinginannya semakin jelas terlihat. Sampai pada saat ia membalikkan posisi badannya yang keempat, Kyuhyun terbangun karena merasa kegelisahan Sungmin.

"Kau belum tidur?" tanya Kyuhyun tanpa membuka matanya. Ia hanya menarik tubuh Sungmin dengan tangan kanannya dan mengelus perut buncit kekasihnya itu.

"Kyuuuu"

"Hmmm?"

"Aku ingin sesuatu" ucap Sungmin akhirnya ketika ia tidak mampu lagi menahan hasratnya untuk menyampaikan keinginannya malam itu.

"Katakan" ucap Kyuhyun pelan masih dengan mata yang terpejam namun gerakan tangannya tidak lepas dari perut Sungmin, merasakan pergerakan bayi mungil mereka yang diperkirakan berjenis kelamin laki-laki.

"Aku ingin kau menyapa aegya" ucap Sungmin dengan suaranya yang semakin pelan.

"Hmm? Hanya itu?" tanya Kyuhyun. Tapi kemudian ia sedikit mengangkat tubuhnya dan mengecup perut buncit Sungmin lembut.

"Hai, aegya. Apa kau membuat eomma susah tidur? Ini sudah malam, jangan membuat eomma kelelahan, eoh. Beberapa hari lagi kita akan segera bertemu. Tapi sebelum itu kau harus baik-baik di dalam sana sampai waktunya, eoh" ucap Kyuhyun seakan bayi di dalam kandungan Sungmin dapat menjawabnya.

"Bagaimana? Apa aegya masih membuatmu gelisah?" tanya Kyuhyun kemudian.

"Hmm. Bukan ini yang kumaksud, Kyu. Aku ingin kau menyapa aegya. Seperti yang biasa kau lakukan" ucap Sungmin dengan nada frustasi.

Kyuhyun sedikit memikirkan perkataan Sungmin. Biasanya juga ia menyapa bayi mereka seperti tadi, mengajaknya berbicara kemudian bayi mereka akan menjawabnya dengan tendangan-tendangan keras dan tegas dari dalam sana. Tapi kenapa Sungmin bilang bukan seperti itu, apa..?

"Ah, maksudmu kita melakukan 'itu'? Aku tidak mau, kau tidak boleh kelelahan, Min. Kau ingatkan, Jung uisa bilang kurang dari seminggu lagi kau akan melahirkan, dan beliau bilang jangan melakukan hal yang tidak-tidak yang bisa membuatmu melahirkan sebelum waktunya. Aku tidak mau mengambil risiko, Min"

"Kyuuu, ayolahhh. Aku tidak bisa tidur kalau belum melakukan itu" rengek Sungmin.

Sebenarnya Sungmin juga tidak mau membuat dirinya kelelahan seperti perkataan Kyuhyun tadi, tapi mau bagaimana lagi. Ia tidak bisa menahan keinginannya itu. Ia benar-benar merindukan sentuhan Kyuhyun, belum lagi kehamilannya yang sudah tua membuat gerakan Kyuhyun saat bermain dengannya menjadi jauh lebih lembut dan pelan, membuat sensasi tersendiri bagi Sungmin.

"Tidak boleh Min. Sudah, pejamkan matamu. Aku akan memelukmu sepanjang malam. Lupakan keinginanmu itu" ucap Kyuhyun tegas.

Sesuai ucapannya, Kyuhyun memeluk Sungmin erat. Bahkan ia membiarkan Sungmin berbaring dengan menyurukkan kepalanya pada bahu Kyuhyun. Perut buncit Sungmin menimpa sisi samping tubuh Kyuhyun, dan Kyuhyun membiarkannya. Kyuhyun tahu Sungmin sudah cukup kesulitan untuk berbaring dengan nyaman karena perutnya yang semakin berat. Kadang hal itu membuat Sungmin sesak napas saat tidur. Dan Kyuhyun ingin Sungmin membagi kesusahannya dengannya.

Kadang tangan Kyuhyun mengusap perut Sungmin ketika ia merasa perut Sungmin bergerak pelan menggelitik tubuhnya. Ia dapat merasakan bayinya ikut gelisah di dalam perut Sungmin, sama seperti yang dirasakan Sungmin.

Hampir setengah jam mereka bertahan dalam posisi tersebut, Kyuhyun belum juga merasa Sungmin sudah tertidur. Ia justru merasa Sungmin semakin kesulitan mengatur napasnya yang memburu cepat mengenai tengkuknya itu. Sungmin sendiri sudah hampir menangis menahan hasratnya yang tertahan, ia benar-benar tidak bisa tidur. Matanya sudah mengantuk, tapi keinginannya harus dipenuhi lebih dahulu.

"Kyuu.. hiks.. aku tidak tahan lagi hikks… kumohon, sekali saja hikss" ucap Sungmin akhirnya dengan air matanya yang sudah menetes. Baru kali ini ia menangis hanya karena ingin memenuhi kebutuhan seksnya saja.

"Sshh, jangan menangis" ucap Kyuhyun sambil menghapus air mata Sungmin yang menetes. Merasa kasihan juga melihat Sungmin yang menahan hasratnya, Kyuhyun akhirnya menarik kaus yang dipakai Sungmin –yang sebenarnya miliknya sendiri, hingga kaus longgar itu terlepas dari tubuh Sungmin. Memperlihatkan tubuh polos Sungmin yang ternyata tidak memakai potongan kain apapun lagi di dalamnya.

Kemudian Kyuhyun juga membuka kausnya sendiri, membiarkan kulit hangat mereka saling bersentuhan. Kyuhyun melakukannya dengan pelan dan penuh kehati-hatian. Tidak mau melakukannya secara cepat-cepat, yang penting Sungmin merasa terpuaskan.

Kyuhyun mengusap puting Sungmin lembut, ia sedikit mengangkat wajahnya untuk mengecup kening Sungmin kemudian semakin turun ke hidungnya lalu memangut bibir Sungmin lembut. Tangan Kyuhyun tidak lepas dari puting Sungmin yang merah kecoklatan, memang hasrat Sungmin sudah mencapai puncaknya, putingnya cepat sekali mengeras.

Hampir lima menit memangut bibir Sungmin walau sesekali melepasnya untuk membiarkan kekasihnya itu menghirup oksigen, Kyuhyun menurunkan bibirnya menuruni dagu Sungmin kemudian tenggelam di leher jenjang Sungmin. Kyuhyun menghisap leher Sungmin, menimbulkan jejak kemerahan di lehernya. Tidak hanya satu, Kyuhyun terus mencumbu leher Sungmin hingga hampir keseluruhannya menjadi merah.

Bibir kasar Kyuhyun kembali turun, meninggalkan leher Sungmin yang sudah merah keunguan. Bibir itu berhenti tepat di depan puting Sungmin yang sejak tadi dipilin oleh jemari terampil Kyuhyun. Desahan napas Kyuhyun pada putingnya membuat Sungmin bergidik. Nafsunya terus meningkat seolah tidak memiliki titik tertinggi. Sungmin meremas sprei dibawahnya hingga kusut. Ia memang tidak mendesah hebat, karena Kyuhyun bermain amat lembut padanya. Namun itulah yang membuat Sungmin kenikmatan. Sungmin hanya terus memejamkan matanya sambil menggigit bibir bawahnya, sesekali hanya erangan kecil yang keluar dari bibirnya karena sentuhan lembut Kyuhyun.

Sungmin tidak sabar menanti Kyuhyun yang hanya terus membuang napasnya tepat di depan putingnya. Dengan nalurinya, Sungmin sedikit membusungkan dadanya hingga putingnya mengenai bibir Kyuhyun. Membuat Kyuhyun langsung melahap puting sekaligus dada Sungmin yang membesar bahkan terlihat sedikit membengkak karena air susunya akan keluar dalam beberapa hari ke depan. Kyuhyun tidak menghisap putingnya keras seperti biasa, kebiasaannya itu tidak bisa ia lakukan sekarang. Hal itu berbahaya karena dapat memancing kontraksi pada kandungan Sungmin. Karena itu, Kyuhyun hanya memainkan puting Sungmin dengan lidahnya. Sementara puting lainnya masih ia pilin dengan jarinya.

"Ahhhhhh.. Mmmhhh.. Kyuuhh" desah Sungmin pelan ketika benda tak bertulang itu terus membuat pola di dadanya, melingkari putingnya dengan saliva yang basah.

Perlahan Kyuhyun mulai meninggalkan kedua puting Sungmin yang melancip merah, bibirnya turun sampai berada di perut Sungmin yang membuncit besar dengan guratan kemerahan samar di bagian bawahnya. Kulit perutnya yang tertarik secara paksa membuat stretch mark Sungmin tetap muncul meskipun ia rutin menggunakan krim penghilang stretch mark.

Kyuhyun menjatuhkan kecupannya pada kulit perut Sungmin, memberikan kecupan bertubi-tubi pada seluruh bagian perut Sungmin sekaligus menggoda anaknya yang berada di dalam sana. Biasanya bayi aktif itu akan segera bergerak lincah mencari bekas kecupan Kyuhyun. Dan tepat seperti dugaannya, bayi yang ia kira sudah terlelap itu bergerak di dalam perut Sungmin. Kyuhyun dapat melihat kulit perut Sungmin bergelombang, membentuk ceplakan dan tonjolan kecil dari dalam. Mungkin siku atau kepalan tangan bayinya yang menubruk dinding rahim Sungmin hingga terlihat jelas oleh mata Kyuhyun.

Sungmin sendiri sedikit meringis perih, tapi ia tidak berniat menghentikan kegiatan ayah dan anak itu. Karena setiap kali Kyuhyun menggodanya seperti itu, bayi di dalam perutnya akan bergerak lincah namun tidak terlalu kencang. Membuat Sungmin sedikit merasa kegelian walaupun rasa sakitnya tetap ada.

"Kyuu, jangan menggodanya terus" tegur Sungmin sambil mengusap kepala Kyuhyun yang masih asik bermain di sekitar perutnya. Kyuhyun yang mendengarnya segera melanjutkan aktivitasnya yang tertunda. Ia kembali mendaratkan bibirnya di perut Sungmin, kali ini bukan kecupan-kecupan seperti tadi, melainkan sebuah hisapan kencang hingga kulit perutnya meninggalkan bekas kemerahan seperti di lehernya.

Selesai dengan hisapan-hisapannya, Kyuhyun kembali membuat Sungmin kelimpungan dengan kelakuannya. Kyuhyun menjilati bagian bawah perut Sungmin sampai ke bagian belahan dadanya. Lidah hangat Kyuhyun yang seolah berjalan di atas kulit perutnya membuat Sungmin mendesah histeris. Desahan lembut yang sejak tadi lolos dari bibirnya berganti menjadi desahan erotis yang semakin membangkitkan nafsu birahinya sendiri.

"Oooohhhhhhhhhh.. Mmmmmmmhhhhh…"

Sungmin bahkan menyurukan kepalanya ke dalam bantal yang sejak tadi menjadi alas bagi kepalanya. Ia tidak tahan merasakan sensasi dingin dari saliva Kyuhyun yang mengalir bersamaan dengan lidah Kyuhyun yang masih menari indah di sekitar dadanya.

"Ahhhh.. Kyuhhhhhhh.. ohhhh"

Sungmin melipat kedua kakinya hingga mengangkang. Jemari kakinya ikut mencengkram sprei ketika sensasi menggelitik itu muncul. Kyuhyun menghentikan aksinya saat merasa tubuh Sungmin sedikit menegang, pinggul Sungmin mulai terangkat dengan kedua kakinya yang menekuk kaku itu.

"Kyuuuuhhhhhhhhh" jerit Sungmin frustasi karena lidah Kyuhyun yang berhenti menari di atas dadanya membuat ledakan orgasmenya terhenti begitu saja. Meskipun penisnya sudah mengacung tinggi, namun ia masih belum bisa menyemburkan cairan maninya.

Kyuhyun yang mengerti keinginan Sungmin segera kembali meraih puting Sungmin. Lidahnya kembali menari di atas puting Sungmin yang sebelumnya memang sudah ia basahi dengan salivanya. Sementara puting lainnya kembali ia pilin, menjepitnya di antara kedua jarinya dan sesekali meremas dada besar Sungmin.

Tidak butuh waktu lama, penis Sungmin langsung menyemburkan cairan maninya hingga membasahi sprei bahkan sampai jatuh ke lantai. Rupanya permainan lidah serta jari Kyuhyun begitu terampil membuat Sungmin segera mencapai pelepasannya. Tubuh Sungmin kembali melemas setelah pelepasannya tadi. Napasnya sedikit memburu, perutnya yang membuncit membuat napasnya semakin sesak. Sejak perutnya semakin membuncit, Sungmin memang tidak bisa berbaring terlentang dalam waktu yang lama. Biasanya Kyuhyun akan membantunya membalikkan posisinya hingga pernapasannya kembali normal.

Seperti saat ini, Kyuhyun juga membantu Sungmin berbaring miring dengan bantal yang Kyuhyun ambil untuk menyangga perut Sungmin. Kyuhyun mengelus rambut sebahu Sungmin yang sedikit basah karena keringat kemudian menarik selimut dan menutup tubuh polos Sungmin dengan selimut itu.

"Sekarang sudah tenang?" tanya Kyuhyun yang juga ikut masuk ke dalam selimut tanpa mengenakan kembali kausnya.

"Belum. Kau belum memasukiku. Aku belum puas" jawab Sungmin sambil mengambil satu tangan Kyuhyun dan meletakkannya pada punggungnya.

Kyuhyun yang mengerti segera menggerakkan tangannya pada punggung Sungmin. Biasanya jika Sungmin seperti itu, berarti kekasihnya sedang merasa pegal di sekitar punggung dan pinggang. Dan Kyuhyun akan dengan senantiasa mengusap punggung dan pinggang Sungmin sampai Sungmin tertidur.

"Sayang, aku tidak berani melakukan itu padamu. Kehamilanmu sudah sangat tua, aku takut kau kontraksi atau air ketubanmu pecah tiba-tiba" jelas Kyuhyun lembut.

Bukan tanpa alasan sejak tadi Kyuhyun hanya menggoda titik-titik sensitive Sungmin tanpa menyentuh hole Sungmin yang pasti sudah panas. Ia memang sengaja membuat Sungmin mencapai titik kepuasannya tanpa harus merasuki Sungmin. Kyuhyun tahu persis risiko jika mereka melakukan itu pada usia kandungan sembilan bulan lebih seperti ini.

"Kalau kau melakukannya pelan-pelan, pasti tidak akan terjadi apa-apa. Kita lakukan, ya? Please" mohon Sungmin.

"Arra, tapi tidak sekarang. Kau masih lelah, pejamkan matamu dulu. Nanti kalau kau sudah siap baru kita mulai lagi" ucap Kyuhyun yang sebenarnya bermaksud agar Sungmin ketiduran tanpa sadar.

Kyuhyun masih setia mengusap punggung polos Sungmin, ia yakin Sungmin akan jatuh terlelap sebentar lagi. Terlihat dari kedua mata Sungmin yang sayup-sayup menutup. Sesekali Kyuhyun meniupkan angin disekitar dahi dan leher Sungmin agar kekasihnya cepat tertidur.

Tak lama setelah itu, Sungmin mulai mengantuk. Ia memejamkan matanya dan bersandar pada dada Kyuhyun. Usapan pada punggungnya membuat mata Sungmin menjadi berat hingga benar-benar terlelap tanpa sadar.

Kyuhyun menghela napas lega ketika menyadari Sungmin sudah jatuh terlelap. Kyuhyun sedikit melirik jam yang tergantung di dinding, matanya menyipit melihat angka digital itu menunjukkan pukul empat pagi. Kemudian ia kembali memandangi wajah tenang Sungmin yang seperti bayi. Untung saja Sungmin bisa tidur walau tidak menuruti keinginannya tadi. Kyuhyun menggerakkan tangannya menghapus titik-titik keringat yang muncul di dahi Sungmin akibat permainan mereka tadi, kemudian mendaratkan kecupan lembut di dahinya sebelum ia juga kembali ke alam mimpi.

.

.


.

.

Pagi harinya Kyuhyun terbangun lebih dahulu. Ia melihat Sungmin masih tidur dengan nyenyaknya meskipun sekarang telah hampir jam sepuluh. Kyuhyun memutuskan untuk bangun perlahan dan meletakkan sebuah bantal disamping Sungmin untuk menyangga perut buncit kekasihnya itu. Sementara itu, ia segera melesat ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang terasa lengket.

Tidak perlu menghabiskan waktu yang terlalu lama, Kyuhyun keluar dari kamar mandi dengan balutan handuk yang menutup tubuh bagian bawahnya. Ia terlihat lebih segar dengan air yang masih menetes dari rambutnya. Kyuhyun mengambil kaus berleher-v dengan celana selutut dan memakainya dengan cepat. Dilihatnya Sungmin masih terlelap dengan selimut yang sedikit turun memperlihatkan dadanya yang besar.

Kyuhyun meneguk ludahnya keras menyaksikan pemandangan yang disuguhkan Sungmin, namun ia masih sadar diri untuk tidak melakukan hal yang tidak-tidak pada kekasihnya yang akan segera melahirkan itu. Karena itu, Kyuhyun segera menaikan selimut yang melorot itu agar kembali menutupi tubuh polos Sungmin.

Sembari menunggu Sungmin bangun, Kyuhyun memutuskan untuk memesan makanan untuk mereka. Baru saja ia selesai memesan makanan dari aplikasi di smartphone-nya, suara bel berbunyi membuatnya sedikit terkejut namun dengan gesit segera keluar dari kamar dan membukakan pintu bagi seseorang yang berkunjung itu.

Cklek!

"Kyuhyun-ah" ucap Siwon begitu Kyuhyun membuka pintu apartemennya.

Dilihatnya Siwon beserta Heechul dan kedua bayi kembar mereka yang hampir berusia empat bulan menunggu di depan apartemennya.

"Eoh, hyung. Ada apa kau kemari?" tanya Kyuhyun bingung karena tidak biasanya keluarga Choi itu berkunjung ke kediamannya.

"Setidaknya kau biarkan kami masuk dulu, Kyuhyun-ah. Kau tidak kasihan pada kedua bayiku ini?" tanya Heechul dengan nada sinis yang memang biasa keluar dari mulutnya.

"Eoh. Baiklah-baiklah, silakan masuk" ucap Kyuhyun mempersilakan tamunya masuk ke dalam apartemen mewah miliknya.

"Jadi, kenapa kalian datang kemari?" tanya Kyuhyun lagi.

"Apa kau lupa? Kau yang menyuruhku untuk datang hari ini membawa peralatan persiapan melahirkan untuk Sungmin. Ini, semuanya sudah kusiapkan disini" ucap Siwon sembari memberikan sebuah koper berukuran sedang pada Kyuhyun.

Sejenak Kyuhyun memikirkan perkataan Siwon dan akhirnya ia ingat bahwa kemarin ia mengirimkan pesan pada Siwon untuk mengantarkan peralatan dan perlengkapan melahirkan yang diperlukan untuk Sungmin. Kyuhyun tidak mau mengambilnya sendiri ke Rumah Sakit karena ia tidak mau meninggalkan Sungmin sendirian. Memilih membawa Sungmin pun Kyuhyun tidak mau, lebih baik meminta tolong pada orang-orang di sekitarnya.

"Aku juga sudah menemui Jung uisa. Jung uisa bilang ia sudah mengosongkan jadwalnya sampi seminggu ke depan. Jadi kapanpun kau membutuhkannya, kau bisa menghubunginya kapan saja" lanjut Siwon.

"Ngomong-ngomong, dimana Sungmin, Kyu?"

"Sungmin masih tidur, Chul hyung. Semalam ia tidak bisa tidur sampai jam empat pagi" jawab Kyuhyun.

"Kasihan sekali Sungmin. Pasti ia lelah, tapi menjelang waktu melahirkan dulu aku juga sulit tidur" ucap Heechul sambil mengenang masa-masa ia akan melahirkan dulu.

"Bukan itu, hyung. Semalam tiba-tiba Sungmin mengidam lagi"

"Lagi? Sudah mau melahirkan tapi masih mengidam? Apa yang dia inginkan?" tanya Heechul penasaran.

"Ya, Sungmin ingin kami melakukan 'itu'. Kurasa kau mengertilah, hyung. Making love" ucap Kyuhyun malu-malu.

"Lalu kau melakukannya?" tanya Heechul lagi yang kini diikuti dengan raut penasaran dari Siwon.

"Ck, tentu saja tidak. Sungmin sudah mau melahirkan, aku tidak mungkin melakukan itu padanya"

"Lalu? Apa yang kau lakukan? Kau tahu, mendekati waktu melahirkan keinginan untuk melakukan seks memang semakin besar. Itu karena lonjakan hormon yang tidak stabil" jelas Siwon.

"Ya, dulu juga aku begitu. Jadi apa yang kau lakukan, Kyu?"

"Apa aku harus menceritakannya pada kalian berdua?!" jawab Kyuhyun kesal kemudian berdiri meninggalkan keluarga Choi itu.

Kyuhyun kembali memasuki kamarnya dan menemukan Sungmin masih terlelap di dalam selimut. Meskipun sedikit tidak tega mengganggu tidur kekasihnya itu, namun mengingat hari semakin siang dan Sungmin serta bayi di kandungannya sudah melewatkan jam sarapan, akhirnya Kyuhyun memutuskan untuk membangunkan Sungmin saja.

Kyuhyun masuk ke dalam selimut dan menarik Sungmin ke dalam pelukannya. Bukannya terganggu dengan tarikan Kyuhyun, Sungmin justru semakin nyaman merasakan pelukan hangat dari Kyuhyun. Hal ini membuat Kyuhyun menggeleng kecil namun senyumnya mengembang begitu saja.

Biasanya Kyuhyun memiliki dua cara untuk membangunkan Sungmin. Cara yang paling sering ia gunakan ada melumat bibir Sungmin lama sampai Sungmin membalas lumatanya. Tapi cara itu tidak bisa ia gunakan sekarang karena tidak ingin meningkatkan nafsu Sungmin yang sudah susah payah ia turunkan semalam. Jadilah Kyuhyun menggunakan cara kedua, yaitu menggunakan bayi di kandungan Sungmin untuk membangunkan kekasihnya itu.

"Hei, aegya. Apa kau sudah bangun? Coba beri tendangan kecilmu untuk appa" ucap Kyuhyun sambil mengelus perut buncit Sungmin dari balik selimut.

Seolah tahu dimana letak tangan Kyuhyun, bayi mungil mereka segera memberikan tendangan kecilnya pada tempat dimana Kyuhyun meletakkan tangannya. Kyuhyun terkejut ketika mendapat respon cepat berupa tendangan pelan dari anaknya, Kyuhyun tertawa pelan merasakan anaknya terus-terusan bergerak di bawah telapak tangannya.

"Aigoo. Kau sudah bangun rupanya. Sekarang ayo bantu appa bangunkan eomma-mu" ucap Kyuhyun sambil menepuk-nepuk perut Sungmin lembut.

Tak lama setelah Kyuhyun berkata seperti itu, bayi di dalam perut Sungmin segera memberikan jawaban berupa tendangan yang cukup kencang. Kyuhyun sendiri terkejut ketika merasakan tendangan bayinya yang tepat mengenai telapak tangannya yang masih menempel pada perut buncit Sungmin.

Namun berbeda dengan Kyuhyun, Sungmin yang sepertinya sangat lelah tidak terlalu merasakan tendangan bayi mungil mereka. Sungmin hanya menggeliat tidak nyaman kemudian kembali tidur seperti tidak ada gangguan apapun.

"Aigoo, aegya. Sepertinya eomma sangat lelah. Lihat, bahkan eomma tidak terusik dengan tendanganmu barusan"

"Min, Sungminnie.. Bangunlah, sayang" ucap Kyuhyun akhirnya sambil mengusap pipi Sungmin lembut. Satu tangannya yang masih setia berada di perut Sungmin ikut mengusap perut buncit itu agar Sungmin terbangun.

"Enghh… akkkhhh" pekik Sungmin tiba-tiba seraya membelalakan kedua matanya. Sungmin terkejut ketika perutnya ditendang kencang oleh bayi di dalam kandungannya, seolah memarahi Sungmin yang sulit dibangunkan oleh Kyuhyun sejak tadi.

Kyuhyun yang merasa ada yang tidak beres dengan perut Sungmin yang tiba-tiba menegang segera membuka selimut yang sejak tadi masih menutupi tubuh Sungmin sebatas leher, dan betapa terkejutnya Kyuhyun ketika melihat ceplakan kaki mungil pada kulit perut Sungmin seperti yang pernah ia lihat beberapa waktu lalu.

"Akkhhh… Kyuu, sakit sekali… ssshhhh" ringis Sungmin karena bayinya masih tidak mau meredakan tendangan kaki mungilnya.

"Sshh, aegya. Jangan seperti ini, kau tidak boleh melakukan hal seperti ini lagi. Ini menyeramkan, kau tahu? Sudah, eomma-mu sudah bangun. Kau tenanglah, sayang" ucap Kyuhyun berusaha meredakan tendangan kencang dari bayi mereka.

Dan meskipun tidak cepat, namun bayi mereka tetap mendengarkan ucapan Kyuhyun. Tendangan kencang dari bayinya berangsur-angsur mereda hingga ceplakan kaki mungilnya tidak lagi terlihat.

"Bagaimana? Apa masih sakit?" tanya Kyuhyun sambil membantu Sungmin bangkit dan duduk bersandar pada kepala ranjang.

"Tidak. Bayi ini benar-benar menuruti segala perkataanmu" ucap Sungmin sambil mengelus perutnya yang polos.

Sungmin memperhatikan perut buncitnya yang tidak tertutupi apapun. Awalnya ia bingung, namun kemudian ia terkejut ketika menyadari tubuhnya polos tanpa sehelai pakaianpun yang menutupinya.

"K-Kyu, kenapa aku tidak pakai apa-apa? Ki-kita tidak melakukan hal aneh semalam 'kan?" tanya Sungmin panik seraya berusaha menarik selimut untuk menutupi tubuhnya, namun apa daya. Perutnya yang sudah sangat buncit membuat Sungmin kesulitan untuk bergerak bebas.

Dengan sigap Kyuhyun membantu Sungmin meraih selimut tersebut dan menutupi tubuh polos Sungmin sampai ke dadanya.

"Semalam kau merengek padaku untuk menyentuhmu, apa kau lupa? Kau bahkan menangis semalam" ucap Kyuhyun.

"Be-benarkah? Ta-tapi kau tidak melakukan itu 'kan? Mak-maksudku a-aku tidak merasa sakit seperti biasa setelah kita melakukan itu"

"Tidak, kau tertidur setelah mencapai pelepasanmu. Aku juga tidak mungkin melakukan itu padamu, aku terlalu khawatir dengan bayi kita. Ya, meskipun kau memaksa ku terus bahkan kau merengek dan menangis" ucap Kyuhyun.

"Hahh, syukurlah. Aku tidak mau terjadi apa-apa dengan bayi kita" ucap Sungmin lega.

"Cha, sekarang kau harus mandi. Sini, biar kubantu" ucap Kyuhyun sambil membantu Sungmin menurunkan kakinya lebih dulu kemudian menyangga punggung Sungmin dan membawa Sungmin berdiri.

Masih dengan selimut yang menggulung tubuhnya, Sungmin berjalan –dibantu Kyuhyun sampai di kamar mandi. Kyuhyun melepaskan selimut tersebut dan memasukkannya ke dalam keranjang baju kotor bersama dengan pakaian mereka semalam. Kemudian membiarkan Sungmin masuk ke dalam shower box sementara ia menunggu di depan wastafel.

Semenjak kehamilan Sungmin memasuki usia delapan bulan, Kyuhyun memang selalu menemani Sungmin setiap kekasihnya itu masuk toilet. Seperti sekarang, Kyuhyun menemani Sungmin mandi. Bahkan walau hanya ingin buang air kecil saja Kyuhyun tetap masuk ke dalam bersama Sungmin. Awalnya Sungmin risih, namun Kyuhyun bersikeras untuk terus menemani Sungmin karena tidak mau mengambil risiko Sungmin terpeleset karena lantai yang licin –meskipun kenyataannya kamar mandi mereka menggunakan lantai batuan yang kasar.

Beberapa menit kemudian Sungmin keluar dari shower box dengan seluruh tubuhnya yang basah. Kyuhyun segera menghampirinya dengan membawa bathrobe dan handuk milik Sungmin. Kyuhyun memakaikan bathrobe tersebut pada Sungmin tanpa mengikatkan talinya karena tidak ingin menghimpit perut Sungmin, kemudian Kyuhyun menyampirkan handuk tersebut pada leher Sungmin dan membawa kekasihnya keluar dari kamar mandi.

"Eoh, aku hampir lupa. Di depan ada Chul hyung dan si kembar juga Siwon hyung" ucap Kyuhyun ringan.

"Mwo?! Lalu kau meninggalkan mereka di depan? Kau ini tuan rumah macam apa? Seharusnya kau menjamu tamu yang datang, Kyu"

"Ck, mereka bukan tamu, Min. Mereka sudah sering datang kesini. Bahkan kurasa mereka sudah memakai dapur kita sesuka hati mereka. Lagipula tadi aku kesini untuk membangunkanmu. Apa kau tidak lapar? Ini sudah sangat siang, Min-ah" ucap Kyuhyun sambil menunjuk jam yang sudah menunjukkan hampir setengah duabelas siang.

"Ah, aigoo. Pantas saja aku lapar"

"Sudah, ayo kita keluar sekarang. Aku sudah memesan makanan untuk kita, kurasa makanannya sudah datang sejak tadi" ajak Kyuhyun ketika Sungmin selesai mengenakan pakaiannya.

"Chullie hyuuung" panggil Sungmin senang ketika mendapati hyung kesayangannya itu sedang memanaskan bubur untuk si kembar di dapur. Bahkan ia tidak menyapa Siwon yang duduk di ruang tamu sejak tadi.

"Aigoo, lihat perutmu sudah sebesar itu. Pasti sebentar lagi kau akan melahirkan, aku yakin itu. Eoh, apa kau sudah tahu jenis kelamin bayimu? Apa laki-laki?" tanya Heechul antusias.

"Ne, hyung. Menurut pemeriksaan terakhir bayinya laki-laki"

"Ahh senangnya, uri Joowon akhirnya memiliki teman"

Sungmin hanya tersenyum menanggapi celotehan Heechul yang begitu antusias menyangkut bayi di kandungannya. Bahkan Heechul terus mengelus perut buncit Sungmin tiap kali Sungmin memekik atau meringis karena pergerakan yang ditimbulkan bayinya.

.

.


.

.

"Min, apa kau belum merasa tanda-tanda akan melahirkan? Seperti kontraksi atau yang lainnya?" tanya Kyuhyun was-was.

"Belum, Kyu. Mungkin memang perkiraan Jung uisa meleset. Sampai sekarang aku belum merasakan apapun" jawab Sungmin tenang.

Walaupun demikian, namun Kyuhyun tetap saja was-was. Mungkin Kyuhyun tidak akan was-was jika saja sekarang mereka sudah berada di Rumah Sakit. Tapi nyatanya keinginan Sungmin untuk melahirkan di rumah dikabulkan oleh Jung uisa mengingat hasil pemeriksaan terakhir Sungmin yang meningkat pesat. Awalnya Kyuhyun berpikir semuanya akan berjalan lancar, tapi ternyata justru ia yang merasa lebih tegang dibandingkan dengan Sungmin yang akan menjalaninya.

"Aku heran, padahal dulu kau yang membantu Heechul hyung melahirkan, tapi sekarang kau terlihat seperti orang yang tidak mengerti apapun tentang proses melahirkan" ujar Sungmin bingung.

"Itu karena kau yang akan melahirkan. Tentu saja aku panik. Maka dari itu aku meminta bantuan Jung uisa. Aku tidak bisa menangani ini seorang diri" bela Kyuhyun. Kemudian Kyuhyun sedikit merunduk dan menyentuh perut buncit Sungmin.

"Hei, aegya. Jika sudah waktunya lahir, lahirlah dengan baik eoh? Jangan membuat eomma kesakitan, kami menantimu" ucap Kyuhyun tepat di depan perut buncit Sungmin. Dan beberapa detik kemudian bayi di kandungannya seperti menjawab Kyuhyun bahwa ia akan menuruti perkataan Kyuhyun dengan baik. Gerakan yang ditimbulkan bayi tersebut sangat lembut, seolah mengatakan ia tidak akan membuat Sungmin kesakitan.

"Kalau kau merasakan sesuatu, apapun itu. Segera katakan padaku, eoh? Aku tidak mau kau menanggungnya sendiri" tegas Kyuhyun.

Sungmin hanya menganggukkan kepalanya dan kembali fokus pada acara yang ditampilkan televisi. Ya, sebenarnya sejak tadi mereka –atau hanya Sungmin saja, sedang asik menyaksikan acara reality show yang ditayangkan siang itu. Namun Sungmin harus dengan terpaksa menanggapi perkataan Kyuhyun yang menurutnya tidak terlalu penting itu. Ya, baiklah. Awalnya menurut Sungmin cukup penting. Tapi, jika Kyuhyun selalu memotong acara TV yang ia tonton setiap 5 menit sekali hanya untuk bertanya hal yang sama cukup membuat Sungmin jengkel juga akhirnya.

Belum terasa apapun saja Kyuhyun sudah panik seperti itu, bagaimana jika nanti ia tiba-tiba kontraksi atau air ketubannya tiba-tiba pecah? Bisa-bisa Kyuhyun jatuh pingsan!

"Kyu" panggil Sungmin pelan seraya mengelus perut buncitnya yang terlihat mulai menurun.

"Wae? Apa perutmu sakit? Apa kau sudah merasa kontraksi? Katakan Sungmin-ah" tanya Kyuhyun panik.

"Aish, aku bahkan tidak merasakan apa-apa. Aku hanya ingin ke toilet, bantu aku bangun" ucap Sungmin sedikit kesal dengan respon Kyuhyun yang berlebihan itu.

Kyuhyun menghela napas lega kemudian segera membantu Sungmin untuk bangkit berdiri. Memang semakin dekat dengan waktu melahirkan, Sungmin semakin rajin bolak-balik ke toilet untuk buang air kecil. Mungkin posisi bayi mereka sudah mendekati jalur lahirnya, sehingga kantung kemih Sungmin tertekan oleh kepala bayi dan membuat Sungmin lebih cepat merasa ingin buang air kecil.

Kyuhyun memapah Sungmin yang berjalan semakin pelan saja semenjak kandungannya memasuki tujuh bulan. Seperti biasa, Kyuhyun selalu mengikuti Sungmin setiap kekasihnya itu masuk ke kamar mandi. Dan sekarang Kyuhyun sedang menunggu Sungmin yang sedang buang air kecil beberapa meter di depannya. Kyuhyun memperhatikan Sungmin yang sesekali menekan pinggangnya, sepertinya pinggangnya terasa pegal menopang perutnya yang besar itu.

Kyuhyun mendekati Sungmin ketika Sungmin telah menyelesaikan ritualnya itu. Sungmin tengah membersihkan daerah kemaluannya dengan tissue agar bersih dari bakteri karena ia tidak memakai underware. Sungmin memang tidak memakai underware lagi sejak perutnya semakin membuncit dan membuatnya kesulitan memakai potongan kain itu. Lagipula menurutnya seperti ini sudah cukup nyaman.

Kyuhyun membawa Sungmin berjalan sampai di depan wastafel dan membiarkan kekasihnya itu mencuci tangannya hingga bersih. Sungmin memang selalu mencuci tangannya sebelum ia keluar dari kamar mandi. Meskipun ia ke kamar mandi untuk mengambil barang yang tertinggal atau melakukan hal lainnya, Sungmin selalu mencuci tangannya dulu sebelum keluar dari sana. Entahlah, mungkin itu sudah menjadi kebiasaannya yang mendarah daging.

"Ah, ternyata bayinya mulai bergerak turun" ucap Sungmin tiba-tiba saat memandang pantulan tubuhnya di cermin.

"Hmm? Maksudmu?" tanya Kyuhyun yang berdiri di belakang Sungmin. Namja itu ikut memandangi pantulan tubuh Sungmin di cermin.

"Ini, bentuk perutku tidak lagi bulat seperti kemarin-kemarin. Lihat, sekarang lebih terlihat sedikit turun ke bawah 'kan? Ini karena bayinya sudah mulai bergerak mencari jalur lahirnya" jelas Sungmin sambil menaikkan baju yang ia pakai sampai seluruh perutnya terlihat jelas.

"Ah, kau benar. Aku baru menyadarinya, perutmu seperti.. melorot?" ucap Kyuhyun dengan nada ragu pada akhir kalimatnya.

"Ya, seperti itulah. Biasanya saat bayi sedang mencari jalur lahirnya, si ibu akan mulai merasa sakit atau kontraksi kecil. Tapi sepertinya bayi ini mendengarkan kata-katamu tadi, gerakannya lembut sekali. Coba kau rasakan" ucap Sungmin sambil membawa satu tangan Kyuhyun untuk menyentuh bagian perutnya dimana sang bayi sedang bergerak pelan, lembut dan teratur.

Kyuhyun meletakkan telapak tangannya di tempat yang Sungmin tunjuk. Awalnya ia tidak merasakan apapun. Namun sesaat kemudian Kyuhyun merasakan gerakan dari bayi mereka. Bayi itu bergerak dengan penuh kehati-hatian. Bergerak pelan, berhenti lalu bergerak lagi. Benar-benar lembut namun teratur. Kyuhyun sendiri takjub merasakan bayinya di dalam sana begitu mendengarkan seluruh perkataannya. Terlalu senang, Kyuhyun langsung mengecup perut Sungmin tepat dimana ia merasakan bayi itu bergerak. Dan seperti biasa, bayi di kandungan Sungmin menjawabnya dengan sebuah tendangan yang untungnya kali ini berupa tendangan lembut.

"Seingatku dulu perut Heechul hyung tidak turun seperti ini"

"Kau yang tidak tahu. Heechul hyung sudah menceritakan padaku perubahan-perubahan yang terjadi menjelang persalinan. Dan salah satunya ya seperti ini"

.

.

.

Sekitar sepuluh jam kemudian Sungmin mulai merasakan tanda-tanda akan segera melahirkan. Walaupun masih tidak ada kontraksi yang terlalu parah, tapi ia merasakan jalur lahirnya mulai terbuka. Dan hal itu membuatnya sedikit tidak nyaman.

Sungmin merasakan setiap kali ia berjalan, bayinya bergerak lebih cepat. Dan setiap kali ia duduk atau berbaring seperti ini, bayi di kandungannya lebih banyak diam. Akhirnya Sungmin memutuskan untuk berjalan santai, agar bayi di kandungannya lebih cepat bergerak dan membuka jalur lahirnya.

"Kyu, bisakah kau menemaniku berjalan-jalan di taman belakang?" tanya Sungmin pada Kyuhyun yang juga berbaring di sebelahnya.

Sebenarnya Sungmin tidak enak meminta Kyuhyun menemaninya semalam ini, ia tahu Kyuhyun pasti sudah lelah dan ingin istirahat. Tapi ia juga tidak berani berjalan sendirian, ia takut kalau tiba-tiba air ketubannya pecah dan tidak ada yang tahu.

"Hmm? Kenapa tiba-tiba ingin berjalan di taman belakang?"

"Aku merasa bayinya lebih banyak diam saat aku berbaring atau duduk, dan saat aku berjalan bayinya menjadi lebih banyak bergerak. Lagipula sebenarnya aku merasa jalur lahirnya sudah mulai melebar" jawab Sungmin.

"Apa perlu kuhubungi Jung uisa?"

"Tidak. Aku berencana untuk menghubungi Jung uisa saat air ketubannya sudah pecah saja. Sementara ini, aku masih merasa baik-baik saja. Hanya jalur lahirnya mulai melebar, itupun sudah sejak sore tadi tapi tidak ada perubahan sampai sekarang. Mungkin kalau berjalan-jalan lagi, jalur lahirnya akan lebih cepat terbuka"

"Arra. Ku ambil mantelmu sebentar. Angin malam tidak baik untukmu, berjalan di taman belakangnya sebentar saja, ya" ujar Kyuhyun sambil beranjak mengambil mantel milik Sungmin yang tergantung tidak di dalam walk-in-closet.

Beberapa detik kemudian Kyuhyun kembali dengan mantel milik Sungmin di tangannya. Dan ia menemukan Sungmin sedang berusaha untuk duduk namun kesusahan karena perut buncitnya menghalangi segala gerakannya. Dengan sedikit berlari, Kyuhyun segera menghampiri Sungmin dan membantu kekasihnya untuk duduk kemudian berdiri.

Kyuhyun memakaikan Sungmin mantel hangat itu, dan membawanya menuju taman belakang apartemen mereka. Dari perjalanan keluar kamar sampai tiba di taman belakang, Sungmin merasakan bayi di kandungannya kembali bergerak setelah beberapa jam hanya diam saja. Dan hal itu membuat Sungmin mengulas senyum tipis sembari mengusap perutnya.

Tiba di area taman belakang, Sungmin segera berjalan ditemani Kyuhyun. Dengan sabar Kyuhyun menyamakan langkahnya dengan langkah Sungmin yang begitu lambat. Mereka berjalan dari ujung taman sampai ke ujungnya lagi. Taman belakang yang begitu besar ini cukup membuat Sungmin kelelahan, namun Sungmin tidak mau istirahat saat Kyuhyun menyuruhnya. Sungmin begitu menikmati saat-saat dimana bayinya bergerak turun dan jalur lahirnya terbuka semakin lebar. Ia tidak sabar untuk segera menggendong bayi mungilnya itu.

"Sssshhh" ringis Sungmin tiba-tiba saat mereka sedang memutar taman belakang untuk yang kedua kalinya. Kyuhyun dengan sigap segera menahan tubuh Sungmin agar tidak jatuh karena kekasihnya itu sedikit membungkuk menahan kontraksi di perutnya.

"Kontraksi lagi?" tanya Kyuhyun meskipun ia sudah tahu. Sungmin mengangguk menjawabnya dengan ringisan kecil masih mendesis dari mulutnya.

Kyuhyun kini lebih tenang menanggapi Sungmin, tidak seperti siang tadi. Bagaimanapun Kyuhyun pernah menangani persalinan Heechul, jadi Kyuhyun sudah bisa mengontrol dirinya sendiri. Ia sekarang mengerti jika ia lebih tenang maka Sungmin juga akan ikut tenang. Dan Kyuhyun bersyukur kontraksi yang dialami Sungmin tidak separah kontraksi pada umumnya. Paling tidak, tidak separah yang dialami Heechul saat ia melahirkan dulu –begitu yang Kyuhyun lihat.

"Sudahan dulu ya berjalannya, kau terlihat lelah. Duduk dulu di dalam, nanti kita sambung lagi" ucap Kyuhyun setelah ringisan Sungmin berhenti. Sungmin mengangguk menyetujui perintah Kyuhyun. Ia memang merasa lelah dan haus.

Sungmin meminta Kyuhyun membawanya sampai ke ruang tengah. Kyuhyun melepaskan mantel yang dipakai Sungmin kemudian ia kembali membantu Sungmin untuk duduk di sofa disana. Awalnya Kyuhyun menyuruhnya untuk duduk bersandar di sofa, namun Sungmin menolaknya. Sungmin merasa lubang lahirnya sudah lebih lebar dari sebelumnya dan itu membuatnya tidak nyaman jika duduk terlalu dalam. Alhasil Sungmin memilih untuk duduk di tepi sofa.

Setelah memastikan Sungmin telah mendapat posisi yang nyaman untuknya, Kyuhyun kembali ke dapur untuk mengambilkan air minum untuk Sungmin. Kyuhyun kembali dengan membawa tiga botol air mineral dan satu buah gelas kosong. Kyuhyun membuka salah satu botol tersebut kemudian menuangkannya ke dalam gelas dan memberikan gelas tersebut pada Sungmin yang langsung dihabiskan setengahnya oleh Sungmin.

"Kau harus bersiap kurepotkan karena sebentar lagi mungkin aku akan memintamu menemaniku ke toilet" ucap Sungmin dengan sedikit kekehan manisnya meskipun memang seperti itu kenyataannya.

"Aku tidak merasa direpotkan sedikit pun. Aku justru merasa senang kau mau membagi kesusahanmu denganku. Jangan menanggungnya seorang diri, kau masih memilikiku" ujar Kyuhyun lembut sambil menjatuhkan tubuhnya disamping Sungmin.

"Bersandarlah sebentar, Min. Pasti punggung dan pinggangmu sudah sangat pegal" ujar Kyuhyun yang melihat sesekali Sungmin menekan pinggangnya pelan.

"Kalau merasa tidak nyaman, bersandar padaku saja. Sini" ucap Kyuhyun kemudian sambil menarik tubuh Sungmin pelan. Kyuhyun menarik Sungmin sampai duduk agak lebih dalam kemudian mengubah posisi Sungmin menjadi miring menghadapnya, satu tangan Kyuhyun berada di punggung Sungmin untuk menopang punggungnya. Sementara tangan lainnya terus mengusap perut Sungmin merasakan bayinya tetap bergerak turun meskipun ia sedang tidak berjalan sekarang.

"Lebih nyaman?" tanya Kyuhyun.

Sungmin tidak menjawabnya namun ia tetap mengangguk dan sedikit memebenarkan posisi perutnya agar menimpa tubuh Kyuhyun.

"Min, apa kau sudah mengecek jalur lahirnya sudah melebar atau belum?" tanya Kyuhyun tiba-tiba. Kyuhyun teringat dulu ia mengecek pelebaran jalur lahir untuk Heechul, dan dari pelebaran tersebut dapat diketahui apakah proses melahirkan sudah semakin dekat atau belum.

"Tadi setelah makan malam aku sempat mengeceknya. Tapi hanya dengan cara sederhana. Aku mencoba memasukkan jariku ke jalur lahirnya. Tapi ternyata hanya satu jari yang bisa masuk. Apa itu artinya belum terjadi pelebaran?" tanya Sungmin karena yang ia tahu ukuran jalur lahir dalam keadaan normal memang hanya seukuran satu jari.

"Kalau seperti itu berarti memang belum ada pelebaran sama sekali. Tapi tadi kau bilang mulai tidak nyaman dan kau merasa jalur lahirnya mulai melebar 'kan? Kita harus mengeceknya, Min-ah"

"Hmm, arra. Kau bisa mengeceknya disini?" tanya Sungmin.

"Bisa, sebentar kuambilkan peralatannya" ucap Kyuhyun kemudian melesat ke dalam kamar. Ia mengambil koper yang dibawakan Siwon beberapa hari yang lalu. Beberapa detik kemudian Kyuhyun kembali bersama koper tersebut. Kyuhyun membuka koper tersebut kemudian memakai sarung tangan karet dan mengambil sebuah mistar logam.

"Bantu aku berbaring dulu, Kyu"

Kyuhyun membantu Sungmin berbaring di atas sofa dan menggunakan bantalan sofa untuk menjadi penyangga kepala untuk Sungmin. Kemudian Kyuhyun menekuk kaki Sungmin sampai posisi mengangkang.

"Sebentar, kita lihat dulu sudah sebesar apa pelebarannya"

Kyuhyun mengukur jalur lahir Sungmin yang sudah terlihat lebih terbuka dengan mistar logam tersebut. Kalau Sungmin melakukannya dengan memasukkan jarinya, Kyuhyun lebih memilih menggunakan cara yang lebih efektif. Karena jika menggunakan jari tidak akan akurat. Ukuran jari setiap orang berbeda, maka hasil pemeriksaan setiap orang juga akan berbeda.

"Bagus, sudah terbuka sekitar lima centi. Nanti kalau sudah diatas sepuluh centi, kau akan merasa lebih tidak nyaman. Karena kau pasti merasakan kepala bayinya dapat keluar kapan saja. Untuk itu kau tidak boleh mengejan sebelum terjadi pecah ketuban. Mengerti Ming?"

"Arraseo"

Kyuhyun melepaskan sarung tangan karet yang ia gunakan kemudian ia membantu Sungmin untuk kembali duduk.

"Apa kau mau berjalan lagi?" tanya Kyuhyun kemudian.

"Ya, tapi temani aku ke toilet dulu" ujar Sungmin.

.

.

.

Pukul tiga pagi. Baik Sungmin maupun Kyuhyun tidak beranjak dari ruang tengah. Sungmin enggan kembali ke kamar karena lebih suka berada di ruang tengah dan Kyuhyun tetap menemaninya disini. Empat jam dilalui Sungmin dengan berjalan bolak-balik dari ruang tamu, ruang tengah sampai dapur lalu kembali lagi ke ruang tamu tentunya dengan ditemani Kyuhyun.

"Akkhhhh" pekik Sungmin tiba-tiba.

Kyuhyun dengan sigap membantu Sungmin untuk duduk di sofa. Untungnya mereka sudah sampai di ruang tengah, sehingga Kyuhyun tidak terlalu panik membawa Sungmin.

Memang sejak satu jam terakhir kontraksi yang dirasakan Sungmin semakin kencang dan dengan jeda waktu yang cukup cepat. Hal ini menunjukkan bahwa sebentar lagi mereka dapat melihat rupa bayi mungil mereka yang telah bersembunyi selama sembilan bulan lebih di balik rahim kokoh ibunya.

"Minum dulu, Min" ucap Kyuhyun sembari memberikan segelas air putih untuk Sungmin. Sungmin menerimanya dan meneguk seperempat isi gelas tersebut sementara Kyuhyun terus mengusap punggung Sungmin.

"Min, sebaiknya aku kembali mengecek pelebaran jalur lahirnya. Aku tidak tahu kau menyadarinya atau tidak, tapi dari caramu berjalan aku yakin jalurnya sudah terbuka lebar" ucap Kyuhyun.

Ya, memang Kyuhyun memperhatikan cara Sungmin berjalan terlihat aneh. Sungmin berjalan dengan kaki yang terbuka lebar dan kedua tangannya menyangga perut buncitnya seolah takut bayi mereka keluar begitu saja.

"Ya, sebaiknya begitu. Aku memang merasa kepala bayinya sudah sangat dekat"

Dan Kyuhyun kembali mengulangi pekerjaannya beberapa jam lalu. Mengambil mistar logam yang tadi ia gunakan dan kembali mengecek jalur lahir Sungmin.

"Berapa Kyu?" tanya Sungmin penasaran karena kali ini Sungmin merasa Kyuhyun memeriksanya lebih lama dari sebelumnya.

"Tiga belas. Dulu saat aku menangani Heechul hyung, ia sudah melahirkan saat pelebarannya mencapai dua belas centi. Mungkin setiap orang berbeda-beda. Lagipula memang lebih baik jika jalur lahirnya terbuka lebih lebar, ini berarti kau bisa melahirkan dengan lebih cepat" jelas Kyuhyun.

"Hmm.. Sebaiknya kau hubungi Jung uisa sekarang saja, Kyu"

Mendengar perintah Sungmin, Kyuhyun segera berlari ke kamar untuk mengambil ponselnya dan menghubungi Jung uisa. Persetan dengan kesopanan karena menelepon orang di pagi buta seperti ini. Toh, Jung uisa sendiri yang sudah memberikan wejangan pada mereka berdua untuk segera menghubunginya jika Sungmin akan melahirkan.

"Kau mau kita pindah ke kamar?" tanya Kyuhyun setelah ia memberitahu Jung uisa untuk segera datang ke kediamannya.

"Bolehkah aku menjalani persalinan disini saja? Aku lebih nyaman disini"

"Disini? Baiklah, sebentar kupindahkan barang-barang yang kita butuhkan"

Kyuhyun kembali ke dalam kamar, ia mengambil dua lembar selimut yang cukup tebal dan satu tas berisi perlengkapan bayi yang sudah disiapkan jauh-jauh hari. Meskipun memang berencana untuk melahirkan di rumah, namun mereka tetap mempersiapkan perlengkapan bayi mereka dalam satu tas.

Kemudian Kyuhyun kembali dan meletakkan barang-barang tersebut di samping Sungmin. Kyuhyun memindahkan meja di ruang tengah. Ia bahkan memindahkan meja tersebut sampai ke ruang tamu, padahal di ruang tengah masih banyak ruang kosong hanya untuk meletakkan meja kecil itu.

Kemudian Kyuhyun menggelar selimut tebal yang ia lipat dua, kemudian kembali menggelar selimut lainnya di atas selimut yang pertama.

"Kau mau duduk di bawah?" tanya Kyuhyun pada Sungmin yang masih duduk di atas sofa.

"Ya, bantu aku Kyu"

Kyuhyun kembali membantu Sungmin melangkah pelan dan mendudukan Sungmin di atas selimut yang bertumpuk itu. Dua selimut tebal ini menjadi alas yang cukup empuk untuk Sungmin dan tentunya nyaman baginya.

"Bersandar di sini saja" ujar Kyuhyun sembari membantu Sungmin bersandar pada sofa di belakangnya.

"Begini? Nyaman?" tanya Kyuhyun lagi.

"Emm, sebaiknya memakai bantal Kyu. Seperti ini membuat leherku pegal" ujar Sungmin sembari menahan tawanya.

"Ah, sudah kuduga. Sebentar, eoh"

Kyuhyun kembali melesat ke dalam kamar dan membawa dua bantal yang ia jadikan sebagai sandaran untuk punggung Sungmin.

"Seperti ini sudah nyaman?"

"Ya. Gomawo Kyuhyun appa" ujar Sungmin dengan sedikit menggoda Kyuhyun.

Ting Tong!

"Ah, itu pasti Jung uisa. Sebentar ku bukakan pintu dulu, Min"

Kyuhyun berjalan menuju pintu depan dan membukakan pintu untuk Jung uisa. Jung uisa ternyata datang bersama seorang perawat berusia 30 tahunan.

"Annyeong, Kyuhyun-ah"

"Annyeong, uisa. Maaf memintamu datang pagi-pagi buta seperti ini"

"Tidak apa, sudah menjadi tugasku untuk membantu setiap pasienku. Apalagi Sungmin adalah pasien favoritku. Oh ya, dimana Sungmin?"

"Sungmin berada di ruang tengah, ia bilang ingin melakukan persalinan di sana. Apa itu tidak masalah, uisa?"

"Tidak, yang penting Sungmin merasa nyaman. Kita harus memprioritaskan kenyamanan untuknya"

Kyuhyun membawa Jung uisa dan perawat itu ke ruang tengah dimana Sungmin sudah menantinya.

"Annyeong, uisa" sapa Sungmin ramah.

"Annyeong, Min. Aigoo, kau masih terlihat begitu segar"

Sungmin hanya mengulum senyum dan melambaikan tangannya meminta Kyuhyun yang duduk di dekat Jung uisa untuk pindah menjadi duduk di sebelahnya.

"Aku akan memeriksa posisi kepala bayinya. Jika posisinya benar, kita hanya perlu menunggu air ketubannya pecah. Tapi jika posisinya belum benar, kita harus membantu agar bayinya cepat mendapat posisi yang seharusnya sebelum air ketubannya pecah" jelas Jung uisa.

"Kalau air ketubannya sudah pecah tapi posisi kepala bayinya belum benar, apa yang harus kita lakukan?" tanya Kyuhyun penasaran.

"Sebenarnya kalau air ketubannya sudah pecah, kita punya dua cara. Pertama, kita bisa memijat perut si ibu agar mendorong posisi bayi. Tapi itu harus dilakukan dengan cepat sebelum air ketubannya benar-benar mengering. Yang kedua, dengan operasi caesar. Kalau hal itu sampai terjadi, aku lebih menyarankan untuk operasi caesar saja, karena kalau dengan cara pertama akan sangat sakit. Posisi bayi benar-benar dipaksa memutar dan itu benar-benar sakit untuk si ibu" jelas Jung uisa.

Kyuhyun bergidik ngeri mendengar penuturan Jung uisa, namun saat melihat Sungmin yang begitu tenang, ia yakin semuanya akan terlewati dengan mudah. Apalagi sejak tadi Sungmin sering mengatakan bahwa ia dapat merasakan posisi kepala bayi mereka sudah menekan jalur lahirnya.

"Kita tinggal menunggu air ketubannya pecah saja. Kepala bayinya sudah tepat di depan jalur lahir. Kurasa persalinan Sungmin akan berjalan dengan lancar" ucap Jung uisa.

.

.

.

Awalnya Jung uisa mengira air ketuban Sungmin akan segera pecah, namun ternyata sampai satu jam tanda-tanda akan pecah ketuban belum terlihat. Karena itu ketiganya hanya terlarut dalam obrolan ringan mereka. Terlalu larut dalam obrolan mereka membuat Kyuhyun maupun Jung uisa tidak menyadari kalau Sungmin mulai merasa kontraksi yang semakin cepat. Kyuhyun yang pertama kali menyadari Sungmin mengenggam tangannya terlalu erat sedikit terkejut ketika melihat kekasihnya itu berkeringat dingin.

"Minnie-ya, kau kontraksi lagi?" tanya Kyuhyun dengan tenang meskipun sebenarnya ia cukup panik. Sungmin tidak mampu menjawabnya karena kontraksi perutnya semakin kencang, bersamaan dengan itu Sungmin merasakan sesuatu yang hangat mengalir dari jalur lahirnya, merembes membasai selimut yang menjadi alasnya.

"Jung uisa" panik Kyuhyun.

"Tenanglah, Kyu. Kau harus tetap tenang agar Sungmin juga bisa tenang. Akan kuperiksa lebih dulu" ujar Jung uisa dengan tenang yang membuat Kyuhyun salut akan kegigihan dokter tersebut.

"Air ketubanmu sudah pecah. Jalur lahirmu juga sudah terbuka sebesar enam belas centi. Bersiaplah, sebentar lagi kau akan bertemu dengan bayimu. Tarik napas yang dalam lalu keluarkan secara perlahan, ulangi seperti itu. Saat kau merasa bayimu bergerak turun, mengejanlah. Bantulah mendorong bayimu. Kau mengerti, Sungmin?" ujar Jung uisa lembut.

"Ne, uisa" jawab Sungmin pelan.

Kyuhyun yang melihat posisi duduk Sungmin tidak terlalu nyaman berinisiatif untuk mengganti sandaran Sungmin menjadi tubuhnya sendiri. Lagipula dengan begitu Kyuhyun merasa dapat memberikan kekuatan lebih untuk Sungmin.

Kyuhyun menggenggam kedua tangan Sungmin dari belakang dengan erat, sesekali Kyuhyun melepaskan satu tangannya untuk mengusap perut buncit Sungmin. Sementara itu Sungmin menuruti perkataan Jung uisa untuk mengatur napasnya, namun kemudian ia tersedak sendiri ketika kontraksi kembali menekan perutnya. Secara refleks Sungmin menggenggam tangan Kyuhyun erat dan mengejan tanpa diperintah.

"Ennngghhhhhhhhhhhh"

"Ayo, sayang. Kau bisa!"

"Fuuhh.. fuuhh.. Enggghhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh"

"Lagi Sungmin, aku sudah bisa melihat kepala bayimu"

Kyuhyun terus menyemangati Sungmin, memberikan kekuatan untuk kekasihnya itu agar melahirkan bayi mereka ke dunia. Sementara itu Sungmin merasa sesuatu yang besar menekan lubang lahirnya. Memaksanya untuk terus mengejan meskipun ia sudah merasa lelah. Sungmin tahu itu apa. Itu kepala bayinya, bayinya yang akan meramaikan rumah mereka. Meski lelah, Sungmin sekuat tenaga terus mengejan, membantu bayinya keluar dari rahimnya yang telah menampung bayi itu selama sembilan bulan ini.

"Hahh.. Hahh.. Eeennnnnnggggggggggghhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh"

"Bagus Sungmin, kepala bayinya sudah keluar! Aku sudah memegangnya, sekarang ayo mengejanlah lagi. Keluarkan seluruh tubuh bayimu!"

"Kau bisa, sayang. Demi bayi kita" bisik Kyuhyun lembut.

"Hahh… hahh.. Enghhhh… fuuhhh.. fuhhh.. eeeeengggggghhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh"

Sungmin mengejan sekuat tenaga, bahkan sampai tubuhnya terangkat ke depan. Namun perbuatannya tidak sia-sia, samar-samar Sungmin dapat mendengar isak tangis bayinya. Awalnya pelan, namun kemudian menjadi kencang dan meramaikan pagi hari ini.

Air mata Sungmin mengalir, bercampur peluh yang bercucuran. Ia bahagia, bayi yang bersemayam di dalam kandungannya akhirnya lahir juga. Kyuhyun turut berucap syukur. Berkali-kali namja yang baru menjadi seorang ayah itu berterimakasih pada Sungmin, menghujani wajah Sungmin dengan kecupan-kecupan ringan.

"Perawat Shin, tolong bersihkan bayi ini. Kemudian segera bawa kembali kemari" ujar Jung uisa sambil memberikan bayi yang masih berlumuran darah itu pada perawat yang datang bersamanya.

Sementara itu Jung uisa mensterilkan bagian kemaluan Sungmin yang terkena noda darah dan air ketuban. Ia menyemprotkan cairan steril dan mengelapnya dengan kain bersih.

"Kyu, apa jalur lahirnya tidak apa-apa dibiarkan terbuka selebar ini?" tanya Jung uisa setelah menyelesaikan tugasnya.

"Ah, iya. Aku hampir lupa. Min, kau mau memakai suntikan agar jalur lahirnya cepat mengecil atau membiarkan jalur lahirnya mengecil dengan sendirinya tapi memerlukan waktu beberapa hari sampai kembali ke ukuran normal?" tanya Kyuhyun.

"Maaf menginterupsi kalian. Tapi kusarankan jika bisa menggunakan suntikan, sebaiknya dilakukan saja. Lebih baik jika jalur lahirnya kembali ke ukuran normal daripada dibiarkan terbuka selebar ini sampai beberapa hari ke depan. Kalian harus menjaga kebersihan, terutama untuk Sungmin karena kau akan menyusui bayimu nanti. Kalau kau sakit, maka air susumu juga akan berpengaruh dan berdampak pada bayimu" jelas Jung uisa.

"Benar apa yang dikatakan Jung uisa, Kyu. Sebaiknya disuntik saja" ucap Sungmin.

"Baiklah" ucap Kyuhyun kemudian beranjak mengambil alat suntik yang berada di koper yang dibawakan Siwon. Kemudian Kyuhyun kembali berpindah posisi menjadi tepat di depan jalur lahir Sungmin. Ia menyuntikkan cairan tersebut sebanyak lima kali di sekitar jalur lahirnya. Kemudian menurunkan kaki Sungmin setelah sebelumnya memberikan alas di bawah pinggul Sungmin. Mungkin sebentar lagi ia akan membawa Sungmin untuk berisitrahat di kamar saja.

"Jung uisa, ini bayinya" ujar perawat Shin yang datang membawa bayi yang sudah bersih dan terbalut kain biru itu.

"Ah, ini bayi kalian" ujar Jung uisa yang menerima bayi tersebut kemudian memberikannya pada Sungmin.

"Baiklah, karena tugasku sudah selesai. Aku dan perawat Shin pulang dulu" ucap Jung uisa sembari membereskan peralatannya.

"Uisa, tidak ingin menginap dulu disini. Anda pasti lelah, perawat Shin juga" ujar Sungmin yang sedang menggendong bayinya.

"Benar, Jung uisa. Sebaiknya anda dan perawat Shin menginap disini sampai pagi" sahut Kyuhyun.

"Tidak. Ini sudah hampir jam lima, sebentar lagi aku sudah harus berangkat ke Rumah Sakit. Begitu pula dengan perawat Shin. Kami pamit dulu, Kyuhyun-ah, Sungmin-ah" pamit Jung uisa.

.

.


.

.

"Sungminnieeeeeee"

Sore itu Sungmin yang sedang menyusui bayinya dikejutkan dengan ulah Kyuhyun yang tiba-tiba datang ke kamar bayi. Untung saja Sungmin tidak berteriak kaget dan membuat bayi digendongannya menangis. Meskipun sudah menjadi seorang ayah, ternyata itu tidak mengurangi sikap kekanakan Kyuhyun. Ya, baiklah. Sedikit berkurang, hanya sedikit.

"Kyu, kau harus belajar untuk mengurangi kejahilanmu itu. Kau bisa membuat anakmu terkejut" ujar Sungmin.

"Baiklah, Cho eomma. Hehehe.. Hei, Cho kecil. Kenapa setiap appa pulang, kau sudah menutup matamu?"

"Sampai kapan kau mau memanggilnya begitu. Panggil dia dengan nama yang benar, Kyu"

"Baiklah. Sunghyunnie, Cho Sunghyun, putra appa yang tampan"

Sungmin hanya berdecak kecil melihat tingkah jahil Kyuhyun. Sepertinya ia salah memberikan seorang bayi untuk kekasihnya yang masih seperti anak-anak itu. Yang ada malah ia terlihat seperti mengurus dua anak sekaligus. Lihatlah tingkah Kyuhyun yang terus menusuk-nusuk pipi gembul Sunghyun yang sedang menyusu itu. Sepertinya Sungmin harus bisa bersabar menghadapi Kyuhyun yang sedang bertransformasi dari pemuda yang jahil menjadi ayah yang bijaksana. Bersabarlah Sungmin!

.

.


.

-END-

*Panjangkah? Menurut Author ini sudah panjang bangetttttt! BTW, terimakasih buat semua yang udah baca + komen/ga komen di ff ini. Semoga kalian suka sama ending ceritanya. Bye-bye*