Tittle: Secret Admirer

Author: hunhanest

Main cast: Lu Han & Oh Sehun

Genre: romance, hurt, friendship, AU, yaoi, boyxboy

Disclaimer: EXO-nya milik bersama, ceritanya punya gue~


Chapter 18


Menjadi anggota organisasi sekaligus siswa yang akan tampil cukup menguras tenaga Luhan. Seharusnya ia setuju setuju saja ketika mereka menyuruh Luhan menjadi salah satu penjaga stan bazaar organisasinya, tapi waktu itu ia malah bersikeras ingin berkeliling. Konsekuensi.

Waktu tampilnya masih sangat lama, kira kira masih ada 5 sampai 7 kelas lagi. Pentas seni ini memang baru dimulai tetapi seperti yang Luhan bilang tadi, ini cukup menguras tenaga.

"Setelah ini kelas B tampil. Halla, Minju, Yoongi dan Jimin cepat kalian bantu mereka bersiap siap"

Sontak Luhan langsung menengok kearah ketua organisasi yang baru saja mengarahkan anggotanya untuk mengurusi kelas B alias 10 B, kelas Sehun. Luhan tau kalau anak itu akan tampil, bahkan ia sendiri yang menyeleksi Sehun.

"kau yakin tidak mau melihat penampilan Sehun lebih jelas lagi, Lu?" disitu berdiri Yixing yang tersenyum kearahnya.

"uhm.. ayo kita kesana"

Luhan menarik tangan Yixing agar menemaninya berdiri didepan panggung. Dibandingkan fans fans Sehun lainnya yang hanya duduk ataupun berdiam diri di backstage tentu saja Luhan menang banyak. Kalau begini ia tidak akan menyesal memaksa eommanya agar mengizinkannya untuk mendaftar menjadi anggota organisasi sekolah.

"mereka mulai!"

Tatapan mereka bertemu meskipun dalam durasi yang cukup singkat. Oh Sehun benar benar memukau di atas panggung. Meskipun tidak selentur salah satu temannya yang entah siapa namanya, Luhan tetap menyukai setiap gerakan tubuh Sehun di atas sana. Aura dinginnya yang bersatu padu dengan gerakan yang enerjik dan membakar. Membakar Luhan sampai terasa panas hingga ke sum sum tulang. Dan yang terpenting adalah ia sudah baik baik saja dibandingkan saat insiden yang tidak ingin Luhan ingat ingat lagi.

"KYAA!"

Teriakan semua penonton itu sama sekali tidak Luhan indahkan. Bagaimana tidak? Namja albino itu baru saja menyeringai dengan tatapan tajam yang menusuk dan jarinya yang membentuk 'love bullet' kearah Luhan. Dan tentu saja teriakan penonton itu disebabkan karena ini.

"kau membuat mereka iri"

"aku tau, Xing-ah"

Dan tepuk tangan menandakan akhir dari penampilan mereka. Luhan masih enggan kembali masuk ke backstage ketika Yixing menarik kemejanya. Ia belum mau menatap Sehun face-to-face. Terlalu beresiko.

"berarti setelah ini penampilan dari para siswa yeojanya"

Luhan mengernyit. Berarti setelah ini Chorong akan tampil. Oh betapa ia merindukan keributan yeoja itu. Mereka membawakan lagu Mr. Chu dengan baik dan Luhan rasa konsep cute yang ada di lagu ini sangat sesuai dengan Chorong.

Luhan tersadar saat pandangannya bertabrakan dengan Chorong. Yeoja itu hanya tersenyum singkat dan kembali menari disana. Luhan pikir anak itu sudah melupakannya dan menganggapnya tidak ada seperti biasanya. Hoobae macam apa.

"oh mereka selesai" ucap Yixing, "dan jangan katakan kalau kau masih tidak mau beranjak dari sini, Luhan-ah"

Akhirnya mereka berdua berjalan menuju stan yang berada diluar ruangan. Baik Luhan dan Yixing juga menyapa beberapa siswa volunteer yang mereka kenal. Tidak sedikit juga yang mengucapkan kekecewaannya tentang Luhan yang akan segera pindah.

Darimana mereka tau?

"kita tampil sekitar jam setengah dua. Ah aku tidak mengerti kenapa pentas seninya tidak diadakan sedikit lebih sore seperti tahun lalu" dahi Yixing mengerut dan bibirnya mengerucut.

"tanyakan saja kepada para sonsaengnim."

Keuntungan kedua menjadi anggota organisasi di hari ini adalah mendapatkan makanan dan minuman dengan gratis. Mereka berdua sebenarnya tidak tau ada peraturan yang mengharuskan setiap kelas untuk memberikan makanan atau minuman yang mereka jual secara gratis kepada anggota organisasi atau tidak tapi ayolah, ini enak dan gratis jadi untuk apa menolak.

"Oh ya Yixing-ah, dimana gitarmu?"

Yixing menoleh kearah Luhan dengan datar sebelum matanya melebar dan mulutnya terbuka.

"astaga, aku lupa meletakannya dimana!" ia langsung berdiri dan berlari menuju backstage, meninggalkan Luhan dan segelas orange juice yang ia pegang.

Didalam rasanya membosankan sebab Luhan sudah melihat semua penampilan mereka saat seleksi, apalagi diluar. Hanya memandangi barang barang jualan setiap kelas dan lalu lalang para pembeli. Akhirnya Luhan memilih untuk berjalan dan duduk disebelah volunteer stan organisasinya, Seunghwan. Yang Luhan tau, dia adalah siswa kelas 10F, wajahnya cantik dan setaunya yeoja ini berbakat.

"hei Luhan-ah!"

Yeri berlari kecil menghampiri Luhan dengan wajah berseri seri. Sahabatnya ini seharusnya sudah berada di backstage dengan teman temannya yang lain tetapi entah mengapa ia malah disini dengan Luhan dan juga Seunghwan.

"Yeri-ya, kenapa kau malah disini?"

"kau mengusirku. Yasudah kalau begitu" bibirnya yang berubah menjadi lebih pink kemerahan itu mengerucut. Ia memasang mimik wajah sebal kearah Luhan yang Luhan anggap sebagai sebuah hiburan.

"cih jangan merajuk seperti itu. Tapi nanti kau malah berkeringat atau kelelahan, jangan merepotkan teman temanmu"

"apa salahnya jika aku menemui temanku sendiri yang katanyasih akan terbang ke Beijing sebentar lagi" sekarang ia malah tersenyum. Senyumannya sedikit aneh, begitu juga dengan tatapannya. Semacam ada sebuah rasa sakit didalamnya.

"maaf, tapi aku harus"

Yeri meremas bahu Luhan pelan lalu menepuknya.

"tidak apa, kau memang harus"

Rasanya sakit sekali harus berpisah dengan sahabat sahabatnya. Ia pasti akan merindukan bagaimana Minseok yang selalu menjadi partner in crimenya, Baekhyun yang selalu membantunya, Joonmyeon yang baik hati, Tao yang menyebalkan tetapi menyenangkan, Kyungsoo yang lucu, Jongdae yang suka menjailinya dan Yeri yang menjadi satu satunya teman yeoja terbaik yang pernah ia miliki.

"sudah ya, Lu. Aku kembali ke backstage dulu. Sampai bertemu di panggung!" Yeri melambaikan tangannya begitu pula dengan Luhan.

Jadilah Luhan hanya berdua dengan Seunghwan lagi yang masih sibuk dengan telefon genggamnya.


Ia gugup dan semua orang tau itu. Luhan sudah menghabiskan sekitar satu setengah minuman isotonik tetapi tubuhnya masih terasa lemas akibat gugup yang berlebihan. Ini semacam yang pertama bagi Luhan. Ditambah lagi kali ini ia akan tampil didepan para hoobaenya, termasuk Sehun mungkin.

"nanti kau jangan terlihat gugup begitu, Lu Han. Santai saja."

Luhan hanya bisa mengangguk sebab ia sendiri juga tidak tau apa ia bisa menuruti nasihat sonsaengnimnya itu atau tidak.

"Yixing Luhan cepat kesini!" teriak ketua organisasi dari arah pintu backstage.

"kelas 10 I sudah hampir selesai, kalian cepat berdiri didekat panggung"

Dan jantung Luhan dan Yixing seakan akan ingin meledak. Mereka sama sama takut melakukan kesalahan dan membuat mereka malu. Kalau sudah begini, sulit sekali hanya untuk berpikir jernih, bukan?

"mereka selesai." Ujar Yixing datar.

Luhan dan Yixing bisa mendengar MC yang memanggil mereka dari atas panggung disertai dengan tepuk tangan para siswa yang menonton.

"Fighting!"

Mereka berdua berjalan beriringan menuju tengah panggung. Mendudukan diri ke kursi masing masing yang sudah disediakan.

Luhan, kau harus tenang. Mereka tidak akan menerkam mu. Tenang.

"selamat siang semuanya. Siang ini kami sebagai perwakilan osis akan membwakan sedikit.. bagaimana menyebutnya? Hiburan? Hope you all like it" intro yang menurut Luhan sangat canggung itu tetap saja diapresiasi dengan suara tepuk tangan. Mungkin mereka asal atau mungkin dibayar. Ah lupakan


Dibagian ini italic sama dengan flashback


Ketika Yixing mulai memetik senar gitarnya, suasana didalam ruangan seketika sangat hening. Yixing yang akan mengisi suara Eric Nam sehingga ia akan menyanyi lebih dulu dibanding Luhan yang menjadi Amber.

"When i first walked in the room, i saw ur face baby girl i was so amazed. I caught you smiling back at me but i didn't know what to say"

Langkahnya melambat ketika melihat rambut coklat hazel di sebelah kirinya.

"hey now baby boy, dont you know. Im ready for you you you. Now boy what you gonna do"

Luhan tidak mengagumi seorang Oh Sehun lagi, tetapi menyukainya.

"because i know you the one i've been searching for"

"i know with you my life means more"

"i wish i could say these things to you"

"come here baby boy let me listen to you"

Mata Luhan menangkap sosok itu. Sehun yang berdiri di tangga sebrang dengan tangan yang disilangkan. Menatapnya dengan intens dengan mata elang favorit Luhan. Rasa gugup itu kembali menyambar Luhan tetapi ia mencoba untuk menepisnya. Sehun juga hanyalah penonton yang tidak akan menerkamnya.

"I just wanna love you, give me that chance. Wanna hold you. Baby you know that i need you i need you and i'm wondering all the time. If you love me, on over get to know me. Baby because i know you need me you need me and i want you in my life yeah yeah"

Hyung, I Love You

"you make me go oh, i dont wanna be alone no more. Oh, without you i feel so cold yeah"

"cause days without you didn't feel the same. Now i see just you and me baby you make everything complete"

Luhan tidak bisa melepaskan tatapannya kepada Sehun yang masih menatapnya disana. Apakah anak itu bisa merasakan hatinya? Bisakah ia membaca pikirannya? Bisakah ia menafsirkan lagu yang Luhan nyanyikan? Bagi Luhan setiap kata yang terucap dari mulutnya dan apa yang ia dengar dari Yixing adalah kisahnya sendiri. Ia tidak tau apakah Sehun juga berpikir hal yang sama dengannya atau tidak.

"gamsahamnida" Luhan dan Yixing berdiri dari duduknya lalu membungkuk sebelum keluar dari panggung. Luhan melihatnya berbalik badan dan meninggalkan tangga menuju luar ruangan.

"Kau keren, Yixing-ah!" Luhan mengacungkan kedua ibu jarinya kearah Yixing sambil tersenyum.

"tidak tidak, kau lebih keren, Lu! Penghayatanmu bagus, aku curiga kau bernyanyi sambil melihat Sehun di sebrang sana atau membayangkan moment kalian dulu"

Luhan mendelik kearah Yixing. Bagaimana temannya ini bisa tau? Oh ayolah, Yixing tidak memiliki six sense bukan?

"hanya menebak, Lu. Tapi aku benar kan?"

"ya, kau benar."

Luhan menyandarkan tubuhnya di tembok ruang backstage sambil meneguk botol isotoniknya lagi. Kebiasaan buruknya kambuh lagi, terlalu cepat gemetar ketika jantungnya sedang tidak berdetak dengan normal.

Satu jam kemudian tubuhnya memang sudah berhenti bergetar tetapi rasa berdebar dan gugup itu masih ada. Entahlah, Luhan sendiri juga tidak tau sebabnya. Mungkin efek dari hari terakhirnya bertemu dengan teman temannya di sekolah. Tapi... rasanya berbeda.

"Luhan-ah, setelah ini Yeri tampil"

Luhan menganggukan kepalanya dan berjalan keluar daru backstage setelah Chunji memberitaunya. Ia sudah berjanji bukan?

Dan Luhan tepat waktu. Apa yang dipakai Yeri saat menemuinya tadi masih sama dengan yang ia gunakan. Croptee ungu dengan rok putih yang terlihat cocok dengannya. Rambutnya dibiarkan berjuntai begitu saja di punggungnya. Kalau saja Luhan bukan gay, mungkin ia sudah jatuh cinta dengan Yeri. Ya kalau saja.

Yeri mengakhiri penampilannya lalu membungkuk bersama empat teman lainnya.

Keheningan penonton dibelakang Luhan digantikan oleh teriakan penyemangat. Diatas panggung sana sudah berdiri siswi dengan suara terbaik di angkatannya. Tidak heran jika ia diterima oleh salah satu perusahaan musik besar di Korea Selatan.

Suara lembutnya mulai terdengar. Meskipun ia baru saja menyanyikan bait pertama lagu, ulu hati Luhan sudah terasa sesak saja. Satu lagi lagu yang menggambarkan perasaannya saat ini, My Wish milik Lena Park.

Luhan tidak sadar jika ia juga ikut menyanyikan lagu ini dari depan panggung dengan mata yang mulai panas. Rasanya sulit sekali untuk menahan air matanya saat ini padahal tidak mungkin sekali ia harus menangis di depan panggung.

"whether you love me or feel sorry, i feel the same way" gumaman itu membuat Luhan berbalik. Dunianya terasa berhenti dan ia tidak tau harus melakukan apa selain berdiam diri di depannya seperti orang bodoh.

"kenapa menatapku seperti itu, hm?"

Luhan baru meyakini dirinya sendiri bahwa ini semua bukanlah mimpi. Seseorang memang tengah berdiri didepannya dengan tatapan tajam yang selalu menghipnotisnya.

"k-kenapa kau bisa disini?"

"mempunyai banyak koneksi itu memang menguntungkan" ia menyeringai dan Luhan bersumpah bahwa seringaian itu jau lebih baik dilihat dengan jarak sedekat ini dibandingkan saat dia berdiri dipanggung.

"lalu untuk apa kau kesi—HEY HEY BANYAK YANG MELIHAT!" Sehun sama sekali tidak mengacuhkan gerutuan Luhan yang ia tarik paksa keluar dari ruangan.

"kau mau membawaku kemana? Sehun-ah! Oh Sehun! Oh ayolah" dan Luhan pasrah dengan apapun tujuan hoobaenya ini. Tunggu, Sehun tidak akan berbuat jahat padanya kan?

"hyung, kau berdiri disini. Tidak usah protes, aku tidak akan berbuat macam macam" dia memegang kedua bahu Luhan agar sunbaenya itu diam. Luhan sendiri masih bingung dengan tindakan aneh Sehun yang membawanya ke... hei, ia berada dimana sekarang?

Sehun mengedarkan pandangannya keseliling dan ketika merasa cukup aman, ia kembali menatap Luhan dengan intens.

"hyung"

Luhan yang awalnya enggan terhipnotis lagi akhirnya luluh juga dengan suara Sehun yang memberat. Ia mengabsen setiap bagian wajah namja didepannya dari rambut, dahinya, mata elangnya, hidupnya, pipinya yang empuk, rahang tegasnya, dagu tajamnya lalu bibir favoritnya. Apa yang kedua orangtuanya lakukan hingga dikaruniai seorang anak se sempurna ini?

"i thought i was late"

Alis Luhan beradu. Ia belum menemukan maksud dari semua ini. Telat apa? Bahkan pentas seni belum selesai.

"uh bagaimana mengatakannya?" Sehun memegang tengkuknya sendiri. Ia gugup, begitu pula dengan Luhan

"katakan saja, apa adanya"

Namja hazel itu menarik nafas lalu membuangnya perlahan sebelum mengangkat kepalanya dengan mantap dan kembali menatap manik mata rusa milik Luhan.

"aku tau jika perasaan ini datang sedikit terlambat begitu pula dengan apa yang aku lakukan kepadamu. Seharusnya aku bisa melakukannya lebih dulu dari itu tapi aku memang tidak menyadari hatiku sendiri"

"dan.. ya walaupun kita sudah sama sama tau, aku ingin terus mengucapkannya untukmu, hyung" lanjutnya

Luhan mengedipkan matanya tiga kali. Ia baru saja menemukan ujung dari pembicaraan Sehun dan sekarang ia sudah harus mengira ngira apa yang akan terjadi.

"Aku mencintaimu"

Meskipun Sehun sudah mengucapkannya beberapa kali sebelum ini, sensasi yang ia rasakan terasa berbeda. Ia bisa merasakan darahnya yang berdesir didalam sana akibat kegugupannya yang hampir mencapai klimaks.

Mulutnya sudah hampir membuka untuk segera mengeluarkan suaranya sampai Sehun lebih dulu memaksa Luhan untuk menelan semua kalimatnya bulat bulat. Membungkamnya dengan bibir yang sudah beberapa kali mencuri ciuman Luhan. Ekspresi kaget Luhan berangsur semakin tenang saat Sehun menutup matanya dengan damai. Menikmati setiap sapuan kecil yang ia buat.

Ketika tangan Sehun mulai menjalar di tengkuknya, Luhan sudah tidak tahan untuk menyalurkan semua hasrat terpendam yang ia awalnya sudah ia kubur dalam dalam sampai ke inti. Sebelah tangannya menarik kemeja Sehun agar semakin mendekat kepadanya sedangkan tangan lainnya memeluk leher Sehun dengan agresif seakan akan tidak mengizinkannya untuk menjauh dan pergi. Luhan sadar waktunya tidak banyak dan ia harus menuntaskan semua ini.

"Mppph H—Hunn-ah"

Luhan mengutuk kata yang keluar begitu saja dari mulutnya. Erangan yang entah mengapa bisa keluar begitu saja di sela sela pagutannya yang semakin memanas. Lidah nakal Sehun menjilati bibir bawah Luhan sebelum kembali melumat dan menggigitnya kecil.

Rusa kecil ini tidak mau kalah. Saat Sehun berhenti melumati bibirnya, ia dengan sigap langsung bergantian mengemut bibirnya hingga sama basah dengannya. Ia tidak profesional dan ia sadar bahwa ia bukanlah seorang good kisser tetapi rasanya begitu nikmat bisa mendominasi permainan disini.

Kepala Luhan condong kekanan untuk mencari sedikit oksigen dan mengisi paru parunya yang sudah membutuhkan pasokan udara bersih lagi. Hatinya menyuruh untuk segera melepaskan tautan mereka tetapi otak kotornya lebih unggul hingga ia tidak rela melepas bibir Sehun yang masih menempel dengan bibirnya.

Namja yang lebih muda itu mendorong si sunbae sampai punggungnya benar benar menyentuh tembok dibelakangnya tanpa melepaskan bibirnya. Sejujurnya ia tidak mau bermain lidah tetapi Luhan mengubah segala rencananya. Bagaimana rusa ini membalas ciumannya membuat hasrat Sehun terbakar habis hingga memaksa lidahnya untuk masuk kedalam rongga mulut Luhan dan mencari lidahnya.

Ia benar benar tidak tahan lagi. Meskipun rasanya begitu berat, Luhan mendorong tubuh Sehun untuk menjauh. Tenaga lelaki bermarga Oh ini memang lebih kuat dibandingkan dirinya tetapi dengan sedikit tenaga yang masih ia miliki, Sehun mengalah untuk melepaskan ciuman terhebat yang pernah ia lakukan itu.

Keduanya sama sama terengah engah. Luhan semakin menumpukan berat badannya ke dinding di belakang tubuhnya. Hanya sebuah ciuman saja membuatnya begitu lelah. Kau tentu tidak tau apa yang Luhan rasakan saat bibir itu terus bergerak dengan lincah dan memanjakan bibir miliknya.

Diluar dugaan Luhan, Sehun kembali mendekatkan wajahnya ke wajah Luhan. Sungguh, ia pasrah dengan apapun yang akan di lakukan.

"hyung" gumaman seduktif Sehun di telinganya sukses membuat Luhan menengang dan tidak bisa berkutik.

"jadilah kekasihku"

Dan Luhan mencapai klimaksnya. Tubuhnya sudah sedikit bergetar dengan jantung yang berdetak jauh lebih cepat dari biasanya. Ya kalau saja ia bisa menambahkan satu jenis penyakit jantung yang ada di dunia, OSHcardial infarction.

"kau tidak sedang bercanda bukan?"

"untuk apa bercanda untuk menjadikan rusa cantik ini kekasihku, hm?" Sehun mengusap pipi kanan Luhan dengan penuh perasaan dan membuat Luhan terlena. Setiap sentuhan dan ucapannya benar benar membuat Luhan tergila gila.

"a-aku.."

Namja bersurai dark brown itu dapat melihat Sehun yang juga gugup menunggu jawabannya. Apakah ia jahat sekali membiarkan adik kelas kesayangannya menunggu?

"aku mencintaimu. Kumohon"

"aku juga mencintaimu"

Mata Sehun yang sedikit membesar menunjukan binar binar disana. Astaga, bahkan ia belum mengatakan 'ya' tetapi Sehun sudah memeluknya erat.

"seingatku, aku belum mengatakan setuju untuk menjadi pacarmu, Sehun-ah"

"kalau begitu cepat katakan"

Luhan menahan kekehanya. Bagaimanapun anak ini tetaplah seorang siswa kelas sepuluh.

"huh? Katakan apa?"

"katakan bahwa kau mau menjadi kekasihku"

"kau benar benar ingin ya?"

Luhan tertawa geli saat Sehun menenggelamkan kepalanya ke ceruk leher Luhan seperti seorang bayi.

"baiklah, aku adalah kekasih dari Oh Sehun sekarang"

Sehun menghentikan aksi mencium leher Luhan dan malah menarik Luhan kembali menuju backstage pentas seni. Ah, hampir saja Luhan melupakan pentas seni ini.

"sebuket bunga cantik untuk hyung cantik" Sehun menyodorkan sebuket bunga mawar dan carnation pink dan merah usai mengucapkan kalimat cheesy –yang tentu Luhan anggap romantis.

Luhan juga menemukan empat carik kertas berwarna pink pastel tertempel di plastik buketnya.

"520"

"5201314"

"5203344587"

"04551"

Luhan menahan tawanya saat membaca setiap kalimat yang ia maksud dibalik deretan angka bak nomer telfon ini.

"dasar bodoh, ini artinya hampir sama semua"

"aku suka mengucapkannya, Luhan hyung. Aku mencintaimu"

"tch"

Komentar Luhan berakhir saat bibir Sehun kembali menguncinya hingga ia tidak bisa berkutik.

"percayalah bahwa aku mencintaimu bahkan ketika tidak ada hal lain di dunia ini yang bisa kau percaya"

.

.

.

END?

.

.

.

"ASTAGA LU HAN! CEPAT BANGUN! KAU AKAN TERLAMBAT!"

Luhan mengucek matanya dengan malas dan segera berjalan menuju kamar mandi.

"SALAH SENDIRI KENAPA KAU BERSIKERAS INGIN MENJADI ANGGOTA ORGANISASI"

Ah sial, ini masih pagi dan Luhan sudah terkena semprot eommanya.

Kesadaran Luhan sedikit bertambah saat menyadari ada yang salah dengan kamar mandinya. Ini kamar mandi lamanya saat di Korea. Tunggu, ia masih di Korea? Anggota organisasi?

Ia langsung melepas semua bajunya dan masuk kedalam bathtub dan mulai menjalani rutinitas paginya seperti biasanya. Setelah itu Luhan segera memakai seragam lengkap dan menyambar blazer osis yang bertengger di dalam lemari.

Kakinya berhenti didepan kalendar di ruang keluarga dan saat itu pula ia merasa pusing.

Maret 2015

Sialan, apa yang terjadi

"eomma, aku masih sekolah di sopa kan?"

"kau pikir dimana lagi, Hannie"

Nahkan, dunianya serasa mempermainkan Luhan. Yang Luhan ingat adalah tahun ajaran barunya adalah di China.

Tunggu sebentar

Jangan katakan bahwa...

Itu semua hanyalah mimpi.


Di daftar siswa baru tidak ada nama Sehun sama sekali. Oh tentu saja, di lucid dream Luhan, ia merupakan siswa kelas 11 sedangkan sekarang ia harus mendapatkan fakta bahwa ia baru saja duduk dikelas 12. Kenyataan macam apa?

"Luhan-ah, kau kenapa?" suara Minseok membuyarkan lamunan Luhan. Dia butuh teman bercerita hingga akhirnya ia tidak memiliki pilihan lain. Luhan menceritakan sepanjang lucid dream anehnya sampai dimana ia dibangunkan oleh eommanya dan sadar bahwa itu semua hanyalah mimpi belaka.

"Sehun? Oh Sehun? Setauku dia memang siswa sekolah ini, Lu. Tapi kalian tidak begitu dekat"

Mulut Luhan sedikit terbuka. Fakta baru lagi.

"temani aku ke kantin!"

Luhan langsung menarik tangan Minseok yang baru saja selesai meminum jus alpukatnya. "pelan pelan!"

Luhan dan Minseok sama sama berjalan cukup cepat menuju lift lalu menuju kantin. Matanya sibuk mencari sosok semu yang muncul didalam mimpinya. Pasalnya Oh Sehun di Korea bukan hanya Oh Sehun yang itu bukan? Bisa sama Minseok salah orang.

Luhan masih menelusuri setiap sudut kantin sampai ia menemukan seseorang yang lebih tinggi darinya tengah menatapnya dengan ekspresi kaget yang sama. Rambut hazelnya yang menggemaskan telah berubah menjadi warna hitam yang menambah kesan tampan di wajahnya.

Ini tidak mungkin.

"astaga tidak perlu terburu buru, Lu. Eh itu Oh Sehun"

Kalimat Minseok tidak diindahkan sama sekali oleh Luhan sebab ia baru saja menemukannya. Seseorang yang muncul didalam bunga tidurnya yang panjang. "baiklah aku permisi"

"K-kau.." suara itu. Benar benar persis.

"Oh Sehun, kita bertemu lagi"

"Luhan hyung"

Senyum mereka sama sama mengembang meski Luhan sendiri tidak mengerti bagaimana hoobaenya ini bisa mengenalnya. Apakah ia juga—

"ini mustahil tetapi.. aku tidak percaya kau mendapatkan mimpi yang sama denganku"

Luhan meneguk salivanya kasar.

"aku apalagi, Hun. Oh tetapi itu semua hanya mimpi bukan? Ya kurasa begitu jadi.. kita memang tidak terikat apapun. Sebut saja hanya kebetulan"

Ia membalikan badannya dan bermaksud untuk meninggalkan Sehun. Jujur saja, perasaanya terbawa hingga ke dunia nyata sampai sampai hatinya terasa sesak saat harus meninggalkan hoobaenya ini.

"tunggu sebentar"

Sehun menarik bahunya lalu membalikan tubuh Luhan secara paksa.

"satu hal yang kau tidak tau bahwa aku sudah mengagumimu sejak tahun lalu"

Luhan terbelalak. Bagaimana bisa siswa setampan ini mengagumi dirinya yang bukan siapa siapa?

"dan yang harus kau percaya adalah aku mencintaimu bahkan ketika tidak ada hal lain di dunia ini yang bisa kau percayai"

Matanya terasa panas. Luhan tidak mengerti jalan kisah cintanya yang terasa begitu rumit dan mustahil. Bagaimana sebuah mimpi bisa mempersatukan mereka dan membuat Luhan jatuh hati kepada hoobaenya sendiri sampai kedunia nyata.

Dan, bagaimana seorang Oh Sehun yang ternyata adalah secret admirer nya sejak dulu?

Jadi inikah maksud dari kalimat yang ia ucapkan? Luhan memang tidak percaya dengan semua yang ia hadapi tetapi haruskah ia tetap mempercayai Sehun?

"hyung"

Luhan meyakinkan dirinya sendiri bahwa ia benar benar terlanjur jatuh hati kepada namja ini. Rasanya tidak berubah meski ia sudah terbangun dari kisah semunya.

"jadilah kekasihku"

Luhan mengangkat kepalanya dengan ragu. Menatap kedua mata elang yang rasanya sudah biasa ia lihat dan ia menyerah akan perasaannya sendiri. Ia benar benar mencintai Sehun dan ingin memilikinya seutuhnya seperti didalam mimpinya.

"aku adalah kekasih dari Oh Sehun sekarang" bisik Luhan dengan pipi yang berubah warna menjadi seperti tomat yang sudah matang. Apakah ini memalukan? Ia masih seorang sang namja kan?

"i love you" belum sempat Luhan membalas ungkapan cinta Sehun, bibirnya sudah dibungkam dengan ciuman yang berangsur menghangat disetiap detiknya. Luhan mencoba menikmatinya, merasakan rasa bibir namja ini di dunia nyata hingga akhirnya ia melepaskannya.

Mata rusanya mengerjap beberapa kali hingga ia mengingat satu hal, mereka masih di kantin.

Ia mencoba untuk melihat sekeliling, menatap balik siswa siswa di sekelilingnya. Mereka tidak memasang waut wajah jijik dan heran, hanya beberapa pasang muka terlihat kaget.

"gay itu lazim, hyung. Ini bukan mimpi kita lagi"

Layaknya seorang anak kecil yang diberikan es krim, Luhan tersenyum senang. Harapan lainnya bermekaran dan menjadi kenyataan.

"Sehun-ah"

"hm?"

Namja yang lebih pendek membuang mukanya kesamping, menolak tatapan tajam Sehun. Sudah cukup ia terhipnotis di dunia mimpi, ia harus meminimalisirnya di dunia nyata.

"aku juga mencintaimu"

Ia merasakan sepasang tangan yang merengkuh tubuhnya dan membuat keningnya menyentuh dada bidang namja itu. Dari jarak sedekat ini, tentu Luhan bisa merasakan detak jantung Sehun yang sama sama tidak beraturan, sama seperti dirinya.

"hei hyung, kau tidak mau bertemu dengan Yeri? Chorong? Atau Hyejeong?" tanya Sehun setelah melepaskan pelukannya dengan Luhan.

"Hye masih ada?"

"kau pikir dia sudah mati?"

Oh dasar bodoh. Benar juga.

"ayo kita bertemu mereka, terutama Yeri. Aku merindukannya!"

Luhan menyeret paksa Sehun yang mendengus dibelakangnya.

Meskipun ia masih tidak mengerti semua yang terjadi, yang pasti ia bahagia sekarang dan ia mempercayai cinta Oh Sehun sepenuhnya.

.

.

.

END

.

.

Yey akhirnya selesai juga SA ini~ Gangerti harus gimana, intinya gue makasih banget sama kalian yang udah review, follow & fav ini cerita abal. Maafin penulisan gue di chap awal yang bener bener aneh, ya walaupun sekarang masih aneh.

Thanks to:

Lieye EL, LuXiaoLu, Eclaire Oh, kyuminring, satansoo, purploo, .58, imeyyteukmin, dekaeskajei, LayChen Love Love 2, lisnana1, PandaCherry, .9, NinHunHan5120, RZHH 261220 II, BeibiEXOl, ParkHaNa77, yuee, voccall, .7, falling-hardly, guest, hanhyewon357, lulurara, NN, ync, Flowerainbow, akusayangluhan, sukhyu, cikatatsuya, sehunhan, khalidasalsa, kimyori95, hunhanips, luludeer2009, ohiyasehun, joonmakyu, laely do, luluana14, chanchan10, luhannieka, bambiaoluu, nidaselu, vidyafa11, NatasyaNs, selutions, faw, si Gadis Pendongeng, Nurfadillah, nyoe, Hohoho61, KambingCongek, bubblehanhan610, guest, yoonlaycious88, SELUsin, lueksoluosby, DEERHUN794, kidsrhan, Trizi Varananda, psychothor, munakyumin137, ssnowish, guest, Oh Hye Hun, ichaYH23, ramyoon, bananamilkxx, Deer20, dan lainnya

Thanks yang udah follow & fav, sorry gabisa gue ucapin satu satu TT Gue bakal kangen kalian semua.

Sampai ketemu di A Cup of Latte & ff yang akan datang _

Boleh minta review terakhirnya? Gomawoo~