Sexy Boy, Oh Sehun

Author : Kimkimkimrin

Main Cast : Kim Jongin (Kai), Oh Sehun (Sehun)

Other cast : too much /?

Genre : Romance, hurt/comfort

Rated : +M

WARNING : NC, Boy x Boy, Shounen Ai, Yaoi

Summary : Kai seorang namja nakal di sekolahnya tertarik pada namja culun yang menjadi murid baru di kelasnya. Hunkai/Sekai, slight!KrisKai

Disclaimer : maafkan daku membuat uri Kai menjadi namja yang anu di ff enceh pertama koh '/\')

Selamat membaca~

Desahan itu lolos begitu saja saat namja tan seksi itu mengulum junior milik hoobaenya, ia dengan telaten memaju-mundurkan kepalanya memberi service pada orang yang sedang duduk di kursi kelas milik hoobaenya.

"ahhh~ terus, Kai sunbae~" namja itu memegang kepala namja tan seksi –Kai- itu dan mendorongnya sampai ujung juniornya mengenai tenggorokan Kai. "sebenhh-tar lagi-aahhhh..." cairan putih pun keluar di dalam mulut Kai. Kai dengan senang hati menelannya.

Kai mengeluarkan junior hoobaenya dari dalam mulutnya, kemudian ia segera berdiri dan membuka celana sekolahnya dan cdnya sebatas paha lalu duduk di pangkuan hoobaenya itu. Ia mengangkat sedikit pinggulnya, mengarahkan ujung junior hoobaenya ke arah holenya, dan memasukkannya. "nghh~ Jonguphh..." perlahan ia menurunkan pinggulnya, sampai junior Jongup masuk seluruhnya ia memeluk erat leher hoobaenya itu.

Jongup mulai menggerakkan pinggulnya ke atas dan bawah, membuat Kai mendesah dan meliukkan badannya. Kai terlihat semakin seksi jika begitu. Ditambah wajahnya yang memerah dan rambut yang sudah berantakan.

Kai langsung mencium bibir Jongup dan melumatnya ganas begitu titik nikmatnya tersentuh oleh ujung junior Jongup. Merasa tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan, Jongup pun membalas melumat bibir Kai lebih ganas sambil terus mengin-outkan juniornya di hole Kai.

*skip* (aslinya masih ga kuat bikin epep enceh *dihajar)

Kai dan Jongup merapikan pakaian dan rambut mereka. Kemudian Jongup mendekati Kai dan mengecup leher namja tan seksi itu.

"kau janji menghapus hukumanmu padaku, tuan wakil ketua OSIS." Kai menyeringai dan balik mengecup leher jongup. Ya, Jongup memang wakil ketua OSIS. Ia mau memberi hukuman pada Kai tadinya, namun Kai tidak mau begitu saja diberi hukuman hanya karena ia membawa majalah dewasa ke sekolah. Makanya, Kai yang tahu kalau Jongup memiliki otak mesum pun mempunyai tawaran, ia akan memuaskan Jongup kalau Jongup berjanji akan menghapus hukumannya pada Kai. Lagi pula kai sudah sering melakukan hal 'itu'.

Kenapa mereka sama sekali tidak ketahuan melakukan seks di kelas? Ya tentu saja, sekarang sudah jam lima sore, itu artinya sudah tiga jam yang lalu sekolah usai, dan tidak ada siapapun di gedung itu kecuali mereka berdua.

*skip*

"pagi, Kai." Sapa namja tinggi dengan telinga lebar sambil tersenyum lebar pula. Ia Park Chanyeol, teman satu angkatan Kai. Mungkin lebih tepatnya penggemar yang begitu terobsesi padanya.

"pagi juga, Chanyeol." Kai mengedipkan sebelah matanya bermaksud menggoda Chanyeol. Dan lihatlah/? Saking terobsesinya, Chanyeol sampai mimisan hanya karena ditatap begitu oleh Kai.

Kai yang sudah sampai di depan kelasnya segera memasuki kelasnya dan duduk di bangkunya yang berada di belakang dekat jendela. Tak lama kemudian bel masuk berbunyi nyaring.

Kai mengeluarkan buku catatannya dan pulpen dari dalam tasnya, lalu menggambar asal pada buku catatannya tersebut. Sampai seorang namja tinggi memasuki kelas bersama seseorang berkacamata di belakangnya, Kai tidak terlalu memperdulikan mereka.

"semuanya, harap tenang." Namja itu menginterupsi kegiatan 'mari bergosip' siswanya. "kita kedatangan murid baru, ia pindahan dari Gangnam, namanya Oh Sehun. Sehun-ssi, kau bisa duduk dengan Jongin. Jongin, angkat tanganmu." Kai yang mendengar nama aslinya dipanggil menyimpan pulpennya dan mengangkat tangannya. Namja yang bernama Sehun itu melirik Kai dengan pandangan datarnya. Kemudian membungkukkan sedikit badannya kepada wali kelasnya, lalu berjalan ke arah bangku Kai.

Kai terus memperhatikan Sehun. Tampilan Sehun begitu culun. Kemeja yang dimasukkan, semua kancing benar-benar dikancingkan/?, kacamata besar dan terlihat tebal bertengger di hidung mancungnya, celana yang lumayan standart, dasi yang begitu rapi melingkar di kerah kemejanya, dan rambut yang dipakaikan gel dan disisir ke belakang/? (ngerti meren/?). lucu juga menurut Kai, masih saja ada orang yang berpakaian seperti itu. Kai tertawa kecil, lalu menyeringai. Ah, sepertinya Kai punya mainan.

*skip*

"Sehun-ssi, kau mau ke kantin bersamaku?" tawar Kai sok manis di sebelah Sehun. Ia tersenyum manis, padahal aslinya ia tidak tahan ingin menyeringaikan bibirnya.

"tidak." Singkat, padat, jelas.

"ayolahhhh..." kali ini Kai membujuk Sehun dengan desahan dan pose yang sungguh! Membuat para seme di kelasnya yang melihatnya sulit menelan salivanya.

"tidak." Oke, sudah berapa kali orang bernama Sehun ini berkata 'tidak'? what the fuck?! Baru kali ini ada yang menolaknya.

"come on~" Kai mulai mendekatkan wajahnya ke ceruk leher Sehun. Sehun langsung melirik tajam Kai yang sudah akan menjilat lehernya. Kai yang ditatap seperti itu oleh Sehun langsung menjauhkan wajahnya dari leher Sehun dan berdecak. Ia pun meninggalkan Sehun sendiri di kelas.

Setelah bel masuk berbunyi, Kai datang dan langsung mendudukkan diri di sebelah Sehun yang sedang kencan dengan buku tebalnya itu. Kai melirik malas Sehun dan buku tebalnya bergantian. Kai menyeringai. Cepat-cepat ia mendekatkan wajahnya dengan wajah Sehun kemudian mencium bibir Sehun langsung. Teman-teman sekelasnya yang tadinya sedang membicarakan Sehun dan memperhatikan langsung orangnya terkejut mendapati tindakan mendadak dari Kai. Sehun yang terkejut langsung mendorong Kai kasar sampai kepala Kai terbentur kaca jendela.

"akh~" Kai meringis sambil memegangi kepalanya. Tapi untung saja kacanya dan kepalanya tidak pecah. Bisa panjang urusannya.

"apa yang kau lakukan?" tanya Sehun dingin. Sangat dingin. Ia menatap Kai tajam.

"menciummu." Jawab Kai enteng.

"ck! Menjijikan." Sehun langsung mengelap kasar bibirnya menggunakan tangannya.

Deg (sfx gagal)... sakit. Kai teringat masa lalunya yang sungguh kelam. Masa lalu saat ia dibuang dan dikucilkan di rumahnya dan di sekolah sebelumnya, hanya karena ia memiliki seksual yang menyimpang. Mungkin sekarang ia tidak begitu dikucilkan, karena sekarang ini ia bersekolah di sekolah khusus pria dan hampir semua murid di sekolah ini gay.

Kai diam, menyandarkan badannya pada sandaran kursi yang kini ia duduki. Ia menunduk dan menatap kosong kakinya. Walaupun tidak benar-benar menatap. Sehun yang heran dengan perubahan sikap Kai hanya meliriknya singkat dan kembali pada bukunya.

flashback

terdengar bisik-bisik di sebelah kiri dan kanan anak itu. ia tahu, mereka sedang membicarakannya. membicarakan penyakit seksualnya yang menyimpang. sudah lama mereka tahu kalau ia -Kai- menyukai sesama jenis, entah dari mana mereka tahu. Kai merasa tidak pantas hidup lagi sekarang, kalau saja temannya dari panti asuhan yang satu itu tidak menyemangatinya.

*skip*

"kau! anak menjijikan! aku tidak mau mempunyai anak sepertimu! pergi dari sini!" bentak seorang pria paruh baya. ia melemparkan barang-barang Kai yang sudah ia kemas sendiri ke dalam tas yang cukup besar. Kai yang saat itu masih berumur 10 tahun menunduk dan menahan tangisnya. anak mana yang tidak sakit hati saat orang tuanya sendiri begitu membencinya? Kai mengambil tasnya yang jatuh di hadapannya, kemudian segera pergi dari tempat itu.

kemana ia harus pergi dan melampiaskan kekesalannya? apa perlu ia mati saja? ia begitu tidak berguna di sini. Kai menatap jalanan yang lebar dan penuh kendaraan yang melaju cepat itu. perlahan ia melangkahkan kakinya kesana. ia tetap melangkah ke arah tengah jalan raya, ia memejamkan matanya saat ia merasa ada sebuah mobil yang melaju cepat kearahnya. Kai menangis dalam diam, saat ini ia ingin sekali menemui ibunya yang sudah meninggal, ibunya sangat berharga baginya. ibunya sangat mengerti keadaannya yang seksualitasnya menyimpang. ibunya sangat mengerti, tapi kenapa ia pergi begitu cepat meninggalkan Kai sendirian menerima caci maki orang-orang itu?

ia mendengar orang-orang mulai meneriakinya. namun ia tidak peduli. ia hanya ingin pergi dan tidak menerima perilaku buruk dari orang-orang. sedikit lagi mobil itu menabrak dirinya, tapi itu tidak sampai terjadi karena seseorang sudah menarik tangan Kai ke pinggir jalan.

"gwaenchana, kkamjong?" orang itu menatap Kai khawatir. Kai membuka matanya dan melihat bocah seumurannya tengah menatapnya.

"albino?" dan Kai pun tidak sadarkan diri. Dan bocah albino itu membawanya ke panti asuhan tempatnya tinggal.

Sejak saat itu Kai mulai tinggal bersama bocah yang dipanggilnya albino itu di panti asuhan. Ya, hanya bocah itu teman Kai. Kai juga heran kenapa si albino itu tidak mengucilkannya layaknya orang-orang, padahal bocah albino ini pun sudah tahu kalau Kai adalah gay.

Ia dan bocah albino itu selalu bersama kemana pun mereka pergi. Hingga suatu saat bocah albino itu pergi meninggalkan Kai karena bocah albino itu sudah di adopsi oleh sepasang suami-istri yang sudah 5 tahun menikah tapi belum memiliki anak. Kai kembali menjadi anak yang pendiam dan penyendiri. Orang terdekatnya kembali direnggut darinya.

flashback end

*skip*

Pria culun itu berjalan di sepanjang koridor, dan berhenti begitu ia merasa ada yang mengikutinya. Ia berbalik, lalu menghela nafas saat ia tidak mendapati satu orang pun di sana. Memang, saat ini ia pulang telat karena ia mampir dulu ke perpustakaan dan lupa waktu. Kemudian ia berbalik lagi ke arah pintu keluar gedung sekolahnya. Namun ia dikejutkan oleh seorang pria tan yang kini berada tepat di hadapannya. Sehun hanya menatapnya datar. Namja tan –Kai- itu tersenyum manis, ah tidak, tepatnya tersenyum nakal sembari memperhatikan Sehun dari atas ke bawah dan terus diulang. Sehun yang jengah di perhatikan akhirnya memilih untuk melanjutkan langkahnya yang sempat tertunda, ia sengaja menabrakkan diri dengan Kai karena pria tan itu menghalanginya.

"yak, Oh Sehun." Panggil Kai namun tidak dipedulikan oleh orang yang dipanggilnya. "ck! Yak! Oh Sehun!" panggilnya lebih keras. Sehun akhirnya berhenti, Kai sudah menaruh harapan pada pemuda culun itu, namun harapannya pupus karena beberapa detik setelah orang itu berhenti melangkah ia malah kembali melangkah tetap tanpa pedulikan Kai. "kapan aku bisa mendapatkannya?" gumamnya pada dirinya sendiri

TBC

ayo review review '-')/ *tebar menyan

iya iya gue tau epep gue yang ini sungguh absurd, tapi alangkah baiknya kasih review eaaa/?

maafkan daku juga kalau bagian anu-anuannya gitu-gitu aja

oke, annyeooooong~