Tittle : MY BAD BOY

Cast : Jung Yunho, Kim Jaejoong, Park Yoochun, Kim Junsu, Shim Changmin, Cho Kyuhyun, And other cast

Genre : Romance/Family/NC21/MPREG

Marga disesuaikan dengan kebutuhan cerita. Jadi disini ada beberapa karakter yang nadal masukin, bukan berarti nadal ga suka sama orang tersbut, tapi lebih untuk kebutuhan cerita ^^ ingat ini hanya fiksi ^^

Reader yang penasaran sama hubungannya bakal nadal jawab di Chapter-chapter berikutnya yaahhh

Happy Reading ^^

Sebelumnyaaahhh~

"main saja kerjaanu" ucap Yunho menoyor kepala Jaejoong.

"hish, selagi aku bisa kesana kenapa tidak? kita kan tidak pernah main berdua" ucap Jaejoong.

"tapi setelah itu kita pulang, janji ya"

"iyaaaaaa" ucap Jaejoong.

Saat mata Yunho dan Jaejoong sama-melihat lurus kedepan mereka berpaspasan dengan dua orang yang sangat dikenal. Dan langsung sama-sama berhenti.

"kalian?" ucap Yunho dan Jaejoong bersama menatap kedua orang didepannya dengan bingung.

Chapter 15~

"kalian?" ucap Yunho dan Jaejoong bersama menatap kedua orang didepannya dengan bingung.

"oh?!" pekik Junsu kaget dan langsung melepaskan gandengan tangan Yoochun.

"hah Yunho-ah, kenapa kalian mengganggu kami?" ucap Yoochun yang seolah menyalahkan.

"siapa yang mengganggu? Kau sendiri kenapa tiba-tiba muncul disini? Dan lagi? Bersama Junsu?"

"ya Junsu-ah, kenapa kau bisa bersama guru jidat itu?"

"ya kau! Enak saja memanggilku begitu" ucap Yoochun yang siap-siap akan menjitak Jaejoong.

"Yuuuuunnnn" rengek Jaejoong yang langsung bersembunyi dibelakang Yunho.

"haaahhh untung kau cantik, coba kalau tidak sudah kuhajar" ucap Yoochun dengan sabar dan Junsu sudah memandang Yoochun murung.

"ya Junsu-ah, kenapa kau?" tanya Jaejoong yang melihat perubahan wajah Junsu.

"tidak apa-apa" ucap Junsu dengan nada ketus "ya, seonsangnim. Untuk apa kau mengajakku kemari jika kau bilang Jaejoong cantik, pulangkan aku" ucap Junsu yang mulai mengambek.

"yah, aku kan hanya bicara seperti itu, kenapa pakai acara marah segala"

"kau sendiri yang tidak bisa menjaga mulutmu" ucap Yunho melerai.

"ahhh.. bagaimana kalu kita pergi bersama? Double date hehehe" ucap Jaejoong.

"mwo? Apa?" ucap Yunho yang terlihat terkejut.

"memang kenapa?" tanya Jaejoong polos.

"aku kan hanya ingin berdua denganmuuuu…." rengek Yunho.

"lagipula siapa yang mau double date dengan kalian" sungut Yoochun yang sebenarnya ingin menghindari Jaejoong.

"hish, sekarang pertanyannya memang Junsu mau hanya pergi berdua denganmu, seonsangnim?" tanya Jaejoong meledek.

"Jae, aku ikut denganmu" ucap Junsu memanyunkan bibirnya.

"Boojaeeeee" rengek Yunho.

"ayo kita pergi saja biarkan pria-pria tua itu" ucap Jaejoong yang langsung berjalan merangkul Junsu.

Yoochun dan Yunho saling menatap dengan pandangan ogah-ogahan. Dan keduanya berjalan mengikuti para uke yang sudah berjalan menuju game center dengan melepas tawa.

"kenapa kau bisa kesini bersama Junsu?" tanya Yunho penasaran.

"itu mudah, apa sih tidak aku bisaaaa" ucap Yoochun sambil berjalan menuju kedua uke tersebut dan merangkul keduanya "kalian mau kemana sih?"

"iiisshhh! Seonsangnim! Bisa tidak, tidak usah merangkul!" ucap Jaejoong yang langsung mendorong Yoochun.

"ya kau sensitif sekali sih" ucap Yoochun yang sedikit ngeri dengan sikap Jaejoong.

"makanya jadi orang jangan asal rangkul saja" ucap Yunho yang lagsung menarik lengan Jaejoong.

.

.

.

Setlah lelah berputar-putar dalam game center tersebut, Yunho dan Yoochun memilih duduk dan menunggu Jaejoong juga Junsu puas bermain.

"haaahhhh sampai kapan mereka berhentiiiii" rengek Yoochun yang terlihat mulai lelah.

"Boo.. sudah kau istirahat dulu, aku sudah tidak kuat menemanimu" ucap Yunho yang ikut kewalahan.

Jaejoong dan Junsu masih tidak mendengarkan dan kini bermain untuk memukul dan mendapatkan point tertinggi.

"Boo.. sudah cukup, kau harus istirahat" ucap Yunho menarik lengan Jaejoong dan membawanya duduk.

"haahhh, aku lelah" ucap Jaejoong yang menyandarkan tubuhnya.

"apa kubilang, kau harus istirahat kan.

"kapan lagi aku melakukan ini Yun" ucap Jaejoong mengeluh.

"kau itu harus ingat bagaimana kondisimu sekarang, jangan buat dirimu kelelahan, kau ingin membahayakan aegya?" tanya Yunho sedikit marah.

"aku kan cuma ingin bermain, aku sudah tidak pernah kesini" ucap Jaejoong lagi yang melihat kearah Yunho dengan perasaan yang mulai emosi.

"tapi bisa kan kau dengarkan aku dan menjaga kondisimu?!" bentak Yunho lagi.

"terserah, aku mau pulang" ucap Jaejoong yang emosinya tiba-tiba naik dan langsung berjalan menjauhi Yunho Yoochun dan Junsu. Yunho sendiri hanya diam memperhatikan Jaejoong sambil mengusap wajahnya kasar.

"apa yang kau lakukan, bodoh! kejar dia!" ucap Yoochun mendorong tubuh Yunho. Mau tidak mau Yunho mengikuti Jaejoong yang berjalan dengan cepat.

"kau itu apa-apaan sih masa begitu saja sudah marah" ucap Yunho yang langsung menggandeng tangan Jaejoong.

"aku bisa pulang sendiri" ucap Jaejoong dengan marah sambil menyingkirkan tangan Yunho.

"kau mau pulang naik apa?" tanya Yunho dan tidak ditanggapi "sudahlah ayo kita pulang" ucap Yunho yang menarik paksa lengan Jaejoong menuju parkiran mobil.

.

.

.

"aku minta maaf sudah membentakmu" ucap Yunho saat mereka sudah berada diparkiran. Jaejoong sendiri masih diam menyilangkan kedua tangannya dan memandang kearah lain "kau itu harus menjaga kondisimu, aku marah padamu bukan karena aku bermaksud untuk membentakmu, kau tahu kan bagaimana kondisimu sekarang? Coba jika ka uterus bermain dan terjadi sesuatu dengan bayi kita? Apa kau mau itu terjadi?" ucap Yunho dengan nada lembut.

"tapi aku tidak suka jika kau bicara dengan nada seperti itu" ucap Jaejoong yang menunduk.

"baiklah, aku minta maaf. Dan untukmu, lain kali kau dengarkan kata-kataku, ne? aku tidak akan melarangmu melakukan apapun yang kau suka selagi itu tidak membahayakan" ucap Yunho menangkup pipi Jaejoong.

Jaejoong mentap Yunho dengan pandangan yang mulai luluh. Dengan reflex Jaejoong langsung memeluk tubuh besar Yunho. Yunho langsung membalas pelukan Jaejoong dan mencium puncak kepalanya.

"ayo kita pulang" ucap Yunho melepaskan pelukannya.

"mm, ayo" ucap Jaejoong. dan Yunho langsung menggiring Jaejoong untuk masuk kedalam mobilnya dan langsung membawa Jaejoong pulang.

.

.

.

Hari besar bagi para siswa telah tiba, dimana siswa-siswa tempat Yunho mengajar sedang mengadakan hari perpisahan. Terlihat murid-muridnya mengenakan pakaian yang tidak biasa. Yunho berdiri tepat di depan pintu gedung serba guna sekolah dan telah menanti Jaejoong yang akan datang.

"Yuuunnnn" panggil Jaejoong yang setengah berlari.

"Boooooo.. kenapa kau berlari?" ucap Yunho mendekati Jaejoong "mana Changmin?"

"dia? Entahlah aku tidak lihat, kau sendiri kenapa disini? Bukannya kau harus pergi dan duduk bersama guru-guru lain?"

"aku menunggumu datang Boo.."

"hyuuuung" panggil Changmin dari belakang yang berjalan bersama Junsu.

"nah kau pergi sana dengan guru yang lain, aku akan bersama Changmin dan Junsu"

"baiklah, jangan duduk di bangku yang paling atas, ingat itu" ucap Yunho mengingatkan.

"neee.. sudah sana pergi" ucap Jaejoong mendorong Yunho masuk kedalam.

"memangnya kenapa kalau kita tidak boleh duduk di deretan kursi paling atas?" tanya Junsu bingung.

"yakan soalnya Jae hyung itu sedang hamil. EH!" Changmin malah terkejut dengan ucapannya sendiri dan langsung menutup mulutnya.

"Jaejoong-ah, kau?" Junsu langsung melihat kearah Jaejoong dengan pandangan butuh penjelasan. Sedangkan Jaejoong menatap nyalang pada Changmin yang tidak sengaja mengatakannya.

"jangan sampai ada yang tahu kumohon, aku berusaha menjaganya" ucap Jaejoong yang terlihat takut.

"memangnya sejak kapan kau?"

"nanti akan aku jelaskan.. tapi jangan disiniiii" ucap Jaejoong yang langsung menarik lengan Changmin dan Junsu.

Jaejoong langsung berhenti ditempat yang sedikit jauh dari keramaian. Jaejoong langsung menjelaskan awalmula kejadian antara dirinya dan juga Yunho pada Junsu. Sedangkan Changmin hanya diam dengan rasa bersalah.

"oohhh, jadi seperti itu" ucap Junsu setelah mengerti.

"maka dari itu aku tidak mengatakannya pada siapapun, agar tidak mengundang kecurigan" ucap Jaejoong lemas.

"memangnya kapan Jung seonsangnim akan menikahimu?" tanya Junsu lagi.

"10 Juni nanti hehehe" ucap Jaejoong dengan cengirannya.

"itu berarti tinggal skitar 3 minggu lagi? Cepat sekali"

"itu semua dilakukan sebelum kandunganku membesar, nanti kau datang ya, secara resminya aku akan mengirimkan undangan untukmu"

"ok baiklah, kupikir kau tidak akan mengundangku" ucap Junsu meledek.

"tentu saja aku akan mengundangmu, mana mungkin tidak. tapi sedikit ada yang kurang disini, aku tidak melihat wanita gila itu, biasanya dia akan muncul jika melihat Yunnie?"

"kau tidak tahu?" tanya Changmin.

"tahu apa?" tanya Jaejoong balik dengan tampang bingung.

"Go seonsangnim kan sudah meninggal beberapa hari lalu" ucap Junsu.

"ha? jinja?" tanya Jaejoong dengan perasaan percaya tidak percaya.

"ne, mobilnya menabrak tiang istrik setelah nyaris menabrak seseorang" ucap Changmin menambahkan.

'menabrak tiang setelah nyaris menabrak seseorang? Apa itu jangan-jangan' tanya Jaejoong dalam hati dan mengingat kejadian beberapa waktu yang lalu.

"ya, kau kenapa jadi diam begitu?" tanya Changmin menyadarkan

"ah aniyo, aku turut berduka cita" ucap Jaejoong seadanya.

"ayo kita masuk, semua siswa cepat-cepat masuk gedung tuh, sepertinya acara akan segera dimulai" ucap Junsu mengajak Jaejoong dan Changmin.

"ne ayo" ucap Changmin yang langsung berjalan lebih dulu dan diikuti oleh Junsu dan Jaejoong.

.

.

.

Acara perpisahan berjalan dengan hikmat dan sesuai dengan rencana, terlihat beberapa siswa maju keatas podium ketia mendapatkan penghargaan sebagai murid yang berprestasi. Changmin juga termasuk dalam daftar tersebut dan kini berdiri diatas podium dan diberi sebuah medali. Jaejoong, Junsu dan Yunho yang duduk ditempat yang berbeda melihat Changmin yang melambaikan tangan dengan antusias. Ketiganya member tepuk tangan bersamaan dengan tepuk tangan dari seluruh orang yang berada dalam gedung tersebut. Jaejoong dan Junsu langsung berjalan menuju Changmin yang sudah lebih dulu disambut oleh Yunho.

"Minnie-ah selamat" ucap Yunho memeluk dongsaengnya.

"ne gomawo hyung" ucap Changmin membalas pelukan hyungnya.

"Changminah selamaaaattt" ucap Jaejoong dan Junsu berbarengan.

"oh? Gomawooooo" ucap Changmin yang melepaskan pelukannya dan langsung memeluk kedua sahabatnya.

"hey, jangan melupakan aku" ucap Yoochun dari belakang.

"ooo ooo ooo… kekasih Junsu sudah datang rupanya" ucap Yunho meledek.

"kami belum berpacaran tahu" ucap Junsu kesal.

"belum? Berarti akan kaaaannnn" ucap Changmin yang ikut meledek.

"hish kalian" ucap Junsu yang semakin kesal.

"kita berfoto bersama diluar sepertinya lebih asik" ucap Jaejoong memeberi ide.

"itu ide bagus" ucap Yunho.

Pada akhirnya mereka berfoto bersama dengan melakukan berbagaimacam selfie dengan berbagai posisi. Baik Changmin yang berada di tengah atau Jaejoong yang berfoto dalam pelukan Yunho. Dan juga terdapat salah satu foto dimana Yoochun yang hendak memeluk Junsu dan didorong oleh Junsu.

"ahahahahaha.. coba lihat ini, kalian berdua lucu sekali" ledek Jaejoong yang duduk ditengah-tengan Yunho Yoochun, Junsu dan Changmin sambil memperlihatkan foto-foto yang berada dicamera digital yang dipegangnya.

"wahahaha itu kenapa kau seperti itu, itu tidak sopan" ucap Yunho melihat kearah Junsu.

"biar saja, tangannya jelalatan sekali, membuatku geli" sungut Junsu.

"hey pantat bebek, enak saja mengatakan aku jelalatan" balas Yoochun.

"coba lihat itu" ucap Changmin yang sudah memindah-mindahkan foto yang lain "hahaha Park seonsangnim kau jelek sekali, lihat jidatmu itu, hahahaha" ledek Changmin menunjuk-nunjuk jidat Yoochun pada foto.

"terusa saja meledekku" ucap Yoochun pasrah menjadi bahan ledekan.

.

.

.

"aaahhhhh aku lelaaaahhhhh" keluh Jaejoong yang langsung merebahkan tubuhnya di kasur setelah berada didalam kamarnya.

"hahaha akhirnya kita bisa istirahat dan aku bisa mendapatkan libur" ucap Yunho yang ikut membaringkan tubuhnya dan melihat Jaejoong yang berada disebelahnya. Yunho melihat kearah Jaejoong dari mulai hidung mancungnya dan bibirnya yang sedikit terbuka. Lalu turun kearah perut Jaejoong yang terlihat sedikit menggembung dengan posisinya saat ini.

"Yun, apa yang kau lihat?" tanya Jaejoong yang tiba-tiba menolehkan kepalanya.

"ah, ani. Aku hanya melihat ibu hamil yang cantik disebelahku" ucap Yunho menggombal.

"aku tampaaannnn…." ucap Jaejoong membetulkan.

"ya ya tampan.." ucap Yunho mengalah.

"Yun, aku jadi membayangkan 3 minggu lagi.." ucap Jaejoong yang kembali menatap ke langit-langit.

"memang kenapa?"

"aku merasa gugup" ucap Jaejoong memegang dadanya.

"kenapa kau harus gugup? Bukankah dengan begitu tidak ada yang bisa mengganggu jarak kita?"

"iya sih, tapi tetap saja aku merasa gugup, entah kenapa"

"itu hanya perasaanmu saja"ucap Yunho membalikan badannya dan menghada Jaejoong dan membuat Jaejoong menoleh kan kepalanya.

"mungkiiinnn, tapi jika sudah melewati itu aku akan terbiasa" ucap Jaejoong seraya tersenyum.

"oh? Apa ini?" ucap Yunho langsung bangun dari posisi tidurnya dan mengambil sebuah buku dari balik bantal Jaejoong.

'mwo?! Matilah aku lupa menaruhnya kembali ke lemari!' ucap Jaejoong dalam hati dan langsung mengambil buku tersebut "ini hanya buku bacaan saja agar aku tidak bosan" ucap Jaejoong gelagapan.

"coba kulihat, berikan" ucap Yunho memaksa.

"ini tidak penting kok"

"Jung Jaejoong" ucap Yunho sekali lagi.

"hng" gumam Jaejoong sambil memberikan buku tersebut pada Yunho.

SRET

Yunho mengambil buku tersebut dengan cepat, jidat Yunho sedikit berkerut ketika melihat tulisan sebagai cover depan buku tersebut yang dinilainya ambigu. Dengan perasaan yang penasaran Yunho membuka buku tersebut.

"sejak kapan kau memiliki buku ini?" tanya Yunho dingin.

"itu..itu..itu bukan punyaku" ucap Jaejoong terbata.

"lalu ini milik siapa kalau bukan milikmu, sudah jelas ini ada dikamarmu" ucap Yunho menggeletakan buku tersebut.

"Cha..Changmin yang memberikannya. Katanya kau itu orangnya sedikit kaku jadi dia memberikannya padaku dan aku juga tidak kenapa dia memberikannya padaku bukannya padamu" cerocos Jaejoong panjang lebar.

"haish anak itu ternyata benar-benar" gumam Yunho sendiri "aku akan pulang dan buku ini aku sita, tidak spantasnya kalian memiliki buku seperti ini mengerti?" ucap Yunho yang langsung mengambil buku itu lagi dan memasukannya kedalam tas.

Jaejoong hanya diam tidak berani mengeluarkan kat-kata apapun karena memang sudah salahnya lupa meletakan kembali buku tersebut kedalam lemarinya setelah dibaca.

"aku pulang dan kau, awas saja jika sampai memiliki barang seperti ini lagi akan aku habisi kau" ucap Yunho mengancam.

"neeee…" ucap Jaejoong menunduk.

"jaga dirimu" ucap Yunho yang langsung mengecup kening Jaejoong dan berjalan keluar kamar Jaejoong.

"awas saja jika sampai memiliki barang seperti ini lagi akan aku habisi kau" ledek Jaejoong mengikuti ucapan Yunho dengan wajah jeleknya setelah Yunho pergi "huh, nanti malah dibaca sendiri" guman Jaejoong.

.

.

.

Yunho memfokuskan dirinya pada jalanan, unek-uneknya masih di ubun-ubun sudah tidak sabar ingin berurusan dengan dongsaengnya yang diam-diam menyembunyikan sesuatu dibelakangnya. Dilirknya sekilas buku yang menyembul dari tasnya yang tergeletak di kursi sebelahnya.

"kenapa anak itu bisa berpikiran seperti itu terhadapku?" gumam Yunho sendiri.

Yunho langsug menghentikan mobilnya di garasi rumah dan bergegas keluar dan langsung memasuki rumahnya.

"aku pulang…."

"Yuuunnn… ayo kita rayakan keberhasilan Minnie yang mendapat juara kelas" ucap umma Jung sambil menata makanan di atas meja.

"memangnya mana anak itu?"

"dia bersama appamu dibelakang, memang kenapa?"

"ani.. aku hanya ingin memastikan saja dia sudah pulang atau belum"

"kenapa kau tidak mengajak Joongie Yun?" tanya umma Jung.

"aku ingin dia istirahat dirumah setelah pulang dari acara tadi, umma"

"oh begitu.. cepat kau panggil mereka untuk makan bersama"

"neee" ucap Yunho yang langsung melesat menuju halaman belakang.

.

.

.

"kau dapat dari mana buku dan kenapa kau memberikannya pada Boojaeku?" tanya YUnho langsung melemparkan buku tersebut di kasur Changmin setelah mereka selesai makan.

"hyung, aku kan hanya ingin membantu kalian dengan cara ituuu….hehehe" cengir Changmin tanpa dosa.

"hais kau ini, kau pikir aku tidak bisa memikirkan cara sendiri sampai harus kau melakukan itu"

"sekarang begini, hyung. kau kan orangnya sedikit kaku, dan Joongie juga yah dulu orang yang polos. Kalau kau sih mungkin lebih mengerti dan bersifat lebih agresif, tapi bagaimana dengan calon kakak iparku yang malah nantinya akan bersifat pasif jika berhadapan denganmu? Kan itu tidak enak kan, hyung?" ucap Changmin membela diri "jika kau sudah memegangnya, paling-paling kau akan membacanya sendiri dan malah mempraktekannya saat malam pertama yakan?" ledek Changmin.

"noe jinjia!" geram Yunho yang langsung menjitak kepala Changmin.

"ya! sakit!"

"bagaimana bisa aku melakukannya pada istriku nanti, aku tidak bisa sembarangan bermain-main dengan kondisinya yang tengah hamil bodoh"

"yakan siapa tahu saja setelah Jae hyung melahirkan gituuuhhhh" ucap Changmin cengengesan.

"ide darimana kau memberikan ini?"

"ideku sendiri, kan pernikahan kalian kan tinggal 3 minggu lagi, tidak salah kan aku memberikan masukan? Akukan dongsaeng yang baik" ucap Changmin dengan cengiran lebarnya.

"baik darimana? Mengotori otak orang iya"

"memangnya apa yang sudah kalian lakukan? Kudengar dari Jae hyung kalian sudah melakukannya dua kali?" tanya Changmin mengintrogasi.

"hash kenapa dia harus mengatakannya si" ucap Yunho terlihat sedikit frustasi.

"katakan pengalamanmu… aku kan nanti bisa mempraktekannya dengan Kyunniiieeee"

"awas saja jika kau berani melakuka kesalahan yang aku perbuat"

"bukan sekarang… tapi nantiiiii" ucap Changmin yang masih cengengesan "katakaaannnnnn"

"tidak akan"

"dasar pelit"

"berhentilah melakukan hal yang macam-macam, jika kau berani memberikan hal semacam ini lagi awas kau. Untung kau dongsaengku, jika bukan akan aku maki-maki kau" ucap Yunho yang berjalan keluar dari kamar Changmin dan membawa buku itu lagi.

"lihat saja, apa yang akan kau lakukan dengan buku itu pak tua" ucap changmin dengan seringai.

Yunho berjalan menuju kamarnya sendiri dan langsung masuk. Perasaannya mulai penasaran dengan berbagaimacam isi buku tersebut. Yunho memposisikan tubuhnya duduk bersandar pada kepala ranjang dan mulai membuka buku tersebut.

Mata Yunho mulai fokus dengan lembaran-lembran buku yang dia buka, mata musangnya terlihat fokus. Awalnya bersikap iasa saja, namun lama kelamaan, jidatnya sedikit berkerut, keringat dingin mulai terlihat pada pelipisnya, jidatnya mulai berkerut dan tanpa disadari adik kecilnya sudah menyembul dibalik celananya. Yunho masih saja memfokuskan untuk membaca buku tersebut sampai dirasakan bagian celananya mulai sekak, Yunho langsung cepat-cepat berlari ke kamar mandi.

"hah shit! Kenapa hanya seperti itu saja aku bisa beginiiii!" teriak Yunho dari dalam kamar mandi.

.

.

.

3 Week Later~

Hari ini tibalah diamana hari besar bagi Yunjae untuk mengucapkan janji sucinya. Terlihat Jaejoong yang tengah duduk dengan perasaan gugup dan menatap pantulan dirinya pada cermin. Dipegangnya dada yang berdebar dengan cepat Jaejoong kembali menghembuskan nafasnya untuk menetralisir rasa gugup.

"Joongie-ah.." ucap umma Kim memasuki ruang Jaejoong.

"umma?" ucap Jaejoong dan berdiri dari duduknya.

"kau sudah ditunggu appa di luar" ucap umma Kim mengelus pipi mulus Jaejoong dengan mata yang berkaca-kaca.

"umma jangan seperti ini" ucap Jaejoong menenangkan sang umma.

"kau terlihat cantik dengan balutan tuxedo seperti ini Joongie.. rasanya baru kemarin kau lahir dan menangis, tapi ternyata sekarang kau sudah dewasa dan akan segera menikah, tidak terasa waktu berjalan begitu cepat" ucap umma Kim yang langsung meitikan air mata.

"ummaaa…" Jaejoong merasa tersentuh dengan ucapan sang umma dan malah ikut menitikan air matanya.

"kau tidak boleh menangis disini, nanti make upmu luntur chagi" ucap umma Kim menghapus air mata Jaejoong dengan tissue "kajja, appa sudah menunggumu" ucap umma Kim menggandeng Jaejoong keluar.

Yunho sudah berdiri dialtar dengan balitan tuxedo hitam, wajahnya terlihat bersri meskipun tidak bisa menutupi sedikit rasa gugup yang ada di hatinya. Changmin, Kyuhyun, Junsu dan Yoochun sudah duduk dikursi deretan paling depan bersama kedua orang tua Yunho. Ketika lonceng berbunyi dan pintu utama mulai terbuka Yunho dan para tamu yang berada dalam gereja langsung membalikan tubuhnya.

Disana.. appa Kim sudah berdiri dan mulai berjalan dengan menggandeng tangan Jaejoong yang terlihat angguk. Pasang mata yang berada disana terlihat terpesona dengan penampilan Jaejoong yang nampak sangat berbeda dari biasanya. Appa Kim dan Jaejoong berjalan mendekati Yunho. Appa Kim langsung memegang tangan Yunho dan memberikan tangan Jaejoong pada Yunho.

"jagalah anakku untuk kami" ucap appa Kim dan langsung dianggukkan oleh Yunho.

Yunho langsung membawa Jaejoong berdiri tepat didepan pastur yang sudah berdiri dengan senyumannya dan menatap keduanya.

"Jung Yunho.. apa kau bersedia untuk menikah dengan Kim Jaejoong dan selalu berbagi dalam suka maupun duka, sehat ataupun sakit?" tanya pastur tersebut memulai acara.

"aku bersedia" ucap Yunho lantang dan menatap Jaejoong.

"Kim Jaejoong.. apa kau bersedia menikah dengan Jung Yunho dan selalu berbagi dalam suka maupun dua, sehat ataupun sakit?" tanya pastur mengulang pertanyaan pada Jaejoong.

"aku bersedia" ucap Jaejoong dengan lembut dan ikut menatap Yunho.

"diberkatilah kalian berdua" ucap pastur tersebut sambil memberikan tanda berkat kepada keduanya "kalian boleh mencium pasangan kalian.

Mendengar aba-aba tersebut Yunho langsung mendekatkan wajahnya pada Jaejoong yang memejamkan matanya dengan perlahan. Yunho langsung mencium bibir cherry Jajoong dengan lembut dan menciptakan tepuk tangan dari terlihat haru bagi para tamu dan kedua orang tuanya yang turut hadir.

"mereka terlihat sangat serasiiiiii" pekik Kyuhyun yang sedikit menyeka airmatanya.

"andai aku bisa seperti mereka" ceplos Junsu tiba-tiba.

"kau bisa denganku nanti" ucap Yoochun megerlingkan matanya.

"jinja?" tanya Junsu yang langsung menengok kearah Yoochun.

"tentu sajaaaaa"

Yunho langsung membawa Jaejoong berjalan keluar menuju pintu keluar sambil melambaikan tangan. Kedua keluarganya menatap haru kepergian dua pasangan yang baru saja mengucapkan janjinya untuk bersama. Yunho langsung membukakan pintu mobil yang sudah disiapkan tepat di depan gereja. Jaejoong langsung masuk dan diikuti oleh Jaejoong.

Merekapun mulai beranjak dari gereja dan menuju tempat dimana mereka akan melakukan malam pertamanya.

Kini Jaejoong dan Yunho sudah berada disebuah pantai dengan cottage yang sama saat mereka merayakan kelulusan Jaejoong dan sengaja dipesan hanya untuk mereka berdua dengan konsep kamar yang dibuat sedemikian rupa agar terkesan romantis.

"aku tidak menyangka kalau kau sekarang sudah menjadi nyonya Jung" Yunho memeluk tubuh Jaejoong yang duduk bersandar pada tubuhnya.

"aku juga masih sedikit merasa tidak percaya bahwa kita sudah berada disini lagi.. dengan status yag berbeda" ucap Jaejoong dengasn sumringah.

"dan kita akan melakukan malam pertama kita kan?" tanya Yunho.

"siapa bilang kita akan melakukan malam pertama?" tanya Jaejoog dan membuat Yunho mengerutkan keningnya.

"maksudmu? Kita tidak-"

"kita kan akan melakukan malam ketiga.. benar begitu hm? Tuan Jung?" tanya Jaejoong yang langsung membalikan badannya menghadap Yunho. Yunho langsung mendekatkan wajahnya kearah Jaejoong.

"eits, tahan dulu" ucap Jaejoong yang meletakan telunjuknya pada bibir hati Yunho "enak saja kau mau melakukannya disini" ucap Jaejoong menjulurkan lidahnya dan berlari masuk kedalam cottage.

"ya Booo…. Kenapa kau meninggalkankuuuuu" ucap Yunho mengikuti Jaejoong.

"kemari lah jika kau mau mendapat jatah malam ketiga" ucap Jaejoong dengan nakal.

"kau itu bisanya hanya menggodaku saja" ucap Yunho mendekati dan Jaejoong dan langsung mendekapnya.

Yunho kembali mendekatkan wajahnya dan member ciuman lembut, siapa sangka Jaejoong langsung meresponnya dengan ciuman kasar dan membuat Yunho terpancing untuk melakukan hal yang sama.

"mmmhhh…" lenguh Jaejoong ketika Yunho mulai mendominasi ciuman mereka. Yunho langsung merebahkan tubuh Jaejoong pada kasur tanpa melepaskan ciuman mereka.

Yunho sedikit menahan tubuhnya agar tidak menghimpit tubuh kecil Jaejoong yang berada dibawahnya. Jaejoong mengikuti permainan Yunho dengan mengalungkan kedua tangannya pada leher Yunho. Dengan sigap Yunho mulai melecuti baju yang dikenakan Jaejoong dan menampakan dada padat dan perut yang menggembung. Jaejoong yang tidak mau kalahpun ikut melecuti pakaian yang Yunho kenakan secara keseluruhan sampai keduanya sudah naked.

Tanpa berbicara apapun Yunho langsung menekuk kaki Jaejoong pada pinggiran ranjang seperti saran yang diberikan oleh dokter dan langsung mengarahkan Juniornya pada lubang opening Jaejoong.

"aku akan melakukannya dengan lembut. Ingatkan aku jika aku melakukannya terlalu kasar padamu" ucap Yunho dan langsung dianggukan oleh Jaejoong.

"mmmmhhhh" keluh Jaejoong ketika junior besar Yunho mulai menyeruak masuk kedalam tubuhnya dan Jaejoong langsung memegangi pinggingga Yunho. Yunho yang tahu Jajoong merasakan sakit langsung melumat bibirnya untuk mengurangi rasa sakit yang Jaejoong alami.

Dan malam itulah malam ketiga ritual yang dilakukan oleh Yunjae setelah melakukan pernikahan disebuah gereja.

~Flash Back End~

"Yunnie.. bisa kan kau makan sendirijangan bersifat manja seperti itu, bukannya seharusnya aku yang bersikap manja" ucap namja sambil berkacak pinggang dengan perutnya yang sudah membesar.

Ya pernikahan mereka sudah berjalan 7 bulan lamanya dan kandungan Jaejoong sudah mencaai bulan kesembilan yang berarti hanya menghitung waktu sampai bayi yang berada dalam kandungannya lahir. Susah senang yang mereka alami mulai dari kelakuan Jaejoong yang mengidam yang aneh-aneh dan morning sick yang dialaminya Yunho ikut menanggung rasa tidak enaknya. Sampai masa susah itu berlalu Yunho tidak henti memanjakan namja yang sekarang berstatus sebagai istrinya tersebut, bahkan tidak jarang Yunho lah yang bersikap manja pada Jaejoong.

"sekali saja, suapi aku, aku sedang malas, kalau kau tidak mau aku tidak mau makan" ucap Yunho memanyunkan bibirnya.

"hish kau ini merepotkan saja" ucap Jaejoong yang berjalan mendekati Yunho dan duduk disampingnya "cepat buka mulutmu" ucap Jaejoong menyodorkan sesendok nasi. Yunho langsung menurutinya dan membuka lebar mulutnya.

Setalah memberikan satu suapan Jaejoong justru langsung menaruh sendok tersebut dan memegangi perutnya dengan kening yang sedikit berkerut.

"ssshhhh.. Yun.. perutku sakiiittt" ucap Jaejoong dengan ringisannya.

"kau kenapa?" tanya Yunho yang dengan cepat menelan makannya dan memegangi perut Jaejoong.

"ini sakiiiittttt" ucap Jaejoong yang matanya mulai berlinang air mata.

"kau tunggu disini aku akan-" ucapan Yunho terhenti ketika melihat bagian kaki Jaejoong sudah mengalir air bening dari selangkangannya "Boooo….. ketubanmu pecaaahhhh" ucap Yunho panik.

"lalu bagaimanaaaa" tanya Jaejoong yang malah justru terbawa panik karena Yunho.

"ayo kita ke rumah saki sekarang juga" ucap Yunho yang langsung menggendong tubuh Jaejoong yang lebih berisi dan langsung membawanya kerumah sakit dengan menggunakan mobil.

.

.

.

"sakiiittttt! Aku tidak kuat Yuuuunnnnn" teriak Jaejoong yang sekarang sudah melakukan persalinan secara normal (?) dan menggenggam tangan Yunho dengan erat bahkan hampir meremasnya.

"ini sakitnya tidak akan lama Boo.. bersabarlah aku akan tetap disini bersamamu" ucap Yunho mengusap kepala Jaejoong.

"haaahhh… huuuuhhhhh" Jaejoong susah mengatur nafasnya tatkala harus berjuang mengeluarkan bayinya dan dibantu oleh dua orang suster dan satu dokter.

"dorong bayinya terus Jaejoong-shi, kepalanya sudah mulai terlihat" ucap dokter muda tersebut.

Mendengar itu Jaejoong semakin mengedan dan menggenggam tangan Yunho semakin keras. Yunho yang dalam keadaan panikpun tetap berusaha tenang sebagai suami siaga.

"ooowwweeekkkkk" terdengar suara tangis bayi yang pecah begitu saja membuat Yunho langsung mengalihkan pandangannya.

"aaahhhhh" lenguh Jaejoong lemas dan merilaxkan tubuhnya.

"terimakasih Boo.. aegya sudah lahir" ucap Yunho mengusap wajah Jaejoong yang penih dengan peluh. Jaejoong langsung melihat kearah dokter dan suster yang sedang mengurus bayinya yang sedang dibersihkan tanpa memperdulikan dirinya sendiri.

"anak laki-laki yang tampan" ucap dokter tersebut mendekatkan bayi yang berada digendongannya pada Yunho dan langsung Yunho terima dan menggendongnya dengan perlahan.

"kau lihat Boo.. dia tampan sekali" ucap Yunho yang mendekatkan bayi terpebut pada Jaejoong.

"sama sepertimu, dan juga manis.. tunggu sampai kedua orang tua kita melihatnya" ucap Jaejoong yang menatap Yunho dengan lembut.

"kau mau memberinya nama?"

"kau saja, karna kau ayahnya"

"bagaimana jika Jung Moonbin?"

"nama yang bagus"

"terimakasih kau sudah menghadirkannya diantara kita" ucap Yunho mengecup kening Jaejoong dan membuat Moonbin kecil berada tepat diantara tubuh mereka berdua.

Sampailah pada bagian dimana Yunjae merasakan kebahagiaan karena telah hadirnya buah hati yang selama ini merka tunggu.

_END_

Akhirnya cerita ini selesai juga, kita intip juga yu cerita selanjutnya "You Know My Feelings?" yang bergenre Angst. Dan bisa dilihat dengan searching writer nadalyunjae

Don't like Don't read.. ok? ^^

Thanks for read and review all.. ^^