Past or Present, Which One You Will Choose ?

Disclaimer : the casts belong to God and Masashi Kishimoto but this story belongs to me

Warning ! This is YAOI story

.

.

Ketika kau harus memilih, mana yang akan kau pilih ? Sesuatu yang ada dalam genggamanmu tapi masih kau ragukan atau ... sesuatu yang dulu pernah ada dalam genggamanmu, sempat terlepas, tetapi ingin kembali pulang ?

.

.

.

Disini kuitinggalkan keping-keping kenangan yang takkan kuingat lagi.

Semua cerita yang takkan terulang kembali.

Sejumput kepahitan yang takkan pernah kureguk lagi.

Detik ini, disini, aku melihat dan merasakan semua itu untuk terakhir kali.

Saat kuputuskan untuk melangkah, aku takkan menoleh ke belakang.

Berharap bayang-bayang kelam masa lalu terhapus mengiringi 1000 langkahku.

.

..

...

...

...

"Sasuke" panggil Gaara sembari menggamit tangan Sasuke

"Nande ? Tidak biasanya kau manja seperti ini"

"Apa aku tidak boleh bermanja pada kekasihku sendiri ?"

"Tentu boleh, Love"

"Ayo ikut aku"

"Kita mau kemana ?"

.

Gaara tidak menjawab pertanyaan Sasuke, ia menarik Sasuke menuju taman di belakang sekolahnya. Ia berjalan masih dengan posisi menarik Sasuke, ia meminta Sasuke untuk duduk di bawah pohon maple sedangkan ia sendiri mendudukan dirinya di atas pangkuan Sasuke. Sasuke sangat bingung dengan perubahan sikap Gaara.

"Aku punya sesuatu"

"Apa itu, Love ?"

Gaara mengeluarkan sebatang besar coklat tepat di depan wajah Sasuke namun Sasuke tak bereaksi sama sekali. Gaara membuka coklat itu dan mematahnya menjadi bagian yang lebih kecil lalu menyuapkannya pada Sasuke. Sasuke menerima suapan Gaara dengan senang hati.

"Suke, apa kau tau manfaat coklat ?"

"Memperbaiki suasana hati ?"

"Hmm"

"Apa suasana hatimu sedang buruk, Love ?"

"..."

"Love ?"

"Sasuke.."

"Nande ?"

"Aishiteru yo, Sasuke. Berjanjilah kau takkan meninggalkanku dengan alasan apapun, sampai kapanpun. Janji ? Kau mau berjanji kan ?" Sasuke terkesiap mendengar ucapan Gaara. Ia tak sanggup berjanji. Sasuke dihadapkan pada dua pilihan. Dua pilihan yang sama penting untuknya.

.

"Nii-chan~, Sasuke nii-chan~" sebuah suara mengalihkan perhatian mereka

Refleks, mereka menoleh dan mendapati Sai berlari kecil menuju mereka. Sasuke menarik nafas lega seakan terbebas dari mimpi buruk.

"Gaara, bolehkah aku meminjam Sasuke nii-chan ? Ada hal penting yang harus kubicarakan dengannya" pinta Sai

"Baiklah"

"Suke, cotto matte" Gaara menarik ujung seragam Sasuke

"Kau mau berjanji kan ?" tanya Gaara

"Gomen. Aku harus pergi" Sasuke meninggalkan Gaara yang membeku di tempatnya. Gaara tersenyum miris, sangat terlihat jika Sasuke tak mau berjanji.

.

"Ariga-"

"Ini yang terakhir, nii-chan. Aku takkan membantumu lagi. Jangan egois, kau harus memilih salah satu dari mereka" Sai berlalu meninggalkan Sasuke yang mematung

.

.

.

Pelajaran telah usai, seluruh siswa berhamburan menuju rumah mereka masing-masing termasuk pasangan yang tengah diterpa badai masa lalu. Keduanya berjalan menuju kawasan Shinjuku.

.

"Suke, aku tak tau apa yang akan terjadi padaku seandainya aku kehilanganmu. Jadi, jangan pernah tinggalkan aku, ne ?" Sasuke tertegun. Mengapa Gaara seolah-olah tau ada seseorang yang hadir diantara mereka ? Dan sepertinya Gaara juga tau dia memiliki peluang yang sama dengan orang itu, dan Gaara sangat takut akan hal itu. Sasuke melihat sendiri ketakutan itu yang terpantul di dalam manik azure milik Gaara.

"Aku juga tak tau apa yang akan terjadi padaku jika kehilanganmu" ucap Sasuke

'Atau dia' tambahnya dalam hati

Sasuke mengacak rambut Gaara, kemudian memeluknya sesaat.

"Aishiteru, Suke"

Sasuke tersenyum mendengarnya, tapi pikirannya sangat kacau. Ditatapnya punggung Gaara hingga tak terlihat lagi, kemudian baru berbalik masuk. Perasaanya terasa sangat berat.

Sasuke berendam selama mungkin di bathtub. Ia memejamkan mata sambil menarik nafas dalam-dalam.

Gaara - Naruto - Gaara - Naruto - Siapa yang harus ia pilih ?!

Mengapa dua pilihan ini sanggup membuatnya menjadi kacau ? Bolehkah ia membuat pilihan ketiga ?

.

.

Tok Tok Tok

"Nii-chan, ada Naruto di depan. Ia mengajakmu keluar"

Sasuke terdiam. Seharusnya ia merasa senang sebab Naruto akan mengajaknya keluar. Naruto masih mengharapkan Sasuke sebagaimana Sasuke juga mengharapkannya.

.

Tapi soal harapan ini... Pasti akan ada yang terluka. Dan Sasuke sendiri juga akan terluka, amat sangat terluka. Lalu apa yang harus dilakukannya ? Naruto telah kembali dan berharap Sasuke menerimanya lagi. Namun di sisi lain Sasuke telah memiliki Gaara, sosok cantik nan manis yang tulus mencintainya dan takkan melepaskannya apapun alasannya.

.

Dan Sasuke menyayangi keduanya.. Tetapi tetap saja, ia harus melepas salah satunya.

Dengan pandangan kosong dan pikiran berkecamuk, Sasuke membuka lemari pakaiannya. Ia mengambil apa saja yang teraih oleh tangannya, lalu mengenakannya.

.

Sasuke memandang dirinya di depan cermin, dan saat itulah ia melihat kalung berbandul salju pemberian Gaara. Kalung itu terlihat indah walaupun sederhana. Sasuke tersadar, ia sangat merindukan Gaara, dan rasa rindu itu membuat hatinya seolah-olah mati rasa.

.

Sasuke memasuki ruang tamu dan Naruto tersenyum manis melihatnya. Ah, senyum itu... Sasuke tidak berani menatap wajah itu. Perasaanya lagi-lagi kacau, dan ia semakin bimbang.

.

.

.

.

"Teme, daijobu desu ka ?" tanya Naruto bingung

Sasuke tidak terlihat antusias, senyumnya muram, dan pandangannya sering kosong. Saat ini mereka sedang duduk di Eclairs cafe dan menikmati suasana sore hari. Pemandangan dari tempat ini cukup indah, apalagi di saat matahari mulai terbenam. Tetapi Naruto tau Sasuke tidak menikmatinya sama sekali.

"Hn" sahut Sasuke sambil tersenyum

"Oh ya, sebentar lagi kau akan mengikuti perlombaan basket kan ? Bagaimana persiapanmu ? Pokoknya kau harus memenangkannya apapun yang terjadi" cerocos Sasuke

.

Naruto tak langsung menjawab, ia menatap Sasuke. Mata obsidian itu tampak redup, sama sekali tak mengiringi keceriaan yang disuarakannya.

"Nande ?" Sasuke heran

"Aku tau pikiranmu tak disini"

"Apa kau bahagia malam ini, Teme ?" lanjut Naruto

"Tentu saja, rasanya seperti mimpi dapat bertemu lagi denganmu" ucap Sasuke menutupi kegelisahannya

.

Naruto tersenyum samar. Mimpi ?

'Seindah apapun sebuah mimpi, suatu saat kau akan terbangun. Jika aku hanyalah mimpi, aku bukan siapapun saat kau terbangun'

.

"Nande ?" tanya Sasuke

"Iie"

Naruto mencoba tersenyum. Hatinya perih, jantungnya meronta. Ia tau setelah ini ia takkan merasakan sakit lagi. Hatinya hancur dan tidak akan bisa merasakan apa-apa lagi.

.

Mereka kembali terdiam dan wajah Sasuke kembali murung. Suasana ini tak seperti yang diharapkan oleh Naruto.

"Besok aku akan pergi"

"Kemana ?" Sasuke tercekat

"Jerman, aku akan melanjutkan sekolahku disana"

"K-kenapa ?"

"Sesak, aku merasa sesak jika hanya melihatmu tanpa bisa memilikimu. Seandainya waktu dapat berhenti, aku takkan beranjak dan selalu berada di sisimu" lirih Naruto. Hati Sasuke mencelos, tulang-tulangnya melemah.

"Tapi lihat, jarumnya terus berputar" lanjut Naruto, suaranya bergetar

Sasuke terhenyak, sejak Naruto kembali ke dalam hari-harinya, Sasuke jadi sering muram. Memikirkan masa lalu yang memerangkapnya dan membuatnya tak tau harus melangkah ke mana.

.

"Oh ya. Aku memiliki sesuatu untukmu" Naruto mengeluarkan kalung dari saku jaketnya. Liontin kalung itu bertuliskan nama mereka 'SasuNaru'.

Sasuke menyentuh lehernya, meremas kalung salju pemberian Gaara dengan lemah. Ah, rasanya seperti dihadapkan pada dua pilihan yang sama beratnya.

.

"Walaupun keadaanya telah berbeda, kalung itu tetap harus kuberikan padamu. Karena sejak awal kalung itu adalah milikmu" lirih Naruto

"Sasuke, bolehkah aku meminta sesuatu ?"

"Apa itu ?"

"Bolehkah.. Untuk saat ini saja, kau memakai kalung ini demi diriku ?" pinta Naruto

.

Sasuke menatap sosok manis di hadapannya. Sorot kesedihan itu.. Sasuke tak sanggup melihatnya terluka seperti ini sebab hal itu membuat dirinya sendiri semakin terluka.

Dia mengangguk. Untuk pertama kali ia melepas kalung pemberian Gaara dan membiarkan Naruto memasangkan kalung bertuliskan nama mereka di lehernya.

"'SasuNaru'.. Sungguh nama yang indah, kan ? Jika itu bukan nama, pasti dia adalah kenangan indah. Jika dia bukan kenangan, pastilah untaian nada yang merdu. Jika bukan nada, berarti sesuatu yang sangat indah dan luar biasa. Ya, mungkin saja begitu" ucap Naruto sendu

.

Keduanya terdiam cukup lama. Mereka tak tau kesedihan ataukah kebahagiaan yang harus mewarnai perpisahan ini. Tangis Naruto pecah, ia mencoba menyeka air matanya tetapi air mata itu terus mengalir.

"Sudahlah.. Suatu hari nanti mungkin kita akan bertemu lagi" ucap Sasuke

"Semoga begitu" lirih Naruto

.

Sebaiknya ia tak menangis lagi. Seharusnya bukan begini Sasuke mengingatnya, bukan Naruto yang sedang menangis, melainkan Naruto yang selalu tersenyum manis. Akhirnya Naruto berhasil menghentikan tangisnya.

Sasuke menatap Naruto. Mata bak langit biru itu meredup. Sasuke menarik nafas dalam-dalam, mencoba mengumpulkan kekuatannya.

"Tersenyumlah, Naru. Tersenyumlah untukku"

"Kumohon.."

Dengan susah payah Naruto mencoba tersenyum.

"Seperti ini lebih baik" ucap Sasuke seraya menyeka sisa-sisa air mata Naruto

.

.

.

Dia telah pergi. Pergi membawa luka dan pedih. Ia tak mendapatkan apa yang dicarinya...

.

.

Sasuke mengambil segenggam pasir lalu meremasnya. Dalam sekejap, butiran pasir berjatuhan dari sela jemarinya. Sasuke menatap jauh ke depan. Matahari telah tenggelam dan mengantarkan malam.

Cintanya telah karam, cinta pertama yang entah sampai kapan akan terus membayanginya. Cinta itu telah pergi dan ia harus melupakannya.

Melupakannya.

Apakah Naruto juga akan melupakannya ? Sasuke mengerti betapa sulit dan sakitnya melupakan. Tetapi, bagaimana dengan dilupakan ? Sasuke tak tau mana yang lebih buruk, melupakan ataukah dilupakan, karena keduanya sama-sama buruk.

.

Sasuke menekuk lutut dan menyembunyikan wajahnya disana. Tangannya menggenggam erat kalung pemberian Naruto. Langit semakin pekat, tetapi Sasuke belum berniat untuk pergi. Angin membelai wajahnya, membawa kesedihan terbang menjauh selapis demi selapis. Hempasan ombak terdengar begitu indah dan menenangkan. Sasuke semakin larut dalam kesendiriannya. Tiba-tiba, ia merasa tubuhnya menghangat.

"Jangan melakukan hal bodoh seperti ini lagi"

Sasuke tersentak, mengangkat kepala lalu tersenyum.

"Aku tak pernah melakukan hal bodoh" elak Sasuke seraya mengeratkan sweater pemberian Gaara

"Apa tindakanmu ini tidak ternasuk bodoh ? Pergi sejak siang sampai malam, tanpa memberitahu siapapun bahkan mematikan ponselmu. Bukankah itu tindakan bodoh dan ceroboh ? Kau membuatku khawatir"

Sasuke tersenyum dan menatap Gaara penuh kerinduan. Rasanya sudah bertahun-tahun mereka tak bertemu.

"Nande ?" tanya Gaara

"Kemarilah"

Sasuke meminta Gaara duduk di sampingnya. Ia merangkul Gaara, membiarkan Gaara menyadar pada bahunya. Sejenak mereka terdiam. Lalu, Gaara teringat sesuatu.

"Sasuke ?"

"Hmm ?"

"Kau mau berjanji kan ?" ucapnya hati-hati

"Kau tidak akan meninggalkan dengan alasan apapun, sampai kapanpun ?" lanjutnya

Sasuke menoleh, lalu terenyum tulus. "Janji"

.

Gaara menikmati angin yang menerpa wajahnya. Inilah yang ditunggunya, inilah yang dibutuhkannya. Ketulusan dan kesediaan Sasuke yang akan membuat mereka bertahan.

Gaara merebahkan tubuhya di pasir yang halus dan mendapat langit melingkupinya dengan indah. Langit seakan tersenyum kepada mereka dengan titik-titik kecil yang berkedip-kedip. Sasuke ikut merebahkan tubuh.

"Aku lega" ucap Sasuke

"Aku bahagia" sambung Gaara

.

Sasuke menoleh dan tersenyum. Jemari mereka saling bertautan. Seberkas perasaan sedih mungkin masih tersisa di hati mereka. Tapi inilah skenario hidup mereka, dan semoga Naruto juga menemukan kebahagiannya sendiri.

.

.

Masa lalu yang sederhana terkadang terasa rumit, dan disanalah Naruto berada.

Cintanya pada Naruto, akan menjadi masa lalu di hari esok. Namun, akan mengiringinya sampai nanti. Di sanalah ia dan Gaara akan berjalan. Dan semoga mereka dapat bertahan.

.

.

.

.

.

Yuhuuu~ Aika mengantarkan chapter terakhir dari cerita ini..

Aika mau minta maaf karena chapter kemarin banyak typo..

Hiks hiks, gomen ne ?

.

Nah, gimana chapter terakhirnya ? Alurnya kecepetan ya ?

Atau malah terkesan aneh dan gaje ?

.

rune of darkness : ini udah dilanjut, udah last chap malah wkwk

Little Kyung Kyung : yupp ini SasuGaa, maaf buat typo di chap sebelumnya #ojigi 90 derajat

Haraguroi Yukirin : maaf Aika tidak menyatukan couple favorit senpai #ojigi 90 derajat

Rune Of Darkness : iya ini Aika buat SasuGaa sebagai pair akhir ^^

Gaa-Chama : duh gomen ne kalau Gaara jadi OOC disini T.T

amour-chan : makasih udah review dari awal, iya ini Aika buat SasuGaa sebagai pair akhir

.

Well, saatnya mengucapkan terima kasih

Makasih untuk | rune of darkness | Little Kyung Kyung | Haraguroi Yukirin | Gaa-Chama | amour-chan |

Makasih juga yang udah mau follow dan fav cerita ini

Makasih buat para siders

.

Aika pergi dulu, ne ?

Sampai jumpa di alam yang baru *plaak*