Knight Of Black Thunder
NarutoMasashi Kishimoto.
Pairing : Naruto U. X …? ]…[ Menma U. X …?
Summary : Susano'o, sang Dewa penguasa Laut dan Badai ini akhirnya mengangkat seorang Murid untuk menjalankan sebuah tugas. Mampukah sang Murid menjalankan tugasnya. (Bad Summary). [RnR]
Warning : OC, OOC, Abal, Gaje, Typo's, Godlike!Naru, HyperStrong!Menma, etc..
.
.
.
V
Konohagakure no Sato, satu dari lima Desa besar di kawasan Elemental Nation. Desa ini memiiki banyak Shinobi-shinobi berbakat. Dan keindahan desa ini bisa dikatakan diatas rata-rata, dan juga para penduduknya yang terlihat baik dan Ramah.
Tapi itu terlihat diluarnya saja, mari kita lihat lebih dalam. Dan apa yang bisa kita lihat disana? Seorang bocah laki-laki berumur 7 tahun berrambut Hitam dengan jambang yang membingkai wajahnya dan memiliki tiga pasang kumis kucing di pipinya. Bocah itu sekarang terlihat menangis dan berlari pontang-panting karena dirinya sedang dikejar puluhan warga dibelakangnya.
"Mau kemana kau Monster!" teriak beberapa warga yang sedang mengejar si bocah.
Bocah laki-laki itu terus berlari sekuat tenaga hingga dirinya tak sadar, subuah batu yang cukup besar berada didepannya.
Brukk!
Dan sialnya, bocah laki-laki itu tersandung oleh batu itu sehingga membuat tubuh kecilnya oleng dan akhirnya terjatuh. Para warga yang melihat bocah itu terjatuh hanya menyeringai.
"Akhirnya. Kau tidak bisa lari kemana-mana lagi Monster?" kata seorang dari mereka yang membawa sebuah balok kayu yang cukup besar.
Si bocah yang yang sedang terjatuh hanya meringis sakit pada kaki kirinya yang tersandung baru tadi, bocah itu mendongak dan memandang takut para warga disertai dengan air matanya yang terus mengalir.
"A-apa salahku hiks..hiks.." Ucap si bocah sambil tersiak.
"Apa salahku katamu? Karena kau sudah membunuh ayah dan ibuku Monster!" bentak salah satu warga yang sedang membawa sebuah pisau dapur ukuran besar digenggamannya.
"Sudahlah, lebih baik kita hajar saja bocah monster ini!" kata seorang yang ada disana.
Mereka yang mendengar perkataan orang tadi langsung mendekati si bocah sambil bersiap-siap menghajar si bocah. Bocah itu sendiri hanya menutup matanya pasrah.
"BERHENTI!" tiba-tiba seorang bocah laki-laki berrambut kuning jabrik berumur 10 tahun berdiri di depan si bocah yang dikatai Monster oleh para warga yang ada disana. Kalau saja bocah pirang itu tidak berteriak, mungin sebuah balok kayu sudah mendarat dikepala bocah yang di panggil Monster itu.
Bocah yang sedang menutup matanya itu terkejut mendengar sebuah suara yang sangat dikenalinya, bocah itu pun membuka matanya perlahan dan bocah itu semakin terkejut ketika melihat siapa yang berada didepannya itu.
"Ka-kakak." Ucap bocah itu lirih pada orang yang didepannya itu.
"Menma. Pergi dari sini sekarang." Ucap bocah pirang yang ada didepan bocah bernama Menma itu sambil memandang ke arahnya.
"T-tapi ka—"
"Tidak ada tapi-tapian, cepat pergi dari sini sekarang!" potong bocah pirang itu sedikit keras pada Menma. Menma yang mendengarnya pun mengangguk mematuhi perkataan bocah yang dipanggilnya kakak itu, bocah itu kemudian berdiri sambil memandang kakaknya.
"Pergi!" bentak si bocah Pirang itu pada Menma. Menma sendiri sedikit terkejut mendengar bentakan kakaknya. Dengan air mata yang masih mengalir di kedua pipinya, Menma akhirnya berlari menjauh dari sosok kakaknya itu.
Bocah pirang itu mengalihkan pandangannya ke arah par warga, dan seketika matanya melebar.
Bugh!
Sebuah pukulan yang cukup keras mendarat dipipi kiri bocah pirang itu, sehingga si Pirang terjatuh sambil meringis kesalitan.
"Bocah sialan! Kenapa kau membiarkan bocah Monster itu lari!" bentak si pemukul dengan kasar.
Si bocah pirang itu kemudain bangkit sambil memegangi pipi kirinya yang lebam akibat pukulan warga tadi dan melihat semua warga yang berada di depannya.
"Karena aku, TIDAK AKAN MEMBIARKAN KALIAN MENYAKITI ADIKKU!" teriak si bocah dengan lancang.
Para warga yang mendengar perkataan bocah didepan mereka itu geram bukan main. "Bocah sialan, ayo kita hajar dia!" kata salah satu dari mereka. Mereka semua pun mengangguk dan langsung memukul, menendang, bahkan menyayat kulit sang bocah tersebut.
…
Setelah mereka puas menyiksa bocah itu, mereka pergi dengan tak merasa bersalah sedikit pun.
Kini, bocah pirang yang sedari tadi disiksa itu keadaannya sangat memperihatinkan dan sekarat, wajah yang sudah lebam tak berbentuk, bajunya kotor dan compang camping, sebagian besar tulang-tulang yang ada di tubuhya sudah patah, serta beberapa luka sayatan terlihat dibeberapa tempat ditubuhnya. Tapi walaupun begitu, bocah itu masih mempertahankan kesadarannya.
'Guhh, setidaknya. Aku sudah bisa melindungi adikku Tou-san, Kaa-san. Walaupun mungkin, ini adalah terakhir kalinya aku bisa melindunginya. Dan sepertinya, aku akan menyusul kalian berdua, Tou-san Kaa-san.' Batin bocah itu sebelum dikuasai oleh kegelapan.
Tak lama kemudian, tubuhnya diselimuti oleh cahaya berwarna putih terang, lama kelamaan, cahaya tersebut semakin terang dan cahaya itu dengan cepat menghilang bersamaan dengan tubuh bocah itu.
Beberapa detik setelahnya, muncul seorang anbu bertopeng Inu di tempat itu. Anbu itu melihat sekelilingnya, mata dibalik topeng Inu itu membulat saat melihat darah di atas permukaan tanah didepannya.
'Si-sial, aku terlambat.' Batin sang Anbu. Kemudian dia pergi dengan meninggalkan Asap tipis ditempat dia berdiri.
.
.
Hokage Office..
Didalam ruangan itu hanya berisikan dua orang, seorang bocah laki-laki berrambut hitam yang ternyata adalah Menma, bocah laki-laki itu kini sedang duduk disofa khusus untuk para tamu. Dan orang yang ke dua adalah sang sandaime Hokage a.k.a Hiruzen Sarutobi.
Menma yang sedang duduk di sofa itu masih dengan air matanya yang terus mengalir, bocah itu khawatir kalau terjadi sesuatu yang buruk pada kakaknya, dan dia sedih karena dia meninggalkan kakaknya sendirian menghadapi para warga yang mengejarnya.
Tak lama kemudian, muncul seorang Anbu ber Codename Inu didepan meja kerja Hokage, Menma yang melihat Anbu itu langsung berdiri dari duduknya. Kekhawatirannya menjadi-jadi karena tidak melihat sosok kakaknya bersama Anbu itu.
"Hokage-sama." Ucap sang Anbu membungkuk hormat pada sang Sandaime Hokage.
"Inu, kenapa kau hanya sendiri? Dan mana Naruto-kun?" tanya Sandaime pada si Anbu.
"Saya minta maaf Hokage-sama, ketika saya sampai ditempat yang Menma katakan tadi, saya tidak menemukan Naruto disana, yang hanya saya temukan cuma genangan darah yang berceceran ditanah ditempat itu. Kemungkinan darah itu adalah darah Naruto." Ucap si Anbu sambil menundukkan kepalanya.
Menma yang mendengar perkataan Anbu tadi sangat Syok bukan main. Air matanya kian menderas keluar dari kedua matanya.
"TIDAK, TIDAK MUNGKIN KAKAK TIDAK ADA DISANA!" teriak Menma histeris, dirinya sangat takut sekarang. Dirnya takut jika kakaknya pergi meninggalkan dirinya seperti kedua orang tuanya saat di hari kelahirannya. Kakaknya adalah satu-satunya keluarganya yang masih hidup, jika kakaknya pergi meninggalkannya, dirinya tak akan sanggup menjalani hidupnya sendirian.
"To-tolong, tolong temukan ka-kakakku, a-aku mohon, aku mohon temukan kakaku hiks..hiks.." kata Menma memohon sambi tersiak. Sang Hokage dan si Anbu yang melihat dan mendengar perkataan Menma Cuma bisa menunduk sedih. Bagaimana pun, Sosok Naruto sangat berarti bagi mereka. Sang Sandaime semakin bersedih ketika mengingat saat dimana dirinya berjanji pada Ayah Naruto dan Menma untuk melindungi mereka sebelum ayah mereka meninggal saat penyerangan Kyuubi 7 tahun silam.
Dirinya kemudian mengangkat kepalanya menghadap si Anbu. "Inu, kerahkan seluruh pasukan Anbu yang tidak menjalankan misi untuk mencari Naruto-kun, Sekarang!" perintah tegas keluar dari bibir sang Hokage.
"Ha'I Hokage-sama." Jawab si Anbu cepat, dan setelah itu Anbu tersebut pergi menggunakan Shunshin.
"Ka-kakak.." ucap lirih Menma sambil jatuh bersimpuh sambil menundukkan kepalanya.
Sang Hokage berdiri dari kursinya lalu menghampiri Menma,. Setelah itu, sang Hokage membungkuk dan mengangkat tubuh kecil Menma agar berdiri.
"Ho-hokage-jiji.." ucap Menma sambil memeluk sang Hokage tanpa menghentikan tangisnya. Sang Hokage hanya menatap Menma dengan pandangan sendu, bagaimana pun dirinya tau perasaan Bocah yang sudah dianggap cucunya itu terus menangisi kakaknya.
"Ssstt, tenanglah Menm—"
"Ba-bagaimana a-aku bisa tenang Jiji. A-aku takut, aku takut kakak meninggalkanku seperti ayah dan ibu hiks..hiks.." potong Menma sambil mendongakkan kepalanya dan memperlihatkan sepasang Shaffire miliknya hampir kehilangan cahayanya.
"Tenanglah Menma-kun, Jiji sudah mengerahkan semua Anbu untuk mencari kakakmu, jadi tenanglah, jiji yakin kakakmu baik-baik saja." Kata Sandaime mencoba menenangkan Bocah yang sedang memeluknya itu. Dan sepertinya berhasil, terbukti dengan suara isakan Menma yang sudah berhenti.
"Baiklah, sekarang pulanglah Menma-kun, ini sudah hampir tengah malam, jangan khawatir dengan kakakmu, kami akan terus mencarinya hingga ketemu." Kata Sandaime sambil mengelus surai hitam milik Menma.
"Baik Hokage-jiji." Jawab Menma, bocah berumur 7 tahun itu kemudian melepas pelukannya lalu berjalan keluar dengan langkah gontai.
Ketika sosok Menma sudah menghilang di balik pintu, sang Sandaime kembali ke kursi kebesarannya. Dirinya kembali bergulat dengan musuh kertasnya, rasa kesal yang sempat menghilang karena kejadian tadi kini kembali, bahkan lebih. Dirinya benar –benar tidak habis Fikir dengan dokumen-dokumen yang tiada habisnya dimeja kerjanya.
.
.
Uknown Place..
Disebuah ruangan yang lumayan luas bergaya Jepang Kuno, terdapat sebuah sosok yang kini sedang berbaring diatas ranjang yang sangat mewah. Sosok itu ternyata adalah Kakak dari sang Jinchuuriki Kyuubi aka Menma, Uzumaki Naruto. Naruto kini memakai pakaian khas seorang pangeran Zaman Edo yang bisa dibilang sangat pas untuk Bocah 10 tahun tersebut. Rambut pirangnya kini tidak berantakan seperti dulu, dan wajahnya tidak terdapat Noda secuilpun.
Perlahan, kelopak mata bocah itu terbuka dan menampilkan sepasang Shaffire indahnya. Bocah itu mengerjapkan matanya beberapa kali sebelum dirinya mengedarkan pandangannya ke seluruh sisi ruangan.
Dirinya yang terkejut karena mengetahui bahwa ruangan ini bukan kamar atau ruangan di apartemannya, kemudian dia bangkit dan duduk disisi ranjang. Kembali bocah itu terkejut saat melihat pakaian yang dikenakannya. Sebuah tanda tanya besar muncul difikirannya karena dirinya tidak tau dimana dia berada.
"Dimana ini? Kenapa aku bisa ada disini?" tanya bocah itu pada dirinya sendiri. Tapi pemikirannya berhenti ketika..
Cklek!
Pintu yang berada dikamar itu terbuka, Naruto langsung memandang ke arah Pintu dan dirinya melihat seorang pria dewasa yang mengenakan baju Pilsafat berwarna putih dengan sedikit warna biru laut.
"Ahh, akhirnya kau sadar juga nak." Kata pria itu dengan nada halus penuh wibawa.
Naruto yang melihat pria itu kembali bertambah bingung. Dirinya berada dimana sekarang, kenapa dirinya mengenakan pakaian mahal –menurutnya-, dan sekarang pertanyaan dikepalanya kembali bertambah ketika melihat pria berpakaian aneh –menurutnya- itu.
"A-anda siapa?" tanya Naruto sopan. Yah, menurutnya dia harus bersikap sopan pada laki-laki itu karena dia merasakan aura bijaksana yang dikeluarkan laki-laki itu sangat besar dan kental.
Sedangkan laki-laki itu tersenyum lembut setelah mendengar pertanyaan yang keluar dari bibir bocah yang ada ditempat tidur tak jauh darinya itu. 'Anak yang sopan.' Batinnya.
Kemudian pria itu berjalan mendekat ke arah Naruto dengan senyum yang masih menempel dibibirnya. Setelah sampai, pria itu duduk disamping Naruto, sehingga membuat keduanya saling bertatapan.
"Namaku Susanoo-Wo-no-Mikoto, atau lebih dikenal dengan nama Susano'o." kata pria itu menjawab pertanyaan Naruto.
Naruto sendiri langsung membulatkan matanya. Dengan cepat, bocah pirang itu langsung bangkit dari duduknya kemudian kembali duduk bersimpuh didepan Sosano'o. Susano'o sendiri menaikkan sebelah alisnya bingung melihat tingkah Naruto.
Bukannya Naruto tak punya alasan melakukan hal itu, tapi dirinya tahu. Kalau pria yang didepannya ini adalah sang Dewa Pengasa Laut dan Badai. Naruto mengetahui nama itu karena bocah itu tidak sengaja menemukan sebuah buku usang di perpustakaan Konoha, dan buku itu adalah Kojiki (Catatan Kuno) yang menerangkan nama-nama dewa-dewi mitologi. Oke, balik ke topik awal..
Naruto memandang ke arah susano'o dengan pandangan yang sulit diartikan. "A-apakah benar anda Dewa Susano'o sang Penguasa Laut dan Badai?" tanya Naruto memastikan. Dan Susano'o melebarkan tersenyumnya
"Iya, tak kusangka kau sudah mengetahui siapa aku dan Dewa apa aku ini." Jawab Susano'o.
"La-lalu, sebenarnya ini dimana, dan untuk apa anda membawa saya kesini?" Naruto kembali bertanya.
"Kau sekarang berada di Istanaku, dan alasanku membawamu kesini karena aku akan mengangkatmu menjadi muridku." Jawab Susano'o tenang dan terkesan santai.
Naruto kembali terkejut dan membulatkan matanya saat mendengar jawaban dari Dewa yang berada didepannya itu, dirinya tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Susano'o.
"A-apa itu benar Susano'o-sama?" tanya Naruto memastikan.
"Iya, itu memang benar. Aku akan mengangkatmu menjadi muridku." Jawab Sosano'o lagi.
"Tapi kenapa?" tanya Narutp penasaran.
"Karena aku mempunyai sebuah tugas untukmu. Tugas itu adalah membuat perdamaian diduniamu." Kata Susano'o sambil memandang naruto dengan serius.
"Tapi, bagaimana dengan adikku di Konoha? Dia pasti merasa sedih jika aku tak ada disampingnya. Dan bagaimana kalau adikku dalam bahaya." Kata Naruto mengingat adiknya yang menjadi inang dari Monster ekor sembilan, Kyuubi no Yoko.
"Hmm, kalau masalah itu, kau tenang saja. Aku sudah mengirim beberapa prajuritku untuk menjaganya dibalik bayangan. Jadi, selama kau berlatih disini, kau tidak usah khawatir." Kata Susano'o tenang.
Hal itu tentu saja membuat Naruto tenang, sesuai perkataan Susano'o, adiknya sudah mendapat perlindungan walaupun sebatas bayangan.
"Baiklah Susano'o-sama, saya akan menjadi murid anda dan saya akan berusaha membuat perdamaian didunia saya." Kata Naruto sambil menatap Susano'o penuh tekad.
"Bagus, mulai sekarang panggil aku Sensei. Kau mengerti Naruto?" kata Susano'o sambil tersenyum. Naruto sendiri sedikit terkejut ketika Dewa yang ada didepannya itu tau namanya. Tapi, mengingat pria yang ada didepannya itu adalah seorang Dewa, Naruto merasa biasa walaupun terkejut, itu pun sedikit.
"Ha'i Susano'o-sensei!" ucap Naruto semangat.
"Bagus. Nah, sekarang kita keluar untuk makan malam, bukankah kau belum makan kan?" ucap Susano'o yang sudah berdiri dari duduknya, disusul dengan berdirinya Naruto dan Naruto hanya menjawab dengan anggukan. Dan mereka pun melangkah keluar kamar tersebut dengan Sosano'o yang berjalan paling depan.
.
~-K.O.B.T-~
.
Keesokan harinya, di sebuah kamar yang cukup luas dan mewah. Kini terliat seorang bocah yang sedang meringkuk di ranjang ukuran King Size. Bocah atau bisa kita panggil Naruto itu kini membuka matanya perlahan, mengerjap kan matanya beberapa kali dan menguap sekali, Naruto bangkit dari posisinya dan berjalan dengan gontai ke arah kamar mandi.
Beberapa menit kemudian Naruto keluar dengan hanya memakai sebuah handuk berwarna biru laut yang terlilit di pinggangnya, kemudian Naruto dengan cepat memasang pakaian yang sudah disiapkan Susano'o sejak tadi malam Khusus untuk latihan pertamanya hari ini.
.
.
Sedangkan diluar istana milik Susano'o, tepatnya di sebuah Traning Ground yang sangat luas khusus dibuat oleh Susano'o untuk melatih Naruto. Dan kini terlihatlah disana sang pemilik Istana aka Susano'o sedang duduk dengan santai di bawah pohon yang entah apa namanya.
Susano'o tidaklah sendiri, sang Dewa penguasa Laut dan Badai itu ditemani oleh se ekor Naga berwarna Emas dengan sepasang tanduk yang menghiasi kepalanya, mempunyai beberapa helai kumis berwarna senada dengan tubuhnya yang lumayan panjang juga jangan lupakan sebuah berlian berwarna Merah Ruby yang menempel didadanya.
Tak lama kemudian, muncul Naruto dari kejauhan, tepatnya dari balik pintu Istananya. Susano'o yang melihatnya hanya tersenyum, dan Naga emas itu malah menyeringai entah kenapa.
"Jadi itu Manusia yang sudah ditakdirkan itu Susano'o-sama?" tanya sang Naga pada tuannya.
"Kau benar Hyperion, apa kau juga tertarik denganya?" jawab sekaligus tanya balik Susano'o pada Naga Emasnya yang bernama Hyperion tersebut.
"Anda benar, hamba tertarik dengan bocah manusia itu, hamba merasakan kekuatan besar yang saya kenali sedang tertidur ditubuhnya." Jawab Hyperion sambil terus menatap Naruto yang sedang berjalan ke arah mereka.
"Jadi kau juga bisa mengetahuinya Hmm?" tanya Susano'o yang juga terus menatap ke arah Murid barunya itu.
"Iya, hamba bisa mengetahuinya Susano'o-sama. Kalau tidak salah, Manusia itu memiliki dua kekuatan yang berbeda, kekuatannya yang pertama tentunya sangat mudah untuk kuketahui yaitu Element Api. Tapi kekuatannya yang kedua itu yang membuat hamba terkejut, hamba tidak menyangka kekuatan legenda yang sudah terlupakan kini kembali menunjukkan keberadaannya." Jelas Hyperion.
"Hmm, kau benar. Aku pun cukup kaget saat merasakan kekuatan legenda itu beberapa tahun yang lalu. Tepatnya, saat dirinya lahir kedunia Shinobi. Aku jadi tidak sabar membuatnya menjadi yang terkuat dari pemilik kekuatan itu sebelumnya." Kata Susano'o antusias untuk melatih murid barunya itu.
"Ya, hamba juga tidak sabar melihat bocah itu menggemparkan dunia dengan kekuatan Legendanya." Kata Hyperion sambil menyeringai khas Naga.
"Aku juga tidak sabar melihat bagaimana reaksi Tsukuyomi dan Amaterasu ketika mereka mengetahui kalau Anak itu yang akan menjadi pasangan mereka." Kata Susano'o menyeringai. Hyperion yang mendengar ucapan Tuannya juga semakin melebarkan seringaiannya.
"Haha, saya juga tidak sabar melihat itu Susano'o-sama. Saya sempat terkejut mendengar perkataan anda kemarin malam. Seorang manusia yang memiliki kekuatan Legenda yang terlupakan ditakdirkan untuk menjadi Pasangan hidup Amaterasu Megami-sama dan Tsukuyomi Megami-sama. Ini sangat menarik.." ucap Hyperion sambil menatap Naruto yang sudah tak jauh dari tempat dia dan Susano'o.
.
.
.
[To Be Continue]
.
.
.
Huuhh, akhirnya. Yo! Salam kenal semua, saya adalah Author baru FFN tercinta ini. Untuk Chapter pertama, semoga para Reader semua Menyukai Fic pertama saya ini.
Oh iya, saya sengaja membuat Wordnya sedikit, karena ini Chapter pertama.
Kalau masalah pair. Pair Naruto sudah saya tentukan. Nah, untuk pair Menma, saya meminta saran para Reader dan Author senior untuk menjadi Pair Menma.
Satu lagi, disini Tukuyomi dan Amaterasu belum mempunyai pasangan dan keturunan alias masih Single.
Nah, kalau boleh. Saya mengharapkan saran-saran, masukan-masukan dari para Reader dan para Author Senior sekalian untuk fic ini.
Oke, untuk Chapter pertama ini, segini saja dulu.. Sayonara…