Annyeonggg~ Ketemu lagi kan, sore tadi wkwk. Sekarang udah muncul lagi aja. Gatau kenapa, iseng-iseng ngetik dan terwujudlah(?) harapan wolfy buat bikin drabble. Hihi.

Gatau deh, kenapa pengen banget. Ini drabble HunKai yap, semoga ga bosen sama couple fav bingung mau HunKai apa ChanKai tapi wolfy lebih ngefeel ke HunKai.

Genre? Macem-macem aja gimana? Romance? Fluff? Angst? Hurt/Comfort? Family? Friendship. Bakalan ada semua deh di drabble ini. Karena ini oneshoot jadi nya enak, ga begitu berat kalo lama update nya hihi.

Udah ah, wolfy kebanyakan pidato. Happy reading~

Marrying My Jongin

"Dasar menyebalkan! Eomma menyebalkan!" Jongin, atau yang lebih akrab dipanggil Kai itu merengut sebal. Ia tak henti-hentinya menghentakkan kaki nya sebal sambil mengerucutkan bibirnya lucu, membuat seme yang melihatnya mungkin saja berbuat khilaf(?)

"Kau kenapa, eoh? Jangan kumat begitu Kai." Sehun, namja yang menyandang predikat sebagai sahabat namja tan itu menatap bingung pada Kai. Pasalnya, Kai baru saja turun dari kamarnya, pamitnya sih ingin mengambil minum dan cemilan untuk Sehun tapi saat kembali Kai malah marah-marah tak jelas. Dasar aneh.

Kai melemparkan boneka pororo nya dan tepat mengenai kepala Sehun. "Aku sedang sebal, jangan membuatku tambah sebal hun."

Sehun bangkit dari tidurnya. Terpaksa meninggalkan aktivitas membaca komik kesukaan nya dan menatap Kai bingung. "Kenapa?"

"Eomma terus memaksa ku mencari pacar dan cepat menikah, padahal kita baru akan wisuda minggu depan! Apa eomma sudah gila? Jelas-jelas aku belum punya pacar." Kai merengut sebal mengingat pertengkaran sengit nya dengan sang ibu. Oh, betapa tega nya sang ibu memaksa nya untuk menikah di umur yang masih sangat belia ini? Hell yeah, sang ibu yang terus memaksa dan Kai yang terkenal sangat keras kepala berhasil memecahkan perang dunia ketiga.

"Mungkin eomma mu ingin cucu? Tak ada salahnya kan?" Kai mendelik Sehun sebal. Jadi, Sehun membela ibu nya? Oh, betapa malang nya kau Kim Kai.

"Eomma kan sudah punya Aeri? Apa belum cukup? Suruh saja Sunny noona membuat satu anak lagi!" Kai mendengus sebal. Sepertinya, Aeri, keponakan Kai yang baru berumur 4 bulan itu ikut terbawa dalam emosi Kai. Benar-benar paman yang baik.

"Pokoknya kalau sampai eomma masih terus memaksa ku untuk menikah, aku akan kabur saja dari rumah." Kai memicingkan matanya, berusaha mengancam sepertinya. Kabur? Yang benar saja. Anak manja macam Kai mana bisa hidup mandiri. Kalaupun ia kabur, ia akan kemana? Sudah pasti rumah Sehun dan itu bukan kabur namanya.

"Apa susahnya sih membahagiakan eomma mu? Kau hanya perlu menikah dan memberinya cucu kan?" Sehun menatap Kai datar, seakan yang ia katakana memang hal yang wajar. Yah, sebenarnya bisa saja menjadi wajar, kalau Kai sudah punya calon suami.

"Kau bodoh atau bagaimana sih? Aku belum punya kekasih, kau ingat? Bagaimana bisa aku menikah kalau kekasih pun aku tak punya. Aku juga ingin menikah tau, punya suami yang baik, anak yang lucu seperti Aeri dan punya keluarga yang bahagia. Tapi, kekasih pun aku tak punya. Eomma harusnya memikirkan itu." perlahan nada Kai memelan. Sebenarnya, ia sangat ingin membahagiakan eomma dan appa nya. Menikah, punya anak, punya keluarga yang bahagia dan lengkap. Tapi, namja mana yang mau menikahi nya secepat ini? Paling tidak, ia kan butuh waktu pacaran.

"Jadi, hanya masalah calon yang belum ada?" Sehun meneruskan membaca komik nya.

Kai mengangguk. "Kalau begitu… menikah saja dengan ku." Sehun menoleh pada Kai dengan tampang polosnya.

"Kau pasti bercanda." Kai merengut sebal. Ayolah, di saat seperti ini candaan Sehun benar-benar tidak lucu. Jangan sampai Kai berharap lebih jika itu hanya candaan.

"Tidak, aku tidak bercanda. Kau bilang kau butuh waktu pacaran kan? Setidaknya kita sudah bersahabat selama enam… enam setengah… tujuh… delapan tahun mungkin. Dan aku rasa waktu itu cukup untuk kau anggap sebagai pacaran." Sehun memutar kursi meja belajar Kai dan menatap namja manis yang terbengong itu.

"Kau pasti sedang sakit hun."

Kai, namja tan itu sedang asik menikmati es krim bluberry nya ketika pemuda jangkung bernama Oh Sehun menghampiri nya. "Mau apa kemari?" tanya Kai datar. Kalau kau ingin tau, si manis Kim Jongin itu sedang ngambek pada Tuan Oh. Pasalnya, kemarin ia baru saja bertengkar (lagi) dengan sang eomma tercinta. Di saat mental breakdown begitu, Kai sengaja menghubungi Sehun untuk setidaknya mengeluarkan pelampiasan emosi nya pada Sehun. Tapi, Sehun tidak mengangkatnya dan mengabaikan Kai hingga saat ini. Dan saat Kai tau Sehun kemarin pergi berkencan dengan Bomi, yeoja paling –sok tebar pesona- di kampus nya membuat Kai memunculkan aura hitam nya. Dan terjadilah sekarang perang dingin antara keduanya.

"Kai…. maafkan aku, kemarin aku hanya pergi jalan-jalan menemani Bomi membeli buku. Sungguh. Saat kau menelepon ku, baterai ponsel ku habis dan saat aku menelepon mu, handphone mu tidak aktif." Sehun, namja albino itu menatap dengan wajah memelas ke arah Kai. Percayalah, jika Kai mendiamkan nya adalah hal yang paling Sehun benci.

"Kai…" Sehun terus memanggil sahabat kesayangan nya itu tapi Kai benar-benar bersikeras untuk mendiamkan nya.

"Kim Kai…"

"Kim Jongin…"

"Oh Jongin… Baby…"

Kai berbalik menatap Sehun horror. Apa tadi? Baby? Tolong ingatkan untuk membawa Sehun ke psikiater setelah ini. Dengan seenaknya pula ia mengganti marga kesayangan Kai.

"Hentikan Sehun, itu menjijikkan." Kai menatap jengah Sehun yang saat ini malah tersenyum bodoh tanpa dosa padanya.

"Syukurlah, kau mau bicara." Sehun dengan gerakan yang –sangat- cepat berhasil membawa tubuh seorang Kim Jongin dalam pelukan nya. Mendekapnya erat dan menenggelamkan wajah Kai di dada bidang nya. Kai yang masih belum sadar sepenuhnya, hanya bisa terdiam dan sedetik kemudian Kai…..tersenyum. Manis sekali.

Sehun mengecup pelan pucuk kepala Kai. Menyesap aroma mint dari rambut cokelat milik Kai. Wangi sekali dan Sehun suka itu. "Kalau sampai kau pergi lagi dengan Bomi, atau yeoja manapun sampai kau mengacuhkan ku akan ku bunuh kau hun." Kai mecicit sebal dalam pelukan seorang Sehun.

"Kalau begitu, jadilah milik ku agar tak ada yang berani mengajak ku pergi."

Kai mencubit lengan Sehun hingga namja itu memekik sakit. Sepertinya, aku lupa mengatakan bahwa cubitan seorang Kim Jongin benar-benar terasa sakit dan perih. Lebih baik jangan macam-macam dengan nya. "Jangan bercanda terus Sehun!" Kai setengah menjerit, namun jeritan nya tertahan dengan benda kenyal yang sekarang menempel di bibirnya. Tunggu, apa ini? Hangat dan rasanya menggelitik. Kai hampir saja menjerit lagi saat ia menyadari bahwa itu adalah bibir Sehun. Kai menggeliat tapi akhirnya pasrah saja dan memejamkan matanya saat Sehun terus menahan tengkuk nya. Kai, tanpa sadar mengalungkan tangan nya di leher namja bermarga Oh itu.

Hanya ciuman lembut dan lumatan penuh perasaan yang Kai rasakan. Sama sekali tak ada nafsu. Ia memejamkan matanya perlahan. Menikmati ciuman seorang Oh Sehun dan mulai membalas lumatan itu perlahan. Kai memukul pelan dada Sehun saat merasakan asupan oksigen nya mulai menipis. Sehun melepaskan tautan mereka dan menatap wajah Kai yang memerah.

"Kau mencuri first kiss ku. Dasar pervert." Kai mempoutkan bibirnya. Jujur saja, itu membuat Sehun ingin mencium nya lagi.

"Haha, kalau begitu bagaimana jawaban mu tentang yang kemarin?"

"Jawaban apa?" Kai memiringkan kepala nya imut.

"Tentang menikah dengan ku."

"Berhenti bercanda Sehun. Kau…."

Dan omelan Kai terhenti ketika merasakan Sehun mengecup dahi nya perlahan. Lalu turun ke kedua mata Kai. Kai tersenyum ketika Sehun mengecup hidung nya lalu terakhir turun mengecup bibir nya singkat.

"Aku akan buktikan kalau aku tidak bercanda."

"Terserah." Kai membuang mukanya. Oh Tuhan, Kai berharap bahwa Sehun tak melihat semburat merah di pipinya.

…..

Sehun duduk tepat di samping Kai hari ini. Namja tampan itu terlihat begitu gagah mengenakan kemeja putih dan dasi hitam. Kai jadi takjub sekali. Ia jadi iri, karena seberapa pun ia mencoba terlihat gagah, orang-orang akan tetap mengatakan ia manis. Sementara itu, Kai memakai kemeja biru yang lengan nya ia tekuk hingga siku. Keluarga Kai dan Sehun sudah duduk manis di deretan kursi untuk keluarga mahasiswa, termasuk noona Kai, Sunny dan keponakan imut nya, Aeri.

Hari ini adalah hari wisuda Kai dan Sehun. Kai sangat bangga dengan nilai nya yang cukup memuaskan, terlebih lagi dengan Sehun yang berhasil merebut peringkat pertama di kelulusan tahun ini.

Waktu yang ditunggu-tunggu Kai dan Sehun pun tiba. Sehun dipanggil ke depan untuk menerima penghargaan dari pihak kampus karena berhasil menjadi peringkat pertama. Dan setelahnya Sehun dipersilahkan menyampaikan pidato nya di hadapan semua hadirin yang datang. Sehun bilang ia sudah menyiapkan pidato ini sejak seminggu yang lalu dan itu benar-benar membuat Kai penasaran karena Sehun bersikeras tak ingin memberi tahu nya apa isi dari pidato nya.

Sehun berdeham pelan sebelum memulai pidato nya. Namja pucat itu meraih mic nya. "Pertama, aku ingin mengucapkan terima kasih pada semua dosen yang sudah bersedia mengajar ku hingga bisa meraih peringkat pertama di kelulusan tahun ini. Juga untuk keluarga ku, appa dan eomma ku, Kim ahjumma dan Kim ahjussi, juga Sunny noona yang selama ini selalu member dukungan pada ku."

Kai tersenyum geli. Kalau dipikir-pikir sih, Sehun itu memang dekat dengan keluarga nya, apalagi noona nya itu. Bahkan, Kai pernah berpikir bahwa mungkin saja Sunny lebih sayang pada Sehun dibanding dirinya.

Sehun membetulkan letak dasinya sebelum melanjutkan pidato nya. "Dan juga… untuk seseorang yang sebentar lagi akan mengganti marga nya menjadi Oh."

Eh? Kai terlonjak kaget. Astaga! Jadi Sehun sudah punya calon? Siapa? Kenapa ia tega sekali tak memberi tau Kai perihal ini.

"Seseorang itu adalah orang yang sangat special dalam hidup ku. 8 tahun kami bersama membuat ku akhirnya mengerti bahwa tak ada satu hari pun yang ingin aku lalui tanpa nya. Aku menyukai wajahnya, rambutnya, matanya, senyum nya, bahkan aku menikmati bertengkar dengan nya, memeluk nya atau bahkan aku suka saat ia mengumpat pada ku dan mengatakan aku bodoh atau ingin membunuh ku. Seseorang itu, adalah salah satu mahasiswa disini. Dia ada di ruangan ini. Dengan kemeja biru yang tak ia gunakan dengan rapi, menambah kesan manis pada dirinya."

Deg. Ya Tuhan, tolong bangunkan Kai dan katakan ini adalah mimpi.

"Aku sangat menyayangi nya. Mencintai nya dan berjanji untuk selalu bersama nya. Bahkan aku berusaha keras untuk kelulusan ini agar aku bisa membuat nya bangga kepada ku. Terima kasih sudah mau mendukung ku, terima kasih sudah selalu ada di sisi ku. Dan orang itu adalah… Kim Jongin yang sebentar lagi akan merubah nama nya menjadi Oh Jongin."

"Dan aku ingin kau tau sayang, bahwa aku benar-benar serius untuk melamar mu. Kim Kai, will you marry me?"

Kai merasa dunia nya berhenti sejenak. Ia bahkan tak sempat mendengar lagi apa yang Sehun katakan untuk menutup pidato nya. Kai berjalan limbung menuju lantai atap gedung kampus nya.

….

"Jadi, apa sekarang kau percaya?" Sehun mengeratkan pelukan nya pada pinggang Kai dan mencium pundak sempit Kai-nya itu.

"Dasar bodoh." Kai merasakan liquid bening mengalir indah dari kedua mata nya. Sulit dipercaya. Ia benar-benar bahagia sekarang. Bagaimana bisa namja semacam Sehun melamar nya dengan begitu romantis?

Sehun melepaskan pelukannya dan menatap Kai yang masih menangis terharu. Sehun mengusap pelan pipi Kai, menghapus air mata namja manis itu. Sehun merogoh saku celana nya dan mengeluarkan kotak berwarna marun, berlutut di hadapan Kai dengan kotak yang terbuka, memperlihatkan sepasang cincin berwarna perak dengan permata indah, yang Kai yakin adalah berlian.

"Maafkan aku tidak melamar mu secara langsung. So, I repeat it again. Kim Kai, maukah kau jadi teman hidup ku, teman bertengkar ku, ibu dari anak-anak ku dan teman hingga mati ku? Will you marry me?"

Kai menutup mulutnya terharu. Ia mengangguk cepat. "I do Sehun, even if this just your joke I will say I do."

Sehun memakaikan cincin itu di jari manis milik Kai. Terlihat sangat cocok. Kai menghambur ke pelukan Sehun dan terisak di dada nya. Ia sangat bahagia. Tuhan, kalaupun ini mimpi tolong jangan pernah bangunkan Kai.

"Sehun, ngomong-ngomong aku serius dengan perkataan ku saat itu." Kai menatap Sehun.

"Tentang apa?"

"Tentang jalan dengan Bomi atau yeoja manapun."

"Haha, akan ku pikirkan sayang." Kai mendelik dan mencubit perut Sehun mendengar perkataan calon suami nya itu.

"Aku bercand. Kau galak sekali. Sebenarnya, saat itu Bomi hanya membantu memilihkan ku cincin untuk mu. Aku benar-benar tidak tau harus beli yang seperti apa dan berapa ukuran jari mu, jadi aku minta tolong padanya."

"Oh, begitu." Kai tersenyum lega.

"Kalau kita sudah menikah nanti, kau ingin punya anak berapa?"

Kai menatap Sehun horror. Yang benar saja, ia bahkan baru menerima lamaran Sehun tapi ia sudah memikirkan sejauh itu. "Aku ingin sepuluh." Kai mendelik pada Sehun sebelum kemudian… "Yak! DASAR PERVERT!"

`END'

Huwaaaa, gimana gimana?

Maafkan daku yang sedang semangat nulis FF walaupun lagi UTS. Semoga ga bosen sama FF ku deh yaa. Dan ini tadi bener-bener iseng dan jadilah drabble abal-abal kek gini.

Jangan lupa tinggalkan jejak ya, review so pasti lah…

With love, wolfy.