CHAPTER ONE; FANFICTION
"Aku menemukan fanfiction tentang kalian!" [Name] berteriak dengan senang di depan laptopnya. Karena ini, reguler tim basket yang sedang berlatih berhenti dan mendekati perempuan berambut [Hair Color] itu.
"Apa itu?" Kagami bertanya dengan nada tidak tertarik. Dia lalu melihat yang lainnya dan berkata, "Apa kita benar-benar harus menghentikan latihan untuk melihat [Name]? Sebentar lagi Winter Cup, kalian tahu..."
"Bakagami, kuperlihatkan sesuatu~" [Name] berkata sambil tersenyum manis—terlalu manis. Kagami—yang seperti nicknamenya yaitu baka—melihat laptop [Name]. Belum sampai satu menit, dia berhenti membaca dan berlari keluar gym dengan wajah yang lebih merah daripada rambutnya.
Senyuman puas [Name] membuat yang lainnya penasaran, apa yang dibaca Kagami sampai wajahnya berubah merah. Melihat ini, [Name] tetap tersenyum dan memperlihatkan laptopnya kepada semua orang.
"I-Ini!" Riko berkata dengan nada kagum, sebelum akhirnya menatap laptop dengan serius.
"K-Kagami terlalu mudah malu. Hanya d-dengan hal seperti i-itu..." Hyuuga berkata dengan gugup sambil menaikkan kacamatanya. Izuki yang melihat laki-laki berkacamata itu hanya bisa menghela nafas.
"Hyuuga, wajahmu lebih merah daripada Kagami. Dan kakimu terus bergetar."
"Bagaimana menurutmu, Kuroko-san?" tanya [Name] kepada Kuroko, menghiraukan apa yang sedang terjadi.
"Ini... sesuatu yang menarik, [Surname]-san." Kuroko menjawab pertanyaan [Name] dengan tatapan kosong, walaupun bisa terlihat sedikit warna merah di pipinya.
[Name] tersenyum puas. "Iya kan?! Hanya kamu yang bisa mengerti indahnya BL, Kuroko-san! Ah, tapi Riko-senpai sepertinya juga mengeluarkan sifat fujoshinya~ Aku sudah puas, benar-benar puas!"
Di layar laptop yang sedang diperhatikan dengan serius oleh Riko, terlihat jelas tulisan 'Aomine x Kagami, rate M for sex scene'. (Author-chan tidak membaca fanfic dengan rate M lho! Beneran, no kidding!). Jadi, inilah yang membuat Kagami kabur tadi.
"[Name]!" Aomine berteriak, membuat semuanya kaget dan langsung melihat ke arah asal suara, pintu gym yang terbuka lebar.
"Ah, Aomine-san! Ada apa?" [Name] bertanya, memasang wajah tidak bersalah.
"Kagami... Dia baru saja memberitahuku tentang apa yang kamu perlihatkan kepadanya." Aomine berkata dengan serius, tapi [Name] tetap memasang wajahnya yang tadi.
"Mm, aku tahu. Lalu, ada apa?"
Aomine berwajah kesal dan berteriak, "Kamu tahu tidak?!"
"Hm?"
"Kenapa aku tidak diajak?!"
Hening, mohon tunggu beberapa detik lagi...
"E-EEHHH?!" teriak semuanya kaget.
"T-Tunggu dulu, Aomine-san! Bukan aku yang menulis fanfic itu!" [Name] berkata dengan kaget; menggelengkan kepala dan menyilangkan tangannya di depan dada. "Aku berani sumpah!"
"Bukan itu masalahnya, [Name]!" teriak Hyuuga. "Apa yang membuatmu berpikir kalau BL itu baik?!"
Kuroko, Aomine, dan [Name] merengut. "Boys Love—BL itu tidak baik...?"
"Sampai kamu juga, Kuroko?!"
"Tenanglah kapten. Walaupun kamu tidak sadar, kamu mimisan."
"Ohh? Itu berarti Hyuuga-senpai juga tertarik~?"
"TIDAAKKK!"
Dengan ini, kehancuran terus berjalan. Yang lainnya memperhatikan Hyuuga, Kuroko, [Name], dan Aomine sebagai tontonan hiburan—tidak sadar bahwa pelatih perempuan mereka masih memegang laptop milik [Name].
"Hm... Bagaimana ya..." Riko bergumam, membuat Koganei penasaran dan akhirnya bertanya,
"Ada apa pelatih?"
...
...
"Hyuuga-kun x Teppei juga tidak terdengar buruk."
"Serius...?"