STARS GO DIM

Kyuhyun and Sungmin

KyuMin

They belong to each other

The Storyline is mine

PLAGIARISM IS NOT ALLOWED

Cast: SUPER JUNIOR

Genre: Drama & Hurt

WARNING: BOYS LOVE, IF YOU READ DON'T BASH

TYPOS

xxx


Hujan gerimis beberapa hari ini mengguyur Jung-gu, satu distrik yang menjadi jantung kota Seoul. Tetapi itu tidak menyurutkan tekad penghuninya untuk beraktivitas, jalan kota penuh akan mobil yang melaju, trotoar pun tak luput dari pejalan kaki yang memadati. Kyuhyun salah satunya, pria 28 tahun yang baru saja memperoleh kepopulerannya sebagai penulis. Terburu-buru ia membelah para pejalan kaki yang menghalangi langkahnya, dengan jas hujan menutup hingga kepalanya, dan tas punggung yang menggantung di satu lengannya. Istrinya telah menyiapkan payung untuknya tadi sehingga air hujan tidak akan membasahi wajahnya, tetapi ia terlalu terburu-buru untuk keluar rumah.

Kepalanya mendongak, matanya susah payah melawan tetesan gerimis yang menyerangnya, mencari satu nama coffeeshop yang harusnya sudah ia masuki 15 menit yang lalu. Raut wajahnya beru bah cerah saat ia menemukan cafe yang ia maksud, bergegas ia berlari agar tak lebih terlambat. Melepas jas hujannya dengan terburu dan menggantungnya di luar pintu cafe. Mata Kyuhyun mengedar dan tangannya melambai saat seseorang memanggilnya.

"Hey Kyuhyun, aku disini..."

Kyuhyun tersenyum dan menghampiri Changmin, manajer sekaligus produser penerbit novelnya. Beruntung ia memiliki atasan sahabatnya sendiri, sehingga ia sering mendapat kompromi di setiap keterlambatannya, terutama saat ia dikejar oleh deadline novel-novelnya. Bukan hanya itu, Changmin juga telah banyak membantunya mengembangkan ide-ide pokok tulisannya. Bekerja dengan Changmin membuat beban hidupnya sedikit berkurang, setidaknya sedikit memberi ia celah untuk bernapas lega.

"Kau membutuhkan ini, Kawan," ucap Changmin sambil melemparkan saputangan miliknya, bermaksud agar Kyuhyun menyeka sisa-sisa air hujan yang membasahi wajahnya.

Kyuhyun menerimanya dengan tersenyum, mengisyaratkan rasa terimakasih melalui sorot matanya kemudian menyeka wajahnya dengan saputangan Changmin.

"Kau membutuhkan sesuatu yang hangat? Atau sarapan?" tawar Changmin.

"Hot Cocoa saja, aku sudah sarapan di rumah," jawab Kyuhyun. Changmin mengangguk dan memanggil pelayan untuk memenuhi pesanan Kyuhyun.

Selanjutnya ia hanya diam menyaksikan Kyuhyun sibuk mengeluarkan naskah-naskahnya dan netbook dari dalam tasnya. Matanya memicing saat ia menemukan hal yang aneh pada wajah Kyuhyun. Tangannya reflek menyentuh wajah Kyuhyun, tepatnya di rahang di bawah telinga kanannya. Lebam ungu tercetak jelas di sana. Kyuhyun mematung saat ia merasakan sentuhan Changmin di wajahnya, tetapi kemudian buru-buru menjauhkan wajahnya dan menghindari tatapan mata Changmin yang pasti sedang mengejarnya saat ini.

"Ia melakukan ini lagi?" tanya Changmin dengan nada datar, tidak ada aura ceria penuh kehangatan seperti sesaat tadi.

"Hmm tidak ada orang lain lagi," jawab Kyuhyun pura-pura sibuk dengan netbooknya.

"Dan kali ini apa karena kesalahanmu?"

Kyuhyun mendongak mendengar pertanyaan sarkastis Changmin.

"Meskipun aku tidak bersalah, tetapi semua ini berawal dari kesalahanku, Changmin."

"Tapi itu sudah setahun yang lalu, Kyuhyun."

Kyuhyun merapatkan mulutnya, ingin menjawab tetapi pembicaraannya dengan Changmin nantinya pasti akan berputar disini-sini saja.

"Membuatku semakin curiga, Lee Sungmin menikahimu hanya untuk menyiksamu. Hanya ingin kau membayar 1 kesalahanmu dengan menganiayamu."

"Changmin hentikan."

"Kali ini apa kesalahanmu hingga membuatnya harus meninju mukamu seperti ini? Sebulan yang lalu ia menusuk pinggulmu dengan pisau hanya karena ia menemukan surat pembaca wanitamu di kotak posmu. Seminggu kemudian ia menjambak rambutmu hingga rontok saat aku memerintahkan editor wanitamu datang ke rumahmu. Aku juga tidak melupakan seminggu lalu saat aku melarikanmu ke rumah sakit karena pendarahan di telingamu setelah ia menendang kepalamu, sekarang apalagi?" Changmin sudah tidak bisa menutupi kesedihannya menyaksikan keadaan fisik Kyuhyun yang sudah tidak sesegar dan setegap dulu.

"Sudahlah, ini bukan apa-apa. Aku baik-baik saja, dan aku jamin tidak akan ada luka dalam apapun, hanya sedikit memar," sangkal Kyuhyun.

Pembicaraan mereka terhenti sesaat saat pelayan mengantarkan pesanan Kyuhyun. Setidaknya Kyuhyun mensyukuri jeda ini, karena ia menyaksikan Changmin menarik dan membuang napasnya berkali-kali, mengurangi emosinya sendiri.

"Mungkin dari luar hanya sedikit memar, tetapi asal kau ingat ucapan dokter seminggu yang lalu, Kyuhyun. Gendang telingamu pecah, dan akan rusak total dengan satu pukulan lagi. Lebih baik sekarang kita ke rumah sakit untuk memeriksakan keadaanmu."

"Tidak perlu, Changmin. Aku baik-baik saja."

"Kau juga berkata baik-baik saja saat kau menunjukkanku memar di perutmu, tetapi kemudian kau jatuh pingsan dan pendarahan karena luka di lambungmu."

"Aku janji, kali ini tidak ada hal yang gawat. Dan aku akan mengatakan kepadamu jika aku merasa ada yang tidak beres dengan tubuhku," Kyuhyun menatap Changmin dalam, tanda ia bersungguh-sungguh dengan janjinya.

Kemudian Kyuhyun mengangsurkan naskah novelnya kepada Changmin. Changmin menatapnya dengan ragu, tetapi kemudian ia menerima naskah Kyuhyun dan bersikap seakan tidak ada yang terjadi. Tetapi dalam hatinya sudah diselimuti kecemasan yang luar biasa. Ia dan Kyuhyun mungkin hanya bersahabat, tidak ada ikatan darah di antara mereka, tetapi Changmin menyayangi Kyuhyun seakan mereka sepasang saudara kembar. Ia merasakan sakit saat melihat Kyuhyun penuh dengan luka. Ia ingat dengan pasti bagaimana raut bahagia di wajah Kyuhyun saat ia menceritakan bahwa Sungmin menerima lamarannya satu setengah tahun yang lalu. Ia pikir Kyuhyun sudah menemukan kebahagiaannya.

Lee Sungmin juga pria, sama seperti mereka. Mungkin akan terlihat aneh jika sesama pria menikah, Changmin juga tidak pernah menyangka akan orientasi seksual sahabatnya itu. Karena seingatnya, Kyuhyun adalah playboy sejak di bangku SMP. Dengan wajah tampannya, Kyuhyun mudah saja menarik perhatian teman-teman wanitanya. Hingga Kyuhyun bertemu dengan Sungmin di tahun terakhir kuliahnya, Kyuhyun mengubah orientasi seksualnya saat itu juga. Tetapi Changmin tidak mempermasalahkan itu asal Kyuhyun bahagia.

Tetapi angannya tentang kebahagiaan Kyuhyun mendadak pudar saat ia menemukan memar demi memar di tubuh Kyuhyun, luka demi luka, hingga kerusakan organ-organ dalamnya. Semuanya karena penganiayaan Sungmin. Changmin tidak mengerti kehidupan rumah tangga seperti apa yang dijalani Kyuhyun bersama Sungmin. Mengapa Kyuhyun mendiamkan perilaku Sungmin kepadanya? Cinta tidak sebuta itu hingga bisa membunuh akal sehatmu, yang lambat laun akan membunuh fisikmu bukan?

"Kau tidak perlu menatapku seperti itu, Shim Changmin," tegur Kyuhyun dengan mata dan jari yang masih fokus kepada netbooknya.

"Rumah tanggamu tidak sehat, Kyuhyun."

Kyuhyun menghentikan ketikan jemarinya, beralih menatap Changmin.

"Kau tidak perlu memikirkanku, aku yang menjalani rumah tanggaku sendiri, dan aku yang merasakannya."

"Tapi sampai kapan kau membiarkan Sungmin menyiksamu? Sampai kau mati? Sampai paru-parumu hancur karena diinjaknya? Sampai jantungmu pecah karena tusukan pisaunya? Atau sampai tubuhmu hancur dipotong-potong olehnya?"

"SHIM CHANGMIN!"

"Aku mungkin hanya orang luar, Kyuhyun. Tetapi aku bisa menebak bagaimana akhir rumah tanggamu jika kau terus diam seperti ini," Changmin sama sekali tidak gentar dengan sorot kemarahan dari mata Kyuhyun. Apakah Kyuhyun mampu mengeluarakan sisi menyeramkan miliknya seperti ini saat Sungmin menganiayanya?

"Kau tidak perlu mencemaskanku, okay! Asal aku hidup bersama Sungmin, sepanjang aku mencintainya, aku akan baik-baik saja," Kyuhyun menguasai kestabilan emosinya lagi, mencoba menenangkan Changmin.

"Tapi kau akan terbunuh sebentar lagi jika terus seperti ini, Kyuhyun."

"Aku akan hidup hingga cucumu melahirkan anaknya, umurku akan panjang. Sungmin bukan monster, Changmin. Dia pasangan hidupku, dia tidak akan membunuhku."

Changmin hanya membisu, menatap Kyuhyun dengan sedih. Sungguh ia ingin mengeluarkan Kyuhyun dari penderitaannya, tetapi jika Kyuhyun sendiri tidak mau keluar, apa yang bisa ia lakukan?

"Semua ini karena kesalahanku, Changmin. Kesalahanku pada Sungmin yang tidak mungkin bisa aku tebus meski Sungmin menganiayaku seumur hidup."

Changmin semakin sedih, hatinya pedih menyaksikan Kyuhyun lagi-lagi seperti ini. Meratapi lagi masa lalunya.

.

.

.

A year ago

Kyuhyun mungkin hanya manusia biasa, yang Tuhan memandangnya biasa saja hingga ia tidak pernah mengalami hal menakjubkan dalam kehidupannya. Belum menemukan hal menakjubkan sampai ia bertemu Sungmin 4 tahun lalu. Ia tidak pernah menyangka akan mengalami orientasi menyimpang setelah bertemu Sungmin. Sungmin berbeda jauh dengan pria pada umumnya, pertama bertemu Sungmin, melihat fisiknya Kyuhyun pikir ia sedang berhadapan dengan perempuan berambut pendek dan bergaya pakaian seperti lelaki.

Kyuhyun jatuh cinta kepada Sungmin sejak pertemuan pertama mereka, sejak Kyuhyun yang mendadak menggantikan Changmin menjaga booth festival di universitasnya, sejak Sungmin memasuki booth yang ia jaga dan tertarik pada novel-novel indie karya teman-teman sekelas Kyuhyun, sejak Sungmin mengajaknya berbicara untuk pertama kalinya. Saat pertama matanya bertemu dengan mata Sungmin, Kyuhyun melupakan kesamaan gender mereka, Kyuhyun melupakan norma masyarakat tentang hubungan sejenis yang dianggap menyimpang, dan Kyuhyun melupakan ia tengah mendekati teman perempuan yang sekelsa dengannya. Han Seungyeon.

Hubungan Kyuhyun dan Sungmin berlanjut sejak hari itu, meski Kyuhyun telah mengakui bahwa ia jatuh cinta kepada Sungmin, ia tidak punya cukup nyali untuk menjalin hubungan yang lebih jauh dengan Sungmin. Lebih jauh dari pertemanan. 4 tahun mereka akrab sebagai teman, 2 orang yang memiliki latar pekerjaan yang berbeda. Kyuhyun yang masih tertatih menata kariernya sebagai penulis, dan Sungmin yang sudah menjadi pegawai tetap sebuah perusahaan besar sejak pertama mereka kenal. Sungmin 2 tahun lebih tua darinya. Tapi beruntung, pekerjaan yang berbeda tidak berarti menciptakan jurang bagi pertemanan mereka. Ada saja bahan pembicaraan yang membuat mereka tenggelam dan melupakan siapa sebenarnya mereka, tetapi Kyuhyun masih saja menyimpan cintanya kepada Sungmin tidak berani mengungkapkannya.

Sampai Sungmin memberitahu rahasia terbesarnya kepada Kyuhyun. Sampai Sungmin mengatakan kepadanya ia memiliki rahim.

RAHIM.

RAHIM.

Bukankah rahim hanya dimiliki oleh perempuan? Tetapi Sungmin adalah lelaki, sama dengan dirinya, sehingga membuatnya tidak berani mengungkapkan cintanya. Tetapi Kyuhyun tidak pusing memikirkan itu, ia hanya memikirkan dari semua rahasia Sungmin mengapa Sungmin mengungkapkan hal ini kepadanya? Seakan mengisyaratkan meski Sungmin lelaki tetapi ia tidak keberatan dinikahi oleh sesama lelaki karena keistimewaannya. Ini melahirkan keberanian pada diri Kyuhyun, keberanian yang selama 4 tahun terus ia tumpuk meskipun tidak pernah penuh.

"Sungmin, menikahlah denganku," keberanian Kyuhyun tumpah saat itu, ia tidak ingin membuang keberaniannya hanya untuk menjadikan Sungmin kekasihnya, Kyuhyun ingin menikahi Sungmin.

"Menikah?" tanya Sungmin luar biasa terkejut.

"Iya, kau dan aku menikah," dengan penuh harap Kyuhyun menunggu jawaban Sungmin.

Tetapi Sungmin terus diam, tidak memberi jawaban apa-apa. Bahkan sampai mereka memutuskan berpisah karena malam sudah semakin larut. Bahkan setelah seminggu Kyuhyun melontarkan ajakannya kepada Sungmin untuk menikah, Sungmin tidak menjawabnya. Sungmin tidak menghubunginya lagi. Kyuhyun menyesali keberaniannya mengajak Sungmin menikah, ia pikir mungkin lebih baik menyimpan saja cintanya kepada Sungmin, asal ia tetap bisa melihat Sungmin, asal Sungmin masih mau bertemu dengannya.

Kyuhyun sudah putus asa, tepat saat Sungmin menghubunginya dan mengajaknya bertemu. Bagai berdiri di bawah pohon sakura yang sedang bermekaran, menghirup harum udara dari pohon sakura, Kyuhyun bahkan bersumpah jika Sungmin menolaknya dan tetap mengajaknya menjadi teman saja ia tidak akan mempermasalahkannya. Ia tidak akan lagi mengungkit statusnya dengan Sungmin, asal mereka masih bisa bertemu. Kyuhyun sendiri tidak tahu sejak kapan cintanya begitu dalam dan tidak bersyarat kepada Sungmin seperti ini.

.

.

.

Terburu-buru Kyuhyun memasuki restoran malam itu, ini tidak biasa, karena ia dan Sungmin biasa bertemu di kedai Soju pinggir jalan, atau minum bir di taman bukan restoran seperti sekarang. Ya meskipun restoran yang Sungmin pilih sekelas untuk restoran kalangan menengah, tetapi ini sudah cukup mewah untuk Kyuhyun dan Sungmin. Ada panggung kecil disana, ini sudah luar biasa. Kyuhyun tersenyum saat matanya menangkap sosok Sungmin yang tengah menantinya.

"Hai, kau sudah lama menungguku?" sapa Kyuhyun sambil menyalami Sungmin dengan akrab.

"Tidak juga, setidaknya aku sudah menghabiskan 2 air mineral," Kyuhyun tertawa dengan jawaban Sungmin.

"Aku pikir kau tidak mau bertemu denganku," Kyuhyun membuka topik pembicaraan mereka setelah ia menata posisi duduknya.

"Maafkan aku, aku hanya membutuhkan waktu untuk berpikir."

"Aku tahu."

Dengan gugup Kyuhyun meminum air mineralnya, Sungmin terlihat rapi malam ini, beruntung ia juga berdandan rapi malam ini. Tetapi anehnya Sungmin tidak memesan makan malam untuk mereka, apakah ia sedang menunggu orang lain? Menunggu kekasihnya kah? Agar mudah ia menolak Kyuhyun? Pikiran-pikiran buruk Kyuhyun bergerak liar memenuhi otaknya.

"Ummm tentang ajakanmu untuk menikah, apakah masih berlaku?"

Kyuhyun tertegun, menatap Sungmin yang bertanya kepadanya dengan polos dan seakan pertanyaannya tidak memukul jantungnya.

"Jika kau keberatan, jangan bicarakan ini."

"Tidak, bukan itu maksudku. Jika masih berlaku, maka aku akan mempertemukanmu dengan seseorang."

"Seseorang?"

Sungmin mengangguk dengan mukanya yang memerah. Kyuhyun tidak pernah melihat Sungmin seperti ini, dan demi Tuhan dia sangat menyukainya. Ia akan membuat Sungmin sering-sering tersipu jika begini.

"Ahh itu mereka.."

Sungmin berdiri dari duduknya dan berjalan menuju pintu masuk restoran. Mata Kyuhyun mengikuti pergerakan Sungmin yang sedang menjemput dua orang yang baru saja memasuki restoran. Itu bukan wanita atau lelaki muda seperti yang Kyuhyun pikirkan tadi. Mereka adalah lelaki tua yang bahkan berjalannya harus dibimbing oleh wanita di sebelahnya, yang juga sama berumurnya.

Kyuhyun memberi hormat saat Sungmin dan kedua orang itu telah berdiri di depannya.

"Ini ayahku, dan wanita cantik ini adalah bibiku," dengan senyum sumringah Sungmin memperkenalkan 2 orang yang ada di sampingnya.

Bibi Sungmin tersenyum dan membungkuk kepada Kyuhyun, sedangkan ayah Sungmin yang karena sudah terlalu tua mungkin matanya tidak bisa melihat dengan jelas, hanya menundukkan kepalanya. Kyuhyun membungkuk memberi hormat lagi kepada mereka, dengan jantung yang berdebar kencang. Ia hanya diam menyaksikan Sungmin membimbing ayahnya untuk duduk, kemudian merangkul bahu bibinya agar duduk juga.

"Ini adalah Cho Kyuhyun, lelaki yang berani mengajakku menikah setelah aku memberitahukan keanehanku, Ayah," kata Sungmin lembut kepada ayahnya, meskipun penglihatannya sudah kabur tapi Kyuhyun bisa memastikan bahwa ayah Sungmin memiliki pendengaran yang sangat baik, buktinya ia mengangguk dan memasang wajah serius menghadap kepada Kyuhyun.

Tangan rentanya meraih punggung tangan Kyuhyun, kemudian beralih ke wajah Kyuhyun. Kyuhyun merasakan hangat tangan seorang ayah yang tidak ia rasakan sejak ia berusia 12 tahun. Mata Kyuhyun reflek memejam saat jemari ayah Sungmin menyentuh kelopak matanya, dahinya hingga hidungnya.

"Meskipun aku tidak dapat melihatmu dengan jelas, tetapi aku yakin kau sangat tampan. Apakah kau serius ingin menikahi anakku?" tanya ayah Sungmin dengan suara tegasnya.

"Tentu saja, tidak ada keraguan sedikitpun pada diri saya, Paman," jawab Kyuhyun mantap.

Ayah Sungmin menyunggingkan senyum teduhnya.

"Meskipun kalian sama-sama lelaki?"

"Saya bahkan sudah meruntuhkan tembok gender sejak pertama jatuh cinta kepada Sungmin 4 tahun lalu."

"4 tahun? Kau sudah jatuh cinta padaku sejak pertama kita saling mengenal?" tanya Sungmin terkejut.

Kyuhyun tersenyum dan mengangguk, meraih tangan Sungmin. Wajah Sungmin sontak memerah, sedangkan bibi Sungmin hanya tersenyum melihat interaksi mereka.

"Sudahlah, mereka terlihat saling jatuh cinta dan tidak bisa dipisahkan. Sungmin juga tidak pernah seperti ini dengan pria maupun wanita manapun, restui saja mereka, Kakak," bujuk bibi Sungmin kepada ayah Sungmin.

"Diamlah Minjung, kau pikir aku akan menentang pernikahan anakku? Sungmin memang tidak pernah memperkenalkan seseorang kepadaku sebelumnya, dan pertama kalinya Sungmin seperti ini. Aku bisa merasakan Sungmin juga jatuh cinta begitu dalam kepada Kyuhyun."

"Ayah...," Sungmin semakin tersipu dengan ucapan ayahnya.

Dan untuk pertama kalinya, Kyuhyun menyaksikan senyum hangat ayah Sungmin, terlihat raut kebahagiaan di wajahnya.

"Sungguh aku tidak mempermasalahkan jika kau ingin menikahi lelaki, Sungmin. Asal kau bahagia, asal kau mencintainya lakukan apapun yang kau pikir itu baik. Aku hanya bisa mendoakan untuk kebahagiaanmu, menikahlah jika kau ingin menikah," ucap ayah Sungmin di sela senyumnya.

"Ayah, terimakasih. Sungguh terimakasih atas restumu," dengan mata berkaca-kaca Sungmin mencium tangan ayahnya, kemudian mencium pipi ayahnya.

Kyuhyun pun tidak bisa menyembunyikan keharuannya, semua ini terlalu jauh dari ekspekatsinya. Ia pikir dengan Sungmin menerima ajakannya untuk menikah saja sudah sangat baik untuknya, tapi semua ini terasa lebih membahagiakan saat ayah Sungmin juga merestui mereka. Terlebih saat ia menyaksikan sendiri kehangatan keluarga Sungmin. Lamunan Kyuhyun terpecah saat ia merasakan elusan di punggung tangannya.

"Terimakasih sudah membuat Sungmin sebahagia sekarang, 4 tahun ini ia berubah dan aku yakin itu karenamu. Ia sama sekali tidak memiliki rasa percaya diri karena kelainan di organnya, padahal menurutku itu adalah keistimewaannya. Apapun itu, terimakasih banyak Cho Kyuhyun," bibi Sungmin berujar kepadanya sampai menunduk-nundukkan kepalanya.

"Tidak perlu seperti itu, Bibi. Sungguh, dengan Sungmin mau menerimaku saja aku sudah mendapatkan semua kebaikan yang aku inginkan di seumur hidupku. Sama seperti di mata kalian, Sungmin di mataku juga sangat berharga dan istimewa," bibi Sungmin tersenyum dengan jawaban Kyuhyun.

Selanjutnya malam itu mereka habiskan dengan perbincangan yang akrab dan hangat seakan Kyuhyun adalah anggota keluarga mereka, makanan-makanan lezat tersaji di depan mereka. Tak jarang suara tawa mereka begitu kencang hingga menarik perhatian dari pengunjung lain.

.

.

.

Hari-hari mereka berjalan menjadi berwarna sejak hari itu, seakan kehangatan dan kenyamanan musim semi selalu menyelimuti mereka tidak peduli apapun musim yang sedang mereka jalani. Persiapan pernikahan mereka yang sudah dinanti tidak hanya oleh Kyuhyun dan Sungmin, tetapi juga oleh keluarga Sungmin berjalan dengan lancar. Tidak ada kesulitan apapun, mengingat pernikahan mereka hanya akan dihadiri segelintir sahabat mereka dan orangtua Sungmin. Kyuhyun sendiri sudah tidak memiliki orangtua, ayahnya meninggal sejak ia berusia 12 tahun dan ibunya menyusul saat ia berusia 18 tahun.

Semua berjalan dengan lancar, terlalu lancar tidak ada masalah sedikitpun. Setidaknya sebelum kehadiran Han Seungyeon di hadapan Kyuhyun dan Sungmin yang sedang menikmati sore di taman dengan sekaleng bir dan kertas bertuliskan janji pernikahan mereka yang harus mereka ucapkan di hadapan Tuhan sebulan lagi. Sungmin tentu saja tidak mengenal wanita yang berdiri di depan mereka dan menatap Kyuhyun dengan tertarik.

"Kyuhyun, kau Cho Kyuhyun fakultas Sastra Klasik Korea Universitas Seoul angkatan 2006 bukan?" tanya wanita itu sambil menuding wajah Kyuhyun, Sungmin hanya terdiam menyaksikan interaksi mereka.

"Iya ini aku, dan kau Han Seungyeon bukan?" Kyuhyun balik bertanya.

"Astaga ternyata benar ini kau, kau semakin tampan. Aku dulu menolakmu karena tidak tahu kau akan setampan ini di usia sekarang hahaha maafkan aku Kyuhyun," dengan akrab Seungyeon duduk di samping Kyuhyun dan menggenggam satu telapak tangannya.

Sungmin mengernyit tidak suka dengan pemandangan itu, tetapi Kyuhyun tidak mengetahui itu, ia sibuk berbicara dengan Seungyeon. Sedangkan Seungyeon juga tidak menyadari ada lelaki lain yang duduk di sebelah Kyuhyun di sisi lain.

Mereka terlalu akrab, dan mereka ada kisah sendiri di masa lalu, kisah yang lebih dari teman biasa. Setidaknya itu yang bisa Sungmin tangkap saat ia mendengar pembicaraan mereka. Tidak ada hal lain yang bisa ia lakukan selain menguping, karena Kyuhyun terlalu sibuk dan Sungmin tidak mau meninggalkan tempat ini. Tidak jika itu artinya ia menyerahkan tempatnya di sisi Kyuhyun kepada Seungyeon Seungyeon itu.

"Aku harap kita bisa bertemu lagi, dan aku menanti reuni yang lebih spesial daripada ini. Sekarang aku harus pergi," Sungmin menoleh ke sisi kanan Kyuhyun, Seungyeon sudah berdiri dari duduknya dan segera berlalu, tidak lupa meninggalkan kerling menggoda kepada Kyuhyun. Melambaikan tangannya dengan lincah sebelum benar-benar pergi.

"Jadi akan ada pertemuan lagi setelah ini, huh?" ucap Sungmin menyindir.

"Hei, dia hanya teman kuliahku yang sudah bertahun-tahun tidak bertemu."

"Jika dia temanmu mengapa tidak mengenalkannya kepadaku? Mengapa mendadak lupa ada aku di sisimu?"

Pertengkaran pertama mereka, dan sepertinya menjadi kesulitan mereka di tengah persiapan pernikahan mereka. Kyuhyun tidak mengantisipasi masalah kecil ini akan menjadi fatal di masa depan. Mereka berdua bahkan melupakan sosok Han Seungyeon tidak lama setelah itu. Sampai ada peristiwa besar yang mengguncang persiapan pernikahan mereka. Ayah Sungmin yang sudah demikian renta itu meninggal dunia, tepat 2 minggu sebelum tanggal pernikahan Kyuhyun dan Sungmin.

Tidak ada pesan yang ia tinggalkan selain senyum bahagianya yang tersungging saat ia bisa jelas menatap Kyuhyun dan Sungmin yang bergandengan mendampinginya. Tetapi Sungmin begitu terpukul, dunianya runtuh, kehadiran Kyuhyun tidak lagi mampu menopang kakinya, tidak ada yang bisa dilakukan Sungmin selain menangis. Pernikahan dibatalkan sampai waktu yang tidak ditentukan. Bibi Sungmin pun tidak membantu, kehilangan kakak satu-satunya tanpa memiliki anak dan suami, bibi Sungmin pulang ke desa. Menyembunyikan kesedihannya sendiri disana, lupa akan kesedihan Sungmin di Seoul. Kyuhyun terus mendampingi Sungmin tentu saja, tetapi Sungmin berubah. Sungmin sudah tidak menyenangkan seperti dulu, Sungmin terlalu mudah marah pada hal-hal kecil, Sungmin tidak bisa diajak berbicara.

Kyuhyun pun bosan, ia tidak bosan kepada Sungmin tentu saja. Ia hanya bosan pada keletihan hatinya setiap menghadapi ketidakstabilan emosi Sungmin. Kyuhyun butuh untuk menghibur dirinya sendiri. Saat seperti itulah Changmin mengajaknya mengikuti reuni teman-teman semasa kuliahnya, dan disanalah ia kembali bertemu Han Seungyeon. Han Seungyeon yang sekarang tidak lagi menolak Kyuhyun seperti masa kuliah dulu, Seungyeon yang sekarang menempeli Kyuhyun kemana saja. Tidak melepaskan Kyuhyun di seujung matanya sekalipun, dan Kyuhyun pun tidak keberatan akan itu. Saat ia terbangun pagi harinya, ia baru menyadari inilah reuni spesial yang pernah disinggung oleh Seungyeon berminggu-minggu lalu.

Reuni spesial yang membuat mereka berakhir di ranjang sebuah kamar hotel, tanpa sehelai pakaian pun, dan terbangun dalam keadaan berpelukan. Kyuhyun mengutuk dirinya sendiri, bukan karena dia telah meniduri wanita lain, tapi karena ia ingat sudah 2 hari ia tidak melihat keadaan Sungmin. Tidak mendampingi Sungmin, tidak memastikan calon pengantinnya itu untuk makan dengan baik dan tidur dengan cukup. Dengan terburu-buru Kyuhyun mengenakan pakaiannya, pergi dari tempat itu. meninggalkan Seungyeon yang masih tertidur, tanpa tahu Seungyeon yang menyimpan dendam kepada Sungmin. Seungyeon tidak mengenal Sungmin sebenarnya, hanya saja Kyuhyun terus meracaukan nama itu di atas tubuhnya semalam.

.

.

.

Sepanjang perjalanannya menuju flat kecilnya, flat yang juga ditempati Sungmin kini, Kyuhyun terus merapalkan doa agar Sungmin tidak bertanya kemana ia 2 hari ini. Agar tidak ada keributan besar di antara mereka. Kyuhyun tidak pernah berbohong kepada Sungmin sebelumnya, sungguh ia tidak tahu harus membuat alasan macam apa untuk menutupi ketidakhadirannya 2 hari belakangan. Tetapi ketika Kyuhyun membuka pintu flatnya, bukan pertanyaan penuh kecurigaan dari Sungmin yang ia terima, ia bahkan tidak bisa menemukan Sungmin di manapun di dalam flatnya. Kyuhyun meneriakkan nama Sungmin berkali-kali, tapi tetap tidak ada balasan.

"Kyuhyun, Cho Kyuhyun-ssi," sungguh ini bukan waktu yang tepat untuk menerima tamu.

Tetapi wanita 40-an yang rupanya tetangganya itu sudah terlanjur masuk ke dalam flatnya, yang sialnya ia lupa menutupnya tadi.

"Ahh Bibi, ada yang bisa saya bantu?" Kyuhyun mencoba bersikap ramah kepada tamunya.

"Aku hanya ingin memberitahumu, teman sekamarmu, Lee Sungmin itu sedang ada di rumah sakit. Ia terjatuh di tangga kemarin, dan sepertinya ada luka dalam di organ perutnya, entahlah aku tidak mengetahuinya karena dokter tidak mau memberitahukannya kepadaku mengingat aku bukan keluarganya. Sepertinya dokter sangat membutuhkan pihak keluarganya untuk segera menentukan tindakan, suamiku sedang menungguinya di rumah sakit jika ada keperluan yang dibutuhkan oleh Sungmin."

Kyuhyun tidak menunggu tetangganya itu untuk bercerita lebih panjang, ketika ia buru-buru keluar flatnya. Pergi ke rumah sakit yang ia sendiri tidak tahu dimana tepatnya, pikirannya hanya tertuju kepada Sungmin. 2 hari ia meninggalkan Sungmin, 2 hari ia bersenang-senang dengan teman kuliahnya, meniduri gadis lain, dan Sungmin yang terluka? Jika Tuhan ingin membalasnya harusnya ia saja yang dicelakai, bukan Sungmin.

.

.

.

"Sungmin, kita tentukan tanggal pernikahan kita ya? Tidak masalah jika tidak ada yang hadir, asal kita menikah," ujar Kyuhyun sambil mengupas apel di sebelah Sungmin yang terbaring di atas ranjang rumah sakit.

Sungmin yang daritadi terdiam beralih menatap Kyuhyun, membuat Kyuhyun melemparkan senyumnya kepada Sungmin. Sejak di rumah sakit Sungmin memang banyak terdiam dan tidak peduli dengan sekitarnya, termasuk Kyuhyun. Dan melihat Sungmin yang mau memberikan sedikit perhatian kepadanya, tentu saja membuat Kyuhyun senang.

"Mengapa kesannya terburu-buru?" tanya Sungmin.

"Ini tidak terburu-buru, Min. Kita sudah merencanakan pernikahan ini sejak berbulan-bulan lalu, aku hanya ingin kita hidup bersama dengan memiliki ikatan."

Kyuhyun mengamati raut wajah Sungmin yang sama sekali tidak menggambarkan apapun, Sungmin tertunduk meremas sisi-sisi selimutnya.

"Tapi aku sudah tidak punya apa-apa, aku sudah kehilangan segalanya," bisik Sungmin hampir tidak terdengar.

Kyuhyun beranjak duduk di ranjang Sungmin, membawa Sungmin untuk duduk dan memeluknya erat. Suaranya bergetar ketika ia berbicara, entah karena merasa sedih atas Sungmin atau merasa bersalah.

"Dengar Sungmin, aku mencintaimu sejak pertemuan pertama bahkan sebelum aku mengetahui kau mempunyai keistimewaan, kau mempunyai rahim. Dan aku ingin menikahimu bukan karena aku tahu kau memiliki rahim, tapi lebih dari itu, aku ingin terus ada di sisimu begitupun saat ini."

Kyuhyun merasakan basah di bahunya, Sungmin menangis. Ini pasti berat untuk Sungmin, Kyuhyun tahu Sungmin selalu mengatakan tubuhnya memiliki kelainan karena rahim tetapi alam bawah sadarnya menganggap rahim itu istimewa. Dan ketika rahim Sungmin sudah tidak ada, Sungmin menjadi terguncang. Tanpa Sungmin mengatakan kepedihannya, Kyuhyun sudah bisa merasakan.

Kecelakaan yang menimpa Sungmin hari itu menimbulkan luka dalam di bagian perutnya, Sungmin pikir ia hanya mengalami sakit perut biasa karena benturan. Membuatnya tidak perlu melakukan pemeriksaan yang serius, ia hanya diam menunggu Kyuhyun pulang dan berpikir. Sungmin bukannya tidak sadar Kyuhyun pergi dari rumah seharian ini karena ingin menghindarinya, Sungmin pun sadar akan emosinya yang tidak stabil dan membuat Kyuhyun tidak nyaman dengannya. Tetapi Sungmin terlalu banyak berpikir hingga tidak sadar apa yang terjadi pada tubuhnya.

Ia demam tinggi dan kejang keesokan harinya, tanpa ada siapapun yang tahu. Jika saja bibi sebelah flat Kyuhyun tidak memiliki niat untuk menjenguk Sungmin yang kemarin mengalami kecelakaan, mungkin Sungmin sudah tidak tertolong. Sungmin dilarikan ke rumah sakit saat itu juga, tapi semua sudah terlambat. Sungmin mengalami luka berat di rahimnya akibat benturan, karena tidak mendapatkan pertolongan yang cepat luka di rahim Sungmin terinfeksi dan hampir membusuk . Sepanjang hari sebelum Kyuhyun menemuinya Sungmin terus mengalami pendarahan, dokter membutuhkan tindakan cepat, tidak ada tindakan lain selain mengangkat rahim Sungmin. Tetapi dokter tidak bisa melakukan itu tanpa persetujuan keluarga Sungmin.

Kyuhyun semakin mengeratkan pelukannya saat ia mendengar isakan pelan Sungmin. Ia merasa sangat bersalah, seandainya hari itu ia tidak menerima ajakan Changmin, seandainya 2 malam itu tidak ia habiskan bersama Seungyeon, mungkin Sungmin tidak harus kehilangan rahimnya. Setidaknya jika saja Kyuhyun sehari lebih cepat mendatangi Sungmin, Sungmin tidak perlu kesakitan, kehilangan banyak darah dan hampir mati. Tapi Kyuhyun hanya bisa menyimpan penyesalannya sendiri, jika tidak Sungmin mungkin akan lebih hancur dari ini.

"Kita menikah ya?" ajak Kyuhyun lagi, masih tetap dengan suaranya yang bergetar.

Tidak ada jawaban, Kyuhyun hanya merasakan Sungmin mengangguk di pelukannya. Mulai hari itu Kyuhyun bertekad, apapun yang terjadi pada mereka, penderitaan apapun yang mereka alami, perubahan apapun yang terjadi pada Sungmin, Kyuhyun bersumpah pada dirinya tidak akan berpisah dengan Sungmin.

.

.

.

Pagi itu, sendirian Sungmin berjalan menyusuri area pemakaman menuju peristirahatan ayahnya. Sudah 2 bulan sejak ayahnya meninggal, dan Sungmin tidak pernah sekalipun menjenguk makam sang ayah, ia rasa ia tidak cukup mempunyai kekuatan. Tapi berbeda dengan saat ini, 4 hari lagi adalah hari pernikahannya dengan Kyuhyun. Pernikahan ini tidak hanya dinantikan olehnya tetapi juga oleh ayahnya, terlepas akan ada yang menjaga Sungmin untuknya, ayah Sungmin juga menyayangi Kyuhyun seperti anaknya sendiri. Tidak ada aura suram dari wajah Sungmin, mungkin juga tidak ada orang seceria Sungmin yang datang ke pemakaman sore ini. Tentu saja, ini karena Sungmin membawa kabar gembira untuk ayahnya itu.

Tetapi langkahnya terhenti ketika ia menemukan pigura baru di pemakaman ayahnya, itu bukan pigura foto ayahnya. Sungmin bergegas berjalan mendekat. Tidak bisa menutupi keterkejutannya, Sungmin menutup mulutnya yang terbuka dengan telapak tangannya, mendadak tenggorokannya terasa kering, rasanya ia tercekik ketika melihat foto yang terpasang di pigura itu. Sungmin kesulitan bernapas hingga ia tersedak, buru-buru ia melepas pigura yang terpasang di makam ayahnya. Itu adalah foto Kyuhyun bersama wanita yang mereka temui di taman beberapa bulan yang lalu, Han Seungyeon. Ini bukan foto biasa yang sampai membuat kehilangan napasnya sesaat lalu, ini foto Kyuhyun yang sedang tidak berbusana berpelukan dengan wanita itu. Jemari Sungmin beralih menyentuh bagian bawah foto itu, 19 Agustus 2013. Itu sebulan lalu saat Kyuhyun tidak pulang hingga 2 hari. Sungmin sontak menjatuhkan pigura itu hingga pecah, kakinya yang lemas jatuh berlutut, hingga dahinya membentur marmer makam ayahnya sendiri.

Sungmin bahkan tidak bisa merasakan perasaannya sendiri, Sungmin mati rasa. Ini bukan lagi tentang pengkhianatan, ini sudah melukai harga dirinya, harga diri ayahnya. Ayahnya, pria yang susah payah untuk memiliki anak di usianya yang ke 40 bahkan harus merelakan istrinya meninggal demi anaknya, demi Sungmin. Ayahnya yang sepanjang hidupnya menghujani Sungmin dengan cintanya. Ayahnya yang memberi kebebasan kepada Sungmin untuk menempuh jalan kehidupan seperti apapun. Sungmin tidak akan memaafkan siapapun yang melukai ayahnya. Tidak juga Kyuhyun.

Sungmin tidak akan melepas Kyuhyun, jika wanita itu menginginkan Kyuhyun. Tidak jika melepas Kyuhyun artinya membiarkan lelaki itu bisa berbahagia sebebasnya, Kyuhyun harus membayar ini semua seumur hidupnya. Sungmin tidak akan menyerahkan Kyuhyun kepada wanita manapun bagaimanapun caranya. Jika perlu Sungmin akan melukai Kyuhyun untuk mempertahankan lelaki itu di sampingnya.

.

.

Love – not dim and blind

But so far seeing that it can glimpse around corners,

Around bends and twists, and illusions

Instead of overlooking faults, love sees through them to the secret inside


T B C


Hai...hallo nice to see you again.

Sebenarnya twoshoot ini sudah selesai bulan lalu, mau saya posting tepat di ulang tahun saya tanggal 24 September dengan tujuan pemanasan mau comeback setelah hiatus. Ternyata eh ternyata saya (kita semua) dapat pukulan keras waktu itu, jadi ilang minat deh nge-fanfic lagi.

Tapi ehh tapi, saya mah mau dipukul berapa kali ya tetap bebal juga. Saya tetap ngebias Sungmin, saya tetap ngeship KyuMin, dan saya tetap jadi ibu rumah tangga hahahah

Ah ya sudahlah, jadi twoshoot ini tentang KDRT ya. Kyuhyunnya yang di-KDRT-in Sungmin, nggak biasanya ya? Feeling saya waktu itu emang nunjukkin Kyuhyun lagi pantes banget dianiaya, wajahnya yang memelas itu, suka mojok sendirian, membentengi dunianya sendiri kayak bukan Kyuhyun. Tadinya mau oneshoot, ternyata jadi panjang banget ya sudah dipotong jadi twoshoot. Kalo nggak lupa lanjutannya saya posting pas weekend ya, kalo nggak lupa.

Banyak yang ngeluh author KyuMin rombongan hiatus, jangan sedih ya semangatin terus. Kalo ada author baru, ato lama, udah punya nama atau baru merintis jadi author, tolong dukungannya untuk mereka.

Terima kasih