Heartache

Aku berharap aku bisa membalikkan waktu, kembali di saat kau jadi milikku. Penyesalan yang didapat berubah menjadi air mata. Senyumanmu di hari itu berubah menjadi kenangan. Hanya dirimu yang mengisi hatiku dan kini kau pergi. Ini sangat menyakitkan. Aku ingin segera melupakanmu.

.

..

...

...

Perawat yang sedang berjaga segera membawa Naruto menuju ruang gawat darurat. Gaara mondar-mandir di depan ruang gawat darurat, ia tak berhenti melantunkan doa agar Naruto baik-baik saja.

"Dok, bagaimana keadaan kekasih saya ?"

"Hhh, penglihatannya mengalami masalah. Apa sebelum ini dia mengalami kecelakaan atau sesuatu ?"

"Dia mengalami pengeroyokan 1 bulan yang lalu. Tapi ia tak pernah bercerita mengenai matanya"

"Apa masalah pada penglihatannya parah ?" lanjut Gaara

"Kemungkinan besar ia akan mengalami kebutaan permanen"

.

Bahu Gaara merosot, mengapa masalah datang terus menerus ? Mengapa waktu tak membiarkan mereka bahagia walau hanya sedetik ? Sesulit inikah jalan yang ditempuh untuk mereguk kebahagiaan bersama orang yang dicintainya ?

.

.

.

.

Sebulan sudah Naruto kehilangan penglihatannya. Pernikahannya pun terpaksa diundur karena ia belum siap menjadi pendamping Gaara dengan keadaan seperti ini. Padahal Gaara sama sekali tak mempermasalahkan hal itu, bagi Gaara selama hati Naruto masih menjadi miliknya tak ada yang perlu dikhawatirkan. Gaara tak membutuhkan kesempurnaan dari seorang Naruto, ia hanya butuh cinta dan kasih sayang.

.

Saat ini Naruto tengah menikmati hembusan angin yang membelai lembut wajahnya dari balkon mansion megah milik keluarga Sabaku. Sejak kebutaan yang dialami Naruto, Temari memaksa Naruto untuk tinggal bersamanya agar ia bisa merawat dan mengawasi Naruto. Temari bahkan mendatangkan guru dari London untuk mengajari Naruto agar ia tetap bisa melanjutkan sekolahnya.

"Naru.."

"Gaara ?"

"Kau sedang apa, heum ?" Gaara memeluk Naruto dari belakang dan menaruh dagunya pada puncak kepala Naruto

"Menikmati udara sore hari. Ada apa ? Dari nada bicaramu sepertinya kau tampak senang ?"

"Kau tau sayang ? Ada seseorang yang ingin mendonorkan matanya padamu"

"B-benarkah ?"

"Hmm, 2 hari lagi operasi akan dilakukan. Bagaimana ? Kau mau kan ?"

"Y-ya aku mau, aku mau"

"Tapi, siapa orang yang rela mendonorkan matanya untukku ?"

"Hhh, entahlah. Dokter bilang ia adalah pasien penyakit miokarditis"

"Semoga Kami-sama memberikan tempat yang terbaik untuknya"

"Ya, sayang"

.

.

.

.

2 hari berlalu begitu cepat. Jadwal operasi yang ditunggu-tunggu oleh pasangan ini akhirnya tiba juga. Keduanya ditemani Temari, Kankuro, Sai, dan Neji kini sedang berada di rumah sakit terkenal di Jepang.

"Kau siap, sayang ?"

"Aku siap"

"Berjuanglah, setelah itu kita akan hidup bahagia bersama selamanya"

"Ya, doakan aku Gaara"

"Pasti, sayang"

.

.

8 jam menegangkan yang dilalui oleh Naruto akhirnya terlewati. Operasi itu berhasil dengan baik. Namun untuk hasilnya belum dapat dipastikan. Gaara, Temari, Kankuro, Sai, dan Neji tengah berada di ruangan Naruto. Kelimanya terus memberikan semangat pada Naruto. Perban yang melilit matanya baru boleh dibuka esok pagi.

"Naru, beristirahatlah"

"Ne, aku mencintaimu"

"Aku lebih mencintaimu, sayang"

.

.

.

"Apa aku benar-benar bisa melihat lagi ?"

"Kau pasti bisa melihat lagi, sayang" Gaara menggenggam tangan Naruto

"Dokter sudah datang, sayang. Bersiaplah"

"Uzumaki-san, bagaimana perasaan anda saat ini ?"

"S-saya sedikit takut"

"Tenanglah, saya akan membuka perbannya sekarang"

.

Suzune, dokter mata yang menangani Naruto tengah membuka perban yang menutupi mata Naruto dengan dibantu oleh seorang perawat. Gaara mengelus punggung tangan Naruto untuk menenangkannya.

"Nah, Uzumaki-san sekarang buka mata anda perlahan"

.

Naruto membuka matanya perlahan, mencoba untuk membiasakan matanya dengan cahaya yang mulai memasuki penglihatannya. Ia mengerjapkan matanya beberapa kali, sedikit demi sedikit semuanya menjadi jelas. Ia dapat melihat wajah kekasihnya yang tampan dan mempesona lagi. Senyumnya merekah.

"Sayang, kau bisa melihat lagi kan ?"

"Ya, a-aku bisa melihat lagi Gaara" Naruto memeluk Gaara erat dan membuat Suzune yang berada di ruangan itu tersenyum penuh arti.

"Ekhm, maaf mengganggu momen kalian tapi ada sesuatu yang ingin kusampaikan"

"Ada apa, Suzune-san ?"

"Orang yang mendonorkan matanya padamu menitipkan ini" Suzune menyerahkan kotak kecil berwarna orange pada Naruto. Naruto baru saja ingin membuka kotak itu namun..

"Jangan !" cegah Suzune

"Kenapa, Suzune-san ?"

"Ia berpesan bahwa kau boleh membukanya disaat matahari menangis"

"Matahari menangis ? Apa maksudnya ?" tanya Gaara

"Entahlah, dia hanya mengatakan hal itu"

"Baiklah, saya rasa tugas saya disini sudah selesai. Saya pergi dulu"

"Terima kasih, Suzune-san" ucap Gaara dan Naruto bersamaan

.

"Gaara, kira-kira apa maksud orang itu ya ?"

"Entahlah, Naru"

"Gaara, mengenai pernikahan kita..."

"Pernikahan kita akan dilaksanakan 1 minggu lagi" tegas Gaara

"1 minggu lagi ? Bagaimana dengan sekolah kita ?"

"Kita bisa mengurus hal itu nanti. Kau meragukan kekuatan keluarga Sabaku, heum ?"

"Tidak, tentu saja tidak"

.

.

.

1 minggu telah terlewati, waktu yang dinantikan oleh Gaara dan Naruto akhirnya tiba. Keduanya melangsungkan pernikahan mewah nan megah di London. Mereka bahkan mengundang lebih dari 2000 undangan. Sungguh luar biasa.

Naruto menggunakan setelan jas berwarna putih gading sementara Gaara menggunakan setelan jas berwarna hitam yang menunjukkan sisi maskulinnya. Janji suci telah diucapkan, keduanya kini telah terikat dalam sebuah ikatan pernikahan. Riuh tepuk tangan memenuhi gedung tersebut hingga sebuah suara...

'DOOOOR'

.

Naruto mencari sumber suara itu, entah mengapa ketakutan menyelimuti hatinya. Ia berlari menuju kerumunan orang di dekat pintu gedung itu. Ia menemunkan Sasuke tengah terbaring di lantai yang dingin dengan luka di dada kirinya.

Ia telah mengingatnya, memorinya bersama Sasuke telah kembali. Namun mengapa memori itu kembali dengan cara seperti ini ?

.

"Sa-sasuke ?"

"N-naru k-kau sudah mengingatku ?"

"Hiks, kenapa kau lakukan ini ?"

"K-karena a-aku mencintaimu"

"K-kau boleh membuka kotak itu sekarang s-sebab matahariku sedang menangis saat ini"

"S-sasuke ? Jadi kau yang mendonorkan-"

"A-aku senang walau aku akan mati namun aku masih bersamamu dengan m-menjadi matamu. Ughh.. Uhuk uhuk"

"Sasuke bertahanlah ! Siapa saja, cepat panggilkan ambulance ! Kumohon"

"N-naru, aku berharap aku bisa membalikkan waktu, kembali di saat kau jadi milikku. Penyesalan yang didapat berubah menjadi air mata. Senyumanmu di hari itu berubah menjadi kenangan. Hanya dirimu yang mengisi hatiku dan kini kau pergi. Ini sangat menyakitkan"

.

.

.

.

"Gaara, aku ini jahat ya.."

"..."

"Ia sangat mencintaiku tapi aku malah menyianyiakannya begitu saja"

"..."

"Seandainya saja-"

"Cukup, Naru. Sasuke sudah pergi, kita harus merelakannya"

"Tapi.."

"Kenapa kau tak membuka hadiah terakhir darinya ? Mungkin saja ada sesuatu yang ingin disampaikannya"

.

Naruto mencari kotak mungil berwarna orange dan membukanya perlahan. Sebuah kotak musik berwarna senada. Naruto membuka kotak musik itu dan sebuah lagu mengalun lembut.

.

.

Mereka bilang bahwa waktu menghapuskan rasa sakit

Tapi aku masihlah sama

Dan mereka bilang bahwa aku akan temukan dirimu yang lain

Itu tak benar

.

Mengapa tak aku sadari ?

Mengapa aku berbohong ?

Ya, aku berharap aku bisa melakukannya

Membalikkan waktu

Kembali ke saat kau jadi milikku

.

Jadi inikah sakit hati ?

Jadi inikah sakit hati ?

Penyesalan yang didapat berubah menjadi air mata,

.

Jadi inikah sakit hati ?

Jadi inikah sakit hati ?

Senyumanmu di hari itu berubah menjadi kenangan

Aku merindukanmu

.

Hanya dirimu yang mengisi hatiku dan kau pergi

Hanya dirimu yang bisa menyentuh hatiku

Oh sayang

.

Tak ada lagi, tak ada apapun lagi

Ya, aku harap aku bisa melakukannya lagi

Membalikkan waktu

Kembali ke saat dirimu jadi milikku

.

Sangat sulit untuk dilupakan

Simpul itu mengikatku erat

Ya, sangat sulit untuk dilupakan saat semakin kuat aku menariknya

.

Dirimu dan segala penyesalan

Semakin tak mungkin terlepaskan dan akhirnya kita berpisah

Sekarang terasa sakit, ini menyakitkan

Aku ingin segera melupakanmu

.

Jadi inikah sakit hati ?

Jadi inikah sakit hati ?

Senyumanmu di hari itu berubah menjadi kenangan

Aku merindukanmu

Aku merindukanmu

Aku merindukanmu

Aku merindukanmu

.

.

.

Gaara memeluk Naruto yang tak berhenti menitikkan air mata karena mendengar lantunan melodi lembut nan menyentuh. Keduanya merasa sangat bersalah karena menyakiti si bungsu Uchiha. Namun semuanya telah terjadi, tak ada lagi yang dapat mereka lakukan. Mereka hanya bisa berdoa agar Kami-sama memberikan tempat terbaik untuk orang yang baik seperti Sasuke.

.

.

.

Dua orang bersurai kontras tengah berada di samping pusara si bungsu Uchiha. Keduanya menatap pusara itu penuh sesal. Takdir mempermainkan mereka bertiga, bahkan takdir merenggut aura kehidupan milik si bungsu Uchiha.

Langit mulai menghitam, awan-awan mengeluarkan beban dalam tubuhnya, tetes demi tetes liquid bening terbang ke bumi membasahi segala sesuatu disana. Terdengar kalimat yang menyentuh setiap jiwa yang mendengarnya.

.

Kau terbang jauh sebelum aku sempat berkata

Terenggut sebelum waktumu menuju awan

Dari sini aku melihat sesuatu yang seharusnya tak terlihat

Banyak malam berlalu, aku tak bisa bertemu denganmu lagi

Kini kau pergi, meninggalkan lagumu

Apa yang bisa kulakukan dengan rasa sesal ini ?

Sekarang kau pergi, benar-benar pergi

Aku harus menyusuri jalan yang berbeda denganmu

Selalu tanpa peringatan terlebih dulu

Dan setelah semuanya dicuri, air mata kesedihan meluap

Waktu baru saja meninggalkanmu di belakang

Aku tak tau mengapa aku bisa menerima sesuatu yang tak kumengerti

Aku harap kau tersenyum, Sasuke

.

.

.

.

.

Yo Yo Yo~

Aika nganter chapter terakhir dari fic ini..

.

Aika mau bales review dulu ahh~~

Guest ( Aicinta ) : jangan benci sama gaara T.T gaara hanya menjalankan skenario dari Aika. Namanya juga anemia ehh amnesia maksudnya XD jadi gak ingat apa-apa.

blackeyes947 : 100 rupiah buat kamu wkwk.. Aika emang OOR'er dan fic ini terinspirasi dari lagu mereka tapi jalan ceritanya ori dari sini #nunjuk kelapa XD.. Umm Aika nggak janji yaa soalnya bentar lagi Aika bakal menghadapi T.O.. Gomen hontou ni gomenasai T.T

Guest : Gomen kalau Aika bikin kamu kecewa.. Kalau dari chap awal sampai akhir SasuNaru semua, konfliknya dimana dong ? Gomen pair akhirnya Aika buat GaaNaru supaya lebih heartache T.T

uzumakinamikazehaki : ini udah dilanjut ^^

suira seans : nyesek kenapa ? GaaNaru cocok kok, nggak kalah sama SasuNaru #dichidori Sasuke.. Endingnya udah ketahuan kan ? Aika buat jadi GaaNaru ^^

mifta cinya : hehe gomen untuk endingnya adalah GaaNaru ^^ btw, makasih atas sarannya kemarin wkwk

Retnoelf : ini udah dilanjut ^^

Guest : karena disuruh Aika wkwk.. Gomen tapi disini Naru married ama Gaara XD

Kim In Soo : bukan bukan bukan.. Naruto anemia ehh amnesia maksudnya XD ini udah dilanjut ^^

Little Kyung Kyung : Naruto mengalami anemia makanya lupa sama Sasuke.. Kalau nggak disiksa nanti nggak heartache dong #dichidori Sasuke.. Ini chap terakhirnya, semoga memuaskan ^^

.

Arigatou untuk reviewnya~

Makasih juga buat yang follow atau fav fic ini..

Makasih buat para siders..

.

Huaaaah akhirnya selesai juga..

Gimana chapter ini ? Aneh kah ?

Semoga chapter terakhir ini memuaskan buat para readers..

.

Aika boleh minta review lagi nggak ? Boleh yaa ? Boleh dong ?

Kalau nggak mau juga nggak apa-apa tapi harus tetap review *plaaak*

Aika tunggu lho reviewnya, tiada kesan tanpa reviewmu wkwk..

.

Aika pamit dulu, ne ?

Jaa ne~~ (^.^)/