RING OF DESTINY

.

.

Storyline: Giaoneesan a.k.a Aihara Kimisa

Pairing: Jung Yunho & Kim Jaejoong

Story ideas: Vea Kim-Kim YoonHye

Genre: Love romance

Rating: PG-16

Lenght: -

.

Part 1

.

Hujan rintik yang mengguyur jalanan kota Seoul tidak juga berhenti sejak dua jam yang lalu. Sesosok namja yang terlihat sendiri tengah menatap sendu basahan air yang terus saja menerpa pasir hitam dihadapannya. Sepasang doe eyes itu seolah kosong dan tak terisi, ada gurat pikiran yang tampak dalam wajahnya. Sesaat, tatapannya beralih mengarah pada hamparan langit yang bagaikan selimut dingin menggulungkan rasa sengatan pada sisi kulit putihnya yang hanya terbalut sebuah kemeja dengan paduan kaos V-neck berwarna hitam.

Klining

Mata doe itu mengerjab pelan ketika sebuah benda berputar-putar di depan mata kakinya sebelum akhirnya berhenti dan tergeletak begitu saja.

Tangan putih terbalut setelan kemeja panjang Jaejoong terulur mengambil benda yang berbentuk lingkaran berupa cincin itu. Ia sedikit tercenung dalam diam sembari berfikir. Tiba-tiba sebuah untaian senyum terlukis diatas bibir cherrynya. Jaejoong memperhatikan dengan seksama benda mungil ditangannya. sebuah cincin berwarna silver dengan berlian kecil sebagai matanya.

"Hyaaa, ini asli apa palsu? Benarkah ini cincin berlian yang harganya mahal?" guman pemuda manis itu sambil mempout berfikir.

Tak

Tanpa berfikir panjang, pemuda itu menggigit cincin dalam genggamannya. "Sepertinya ini benar-benar asli. Bagaimana kalau dijual? Pasti bisa mendapatkankan uang untuk melunasi biaya administrasi semesteranku." Jaejoong mengangguk sembari tersenyum, ia melangkah meninggalkan halte tempatnya berteduh, menerobos rintikan hujan yang tidak kunjung berhenti menyiramkan tetesannya.

.

Ring Of Destiny

Gia

.

Some time ago ..

"Oppa, apakah harus memakai cincin itu saat menemui eommonim nanti?"

Yunho melirik sosok gadis disampingnya dan tersenyum. "Tentu saja Yoon-ah. Itu cincin turun temurun dari keluarga Jung. Kau harus memakainya untuk menjadi menantu keluarga Jung."

"Baiklah, berikan padaku biar aku memakainya sekarang." Pinta gadis bernama lengkap Kim YoonHye, yang tak lain adalah yeojachingu Yunho. Ia menunggu sampai namja brunette disampingnya merogoh saku jasnya dan mengeluarkan sebuah kotak beludru merah kecil.

"Biar aku yang memakaikannya." Ujar Yunho, namun YoonHye menggeleng. "Anya, oppa menyetir saja, biar aku pakai sendiri."

Gadis itu membuka kotak kecil dalam genggamannya. Ekspersi pertama yang muncul adalah sebuah bibir yang mencebil dan raut wajah yang sulit diartikan. Yunho melirik sosok disampingnya yang terdiam sambil menatap cincin milik keluarganya. "Kenapa tidak langsung dipakai Yoon-ah? aku ingin melihat pas atau tidak?"

Gadis itu menggeleng dan mendesah berat. "Cincinya jelek. Tidak elegan dan sudah kuno sekali. Aku tidak mau memakainya, nanti jariku tidak terlihat cantik lagi. Shieroo."

"Tapi itu cincin milik eomma Yoon-ah, kau harus memakainya saat bertemu dengan eomma nanti. Disitu juga terukir nama marga Jung. Eomma tidak akan suka kalau kau tidak memakainya."

"Shieroo! Aku tidak mau memakainya. Cincinnya jelek dan tidak berkelas nanti tanganku bisa gatal-gatal." Tolak YoonHye dan mendengus. Yuho menggeleng, kekasihnya benar-benar keras kepala.

"Kim YoonHye, cepat pakai cincin itu atau kita gagal bertemu eomma dan pernikahan kita juga gagal. Kau mau itu terjadi?"

"Aku bilang tidak ya tidak! Titik!"

"Pakai Yoon-ah."

Merasa jengah dengan perintah namjachingunya, gadis itu langsung membuka jendela kaca mobil hingga tetesan air gerimis sedikit masuk kedalam mobil lalu menerpa wajahnya. Hal selanjutnya yang terpikir olehnya adalah meluapkan rasa kesalnya.

Seet

Puk

Cincin bersimbol keluarga Jung itu sukses terlempar keluar dari jendela kaca mobil dan melesat terbawa angin membuat gadis berkulit putih itu tersenyum puas.

"YAK! Apa yang kau lakukan hah?" YoonHye menutup kedua telinganya saat namja yang duduk distir kemudi itu berteriak.

"Kenapa berteriak begitu oppa? Kau mau membuatku tuli? Aishh!"

Chiiiiiiiittttttt

Yunho menghetikan mobil audi metalic miliknya dan menatap tajam gadis berhasel bening itu. "Ambil cincin itu." perintahnya.

YoonHye menelan salivanya, namun gadis itu menggeleng dan memilih berdiam diri sambil bersedekap dada serta menatap lurus gerimis lewat kaca depan mobil.

"Mau mengambilnya atau kita akhiri hubungan kita sampai disini." Gertak Yunho masih menatap tajam YoonHye.

Tsk..

Yunho berdecak saat mendapatkan gelengan kepala atas jawaban pertanyaannya. "Baiklah jika itu maumu." Namun tidak lama setelah itu, Yunho terkesiap begitu mendapati wajah kekasihnya yang tampak nanar ketika pandangan mata mereka saling berhadapan.

"Yoon-ah .."

"Demi Tuhan oppa, hanya karena sebuah cincin? Geure, kita berpisah saja! Aku muak dengan peraturan aneh keluargamu itu, belum bertemu saja sudah seperti ini, bagaimana nanti setelahnya? Aku menyerah saja, annyeong oppa!"

Brak

Yunho terpaku, pikirannya runyam begitu saja saat mendengar gadisnya berkata demikian. Ia bahkan bergeming melihat YoonHye membuka pintu mobil dan melenggang pergi. Ia masih terdiam sampai mata musangnya menangkap sosok gadis itu menangis dan mencegat sebuah taksi yang berhenti tepat didepan mobilnya yang terparkir dipinggir jalan dekat halte bis.

Seakan baru tersadar dari dunianya, Yunho buru-buru membuka pintu mobil dan langsung berlari mengejar taksi yang beberapa saat lalu ditumpangi kekasihnya atau mantan yeojachingunya mungkin? Mengabaikan rintikan hujan yang masih mendera. Wajah fristasi tercetak jelas dalam ekspresinya.

"Yoon-ah! KIM YOONHYE!

Arggghhh!

Shitt!

Damn!

Berbagai rutukan dan umpatan terlontar dari bibir unik berbentuk hati itu. Yunho tertegun saat teringat pada cincin milik keluarganya. Ia berbalik lantas menuju tempat dimana YeonHye membuang cincin berharga itu.

Aish!

"Dimana dia membuang cincin itu? eomma akan membunuhku kalau tau apa yang terjadi hari ini. Gagal membawa calon menantu serta cincin keluargapun hilang. Aish!"

.

.

.

Pria berwajah androgini itu berdiri didepan sebuah tempat bertuliskan Jewels Jung Fashion sambil menggigit bibir ranum merahnya. Setelah pulang ke rumah sewanya, ia membersihkan diri serta mengganti pakaiannya yang basah. Beruntung hujan sudah reda setelahnya. Namja berkeping doe itu menelan salivanya dan melangkah maju memasuki toko perhiasan yang cukup terkenal menurutnya.

Sriittt

Jaejoong sedikit terkagum dengan pintu yang bergeser sendiri itu. Ia disambut seorang yeoja berpakaian resmi toko dengan senyuman dan bungkukkan hormat dari pegawai toko.

"Ada yang bisa saya bantu tuan?" tanya seorang yeoja pegawai dalam toko perhiasan yang tengah tersenyum manis pada Jaejoong.

Jaejoong sedikit ragu, masalahnya ia akan menjual cincin yang tidak disertai surat-surat atau keterangan apapun, takutnya akan terjadi hal fatal. Misalnya saja dituduh mencuri atau apa. Pemuda cantik itu kembali menatap yeoja dihadapannya.

"B-begini nona, a-aku ingin menjual cincin ini. Tapi aku tidak mempunyai surat-surat atau keterangannya. Apakah bisa?" Jaejoong bertanya dengan ragu dan memperhatikan ketika pegawai wanita itu mengecek cincin yang baru saja diserahkannya. Yeoja itu mengerutkan kening lalu menatap wajah Jaejoong dengan seksama, ia juga mengangkat garis matanya.

"Tuan, mohon tunggu sebentar. Mari ikut dengan saya, saya ingin mengecek terlebih dahulu cincin ini." Ucap yeoja itu. Jaejoong berjalan mengikuti pegawai wanita itu hingga tiba didepan sebuah pintu besar coklat.

"Silakan duduk tuan, saya tidak akan lama."

"Nde.. "

Jaejoong menatap beberapa lukisan elegan yang terpajang di setiap dinding. Ia memperhatikan pegawai wanita yang berada didalam sebuah ruangan dengan pilar-pilar yang sedikit terbuka, hingga membuat sepasang mata doenya bisa melihat dua orang yeoja yang sedang beragumen didalam ruangan itu.

Damn,

Jangan sampai ada sesuatu yang terjadi setelah ini, Jaejoong merasakan firasat buruk sekarang. Tiba-tiba hatinya berdetak tidak menentu.

Tap

Tap

Tap

Suara langkah kaki itu mengalihkan perhatian Jaejoong. Ia menoleh dan menangkap sebuah sepatu gold high heels tepat berdiri dihadapanya. Jaejoong langsung bangkit berdiri lalu membungkuk, merasa ini adalah etika sopan santun yang paling baik saat menyadari bahwa orang yang ada dihadapannmu adalah orang penting dan berkuasa. Dilihat dari kualitas barang yang dipakaiannya, menunjukkan wanita yang sekarang berada dihadapannya adalah dari kalangan atas. Pikir Jaejoong membenarkan pendapatnya.

Mata bulat setajam iris kucing itu menatap Jaejoong dari ujung kaki hingga ujung kepala. Seolah menilai sesuatu dalam diri Jaejoong. Namun tiba-tiba sesuatu yang tidak terduga terjadi.

Kyaaaa

Grep

"Selamat datang menantu idamanku."

Cup

Jaejong terbelalak seolah lupa bagaimana caranya bernafas ataupun bergerak. Wanita berpenampilan elegan itu tiba-tiba memeluknya dan mengecup kedua pipinya? For God sake apa yang sebenarnya terjadi sekarang? Menelan ludah, hanya itu yang mampu Jaejoong lakukan.

How Dear?

Lalu menantu? Jaejoong merasa telinganya belum tuli, jelas-jelas ia mendengar yeoja itu memanggilnya menantu? Apa maksudnya?

"Akhirnya eomma bertemu denganmu sayang, ini pasti ulah Yunho yang menyuruhmu datang kemari untuk menemuiku secara langsung dengan alasan menjual cincin ini. Ayo sekarang mana tanganmu, eomma akan sangat bahagia melihat menantu eomma memakai cincin kebanggaan keluarga Jung."

Tik

Cincin silver itu kini melingkar indah dijari manis Jaejoong, sementara pemiliknya hanya menelan saliva dan tertegun heran.

"Ajhuma.. aku bukan_" Jaejoong berusaha menyangkal dengan menggelengkan kuat kepalanya. Namun wanita bermata kucing itu justru menatap jemarinya dengan pandangan berbinar.

Kyaaa

"Sangat pas dan cocok untukmu sayang. Kau sudah pasti adalah menantu umma. Kajja kau harus ikut umma sekarang." Simpul wanita itu lagi membuat wajah Jaejoong semakin pucat.

Seet

"SeNa-ya, hari ini ku serahkan urusan toko padamu, aku akan mengajak menantuku kerumah. Hyaaaa.. kau sangat manis dan cantik sayang, Aigoo… Yunnie tidak salah memilih calon pendamping." Teriak wanita itu dan menggeret lengan Jaejoong hingga tidak bisa berkutik. Alih-alih memberontak, Jaejoong justru mengikuti wanita yang sedari tadi tidak berhenti mengembangkan senyum dan mengamit posessif lengannya.

.

.

.

"Chogy_" lagi-lagi Jaejoong mendesah frustasi melihat yeoja yang duduk disampingnya tengah sibuk tertawa dengan ponsel miliknya. Jemari berhias kutek merah menyala itu masih menggenggam tangan Jaejoong erat. Saat ini ia sedang berada didalam limousine mewah bersama seorang yeoja paruh baya yang berpenampilan sangat 'wah'.

Tiga puluh menit berlalu saat limousine itu akhirnya berhenti didepan sebuah bangunan besar yang membuat Jaejoong tidak berhenti menelan salivanya serta mengerjapkan kedua doe eyesnya lalu menganga takjub.

"Ayo sayang, rumah barumu sudah menunggu kekeke.. " tawa mengerikan membahana ketika wanita itu kembali menggeret lengan Jaejoong dan menarik posessif pemuda manis itu hingga semakin mendekati pintu raksasa yang entah kenapa membawa perasaan buruk di hati Jaejoong.

Omo!

'ini isatana apa rumah?' batin namja cantik itu tanpa bisa sedikitpun mengatupkan mulutnya yang sudah terserang syndrome takjub. Sebuah rumah megah seperti bangunan collosium yang pernah dilihat Jaejoong dalam buku atlas dunia miliknya. Tapi bagaimanapun rumah ini terlihat seperti sebuah penjara yang menyeramkan. Jaejoong kembali menelan saliva ketika wanita itu menariknya mendekati tangga spiral yang dibawahnya berderet puluhan maid berpakaian sama serta tersenyum padanya juga menunduk hormat.

Aigo

'semoga ini bukan rencana buruk Tuhan untukku.' Harap Jaejoong putus asa.

"Ayo sayang."

Kriet

Deritan suara pintu yang membuka, cukup terdengar nyaring. Wanita itu tersenyum dan mendorong tubuh Jaejoong hingga memasuki sebuah ruangan besar atau kamar? Doe eyes itu menatap takjub sebuah ranjang besar ditengah ruangan, sebuah living room dengan sofa serta tv dan seperangkatnya. Di meja nackhas ada sebuah vas bunga kosong, dua buah lampu hias dan di sudut terdapat dua pintu yang mungkin salah satunya adalah pintu kamar mandi.

Eohh?

Dimana wanita itu?

Pemuda manis itu menolehkan kepalanya kebelakang dan terhenyak begitu hasel gelapnya tidak menangkap sosok wanita yang bersamanya tadi.

"Sayang, pegang bunga ini dan masukkan kedalam vas itu, arrachi? Ppaliwa!" perintah wanita bermata kucing itu dengan senyuman manis yang membuat Jaejoong sedikit merasa mual mellihatnya. "Palli, umma tidak suka dibantah. Kajja!"

'Umma?' sejak kapan Jaejoong memiliki seorang umma yang tinggal di Seoul? Jelas-jelas ummanya ada di Chungnam sekarang. Sedang sibuk berdoa agar ia cepat lulus kuliah lalu bekerja dan mendapatkan uang untuk membangun rumah megahnya di Chungnam yang tiga bulan lalu hangus dilahap api karena ledakan gas. Masih beruntung kedua orang tuanya sedang berada di restoran milik keluarga sementara dirinya ada di Seoul menuntut ilmu. Kalau tidak, mungkin ia sudah menjadi yatim piatu sekarang.

Seolah tersadar, Jaejoong menghela nafas lalu mengangguk. Tidak ada salahnya menuruti apa yang wanita itu inginkan. Hanya menaruh setangkai bunga mawar putih diatas vas bunga di meja nackhas bukan? Ia berjalan menuju samping ranjang king size tanpa menyadari sebuah seringai serta tatapan penuh arti dari yeoja paruh baya itu.

BLAM

Jaejoong sontak terkejut begitu selesai menaruh setangkai mawar itu dalam vas bunga kemudian mendengar suara pintu yang berdentum menutup. Namja cantik itu langsung berlari kearah pintu dan meraih handle pintu.

Klek, klek

Aish

"Ajhuma! Buka pintunya. Ajhuma!" teriak Jaejoong sambil menggedor pintu. Mendadak wajah seputih susu itu terbelalak horor. Jaejoong menelan saliva dan menatap ngeri, ia mundur beberapa langkah hingga kakinya membentur tepi ranjang membuatnya terduduk diatas ranjang.

"Eomma... Joongie diculik ajhuma mesum!"

Brukk

Tubuh pemuda cantik itu terbanting keatas ranjang dengan pandangan kearah langit-langit. Jaejoong mengangkat telapak tangannya lalu doe eyesnya memicing memperhatikan cincin yang melingkar di jari manisnya.

Niatnya hanya ingin menjual cincin, tapi kenapa jadi begini? Apa yang akan terjadi setelah ini? Apa ia akan dijual keluar negeri? Di mutilasi? Di bunuh? Bahkan dijadikan barang lelang? Bagaimana nasib keluarganya di Chungnam nanti? Mereka pasti bisa langsung jantungan atau ayahnya bisa-bisa down ditempat.

Jaejoong bergidik ngeri membayangkan semua itu. Sampai akhirnya sepasang doe eyes itu terlelap dan terpejam seiring dengan irama deru nafas Jaejoong yang terdengar stabil.

.

Ring Of Destiny

Gia

.

"Aku pulang."

"Yunnnieee.. selamat datang sayang. Umma sudah melihatnya, benar-benar calon menantu idaman umma. Cantik, manis, kulitnya putih dan mulus. Jawaban umma ada di atas dalam vas bunga. Cepat kau lihat, dia juga sudah menunggumu sedari tadi." rentetan kata-kata Mrs. Jung membuat kepala Yunho seperti ingin meledak, wanita yang menjadi ibunya ini memang sangat cerewet.

Tunggu,

'Menantu? Cantik manis kulit putih dan jawaban dari ummanya. Apa YoonHye sudah berubah pikiran? Apa gadis itu sudah bertemu ibunya?' Yunho menggeleng dan menghapus pertanyaan-pertannyaan yang mengitari pikirannya.

"Maksud umma?"

"Aish anak bodoh, dari pada kau berdiri disini lebih baik kau melihatnya di kamarmu sekarang." Perintah Mrs. Jung dan mendorong tubuh putranya menaiki tangga spiral menuju kamarnya dilantai atas.

Omo

"Aish aku lupa menanyakan siapa nama menantuku? Sudahlah." Mrs Jung mengangguk sembari tersenyum memperhatikan punggung putranya yang sudah mencapai anak tangga menuju lantai atas, dimana sosok seseorang tengah berbaring didalam kamarnya. Seseoang yang tidak pernah dibayangkannya sebelumnya.

.

.

.

Ceklek

Krieett

Yunho membuka pintu kamarnya dengan pelahan. Ia menyembulkan kepalanya terlebih dahulu sembari melontarkan pandangan manik musangnya kesegala penjuru. Obsidian miliknya menangkap setangkai mawar di dalam vas bunga di atas meja nackhas.

'mawar putih'

Itu tandanya ibunya setuju dengan calon menantunya. Pandangan Yunho turun hingga menatap ke arah tempat tidurnya yang tidak kosong itu. Ia tercenung heran. Merasa penasaran, akhirnya namja tampan itu mulai melangkah memasuki kamarnya. Ia terus berjalan hingga tubuhnya tepat berdiri di samping tempat tidur.

Deg

Yunho tercekat, sosok yang sekarang berbaring di atas ranjangnya bukanlah yeojachingunya, melainkan sosok asing yang sama sekali belum pernah dilihatnya. Ia terpana dengan sosok yang ada dihadapannya.

'Sleeping beauty?'

Permukaan ranjang berderit saat namja bermata musang itu duduk ditepiannya. Dengan seksama manik musang Yunho menatap setiap inci bagian wajah sosok menawan yang menghuni tempat tidurnya. Ada sesuatu yang berdesir hangat saat Yunho memperhatikan sepasang mata yang terpejam itu. Wajah yang begitu damai, ia bahkan tidak menyadari ketika tangannya terulur lalu menyentuh permukaan kulit wajah tanpa cacat yang terlihat mengaggumkan.

Halus…

Kulit wajah yang tersentuh tangannya begitu halus dan lembut.

Deg

Srakk

Yunho terkesiap saat tiba-tiba sepasang keping hasel itu terjaga, memperlihatkan dua buah bola mata bening dan teduh yang mampu membuatnya terkesima. Sosok itu menepis tangannya yang beberapa saat lalu sempat merasakan betapa lembutnya kulit wajah itu.

"N-nuguseo?"

.

Ring Of Destiny

Gia

.

.

.


Kisah cincin yang baru. Setelah RING BINDER MATE, gia akhirnya nulis kisah lain dari episode cincin. Yup RING OF DESTINY. Dengan karakter peran utama yang berbeda. This story from Vea idea…Lets to know what happen after this…. ^_^

Kira-kiragimana ya reaksi Yunho? Trus gimana YunJae selanjutnya?

And This Fiction special for Me. Cz this is my special day ^^ You Know What I Mean…

Lanjutt

Thank You

Gia