A/N: Terima kasih yang sudah bersedia review, follow dan favorite, dan bagi para pembaca saya ucapkan banyak-banyak terima kasih yang bersedia dan masih setia menunggu untuk chapter ini.
Realization
Naruto © Masashi Kishimoto
Warning: OC, OOC, Typo (Maybe) and Etc.
xxxx
Chapter 6: Mission Part 2!
Tergeletak tidak berdaya, pemuda berambut raven diangkat oleh Naruto dan Kakashi masuk ke dalam tenda yang telah mereka dirikan sekitar 10 menit yang lalu.
Mereka berdua saling pandang satu sama lain ketika mereka membaringkan Sasuke ke dalam tenda, keduanya menghela nafas secara bersamaan.
Ingin rasanya mereka berdua tertawa saat mengingat kejadian beberapa waktu yang lalu, clan yang katanya clan elite di hajar habis-habisan oleh seorang bandit?
Bisa di bayangkan apa kata Uchiha Madara ketika mengetahui anggota clan-nya yang tersisa kalah dengan seorang bandit, bisa di pastikan ia akan berguling-guling di kuburannya meratapi nasib clan-nya.
Ada rasa bangga di dalam diri Jōnin yang merupakan salah satu pahlawan Perang Dunia Shinobi ke-3 saat melihat putra dari sang sensei berkembang pesat, ia tersenyum kearah Naruto, "Kerja bagus Naruto, aku tidak menyangka kamu berkembang begitu pesat, aku bangga padamu." kata Kakashi, 'Ayah dan Ibumu akan sangat bangga ketika melihatmu sekarang.' ia sangat ingin sekali memberitahukan Naruto bahwa ia adalah anak dari Minato dan Kushina, tapi karena peraturan dari Sandaime Hokage yang tidak memperbolehkan Kakashi mengatakan siapa orang tua pemuda di depannya membuat dadanya terasa sakit.
Ia tahu alasan sang Hokage tidak memberitahu Naruto siapa kedua orang tuanya? Karena jika publik tahu kalau Yondaime Hokage mempunyai keturunan, Naruto akan jadi korban penculikan dari desa lain atau yang lebih parahnya Naruto akan jadi korban pembunuhan yang di kirim desa lain.
Pemuda pirang menatap Kakashi yang tersenyum kepada dan mengatakan kalau ia bangga padanya membuat Naruto tersipu malu, ia senang ketika sang sensei memujinya dan mengatakan bangga padanya.
Selama hidupnya belum pernah seorang pun yang mengatakan seperti itu, "Terima kasih atas pujiannya Kakashi-sensei," kata Naruto yang masih tersipu malu, "Lagi pula Sakura-chan banyak membantuku." ia sangat berterima kasih pada Sakura yang memberikannya buku-buku mengenai beladiri secara cuma-cuma walaupun Naruto berniat membayar buku-buku tersebut.
Kakashi menaikan sebelah alisnya, "Apa maksudmu Sakura-chan banyak membantumu?" tanya Jōnin bermata satu penasaran.
"Andai Sakura-chan tidak membawakan buku-buku mengenai beladiri aku tidak akan pernah menciptakan teknik taijutsu milikku sendiri." jawab Naruto dengan bangga.
Pernyataan dari putra sang sensei-nya membuat Jōnin bermata satu terkejut, ia tidak percaya taijutsu yang di lakukan oleh Naruto saat melawan para bandit adalah taijutsu ciptaannya.
"K-kau menciptakan teknik taijutsu?" tanya Kakashi yang sedikit tidak percaya apa yang baru saja ia dengar, karena setahu ia untuk menciptakan sebuah taijutsu di butuhkan minimal 1 tahun, ia tahu betul soal itu, karena rivalnya yang berpakaian serba hijau menciptakan Gōken satu lebih tahun, dan kini di depannya sang murid menciptakan taijutsu kurang lebih beberapa minggu.
Naruto mengangguk, "Tentu saja sensei, tapi taijutsu yang aku buat belum sempurna. Salah satu teknik pamungkas taijutsu yang aku buat masih memakan setengah chakra yang aku punya." ia menghela nafas panjang ketika mengingat teknik pukulan yang ia asumsikan teknik membunuh membutuhkan setengah chakra untuk mengeluarkannya.
Kali ini jantung Kakashi hampir saja lepas dari tempatnya ketika Naruto berkata seperti itu, ia bisa melihat tidak ada kebohongan di mata Naruto ketika mengatakan itu.
"B-bisa kau tunjukan padaku teknik itu sekarang?" tanya Kakashi berharap, Naruto menaikan sebelah alisnya ketika mendengar sang sensei berkata seperti itu, "Tenang saja aku tidak akan memberitahukan siapapun." Kakashi mencoba menyakinkan muridnya.
Naruto menghela nafas, "Bukannya aku tidak mau menunjukannya, hanya saja aku tidak mau sensei menyalin teknik yang aku buat." katanya menyeringai ketika melihat wajah Kakashi terkejut.
Kakashi tersenyum malu ketika mendengar pernyataan seperti itu, ia tidak menyangka bahwa putra Yondaime Hokage mengetahui julukannya sebagai 'Kakashi no Sharingan'.
"Tenang saja Naruto, Sharingan tidak bisa menyalin teknik yang original." ia ingat betul bagaimana ia mencoba menyalin jutsu Rasengan milik Yondaime Hokage tapi tidak berhasil, dan ia belajar jutsu Rasengan dari sang sensei, dan itu memakan waktu sekitar satu tahun.
Mendengar ucapan dari Kakashi, Naruto terkejut dan merasa senang kalau tekniknya tidak bisa di salin oleh Sharingan karena teknik tersebut original.
"Baiklah kalau begitu, aku akan menunjukannya." kata Naruto tersenyum.
"Nah, karena kamu akan menunjukan teknik tersebut, aku akan memberikan ini padamu," Kakashi mengeluarkan sebuah gulungan lalu menyerahkannya pada Naruto, "Itu adalah salah satu variasi dari Kage Bunshin no Jutsu."
Naruto menatap gulungan yang ada di tangannya, ia tidak menyangka bahwa Kage Bunshin no Jutsu masih memiliki sebuah variasi lainnya, ia membuka gulungan tersebut dan membacanya.
Gulungan tersebut adalah Bunshin Daibakuha.
Naruto mulai membacanya, dan ternyata jutsu tersebut seperti bom waktu yang di setting untuk meledakan diri, 'Satu jutsu keren lagi yang aku punya.' ia memasukan gulungan tersebut kedalam kantong peralatan, "Baiklah ayo kita keluar." Kakashi mengangguk dan mengikuti Naruto keluar dari tenda.
Di luar tenda gadis berambut merah muda sedang membaca buku chakra control karya Tsunade, ia melihat Naruto dan Kakashi keluar dari tenda.
"Bagaimana keadaan Sasuke?" tanya Sakura menutup bukunya.
"Ia tidak apa-apa, hanya butuh istirahat selama 3 jam." jawab Kakashi, "Sakura bisa kamu tunggu kami sebentar, aku ada urusan dengan Naruto." Sakura mengangguk.
Kakashi memegang pundak Naruto kemudian menghilang meninggalkan kepulan asap. Mereka kini berada tidak jauh dari tenda.
"Apa itu tadi?" tanya Naruto, karena tiba-tiba ia sudah berada tidak jauh dari tenda.
Kakashi tersenyum ketika mendengar pertanyaan dari Genin berambut pirang, "Shunshin no Jutsu, kamu mau belajar?" Ia tahu saat melihat muka Naruto yang sepertinya ingin sekali belajar Shunshin no Jutsu.
Naruto mengangguk, "Tentu saja aku mau belajar." jawab Naruto antusias.
"Baiklah, tapi sebelum itu tunjukan teknik andalanmu dahulu, nanti setelah itu kita berlatih Shunshin no Jutsu." Naruto mengangguk lagi di sertai senyuman lebar.
Naruto memasang fighting stance-nya. Fighting Stance milik Naruto adalah kreasi miliknya sendiri. Tangan kiri lurus kedepan dengan jari tangan membentuk seperti cakar naga, sedangkan tangan kanannya berada di pinggang kanan dan membentuk sebuah kepalan tangan, kedua kaki Naruto di buat santai tapi penuh dengan kekuatan.
"Ryūken: Shiryū Enretsusen!" tangan kanan Naruto kini terdapat empat buah cincin, setelah menyebutkan nama jutsu-nya Naruto mengantamkan tinjunya ke pohon yang ada di depannya.
Pohon tersebut berlubang dan masih terus merambat ke pohon yang berada di belakang pohon pertama, Kakashi membulatkan matanya terkejut, ia tidak menyangka bahwa pemuda pirang berusia 14 tahun menciptakan sebuah teknik untuk membunuh, 'Dia benar-benar anakmu sensei.' Kakashi tersenyum mengingat bahwa senseinya salah satu shinobi prodigy yang pernah di miliki Konoha, 'Aku tidak tahu harus bilang apa lagi, Naruto benar-benar seorang prodigy dalam Taijutsu, ia benar-benar berbeda dari data yang aku terima dari akademi.' dari fighting stance yang ia lihat, Naruto seperti membiarkan dirinya untuk di serang, tapi Kakashi tahu bahwa sebenarnya Naruto tidak memiliki celah dalam fighting stance-nya.
"Selamat kamu telah menciptakan teknik A-Rank." Kakashi memberi selamat pada Naruto dengan senyuman khasnya.
Naruto tersipu malu ketika Kakashi lagi-lagi memujinya, "Terima kasih Kakashi-sensei." Ia sangat senang ketika Kakashi memujinya, ia merasa kalau ia di akui keberadaannya oleh sang sensei.
Tentu hanya sedikit yang mau mengakui keberadaannya, mereka adalah ayah walinya, Sandaime Hokage, Teuchi, Ayame, Iruka-sensei, Sakura, Hinata, Konohamaru dan kali ini ia mendapatkan satu lagi orang yang mau mengakui keberadaannya, maka dari itu ia senang ketika Kakashi memujinya, seakan-akan ia mendapatkan seorang kakak laki-laki.
"Sekarang kita kembali ke tenda."
"Ya, ayo kita kembali ke tenda."
Mereka berdua berjalan menuju ke tenda, di jalan Kakashi memberitahu segel tangan dan kegunaan dari Shunshin no Jutsu, ia sangat tertarik dengan konsep dari Shunshin no Jutsu yang menitik beratkan kecepatan berpindah tempat, ia tahu kalau Shunshin no Jutsu bukanlah teknik teleportasi.
xxxx
Tenma Weapon Shop adalah salah toko penjual peralatan penunjang bagi para shinobi dan kunoichi, sang pemilik yang bernama Tenma tidak menyangka bahwa fūinjutsu buatan Naruto banyak di minati oleh para ninja Konohagakure, 5 set Denki Bakuhatsu Fuda sudah terjual habis, apalagi ada sekitar 15 orang ninja yang memesan fūinjutsu tersebut.
Tenma tersenyum senang karena anak dari Yondaime Hokage mengikuti jejak kedua orang tuanya, ia tidak menyangka bahwa pemuda 14 tahun mampu membuat sebuah fūinjutsu yang merupakan sebuah teknik ninja yang begitu rumit.
Tenten anak dari sang pemilik toko melihat ayahnya tersenyum sendiri merasa sedikit bingung.
"Tou-chan kenapa tersenyum sendiri seperti orang gila?"
Tenma melirik Tenten di sertai kedutan di dahinya, 'Bocah kurang ajar, mengatai ayahnya gila?' untung saja hari ini ia sedang senang, kalau tidak ia akan menyuruh anak gadisnya melakukan lemparan kunai ke papan target sebanyak 1000 kali.
"Tentu saja aku sedang senang anak gadisku yang kurang ajar." Tenten tersenyum kikuk mendengar ayahnya berkata seperti itu, "Karena mulai saat ini kita akan memiliki suplai tetap fūinjutsu yang akan kita jual."
Tenten menghela nafas, ia tahu bahwa Konoha saat ini tidak memiliki seal master untuk membuat fūinjutsu, ia menghela nafas lagi, "Suplai tetap dari Kumogakure?" ia tahu betul kalau hubungan Kumo dan Konoha kurang begitu baik dalam hubungan politik, tapi untuk urusan bisnis fūinjutsu Konoha masih mempercayai Kumo untuk suplai barangnya.
"Kumogakure?" Tenma tersenyum mengejek Tenten karena anak gadisnya berpikir bahwa suplai barang yang akan mereka dapatkan berasal dari Kumogakure, "Tentu saja bukan, kita akan mendapatkan suplai tersebut dari shinobi Konohagakure."
Tenten menatap sang ayah tidak percaya, tapi Tenma mengangguk meyakinkan anak gadisnya. Bukan rahasia umum lagi kalau Tenten sedikit tertarik dengan fūinjutsu.
"Siapa dia?" tanya Tenten, "Jiraiya-sama atau Kakashi-san yang jadi supplier kita?"
Tenma tertawa ketika Tenten menyebutkan nama-nama tersebut.
"Kenapa Tou-chan tertawa?" tanya Tenten bingung.
"Tentu saja aku tertawa, yang jadi supplier kita bukan mereka, yang jadi supplier kita adalah shinobi yang tidak mau di sebutkan namanya, tapi aku percaya dia pasti bisa jadi seal master." Tenma yakin bahwa Naruto suatu saat nanti akan jadi seal master yang bahkan melebihi ayahnya dan Jiraiya.
"Oh, aku kira mereka berdua." kata Tenten, "Maksud Tou-chan ia sedang dalam masa pembelajaran fūinjutsu." ia baru sadar ketika sang ayah menyebutkan bahwa supplier-nya masih dalam tahap pembelajaran.
Tenma mengangguk, "Ya, tapi aku yakin ia bisa lebih hebat dari Yondaime Hokage maupun Jiraiya-sama." kata Tenma sangat yakin dengan hal tersebut.
"Lebih hebat dari Yondaime-sama? Tou-chan pasti sedang bermimpi." kata Tenten yang bersiap keluar dari Toko untuk menuju Training Ground 9, "Tou-chan aku berangkat dulu, ada pertemuan team hari ini." Tenten keluar dari toko dan langsung menuju Training Ground 9.
"Andai kau tahu Tenten, andai kau tahu kalau dia adalah anak dari Yondaime-sama." gumam Tenma sambil mengambil sebuah buku dan menuliskan barang-barang fūinjutsu apa saja yang akan ia pesan dari Naruto.
xxxx
Team 7 yang baru saja selesai beristirahat sekitar 1 jam yang lalu, sekarang mereka sudah tidak jauh lagi dari Tanzaku-gai, Team 7 bisa melihat banyak orang yang berjalan menuju Tanzaku-gai.
Mereka datang ke Tanzaku-gai sebagian besarnya ingin ikut berjudi, dan sisanya hanya ingin menikmati acara dari 'Turnamen Judi Sedunia'.
Sakura berjalan di sebelah Naruto, di depan mereka Kakashi dan Sasuke yang memasukan satu tangannya ke dalam kantong celana, tubuhnya sudah lebih baik dari sebelumnya.
"Sasuke-kun, bagaimana lukamu?" tanya Sakura dengan nada manis yang di buat-buat.
Naruto yang berada di sebelahnya terkekeh geli ketika Sakura berkata seperti itu. Ia tahu Sakura ingin sekali menggoda Sasuke.
"Hn." Sasuke mengerutkan dahinya menjawab pertanyaan Sakura.
"Kau tahu Sasuke-kun." Sasuke melirik kearah belakang, ia tidak bisa melihat wajah Sakura yang sedikit menyeringai, "Tadi kamu hebat sekali, sampai-sampai terkapar tidak berdaya." seringai wajah Sakura makin menjadi-jadi.
Sasuke mengerang ketika Sakura berkata seperti itu, wajahnya merah padam ketika ia tahu tampaknya Sakura sedang menghinanya, "Hn, bandit tadi tidak pantas untuk seorang clan elite sepertiku." tidak mau kehilangan muka di depan seorang kunoichi warga sipil ia berkata seperti itu.
"Oh, aku kira clan Uchiha sangat hebat, tapi lawan bandit saja sudah terkapar, apa itu hanya omong kosong belaka." Sakura memutar bola matanya ketika Sasuke menjawab pertanyaan dirinya.
"Bilang saja tidak mampu mengalahkan bandit tadi, pakai menghindar dengan alasan tidak pantas untuk seorang clan elite sepertiku." inner Sakura mengerang tidak suka dengan jawaban dari Uchiha terakhir, "Beruntung Naruto-kun membantumu, kalau tidak aku jamin dia sudah mati di tangan bandit tadi."
"Hn."
Sasuke mengepalkan tangan kanannya, ia tidak menyangka bahwa kunoichi yang berasal dari warga sipil bisa berkata seperti itu padanya yang merupakan clan elite Uchiha, 'Sialan! Kalau saja Sharingan-ku sudah bangkit, gadis menyebalkan dan tidak berguna ini tidak akan berkata seperti itu.' Sasuke melirik kearah Naruto yang terkekeh sejak tadi dan memberikan tatapan membunuh padanya.
Naruto berhenti terkekeh dan melihat Sasuke menatapnya, ia menyeringai, "Kenapa? Ada yang salah denganku Uchiha-sama?" kata Naruto.
Sasuke mengeraskan rahangnya, ia sungguh tidak suka dengan kalimat yang di lontarkan Naruto, ingin rasanya ia memukul wajah Naruto yang tampaknya sedang menghinanya. Pandangan Sasuke berbalik lagi ke depan dan menghiraukan kekehan Naruto dan Sakura yang ikut terkekeh.
Kakashi yang berada di sebelah Sasuke tidak menyangka bahwa Sakura dan Naruto menggoda Sasuke sampai seperti itu, apalagi Sakura yang mengeluarkan statment kalau clan Uchiha bukan clan elite seperti yang di katakan orang-orang.
Kakashi melirik kebelakang lalu tersenyum, 'Mereka berdua seperti Minato-sensei dan Kushina-san.' ia ingat betul saat sang sensei dan istrinya berkata hampir mirip seperti tadi pada Fugaku saat kepala clan Uchiha tidak berdaya menghadapi seorang shinobi Kumo.
Mereka akhirnya sampai di depan gerbang Tanzaku-gai, mereka melihat-lihat sekeliling, lalu mereka berjalan menuju salah satu penginapan.
Mereka masuk ke dalam sebuah penginapan, area bawah penginapan merupakan tempat orang-orang datang untuk minum sake dan minuman alkohol lainnya.
Kakashi berhenti lalu berkata kepada mereka bertiga, "Naruto, Sakura dan Sasuke, kalian tunggu sebentar disini. Aku pesan kamar dulu." Mereka mengangguk.
Kakashi meninggalkan mereka lalu berjalan kearah meja resepsionis untuk memesan kamar.
Tidak jauh dari tempat Kakashi terlihat wanita berambut hitam yang menggendong seekor babi melihat Kakashi dengan tiga orang yang ia perkiraan berumur 14 tahun.
Shizune nama wanita itu, dan Tonton nama seekor babi yang di peluknya, ia sangat penasaran dengan salah satu dari tiga orang yang bersama Kakashi tadi, ciri-cirinya mirip dengan mendiang almarhum Yondaime Hokage. Tidak mau rasa penasaran menghantuinya ia berjalan mendekati mereka bertiga.
Team 7 melihat ada seorang wanita memeluk seekor babi mendekati mereka menaikan salah satu alisnya.
"Ada yang bisa aku bantu?" tanya Naruto memulai berkata karena kini wanita tersebut berada di depan mereka.
"Ah tidak, hanya saja aku baru melihat kalian di sini." jawab Shizune, mereka bertiga mengangguk bersama, "Kalian dari Konoha?" tanya Shizune.
Naruto mengangguk, "Ya, kami dari Konoha." kata Naruto lalu membungkukan badannya sedikit, "Maaf, kami tidak sopan belum memperkenalkan diri kami, Namaku Uzumaki Naruto, yang di sebelahku ini adalah Haruno Sakura, dan yang memiliki rambut pantat ayam ini adalah Uchiha Sasuke." Sasuke melotot kepada Naruto ketika Naruto mengejeknya, Sakura terkekeh ketika melihat Sasuke melotot pada Naruto. Naruto menghiraukan tatapan dari Sasuke dan melanjutkan kalimatnya, "Kami adalah shinobi dari Konoha yang di tugaskan untuk menjaga berlangsungnya 'Turnamen Judi Sedunia', kalau boleh tahu siapa nama Nee-san?"
Shizune mematung ketika pemuda yang mirip dengan Yondaime menyebutkan namanya, 'U-Uzumaki Naruto. Namanya seperti nama putra dari Yondaime Hokage. Jangan-jangan ia benar-benar anak Yondaime Hokage. Kami-sama dia sangat mirip dengan Minato-sama. Tsunade-sama harus tahu ini untuk memastikan kalau ia benar-benar putra Minato-sama yang katanya meninggal saat bayi.' batin Shizune.
Naruto bingung ketika wanita yang ada di depannya terdiam seperti patung.
"Ah maaf, namaku Shizune." kata Shizune yang sudah kembali ke alam sadarnya, "Maaf aku harus pergi dulu, lain kali kita berbincang-bincang lagi. Semoga misi kalian sukses." Shizune berpamitan pada mereka lalu berjalan menuju pintu keluar.
"Aneh." kata Naruto memiringkan kepalanya.
"Hn."
"Iya. Benar-benar aneh." kata Sakura.
Setelah lima menit Kakashi kembali, ia menyerahkan dua buah kunci pada Team 7, satu di pegang Sakura dan satu di pegang Naruto.
"Naruto dan Sasuke kalian satu kamar, dan Sakura kamar kamu berada di sebelah mereka berdua." mereka mengangguk, "Aku akan pergi ke tempat dilaksanakannya Turnamen dan bertemu dengan klien kita." mereka bertiga mengangguk lagi, Kakashi meninggalkan mereka dengan berjalan kearah pintu keluar.
Mereka bertiga langsung menuju kamar yang Kakashi pesan barusan.
xxxx
Shizune yang menggendong Tonton berjalan dengan cepat menuju tempat dimana ia tinggal dengan sang sensei, ia harus cepat-cepat memberitahukan pada sang sensei kalau ia bertemu pemuda berambut pirang dan bermata biru yang memiliki nama sama persis dengan anak Yondaime Hokage, tanpa mengetuk pintu Shizune masuk ke dalam rumah dengan nafas yang tergesah-gesah.
Tsunade yang sedang meminum sake di ruang tamu melihat Shizune yang tergesah-gesah tidak mempedulikannya dan meminum kembali sake-nya.
"Tsunade-sama!" teriak Shizune lalu mendekati sang sensei.
Belum sempat Shizune berkata apa-apa Tsunade sudah menyela, "Kau berteriak ingin menghentikan aku untuk minum lagi?" tanya Tsunade yang menuangkan botol sake ke dalam gelas.
"Tidak." jawab Shizune yang sudah bisa mengatur nafasnya yang tersenggal-senggal, "T-tadi di penginapan a-aku melihat N-Naruto-kun."
Gelas yang di pegang Tsunade terjatuh dan menatap Shizune tidak percaya apa yang ia dengar, "Jangan bercanda Shizune! Naruto sudah meninggal!" ada rasa senang dalam hatinya ketika perkataan Shizune tadi ada benarnya, tapi mengingat kalau Naruto sudah meninggal Tsunade menipis kenyataan kalau Naruto masih hidup.
"Aku tidak bercanda!" Shizune balas berteriak kepada sang guru.
Tsunade memandang Shizune dengan tatapan membunuh yang sudah lama tidak ia keluarkan, apalagi ia menambahkan killing intent saat menatap Shizune. Ia tidak suka jika Shizune mempermainkannya dengan menyebut nama Naruto agar ia berhenti minum sake.
Shizune yang terkejut dan tidak kuat menahan killing intent jatuh bertumpuan dengan satu kaki.
"T-tadi aku bertemu dengan Kakashi bersama tiga orang Genin." Shizune memegang dadanya yang terasa sesak saat merasakan killing intent tersebut, "Salah satu dari ketiga Genin yang Kakashi asuh memperkenalkan namanya dengan nama U-Uzumaki Naruto, dan ia mirip sekali dengan M-Minato-sama." ia berusaha mengeluarkan chakranya untuk menetralisir killing intent dari Tsunade.
Tsunade mengilangkan killing intent-nya, dan menatap Shizune tidak percaya, ia juga mendengar kalau Genin yang bernama Uzumaki Naruto bersama dengan Kakashi yang merupakan murid langsung dari Yondaime Hokage, "K-kau tidak bohongkan Shizune?" tanya Tsunade, ia sangat ingin sekali menerima kenyataan tersebut kalau Naruto masih hidup, dalam hatinya ia mempertanyakan kenapa Sarutobi-sensei tidak mengabarkannya kalau Naruto masih hidup.
Shizune mengangguk.
Air mata kebahagiaan turun membasahi wajah cantik Tsunade, ingin sekali ia segera bertemu dengan salah satu Genin yang di katakan Shizune.
"Shizune, dimana mereka menginap?" tanya Tsunade sambil menghapus air matanya, wajahnya terlihat sedikit tersenyum.
Shizune yang melihat itu ikut tersenyum juga, "Baik, aku antar Shishou kesana." Tsunade mengangguk.
Mereka berdua keluar dari rumah dan berjalan menuju tempat Team 7 menginap, setelah sampai di penginapan tersebut, Shizune yang kenal dengan resepsionis bertanya dimana kamar yang di pesan oleh Kakashi, sang resepsionis memberitahukan kamar tersebut, tidak mau menunggu lama Shizune dan Tsunade segera menuju kamar tersebut.
Tsunade dan Shizune sudah berada di depan pintu yang di beritahukan oleh resepsionis tadi, jantung Tsunade berpacu dengan cepat, Tsunade menengok kearah Shizune yang berada di sebelahnya, Shizune memandang Tsunade lalu mengangguk.
Shizune mengetuk pintu kamar tersebut.
Tidak berapa lama keluar seorang gadis berambut merah muda, gadis tersebut adalah Haruno Sakura, Sakura kaget ketika melihat Shizune yang baru saja di temui ada di depan kamarnya, di tambah sosok wanita cantik berdada besar bersama Shizune.
"Shizune-san ada apa kemari?" tanya Sakura, tanpa menunggu lama Sakura menyuruh mereka berdua masuk ke dalam kamar, di kamar tersebut terdapat satu tempat tidur ukuran besar, dua kursi dan satu meja.
Tsunade dan Shizune duduk di kursi, sementara Sakura duduk di atas kasur.
"Maaf, aku kira ini kamar Naruto." kata Shizune.
Sakura menaikan alisnya bingung, kenapa Shizune mencari Naruto, "Memang ada apa Shizune-san mencari Naruto-kun?" kata Sakura, pandangan Sakura beralih ke wanita berambut pirang, "Dan anda siapa?" tanya Sakura.
"Aku adalah Senju Tsunade." jawab wanita berambut pirang, "Dimana Naruto berada, aku ingin menemuinya. Ada hal penting yang harus aku katakan pada Naruto." ia sangat berharap bahwa Naruto yang di maksud oleh Sakura adalah putra dari Minato dan Kushina.
Sakura terkejut bukan main dengan sosok yang ada di depannya, sosok tersebut adalah sosok idola Sakura sekaligus pemilik buku yang sedang ia pegang sekarang, "A-anda Senju Tsunade." kata Sakura tidak percaya. Tsunade mengangguk, "Anda yang menulis buku ini?" Sakura menyerahkan buku yang di pegang pada Tsunade.
Tsunade menerima buku yang di serahkan Sakura, ia melihat cover dan isinya, ia ingat bahwa buku tersebut adalah buku yang ia tulis, dan buku tersebut harusnya berada di tangan Jiraiya sahabatnya sekaligus ayah wali dari Naruto.
"D-dari mana kamu dapat buku ini?" tanya Tsunade.
"Naruto-kun meminjamkannya padaku beberapa minggu yang lalu."
Pernyataan tersebut membuat Tsunade terkejut bukan main, buku yang ia beri ke Jiraiya berada di tangan Naruto, dan Naruto meminjamkan buku tersebut kepada gadis berambut merah muda di depannya.
Tsunade menatap Shizune, "Jiraiya, Jiraiya yang memberikan buku ini pada Naruto. Shizune ia benar-benar putra waliku." air mata Tsunade yang sempat terhenti saat berada di rumah keluar lagi dengan deras, ia kini yakin pemuda yang bernama Naruto adalah putra walinya, karena ia berasumsi bahwa Jiraiya yang memberikan buku tersebut pada Naruto.
Shizune bangkit dari kursi dan memeluk Tsunade untuk menenangkannya.
"Ia masih hidup Shizune, putra waliku masih hidup. Oh Kami-sama aku meninggalkannya 14 tahun yang lalu tanpa tahu ia masih hidup." Tsunade menangis di pelukan Shizune. Ia bahagia sekaligus menyesal kenapa ia tidak memastikan kalau putra walinya masih hidup 14 tahun yang lalu.
"Tenang, sekarang ia sudah ketemu, ia pasti senang bertemu denganmu Tsunade-sama." Shizune mencoba menenangkan sang guru.
"Tapi bagaimana kalau ia tidak suka padaku? Bagaimana kalau ia akan menganggap aku mengabaikannya? Apa yang harus aku lakukan Shizune?!" Tsunade membalas pelukan Shizune dengan air mata yang turun dengan deras.
"Iya pasti mengerti, aku yakin itu." Shizune menatap Sakura yang mematung tanpa bergerak.
Sakura memproses semua informasi yang baru saja ia terima, ia tidak menyangka bahwa pemuda yang ia cinta dan suka adalah putra wali dari sang idola, sang idola meninggalkan Naruto selama 14 tahun tanpa tahu kalau Naruto masih hidup.
Ada rasa senang dalam diri Sakura karena Naruto kini tidak akan sendiri lagi, air mata turun dari mata Sakura, ia sungguh senang sekarang.
Sakura menghapus air mata yang turun si pipinya, "Shizune-san benar Tsunade-sama, Naruto-kun pasti akan senang. Aku jamin itu." kata Sakura, Shizune tersenyum ketika Sakura juga mau membantu Tsunade, "Kalau Naruto-kun tidak mau menerima Tsunade-sama, biar aku pukul kepalanya dengan keras! Shannaro!" Sakura mengangkat tinjunya keatas.
Shizune yang sudah melepaskan pelukannya dan kembali ke tempat duduknya terkejut, begitu juga dengan Tsunade. Sakura yang di tatap seperti itu merasa malu.
"Kamu mirip Kushina-chan ketika Minato melakukan hal-hal aneh." Sakura bingung dengan perkataan dari Tsunade, Tsunade yang tahu Sakura bingung menghapus air matanya dan tersenyum, "Kushina adalah muridku sekaligus ibu dari Naruto."
Wajah Sakura memerah malu, lalu menggelengkan kepala, "Aku akan panggil Naruto-kun sekarang. Tunggu disini sebentar." Sakura langsung keluar dari kamar lalu menuju kamar Naruto.
Sakura mengetuk pintu kamar tempat dimana Naruto dan Sasuke istirahat.
Naruto membuka pintu dan melihat Sakura yang ada di depannya, "Ada apa Sakura-chan?" tanya Naruto heran karena sepertinya Sakura sedang senang.
"Mari ikut aku, ada yang ingin bertemu denganmu." jawab Sakura.
Naruto mengangguk lalu mengikuti Sakura dari belakang menuju kamarnya. Naruto tidak tahu siapa yang ingin bertemu dengannya, setahu ia, ia tidak punya kenalan di kota ini, Naruto mengangkat kedua bahunya tidak ambil pusing.
To Be Continued
A/N: Fuah akhirny selesai juga Chapter 6, maaf membuat kalian menunggu chapter ini, saya rasa saya akan melanjutkan fiction-fiction yang lain, tapi saya tidak tahu kalau Fiction punya Ren akan lanjut atau tidak, masalahnya dia sedang keluar kota selama 1 tahun.
Terima kasih yang sudah banyak mendukung saya untuk memajukan fiction yang saya buat, di tunggu review kalian!
Terima kasih juga yang sudah review, follow dan favorite fiction saya.