LAST LOVESIDE STORY

CAST : KAISOO, SLIGHT HUNHAN AND CHANBAEK

GS FOR ALL UKE

.

.

.

.

NO SIDERS!

.

.

.

DON'T BASH!

.

.

.

.

REVIEW PLIS!

.

.

.

.

SEMUA CAST BUKAN MILIKKU DAN IDE MURNI DARI OTAKKU

.

.

.

.

ENJOY

.

.

.

.

SIDE STORY

.

.

.

.

HAPPY READING!

.

.

.

Kai keluar tergesa-gesa dari ruang kantorya. Ia harus segera bertemu dengan seseorang. Jika ia terlambat sedikit saja orang itu akan marah dan akan sulit untuk membujuknya. Kyungsoo mengernyit heran saat melihat Kai yang sedang terburu-buru. Tak biasanya kekasihnya itu kalang kabut keluar dari kantor untuk menghadiri sebuah urusan. Kyungsoo sedikit penasaran dengan sikap Kai yang seperti menyembunyikan sesuatu darinya. Tapi Kyungsoo mencoba berpikir positif dan menata meja kerjanya sebelum keluar makan siang.

Kai mengabaikan sapaan para pegawainya. Ia terus berlari untuk mengejar waktu. Kai menaiki mobilnya dan langsung melesat ketempat dimana ia berjanji kepada seseorang. Kai menancap gas mobilnya. Ia hanya punya waktu beberapa menit lagi untuk bertemu dengan orang itu. Tempat janjiannya tak terlalu jauh dari kantornya tapi dalam keadaan jam makan siang begini pasti akan sedikit macet disana-sini.

Kai memencet klakson mobil tak sabaran. Seperti dugaannya jika jalanan akan sedikit macet. Kai mengumpat setiap kali mobilnya berhenti melaju. Ia tak ingin terlambat dan menggagalkan rencananya. Kai terus saja menekan klakson mobilnya kasar. Ia memaki semua pengguna jalan yang menghalangi lajunya.

Akhirnya Kai sampai ditempat janjiannya. Ia bergegas keluar dari mobil dan masuk kedalam sebuah kafe. Kafe itu lumayan ramai mengingat sekarang adalah jam istirahat kantor. Apalagi kafe itu berada dikawasan perkantoran yang ramai sehingga para pengunjungnya rata-rata adalah pegawai kantoran yang sedang istirahat.

Seorang pelayan menyambut kedatangan Kai. Kai menjelaskan jika ia sudah memesan meja khusus. Pelayan itu mengangguk dan meminta Kai untuk mengikutinya. Kai mengusap peluhnya disekitar dahinya. Dan sedikit memperbaiki penampilannya yang sedikit acak-acakan. Ia tak ingin tampil berantakan didepan tamu istimewanya. Sang pelayan mempersilahkan Kai untuk masuk kedalam sebuah ruangan khusus. Kai memasuki ruangan tersebut dan menemukan seorang gadis sedang membuka lembar demi selembar majalah yang tak tau darimana asalnya.

Sang pelayan menutup pintu ruangan itu. Kai mendudukkan diri didepan yeoja yang terlihat mengacuhkan kehadirannya. Kai merasa bersalah karena sedikit terlambat. Ia tau jika wanita didepannya ini sangat sibuk dan tak memiliki banyak waktu.

"Kau terlambat" ucap yeoja itu yang masih sibuk dengan majalahnya.

"Mianhae, Noona. Tadi agak sedikit macet" sesal Kai.

Yeoja didepan Kai hanya diam tak menanggapi perkataan Kai. Kai memutar otaknya untuk membujuk yeoja itu.

"Noona sudah memesan makanan?" tanya Kai basa-basi.

Yeoja yang dipanggil Noona itu menutup majalahnya dan memandang Kai tajam. Kai hanya menelan ludahnya kasar. Tatapan yeoja itu membuat Kai bergidik takut. Kelihatannya ia membuat 'sedikit' kesalahan fatal.

"Aku sudah memesan makanan. Aku memesankan makanan kesukaanmu. Jadi bisakah kita langsung saja keintinya? Aku tak punya banyak waktu" cerocos yeoja itu dengan sedikit sebal.

"Ah...ne..." jawab Kai sedikit tertunduk.

"Seperti yang aku jelaskan sebelumnya. Aku ingin Noona membantuku" ucap Kai sedikit lebih manja.

"Kau ingin membuat kejutan untuk kekasih mungilmu itu kan? lalu aku harus membantu apa?" tanya yeoja itu.

"Bisakah Yuri Noona membuatkan sebuah gaun pengantin yang sangat indah untuk Kyungsoo?" tanya Kai kepada yeoja yang diketahui namanya adalah Yuri.

"Gaun pengantin? Kapan kau akan memakainya?"

"Minggu depan?" ucap Kai sedikit ragu.

Kai bisa melihat sedikit ekspresi terkejut dari muka Yuri. Ia yakin permintaannya berlebihan. Apalagi melihat perubahan raut wajah Yuri yang lain.

"YA! Kau ini seenak jidatmu meminta hal yang mustahil! Tak mungkin aku menyelesaikan gaun pengantin hanya dalam waktu kurang dari satu minggu! Aku sibuk!" marah Yuri yang heran dengan permintaan donsaengnya itu.

Mungkin kalian tak sedikit bingung siapa Yuri itu. Yuri merupakan seorang desainer terkenal di Korea Selatan. Seluruh rancangannya dipakai oleh pejabat-pejabat tinggi di negeri gingseng ini. Selain itu, ia juga bekerja diluar negeri untuk menampilkan rancangannya diacara fashion show terkenal. Yuri merupakan teman akrab dari eommanya. Kai sebenarnya tak terlalu dekat dengan Yuri. Ia sudah lama tak saling bertukar sapa semenjak kematian orang tuanya.

Yuri dan Kai bertemu saat Kai berada di Jepang. Sebuah kebetulan yang amat sangat menjanjikan untuk Kai. Saat tau jika Yuri merupakan seorang desainer Kai memulai rencananya. Kai sudah memohon kepada Yuri agar noonanya itu mau membantunya. Awalnya Yuri menolak karena jadwalnya sangat padat dan banyak pesanan desain. Tapi Kai dengan gigih memohon kepada Yuri. Akhirnya Yuri luluh dan menyetujui untuk membantu Kai.

"Ayolah Noona. Aku tau kau bisa. Kau kan sudah berjanji kepadaku, eoh?" rayu Kai.

"Aku akan membantumu tapi tak begini juga bantuannya! Kau ini bodoh atau apa?!" sengit Yuri.

"Ayolah Noona. Aku ingin memberikan kejuatan manis untuk Kyungsooku. Aku sudah tak sabar untuk menikahinya" rengek Kai.

"Menikah saja sana dengan sekadarnya jika kau sudah tak tahan lagi. Kenapa kau menyusahkan sekali sih!" jengkel Yuri yang melihat Kai keras kepala dan berpegang teguh ada pendiriannya.

"Andwe! Aku ingin pesta pernikahanku berkesan untuk Kyungsoo. Aku ingin dia merasa 'istimewa'" tolak Kai tegas.

Yuri menghela nafasnya pelan. Percuma berbicara dengan Kai jika sudah dalam keadaan seperti ini. Bocah itu akan terus mengganggunya jika keinginannya tak terkabulkan. Yuri menatap Kai yang sedari tadi menatapnya penuh harap. Sekali lagi Yuri menghela nafas.

"Arraseo" ucap Yuri lesu.

"ASSA!" teriak Kai senang dan mengangkat kedua tangannya yang terkepal.

Yuri menggeleng-gelengkan kepalanya melihat Kai yang masih seperti anak kecil. Pintu diketuk kemudian dibuka perlahan oleh seorang pelayan. Pelayan itu membungkuk sedikit dan memulai menata makanan yang sudah dipesan sebelumnya. Mata Kai berbinar melihat deretan makanan kesukaannya tersaji didepannya. Yuri terkikik pelan melihat ekspresi Kai yang benar-benar seperti anak kecil. Ia jadi ingat bagaimana dulu ia bertemu dengan Kai saat kecil.

"Mani meogo" ucap Yuri setelah sang pelayan keluar. Kai mengangguk dan langsung menyantap makanannya.

"Akan aku usahakan menyelesaikan gaun pengantinnya secepat mungkin"

Kai mengangguk.

"Akan aku buat Kyungsoomu itu terlihat bersinar diacaranya sendiri"

Kai mengangguk.

"Dan kau harus membayarku sangat mahal untuk gaun pengantinmu nanti"

Kai mengangguk.

"Ish...kau menyebalkan sekali"

"Tenang saja, Noona. Aku akan membayarmu dengan segala uang yang kumiliki. Yang terpenting acaraku besok harus berjalan lancar tanpa hambatan"

.

.

.

.

Kai terlihat semakin sibuk, itulah yang saat ini Kyungsoo pikirkan. Kekasihnya itu selalu menyibukkan diri dikantor. Kyungsoo tau jika memang Kai sibuk tapi biasanya Kai tidak akan sesibuk ini. Gelagat Kai sedikit aneh menurut Kyungsoo. Perasaan wanita mungkin tapi Kyungsoo benar-benar melihat ada yang Kai sembunyikan.

Kyungsoo mengantarkan kopi untuk Kai seperti biasa. Kai sibuk melihat dokumen demi dokumen yang berada didepannya dan tak menghiraukan Kyungsoo. Setelah meletakkan secangkir kopi untuk Kai, Kyungsoo membalikkan badannya keluar ruangan Kai. Tapi tangannya dicekal oleh Kai hingga tubuh Kyungsoo berputar dan menghadap Kai. Kai menarik tangan Kyungsoo dan melingkarkan kepinggangnya. Kai memeluk erat tubuh Kyungsoo. Kyungsoo yang tak bisa berbuat apa-apa hanya menikmati pelukan hangat Kai.

"Sebentar saja. Aku ingin seperti ini sebentar saja" bisik Kai ditelinga Kyungsoo.

Tubuh Kyungsoo sedikit merinding saat Kai berbisik ditelinganya. Kyungsoo mengangguk kecil dan membenamkan wajahnya didada Kai. Tak bisa ia pungkiri jika ia merindukan Kai. Keduanya hampir tak memiliki waktu bersama karena pekerjaan masing-masing. Walaupun sering bertemu dikantor tapi keduanya jarang berbicara selain masalah pekerjaan.

Kai menelusupkan wajahnya diceruk leher Kyungsoo. Ia menghirup wangi tubuh Kyungsoo. Kai semakin mengeratkan pelukannya. Kyungsoo mengikuti alur yang diciptakan oleh Kai. Mulut Kai semakin berani untuk menciumi leher Kyungsoo. Leher putih mulus yang menggiurkan untuk dihisap. Kyungsoo menutup matanya menikmati setiap sentuhan bibir Kai dikulitnya. Rasanya sangat menakjubkan. Kyungsoo mencoba untuk menahan suaranya. Kai terus saja menciumi leher Kyungsoo. Semakin lama Kai semakin berani untuk menghisap leher Kyungsoo. Kegiatan itu sedikit lebih lama hingga keduanya larut dalam fantasi mereka masing-masing.

"EKHEM!"

Suara deheman keras mengganggu 'acara' dua insan yang sedang bercumbu. Kai masih menciumi leher Kyungsoo dan hanya melirik kearah suara yang mengganggu kegiatannya. Kai bisa melihat jika seseorang yang mengganggu itu mendelik tak suka saat melihat tak ada reaksi yang diberikan oleh kedua orang itu.

Kyungsoo mencoba melepaskan pelukan Kai sekaligus cumbuannya. Kyungsoo tau jika Kai ingin menggoda namja yang berdehem tadi. Kyungsoo terus memberontak didalam dekapan Kai tapi Kai semakin mengunci gerakan Kyungsoo dan masih terus melancarkan serangannya dileher Kyungsoo. Namja yang berdehem tadi naik darah karena merasa tak dianggap.

"YA! Jika ingin bermesraan jangan dikantor!"

Suara menggelegar dari seorang namja berwajah malaikat menggelegar diruangan Kai. Namja itu tak habis fikir dengan tingkah laku adiknya itu. Bisa-bisanya ia bermesraan didalam kantor dengan sekertarisnya sendiri dijam kantor seperti sekarang.

Kai menghentikan 'aktivitas'nya dan memandang datar kearah namja yang sedari tadi berdiri didekat pintu. Kyungsoo masih memberonta. Ia merasa tak enak karena sudah diperingatkan dua kali. Tak perlu pikir panjang, Kyungsoo langsung menendang tulang kering kaki Kai dengan sepatu heelsnya keras. Seperti dugaannya, Kai langsung melepaskan pelukannya dan memegang tulang keringnya sambil meringis kesakitan.

Kyungsoo membalikkan badan dan membungkuk hormat kearah sajangnimnya. Muka Kyungsoo memerah. Bukan hanya sekali atau dua kali ia kepergok sedang bermesraan dengan bujangnimnya tapi kali ini berbeda. Wajah sajangnimnya terlihat lebih garang dari biasanya. Kelihatannya ada urusan serius yang ingin dibicarakan dengan wakilnya tapi disuguhi dengan adegan mesra atasan dengan sekertarisnya.

"Jusunghamnida, Sajangnim" lirih Kyungsoo sambil menunduk.

"Gwenchana, Kyung. Aku tau kau pasti dipaksa oleh atasan mesummu itu"

Tatapan tajam dilayangkan untuk Kai yang masih kesakitan. Kai hanya cuek dan tak peduli dengan tatapan dari hyungnya itu.

"Kalau begitu saya pergi dulu" pamit Kyungsoo tak enak.

Lagi-lagi tangan Kyungsoo dicekal Kai.

"Apa yang ingin kau bicarakan, hyung?" tanya Kai yang masih mencekal tangan Kyungsoo.

"Ini tentang 'urusan'mu" kata Suho menekankan kata 'urusan'.

Kai mengangguk lalu berjalan menghampiri Kyungsoo. Kai membisikkan sesuatu ditelinga Kyungsoo lalu melepaskan cekalannya. Kyungsoo mengangguk dan berjalan keluar.

Suho dan Kai duduk berhadapan disofa. Keduanya saling diam semenjak mereka duduk. Padahal ada yang ingin disampaikan oleh Suho tapi namja itu diam sambil memandang dalam adiknya.

"Kau yakin?"

Dua kata pertama yang diluncurkan Suho setelah sekian lama diam. Pertanyaan Suho menimbulkan kerutan didahi Kai. Ia tak mengerti maksud dari hyungnya itu.

"Mwo?"

"Tentang rencanamu"

"Tentu saja aku yakin. Kau mendukungku kan hyung? Hanya Kau dan Yuri Noona yang tau rencana ini"

"Aku akan membantu adikku yang mesum ini" Suho terkekeh dengan ucapannya sendiri.

"Tapi apakah tak apa jika aku mendahuluimu hyung?"

"Gwenchana. Aku tak keberatan. Lagipula lebih cepat kau melaksanakan rencanamu lebih baik. Aku tau kau sudah tak sabar lagi. Aku bisa melihatnya tadi"

"Hehehe"

"Sejauh mana persiapanmu?"

"Masalah baju aku serahkan ke Yuri Noona. Gedung aku sudah memesannya lalu yang lainnya sudah aku urus"

"Wah...sepertinya aku tak banyak membantu. Kau rajin sekali sudah menyiapkan semuanya"

"Aku sudah mempersiapkannya sewaktu di Jepang, hyung. Jadi sekarang tinggal finishing saja"

"Bagaimana dengan orang tua Kyungsoo? Kau sudah memberitahu mereka dan meminta ijin?"

"Ne. Aku sendiri yang menemui mereka. Dan mereka mendukung sepenuhnya rencanaku"

"Lalu apa yang harus aku bantu?"

"Bantu aku bertemu dengan seseorang"

Suho memandang Kai tak mengerti. Kenapa dongsaengnya itu ingin dia membantu bertemu dengan seseorang? Apa orang itu adalah orang penting hingga Kai tak bisa menanganinya sendiri? Sedangkan Kai hanya tersenyum samar melihat reaksi bingung yang ditunjukkan Suho.

.

.

.

.

Suasana canggung menguar disalah satu ruang VIP disalah satu restoran. Ketiga manusia yang berada didalam ruangan itu diam dan merasa canggung satu sama lain. Sebenarnya hanya dua orang yang saling merasa canggung. Suho terbawa suasana canggung yang dibuat kedua orang itu.

Kedua orang yang saling berhadapan itu saling memandang dalam diam. Suho sedikit was-was dengan apa yang terjadi selanjutnya. Karena kedua orang itu tak akrab sama sekali. Suho bergantian memandang dua namja disamping dan dihadapannya. Ia ingin mengakhiri suasana canggung ini tapi tak tau harus bagaimana.

"Long time no see my grandson, Kai" ucap namja paruh baya didepan Kai memulai pembicaraan.

"Long time no see, halabeoji" balas Kai datar.

Tak ada rasa senang dan bahagia sedikitpun dari suara kedua namja itu. Seharusnya jika kita lama tak bertemu dengan seseorang kita akan merasa bahagia dan saling berpelukan. Tapi berbeda halnya dengan kedua orang itu. Raut mukanya tak menunjukkan rasa senang sama sekali. Dibalik wajah dingin milik Yesung menyiratkan rasa rindu yang mendalam kepada cucu yang ada dihadapannya.

Hening. Setelah sapaan yang sebagai formalitas itu terucap ketiga namja itu diam. Suho bahkan tak tau apa yang harus ia bicarakan untuk menormalkan kembali semua rasa canggung. Hidang sudah tersaji sedari tadi tapi ketiga namja itu enggan menyentuh makanan itu. Yesung menatap Kai intens sedangkan Kai memalingkan mukanya agar tak bertatapan dengan halabeojinya.

"Bagaimana jika kita makan dulu?" tawar Suho memecah keheningan dan kecanggungan diruang itu.

"Ide yang bagus" timpal Yesung.

Kai tak berkata apa-apa dan hanya mencoba makan makanan yang ada didepannya. Suho mengikuti Kai yang mulai menikmati acara makannya. Yesung masih diam dan memandangi kedua cucunya. Kai dengan lahapnya memakan semua hidangan yang tersaji begitu juga Suho. Suho sedikit melirik halabeojinya yang diam dan tak menyentuh makanannya. Suho mengunyah makanannya dan mencoba menelannya. Ia letakkan sumpitnya dan mencoba untuk bertanya kepada halabeojinya.

"Ammeogo? Jika tidak ingin makan maka akan aku habiskan semuanya"

Pertanyaan Kai mendahului Suho. Suho menoleh kearah Kai dan melihat adiknya itu bertanya tanpa menoleh sedikitpun kelawan bicaranya. Kai sibuk memilih makanan dan menyuapkannya kedalam mulutnya. Suho tau siapa yang dimaksud oleh Kai tanpa bertanya. Kini Suho menatap Yesung yang sedikit terkejut dengan pertanyaan Kai. Bisa Suho lihat jika Yesung tersenyum samar dan menyuapkan nasi kedalam mulutnya. Suho tersenyum dan melanjutkan makannya.

Suasana kembali hening. Hanya ada suara sumpit yang beradu dan kunyahan yang terdengar. Ketiga namja itu larut dalam acara makan mereka. Sesekali Suho meletakkan sepotong daging diatas nasi Kai. Kai langsung memakan setiap makanan yang diambilkan oleh hyungnya itu. Yesung menatap takjub dengan keakraban kakak beradik itu. Selama ini ia tak pernah tau bagaimana kehidupan kakak beradik Kim itu. Suho memisahkan beberapa sayuran yang Kai benci kedalam piringnya dan sisanya ia letakkan kedalam piring Kai. Suho sangat hafal semua hal yang Kai benci dan sukai. Hal itu membuat Yesung sedikit iri.

Kai meletakkan sumpitnya dan meminum air putih yang sudah disediakan. Semua hidangan sudah habis. Kai yakin jika makanan yang disajikan rata-rata dihabiskan oleh ia dan hyungnya. Kai menatap Yesung yang baru saja selesai makan.

"Ada beberapa hal yang ingin aku sampaikan" ucap Kai memulai pembicaraan seriusnya.

"Kurang dari dua minggu lagi aku akan melangsungkan pernikahanku dengan Kyungsoo. Aku disini ingin meminta restu dari halabeoji walaupun sebenarnya itu tak perlu"

Perkataan sarkastik dari Kai tak membuat Yesung marah. Ia tau jika ia gagal menjadi pengganti orang tua untuk Kai dan Suho.

"Aku harap halabeoji bisa datang diacara pernikahanku nanti. Aku rasa Kyungsoo juga menginginkan hal itu juga"

Pernyataan kedua dari Kai membuat Yesung sedikit terkejut begitupula Suho. Mereka tak menyangka jika Kai mengijinkan Yesung untuk hadir dalam acara pernikahan Kai. Mengingat hubungan kakek-cucu yang sedari dulu tak baik. Suho kira Kai akan mengancam Yesung untuk tak ikut campur dalam urusannya.

"Tapi dengan satu syarat. Jangan mengakrabkan diri denganku diacara nikahanku nanti. Karena kita berdua sejak awal sudah tak akrab"

Pernyataan ketiga membuat Suho tercengang. Adiknya ini benar-benar tak bisa ditebak jalan pikirnya. Suho mengira Kai berubah dan bisa membuka hatinya untuk halabeojinya. Tapi kenyataannya tidak. Selalu ada syarat yang diajukan Kai. Sama seperti dulu. Yesung mengangguk paham. Ia memaklumi keputusan Kai. Ia tau jika saat ini Kai masih belum bisa menerima sepenuhnya.

"Tak ada lagi yang ingin aku bicarakan. Jika begitu aku pergi. Masih banyak hal yang harus aku persiapkan"

Kai beranjak dari posisi duduknya dan keluar ruangan VIP. Tapi tubuhnya tiba-tiba saja berhenti didepan pintu.

"Aku akan membayar makanan hari ini. Jangan repotkan dirimu" ucap Kai dan melenggang pergi.

Suho mengikuti Kai yang sebelumnya pamit kepada halabeojinya. Yesung menatap pintu sendu. Ia rasa perjalanan hidupnya untuk mengakrabkan diri dengan cucunya itu masih sangat panjang dan banyak rintangan. Apalagi salah satu pihak tak ingin didekati.

.

.

.

.

Kai sibuk mengurus semua pekerjaannya ditambah lagi sekarang ada 'urusan' yang harus ia selesaikan. Kai sebisa mungkin mengatur waktunya untuk pekerjaan dan 'urusan'nya. Waktunya tak banyak lagi dan masih ada beberapa hal yang belum selesai. Kai tau jika Kyungsoo mulai curiga dengannya. Kai sebisa mungkin bersikap biasa dan tak terjadi apa-apa. Ia tak ingin semua hal yang ia persiapkan hancur sebelum waktunya.

Kai mengambil ponselnya dan mengetikkan sebuah pesan lalu mengirimnya. Kai menyunggingkan senyumannya dan mengambil tas kerjanya. Jam kerjanya sudah selesai beberapa jam yang lalu tapi ia masih tertahan dikantor karena masalah pekerjaan. Kai berjalan keluar ruangannya. Kai terkaget saat mengetahui Kyungsoo masih duduk manis dimejanya. Seingatnya Kai menyuruh Kyungsoo untuk pulang dari tadi. Tapi kelihatannya yeojanya itu tak menuruti perintahnya.

Kai mendekati meja Kyungsoo. Gadisnya itu masih sibuk dengan jadwal-jadwal Kai yang padat.

"Sudah berani menolak perintahku, eoh?"

Suara bass milik Kai menyadarkan Kyungsoo. Kyungsoo mendongak dan mendapati kekasih hatinya itu bersandar dimejanya. Kyungsoo tersenyum manis. Ia tau jika Kai akan marah karena tak menuruti perintah Kai.

"Aku menunggumu. Bagaimana mungkin seorang sekertaris pulang lebih dulu dari atasannya?" canda Kyungsoo.

"Kau berbeda, Soo. Kau tak sekedar sekertaris pribadiku tapi kau juga kekasihku. Aku tak ingin kau terlalu lelah" sanggah Kai sambil mengelus pipi Kyungsoo. Lagi-lagi Kyungsoo tersenyum menunjukkan heartlipsnya. Kyungsoo membereskan mejanya dan mengambil tasnya. Kai menggenggam tangan Kyungsoo.

"Kaja kita pulang!" seru Kai.

.

.

.

.

Kai berjalan santai memasuki ruang kerja Sehun. Satu tangannya ia selipkan saku celananya. Dua orang yang duduk disofa memandang tajam Kai. Kai cuek saja dan langsung mendudukkan dirinya kesofa. Kai menatap kedua sahabatnya dengan pandangan bingung. Kedua namja didepannya memandangnya dengan tatapan mengintimidasi.

"Kau yang menyuruh kami untuk kumpul disini kenapa kau yang terlambat?" sinis Chanyeol.

"Mian. Tadi aku mengantar Kyungsoo dulu" balas Kai tanpa rasa bersalah.

"Tau begitu aku tak langsung kesini tadi!" kesal Chanyeol.

"Aku tak mungkin meninggalkan Kyungsoo. Dia sudah cukup curiga dengan tingkahku akhir-akhir ini!" bela Kai.

"Curiga? Kau melakukan sesuatu dibelakang Kyungsoo Noona?" tanya Sehun penasaran.

"Atau kau punya selingkuhan dibelakang Kyungsoo?" imbuh Chanyeol.

Kai memutar bola matanya malas. Kai merogoh saku jasnya dan mengeluarkan dua undangan yang ia letakkan dimeja. Chanyeol dan Sehun saling bertatapan kemudian memandangi undangan yang tergeletak manis dihadapan mereka.

"Apa itu?" tanya Chanyeol.

"Undangan pernikahanku" ucap Kai santai.

"MWO?!" teriak Sehun dan Chanyeol bersamaan.

Mereka langsung membuka undangan itu dan membacanya secara seksama. Berkali-kali mereka membaca tulisan yang berada didalam undangan itu. Mereka masih tak percaya dengan setiap kata yang tercetak disana. Sehun membaca berkali-kali nama Kai dan Kyungsoo disana. Ia ingin meyakinkan dirinya jika ia tak salah membaca.

"MWO?! Tiga hari lagi?!" teriak Chanyeol kaget saat melihat tanggal pernikahan Kai dan menatap pemuda itu. Kai menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.

"Kenapa secepat ini? dan kenapa semuanya tiba-tiba mendadak seperti ini?" tanya Sehun merasa ada yang tak beres.

"Aku sudah memikirkannya lama. Yah...walaupun terkesan mendadak tapi begitulah rencanaku" jawab Kai.

"Rencana? Ini semua rencanamu?" tanya Sehun lagi. Sedangkan Chanyeol masih memandangi undangan pernikahan Kai. Ia masih merasa syok.

"Eoh. Kyungsoo tak tau akan hal ini. Itu sebabnya aku kesini untuk meminta bantuan kalian. Tolong jangan beritahu siapapun tentang pernikahanku" pinta Kai.

"Lalu bagaimana dengan Baekhyun dan Luhan? Kau tak memberitahu mereka?" tanya Chanyeol saat ketersyokannya hilang.

"Aku serahkan pada kalian. Tapi jangan sampai mereka memberitahu hal ini kepada Kyungsoo. Karena aku ingin menjadikan momen ini kejutan untuk baby Sooku"

"Kau ingin membunuh kami?"

Chanyeol bergidik membayangkan Baekhyun akan memukulinya.

"Berapa orang yang kau undang?" tanya Sehun mengalihkan pertanyaan Chanyeol yang tak bermutu.

"Tak banyak dan semuanya rahasia. Aku sendiri yang mengantarkan undangannya secara private. Aku tak ingin media terlalu menyorot pernikahanku. Jika itu terjadi maka semua rencanaku gagal" jelas Kai.

"Arraseo. Kami akan mencoba memberitahukan ini kepada Baekhyun Noona dan Luhan Noona dan membujuknya"

"Kau sahabat yang paling mengerti aku, Sehun-ah!"

Kedua sahabat itu saling mengepalkan tangan dan membenturkan tangan mereka pelan. Hal yang selalu mereka lakukan sejak mereka sekolah. Sedangkan Chanyeol meratapi nasibnya akan hal ini. Ia yakin Baekhyun akan susah diatur dan sulit untuk membujuknya. Chanyeol harus memikirkan segala cara untuk meluluhkan sikelinci liarnya.

.

.

.

.

Sehun berdiri tepat didepan pintu rumah Luhan. Namja albino menghela nafas sebentar sebelum mengetuk pintu. Tak beberapa lama pintu rumah Luhan terbuka dan menampilkan sosok Luhan yang sangat cantik dengan dress selutut berwarna krem. Rambut Luhan ia biarkan tergerai yang menambah kesan manis dan imut secara bersamaan.

Luhan tersenyum manis menyambut kekasih hatinya. Tangan Sehun ditarik oleh Luhan. Sehun menuruti langkah Luhan yang membawanya masuk kedalam rumah. Gadisnya itu membawanya keruang keluarga. Luhan mendudukkan Sehun lalu meninggalkannya begitu saja. Sehun mengernyit melihat tingkah Luhan hari ini. Luhan kembali dengan membawa minuman dan cemilan untuk dirinya dan Sehun. Luhan menata rapi makanan dan minumannya lalu meninggalkan Sehun lagi.

Sehun hanya mengamati tingkah yeojanya yang agak janggal. Sehun membiarkan saja Luhan berbuat semaunya. Luhan kembali dengan tangan kosong. Luhan mendudukkan dirinya didekat Sehun. Ia memandangi Sehun dengan senyuman terkembangnya. Lagi-lagi Sehun dibuat mengerutkan dahinya dalam.

"Minumlah" suruh Luhan riang.

Awalnya Sehun bergeming dan tak melepaskan pandangannya dari Luhan. Melihat Luhan yang antusias menunggunya untuk minum mau tak mau Sehun menagmbil cangkir teh dimeja. Sebelum meminum tehnya Sehun melirik kearah Luhan. Ekspresi Luhan masih sama. Perlahan Sehun meminum tehnya. Wajah sumringah Luhan terlihat jelas dimata Sehun. Gadisnya itu sangat puas saat ia meminum teh. Sehun mengembalikan cangkir tehnya ketempat semula.

"Apa hari ini terjadi sesuatu, Lu? Kau tampak bahagia sekali"

Luhan memberengut kesal.

"Andweyo? Apa aku tak boleh kelihatan bahagia? Atau haruskah ada kabar baik bila aku sedang bahagia?"

"A-Ani. Hanya saja aku melihatnya sedikit aneh"

Sehun sedikit gugup saat melihat Luhan menunjukkan wajah kesalnya.

"Aku hanya ingin menjadi istri yang baik. Aku ingin menyambut suamiku pulang dengan penuh senyum dan melayaninya sebaik mungkin. Agar suamiku nanti merasa nyaman saat pulang kerumah dan melihat senyumanku" lirih Luhan.

Sehun tersenyum. Ternyata Luhan sedang berlatih membiasakan diri untuk menjadi istri yang baik tapi dia membuat usaha Luhan sia-sia. Sehun menarik Luhan kedalam dekapannya. Ia usap punggung Luhan lembut. Setiap sentuhannya ia salurkan rasa sayang dan cintanya. Berharap Luhan tau jika seorang Oh Sehun amat sangat menyayanginya.

"Bukankah aku sudah bilang jika saat berdua denganku kau hanya perlu menjadi dirimu apa adanya? Bersikaplah biasa, Lu. Hanya melihatmu saja sudah membuat rasa lelahku hilang seketika" ucap Sehun masih memeluk Luhan.

Luhan tersanjung dengan ucapan Sehun. Ia tak pernah lupa Sehun berkata seperti itu. Sehun selalu mengertinya dan Luhan ingin berbuat sesuatu untuk Sehun. Luhan akui jika Sehun lebih dewasa darinya. Luhan membalas pelukan Sehun. Keduanya terlarut dalam hangatnya dekapan masing-masing. Merasakan detak jantung yang saling berbaur.

Sehun melepaskan pelukannya. Ia tatap wajah cantik Luhan kemudian mengambil sesuatu dari saku celananya. Sehun memberikan sebuah kertas kepada Luhan. Luhan menerimanya tanpa banyak bertanya dan membaca kertas yang Sehun berikan. Seketika matan Luhan membuka lebar dan memekik heboh. Luhan tak percaya dengan apa yang baru saja dibacanya. Luhan menatap Sehun meminta penjelasan tapi Sehun hanya tersenyum dan mengangguk seperti tau apa yang ada dipikirkan Luhan.

"Aku harus bertanya langsung kepada Kyungsoo" semangat Luhan dan mencari ponselnya.

Pergerakan Luhan ditahan Sehun. Sehun menggenggam erat kedua tangan Luhan. Sehun menatap dalam mata Luhan. Luhan yang tadinya sangat bersemangat saat menerima berita bahagia kini lebih tenang. Tatapan mata milik Sehun menghipnotis Luhan. Tatapan mata itu seakan-akan menyuruhnya untuk diam dan hanya berfokus kepada Sehun.

"Ini rahasia, Lu. Kyungsoo Noona belum tau akan hal ini. Kai sengaja memberikan kejutan manis untuknya. Aku berharap kau bisa diam dan pura-pura tak tau sampai hari H. Kasian Kai jika rencananya terbongkar sebelum waktunya" jelas Sehun kalem. Luhan mengangguk.

"Tapi kenapa dia tak menceritakannya padaku? Bahkan menyerahkan undangannya dua hari sebelum pernikahannya" gerutu Luhan.

"Dia juga tak menceritakannya padaku. Aku baru diberi undangan itu kemarin. Ia langsung yang menyerahkannya. Kau marah?" tanya Sehun lembut.

"Sedikit. Tapi tak apa asalkan ia dan Kyungsoo bahagia. Kyungsoo pasti akan sangat terkejut dengan semua persiapan Kai. Dari dulu sampai sekarang Kai tetap romantis dengan Kyungsoo" ucap Luhan.

"Aku juga romantis. Kau ingin aku melakukan hal yang sama seperti Kai?" goda Sehun.

"Jeolte andwe! Gunakan gayamu sendiri dan buat aku terkesan karena kau yang melakukan semuanya untukku" tolak Luhan keras. Sehun terkekeh lalu memeluk Luhan kembali.

Indah sekali romansa kedua anak manusia ini. Membuat iri setiap orang yang melihat kemesraan mereka.

.

.

.

.

Chanyeol beberapa kali melirik kearah Baekhyun yang berada disebelahnya. Saat ini mereka berdua berada diapartemen milik Chanyeol. Baekhyun terfokus memperhatikan benda persegi bergambar didepannya. Sedangkan Chanyeol tak bisa fokus dengan film yang sedang ditontonnya bersama sang pujaan hati. Ada sesuatu yang mengganjal dipikirannya. Ia ingin mengatakan sesuatu kepada Baekhyun tapi ia takut jika reaksi Baekhyun akan berlebihan dan ia sulit mengontrolnya.

"Ada yang mengganjal pikiranmu? Katakan padaku" ucap Baekhyun tanpa mengalihkan pandangannya dari film yang ditontonnya.

"Mmmm...Baek..." ucap Chanyeol takut-takut. Baekhyun berdehem.

"Ada yang ingin aku sampaikan tapi kau jangan mengeluarkan reaksi yang berlebihan ya" lanjutnya.

Kini perhatian Baekhyun sepenuhnya milik Chanyeol. Yeoja mungil pecinta eyeliner itu memandang penuh tanya kekasih tingginya itu. Chanyeol mengeluarkan sesuatu dari bawah bantal disebelahnya. Namja tinggi itu menyerahkan kepada Baekhyun. Baekhyun membolak-balikkan kertas pemberian dari Chanyeol.

"Undangan? Apakah ini undangan pernikahan kita? Aku rasa baru kemarin kita memesannya" cerocos Baekhyun.

"Buka dan baca saja dulu" perintah Chanyeol.

Baekhyun membuka dan membaca undangan itu. Sama sekali tak ada reaksi yang ditunjukkan Baekhyun setelah beberapa lama ia membaca. Chanyeol penasaran dengan apa yang selanjutnya terjadi. Akankah Baekhyun berteriak heboh atau memukulinya karena terlalu senang atau tiba-tiba pergi menemui Kyungsoo? Chanyeol tak bisa menebak aksi calon istrinya itu.

"Kenapa diundangan ini terdapat nama Kai dan Kyungsoo? Tanggalnya juga menunjukkan besok lusa. Apa mereka salah mencetak?" tanya Baekhyun.

Mulut Chanyeol terbuka lebar mendengar pertanyaan Chanyeol. Ia tak menyangka jika kekasihnya itu tak langsung tau apa maksud undangan itu. Padahal ia sudah menanti 'kejutan' yang akan diberikan Baekhyun.

"Tunggu! Seolma..."

Ucapan Baekhyun terhenti setelah menyadari ada sesuatu yang tidak beres diundangan itu. Baekhyun menatap Chanyeol yang masih cengo. Ekspresi Chanyeol menunjukkan bahwa dugaannya benar. Baekhyun kira memang ada salah penulisan dalam undangan itu. Tapi setelah Baekhyun lihat-lihat lagi, desain undangannya berbeda dengan yang dipesan olehnya. Berarti undangan ini benar milik Kai dan Kyungsoo.

"MWO!" teriak Baekhyun nyaring.

Chanyeol yang terkaget karena teriakan Baekhyun langsung menutup telinganya. Baekhyun bergerak heboh mencari sesuatu. Chanyeol yang menyadari gerak-gerik Baekhyun langsung mendekapnya erat. Baekhyun memberontak keras minta dilepaskan. Sedangkan Chanyeol mati-matian menahan gerakan Baekhyun. Keduanya terlibat aksi saling tarik-dorong. Tak ada satupun dari keduanya ingin mengalah. Baekhyun masih ingin mencari ponselnya untuk menelepon seseorang sedangkan Chanyeol mencegah yeoja mungil didekapannya melakukan itu.

"Park dobi lepaskan aku!" geram Baekhyun disela-sela kegiatannya melepaskan jeratan Chanyeol.

"An..dwe..Kau tak..bisa me..mangg..gil..Kyung...Soo...sek-sekarang" tolak Chanyeol yang kesusahan menahan Baekhyun.

"Wae? Wae? Wae? Wae? Wae? Wae? Wae?" jerit Baekhyun tak terima.

Chanyeol yang putus asa langsung membanting tubuh Baekhyun kesofa. Ia mengerahkan seluruh tenaganya untuk membuat Baekhyun diam. Benar saja, saat ini Baekhyun terdiam dibawah kukungan Chanyeol. Chanyeol menahan kedua tangan Baekhyun menggunakan tangannya. Nafasnya sedikit terenggah-enggah setelah melakukan pergulatan hebat dengan Baekhyun. Chanyeol menatap tajam mata sipit Baekhyun. Baekhyun yang melihat ada kemarahan dimata Chanyeol langsung ciut dan tak berani melawan lagi.

"Jangan pernah beritahu Kyungsoo tentang undangan ini. Kai melakukan semua ini secara rahasia untuk memberikan kejutan untuk Kyungsoo. Kau cukup diam dan mengikuti alur dari yang Kai rencanakan. Aku tak menerima penolakan" ancam Chanyeol.

Baekhyun mengangguk imut. Ia tak bisa berbuat apa-apa jika Chanyeol sudah dalam kondisi seperti sekarang. Itu artinya ia sudah kelewatan dan hal ini benar-benar rahasia. Chanyeol melonggarkan cengkramannya. Ia merasa kasihan karena terlalu kuat mencengkeram tangan Baekhyun. Tapi itu hanya satu-satunya cara membuat kelinci nakalnya itu diam. Chanyeol menundukkan wajahnya mendekati wajah Baekhyun. Diciumnya lama kening Baekhyun sebagai rasa menyesal karena telah menyakitinya.

"Mian, Baek" ucap Chanyeol lembut setelah melepaskan kecupan didahi Baekhyun. Baekhyun menggeleng kecil.

"Harusnya aku yang meminta maaf. Aku sudah kelewatankan?" tanya Baekhyun menunjukkan puppy eyesnya.

'ugh...sial' batin Chanyeol. Baekhyun saat ini terlihat sangat menggemaskan. Puppy eyes yang mengooda, bibir yang sedikit dipoutkan dan pipi yang menggembung sedikit. Baekhyun benar-benar menggoda Chanyeol. Chanyeol tak tahan lagi. Ia melihat seekor kelinci lezat yang siap disantap kapan saja.

"Kau berani menggodaku saat kau berada dibawahku? Dasar kelinci nakal" bisik Chanyeol lalu mencium bibir Baekhyun.

Keduanya saling berpanggut mesra. Tangan Baekhyun melingkar indah dileher Chanyeol. Chanyeol semakin memperdalam ciumannya. Tubuhnya semakin ia dekatkan ketubuh Baekhyun dengan tangan yang menahan beban tubuhnya agar tak terlalu menindih Baekhyun. Kita biarkan dua sejoli aneh itu. Biarkan mereka menikmati masa-masa intim berdua. Kekekekeke.

.

.

.

.

.

END

Ini dia kisah perjuangan Kai mewujudkan pernikahan kejutannya untuk Kyungsoo. so sweet? Tiba-tiba pengen buat side story dan terciptalah chap khusus ini. Lumayan juga. bagaimana? Bagaimana? Mengobati rasa kangen kalian? Maafkan aku yang gag akan membuat sequel. Ini yang terkahir. Gag akan ada tambahan lagi. Yang rindu Hunhan dan Chanbaek moment udah aku kasih sedikit dibonus chap ini. hehehehe

Nyepam dikit. Aku sudah publish epep kelanjutan dari GIDAEHAE yang judulnya STILL YOU. Dan aku ingatkan disini jika untuk STILL YOU masih ada kelanjutannya walaupun aku tulis end dibagian akhirnya.

GAMSAHAMNIDA untuk semua readers setia epep ini. Makasih sudah menyempatkan review dichap terakhir. Dan aku harap kalian bisa menyemangatiku lagi untuk membuat epep baru yang lebih baik dari semua epepku sebelumnya. Nantikan epepku selanjutnya. Gomawo!

MIND TO REVIEW?