Superdad.
Park Chanyeol - Byun Baek Hyun
Oh Sehun
others
PG17
Don't Like Don't Read. I told you.
Boys Love.
Storyline: kpowpers - Dale
Summary:
Chanyeol benar-benar buruk dalam mengasuh bayi. Tapi Baekhyun mempersulitnya sampai ia akan ikut menangis bersama Sehun si bayi yang menakutkan untuknya karena Sehun tidak suka padanya.
Baby Kyungmyeon: images?q=tbn:ANd9GcST6BsyZBoY3iXXyPS6rhkTVMZtuKomr2CZoCLgLRmWysBOQrEmMNWJW1Y
Baby Sehun:
images?q=tbn:ANd9GcR4RxsnOr_eNVnWdE-nut_LDolr_BAHD2SmYz0qtU9nuvZCRLcC45HS94A
.
.
Superdad.
.
.
Baekhyun terbangun dari tidurnya karena mendengar suara tangis Sehun. Dia tidak ingat kapan ia jatuh tertidur. Seingatnya, ia sedang mendiamkan rengekan Sehun ditemani Chanyeol yang tertidur disampingnya.
Mengabaikan pikirannya yang berkecamuk, Baekhyun cepat-cepat duduk untuk mengambil alih konsentrasinya yang buyar akibat baru bangun tidur, dia melirik Sehun yang menangis keras disampingnya.
Saat tangannya memegang Sehun, Baekhyun terkejut bukan main. badan Sehun begitu panas dan membuat air mata Baekhyun nyaris jatuh dalam hitungan detik, dia menggendong Sehun—berusaha meredakan tangis bayi Sehun.
"tenanglah sayang" Baekhyun ikut menangis, ia kalut luar biasa.
Sehun bergerak gelisah "umm—ma" bayi itu kembali merengek, menangis karena merasakan badannya yang tidak nyaman. Sehun kecil merasakan badannya begitu lemas, kepalanya pening. Tapi bayi itu tidak bisa mengatakannya dan hanya bisa menangis keras tanpa henti.
Baekhyun menghampiri Chanyeol dengan air matanya yang sudah menganak sungai, otaknya sudah tidak bisa berfikir jernih. Suara tangis Sehun membuatnya semakin kalut. Satu-satunya yang berpusat diotaknya adalah Sehun yang demam dan menangis keras. Baekhyun menarik tangan Chanyeol, berusaha membangunkannya. Lehernya terasa tercekat hanya untuk memanggil Chanyeol—Baekhyun kesulitan bicara karena dia berusaha menahan air matanya untuk berhenti mengalir.
"C—Chanyeol.."
Tidak ada jawaban, Chanyeol tetap tidur dengan tenang.
"C—Chanyeol.. hiks"
Pria itu mulai mengerutkan alisnya, ia dengan jelas suara Baekhyun yang memanggilnya diiringi dengan isakan, meski ia tertidur. Mata Chanyeol terbuka dan ia terlonjak mendapati Baekhyun yang penuh air mata serta Sehun digendongannya yang juga menangis,"B-Baek.." Chanyeol tergagap.
"R—Rumah sakit, Chanyeol. Kita butuh Rumah sakit" Baekhyun terus menangis dengan memeluk Sehun. Tanpa menunggu lagi Chanyeol bangkit berdiri dan menggamit kunci mobil diatas meja makan, "Kita pergi"
.
.
Superdad.
.
.
Terakhir kali Baekhyun menginjakkan kakinya ke Rumah Sakit adalah saat menemani Sehun imunisasi kesehatan empat bulan lalu—begitupun Chanyeol. Sekarang, Baekhyun kembali kesini bersama Sehun ditengah malam dalam keadaan khawatir luar biasa. Chanyeol juga nyaris menabrak saat akan datang kemari, meski ia tidak begitu dekat dengan Sehun, dia juga merasakan khawatir yang begitu besar. Dia sempat menjatuhkan air matanya saat menyetir. Itulah alasan mengapa ia nyaris menabrak. Memangnya siapa yang tidak akan ikut khawatir saat mendapati istri dan anakmu menangis mengatakan menginginkan Rumah Sakit?
Sehun terus saja menangis saat diperiksa. Meski dirinya hanya demam. Baekhyun berani bersumpah dirinya ketakutan setengah mati. Menurut Baekhyun, Sehun adalah bayi yang begitu tangguh. Anak itu jarang sekali menangis, apalagi sakit. Ya, meskipun Sehun kadang-kadang sangat rewel jika ingin sekali bermanja pada Baekhyun.
Ini kali pertamanya Sehun mengalami demam yang begitu parah. Tinggi suhunya mencapai tiga puluh sembilan derajat.
Lampu rumah sakit, suster, dokter, suntikan dan keheningan Rumah sakit adalah hantu bagi Baekhyun. Saat Sehun sudah masuk dalam ruang rawat inap. Pria manis itu meraung tidak ingin masuk kesana. Ia begitu takut. Chanyeol akhirnya yang menunggui Sehun didalam. Sedangkan Baekhyun duduk dikursi panjang koridor rumah sakit. Menangis disana.
Dia ingin sekali masuk kesana, menemui Sehun dan memeluknya. Tapi ia terlalu takut. Anak itu menggunakan infus pada tangan lembutnya. Sehun terlalu kecil untuk di infus. Baekhyun membenci orang-orang yang menyakiti Sehun kecilnya. Tapi Baekhyun cukup sadar untuk tidak berbuat gila. Semua yang dilakukan disini untuk Sehun adalah demi kesembuhannya.
Mata Baekhyun sudah berdenyut sakit karena terlalu lama menangis. Dia memeluk dirinya sendiri, menunduk dan menangis terseduh.
"Aniya" gumamnya. Isakannya kembali keluar dan Baekhyun menangkup tangannya diwajah, "cepatlah sembuh—hiks"
Chanyeol yang sudah berdiri didepan Baekhyun hanya menggeleng lemah. Tangannya terulur menyentuh surai Baekhyun, "Tenanglah, Baek. Sehun sudah tidur didalam"
Baekhyun mengangkat kepalanya. Bertemu pandang dengan Chanyeol. Saat melihat Chanyeol yang berdiri didepannya. Dia langsung saja memeluk Pria itu, kembali menangis. "Aku takut sekali" kata Baekhyun. Kepalanya sudah terbenam diperut Chanyeol.
"Gwaenchana. Kau tidak ingin masuk?"
Baekhyun menggeleng, "aku takut"
Chanyeol berdecak. Tangannya menarik tangan Baekhyun yang melingkarinya agar terlepas. Setelahnya tangan Chanyeol yang berganti menangkup wajah Baekhyun. Chanyeol memandang bola mata Baekhyun yang basah, "Sehun jauh lebih takut jika tidak ada kau disampingnya. Memangnya kau tidak ingin menemaninya? Dia benar-benar membutuhkanmu"
Baekhyun nampak ragu. Matanya hanya melirik lantai keramik dibawah sandal rumahnya yang belum sempat ia ganti saat akan kemari.
Dari sini Chanyeol bisa melihat kepala Baekhyun yang mengangguk meski tampak begitu berat sekali. Sebelumnya Chanyeol tidak pernah melihat Baekhyun yang begitu kacau seperti ini. Matanya sembab, gairah hidupnya seperti hilang. Well, bukan masalah selagi Baekhyun masih mau berusaha untuk membuang perasaan negatif yang membelenggunya tentang Sehun, sakit, dan tempat menyeramkan ini.
Chanyeol tersenyum dan mengusap surai Baekhyun. "Nah, bisa aku memegang janjimu untuk tidak pergi saat masuk kekamar nanti? Rumah sakit tidak seburuk yang ada dipikiranmu, sayang. Percayalah"
Baekhyun menautkan jaring kelingkingnya dengan Chanyeol. Mereka terbiasa dengan pinky promise yang begitu manis. "Kau juga harus berjanji tidak boleh pergi dari sisiku, Chanyeol. Sedetikpun. Jika kau ke kamar mandi, aku akan mengikutimu seperti permet karet" tegas Baekhyun. Chanyeol menyanggupinya.
Dan Baekhyun berakhir dengan diam seribu bahasa saat dirinya mulai diajak masuk kedalam kamar Sehun
.
Lihatlah, Sehun yang biasa tersenyum riang kini tampak begitu lemah hampir membuat Baekhyun nyaris menangis lagi. Air matanya sudah kembali menggenang di pelupuk matanya. Chanyeol harus beberapa kali memperingatkan Baekhyun agar tidak menangis. Tidak boleh membuat keributan, itu akan membangunkan Sehun.
Kali ini Chanyeol memang benar. Tapi haruskah Chanyeol yang mendapat pelukan Baekhyun ikut bingung harus mengatakan apa? Dia harus senang atau tegang? Ugh. Baekhyun menerjangnya yang sedang duduk manis di sofa kamar Sehun. Pria manis itu membenamkan wajahnya pada lekukan leher Chanyeol.
Jika seperti ini, Chanyeol merasa harus mengurus dua bayi.
Baekhyun memang bukan seorang wanita, dia punya jakun dilehernya meski terlihat lebih kecil dibanding Chanyeol. Tapi sikap Baekhyun yang bermanja dan moody seperti ini membuat Chanyeol harus mengingatkan otaknya jika Baekhyun adalah seorang Pria dan dia tidak punya hormon progesteron.
"Lebih baik tidur saja, jika kau terbangun hanya untuk menangis"
Baekhyun tidak bersuara.
"Baek?" Chanyeol menyentuh pinggang Baekhyun. Dia tidak bodoh untuk mendengar deru nafas teratur Baekhyun.
Wow. Kapan Baekhyun tertidur? Seingat tadi Baekhyun sedang merajuk dan hampir menangis.
Chanyeol mengelah dengan setengah hati. "Baik-baik. Aku yang tidak akan tidur!" Desis Chanyeol. Dia menjatuhkan kepalanya pada bahu Baekhyun. Menghembuskan nafas pelan.
"Selamat tidur ya"
.
.
Superdad.
.
.
Meski Baekhyun sudah tertidur dipangkuannya. Chanyeol tetap terjaga. Suasana hatinya tetap begitu resah. Berkali-kali ia gagal saat akan mencoba tidur. Melihat Sehun yang tidur begitu tenang membuat Chanyeol ingin melihatnya dari dekat.
Pelan, Chanyeol merebahkan tubuh Baekhyun pada sofa. Baekhyun sempat menggeliat, menyebut nama Chanyeol namun tetap menutup matanya. Membuat Chanyeol tersenyum dan tergugah untuk mencium bibir Baekhyun.
"Terima kasih ya sudah merawat kami dengan baik"
Semua orang tahu jika Chanyeol tidak begitu pandai dalam mengucapkan hal-hal romantis. Pria itu sangat terkenal dengan perlakuan romantisnya, bukan karna kata-kata romantis. Tapi kali ini Chanyeol mengatakan hal romantis dalam hidupnya. Wajahnya bersemu sampai dia tidak tahan menahan tawanya sendiri.
"Cheesy sekali" Chanyeol menepuk kepalanya sendiri.
Suara Chanyeol yang tertawa melingkupi ruangan Sehun yang sepi. Dia tergelak dengan dunianya sendiri yang baru saja ia buat. Chanyeol tersadar dan menghentikan tawanya. Setelahnya pria itu berangkat bangun dan berjalan mendekati Sehun.
Bayangan saat Baekhyun yang menangis memanggil namanya saat dia tertidur berputar di benak Chanyeol. Bagaimana Baekhyun nyaris berteriak putus asa serta Sehun yang menangis dipelukannya. Chanyeol berani bersumpah dia begitu ketakutan saat mendapati Baekhyun yang menangis bersama Sehun. Saat dia bangun dan bergegas kerumah sakit, kakinya terasa kaku.
Chanyeol menarik kursi dan mendudukan dirinya disamping ranjang Sehun. Melihat bayi itu tertidur tenang dengan selang infus yang menusuk ditangannya.
Mata Chanyeol terpaku pada wajah Sehun, senyumnya tiba-tiba berkembang lagi. "Ketika kau besar nanti. Ayah yakin kau akan menertawakan ibumu sepanjang hari ketika kau teringat kejadian tadi." Tangannya menyentuh wajah Sehun, "Ibumu menangis terus menerus. Ayah bahkan tidak mengenali wajahnya" Chanyeol kembali terkikik. "Sehun..." Tawa Chanyeol berhenti. Air wajah Chanyeol berubah menjadi begitu serius, matanya fokus menatap Sehun. "Aku... Bukanlah ayah yang baik untukmu. Kita tidak begitu dekat karna ayah takut jika ayah melukaimu tanpa sengaja. Ayah begitu sayang padamu. Maka dari itu ayah takut sekali menyentuhmu. Ayah berjanji, ketika kau sembuh nanti. Kita akan pergi ke taman bersama ibu dan ayah. Kau senang kan? Kita akan menghabiskan waktu sepanjang hari dengan kau bermain bersama ayah. Seperti seharusnya" Air mata Chanyeol yang menumpuk di pelupuk matanya kini terjatuh. Hatinya terasa begitu sesak dan lega disaat yang bersamaan. Dia sudah menumpahkan keluh kesahnya pada Sehun. Dia melakukannya, dan Chanyeol merasa begitu senang.
Sebuah tangan terlulur memeluk leher Chanyeol dari arah belakang. Tanpa menoleh pun Chanyeol tahu jika Baekhyun adalah pelakunya. Baekhyun juga menangis selagi memeluknya. Isakannya begitu bisa Chanyeol dengar. "Aku..mencintaimu" Baekhyun mengecup pipi Chanyeol.
Chanyeol tidak menjawabnya, tapi pria itu hanya menganggukan kepalanya. Tangan Chanyeol menumpuk diatas tangan Baekhyun yang memeluknya. Entahlah, bagian menangis bersama Baekhyun sekarang ini seperti bagian favorit Chanyeol dalam hidupnya.
Chanyeol tidak sadar kapan Baekhyun terbangun. Dia tidak pernah menduga jika Baekhyun terbangun dan kini menangis bersamanya.
Saat mereka sudah berhenti menangis. Kini Baekhyun yang mengeluh jika matanya begitu sakit. Pria manis itu terus saja merengek seperti bayi diatas pangkuan Chanyeol.
Chanyeol tidak begitu mengerti dengan apa yang terjadi pada Baekhyun. Semenjak Chanyeol mendapati Baekhyun dan Sehun menangis. Dia seperti tidak menemukan perbedaan antara Sehun dan Baekhyun. Keduanya sering sekali merengek dan umh, kurasa jika Sehun yang meminta ini akan sangat lumrah dan merupakan hal yang wajar. Tapi bagaimana jika Baekhyun yang mengeluh ingin digendong Chanyeol?
Well, aku pikir tidak.
Tapi karena Chanyeol begitu mencintai Byun Baekhyun. Maka dengan senang hati Chanyeol membawa Baekhyun dalam gendongannya. Baekhyun tampak begitu senang dan terus saja melempar senyum. "Aku rindu masa kecilku, Chanyeol" Baekhyun kembali merengut, pria itu menjatuhkan dagunya pada bahu Chanyeol, kembali mengingat masa kecilnya.
Jika seseorang melihat mereka. Kurasa—ini akan tampak aneh. Well, seperti koala.
Chanyeol menutup matanya, menghela nafas. "Oh ya? Memangnya sekarang kau sudah besar?"
Baekhyun mendelik. "Aku ini sudah menjadi ibu, tahu!"
"PFFFFT!" Chanyeol berusaha mati-matian menahan tawanya yang akan meledak. Baekhyun tidak segan-segan memukulnya hingga Chanyeol urung tertawa, "OUH!"
"Apa?" Baekhyun melotot saat bertemu pandang dengan Chanyeol sesaat setelah pria itu mengaduh kesakitan.
Chanyeol menggeleng, "sayang, ada apa denganmu?" Chanyeol bertanya keheranan. Seingatnya tadi Baekhyun mendelik dan melotot kearahnya. Tapi lihatlah sekarang, pria manis itu sudah menutup mulutnya dengan kedua tangannya dan menatap Chanyeol dengan malu-malu. Alis Chanyeol mengernyit.
Baekhyun menggeleng hingga membuat poni halusnya bergoyang, "boleh aku minta ciuman? Mor...ning kiss? Ini kan sudah pagi~" Wajah Baekhyun memerah. Chanyeol bisa melihatnya dengan jelas.
"Boleh ya?" Tangan Baekhyun sudah melingkari leher Chanyeol yang menggendongnya seperti koala.
Matahari sudah bersinar dan berada diatas. Sinar matahari yang menembus gorden jendela membuat Chanyeol sadar jika hari sudah pagi. Well, wajar saja Baekhyun meminta morning kiss. Tapi, bukankah selama ini Chanyeol-lah yang lebih dulu sering meminta morning kiss?
Mata bulat Chanyeol mengerjap beberapa kali. Baekhyun gemas sendiri dan mencium bibir Chanyeol, Melumatnya sampai membuat kaki Chanyeol bergetar dibawah sana.
Baekhyun memejamkan matanya selagi bibirnya melumat bibir Chanyeol dengan gemas sedangkan Chanyeol hanya diam mematung. Tapi sesaat kemudian akal sehatnya kembali. Bibir Chanyeol kini menyeringai kemudian balas melumat bibir Baekhyun yang bergerak sampai membuat pria manis itu melenguh.
Tidak seorang pun dari mereka yang menyadari pintu kamar Sehun sudah terbuka dan menampilkan Kris yang nyaris menjatuhkan dagunya.
"WTF?! What are you fucking doing?!" (Lihat tanda seru yang lebih banyak)
Suara Kris yang berteriak membuat Baekhyun tersentak, melepaskan ciuman mereka dan turun dari gendongan Chanyeol dalam hitungan detik. Pria tinggi itu—Chanyeol membantu Baekhyun merapikan bajunya yang tampak berantakan.
"Hai Kris," nada Baekhyun terdengar Canggung. Kris hanya menatapnya sanksi. "Apa kalian sudah gila? Melakukan tindakan asusila di Rumah Sakit?"
"Apa?" Mata Baekhyun membulat, "Ha—Ha—Ha" Baekhyun tertawa kali ini sampai lehernya terasa sakit karena tertawa secara paksa. Dia mengibaskan tangannya, "itu tidak benar, Kris"
Chanyeol menggaruk kepalanya yang tidak terasa gatal.
Kris memutar matanya, berusaha tidak menanggapi dan melangkah masuk dengan santai—mengabaikan leher Baekhyun yang sudah tertanda Kissmark.
Kris menjatuhkan kantung yang dibawanya disebelah kaki panjangnya yang berhenti didepan ranjang Sehun.
Sehun tertawa tanpa suara, menunjukan eksistensi giginya yang sudah tumbuh dua dan sudah duduk diranjangnya, Membuat Kris tersenyum.
Kris mengulurkan tangannya ingin menggendong Sehun. Tapi Baekhyun mengacaukannya. "Sehun?!" Baekhyun terkejut seperti lupa daratan. Dia berlari seperti dalam drama dan memeluk Sehun, "astaga! Kau sudah sehat?!"
Suhu badan Sehun sudah normal, Sehun sudah kembali ceria.
"Dia sehat, Baek. Dia normal. Tidak seperti kau dan Chanyeol" Kris menyela adegan dramatis Baekhyun. Asap imajiner mengepul diatas kepalanya karena terlalu jengah. Dia baru saja akan menggendong Sehun.
"Apa maksudmu, heh?" Kini Chanyeol yang menyahut gumaman Kris. Chanyeol menarik Kris yang berdiri disamping ranjang dan menyeret pria itu untuk duduk di sofa.
Kris diam saja.
Kesabaran Yifan menipis, "aku bisa gila!" Kris melirik tajam Baekhyun dan Chanyeol bergantian. Well, Kris kemari karena baru saja mengantar Luhan kesekolah. Pria sibuk itu menyempatkan dirinya datang kemari saat teringat Chanyeol yang mengabarinya pukul dua pagi.
Kedatangannya tidak dihiraukan. Tapi dia cukup senang saat melihat Sehun sudah begitu ceria pagi ini. Bayi itu sudah duduk dan terus melempar senyumnya. Padahal seingat Kris, Suara Chanyeol yang mengabarinya semalam seperti akan menangis saat mengatakan Sehun yang tampak lemah karena jatuh sakit.
Alasan mengapa Kris—maksudku mereka. Kini Suho dan Kyungsoo datang setelah Kris. Mereka begitu penasaran ingin melihat keadaan Sehun setelah mereka berfikir Chanyeol akan bertindak gegabah pada Sehun (mencelupkannya dalam air es, mungkin? Karena Suhu badan Sehun yang tinggi)
Tapi mereka semua kini bisa bernafas lega saat mendapati wajah Sehun sudah bersinar seperti matahari dan bermain dengan Kyunmyeon dipangkuan Kyungsoo.
Suho ikut-ikutan memandang Kris yang tidak henti-hentinya memijat keningnya. "Hey man, ada apa denganmu?" Tanya Suho. Kris menggeleng, "aku mendapat shock dipagi hari" nada suara Kris tampak frustasi.
"Memangnya ada apa?"
Kris tersenyum masam, "Mereka nyaris membuat Kris junior bangun saat mendapati pasangan idiot itu berciuman dengan pelukan koala" kata Kris berbisik—berusaha meredam suaranya agar tidak didengar oleh Baekhyun dan Kyungsoo.
Wajah Suho sontak memerah padam, "PFT! Lalu, apa adikmu terbangun?" Kali ini Suho kembali bertanya dengan wajah tenangnya. Suaranya ikut berbisik.
Kris menunduk, "aku pikir iya. Maka dari itu aku berjalan kearah Sehun karena celanaku mengembung tiba-tiba. Kemudian pria idiot ini menarikku duduk kesini"
Chanyeol terkikik pelan-pelan, sambil melirik Celana Kris yang mengembung. "mengerikan sekali ya adikmu. Mudah sekali bangun. Aku kasihan padamu" Suho ikut-ikutan terkikik.
Keributan yang dibuat Kris, Chanyeol, dan Suho menarik perhatian Baekhyun dan Kyungsoo yang menemani bayi mereka bermain. "Apa yang kalian bicarakan? Kelihatannya seru sekali" Baekhyun menginterupsi lebih awal.
Chanyeol membuka mulutnya siap menjawab, "kami membicarakan adik Kris yang ter—"
Kris dan Suho membekap mulut Chanyeol secara kompak, "IDIOT!" Teriak mereka bersamaan. Kenapa Chanyeol sulit sekali untuk merahasiakan sesuatu? Apa Chanyeol tidak memikirkan reaksi Baekhyun dan Kyungsoo ketika dia membicarakan hal itu? Jadi, Apa Chanyeol tidak bisa diajak bercanda? Oh. Tentu saja bisa. Hanya saja dia terbiasa jujur kepada Baekhyun.
Chanyeol itu polos meski mesum. Tidak begitu bodoh kurasa (anggap aku meninggalkan tanda tanya besar)
Baekhyun dan Kyungsoo menaikkan alis mereka, "memangnya kenapa? Kurasa memang Chanyeol itu idiot" Kyungsoo masih menaikkan alisnya. Memandangi Chanyeol yang seperti habis terkena serangan jantung.
"Kyungsoo" suara murung Baekhyun sampai membuat Kyungsoo terkesiap dan menyadari kesalahannya. Dia tertawa canggung, "aku hanya bercanda." Kata Kyungsoo
Chanyeol yang menjadi korban penghinaan Kyungsoo tidak merasa sama sekali—reaksi berbanding terbalik dengan Baekhyun yang murung. Pria itu malah duduk santai dengan mata yang berpaut memandangi Kris dan Suho yang juga memandanginya. Suasana antara Para pria jantan dewasa begitu canggung akibat interupsi Baekhyun.
Kris dan Suho hanya menggelengkan kepalanya saat suasana canggung terus melingkupi ketiganya. Kini Baekhyun dan Kyungsoo sudah sibuk dengan para Bayi sampai suster pengantar sarapan menginterupsi mereka(termasuk Pria jantan Dewasa yang kumaksud beserta dua bayi menggemaskan).
"Pasien Sehun, saatnya sarapan pagi.."
.
.
Superdad.
.
.
Kyungmyeon yang jarak umurnya hanya berbeda satu tahun tidak tahu kenapa melihat Sehun makan dengan semangat adalah hal yang begitu menyenangkan. Bayi Kyungmyeon menjerit senang, tangannya mengelus pipi Sehun terus menerus, kemudian dia akan tertawa senang bersama Sehun.
Sehun tampak begitu senang saat Kyungmyeon menyentuh pipinya, melompat-lompat pelan dipangkuan Baekhyun sampai membuatnya kewalahan meski senang Sehun tampak sehat. Bayi Kyungmyeon kini duduk manis diranjang Sehun—bukan dipangkuan Kyungsoo. Bayi itu merangkak pelan mendekati Sehun, matanya menelusuri kegiatan makan Sehun sampai tangannya terasa gatal ingin menyentuh pipi Sehun.
"Miu—maaaam. Se—Sehunie moggo" (mokko/makan) Bayi Kyungmyeon bergumam, tangannya menunjuk sendok yang dilayang Baekhyun untuk menyuapi Sehun—tangannya tidak lagi menyentuh Sehun. Bayi itu kini benar-benar duduk manis dengan memandang Sehun.
Kyungsoo tersenyum dibelakang Kyungmyeon, mengelus kepala bayi itu pelan.
"Kyungmyeon lucu sekali!" Baekhyun berteriak gemas, Kyungsoo hanya balas tersenyum.
Kyungsoo merasakan tangan kecil Kyungmyeon yang menepuk pahanya. Anak itu sudah mengusap perutnya sendiri, "moggo~" Kyungsoo terkejut, alisnya naik. Makan? Lagi? Bukankah sebelum kesini bayi itu sudah memakan buburnya sebanyak satu mangkuk setengah?
Air ludah Kyungmyeon naik keatas saat melihat Sehun yang begitu senang sekali makan. Serta bubur putih rumah sakit yang beraroma sangat sedap. Bayi itu kembali menepuk paha Kyungsoo, mengeluarkan puppy eyesnya yang begitu menggemaskan sampai membuat Kyungsoo gemas. "Baik, baik, kita makan lagi ya?" Kata Kyungsoo. Bayi Kyungmyeon tersenyum.
"Moggo~ Sehunnah Moggo~ ngggggg hihihiuu..."
Bayi Sehun melirik Kyungmyeon yang tersenyum cerah kearahnya, mulutnya terbuka. "Yung—moggo?" (Hyung mokko) Kata Sehun terbata, Kyungmyeon mengangguk dan mengeluarkan lidahnya, menjilat bibirnya sendiri "Moggo~ Hyungie moggo~"
Selagi kedua bayi itu bergelung dengan dunianya. Kyungsoo mewanti-wanti Suho yang terus saja tertawa dengan wajah merah, dan Chanyeol dengan tawa gilanya serta Kris yang tampak tidak begitu tertawa lepas. Seperti menahan sesuatu.
"Junmyeon," panggil Kyungsoo. Tapi tidak ada jawaban. Pria jantan disana seperti asik pada dunianya sendiri. Kyungsoo menarik nafasnya dan membuangnya melalui mulut, mencoba bersabar. Nada suara Kyungsoo naik meski masih tenang. "Kim Junmyeon?"
"Ya, Sayang?" Suho menyahut cepat-cepat.
"Bisakah kau membelikan Kyungmyeon makanan. Dia lapar lagi"
Suho menelusuk telinganya menggunakan jari—memastikan. "Dia sudah makan 'kan? Aku sudah memberikannya tadi pagi, sayang"
Kyungsoo mengangguk, tangannya terulur mengelus pipi gembul Kyungmyeon, mata bayi itu ikut menatap Suho yang duduk di sofa. "Dia ingin makan lagi.."
Suho mengangguk, bangkit berdiri "Ayah akan membelikan makanan. Kau tenanglah disini" Pria itu melempar senyum pada Kyungmyeon, mengedip sesaat pada Kyungsoo. Kemudian mulai berjalan keluar tanpa banyak bicara.
"Ouh yah, kau liat itu tidak Kris? Menggelikan" maki Chanyeol saat Suho sudah keluar. Kris mengangguk membenarkan. Seringainya begitu jelas seakan mengejek Suho.
Kyungsoo melihatnya, asap imajiner mengepul seketika. "Aku mendengarnya wahai Pria idiot abad ini," suara Kyungsoo tertahan, "Suho jauh lebih baik dibanding kalian. Kau Kris, lihatlah dirimu. Begitu menggelikan dan patut dikasihani karena Tao mengamuk sampai tidak ingin pulang dari Qingdao,"
Kris merasakan dadanya terhimpit batu besar. Yeah, Tao mengamuk padanya karna pria itu ketahuan menonton film dewasa. Tao membenci pria mesum yang suka sekali menontol hal-hal berbau dewasa seperti. Tapi Kris sangat menyukainya...
"Dan kau Park, benahi dulu baby bluesmu!" Maki Kyungsoo tanpa ampun, tangannya menunjuk kearah Kris dan Chanyeol yang seperti kena sembelit.
"Maaf." Kata keduanya, "omong-omong, mulutmu kasar sekali" sambung Baekhyun.
Kyungsoo menolehkan kepalanya, "Sesekali pria dewasa seperti mereka harus diberi pelajaran" bisik Kyungsoo. Baekhyun mengangguk menyetujui, ikut-ikut menatap Chanyeol dan Kris.
"Apa?" Kata Chanyeol.
"Tidak."
.
.
Superdad.
.
.
Tidak tahu kenapa waktu terasa berjalan begitu cepat. Tamu Baekhyun, Sehun, dan Chanyeol sudah kembali pulang lima menit yang lalu. Kini Baekhyun sedang mandi sekarang, menyisakan Chanyeol dan Sehun berdua.
Bungkusan dibawah ranjang Sehun menarik perhatian Chanyeol, dia mengambilnya dan menarik bungkusan itu keatas.
"Sehun, kau ingin melihat isinya,' tidak?"
Tangan Sehun terulur menunjuk bungkusan dipangkuan Chanyeol, menepuknya sesekali.
"Baik-Ba—" Chanyeol mengehentikan pergerakannya, leher Chanyeol tercekat. Dia kira bungkusan ini hadiah untuk Sehun. Tapi...
WTF
Kantung sialan ini penuh dengan pakaian dalam—wanita. Serangan ini lebih dahsyat menyentuh kalbu Chanyeol. Pria itu pening tiba-tiba, matanya berkunang nyaris pingsan.
Baekhyun yang baru saja keluar dari kamar mandi langsung menjerit saat Chanyeol oleng dan jatuh pingsan—nyaris menimpa Sehun.
"CHANYEOL!"
.
.
To Be Continue
.
.
YANG GANTENG YANG CANTEK DALE BOLEH MINTA REVIEW?
MESKI BINGUNG INI ABIS NULIS APAAN TAPI YASUDAHLAH HAHAHAHA
/matek/
Baidewey, ini chap paling panjang sepanjang sejarah nulis ff. Author baru ini bingung mau ngakhirin part Chapnya gimana pfffft.
Sekali lagi makasih ya. Boleh kan minta reviewnya lagi? /ngeyel/ /tendang/
Sign
Kpowpers