SILENT LOVE

Pair : Haehyuk ( Lee Donghae x Lee Hyukjae)

Genre : Romance, Friendship

Rate : T

Langit yang cerah di hari yang menyebalkan. Kalian mengerti maksudku, kan? Pasti kalian mengerti. Semua manusia yang pernah merasakan bangku sekolah pasti tahu hari apa yang kumaksud. Ada yang mau menjawabnya? Yaps. Bingo. Hari senin. Aku benar-benar membenci hari senin. Kalian juga pasti merasakan itu. Adakah hari yang lebih buruk dari hari dimana kita harus berdiri di bawah terik matahari selama upacara bendera hanya untuk mendengarkan pidato – ceramah – dari kepala sekolah yang isinya tidak jauh dari peraturan-peraturan yang bahkan sudah kuhafal di luar kepala. Belum lagi macet yang menjebak, debu yang beterbangan, dan tugas yang bergentayangan. Benar-benar hari yang penuh dengan mimpi buruk.

Sekarang aku berada di dalam bus yang akan membawaku ke sekolah yang sudah menjadi tempat tinggal keduaku selama 2 tahun ini. Aku bergerak-gerak gelisah dalam dudukku Kalian tahu kenapa? Aku telat. Kutekankan sekali lagi. Aku telat. Hari senin yang buruk semakin kuperburuk dengan hukuman yang menungguku di sekolah. Aku mengutuk bus yang berjalan amat sangat lambat.

Aku berlari secepat yang aku bisa dari halte bus menuju sekolahku yang berjarak 100 m. Aku hanya bisa menangis meraung dalam hati saat melihat gerbang sekolahku tertutup. Entah ini hanya halusinasiku atau memang kenyataan, aku melihat gerbang itu tersenyum remeh seolah-olah mengejekku yang tertimpa sial.

"Apa yang harus kulakukan sekarang? Tidak mungkin aku pulang kerumah. Aku bisa dicincang oleh eomma." Kataku miris pada diriku sendiri. Aku menengok ke sekeliling berharap ada yang bernasib sama sepertiku. Tetapi harapan hanya tinggal harapan, tidak ada siswa lain selain aku disini dan itu artinya aku akan menghadapi Ketua Kedisiplinan yang kejam tapi tampan itu sendirian. Hei, apa aku baru saja memuji Ketua Kedisiplinan yang sombongnya mengalahkan kesombongsn Squidward itu?

"Hei! Kau yang disana! Cepat kemari!" teriak seseorang yang membuat lamunanku beterbangan tak tentu arah. Aku memutar kepalaku ke kanan dan ke kiri mencari asal sumber suara tadi.

"Aku disini, nona." Teriak suara itu lagi. Otomatis aku menghadapkan kepalaku ke belakang dan mataku tertumbuk dengan sepasang kaki yang memakai sepatu berwarna hitam. Perlahan aku mendongakkan kepalaku guna melihat siapa pemilik kaki ramping di belakangku.

Bingo!

Orang yang baru saja aku bicarakan kini berdiri menjulang di depanku yang terduduk. Posisi kami sekarang bagaikan aku yang seorang pembantu tertindas olehnya yang menjadi majikanku. Begitu miris.

"Berdiri, tuan!" perintahnya dingin yang membuatku segera membangkitkan diriku.

"Kau tahu apa kesalahanmu kali ini, kan? Ini bukan yang pertama kalinya kau telat. Harus berapa kali aku katakan padamu bahwa rekor telatmu itu sudah melebihi batas. Kau bisa saja di skors bila aku mengadukan tingkahmu ini kepada kepala sekolah. Tapi aku masih punya hati, jadi aku tidak melakukan itu. Bisakah kau sedkit saja berempati padaku, eoh? Kau mendengarku, kan? Eunhyuk-ah?" jelasnya panjang kali lebar kali tinggi sama dengan volume padaku.

"Ya, ya. Aku mendengarmu Kepala Kedisiplinan Lee Donghae-ssi." Ucapku tak peduli.

"Tapi kenapa kau tetap terlambat kalau kau memang mendengar perkataanku, eoh?" bentaknya.

Aku berdecak kesal dibentak olehnya. "Kau menyuruhku untuk mendengarkanmu, kan? Itu sudah kulakukan. Apa lagi yang kau mau?" tanyaku tak sabar.

"Aish, kau ini. Apa aku harus mengajarimu layaknya kau anak SD yang perlu diberitahu apa maksud perkataan orang yang berbicara denganmu? Aku menyuruhmu mendengar perkataanku agar kau tahu kesalahanmu dan berniat untuk merubahnya. Apa kau benar-benar tidak mengerti bahasa manusia, eoh? Apa aku harus berbicara dengan bahasa tumbuhan padamu?" ucapnya. Dari suaranya kuduga dia sedang kesal kepadaku. Aku terkikik dalam hati melihat ekspresi kesal yang terlihat lucu di wajahnya.

"Oke, oke. Aku minta maaf. Lalu sekarang apa maumu? Kau mau menghukumku seperti biasanya? Apa kau tidak bosan menghukumku terus menerus? Aku saja bosan selalu dihukum olehmu." Balasku sambil mempoutkan bibir sexyku.

"Kau pikir aku tidak bosan menghukum sahabatku sendiri? Kalau kau lelah, berhenti berbuat ulah! Kau memang benar-benar, ya! Ayo ikut aku! Terima hukuman dariku, bocah nakal." Aku semakin mempoutkan bibirku mendengar perkataannya yang seolah-olah menganggapku anak kecil. Dia menarik tanganku menuju lapangan tempat biasa aku dihukum berdiri di bawah tiang bendera olehnya.

Aku tersenyum lalu tersipu melihat tangannya yang menarik tanganku. Aku merasa hangat. Sangat nyaman. Aku mengalihkan pandanganku ke arah punggung tegapnya. Aku selalu penasaran bagaimana rasanya bila bersandar di punggung kokoh itu. Aku beralih ke tangannya yang kekar. Aku selalu berkhayal bagaimana rasanya bila tangan kekar itu mendekapku. Pandanganku beralih lagi ke arah rambutnya yang bergoyang tersentuh angin. Aku iri pada angin yang bisa dengan bebas menyentuh rambutnya sedangkan aku disini hanya bisa memandangi dan berkhayal jika suatu saat aku bisa mengelus rambutnya yang halus.

Aku selalu berkhayal tentangnya. Selalu tentangnya. Tentang laki-laki yang saat ini memegang tanganku. Tentang laki-laki yang sampai saat ini masih belum mengerti tentang perasaanku padanya. Walaupun selama ini dia tahu bahwa aku tidak pernah dekat dengan laki-laki lain selain dia, karena selama ini hanya dia yang ada dalam pandanganku.

Ya. Kalian benar. Aku menyukai, ah, tidak. Aku mencintai Ketua Kedisiplinan yang galak ini. Ketua Kedisiplinan yang sekaligus menjadi temanku semenjak kami masih dalam kandungan. Kalian bertanya kenapa aku tidak mengungkapkannya? Itu karena aku merasa bahwa hubungan kami yang seperti ini sudah cukup. Belum tentu kami akan tetap seperti ini setelah aku menyatakan perasaanku padanya. Satu yang selalu aku tekankan pada diriku sendiri.

Tak apa walaupun aku hanya menjadi bayangannya saja asal dia tetap disampingku, itu sudah lebih dari cukup. Aku tidak perlu mengungkapkan cintaku padanya karena aku yakin kami saling mencintai dengan cara kami sendiri yaitu dengan persahabatan. Biarlah cinta ini kupendam sendiri sampai suatu saat waktunya tiba untuk dia tahu.

End

Annyeong haseyo..
Mian kalo masih banyak typo(s). Nae author baru, jadi mohon bantuannya. #bow

Review ya.. Kalo ngga review ntar dicium donghae loh.!

Eunhyuk : #glare. Apa lo kate?

Me : #innocentface. Aniyo, hyung.

Kalo ada yang minta sequel nanti nae publish...

Mian gaje. Yesungdahlah. Terakhir RnR juseyo...