Title : Pregxperiment (HaeHyuk Side)
Pair : HaeHyuk
Length : 9/9
Genre : Romance, Hurt, Sci-Fi
Author's note : Chapter 9 datang! Chapter terakhir dari Pregxperiment (HaeHyuk Side). Kemarin ada yang minta versi couple lain dari pregxperiment, tapi saya mohon maaf karena sepertinya saya tidak akan mengabulkannya karena sejujurnya saya mulai bosan dengan cerita ini. Cukup 3 couple saya bikin :) Tapi untuk sekuel, seperti yang saya uda bilang sebelumnya, mungkin akan saya buat tapi tidak secepatnya. Buat semua hal yang tidak mungkin dalam semua ff saya, tolong sekali lagi jangan dianggap serius. Beberapa saya cari referensi tapi tentu saya ubah. Namanya juga fanfic. Jadi jangan ada yang tanya saya apa saya bidan? Dokter? Atau apapun. Satu lagi! Jangan dipraktekin di rumah atau dimanapun. Tidak untuk dipraktekan!
*Happy Reading*
.
.
.
Namja yang sedang hamil tua dan sedang dalam proses menunggu waktunya melahirkan itu hanya diam meringkuk seraya menahan rasa sakit yang berpusat di perut dan bagian kemaluannya. Sesekali ringisan lirih keluar dari bibir pucatnya yang bergetar. Kekasihnya yang setia mendampinginya sejak mereka tiba di Rumah Sakit beberapa jam yang lalu terus mengusap peluh yang membasahi wajah kekasihnya itu.
Air ketuban Eunhyuk memang sudah pecah sejak delapan jam yang lalu. Namun di luar dugaan, sampai sekarang jalur lahirnya baru melebar 5 centi. Jauh dari perkiraan yang seharusnya. Pihak Rumah Sakit belum memutuskan untuk melakukan operasi caecar atau menunggu sampai jalur lahirnya terbuka dengan sendirinya. Kyuhyun –yang menangani proses persalinan Eunhyuk, beserta dokter ahli lainnya sedang mencari jalan keluar untuk masalah ini. Mereka tidak berani melakukan bedah caecar karena bagaimanapun rahim itu hanyalah jaringan yang tersusun karena campur tangan manusia, tidak sekuat rahim sesungguhnya. Mereka takut jika memaksa melakukan pembedahan, justru akan terjadi pendarahan internal dan berakibat fatal. Di sisi lain, air ketuban Eunhyuk sudah pecah namun hanya keluar sedikit saja, jadi ketiga bayi mereka tidak akan kehabisan air ketuban. Tapi yang mereka khawatirkan jika bayi-bayi itu sampai keracunan air ketuban karena menelan air ketuban terlalu banyak.
"Kita lakukan proses persalinannya sekarang juga!" seru Kyuhyun begitu masuk di kamar inap Eunhyuk.
"Bagaimana bisa? Jalur lahirnya saja tidak melebar lagi sejak 2 jam yang lalu, sementara Eunhyuk sudah kehabisan tenaga. Apa kalian akan mengoperasinya? Kalian sendiri yang bilang terlalu berisiko untuk melakukan hal itu!" ucap Donghae frustasi.
"Bisa! Kita akan melebarkan jalur lahirnya secara paksa" ucap seseorang yang tiba-tiba masuk ke ruangan itu.
"Heechul hyung?"
Heechul tidak menggubris Donghae, ia justru langsung melangkah mendekati Eunhyuk yang masih terbaring meringkuk menghadap dinding –enggan menyapa orang-orang yang sudah ramai di sekitarnya.
"Hyukkie"
"Hhh.. hyung.. hhh"
"Kau harus yakin kau bisa melahirkan mereka. Tenang saja, kami akan membantumu"
"Ne hahhh.. hyung"
Kyuhyun segera beranjak ke kamar mandi yang masih berada dalam kamar rawat Eunhyuk, sementara Heechul menuangkan obat berbentuk bubuk ke dalam gelas berisi air dan meminta Eunhyuk untuk meminumnya habis.
"Hyung, apa yang kau berikan padanya?" cegah Donghae.
"Lee Donghae, kau mau bayi-bayimu lahir dengan selamat atau tidak?! Kalau kau mau bayi serta kekasihmu ini selamat, ikuti saja prosedur yang kami lakukan! Dan kalau kau sangat ingin tahu, ini hanya obat untuk mengembalikan tenaga Eunhyuk yang terkuras"
Usai mengucapkan kalimat yang mampu membuat Donghae diam tak berkutik, Heechul segera membantu Eunhyuk meneguk habis segelas obat yang dia berikan.
"Hyung! Airnya sudah siap!" seru Kyuhyun yang berdiri di ambang pintu kamar mandi.
Heechul mengangguk sekilas kemudian meminta Donghae untuk membantu Eunhyuk turun dari tempat tidur dan memapahnya menuju kamar mandi. Donghae menurutinya tanpa protes meskipun dalam hatinya ia masih sangat kebingungan dengan apa yang sahabat-sahabatnya akan lakukan terhadap kekasihnya itu.
Dengan bantuan Kyuhyun, Donghae memapah Eunhyuk untuk melangkah memasuki bathtub yang ternyata telah diisi dengan air hangat. Donghae juga ikut masuk ke dalam bathtub dan memeluk Eunhyuk dari belakang, membiarkan tubuh Eunhyuk bersandar di dada bidangnya.
Merasa proses melahirkan akan segera dimulai, Heechul meminta agar orang-orang di sekitar mereka keluar dari kamar mandi dan menunggu di kamar rawat saja. Ia hanya tidak ingin Eunhyuk merasa terganggu karena kehadiran banyak orang –yang terdiri dari dokter dan perawat- menonton proses persalinannya.
"Kita mulai sekarang, Hyukie hyung" ucap Kyuhyun sambil ikut melangkah masuk ke dalam bathtub.
"Ne. Lakukanlah Kyu-ya" ucap Eunhyuk diiringi senyum tipis diakhir ucapannya.
Eunhyuk terlihat lebih rileks setelah beberapa menit berendam di dalam air hangat. Sebenarnya sejak beberapa jam yang lalu, otot-otot di sekitar kemaluannya menengang dan membuatnya sangat tidak nyaman namun tidak bisa melakukan apa-apa. Begitu berendam di dalam air hangat ini, sekitar kemaluannya kembali terasa renggang dan membuatnya nyaman.
"Ngghh.. sakit Kyuu" ringis Eunhyuk begitu merasakan satu jari Kyuhyun memaksa membuka jalur lahirnya meskipun dengan sangat lembut.
"Kyuu" ucap Donghae cemas.
"Hae hyung, sepertinya Eunhyuk hyung terlalu takut sehingga otot-otot di sekitar jalur lahirnya menjadi menegang. Mungkin hal ini yang membuat jalur lahirnya sangat lambat terbuka sejak tadi"
Seketika Donghae teringat bahwa Eunhyuk memang sangat takut dengan rasa sakit. Mungkin karena itulah jalur lahir Eunhyuk menjadi sulit terbuka dan semakin menambah rasa sakit untuknya.
"Hyukkie sayang, kau harus rileks. Jangan pikirkan rasa takutmu, sayang" bisik Donghae lembut.
Eunhyuk hanya mengangguk mengikuti ucapan Donghae, namun ketika satu jari Kyuhyun kembali menyentuh jalur lahirnya, ia kembali menegang dan mengeluh kesakitan.
"Ssshhh.. Kyu sakithhh"
"Hyung, aku bahkan baru menyentuhnya saja" ucap Kyuhyun.
"Ssakithh.. hiks.. Hae, operasi saja, ne? Aku tidak tahan lagi.. hikss" Eunhyuk mulai menitikkan air mata karena merasa kalut dan terlalu stress dengan proses persalinannya yang kacau balau.
"Ssstt.. Jagi, operasi itu sangat berisiko. Aku tidak akan menyetujuinya. Kita lakukan bersama-sama, ne. Aku ada disini, kau tidak perlu takut. Kau harus rileks, biarkan Kyuhyun membantumu" ucap Donghae lembut.
Eunhyuk menggeleng sambil menatap Donghae dengan matanya yang berkaca-kaca. Ia benar-benar takut dan ketakutannya itu semakin membuat area jalur lahirnya menengang membuatnya merasa semakin sakit.
"Kyu, biar aku yang melakukannya" ucap Heechul pelan.
Kyuhyun mengangguk kemudian keluar dari bathtub dan berganti dengan Heechul.
"Hyukkie.. Hyukkie, sayang kau dengarkan hyung" ucap Heechul dengan sangat lembut. Awalnya Eunhyuk menolak dan tetap menatap Donghae yang terus berbisik menyuruhnya menghadap Heechul, namun ketika Heechul menepuk perut besarnya pelan, Eunhyuk perlahan berbalik menghadap Heechul yang sudah berada di depannya –di tempat Kyuhyun tadi.
"Kau harus percaya pada hyung, pada kami. Terlebih kau harus percaya pada dirimu sendiri. Ini tidak akan sakit. Hyung janji kau tidak akan merasakan sakit sedikitpun, kau percaya 'kan?"
Meski ragu namun perlahan Eunhyuk mengangguk dan mulai kembali rileks. Heechul yang melihat raut wajah Eunhyuk mulai tenang dan tidak setegang tadi diam-diam menghela napas lega dan tersenyum kecil. Tangannya yang sejak tadi masih berada di perut Eunhyuk perlahan bergerak turun mengusap perut bagian bawah Eunhyuk.
"Sewaktu melakukan penanaman rahim kau juga merasa sakit 'kan?" tanya Heechul lagi.
"Ne." Kali ini Eunhyuk menjawab meskipun dengan suara yang sangat tipis.
"Apa saat itu kau merasa takut?"
"Tidak" bisik Eunhyuk.
"Wae?" Tangan Heechul semakin turun ke bawah dan menyentuh paha bagian dalam Eunhyuk dan memijatnya lembut.
"Karena kulakukan semua untuk Donghae" jawab Eunhyuk pelan membuat Donghae mengecup puncak kepalanya berkali-kali dan mengucapkan 'gomawo, saranghae' berulang-ulang.
"Lalu saat awal kehamilan kau juga sakit 'kan?" tanya Heechul lagi.
"Ne. Saat itu morning sickness-ku sangat parah. Aku terus muntah dan..." Suara Eunhyuk mulai mengalun menceritakan awal-awal kehamilannya yang terus muntah dan tidak bisa makan apapun tanpa menyadari Heechul sudah memasukkan kedua jari telunjuknya dan melebarkan jalur lahirnya secara perlahan.
"Apa kalian sudah menyiapkan nama untuk mereka?"
"Sudah" ucap Eunhyuk mantap dan sepertinya tidak ada lagi ketakutan pada dirinya.
"Boleh hyung tahu?"
"Tidak. Aku ingin menjadi kejutan saat mereka lahir nanti" sahut Eunhyuk lucu.
"Aiiy, jinjja" ucap Heechul pura-pura kesal namun kemudian ia kembali tersenyum.
Enam jarinya sudah berhasil masuk ke dalam lubang Eunhyuk dan membuka jalur lahir itu cukup lebar. Mungkin sudah mendekati 10 centi. Hebatnya, ia melakukan itu hanya dalam waktu kurang dari 30 menit.
"Apa kalian mencari nama bayi bersama?" tanya Heechul lagi sementara ia mencoba memasukkan jari-jarinya lebih dalam dan melebarkan jalur lahir itu lagi. Ketika Heechul memasukkan jarinya lebih dalam, ia merasa rembesan air serta sedikit darah keluar dari jalur lahir Eunhyuk dan mengalir pelan di antara air hangat.
Heechul segera menatap Eunhyuk dan membaca ekspresi namja itu, namun sepertinya Eunhyuk tidak menyadari bahwa air ketubannya baru saja kembali keluar setelah kurang lebih delapan jam berlalu.
Heechul kembali mendengarkan cerita Eunhyuk tentang 'susahnya Donghae mencari nama untuk bayi mereka' sementara tangannya kembali bekerja di bawah sana membuka jalur lahir Eunhyuk lebih dalam. Heechul tertegun ketika menyadari tangannya menyentuh sesuatu yang terasa keras dan berada tidak jauh dari jalur lahir Eunhyuk. Demi Tuhan! Ia baru saja menyentuh kepala bayi Eunhyuk! Heechul mengeluarkan jarinya dari lubang Eunhyuk dan mendapati jari-jarinya basah dengan air keruh dan bercak darah. Dilihat dari air keruh serta bercak darah yang membasahi jarinya, Heechul tahu bahwa perkiraan letak kepala bayinya sangat dekat dengan jalur lahir. Kurang lebih hanya sekitar 3 inchi, dan menurutnya itu sudah cukup untuk segera dilahirkan. Jalur lahir Eunhyuk juga sudah berhasil terbuka sekitar 12 centi. Sekarang yang ia pikirkan adalah bagaimana caranya memberitahu Eunhyuk untuk segera mengejan melahirkan bayinya tanpa membuat namja itu kembali ketakutan.
"Hyukkie.."
"Ne?"
"Dengarkan hyung baik-baik. Kau jangan takut. Ada Donghae disini, hyung dan Kyuhyun juga akan tetap disini. Jangan takut" ucap Heechul dengan suara selembut mungkin agar Eunhyuk tidak panik.
"W-wae?" tanya Eunhyuk mulai takut.
"Kau harus segera melahirkan bayi-bayimu. Mereka sudah dekat, sayang. Kau tidak perlu takut. Jalur lahirmu sudah terbuka lebar, hyung janji tidak akan sakit. Percayalah, tidak akan sakit"
"Ta-tapi hyung-"
"Ssshh. Jangan takut. Kami semua disini. Kyuhyun akan membantu persalinanmu, hyung akan menemanimu. Jangan takut" potong Heechul sebelum Eunhyuk kembali mengeluarkan protes ketakutannya.
Sementara di belakangnya, Donghae terus berbisik pelan di telinga Eunhyuk. Mengatakan pada kekasihnya untuk tidak takut seperti yang Heechul katakan tadi. Tidak peduli berhasil atau tidak, tapi ia merasa Eunhyuk semakin yakin dengan dirinya sendiri dan mulai melawan ketakutannya.
Posisi Heechul kembali digantikan oleh Kyuhyun. Namja itu mulai mempersiapkan persalinan Eunhyuk dan memperhatikan jalur lahir Eunhyuk yang memang terbuka lebar. Sangat lebar untuk melahirkan bayi kembar, karena ukuran bayi kembar pasti akan lebih kecil dengan ukuran bayi normal. Sehingga Kyuhyun yakin sebenarnya Eunhyuk dapat melahirkan dengan baik asal ia dapat mengatasi rasa takutnya.
"Ingat, kita semua disini menanti kelahiran ketiga bayimu. Lahirkan mereka dengan baik. Hyung akan tetap menemanimu disini bersama yang lainnya. Seperti kata hyung tadi, tidak akan sakit. Kau tidak akan merasa sakit sedikitpun" ucap Heechul yang sudah berpindah tepat disamping Eunhyuk –di luar bathtub, menggenggam satu tangan Eunhyuk menyemangatinya.
Tentu saja ucapan Heechul tidak sepenuhnya benar. Tapi ia juga tidak berbohong. Ia hanya ingin membuat Eunhyuk berpikir positif dan mengalahkan rasa takutnya. Melahirkan pasti sakit –kecuali dengan operasi karena kau akan dibius– tapi air hangat yang merendam separuh tubuh Eunhyuk-lah yang membantu namja itu meredakan rasa sakitnya akibat kontraksi yang ia yakini sudah bertubi-tubi menghantam Eunhyuk bahkan mungkin sudah membuat tubuh bagian bawah namja itu kebas.
Seperti mendapat keyakinan, entah hanya dari Heechul atau dari orang-orang di sekitarnya, Eunhyuk mengangguk mantap tanpa keraguan sedikitpun yang tentu saja membuat Donghae, Kyuhyun, bahkan Heechul sendiri tersenyum lega sekaligus bangga.
"Good! Hyung keluar sebentar memanggil dokter yang akan menangani bayi-bayimu setelah mereka dilahirkan. Nanti hyung kembali" ucap Heechul meninggalkan kamar mandi dan memanggil dokter yang memang telah mereka siapkan untuk memeriksa keadaan bayi-bayi Eunhyuk segera setelah dilahirkan, karena ada satu hal yang tidak mereka katakan pada Eunhyuk. Bayi-bayi mereka mungkin dalam keadaan bahaya karena air ketubannya sudah pecah sejak tadi dan mungkin tertelan oleh bayi-bayi mereka.
Sepeninggal Heechul, Eunhyuk merasa sesuatu yang besar bergerak mendorong jalur lahirnya meminta untuk dikeluarkan. Tidak sakit, mungkin karena ia tidak merasa takut seperti tadi. Namun ada rasa ingin mendorong dalam dirinya. Seketika Eunhyuk langsung mengejan sekaligus menggenggam tangan Donghae erat dan membuat Donghae cukup terkejut karena gerakan tiba-tiba Eunhyuk itu.
"Astaga! Aku bisa melihat kepalanya! Ayo hyung! Kau bisa melakukannya! Ya, seperti itu! Bagus!"
"Huh.. huhh.. nggggghhhhhh.. huhh.. huh.. nggghhhhhhhhh"
Donghae semakin mengeratkan genggaman tangan mereka dan mendorong tubuh Eunhyuk ke depan ketika ia mulai mengejan.
"Kau bisa sayang. Kau bisa!" bisik Donghae penuh cinta.
"Aaaannnnnnnggghhhh.. huhh.. huhh.. huhh.. eeemmmmpppppphhhhhhhh.."
Tidak peduli dengan tangannya yang terasa akan remuk karena genggaman kuat Eunhyuk, yang Donghae rasakan saat ini ia begitu bahagia. Bahagia karena menyaksikan sendiri kekasih tercintanya berjuang melahirkan buah hati mereka. Bahagia karena kekasih tercintanya berhasil melawan ketakutan yang tercipta dalam dirinya.
"Unnnggggggggggghhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh.. ahhhh.. hahh.. hahh.. Hah.. ada .. hhh.. ada yang keluarhh" ucap Eunhyuk ketika merasa sesuatu menembus jalur lahirnya.
"Ya hyung! Itu kepalanya! Kau berhasil mengeluarkan bagian yang tersulit, aku yakin tahap selanjutnya akan sangat mudah untukmu" seru Kyuhyun yang sangat berbinar-binar menatap wajah mungil bayi yang baru saja terlihat keluar dari rahim ibunya.
"Kau dengar sayang? Lakukan lagi, seperti tadi" ucap Donghae dengan senyum yang lebar dan matanya yang berkaca-kaca terharu.
Di tengah nafasnya yang memburu Eunhyuk mengangguk. Ia juga tersenyum saat mengetahui kepala bayinya sudah berhasil ia keluarkan dengan baik. Bayi pertamanya. Degup jantungnya terasa begitu kencang. Pencampuran antara bahagia tidak terkira dengan adrenalinnya yang meningkat tajam. Eunhyuk kembali mempersiapkan dirinya untuk mendorong. Kontraksi-kontraksi perlahan mulai meningkat membuatnya segera mengejan mendorong separuh tubuh bayinya yang masih tersangkut di dalam tubuhnya.
"Hahh.. hahh.. nnnnnnggghhhhhhhhhh.. hhh.. NNNNNNNGGGGGGGGGHHHHHHHHHHHHH.."
Kyuhyun segera menangkap bayi kecil yang meluncur keluar dari jalur lahir Eunhyuk. Ia segera mengangkatnya dari air dan memotong plasenta yang masih terhubung dengan ibunya, seketika itu bayi mungil yang ternyata seorang namja itu segera menangis. Menangis dengan sangat keras seakan menyapa kedua orangtuanya juga paman-bibinya yang ada disana, sekaligus menandakan bayi mungil yang mungkin bobot tubuhnya hanya 2 kilo lebih itu lahir dalam keadaan yang sangat sehat.
Kyuhyun segera memberikan bayi yang masih merah itu kepada perawat yang sudah berdiri disampingnya sejak tadi –bersiap mengambil bayi dan memandikannya. Seperti estafet, satu perawat lain segera mengambil posisi disamping Kyuhyun, bersiap menangani bayi kedua yang akan lahir.
Beberapa detik Eunhyuk bernapas lega, dorongan kuat kembali ia rasakan. Bayi kedua dan ketiganya sudah tidak sabar untuk dilahirkan. Ingin segera menyusul si sulung yang sedang dimandikan oleh perawat tidak jauh dari tempat mereka sekarang –masih di dalam kamar mandi.
Eunhyuk kembali mengejan, mendorong bayi kedua yang ia rasa sudah benar-benar berada di ujung jalur lahirnya. Dan benar saja, hanya dalam dua kali dorongan kuat Eunhyuk kembali merasakan sesuatu yang besar menembus jalur lahirnya. Kepala bayi keduanya berhasil ia keluarkan.
Seperti menemukan teknik dalam bermain game. Itulah yang Eunhyuk rasakan saat ini. Ia tahu apa yang harus ia lakukan. Tarik nafas kemudian mengejan sekuat tenaga. Terus seperti itu ia lakukan berulang-ulang hingga ia merasa tubuh bayinya secara perlahan keluar sedikit demi sedikit.
"Lagi sayang. Aku tahu kau Ibu yang hebat" ucap Donghae dari belakang. Satu tangan Donghae melepas genggaman tangan Eunhyuk untuk mengusap peluh yang memenuhi wajah kekasihnya itu. Kemudian ia kembali menggenggam tangan Eunhyuk dan membantu Eunhyuk yang kembali mengejan mendorong bayi kedua mereka.
"NNNNNNNNNNNNGGGGGGGGGGHHHHHHHHHHHHH.."
Dorongan Eunhyuk yang begitu kuat berhasil mengeluarkan bayi kedua mereka. Eunhyuk tertawa kecil melihat bayi kedua mereka yang begitu mungil –tidak jauh berbeda dengan si sulung, diangkat dari air oleh Kyuhyun dan menangis kuat. Laki-laki. Bayi keduanya juga laki-laki. Semoga yang terakhir ini benar-benar perempuan seperti hasil pemeriksaan terakhir. Well, pemeriksaan dokter bisa juga keliru 'kan?
Matanya mengikuti kemana bayi keduanya dibawa oleh perawat. Dimandikan dan dipakaikan pakaian hangat kemudian seorang dokter memeriksa kesehatan sang bayi. Sementara itu bayi sulungnya sedang digendong oleh Heechul yang berdiri tidak jauh dari mereka. Namja tertua itu sesekali melihat dokter yang memeriksa si bayi yang masih menangis kemudian melihat keadaan Eunhyuk kembali. Ketika matanya bertemu pandang dengan mata Eunhyuk, Heechul yang masih tetap menggendong si sulung beranjak mendekati mereka.
"Kau baik-baik saja?" tanya Heechul begitu tiba di dekat mereka.
"Ya. Bagaimana? Apa ia tampan?" tanya Eunhyuk sepelan mungkin karena sepertinya si sulung sudah terlelap.
"Sangat tampan. Kurasa bayi kalian tidak kembar identik. Yang sulung ini sangat mirip dengan Donghae. Ya kan? Sementara tadi melihat bayi kedua kalian lebih mirip denganmu" ucap Heechul sambil memperlihatkan wajah tenang sang bayi sulung yang memang seperti duplikat Donghae.
"Apa kontraksinya tidak terasa lagi? Kau harus segera melahirkan bayi bungsumu, Hyuk" ucap Heechul yang menyadari Eunhyuk tidak menunjukkan mimik kesakitan lagi.
"Belum. Mungkin yang terakhir memberiku waktu lebih untuk bernapas lega setelah melahirkan dua kakaknya tadi" ucap Eunhyuk karena ia memang tidak terlalu merasakan mulas yang begitu panas seperti tadi.
"Air ketuban Eunhyuk hyung juga sangat banyak. Sampai sekarang belum berhenti mengalir. Pantas saja mereka betah di dalam lama-lama, pasti terasa hangat untuk mereka" sambung Kyuhyun.
"Ya, aku juga bisa merasakannya" sahut Eunhyuk.
"Kau ingin mengecup putramu dulu? Sebelum kuletakkan di tempat tidur karena putramu yang satu lagi sudah menunggu digendong olehku"
Eunhyuk mengangguk pelan kemudian Heechul menyodorkan bayi digendongannya lebih dekat dengan Eunhyuk. Donghae juga melihatnya dari belakang Eunhyuk dan sangat kagum dengan wajah rupawan putranya yang nyaris 100 persen diwariskan dari dirinya.
Belum sempat bibir Eunhyuk menyentuh kening putranya, Heechul sudah menariknya saat melihat mimik kesakitan tergambar dari wajah Eunhyuk. Sepertinya kontraksi kembali melanda secara tiba-tiba. Untung saja Donghae dengan sigap menahan bobot Eunhyuk yang nyaris merosot karena terkejut akan kontraksinya sendiri.
"Kurasa si bungsu tidak membiarkan kau mencium dia sebelum ia lahir" gurau Heechul.
Eunhyuk sempat tertawa lirih menanggapi gurauan Heechul sebelum ia tersedak karena kontraksi kali ini sangat kuat berkali lipat lebih hebat dari sebelumnya.
"Eennnnnggghhhhhhhhhh.. aaaaaakkkhhhhh.. ssssssshhhh.. hhh.. nnnngggghhhhhhhhh"
Kontraksinya cukup panjang tanpa henti, tidak seperti tadi ia bisa bernapas sejenak. Kali ini kontraksinya sangat panjang. Ia sudah mendorong beberapa kali sekuat tenaga namun akhirnya ia kehabisan napas dan membuatnya tersedak. Hal itu membuat Donghae cukup panik karena Eunhyuk menjadi terbatuk-batuk di antara dorongan kuatnya.
"Ssshhh.. tarik napas dulu, sayang. Kalau kau terbatuk seperti itu, kau tidak akan bisa mengejan dengan benar" ucap Donghae panik. Satu tangannya segera mengusap dada Eunhyuk agar tidak terbatuk lagi.
"Ngggghhhhh.. hahh.. hahh.. nnnnnnggggggggghhhhhhhhhhhhh"
Eunhyuk kembali mendorong setelah napasnya terasa stabil. Kontraksi yang dialaminya tetap sekuat dan sepanjang tadi, membuatnya tidak mempunyai waktu untuk mengambil napas barang sejenak saja.
Eunhyuk kemudian mengambil napas sebanyak yang ia bisa kemudian mengejan kuat sekuat-kuatnya. Kuku-kuku jarinya menusuk punggung tangan Donghae saking kuatnya ia berusaha mengeluarkan si bungsu. Perih? Donghae bahkan tidak merasakan perih lagi karena ia juga khawatir dengan Eunhyuk yang belum berhenti mengejan setelah lebih dari 30 detik. Bahkan tubuh Eunhyuk benar-benar terangkat demi mendorong keluar bayi mereka.
"NNNNNNNNGGGGGGGGGGGGHHHHHHHHHH.. NNNNNNNNNNNNNHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH.. NNNGGGGGGGGGHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH.."
Tiga kali dorongan kuat yang terakhir Eunhyuk lakukan tanpa henti berhasil mengeluarkan seluruh tubuh bayi ketiganya sekaligus. Eunhyuk langsung merebahkan seluruh bobot tubuhnya kepada Donghae karena ia sudah benar-benar lelah dan lemas.
"Perempuan, uri Haneul" bisik Donghae yang tentu saja didengarkan oleh Eunhyuk. Eunhyuk tersenyum samar namun meyakinkan ia bahagia berhasil melahirkan ketiga bayinya.
"Hyung, mengejanlah sekali lagi untuk mendorong plasentamu. Pelan saja, aku akan menariknya" ucap Kyuhyun.
Eunhyuk kembali memposisikan tubuhnya untuk mendorong keluar sisa plasenta yang masih melekat di tubuhnya. Dan sesuai dengan ucapan Kyuhyun, ia hanya perlu mendorong pelan maka plasenta itu akan keluar berkat tarikan dari Kyuhyun.
Setelah itu Eunhyuk kembali merebahkan tubuhnya pada dada hangat Donghae dan mulai memejamkan matanya. Ia merasa sangat lelah, lemas dan tidak bertenaga.
"Hyukkie..?"
"Tidak apa, hyung. Hyukkie hyung hanya tertidur karena kelelahan. Biarkan ia beristirahat, kau bisa mengangkatnya dan meminta perawat untuk membersihkan tubuhnya"
"Tidak perlu, aku sendiri yang akan membersihkannya. Eoh, kau tidak memberikan suntikan untuk mengembalikan jalur lahirnya seperti semula?" tanya Donghae.
"Tidak. Jalur lahirnya sudah kembali mengecil. Sekarang mungkin hanya terbuka 8 sampai 9 centi. Tadi sebenarnya saat melahirkan bayi perempuan kalian, jalur lahirnya sudah mulai mengecil. Karena itu proses terakhir menjadi lebih sulit" jelas Kyuhyun.
Donghae mengangguk mengerti kemudian seperti perkataannya tadi ia mengangkat Eunhyuk yang sudah terlelap karena lelah dan membasuh tubuh kekasihnya dengan handuk hangat yang telah disediakan oleh salah seorang perawat disana. Sementara itu Kyuhyun berpamitan, mungkin mengganti pakaiannya yang basah.
.
.
.
.
"Eunghh"
"Kau sudah bangun?" tanya Donghae begitu mendengar lenguhan pelan dari kekasihnya yang tertidur selama hampir 10 jam.
"Enghh.. ya" sahut Eunhyuk pelan tanpa membuka kedua matanya. Ia berbalik memeluk Donghae yang berbaring tepat disampingnya, sedikit meringis ketika merasa bagian kemaluannya terasa ngilu ketika ia bergerak.
"Ssshh, pelan-pelan. Kyuhyun bilang kau belum boleh bergerak banyak"
"Seluruh badanku terasa pegal" keluh Eunhyuk masih dengan mata tertutup ketika pinggangnya terasa mau patah –persis seperti saat ia sedang hamil besar dulu.
"Tentu saja. Kau berjuang melahirkan ketiga putra-putri kita secara normal serta melawan ketakutanmu akan rasa sakit. Maka dari itu kau harus istirahat lebih banyak"
Mendengar kata 'putra-putri' mata Eunhyuk langsung terbuka dan tepat menatap kedua mata Donghae. Seketika itu juga ia baru sadar kamar inapnya hanya dilingkupi cahaya temaram dari lampu meja di sudut ruangan yang sengaja dinyalakan Donghae.
"Sekarang jam berapa?" tanya Eunhyuk. Ia tahu mungkin sekitar tengah malam atau dini hari, tapi ia ingin mengetahui pastinya.
"Hampir jam 3 pagi. Wae?"
"Apa kita bisa menemui mereka? Aku ingin melihatnya. Aku baru sempat melihat Hyun saja"
"Tidak bisa. Mereka pasti sedang terlelap. Nanti kita hanya mengganggu tidur mereka saja. Lagipula kau juga harus istirahat. Besok pagi-pagi sekali akan ada perawat yang mengantar mereka untuk disusui olehmu"
"Baiklah" kata Eunhyuk kemudian kembali menutup matanya, bersiap kembali tidur karena sesungguhnya ia masih tetap mengantuk. Namun belum sampai 1 menit ia menutup kedua matanya, Eunhyuk kembali membuka matanya dan menemukan Donghae masih tetap menatapnya seperti tadi.
"Wae?" tanya Donghae.
"Kau. Kau juga baru terbangun sesaat sebelum aku terbangun atau kau memang tidak tidur semalaman?" tanya Eunhyuk dengan memicingkan matanya.
"Aku akan tidur setelah kau tidur" jawab Donghae diluar pertanyaan Eunhyuk.
"Kau tidak tidur semalaman" ucap Eunhyuk setelah memperhatikan raut wajah lelah Donghae.
"Ya, kau benar" ucap Donghae sambil mengeratkan pelukan mereka.
"Aku hanya ingin memastikan kau baik-baik saja dan menunggu sampai kau terbangun. Dan karena sekarang kau sudah baik-baik saja, maka ijinkan kekasih tampanmu ini tidur"
"Hmm.. aku baik-baik saja, kau tidak perlu khawatir. Tidurlah, aku juga mengantuk"
Donghae bergumam sekilas dan kembali mempererat pelukan mereka dan menyesap aroma tubuh Eunhyuk yang begitu disukainya.
"Peluklah aku sesukamu malam ini, karena setelah kita kembali ke rumah, kau tidak akan bisa memelukku seerat ini. Ketiga anakmu akan menghalangi kita" bisik Eunhyuk.
"Kita bisa mengaturnya, aku bisa tidur dan memelukmu dari belakang" ucap Donghae pelan, sepertinya ia sudah hampir terlelap.
"Kalau kau di belakangku, siapa yang menjaga bayi kita di sisi satunya lagi? Bagaimana kalau dia terguling dan jatuh?"
"Itulah gunanya aku membeli sleeping pad untuk mereka" gumam Donghae semakin menghilang di akhir kalimat, sepertinya ia sudah tertidur.
Eunhyuk tersenyum mendengar jawaban Donghae yang mulai melantur kemana-mana. Ia merasakan kekasihnya itu sudah tertidur nyenyak dari deru napasnya yang teratur.
"Jaljayo, appa" bisik Eunhyuk sebelum ikut terlelap di dalam kukungan posesif Donghae.
.
.
.
.
Minggu pagi yang ramai di kediaman keluarga Lee. Ketiga bayi kembar yang menginjak usia 3 bulan itu serempak menangis, membangunkan kedua orangtuanya yang masih terlelap. Donghae terbangun kemudian menenangkan tangis bayinya yang menggelegar. Eunhyuk sendiri juga ikut terbangun dan mengambil salah satu bayinya yang tidak berhenti menangis, apalagi kalau bukan karena lapar.
Meski dengan mata yang masih sangat mengantuk, Eunhyuk tetap memaksa dirinya bangun dan menyusui sang bayi dalam gendongannya. Tentu saja ia sangat mengantuk, dua jam yang lalu ia juga dibangunkan oleh ketiga bayinya untuk disusui. Dua jam sebelumnya juga begitu. Siapa yang menyangka. Ketiga bayi kembarnya lahir dengan bobot yang ringan, namun ternyata nafsu makannya sangat besar. Bahkan dalam waktu 3 bulan, berat badan Eunhyuk yang naik drastis saat hamil telah kembali seperti semula. Dia sendiri baru tahu menyusui bisa membuat bentuk badannya kembali seperti dulu.
Sementara Eunhyuk menyusui langsung baby Haebyeon. Donghae memberikan baby Hyun dan Haneul botol susu yang memang sudah mereka siapkan. Bukan susu kaleng, Eunhyuk memang sudah memompa air susunya dan menyimpannya dalam beberapa botol. Beruntung air susunya sangat banyak. Ia pasti akan kerepotan jika tidak memompa air susunya lebih dulu. Bayangkan bagaimana jika ketiganya menangis dan meminta disusui secara bersamaan. Mungkin jika 2 bayi, Eunhyuk masih bisa menyusui secara bersamaan. Tapi mereka memiliki 3 bayi yang sama rewelnya.
Bayi Hyun dan Haneul sudah melepaskan mulut mungil mereka dari dot botol susu. Donghae segera memiringkan kedua bayi yang sudah kembali terlelap itu dan menepuk-nepuk pelan punggung sang bayi agar tidak memuntahkan air susu yang banyak mereka telan.
"Apa Byeon-ie belum selesai?" tanya Donghae melihat bayi dalam gendongan Eunhyuk masih belum melepaskan kulumannya.
"Belum. Hae, aku lapar sekali" keluh Eunhyuk.
"Biar kubuatkan sarapan"
"Aku ikut" ucap Eunhyuk.
Donghae membantu Eunhyuk turun dari tempat tidur dengan sangat hati-hati agar tidak membuat Haebyeon tersedak kemudian membantu Eunhyuk memakai kemeja tidur yang semalam ia lepaskan –karena harus menyusui setiap 2 jam sekali- tanpa dikancingkan.
"Kau mau sarapan apa?"
"Buatkan aku nasi saja. Aku benar-benar kelaparan"
"Tentu saja. Bayi-bayi kita menyerap habis nutrisimu"
Eunhyuk berdiri di samping Donghae yang sedang menyiapkan sarapan untuk mereka berdua. Sesekali Donghae menengok melihat Haebyeon yang sebenarnya sudah tertidur. Gemas sekali rasanya melihat bayi yang tiga bulan lalu terlahir dengan sangat mungil kini sudah terlihat besar. Pipi gembulnya yang memerah karena udara dingin benar-benar terlihat seperti bakpao.
"Dia sudah tidur" bisik Donghae.
"Ya. Sejak tadi. Tapi tidak mau melepaskan harta karunnya"
Donghae terkikik geli mendengar ucapan Eunhyuk. Dari ketiga bayi mereka memang Haebyeon-lah yang paling lama saat menyusu. Ia juga sering menangis jika diberi susu dari botol. Rewel, sama seperti Donghae –menurut Eunhyuk.
Donghae mencoba melepaskan mulut Haebyeon dari puting Eunhyuk yang mungkin telah membengkak karena dihisap cukup lama oleh bayi mereka. Sebenarnya Donghae tidak tega jika harus membuat Haebyeon terbangun, namun bagaimanapun Eunhyuk juga harus sarapan. Apalagi ia sudah sangat kelaparan sejak tadi.
"Astaga. Kau sudah kekenyangan, sayang. Nanti muntah" ucap Donghae pelan saat mulut mungil Haebyeon kembali menyedot air susu Eunhyuk ketika Donghae berusaha melepaskan bibir mungilnya.
Donghae kembali mencoba melepaskan kuluman Haebyeon, kali ini dengan sedikit paksaan. Berhasil. Namun sepertinya sang bayi tidak rela dijauhkan dari benda kesukaannya itu. Haebyeon mulai melancarkan aksinya merengek dan menangis.
"Ssshhh.. Biarkan eomma istirahat sebentar" bisik Donghae yang membuat Haebyeon tidak jadi menangis, mungkin mengerti eomma-nya juga lelah.
Donghae membawa Haebyeon ke kamar mereka dan membaringkannya di samping Haneul yang terlelap bersama Hyun. Ia menepuk-nepuk pelan bokong bulat Haebyeon ketika bayinya sedikit terusik saat bersentuhan dengan sleeping pad yang lembut.
"Sshh.. Kalian tidurlah dengan nyenyak. Jangan rewel dan menangis. Berikan waktu untuk eomma istirahat. Appa sayang kalian" bisik Donghae pelan yang diakhiri dengan kecupan lembut di setiap kening putra-putrinya.
Setelah memastikan ketiga bayinya tidak akan terbangun, Donghae kembali turun ke bawah. Bergabung dengan Eunhyuk yang mungkin sudah lebih dulu menyantap sarapan pagi mereka. Kemudian melanjutkan aktivitas minggu mereka sebelum peri-peri kecil itu kembali menangis.
.
.
.
*THE END*
NB: Kalo komen disini banyak, lebih banyak dari yang read doang. Saya akan update cerita baru dengan cepat. Ada 2 cerita baru. SiChul dan KyuMin. Voting mana yang mau di publish duluan. Voting terbanyak akan saya kabulkan. Tapi kalo yang minta HaeHyuk, baca lagi aja pregxperiment ini. wkwkwk.. Haehyuk belum ada karena saya sibuk bikin ending pregxperiment ini biar ngena di hati. Bye^^