Regretful
Ooc, Gs, Typo(s), tidak sesuai EYD dll.
Main Cast : KaiSoo (Kim Jongin dan Do Kyungsoo aka Kai dan D.O)
Other Cast : Sehun, Luhan, Chanyeol dan Baekhyun.
Rated: T but actually it's M (not for bed scene but for mature conflict)
This is Kaisoo's Story
.
I lost you
.
Sekarang biarkan aku bertanya, kau bahkan berjanji sesuatu di hadapanku dan Tuhan, tapi lihatlah sekarang apa yang kau lakukan?
.
Mungkin banyak orang yang mengatakan kalau mereka akan menjadi sepasang kekasih yang romantis, banyak juga yang mengatakan kalau mereka akan bisa melengkapi satu sama lain, hal itu yang membuat Kyungsoo mengatakan 'ya' untuk sebuah perasaan yang dilontarkan oleh seorang pria bernama Jongin.
Kyungsoo adalah seorang wanita dengan kepribadian terbuka tidak jauh berbeda dengan Jongin, mereka menjalani hari – hari bersama, dengan Jongin yang akan selalu berada di depan rumah Kyungsoo, untuk mengantar wanita itu ke kampusnya. Semua orang yang memandang mereka pasti berbisik iri, karena Jongin yang tampan bisa mendapatkan wanita secantik Kyungsoo, begitu pula sebaliknya.
Namun, keduanya itu tidak terlalu memperdulikan apa yang di katakan orang lain, karena bagi mereka, menghabiskan waktu bersama sudah cukup menjadi alasan kuat untuk keduanya tetap bersama. Jongin bahkan pernah mengatakan kalau dia tidak akan pernah berhenti berdiri di samping Kyungsoo sekalipun banyak orang yang tidak suka dengan kedekatan mereka, dan Kyungsoo tidak bisa berkata – kata, dia hanya memeluk sang kekasih sebagai tanda terima kasih.
Waktu berjalan begitu cepat, keduanya semakin mengenal satu sama lain. Kyungsoo berharap andai saja kedua orang tuanya masih hidup, dia ingin mengenalkan Jongin secara langsung pada mereka, tapi sayang karena sebuah kecelakaan yang dialami kedua orang tua Kyungsoo beberapa tahun lalu membuat mereka harus berpisah dengan anak kesayangan mereka dan memaksa Kyungsoo untuk hidup mandiri.
Jongin akan selalu berada di samping Kyungsoo untuk meyakinkannya bahwa dia adalah wanita paling tegar yang pernah Jongin temukan, pria itu juga yakin bahwa kedua orang tua Kyungsoo pasti akan bangga dengan anaknya yang tumbuh dengan cantik dan pintar. Kyungsoo tidak tau bagaimana cara untuk membalas semua yang telah di lakukan kekasihnya itu.
"Kau tidak perlu mengatakan atau membalas apapun. Aku melakukan ini untukmu Kyung, jangan pernah berpikir kalau kau sendirian di dunia ini, karena ada aku yang akan selalu di sampingmu." Ucap Jongin sambil membawa wanita itu kedalam pelukannya, membiarkan Kyungsoo terisak di dadanya.
"Thanks for loving me." bisik Kyungsoo sambil mengecup pipi Jongin.
.
Butuh waktu selama berminggu – minggu untuk Jongin memberanikan diri melamar sang kekasih. Dia meminta bantuan sahabatnya Chanyeol dan Sehun untuk menyiapan sebuah pesta kejutan di café milik teman mereka –sekaligus kekasih Sehun yang bernama Luhan- dan mereka dengan senang membantu Jongin. Pria itu harus berterima kasih karena memiliki sahabat sebaik mereka.
Seperti yang direncanakan, Jongin membawa Kyungsoo setelah dia menyelesaikan kelasnya hari ini, wanita itu terlihat lelah saat menunggu Jongin di pintu utama kampusnya, tapi saat sang pria datang, mata bulat Kyungsoo langsung berkilat, sebuah senyuman manis tersungging di bibirnya. Jongin langsung mendapat sebuah pelukan hangat dari sang kekasih dan sebuah kecupan manis di pipinya.
"Kau lelah?" Tanya Jongin sambil mengandeng wanita itu menuju motor miliknya. Kyungsoo menghembuskan nafas panjang dan menggeleng.
"Kau yang membuatnya menjadi lebih baik." Ucap Kyungsoo sambil meraih helm di tangan Jongin, tapi bukannya memberikan helm itu pada Kyungsoo, dia malah menarik wanita itu kedalam pelukannya membuat Kyungsoo tersenyum.
"Apakah aku sudah mengatakan kalau aku mencintaimu?" Tanya sang pria.
"Sering, aku mulai bosan karenanya." Jawab Kyungsoo sambil terkekeh.
Jongin melepaskan pelukannya dan memegang kedua pundak Kyungsoo, mata mereka bertemu. Jongin tersenyum dan mengelus pipi yang sekarang berwarna pink itu.
"Aku tau kau sudah lelah mendengarnya tapi aku juga tau kau selalu ingin mendengarnya." Ujar Jongin membuat sang kekasih tersipu malu. "I love you. I love you with all my heart." Bisiknya sambil mengecup kening sang wanita dan membawanya kedalam sebuah pelukan.
"I love you too."
.
Kyungsoo selalu senang saat bertemu dengan Luhan, karena mereka berdua bisa menghabiskan waktu berjam – jam untuk membicarakan berbagai hal dan kebanyakan diantaranya, mereka selalu membicarakan tentang musik.
"Kita akan bertemu dengan Luhan?" tanya Kyungsoo saat mereka di jalan. Jongin mengangguk sebagai jawaban, mereka berhenti saat lampu merah dan Jongin menengok kebelakang, menemukan sang kekasih tersenyum lebar walau rasa lelah terlihat di wajahnya.
"Aku senang bertemu dengan Luhan." Ucap Kyungsoo membuat Jongin tertawa.
"Semua orang juga senang bertemu deganmu, you're lovable from a head to toe."
Kyungsoo hanya bisa tersipu malu saat Jongin berkata seperti itu, juju saja pipinya selalu tersipu setiap Jongin berada didekatnya, walau sudah bertahun – tahun mereka bersama tapi rasa itu akan selalu sama, dan tidak akan ada yang bisa merubahnya.
Tidak butuh waktu lama bagi mereka untuk sampai di café milik Luhan, ditambah lagi dengan mereka menggunakan motor dan cara Jongin mengemudiakannya seperti seorang pembalap profesional, dia melakukannya agar Kyungsoo bisa memeluknya dengar erat, well…. Sambil menyelam minum air, mungkin itu pribahasa yang tepat.
Saat masuk kedalam café, Kyungsoo menemukan Luhan sedang memberikan sebuah cangkir dan cake pada salah satu pelanggang yang duduk di tengah ruangan. Saat Luhan sadar dengan kedatangannya, wanita itu langsung memekik dan memeluk Kyungsoo dengan erat membuat wanita berbadan kecil itu tertawa.
"Sudah lama sekali kau tidak datang kesini." Keluh Luhan sesaat setelah melepaskan pelukannya.
"Tugas menggila. Aku tidak bisa melakukan apapun selain berkutat dengan semua tugas itu sepanjang malam." Jawab Kyungsoo.
Luhan memegang kedua tangannya dan menatap Kyungsoo dari atas sampai bawah. Dia mengatakan kalau Kyungsoo terlihat sedikit pucat dan lebih kurus dari biasanya, tapi wanita itu mengatakan kalau dia baik – baik saja.
Dan Jongin membiarkan Luhan membawa Kyungsoo untuk duduk di meja favorite mereka. Meja itu terletak di ruangan paling belakang yang langsung menghadap kesebuah taman yang dipenuhi dengan berbagai bunga. Luhan sengaja menanam bunga itu disana agar para pengunjung bisa mendapatkan pemandangan indah saat datang ke cafénya, dia bahkan menyiram bunga itu sendiri setiap harinya.
"Kau mau memesan apa?" Tanya Luhan sambil menyerahkan buku menu pada Kyungsoo.
Wanita itu mengedarkan pandangannya, mencari Jongin yang tiba – tiba saja menghilang. Luhan mengatakan kalau tadi dia melihat Jongin kebelakang.
"Aku ingin sesuatu yang bisa membuatku terjaga sepanjang malam, dan sesuatu yang manis kau tau apa?"
"Chocolate cake." Jawab kedua wanita itu bersamaan sambil tertawa. Luhan akhirnya bangkit dan meninggalkan Kyungsoo sendiri.
Kyungsoo menatap keluar jendela sambil bertanya – tanya kemana perginya sang kekasih. Tapi beberapa menit kemudian dia melihat Jongin berjalan kearahnya. Pria itu mengatakan kalau dia baru toilet, tapi Kyungsoo menangkap sesuatu yang aneh.
Beberapa menit kemudian Luhan datang dengan sebuah cangkir dan chocolate cake yang tadi dipesannya. Kyungsoo mengucapkan terima kasih sebelum wanita itu pergi dengan sebuah senyuman yang membuat Kyungsoo mengerutkan dahi.
"Kau tau ada sesuatu yang aneh semenjak aku datang ke café." Ujar Kyungsoo sedikit mencondongkan tubuhnya pada Jongin.
"Memangnya apa itu?" Tanya Kyungsoo.
"Kau yang tiba – tiba menghilang, Luhan yang tertawa dan suasana café yang sedikit aneh dengan lagu seperti ini." Jawab Kyungsoo sambil mengangkat sebelah tangannya. Memang lagu yang di putar di café saat itu adalah lagu dari Jim Revees yang berjudul You Belong to Me.
"Menurutmu memangnya itu aneh?" Tanya Jongin seolah – olah tidak terlalu memperhatikan apa yang baru saja terjadi. Kyungsoo mengerutkan keningnya dan menyeruput coffe yang di sediakan Luhan, tapi ternyata sesuatu menyentuh bibirnya.
Dia menatap Jongin sambil menyipitkan mata dan sebuah senyuman tersungging di bibirnya. Dia meraih sendok yang ada di piring kuenya. Seperti dugaanya dia menemukan sebuah cincin putih dengan sebuah berlian di atasnnya. Sebelum Kyungsoo sempat mengatakan apapun, Jongin meraih cincin di sendoknya dan membersihkan cincin itu dengan sebuah tisu.
Tiba – tiba saja musik berhenti dan dia melihat Chanyeol, Luhan dan Sehun berjalan ke arahnya. Chanyeol dengan sebuah gitar yang mengiringi nyanyian Luhan dan Sehun dengan sebuah sebuket bunga yang berbeda – beda.
Suara Luhan langsung terdengar mendendangkan lagi Marry You dari Bruno Mars dengan suara gitar Chanyeol yang mengiringi. Beberapa pegunjung café menatap ke arah mereka. Dan Kyungsoo kini menatap Jongin yang bangkit dari kursinya.
Tanpa diduga – duga Jongin berlutut dihadapannya dan sebelah tangannya menggengam tangan Kyungsoo. Wanita itu sudah mulai kesusahan bernafas bahkan sebelum Jongin mengatakan apapun. Dia yakin sekali kini wajahnya sudah merah sempurna.
"I know you're tired and there's still homework you have to do, and I'm so sorry about it. But I think this is the perfect time to tell you." Jongin menghembuskan nafas panjang dan menoleh kesamping, Kyungsoo sempat mendengar Jongin memaki dan hal itu membuatnya tertawa. Chanyeol menepuk pundaknya mencoba menengakan.
"Kau tau, aku tidak pernah bagus dalam berkata – kata. Aku harap kau mengerti jika apa yang aku katakan terdengar menggelikan atau apalah." Jongin menghela nafas panjang sebelum kembali berujar.
"Mungkin aku sudah pernah mengatakan ini padamu, jangan pernah berpikir kau sendirian di dunia ini, and I mean it. Aku benar – benar akan selalu menjagamu, memberikan cinta sebanyak yang kau mau dan aku juga akan melakukan apapun yang kau inginkan. But for now, I want the world to see what you mean to me, and I want you to know how much I love you. So would you be the girl who will stand next to me in the altar?" Jongin menatap Kyungsoo dengan bersungguh sungguh, dan saat itulah sebuah kristal jatuh di pipi Kyungsoo, wanita itu tidak bisa menahan dirinya untuk menangis.
Wanita itu tau kalau ini saatnya dia untuk mengatakan sesuatu, Kyungsoo mencoba membuka mulut tapi tidak ada satu katapun yang keluar dari bibirnya. Dia mencoba lagi dan tidak ada yang keluar, sampai akhirnya Jongin berdiri, menyerka air matanya dan mengecup keningnya.
Untuk sesaat mata mereka bertemu dan kedua tangan hangat Jongin menggengam tangannya. Dia tersenyum sambil mengelus tangan Kyungsoo dengan ibu jarinya.
"Kau mulai membuatku gugup, Kyung-"
Tapi kemudian sebuah pelukan menghentikan ucapan pria itu, karena Kyungsoo dengan tiba – tiba memeluk Jongin erat dan dengan sebuah bisikan pelan Kyungsoo mengatakan sesuatu yang membuat senyuman Jongin melebar 'yes, I would' . Walau itu hanya sebuah bisikan pelan, tapi semua itu sudah cukup untuk Jongin, itu lebih dari sekedar cukup.
Semua orang yang berada di café sontak memberikan mereka tepuk tangan, membuat Kyungsoo menarik diri dari pelukannya. Dia menatap Luhan, Sehun dan Chanyeol yang masih setia berdiri di tempat mereka masing – masing.
Luhan yang pertama bergerak dan memeluk Kyungsoo membuat wanita itu tertawa, dia menatap Chanyeol yang mengusak kepalanya pelan dan Sehun yang tersenyum lebar sampai – sampai matanya membentuk sebuah garis.
.
Tahun pertama pernikahan mereka berjalan dengan lancar, Jongin bekerja di kantor ayahnya menjadi karyawan biasa. Pria itu mengatakan kalau dia harus meraih jabatan bukan karena dia anak dari pemilik perusahaan itu tapi karena kerja kerasnnya.
Tidak jarang Jongin harus pulang terlambat untuk menyelesaikan pekerjaannya. Disaat – saat kelelahannya, Kyungsoo selalu ada, wanita itu akan selalu menjadi rumah bagi Jongin untuk pulang, akan selalu menjadi orang yang akan mendengarkan semua keluh kesahnya dan wanita itu juga yang selalu memberikan kecupan setiap kali dia berangkat untuk bekerja.
Tapi Jongin tau, Kyungsoo menyembunyikan sesuatu di balik senyuman manisnya. Jongin tau kalau wanita itu ingin sekali memiliki seorang anak, walau wanita itu tidak pernah mengungkit – ungkit masalah ini tapi Jongin bisa melihatnya. Dan untuk sekarang yang bisa dia lakukan adalah berdoa pada Tuhan agar mereka diberi sebuah kesempatan untuk memiliki seorang yang akan mereka jaga dan mereka berikan kasih sayang.
Jongin bahkan sudah menyiapkan sebuah kamar kosong untuk anak mereka kelak dan kadang dia mendapati Kyungsoo tengah berdiri di kamar kosong dengan cat putih itu sendiri, kadang wanita itu menatap keluar jendela dengan mata yang berkaca – kaca tapi pada akhirnya dia tak mengatakan apapun pada Jongin.
.
Musim berganti, tahun berlalu dengan cepat dan Jongin tentu saja sudah naik jabatan dengan mudah, sekali lagi ini bukan karena ayahnya, tapi karena dia yang tidak berhenti bekerja keras. Dia sudah mencapat titik puncak, di mana dia bisa mendapatkan apa yang dia inginkan, tapi di sisi lain itu berarti banyak juga yang perlu dikerjakannya, tanggung jawab selalu dituntun untuk setiap hal yang dia lakukan dan semua itu bukanlah sebuah masalah bagi Jongin.
Tapi di lain pihak, Kyungsoo mendapati sesuatu yang ganjil terjadi pada suaminya, dia merasakan perubahan pada Jongin, tidak secara drastis tapi hal – hal kecil yang dulu menjadi kebiasaannya kini mulai berubah. Jongin tidak lagi memeluknya saat dia pergi ataupun kembali, kadang Jongin pulang larut malam dan hanya membangunkan Kyungsoo yang tertidur di sofa menunggunya pulang dengan sebuah panggilan acuh, kadang Jongin juga melupakan bekal makan siangnya yang sengaja Kyungsoo buatkan setiap paginya.
Saat itu Kyungsoo mulai bertanya, benarkan ini yang seharusnya terjadi? Benarkan Jongin diciptakan memang untuk dirinya?
Sampai akhirnya dia mendapatkan jawaban dari semua pertanyaan yang pernah singkah di benaknya. Saat itu, dia hendak pergi untuk membeli keperluan dapur yang sudah habis, entah kenapa hari itu dia ingin mengambil rute yang berbeda dari biasanya. Dia menelusiri toko dan café yang berjajar di sepanjang jalan, beberapa kali Kyungsoo berhenti untuk menegok ke salah satu konter dan menghembuskan nafas panjang sambil berpikir kapan Jongin akan mengajaknya keluar, karena sudah lama sekali mereka tidak menghabiskan waktu bersama.
Dan tak sengaja matanya menangkap sebuah bayangan di salah satu meja sebuah café yang ada di sudut jalan, café itu memiliki sebuah jendela kaca yang cukup besar dengan beberapa tulisan berwarna hitam sebagai hiasan. Saat itu Kyungsoo sadar kalau itu adalah suaminya, Jongin. Tapi langkahnya terhenti saat seorang wanita menghampiri meja itu, dan hal yang paling membuatnya terkejut adalah Jongin memeluk wanita itu sambil tersenyum. Senyuman yang seharusnya di perlihatkan padanya, senyuman yang dulu selalu menjadi sebuah kekuatan tersendiri bagi Kyungsoo untuk menjalani hidupnya tapi sekarang senyuman itu dipersembahkan bukan lagi untuk dirinya.
Lutut Kyungsoo mulai bergetar, dia berjalan dengan langkah gontai mencoba mendekati café itu sampai dia bisa melihat jelas siapa wanita yang sekarang duduk dihadapan Jongin. Mata Kyungsoo membelalak lebar saat mengatahui siapa wanita dengan surai sebahu itu. Dia Baekhyun.
Dia seperi merasakan kalau baru saja terjadi gempa. Kyungsoo mulai oleng, dia bahkan harus berpegangan pada sebuah meja yang di sediakan di luar café. Semua ingatanya mengenai Baekhyun tiba – tiba saja berputar.
Dia ingat sekali setahun yang lalu, saat Kyungsoo mengantarkan makan siang untuk suaminya, Baekhyun berada disana dan memperkenalkan dirinya sebagai sekretaris Jongin dan di saat yang bersamaan Chanyeol datang dan mengecup kedua pipi Baekhyun. Pria tinggi itu mengatakan bahwa Baekhyun adalah kekasihnya dan saat itu Kyungsoo tidak bisa berhenti menggoda Chanyeol yang akhirnya menemukan pasangan.
Tapi Kyungsoo tidak mengerti kenapa wanita itu sekarang malah duduk bersama dengan Jongin, dengan senyuman yang tidak berhenti terpampang di wajahnya. Mereka berdua bertatapan layaknya seorang kekasih yang di mabuk cinta. Tepat saat pikiran itu singgah di benaknya, Kyungsoo sadar kalau dia sudah meneteskan air mata. Dengan langkah gontai di menatap Jongin untuk yang terakhir kalinya dan memutuskan untuk menjauh, meninggalkan kedua orang itu dengan sebuah luka yang akan selalu membekas di hatinya.
.
Jika mengingat saat – saat tahun pertama mereka menjadi pasangan suami – istri, saat itu Kyungsoo akan menyanyikan sebuah lagu untuk Jongin saat pria itu memeluknya di atas tempat tidur, pria itu selalu membujuk Kyungsoo untuk menyanyikan sebuah lagu pengantar tidur untuknya dan Kyungsoo akan selalu mengatakan kalau dia memiliki seorang bayi besar yang sangat manja. Suara Kyungsoo selalu sukses membuat tidur Jongin didatangi mimpi – mimpi indah dan dia bisa terlelap sampai pagi menjelang.
Kebiasaan lain yang selalu pria itu lakukan adalah membawa Kyungsoo kedalam pelukannya dan mengajak wanita itu berdansa sebelum dia pergi kekantor. Jongin akan selalu memutar tubuh Kyungsoo beberapa kali sebelum wanita itu kembali ke pelukannya dan saat itulah dia mengambil kesempatan untuk mengecup bibir tebal Kyungsoo yang selalu menjadi favoritenya.
"Apa hari ini aku sudah mengatakan kalau kau terlihat sangat cantik?" tanya Jongin tanpa melepaskan pelukannya dari pinggang Kyungsoo. Wanita itu menggeleng sebagai jawaban.
"Baiklah, Nyonya Kim hari ini kau terlihat cantik sekali dan aku mencintaimu."
"Aku tau, dan aku mulai bosan dengan kata – kata itu. Kau tau, mungkin kau harus mengganti rayuanmu." Jawab Kyungsoo sambil membenarkan letak dasi di leher Jongin. Pria itu mulai menghitung mundur tanpa melepaskan tatapannya dari Kyungsoo.
"But I love you too."
Jongin pun tersenyum, dia tau Kyungsoo mungkin bosan mendengar rayuannya tapi walau bagaimanapun Kyungsoo akan selalu menjawab pada akhirnya. Dan Jongin tau kalau mereka memiliki perasaan yang sama.
Dan ada sebuah kebiasaan dari Kyungsoo yang selalu membuat Jongin teringat pada istinya tercinta itu, Kyungsoo akan membeli semua peralatan mereka berpasangan, seperti sandal rumah, piama tidur, cangkir sampai sikat gigi.
Kadang Kyungsoo juga akan menggunakan celemek yang berbeda setiap harinya, seperti celemek merah untuk hari senin dan biru untuk selasa, kadang Kyungsoo malu mengakui kalau dia terlihat seperti anak kecil tapi kemudian Jongin akan mengatakan kalau dia terlihat lucu dan pria itu sangat mencintainya.
.
Kembali pada saat ini, Jongin pulang larut malam, terlihat sekali kalau pria itu kelelahan. Kyungsoo masih ada disana, menyambutnya seperti biasa, berpura – pura seolah dia tidak melihat apapun tadi siang. Kyungoo membantu Jongin melepaskan jasnya dan dasi yang sudah tak berbentuk di lehernya. Sementara Jongin mandi dengan air panas yang sudah disiapkan, Kyungsoo pergi ke dapur untuk menghangatkan makanan yang sudah dia masak beberapa jam yang lalu.
Setengah jam kemudian Jongin turun dengan sebuah piama yang Kyungsoo taruh di kamar mandi. Pria itu langsung duduk dan menyantap apa yang ada dihadapannya tanpa mengatakan apapun, hal ini memang sudah terjadi dari beberapa bulan yang lalu. Tapi Kyungsoo tidak bisa makan bahkan untuk sesuap nasi dan Jongin tidak mengatakan sepatah katapun.
Saat Jongin hendak bangkit, jemari Kyungsoo mengahannya. Jongin menoleh dan menatap Kyungsoo yang sedang menunduk.
"Aku ingin berbicara sesuatu denganmu." Ujar Kyungsoo dengan suara pelan.
"Bisakah kita bicarakan besok? Aku lelah hari ini." Jawab Jongin sambil melepaskan jemari Kyungsoo dari lengannya. Jongin menghela nafas dan meningalkan Kyungsoo yang masih mematung ditempatnya. Tapi baru beberapa langkah, Kyungsoo kembali mengatakan sesuatu dan itu cukup untuk membuat Jongin berhenti.
"Apa kau masih mencintaiku?" Bisik Kyungsoo dengan suara pelan. "Tidak bisakah kita seperti dulu lagi? Tidak bisakah kau menjadi Jongin yang dulu?" lanjutnya membuat Jongin berbalik dan menghampiri Kyungsoo yang sekarang sudah menangis.
"Kyungsoo." Ujar Jongin dihadapannya. "Aku pikir kau mengerti dengan semua pekerjaanku. Kau tau benar kalau sekarang aku memiliki tanggung jawab besar kepada perusahaan dan kau juga-"
"Bukan itu." Sela Kyungsoo sambil menggeleng, dia meremas ujung bajunya dan memberanikan diri untuk mengatakan semua yang dia lihat. "Aku melihat semuanya. Aku melihatmu dan Baekhyun tadi siang."
"Kau-apa?" Tanya Jongin mulai menaikan suaranya, nafas Jongin mulai terdengar memburu dan Kyungsoo perlahan tidak bisa menahan emosinya.
"Kau dan Baekhyun, aku melihatmu bermesraan dengannya saat makan siang di café." Jawab Kyungsoo, wanita itu menyerka air matanya dengan kasar.
"Kyungsoo…"
"Tidak Jongin! Biarkan aku bicara untuk kali ini saja, aku sudah cukup mendengarkanmu dan kali ini cobalahan untuk mendengarkan apa yang ingin aku sampaikan." Sela Kyungsoo dengan suara yang bergetar. Kedua tangan Kyungsoo mengepal, wanita itu mencoba untuk tetap berdiri walau kedua lututnya sudah bergetar hebat.
"Aku melihat bagaimana caramu memandang, cara kalian berdua berbicara dan cara kalian berdua tertawa. Itu sudah cukup menjelaskan hubungan diantara kalian…" Tangisan Kyungsoo benar – benar pecah, dia mulai tersedu – sedu dengan air mata yang sudah menganak sungai di pipinya.
"Demi Tuhan Kim Jongin! Dan kenapa kau Baekhyun?! Sadarkah kalau dia adalah kekasih sahabatmu sendiri?! Sadarkan akan ada berapa banyak orang yang kau sakiti?!" Dan kali ini Kyungsoo mulai berteriak.
"Pelankan suaramu Kyungsoo. Kau mulai tidak waras." Bentak Jongin dihadapannya.
Kyungsoo tidak pernah mendengar Jongin membentaknya, bahkan ketika mereka berdua mengalami perselisihan. Pria itu tidak akan pernah membetaknya seperti barusan. Sontak saja, Kyungsoo mudur pelahan.
"Seharunya kau sadar kalau semua ini membuatku bosan. Tingkah lakumu, kebiasaanmu dan-Oh… bukankah kau juga mengatakan kalau kau sudah bosan denganku? Dan jujur saja aku tidak tau bagaimana ini bermulai, semuanya terjadi secara tiba – tiba, Baekhyun dan…" Kyungsoo kembali berjalan mundur, dia harus mencengkram meja untuk mencoba menenangkan dirinya dan tidak berbuat hal bodoh.
"Kau tau benar kalau aku tidak bermaksud mengatakannya bagaimana kau bisa menjadikan HAL BODOH ITU SEBAGAI ALASAN?" Teriak Kyungsoo.
"CUKUP KYUNGSOO. Kau sudah berlebihan, mana janjimu yang mengatakan kau akan menjadi istri yang baik?"
"Sekarang biarkan aku bertanya, kau bahkan berjanji sesuatu di hadapanku dan Tuhan, tapi lihatlah sekarang apa yang kau lakukan?"
Dan Jongin benar – benar terlihat frustasi, dia meletakan tangannya di kepala dan mengusap wajahnya dengan kasar berkali – kali. Sedangkan Kyungsoo mencoba untuk mengontrol dirinya, menjauhkan emosi yang entah kenapa bisa meluap – luap seperti ini. Saat Kyungsoo sudah mulai tenang dia kembali berbicara dan dia memutuskan untuk mengalah.
"Mungkin kau benar, aku membosankan dan aku bukanlah seorang istri yang baik untukmu. Kau juga benar soal aku berlebihan. Kau benar dan ya… seharusnya aku tidak mengungkit masalah ini, aku seharusnya tau kau lelah." Kyungsoo tertawa miris. "Ya, kau benar Jongin. Aku memang bukan seorang istri yang baik."
Kyungsoo mulai berjalan menuju kamar tamu yang berada di belakang Jongin, dan sebelum dia meninggalkan sang suami, Kyungsoo berbisik pelan
'Aku mencintaimu.'
Tapi mungkin Jongin tidak akan bisa mendengarkannya.
.
.
.
To Be Continued
Allloooha! Setelah lama tidak muncul author malah bawa ff kayak beginian maaf, selama berminggu – minggu cerita ini terus terbayang – bayang sampai akhirnya author menghabiskan malam author untuk begadang dan ngetik cerita ini.
Sebenernya cerita ini buat eonnie Pantris yang kemarin baru di wisuda, dulu eonnie pernah minta buat di bikinin ff tapi entah kenapa jadinya malah kayak gini. Maafkan aku eon kalau ffnya tidak sesuai permintaan T.T
FF ini cuman 2 chapter sih, engga akan banyak – banyak takut engga bisa nerusin. Authornya sibuk sih *so sibuk sebenernya mah*
Okay untuk yang baca author harap kalian engga ngamuk sama author karena bikin Byun Baekhyun jadi orang kegita u.u maafkan aku mbak byun!
Untuk yang menunggu kelanjutkan You're My London dan menanti Sequel My Wishes, author harap kalian bisa bersabar, author engga tau kapan bisa nge post dua ff itu, karena ada banyak hal yang harus author lakukan belakangan ini, this is because of collage thingy T.T
Untuk semua baca terima kasih banyak, kalau bisa kasih reviewnya dong ^^ saling menghargai lah yah, tumbuhkan rasa menghargai antara sesama *berasa jadi guru kewarganegaraan deh*
Ya udah dari pada author bacot ga jelas intinya semoga kalian suka dan see you in next chapter guys.
Love ya ^^
xoxo