30 Days, Maybe?

Summary:

Baekhyun memutuskan untuk pergi dari rumah dan bekerja di China. Tapi niat baiknya membantu seorang namja berandal yang sedang dikeroyok oleh kumpulan preman justru membuatnya harus ditahan namja itu dirumahnya karena tak ingin Baekhyun terluka.

Main Cast:

Park Chanyeol

Byun Baekhyun

Other Cast:

Kim Jongin

Do Kyungsoo

Kris Wu

Lu Han

Happy Reading

"Apa kau gila? Satu bulan?" Pekik Baekhyun tak percaya.

"Memangnya kenapa? Cuma sebentar kan? Apa kau mau lebih lama lagi?"

Baekhyun berdiri dan menatap Chanyeol tajam. "Itu terlalu lama! Lalu kapan aku bisa bekerja kalau kau mengurungku disini selama itu!" Kesal Baekhyun.

Chanyeol menghela nafas pelan. "Hanya satu bulan kan? Aku mengurungmu tidak selamanya. Jangan heboh begitu."

Baekhyun mencibir lalu membuang muka. "Namja ini menyebalkan sekali. Sama sekali tak cocok dengan wajah tampannya." Gumam Baekhyun pelan.

"Kau bicara apa?" Curiga Chanyeol.

"Aku tidak bicara apa-apa." Jawab Baekhyun cepat.

Chanyeol mengedikkan bahu lalu berbalik menatap Kris dan Jongin.

"Namja ini akan tinggal disini."

Kris dan Jongin mengangguk bersamaan. "Tapi, apa tidak apa-apa? Dia imut dan manis lho." Wanti Kris.

"Lagipula kamar dirumah kita hanya tiga, hyung. Namja itu mau tidur dimana?" kali ini Jongin yang angkat bicara.

Chanyeol menatap Kris malas. "Memang kenapa kalau dia imut dan manis?" Jawab Chanyeol dengan nada sengit. Lalu Chanyeol menatap Jongin sambil berpikir. "Kau benar, tidak mungkin aku menyuruhnya tidur sekamar denganku atau salah satu dari kalian."

Kris dan Jongin nyengir mesum. "Jangan memasang wajah begitu." Kesal Chanyeol.

"Wajah kalian mencurigakan semua. Apa kalian tak akan melukaiku kalau aku tinggal disini?" Takut Baekhyun sambil menatap tiga namja tampan didepannya dengan takut.

Kris dan Jongin tertawa sedangkan Chanyeol hanya menggelengkan kepala, merasa frustasi dengan tingkah heboh Baekhyun. Chanyeol berbalik menatap Baekhyun.

"Aku yang akan menjamin keselamatanmu. Begini saja, selama kau tinggal disini kau tidur dikamarku."

Baekhyun makin takut. "Wajahmu lebih kelihatan mesum dari mereka berdua."

Chanyeol menoyor kepala Baekhyun pelan. "Jangan bicara sembarangan! Kau tidur dikamarku dan aku tidur dikamar Jongin atau Kris hyung. "

Baekhyun mengangguk. "Itu ide yang bagus."

Chanyeol merasa gemas sendiri, ingin sekali dia memukuli Baekhyun saking kesalnya.

"Kau tidur dikamarku? Kau pikir aku mau?" Ejek Kris.

Chanyeol menoleh menatap Kris. "Mau tidak mau kau harus mau. Aku tidur dikamar salah satu dari kalian. Sesuai dengan keinginanku."

Kris dan Jongin mencibir Chanyeol. "Kau memang pantas jadi ketua kami. Sifatmu yang seenaknya sendiri benar-benar cocok dengan kriteria ketua yang menyebalkan." Cibir Jongin.

"Kris hyung ketuanya bukan aku." Elak Chanyeol.

Kris menggeleng. "Kau lebih sering mengatur kami. Dan jangan lupa kau juga yang lebih sering menyuruhku daripada aku yang menyuruhmu."

Chanyeol terkekeh. "Tapi kau lebih tua dariku."

"Jangan bawa-bawa umur." Kesal Kris. "Kalau memikirkanmu yang sering menyuruhku membuatku berharap lebih muda dari Jongin."

Chanyeol dan Jongin tertawa membuat Baekhyun menatap mereka bingung.

"Melihat mereka tertawa seperti itu membuatku rindu pada kedua adikku." Sedih Baekhyun dalam hati. "Apa eomma sudah membaca pesanku ya? Aku tak boleh mengaktifkan ponselku lagi. Kalau eomma menelpon pasti keputusanku akan berubah lagi." Yakin Baekhyun dalam hati.

Chanyeol berhenti tertawa lalu menatap Baekhyun. "Kau kenapa?"

Baekhyun menggeleng dengan masih menunduk. "Aku tidak apa-apa. Apa aku boleh pinjam ponselmu." Baekhyun mendongak sambil menatap Chanyeol penuh harap.

"Untuk apa?"

"Aku ingin memberitahu temanku kalau aku tak bisa ke China sekarang."

"Ngomong-ngomong soal China, Kris hyung juga dari China." Ucap Chanyeol.

"Aku kira kau lupa kalau aku memang dari China." Canda Kris.

Jongin menepuk keningnya. "Iya ya? Kris hyung kan dari China. Oya, Baekhyun hyung mau ke China mana? Maksudku kota mana?"

Baekhyun menatap Jongin. "Ke Beijing."

Chanyeol dan Jongin sama-sama mengangguk. "Kris hyung juga dari Beijing." Beritahu Chanyeol.

"Begitu ya? Sahabatku tinggal di Beijing. Bisa aku meminjam ponsel kalian untuk menelponnya?" mohon Baekhyun sambil menatap tiga namja didepannya ini.

Chanyeol menoleh menatap Kris dan yang menatap hanya menunjukkan ekspresi seolah mengatakan 'Berikan ponselmu untuknya'.

Kris berdecak. "Kenapa harus aku?"

Chanyeol mengerutkan keningnya. "Karena kau juga memiliki ponsel untuk jangkauan China. Sudah sana pinjamkan. Kau ini pelit sekali." Maki Chanyeol membuat Kris mendesah kesal.

"Ini." Kris memberikan ponselnya pada Baekhyun yang diterima Baekhyun dengan sungkan.

"Apa tidak apa-apa? Kelihatannya kau tak ikhlas, Kris-ssi."

"Sudah pakai saja." Potong Chanyeol cepat sebelum Kris membuka mulut menjawab Baekhyun.

Baekhyun tersenyum manis pada Kris dan Chanyeol yang dijawab Chanyeol dengan mengibaskan tangannya untuk menyuruh Baekhyun cepat-cepat menelpon Luhan.

Baekhyun mengetik nomor ponsel Luhan yang sudah dihapalnya diluar kepala. Dengan sabar dan gelisah mengiringi Baekhyun saat menunggu Luhan untuk mengangkat telponnya.

"Halo?" sapa Luhan dari seberang dengan bahasa Mandarin.

"Luhan!" jawab Baekhyun dengan semangat.

Jongin tampak berpikir keras saat mendengar Baekhyun memanggil lawan bicaranya, Luhan.

"Namanya tidak asing." Jongin berpikir dengan keras dengan menjambak-jambak rambut depannya agar ingatannya yang buruk itu bisa berfungsi dengan baik untuk kali ini.

"Maafkan aku." Jawab Baekhyun sendu.

Jongin masih terus berpikir tanpa menghiraukan Baekhyun yang kini menunduk dengan mata berkaca-kaca. Entah apa yang dibicarakan lawan bicaranya yang bernama Luhan itu.

Jongin menggeram kesal lalu menepuk pundak Kris yang ada disebelahnya. Kris menoleh dan menatap Jongin penuh tanya saat melihat wajah Jongin yang menurutnya aneh.

"Kenapa?"

"Luhan."

Kris mengangkat alisnya tinggi. "Kau bicara apa?"

"Luhan. Luhan itu nama yang tidak asing kan? Apa kau mengingat sesuatu tentang siapa Luhan?"

Kris menggeleng dengan wajah aneh. "Sungguh kau tak tahu?" pasti Jongin yang dijawab gelengan lagi oleh Kris.

Jongin beralih mendekati Chanyeol yang tampak serius mengamati Baekhyun yang kini sedang menggigiti jari telunjuknya. Benar-benar kelihatan manis.

Jongin menepuk pundak kiri Chanyeol, sontak membuat si empunya menoleh.

"Hyung, kau mengenal Luhan?"

Chanyeol tampak berpikir. "Kurasa tidak, wae?"

"Nama itu tidak asing."

"Tidak asing bagaimana? Kurasa bukan nama Korea."

"Memang benar. Dan itu yang membuatku aneh, aku merasa pernah mendengar dan menyebut namanya tapi aku lupa dimana."

Chanyeol menatap Jongin heran. "Tapi aku tak pernah mendengarmu menyebut namanya. Aku memang merasa tak asing dengan nama itu tapi aku juga lupa dimana pernah mendengarnya. Sudahlah jangan diambil pusing."

"Tapi aku penasaran, hyung. Otakku benar-benar tak bisa diajak kerja sama." Kesal Jongin.

Baekhyun menoleh kebelakang menatap Chanyeol dan Jongin yang sedang berdebat. Karena suara mereka tak bisa dikatakan pelan, membuat Baekhyun menjauh dari mereka menuju dapur.

"Bagaimana bisa kau bertindak ceroboh begitu?" tak terima Luhan dari seberang.

"Memangnya aku salah? Aku kan memiliki niat baik untuk membantu sesama yang kesusahan." Bela Baekhyun lalu duduk dikursi pada meja makan.

"Tapi niat baikmu itu justru menyusahkanmu."

Bakhyun mendesah malas. Sempat ada niatan dibenaknya untuk membatalkan rencananya ini.

"Lalu aku harus bagaimana? Aku bingung. Uangmu juga terbuang sia-sia karna hal ini. Maafkan aku, Luhan."

Luhan menghela nafas panjang, Baekhyun yakin kini Luhan sedang memijit pelipisnya. Kebiasaan Luhan ketika sedang dilanda kebingungan.

"Mau bagaimana lagi, kau disekap kan?"

Baekhyun menunduk sambil membuat gerakan memutar dengan jari lentiknya dimeja makan.

"Aku harus bagaimana?" lirih Baekhyun dengan suara serak.

"Aku mohon jangan menangis, Baekhyun-ah. Atau begini saja, aku memiliki saudara tiri di Korea. Kudengar beberapa hari lagi dia akan ke Beijing. Kalau kau mau kau bisa berangkat bersamanya."

"Saudara tiri? Aku baru tahu kalau kau memiliki saudara tiri disini."

"Aku memang tak memberitahukan hal ini pada siapapun."

Baekhyun mencibir. "Apa-apaan kau ini? Kupikir tak ada rahasia apapun diantara kita."

"Bukan begitu, aku hanya malu mengakuinya. Dia bukan namja baik-baik."

"Berandalan maksudmu?"

"Iya." Terdengar helaan nafas Luhan, entah yang keberapa kalinya.

"Seburuk-buruknya saudaramu tak akan seburuk namja yang menyekapku sekarang."

Luhan terkekeh. "Tapi namja yang menyekapmu masih memiliki hati kan? Jadi, apa kau mau?"

"Hm? Mau apa?"

"Berangkat bersama dengan saudaraku kesini. Kalau kau mau, aku akan menghubunginya sekarang."

"Mungkin aku akan aman apabila berangkat besama dengan saudara Luhan. Saudaranya juga namja berandal pasti bisa melindungiku dari musuh Park Chanyeol itu." Pikir Baekhyun dalam hati.

"Apa kau mau berfikir dulu? Kau diam seperti ini membuatku ragu. Kau pasti takut pada saudaraku ya?"

"Bukan. Aku tidak takut, saudaramu pasti akan baik padaku kalau tahu aku sahabatmu kan?"

"Tentu saja. Aku akan mematahkan lehernya kalau ia sampai melukaimu."

Baekhyun menahan senyum. "Oke, aku mau, Luhan."

"Baiklah, aku akan mengabarimu lagi nanti. Tapi sepertinya akan lama karena Yongguk bukan tipe namja yang selalu memegang ponsel kemanapun dan dimanapun. Baiklah, sampai jumpa nanti, Baekhyun-ah. Maaf, aku harus kembali bekerja. Sampai jumpa."

Tut… tut…

Baekhyun masih menempelkan ponselnya ditelinga meski sambungan telponnya sudah diputus sepihak oleh Luhan.

"Yongguk?" gumam Baekhyun sambil berpikir.

"Apa mungkin… ah tidak! Tidak mungkin. Nama Yongguk di Korea kan bukan hanya musuh Park Chanyeol saja."

Baekhyun mengangguk berkali-kali untuk meyakinkannya bahwa Yongguk yang dimaksud Luhan bukanlah Yongguk musuh Park Chanyeol.

Sementara Baekhyun berusaha meyakinkan dirinya tentang jati diri Yongguk, diruang tengah Jongin masih merecoki Kris dan Chanyeol tentang siapa itu Luhan.

"Sudah kukatakan berkali-kali, aku tidak mengenal Luhan." Kesal Kris sambil menggeplak kepala Jongin.

Karena Jongin dilanda rasa keingintahuan yang besar sampai-sampai tak merasakan sakit dikepalanya.

"Tapi nama itu tidak asing, hyung."

Chanyeol menggaruk kepalanya yang tiba-tiba gatal. "Sepertinya aku juga pernah mendengar namanya. Tapi aku lupa."

"Nah… Chanyeol hyung saja juga merasa tidak asing. Masa' kau tidak hyung?" tatap Jongin tak terima pada Kris sambil menunjuk Chanyeol.

"Selama ini kita tidak pernah dekat dengan orang China kecuali satu orang itu." Jawab Kris ogah-ogahan. Matanya tampak menyiratkan luka saat menyebutkan 'satu orang itu'.

Chanyeol dan Jongin menatap Kris penasaran. "Siapa?" tanya Chanyeol dan Jongin bersamaan.

"Kalau Luhan aku tak mengenalnya tapi kalau Xiao Lu, baru aku tahu."

Jongin melotot sambil menggerak-gerakkan jari telunjuknya. "Xiao Lu. Benar. Luhan itu Xiao Lu! Aku ingat sekarang. Yongguk pernah mengorek identitas kita lewat Kris hyung melalui namja China bernama Xiao Lu. Kita tidak curiga karena kita tahu bahwa Yongguk dan rekannya tak bisa bahasa mandarin. Dan saat aku dan Chanyeol hyung menyelidiki kasus itu, aku dan Chanyeol hyung mendengar Yongguk menelpon seseorang dan menyebut nama Luhan dan Xiao Lu. Ya! Itu dia. Luhan adalah Xiao Lu. Dan kalian tahu apa artinya? Baekhyun hyung adalah sahabat dari Xiao Lu yang kita cari-cari keberadaannya. Ya kan?" Jongin berbicara lebar yang hanya diangguk oleh Chanyeol. Sedangkan Kris hanya menghela nafas lelah saat teringat dengan namja yang pernah mencuri hatinya itu.

"Ya, ya, ya. Aku ingat sekarang. Memang benar bahwa Yongguk memiliki hubungan dengan Luhan atau Xiao Lu. Dan sepertinya Tuhan mendukung kita untuk membalaskan dendam kita dua tahun lalu."

Jongin mengacungkan jempolnya pada Chanyeol sedangkan Kris hanya menggelengkan kepala.

"Aku tidak setuju. Aku sudah berjanji pada diriku sendiri bahwa aku tak akan berurusan dengan namja itu lagi. Lebih baik aku yang bertugas menghajar Yongguk. Aku akan menerimanya dengan senang hati."

"Tidak bisa begitu, hyung. Yang bisa bahasa mandarin hanya kau. Kini saatnya kita balikkan keadaan. Kita menggunakan Luhan untuk menemukan identitas asli Yongguk dan menghancurkannya."

"Tapi jangan Xiao Lu, Chanyeol-ah." Rengek Kris frustasi.

"Sepertinya masih ada yang sakit hati disini." Terka Jongin sambil terkekeh.

Chanyeol menepuk pipi Kris dengan keras. "Jadi kau masih menyukainya? Kau gila! Hanya melihat fotonya sekali saja kau langsung jatuh cinta. Kamera itu menipu."

"Benar, bisa menjadi cantik atau tampan hanya karena sebuah editan. Aplikasi mengedit foto sudah bukan hal asing lagi." Setuju Jongin.

"Kalian tidak mengerti karena kalian tidak pernah jatuh cinta." Tak terima Kris.

Chanyeol dan Jongin terkekeh membuat Kris makin kesal.

"Park Chanyeol." Panggil Baekhyun pelan tapi cukup membuat ketiga namja itu menoleh.

"Ya?"

"Kau tidak perlu mengurungku selama sebulan disini."

"Kau masih belum mengerti juga ya?"

Baekhyun menggeleng. "Aku mengerti, sangat mengerti. Tapi sudah ada yang akan melindungiku selama aku di Beijing."

Kris dan Jongin saling melirik lalu mengangguk bersamaan.

"Bagaimana bisa kau yakin? Kalau kau terluka saat di Beijing bagaimana?" pasti Kris.

Baekhyun terlihat ragu untuk menjawab tapi Baekhyun tetap berusaha meyakinkan dirinya sendiri bahwa Yongguk, yang akan melindunginya selama di Beijing bukanlah musuh dari ketiga namja didepannya.

"Saudara sahabatku yang akan melindungiku." Jawab Baekhyun yakin.

"Bagaimana kalau dia lemah dan tak bisa melindungimu?" tanya Chanyeol yang sebenarnya memancing Baekhyun. Chanyeol cukup penasaran siapa saudara Luhan yang dimaksud Baekhyun. Meski dalam hati Chanyeol berdoa semoga bukan nama musuh yang berputar-putar diotaknya sekarang.

Baekhyun menggigit bibir terlihat ragu untuk menjawab. "I… itu…"

"Siapa?" desak Chanyeol.

Baekhyun menghirup nafas sebanyak-sebanyaknya. "Saudara Luhan itu juga berandal jadi sudah pasti dia bisa melindungiku."

Kris dan Jongin menahan nafas. Chanyeol hanya terdiam menatap Baekhyun dengan pandangan yang sulit diartikan.

"Jinjja?"

Baekhyun mengangguk. "Jadi, kau tak perlu repot-repot melindungiku dan menyekapku karena sudah ada yang melindungiku."

"Siapa dia?"

"Mwo?"

"Siapa dia? Aku perlu tahu siapa yang akan melindungimu saat kau di Beijing. Ingat, kau masih tanggung jawabku sekarang. Aku berhak tahu."

Baekhyun menatap Chanyeol cukup lama. "Dia… namanya…"

"Ya?"

"Yong… Yongguk." Jawab Baekhyun pelan.

Jongin dan Kris bersamaan mengusap wajah mereka dengan kasar. Terlihat sekali mereka sangat emosi.

Chanyeol tampak tenang sambil menghampiri Baekhyun.

"Kau tetap disini."

"Apa?"

"Aku tidak akan membiarkanmu pergi."

"Sudah kukatakan bukan? Sudah ada orang yang melindungiku jadi…."

"Dia tidak akan melindungimu saat tahu kalau kaulah yang menggagalkan rencananya untuk menghabisiku." Potong Chanyeol cepat.

Baekhyun terlonjak kaget. Dan detik berikutnya, Baekhyun melototkan mata sipitnya.

"A… apa?"

T.B.C

Haiiiiii….

Ada yang inget sama ff ini? Kyaknya gak ada yang inget wkwk

Ceritanya makin gaje ya? Iya tahu karna sejak awal ceritanya emang udah aneh.

Sesuai dengan saran salah satu chingu yang komen, jadi aku bikin tiap chapternya gak panjang-panjang.

Ff ini juga gak panjang kok karna aku agak males kalo bikin cerita yang berat-berat kayak salah satu author favoritku ALF.

Aku seneng dia udah kambek yeeeeaaayyy *Curcol*

Oya ada yg suka KaiSoo? Gak tahu kenapa aku jadi suka ama couple itu setelah aku menggilai si Kkamjong –'

Mungkin ada salah satu author yang mau bikinin ff nc KaiSoo buat aku haha *ngarep*

Berkenan review? Tapi aku gak maksa kok yang mau review monggo yang gak mau juga gak apa-apa. Karna dipaksa itu gak enak ^_^