"Hei Teme, apa yang kau pikirkan soal ramen?"
Terdengar suara lari dari arah utara dua ninja tersebut.
"Hn, entahlah..."
Langkah tersebut semakin dekat, sesekali terdengar suara ranting pohon yang patah diinjak.
"Kau dari dulu selalu kaku jika diajak mengobrol-ttebayo."
"Kau selalu berisik di tiap perjalanan kita, Dobe."
Kaki-kaki tersebut semakin terdengar jelas, beberapa saat langsung melesat ke atas pohon dengan cepat.
"Aku kan lebih senang mendengar suara orang daripada suara burung,"
"Hn,"
"Hei Teme, kok suara burungnya tidak ada sekarang?"
"Kau pasti tahu kan Dobe..."
Hening. Dua ninja tersebut berhenti di sebuah tanah lapang dengan pohon-pohon besar yang mengeliinginya. Wajah mereka terlihat santai, namun ada kesan kedua pasang mata tersebut nampak tajam dan waspada.
"Aku benci jadi Missing-nin, para ninja pengejar harta ini selalu mengincar kepala kita."
"Heh, kalau begitu balik sana ke Konoha, Naruto.."
"Kau bercanda, Sasuke..."
Tiba-tiba puluhan Hunter-nin langsung melesat dari atas pohon sambil melemparkan shuriken-shuriken mematikan mereka. Dua ninja tadi saling membelakangi dan mengeluarkan kunai mereka dengan cepat.
"Saling membelakangi!"
"Mengerti!"
Tring! Tring! Tring! Dengan kesigapan yang hebat, shuriken-shuriken tadi terpental ke segala arah akibat dari tangkisan cepat kedua ninja tadi dengan hanya menggunakan kunai mereka. Beberapa Hunter-nin mendesah kesal.
"Lalu?"
"Apanya yang lalu Sasuke?!"
"Aku bertanya kepada mereka baka..."
"Siapa yang kau panggil baka?!"
Terjadi sedikit percekcokan antara dua ninja tadi. Para Hunter-nin yang merasa tidak dihiraukan langsung berlari kencang menuju dua ninja tadi dengan segala macam alat ninja. Dua ninja tadi langsung berdiri sigap dan meladeni serangan-serangan para Hunter-nin.
"Chidori Eisho!"
"Sankaku Rasengan!"
Para Hunter-nin terpental ke berbagai arah akibat jutsu dari dua ninja tadi. Salah seorang dari dua ninja tersebut melemparkan sepuluh shuriken ke arah sepuluh Hunter-nin tersisa dan langsung mengikatnya dengan cepat. Yang satunya kemudian menggerakkan handseal dengan cepat dan menyemburkan sebuah api besar mendatar yang membakar sepuluh tali shuriken tersebut, kemudian menjalar ke titik acuannya, yakni sepuluh Hunter-nin yang terikat tadi. Terjadi ledakan api yang besar dan para Hunter-nin tersebut tewas dengan tubuh terbakar.
"Hahh, masih pakai jurus lama,"
"Bersyukurlah Dobe,"
"Sok berceramah..."
"Hn, daripada jahat sepertimu..."
"Hehehe, kau pikir dirimu orang baik?"
"Setengah pribadiku,"
"Masa?"
"Hn, aku berbohong mungkin."
"Teme?"
"Hn,"
"Mau berpendapat soal ramen,"
"Hn, sedikit. Coba kau berikan makanan tidak bergizi itu untuk guru kita,"
"Heh, Orochimaru-sensei hm?"
Kedua ninja itu menyeringai. Seekor ular tiba-tiba lewat di hadapan mereka dan terdiam menghalangi jalan. Dua ninja tadi memandang ular tersebut dengan datar.
"Mau ikut berpetualangan, ular?"
"Kau pikir dia bisa masuk ke tim kita Dobe?"
"Tsk, kau terlalu naïf Sasuke, bukankah sudah kubilang..."
Saat angin berhembus kencang di tempat tersebut, dan hutan mengiringi mereka berdua dalam sebuah petualangan dan pertarungan yang telah ditunggu...
"...Kita adalah para ular yang sedang berpetualang!"
THE BEST TEAM : SNAKE JOURNEY
2nd Tetralogi from The Best Team
Naruto by Masashi Kishimoto
The Best Team by Doni Ren
.
.
Genre : Adventure, Friendship, Sebuah Humor kecil dan Romance
Rate : T+
Pair : "Penjahat tidak membutuhkan cinta" –Yami Naruto
Warning : Typo, Gaje, Alur aneh, Abal abal, Acak acakan dan segala jenisnya.
For Icha Ren, sepupuku yang manis dan imut :D
.
.
Enjoy it!
Chapter 1 : The Way of A Snake
Uzumaki Naruto menyeruput kuah ramen kelimanya dengan penuh semangat. Dia pun meletakkan mangkuk ramen tersebut di atas meja dan mengelus perutnya perlahan-lahan. Dia mendesah lega. Mata safir birunya kini menatap partnernya yang sudah dari tadi menghabiskan satu mangkuk ramen dengan tenang.
"Yah, walaupun tidak seenak Ramen Ichiraku, tetapi ramen tetap makanan nomor satu-ttebayo!" Naruto membuka dompet hitamnya dan membayar lima mangkok ramennya sekaligus. Uchiha Sasuke, sang partner, menaikkan satu alisnya dan menatap Naruto dengan pandangan kebingungan.
"Apa?" tanya Naruto singkat.
"Punyaku tidak kau bayar?"
Naruto terdiam. Dia langsung bangkit dengan wajah datar. Seorang anak yang bodoh, selalu dikucilkan, disiksa, tidak pandai dalam bertarung kini telah berubah. Berubah baik dari segi kemampuan maupun fisik. Kulit tan-nya kini sedikit lebih pucat. Surai pirangnya cukup panjang, dengan poni yang hampir menutupi matanya dan bagian yang di dekat telinganya kini sudah memanjang seperti sang ayah-Yondaime Hokage-dengan style yang bisa dibilang keren. Tiga garis di pipinya pun perlahan pudar. Dan jangan lupakan tatapan yang dulu selalu penuh kecerahan dan semangat kini digantikan dengan tatapan tajam seorang ninja tanpa hati.
Naruto memakai kimono putih dengan baju dalam berwarna hitam. Sebuah lambang Uzumaki dengan bangga terpampang di belakang kimononya. Celana ninja berwarna hitam ketat dan sepatu biru standar. Tidak lupa sarung tangan hitam yang berada di kedua tangannya dengan bagian ujung jari yang terbuka, menambah kesan bahwa Naruto yang kini berusia 17 tahun sangat jauh berbeda dengan Naruto yang dulu berusia 13 tahun. Dia-lah sang buronan Konoha bersama sang partner sekaligus sahabatnya dalam sebuah tim duo yang hebat.
Uchiha Sasuke cukup banyak berubah. Tatapannya lebih dingin dan lebih tajam dari pada saat dia berusia 13 tahun. Rambut pantat ayamnya juga lebih panjang, diikuti helaian surai di sekitar telinganya yang juga hampir menutupi kedua cuping telinganya. Dengan kimono putih terbuka yang menampilkan dada pucatnya-karena Sasuke tidak memakai baju dalaman seperti Naruto-serta celana hitam ketat dan sepatu standar ninja, Sasuke juga telah mengatakan kepada orang-orang yang pernah melihatnya bahwa dia sekarang bertambah kuat. Lambang Uchiha dengan bangga dia pampang di belakang kimononya. Sarung tangan hitam yang bermodel seperti Naruto juga menghiasi kedua tangannya. Sebuah ikat tali berwarna biru keunguan melingkar di pinggangnya, dan Naruto selalu mengejek partnernya tersebut kenapa memakai benda tidak penting seperti itu.
Naruto merenggangkan badannya dan menoleh ke arah Sasuke yang baru saja membayar semangkuk ramen kepunyaannya. Naruto tersenyum tipis. Sasuke yang melihat itu mendengus pelan.
"Sekarang kau sudah benar-benar kenyang Dobe?"
Naruto menaikkan alisnya "Tentu saja, ayo kita lanjutkan perjalanan ini..."
Sasuke terdiam. Mereka berdua kemudian berjalan dengan tenang menelusuri jalan setapak di desa Kusa (Kusagakure). Kicauan burung serta hembusan angin yang teratur menemani duo Uzumaki-Uchiha tersebut dalam perjalanan mereka menuju suatu tujuan misi yang diberikan sang sensei, Orochimaru.
"Apa gunanya scroll-scroll yang kita dapatkan itu untuk dia?" Naruto mulai membuka pembicaraan. Sasuke mengangkat bahunya. Naruto menatap langit biru dan dia berpikir ingin memejamkan matanya segera. Akhirnya remaja Kyuubi tersebut masuk ke dalam mindscapenya dan menyapa dua temannya dari dalam isi tubuhnya.
"Selamat datang, kawan..." seperti biasa, Yami menyapanya dengan sebuah seringaian yang mengerikan. Namun sangat membosankan bagi Naruto.
"Bisakah kau ubah senyumanmu itu Yami?" Naruto menaruh tangan kanannya di pinggang "Aku sudah sangat sering melihat senyum nafsuan seperti itu,"
Kening Yami sedikit berkedut "Hehehe, Naruto...kau tahu kan senyum ini telah menjadi kebiasaanku saat kau datang,"
"Aku tahu...tapi kau kan bisa sedikit mengkreatifitaskannya!"
"Kau pikir wajahku patung seni?" tanya Yami dengan nada sedikit sweatdrop.
Naruto berpikir sejenak "Hm...bisa jadi."
Yami menghembuskan napas kesal. Kurama tertawa pelan di balik jerujinya. Naruto dan Yami menoleh ke arahnya secara bersamaan, dan menunjukknya secara serempak serta berteriak,
"JANGAN IKUT CAMPUR!"
Kurama ternganga lebar. 'Apa salahku?' batin sang Kyuubi.
"Jadi, apa tujuanmu ke sini Naruto?" tanya Yami sambil kembali menatap tajam ke arah Naruto. Naruto mengangkat sedikit bahu kanannya.
"Entahlah, aku pun tidak tahu. Tapi kuharap pembelajaran Fuin-ku cukup lancar saat ini..."
Yami berjalan ke arah Naruto dan menepuk bahunya pelan. Seringaian tetap menghiasi wajah The Dark Side.
"Tenang saja, kemampuanmu sudah sangat jauh dibandingkan dulu...orang-orang yang dulu menyiksamu pasti dapat kau..." Yami berhenti sejenak, tampak dia menunggu respon Naruto. Naruto tiba-tiba tersenyum tipis, namun ada aura mengerikan dari senyuman tersebut.
"Heh, dapat aku bunuh dengan mudah eh?!"
Yami terkekeh pelan begitu mendengar nada dingin Naruto yang sangat angkuh. Dia berjalan mundur perlahan "Begitulah, Naruto...nanti orang-orang Konoha keparat itu akan sadar..." mata kegelapan Yami melebar penuh kekejian "...Siapa Uzumaki Naruto sebenarnya."
Yami kemudian menghilang dari kegelapan ruangan tersebut. Naruto menatap datar ke depan. Terdengar helaan napas Kurama di sisi kirinya.
"Kurama..."
"Ada apa Gaki?"
"Yami itu sok keren ya..."
"..."
Hening. Hanya terdengar tetesan air di ruangan tersebut. Sedetik kemudian.
"BWAHAHAHAHAHA! KAU BENAR GAKI, PAKAI GAYA MENGHILANG DI KEGELAPAN LAGI, BWAKAKAKAKA!"
Naruto tersenyum tipis "Sudahlah, nanti dia malu..."
"Kau benar benar membuatku drop, Naruto..." dan ternyata Yami sudah jatuh dengan kedua tangan dan kedua lutut sebagai tumpuan di ruangan tersebut. Tawa Kurama makin keras dan Naruto keluar dari Mindscapenya dengan sebuah senyuman kecil.
Sasuke melirik sekilas sang partner yang menghirup napas di sekitarnya dengan sedikit lebih kencang, dan kemudian menghembuskannya perlahan. Perjalanan tersebut masih dilanjutkan. Duo partner tersebut kini sudah duduk di sebuah padang rumput yang luas saat matahari tenggelam dan malam menggantikan siang. Sasuke kini sedang bersandar di sebuah pohon sambil menggigit sebuah rumput kecil, sedangkan Naruto sedang berbaring di atas padang rumput tersebut sambil menatap kelamnya malam.
"Hei Teme, matamu berwarna seperti langit saat malam. Kau tahu itu?"
Sasuke menatap sang partner dengan tatapan datar "Hn, dan matamu seperti langit saat siang..."
Hening. Dan entah kenapa dua partner tersebut tertawa bersamaan, meskipun tawa Sasuke hanya pelan dan kecil. Naruto langsung bangkit dari acara berbaringnya dan berjalan menuju sebuah batu di tengah padang rumput tersebut. Sasuke hanya mengawasi sang partner dari balik iris kelamnya.
Naruto melompat ke atas batu besar berwarna putih itu dan langsung bersemedi di sana. Tampaknya dia sedang melakukan suatu konsentrasi tinggi dan menyerap sebuah kekuatan alam. Sasuke tahu jika Naruto melakukan hal tersebut, partnernya ingin menguatkan kekuatan Senjutsu Naga-ularnya, yang dia pelajari di Gua Ryuchi. Sasuke menundukkan kepalanya dan berusaha memejamkan matanya.
Malam semakin larut, diikuti suara binatang malam yang terkesan tenang dan damai.
~TBT~
Naruto dan Sasuke kembali melanjutkan perjalanan mereka esok harinya. Target mereka kini sudah dekat. Duo Uzumaki-Uchiha itu kemudian sudah berada di depan Gunung Bakagi. Gunung Bakagi adalah gunung di desa Kusa yang memiliki tanah bebatuan dan cukup tandus, dengan pepohonan yang berjumlah sedikit. Di badan gunung tersebut ada sekitar lima belas ribu gua yang berukuran besar maupun kecil. Dan target Naruto-Sasuke sekarang adalah mengobrak abrik markas sekelompok ninja yang bernama 'Gatarito' yang dulunya pernah bekerja sama dengan Orochimaru dan kemudian berkhianat kepada Sannin tersebut, lalu mencuri sebuah gulungan yang kata Orochimaru penting untuk kesembuhan tangannya. Naruto-Sasuke pun diberi tugas untuk mengambil gulungan tersebut sekaligus membunuh para ninja pengkhianat itu. Duo Uzumaki-Uchiha itu kemudian menyanggupi tugas dari Orochimaru dengan imbalan yang tentu saja, mengajari mereka menjadi lebih kuat.
"Kau siap Dobe? Ada sekitar lima belas ribu gua di sini," Sasuke menatap sang partnernya dengan tatapan tajam "Tetapi kau punya kemampuan mendeteksi dengan Senjutsu-mu kan?"
Naruto tersenyum "Tentu saja-ttebayo. Untuk apa aku semalaman mengumpulkan energi alam saat kau enak-enakkan tidur..."
Naruto menutup matanya dan saat Uzumaki itu membukanya, tampak mata tajam khas ular menghiasi retinanya. Naruto menyeringai dan dia mengarahkan pandangannya di sekitar sisi timur tebing gunung. Sasuke mengangguk mengerti.
"Di sekitar sana?" tanya sang Uchiha
"Aku sangat merasakannya..." kata Naruto dengan nada mantap.
Tap...tap...tap...duo Uzumaki-Uchiha itu kemudian berlari cepat menuju target misi mereka. Sasuke kini sudah merubah onyx kelamnya menjadi Sharingan tiga tomoe yang berputar cepat. Naruto memasukkan tangan kanannya ke kantong ninjanya dan sepertinya menyiapkan suatu serangan kejutan. Duo tersebut menaiki tebing gunung dengan cepat, melompat di antara batu-batu pijakan tebing, dan berjalan mendatar di dinding gunung yang menjorok tajam ke bawah tersebut dengan menggunakan chakra stabil di kaki mereka.
Saat berada di depan sebuah gua yang memiliki retak-retak di sekitar mulut guanya, duo tersebut berhenti dengan napas yang sedikit terengah engah. Sasuke memberi tanda untuk tetap tenang dan jangan bergerak. Naruto mencengkram erat serangan senjatanya.
"Kau merasakannya?"
"Belum..."
Hening. Tampak duo Uzumaki-Uchiha itu menunggu.
"Sudah?"
"Belum..."
"Sudah mendekat?"
Naruto menggelengkan kepalanya. Mata ularnya menyapu cepat daerah sekeliling mereka. Saat itu dia menatap tajam ke kiri, ke kanan, kemudian ke depan gua. Dengan cepat Pupil ular tersebut menatap ke atas. Tiba-tiba mata Naruto terbuka lebar.
"Chakra mereka mendekat!" kata Naruto cepat. Sasuke langsung mengeluarkan Chidorinya.
"Di mana?!"
"Tunggu dulu, emm..." Naruto menoleh ke arah Sasuke dan membuat isyarat ke bawah. Sasuke segera memindai Chidori normalnya menjadi Chidori Nagashi dan merambatkan listrik tersebut ke tanah. Naruto yang sudah melompat ke atas kini mendarat dengan tenang di atas tanah.
"Kena?" tanya Sasuke dengan nada datar. Naruto berpikir sejenak dan langsung menoleh ke belakang.
"Tak kusangka mereka datang dari bawah, tetapi bukan dari bawah tanah!"
Sasuke segera menggerakkan handseal dan membalik badannya ke belakang.
"Tetapi dari bawah gunung!" kata Naruto dengan seringaian puas. Tangannya kini sudah menggenggam lima shuriken andalannya.
"Katon : Hosenka no Jutsu!" Sasuke langsung menyemburkan bola-bola api kecil rudalnya ke arah tepi tebing. Dua ninja yang tiba tiba melompat dari bawah langsung terkena serangan Sasuke dan terpental ke belakang, namun tubuh mereka menghilang dan berubah menjadi kepulan asap.
"Teknik pengantar, mereka mau mencoba kita..." kata Sasuke dengan nada datar. Dan muncul-lah belasan orang dari bawah tebing diikuti puluhan orang dari dalam gua.
"Membohongiku dengan membuat gerakan perpindahan cepat," mata Naruto menyapu cepat sekelilingnya. Dia tahu kalau situasi ini tidak baik buatnya dan buat Sasuke "Tampaknya kalian benar-benar hapal tempat ini..."
"Karena kami telah lama tinggal di sini, bocah..." kata salah seorang ninja di kelompok tersebut. Yang berada di tepi tebing maju dengan sebuah seringaian yakin akan menang. Sedangkan yang berada di depan gua maju dengan tawa licik penuh kemenangan. Satu yang mereka lupakan, mereka kini sedang berhadapan dengan dua remaja-bukan bocah-yang memiliki aura kejahatan lebih dari mereka.
Naruto dan Sasuke saling membelakangi. Punggung mereka saling bersentuhan. Dua wajah tampan tersebut kini ditutupi helaian rambut mereka yang sedang ditiup pelan angin gunung. Para ninja yang mengepung mereka berdua tertawa mengejek, menganggap Naruto dan Sasuke bertindak sok keren.
"Hei bocah, kami tidak ada rasa belas kasihan lho..."
"Kalian orang kiriman dari Orochimaru? Menyedihkan. Apa Orochimaru tidak punya anak buah lebih baik di Oto daripada cecungut-cecungut ini?"
Naruto dan Sasuke tersenyum tipis.
"Kau ambil yang mana?" tanya Sasuke perlahan. Naruto berbalik ke arah puluhan ninja yang berada di depan gua.
"Baiklah, kita sudah membuat keputusan," kata Sasuke dengan nada datar. Para ninja menaikkan alisnya dengan wajah sedikit kebingungan.
"Bersiaplah diterkam para ular berbisa," gumam Naruto pelan, namun masih dapat terdengar jelas "Dasar ninja-ninja bodoh!"
SYAAAAT! Naruto dan Sasuke secara bersamaan menyerang kelompok ninja yang menjadi tujuan mereka. Naruto langsung melemparkan lima shurikennya dan seorang ninja Gatarito dengan sigap menangkis lemparan shuriken Naruto. Beberapa temannya tertawa terbahak-bahak. Mereka menganggap serangan Naruto adalah serangan anak kecil tanpa arah dan tujuan yang jelas.
"Bisa lebih serius bocah?!" tanya ninja yang menahan lemparan shuriken Naruto tadi. Lima shuriken Naruto tertancap di tanah yang berada di sekitar kakinya.
"Aku bukan bocah!" kata Naruto sambil tersenyum tipis. Dia menggerakkan kelima jarinya ke atas, memutarnya secara spesifik dan melakukan gerakan jari yang mantap, membuat semua pasang mata musuh terbuka. Lima shuriken Naruto terangkat ke atas dan mengikat ninja yang menahan lemparan shuriken sang Uzumaki. Naruto menariknya tanpa ampun dan menghujam dada kiri sang musuh dengan kunainya saat tubuh itu tertarik ke arahnya. Mata ular Naruto menyala.
"Itu...itu shuriken yang mempunyai tali," kata salah seorang ninja Gatarito.
"Tsk! Seperti Kugutsu ya, aku tak menyangka ada ide seperti itu..." kata yang lainnya. Semuanya kini memasang wajah waspada dan posisi siaga. Naruto terkekeh pelan dan menghempaskan tubuh tanpa nyawa sang musuh ke tanah. Dia mengambil sebuah kunai dari kantong ninjanya dan mempersiapkan pertarungan jarak dekat. Ekor matanya melirik sekilas ke arah Sasuke yang sedang berjibaku dengan para Gatarito lainnya.
BLAAARHHH!
Sasuke melakukan gerakan indah dalam mengelak belasan lemparan kunai peledak ke arahnya. Sharingannya sudah berfungsi dengan baik. Dia dapat membaca gerakan-gerakan serangan sehingga pertahanan maupun serangannya menjadi lebih efektif. Sasuke menundukkan kepalanya saat sebuah kunai peledak melesat menuju kepalanya. Dua buah kunai berusaha menghujam dadanya. Sasuke menapakkan tangan kanannya ke tanah dan menghentakkan badannya ke atas. Tiga kunai tertancap ke tanah dan meledak. Para ninja Gatarito mendesah kesal. Salah seorang dari mereka melempar tiga kunai peledak secara bersamaan ke arah Sasuke. Sharingan Sasuke menyala. Dengan gerakan cepat dia mengambil kunai di kantong ninjanya dan menggenggamnya dengan erat.
WUUUSHH! Kunai peledak pertama dielaknya dengan mudah saat tangan kanannya baru mau mengangkat kunai miliknya dalam posisi siaga.
TRAAANG! Kunai kedua berhasil ditangkisnya menggunakan kunainya dan melayang ke sisi bawah kirinya. Sasuke masih melayang di udara.
GREP! Kunai terakhir ditangkapnya dengan sigap. Mata para Gatarito menyipit tajam.
'Mau apa dia?' batin ninja Gatarito yang melemparkan tiga kunai peledaknya ke arah Sasuke.
"Hn, aku kembalikan kepadamu." gumam Sasuke pelan, lalu berputar sambil melemparkan kunai peledak terakhir tadi sekuat tenaga ke arah ninja yang melemparkan kunainya tadi. Mata sang Gatarito terbuka lebar.
CRASSSH! Kunainya tanpa ampun menghujam dadanya sendiri dan dalam hitungan tiga detik, tiga kunai tadi meledak secara bersamaan.
BLAAAARHHHH!
TRAAANG! TRAAANG! TRAAANG!
Naruto menyeringai. Dia kini dikelilingi para Gatarito yang menyerangnya secara bersamaan dan brutal. Mata ular Naruto bergerak cepat melihat posisi dan situasi. Seorang Gatarito mengangkat pedangnya dan berusaha ingin membelah kepala Naruto. Naruto menahan dengan kunainya dan mata ularnya melirik ke kiri saat seorang Gatarito ingin menghunus rusuknya. Kaki Naruto terangkat dan dia menendang pedang tadi hingga terpental ke tanah. Naruto melirik ke arah atas, di mana pedang sang penyerang masih berusaha menekan kunainya dan ingin membelah kepalanya. Naruto maju ke depan, membuat gesekan berapi antara kunainya dan pedang Gatarito, lalu dia dengan cepat melepaskan pegangan kunainya dan bergerak berputar lalu menghujamkan pukulan tangan kanannya ke perut sang penyerang. Mata Gatarito tersebut terbuka lebar.
"BOCAH SIALAAAAN!" teriak salah seorang Gatarito yang melemparkan sabitnya ke arah Naruto. Naruto mengelaknya ke samping dan sabit tadi terkena salah seorang kelompok ninja tersebut. Dua orang Gatarito menyerangnya dari sisi kiri dan kanan. Naruto melirik ke arah kiri dan ke arah kanan, dia menahan napasnya. Mata ularnya memancarkan cahaya kejahatan.
"MATI KAUUU!" teriak salah seorang penyerangnya, Naruto memiringkan tubuhnya saat pedang sang musuh melesat dari atas kepalanya. Naruto merendahkan posisi tubuhnya dan menendang kaki musuh di arah kanannya. Sementara Gatarito yang berada di kirinya sudah siap menebas lehernya dengan kunai yang berbahaya. Mata ular Naruto terbuka lebar.
"Kawazaku Kumite!" Naruto melayangkan pukulan tangan kanannya ke arah musuh di arah kirinya. Tangan Naruto bertemu dengan kunai sang musuh. Gatarito itu tersenyum tipis.
'Tanganmu akan terluka, bodoh!' batin sang Gatarito dengan senyuman puas.
PRAAANG! Kunai Gatarito tersebut patah. Mata sang Gatarito terbuka lebar. Naruto bangkit dan melakukan gerak cepat. Dia langsung menghujamkan pukulan mautnya ke arah musuh di kanannya yang jatuh ke tanah dan melakukan tendangan cepat ke arah musuh di kirinya. Mata Naruto melirik sekelilinya. Sisa-sisa Gatarito menyerangnya secara bersamaan.
"Kawazaku Tataki!" Naruto langsung menghantamkan pukulan Senjutsunya ke arah perut sang musuh tadi. Mata Gatarito tersebut membulat dan percikan darah tersembur dari mulutnya. Dia terpental ke belakang dan menabrak sekerumunan kelompoknya yang berlari ke arah Naruto untuk menyerang remaja Uzumaki tersebut. Naruto melirik ke arah Sasuke yang sudah melompat ke udara. Naruto tahu kode dari tatapan Sasuke dan Uzumaki muda itu memejamkan matanya.
"Ingin mencoba merah, Gaki?"
Naruto menatap tajam Kurama di mindscapenya "Tentu saja, Kurama. Aku akan membakar mereka..."
Kurama terkekeh pelan "Heh, aku suka aksimu,"
Naruto membuka matanya dan Senjutsunya langsung non-aktif, namun matanya kini telah berubah menjadi pupil Kyuubi.
"SEKARANG! SASUKEE!"
Sasuke yang berada di atas langsung mengeluarkan puluhan ular dari lengannya. Teknik Sen'eijashu, di mana sang pengguna dapat memanifestasikan ularnya menjadi memanjang sehingga digunakan untuk mengikat lawan. Puluhan ular yang keluar dari lengan Sasuke langsung mengikat sisa-sisa Gatarito yang berada di depan Naruto. Sementara Naruto sudah siap dengan Kurama Rasengannya.
"HENTIKAN MEREKAAA!" teriak sisa-sisa Gatarito yang berada di belakang Naruto. Puluhan senjata mengarah ke punggung Naruto dan siap menghujam tubuh Uzumaki muda tersebut. Naruto tersenyum.
"Hogokune,"
BLAAAARHH! Puluhan ular langsung keluar dari tanah yang berada di belakang Naruto dan menangkis semua senjata yang berusaha menyerang tubuh sang Uzumaki. Puluhan ular itu langsung menyerang para Gatarito yang tampak putus asa dan membawa mereka ke jalur kematian. Sementara sisa-sisa Gatarito yang berada di depan Naruto menatap ketakutan ke arah duo tim tersebut. Sasuke yang sudah berdiri di samping Naruto hanya menatap datar ke arah kelompok ninja tersebut.
"S-siapa kalian sebenarnya?" tanya salah seorang Gatarito tersebut. Naruto dan Sasuke saling berpandangan.
"Katakan di mana scroll itu maka kami akan berpikir dua kali untuk membunuh kalian," kata Naruto yang tampaknya membuat penawaran. Sasuke menggerakkan lehernya, berusaha melemaskan otot-ototnya.
Para Gatarito menelan ludahnya. Mereka berada dalam keadaan terdesak. Sangat amat terdesak.
CRAAASHH! Seorang Gatarito tumbang saat lehernya digigit dengan brutal oleh salah seorang ular Sasuke. Darah pun bermuncratan di mana-mana. Naruto menghela napasnya perlahan.
"Katakan, atau ular-ular partnerku semakin liar. Bukan begitu, Teme..." kata Naruto tanpa menoleh ke arah Sasuke.
"Hn," jawab sang Uchiha singkat.
"Ba-baiklah!" salah seorang Gatarito menggelengkan kepalanya ketakutan "S-scroll itu ada di dalam bajuku, k-kau bisa mengambilnya dan setelah itu, setelah itu tolong...tolong lepaskan kami."
Ular Sasuke menyusup ke dalam baju Gatarito tersebut dan ketika kepala ular itu keluar, mulutnya sudah menggigit sebuah scroll berwarna hitam. Ular itu bergerak mendekati Sasuke dan melilit leher sang Uchiha dengan anggun. Sasuke menengadahkan telapak tangan kanannya. Ular itu langsung meletakkannya di telapak tangan Sasuke. Sasuke melirik ke arah Naruto.
"J-jadi, kalian akan menepati janji kalian kan?" kata salah seorang Gatarito lagi. Yang lainnya mengangguk dengan wajah penuh harap.
"Aku sudah berpikir dua kali untuk membunuh kalian," Naruto memasang wajah berpikir, kemudian secara cepat dan mengerikan ekspresinya berubah menjadi kejam penuh kejahatan.
"Tapi entah kenapa rasanya aku tetap ingin membunuh kalian!"
Mata para Gatarito terbuka lebar. Naruto pun merangsek maju dan setelah itu,
"DAN KAMI ADALAH DUO TIM YANG AKAN MENGUBAH JALUR SHINOBI!"
BLAAARHHH!
Ledakan penuh darah kematian terjadi di sana. Para burung pun pergi menjauhi Gunung Bakagi. Mereka menjadi saksi bagaimana dua ninja muda berdiri dengan tenang, berdiri tanpa perasaan bersalah dengan puluhan mayat di sekeliling mereka.
~TBT~
"Ini,"
Naruto melemparkan gulungan berwarna hitam itu ke arah Orochimaru. Kabuto menangkapnya dengan sigap.
"Bersikaplah sopan dengan gurumu, Naruto..." kata Kabuto dengan mata menyipit tajam. Naruto hanya tersenyum tipis.
"Heh," Orochimaru menyeringai "Sudahlah Kabuto, kita tahu tabiat dua ninja berbakat ini. Dan Naruto-kun, Sasuke-kun, apa yang mau kalian pelajari sekarang..."
Sasuke maju selangkah dengan tatapan onyx dingin yang mencekam.
"Aku akan menagihmu soal pengendalian tanda kutukan sialan ini. Kau tidak lupa kan?" tanya Sasuke dengan pandangan tajam. Kabuto mendengus kesal.
"Kalian berdua sama saja, dasar anak muda keparat." Kata Kabuto sambil berjalan menuju sebuah lemari tua berwarna coklat. Tangan kanan Orochimaru itu membuka lemari tersebut dan meletakkan scroll tadi di dalam. Suasana hening beberapa saat. Cahaya temaram di kamar Orochimaru akibat hanya ada dua lilin sebagai penerang menambah kesan mengerikan di ruangan tersebut. Kabuto berbalik dan kacamatanya berkilat terkena cahaya kekuningan api lilin. Dia membetulkan letak kacamatanya dan berdiri di samping Orochimaru dengan sigap.
"Baiklah," Orochimaru berusaha membangkitkan tubuhnya dari posisi berbaringnya "Sedangkan kau, Naruto-kun?"
"Keadaanmu menyedihkan," Naruto langsung berbalik keluar kamar. Mata Kabuto sedikit terbuka lebar. Memang, duo Uzumaki-Uchiha itu memang tidak mengenal sopan santun dengan guru mereka.
"Kau ajari dulu Sasuke," Naruto melirik sekilas ke belakang. Safirnya terbuka sedikit lebih lebar.
"Setelah tubuhmu sedikit membaik, panggil aku..."
Naruto pun langsung pergi meninggalkan ruangan tersebut. Orochimaru menundukkan kepalanya. Wajah pucatnya tidak terlihat akibat tertutupi helaian-helaian rambut hitam panjangnya. Sasuke langsung berbalik dan berjalan menuju pintu keluar.
"Aku tunggu kau di tempat latihan, Orochimaru..."
Sasuke pun menghilang dari pandangan Kabuto. Kabuto menatap tuannya dan menghela napasnya perlahan.
"Apa persiapan anda belum matang, Orochimaru-sama?"
Orochimaru terkekeh pelan mendengar pertanyaan Kabuto. Dia mengangkat kepalanya dan terlihat wajah psikopat yang mengerikan.
"Naruto...Sasuke...aku benar-benar akan mengambil tubuh kalian, khekhekhekhe..."
Dan tawa itu menggema di kamar temaram tersebut.
.
.
.
Naruto kini duduk di salah satu dahan pohon yang berada di tempat persembunyian Orochimaru. Matanya menerawang jauh ke depan. Tangan kanannya menggenggam sebuah kunai dan sesekali memutar kunai tersebut menggunakan lubang pegangannya. Naruto menghela napasnya perlahan. Safirnya tanpa sengaja melihat seekor ular yang sedang menyelinap di antara rerumputan di bawah pohon untuk menangkap seekor tupai yang sedang asyik memakan makanannya. Wajah Naruto menggambarkan ekspresi tertarik. Safirnya menatap penuh minat hal tersebut.
Ular itu mendesis perlahan. Saat dia melayangkan serangannya ke arah tupai tersebut, tupai tadi dengan sigap mengelak. Safir Naruto terbuka lebar. Dengan cepat dia melemparkan kunainya ke arah tupai tadi dan tupai tadi langsung tewas seketika. Kunai Naruto menancap di kepala tupai tersebut dengan sadis.
"Ular bodoh," gumam Naruto tanpa sadar "Jika satu serangan sunyi kau gagal maka menyelinaplah memakai kaki gajah agar langkahmu terdengar." Naruto teringat kata-kata tetua Naga-ular putih di Gua Ryuchi, dan dia teringat latihannya yang begitu keras. Sebuah latihan yang mengawali proses di mana dia mengerti arti melata seekor ular.
"Berjalan dengan perut, gerakan ular adalah suatu gerakan cepat yang tidak menerima kegagalan dalam suatu proses penyerangan," safir Naruto menatap dingin ular yang ditolongnya. Ular tersebut tampak kebingungan ketika melihat mangsanya sudah berada dalam keadaan tewas.
"Yakinkan dirimu, maka kau akan melihat gerakan musuhmu tidak lagi dengan mata," Naruto kembali menatap ke arah jauh, ke arah depan dan menerawang.
"Tetapi dengan sensor hidung atau dengan kata lain, insting seekor ular!"
Sebuah rahasia di Gua Ryuchi, seperti apa pelatihan sang Uzumaki dulu?
TBC
Author Note:
Jujur saja, ketikan chap di TBT s2 ini masih sedikit. Ceritanya juga masih mengambang, lebih mengambang dari TBT s1 karena saya mengambil view petualangan Naruto-Sasuke yang merupakan pengkhianat Konoha. Saya mengupdate lebih cepat karena sudah berapa kali di PM para kawan-kawan Readers sekalian untuk mengup s2 ini sebelum saya dipanggil bos di Singapura. Dan saya mungkin mulai sibuk minggu-minggu ini.
Tenang saja, saya akan berusaha mempercept up-nya, tapi saya harus memberi jarak antara chap up dengan chap yang masih dalam tahap progres. Minimal jika chap satu di up maka chap progres saya harus sudah lebih dari lima chapter.
Alur TBT: Snake Journey di awal cerita akan saya buat dalam mode campuran. Yakni mundur dan maju. Terutama saran dari dua orang Readers yang mem-PM saya supaya lebih mendetailkan latihan Naruto di Gua Ryuchi dan saya ok-kan.
Satu lagi, sesuai saran dari teman-teman sekalian soal sikap Naruto, saya berusaha membuat bocah Uzumaki ini menjadi lebih dingin dan pintar, namun saya berusaha tidak menghilangkan sifat berisiknya apalagi di depan partnernya sendiri.
So, hanya itu dari saya. Mohon bantuannya teman-teman. Selain akan mengup ini, saya akan membenahi TBT s1 dengan beberapa perbaikan di Typonya dan tanda bacanya. Jadi maklumi jika TBT s2 tidak sefantasis dalam kecepatan mengupdate seperti TBT s1.
Untuk kabar adik sepupu saya, dia telah menjadi wakil ketua Osis dan ah...dia mengatakan kepada saya kalau masa SMA-nya sangat sibuk. Mohon dimaklumi untuk fic buatannya yang masih belum jalan sama sekali.
Akhir kata dari saya, mohon reviewnya teman-teman. Saya mengharapkan saran dan kritik kalian.
Jika ada typo tolong review dan katakan. Agar saya langsung berbenah.
Jika ada ide bisa anda katakan. Akan saya coba di TBT, apalagi chap progres saya baru sekitar 10 chap.
Jika ada kritik, jangan sungkan dikatakan, di tulis di kolom review maksudnya.
Jika ada yang lainnya, tolong di ketik di kolom review and than..
Thank you brother and sister.
Tertanda. Doni Ren.
Jutsu Update:
Uzumaki Naruto:
Kawazaku Kumite. Menggunakan Senjutsu untuk menambah jarak serangan pukulan. Walaupun target masih cukup jauh dari kepalan tangan namun sudah dapat terjangkau dengan pukulan yang tidak terlihat akibat chakra alam.
Kawazaku Tataki. Kelanjutan dari Kawazaku Kumite. Naruto mengirimkan pukulan bertekanan tinggi untuk melemparkan obyek pada saat pukulan mendarat di target.
Hogokune. Naruto memunculkan puluhan ular dari dalam tanah yang digunakan sebagai menyerang dan bertahan.
Uchiha Sasuke:
Sen'eijashu. Memunculkan ular dari balik lengan bajunya dan memanifestasikannya menjadi panjang dan digunakan untuk mengikat bahkan menggigit lawan.
Preview The Next Chap (24-09-2014):
"Jadi ini Gua Ryuchi, gua yang dihuni puluhan ular serta didiami Petapa Naga-ular putih tersebut,"/ "Hati-hati dengan ular lainnya, Naruto..."/ "Tou-san dan Kaa-sanmu bukan pahlawan, tetapi mereka adalah sampah masa lalu!"/ "Tsk. Kau ini ular yang kaku..."/ "Diam kau manusia keparat!"
Selanjutnya di The Best Team Snake Journey Chap 2. Snake
"Selamat datang di sarang kami, bocah..."