Prolog...

P.O.V

Hola, perkenalkan namaku Uzumaki Naruto anak dari Namikaze Minato seorang manusia -eh maksudnya seorang Ninja lebih tepatnya Shinobi dari sebuah desa Ninja tersembunyi di Jepang, Tou-sanku juga Ninja paling di takuti bahkan para musuhnya punya julukan 'sayang' untuk Tou-san, Kiroi Senko itulah julukan Tou-san. Bukan tanpa alasan mereka menjuluki itu, Tou-sanku waktu bertarung gerakannya sangat cepat bahkan ada jurus yang membuat Tou-san dapat berpindah dengan cepat, saking cepatnya sampai menimbulkan kilatan kuning saat berpindah, yah walaupun saat berpindah memerlukan media berupa sebuah pisou Ninja atau yang biasa di sebut Kunai yang bermata tiga dan ada segel di pegangannya. Itulah mediator untuk Tou-san bergerak dan berpindah dengan cepat, mau tau dari mana aku tau,? Yah karena Tou-san sudah mengajariku saat umurku sepuluh tahun dan hasilnya, aku menguasainya satu tahun kemudian.

Ah cukup disini cerita tentang Tou-sanku, tinggal cerita tentang Kaa-sanku. Kaa-sanku adalah seorang Iblis. yah Iblis, lebih tepatnya Iblis murni dari Klan Uzumaki. Yah walaupun tidak termasuk dalam 72 pilar di Neraka sana, klan Ibuku sangat di takuti. Terbukti dengan di bantainya klan Uzumaki oleh para Iblis yang takut akan kekuatannya, kekuatan yang bahkan aku juga tidak tau dan bahkan mungkin tidak akan tau karena keburu Kaa-san meninggal saat ada pembantaian Ninja besar-besaran dan bahkan Tou-sanku juga meninggal karenanya. Yah pembantaian oleh para Malaikat Kotor yang telah di buang dari Surga, ah jika mengingat itu amarahku langsung memuncak dan ingin membantai mereka namun sepertinya Tidak akan pernah bisa aku lakukan, mengingat pesan Kaa-san dan Tou-san untuk tidak usah balas dendam dan membenci mereka atau akan membangkitkan lingkaran kebencian yang tidak akan pernah ada akhirnya.

Itu adalah pesan terakhir Kaa-san dan Tou-san sebelum mengirimku menjauh dari desa tersayangku yang telah hancur, dan sesaat sebelum aku menghilang aku melihat bagai mana mereka tewas, Tou-san tewas dengan puluhan tombak cahaya yang menusuk di punggungnya dan Kaa-san tewas dengan sebuah tombak cahaya yang lumayan besar menusuk di perutnya hingga tembus kepunggungnya dan meninggal mengurai menjadi debu.

Huft seandainya, seandainya aku lebih kuat mungkin aku dapat menolong kedua orang tuaku. Namun itu hanyalah angan semata, nasi sudah menjadi bubur, bubur dengan bumbu brantawali yang sangat pahit.

Aku di kirim ke sebuah hutan, yah hutan aku tidak tau kenapa mereka mengirimku ke hutan, yah walaupun aku bisa menjaga diri tapi keadaanku sedang terluka parah bahkan untuk berdiri saja sangat sulit, kalau ada binatang buas pasti aku akan menjadi santapan lezat untuk mereka. Ah tapi sepertinya aku tidak memikirkannya, hidup sebatang kara sekarang dan tidak ada harapan hidup. Bukan berarti aku pesimis dan putus asa, itu ada sebabnya. Luka menganga lebar di perutku bekas tombak cahaya yang masih mengeluarkan darah dan mata kiriku hancur tertebas pedang cahaya, lalu bagaimana aku bisa hidup dengan keadaanku yang sangat baik seperti ini,?

Hutan tempatku di kirim sepertinya bukanlah hutan yang ada di dunia manusia, terbukti dari aura yang aku rasakan. Auranya sangat berbeda dan dari aura sekitar aku merasakan aura seperti milik Kaa-san saat sedang marah. Haha aku mengingatnya jadi senyum sendiri, saat Kaa-san marah rambut merah panjangnya akan berkibar garang dan terpecah menjadi sembilan seperti ekor yang melambai-lambai.

Saat itu aku mulai putus asa untuk mencari sebuah harapan hidup, hingga aku merasakan kehadiran seseorang yang mendekat kearahku. Sebelum kesadaranku menghilang seutuhnya, aku melihat pemuda yang seumuran denganku dan seorang pria yang keduanya memakai pakaian ala bangsawan dan juga rambut merahnya seperti milik Kaa-san. Samar-samar waktu itu aku mendengar mereka berbicara.

'' Tou-sama, bolehkah aku menolongnya,'' tanya pemuda yang datang bersama yang aku ansumsikan ayahnya.

'' Tentu Sirzech-kun, lagi pula Tou-san merasakan aura iblis dan kekuatan yang tersembunyi,''

itulah percakapan singkat yang aku dengar dulu sebelum kesadaranku menghilang waktu itu.

Setelah aku sadar, aku berada di sebuah kamar yang nampak mewah dan di sana aku melihat pemuda yang menemukanku terkapar Tidak berdaya. Aku berkenalan dengannya dan aku ketahui namanya adalah Sirzech Gremory seorang Iblis berdarah murni yang telah menolongku dengan cara membangkitkanku menjadi Iblis yah walaupun aku setengah Iblis. Dia membangkitkanku dengan evil piece yang mengadopsi sistim bidak catur dan aku di bangkitkan dengan hanya satu bidak pion, huft berasa sangat lemah, ah memang kenyataannya aku lemah.

Aku mengenalkan diri dengan nama Namikaze Naruto, aku sengaja menggunakan marga Tou-sanku karena jika menggunakan marga Kaa-sanku, aku takutnya akan terjadi hal yang buruk dan merepotkan.

Mulai saat itu aku menjadi budaknya, maksudnya bukan pesuruh yang Tidak berperi keiblisan karena keluarga Gremory memperlakukan budaknya seperti keluarganya sendiri.

Aku yang merasa lemah saat itu berlatih dengan Sirzech-sama hingga menjadi kuat dan tumbuh besar bersama. Saat perang besar terjadi, aku membantu Sirzech ah iya aku di suruh memanggilnya langsung namanya tanpa embel-embel, katanya karena aku sudah di anggap saudara sendiri oleh Sirzech, yah aku Tidak ambil pusing langsung aku lakukan saja. Aku membantu Sirzech dalam perang tentunya bersama bidak Sirzech yang lain.

Grayfia Lucifuge, ratu dari Sirzech dan merupakan kekasihku. Aku jika sudah bersamanya akan menjadi duet mematikan dalam perang dan kami selalu di takuti. Yah walaupun aku seorang 'pion' tapi kekuatanku setelah berlatih menjadi lumayan kuat, dengan teknik yang diajarkan Tou-san dan Kaa-san di tambah kekuatan aneh yang aku miliki #yang baru tau kalau itu Sacred Gear. Aku mampu membantai para musuh dengan cukup mudah yah walaupun tidak semudah membalikan telapak tangan tapi itu cukup untuk mengimbangi duet dengan Grayfia.

Setelah perang akbar yang sampai menewaskan empat pemimpin iblis selesi, para petinggi Iblis menunjuk empat iblis muda berbakat dan berjasa dalam perang untuk menggantikan posisi kosong itu, dan Sirzech mengisi kursi kosong itu dan menyandang gelar Lucifer, lalu Ajuka mengambil Beelzebub, lalu gelar Leviathan di ambil oleh Serafal sitri setelah bertarung dengan Grayfia-chan dan memenangkan pertarungan itu dimenangkannya, lalu Falbium mendapat gelar Asmodeus.

Setelah pelantikan itu, para pro Old Satan yang tidak terima menyatakan perang kepada kami dan merebut gelar pada pemimpin baru, namun semuanya Tidak terjadi saat anti old satan berhasil membunuh mereka yah walaupun tidak semuanya karena ada sebagian yang kabur dan memilih menyerah.

Itu cerita singkatku tentang perjalanan hidupku selama menjadi 'pion' milik Sirzech dan sekarang aku sudah menjadi Iblis kelas atas dan akan mendapat evil piece-ku sendiri dan setelah itu, aku akan membuat keluargaku sendiri, hehehehe.

Oh iya, soal Sacred Gear miliku hanya Sirzech saja yang tau yah walaupun akhirnya banyak yang tau saat perang besar memuncak karena aku menggunakan kekuatan penuhnya walau tidak sampai tingkatan terlarangnya karena aku belum menguasainya namun walaupun begitu, itu sudah cukup untuk membuat semua yang ada di medan perang menjadi 'Normal'. Normal maksudnya menjadi Netral, tidak memiliki kekuatan apapun. Mengerikan bukan,? Yah itulah kekuatanku dan akhirnya mereka menghentikan perang gara-gara hal itu.

Beberapa waktu lalu aku melamar Grayfia dan kalian tau,? Aku di terimanya, sekali lagi di terima dan kami akan menikah dua bulan lagi, kabar bahagia ini belum aku kasih tau kepada siapapun bahkan Sirzech pun belum tau, yah mau tau gimana wong aku baru mau ngasih tau sekarang.

Yah, sekarang aku sedang berjalan kearah kamarnya untuk memberitau kabar bahagia ini. Haha, jangan heran rumah keluarga Gremory sangat besar bak istana, apa lagi kamarku dan kamar Sirzech jaraknya lumayan jauh yang bahkan membutuhkan sepuluh menit jalan kaki,mantapkan,?

Pasti Sirzech akan terkejut jika aku memberi tau kalau aku telah melamar Grayfia, fufufu ingin sekali aku melihatnya.

' Ah,ah Sirzech-kun lebih cepat aah, sebentar lagi aku keluar,aah,'

Suara siapa itu,? Terdengar dari kamar Sirzech,? Ah pasti dia sedang melakukan ~fufufu dasar tidak sabaran.

' Aah, tunggu Grayfia-chan ugh kita sama-sama,'

'Deg'

tunggu, Aku tidak salah dengarkan,? Cepat cepat aku melangkahkan kakiku kekamar Sirzech dan setelah sampai di depan kamarnya, makin santer suara desahan dan erangan gairah dari dalam kamarnya.

' Sirzech-kun aku kel- / Aku jug-'

'cklek,'

ucapan mereka terpotong saat aku tanpa ragu membuka pintu kamar Sirzech dan apa yang aku lihat,!? Dua sosok yang amat sangat aku kenal sedang telanjang dan saling menindih tengah melihat kearahku dengan pandangan Shok dan kaget.

'' Oh, maaf mengganggu. Kalian lanjutkan saja lagi,'' ujarku datar kemudian langsung pergi dengan amarah dan kekecewaan yang sangat dalam.

Normal P.o.V

Sirzech dan Grayfia menatap kaget kearah pintu yang tiba-tiba terbuka dan sosok yang membuka pintu langsung membuat mereka Shok dan membelalakan matanya.

'' Oh maaf mengganggu, kalian lanjutkan saja lagi,'' ucap sosok itu datar dan tanpa emosi yang membuat mereka terpengarah.

Sosok berambut pirang jabrig yang selalu di potong pendek, pemilik tanda lahir seperti kumis kucing di pipinya juga pemilik sepasang mata yang berbeda, mata Onix yang tajam bagaikan mata elang di bagian kiri dan mata Biru samudra yang dulu menenangkan yang kini telah redup dan kosong untuk kedua kalinya di bagian kanan. Naruto, Namikaze Naruto -nama sosok itu, seorang atau Iblis yang sangat berharga bagi mereka dan kini telah mereka sakiti dan hianati.

'' Na-Naruto-kun,'' gumam Grayfia dan raut mukanya cemas dan bersalah bahkan airmatanya mulai mengalir.

'' Grayfia-chan, kamu tidak papa,?'' tanya Sirzech yang masih menindih Grayfia dan terlihat dia juga cemas dan bersalah telah menghianati sosok yang telah dianggapnya saudara itu.

'' Hiks, aku-aku hiks aku takut,'' tangis Grayfia mulai deras.

'' Jangan takut, aku akan bertanggung jawab dan akan menjelaskan semuanya pada Naruto, pasti dia akan mengerti,'' Sirzech mencoba menenangkan Grayfia walaupun dia sendiri tidak tenang.

Tangis Grayfia semakin deras. '' Hiks tidak- dia- aku telah menghianatinya aku-'' Grayfia menggeleng cepat.

'' Tenang, aku akan menjelaskan semuanya pasti dia dapat menerimanya nanti, walaupun aku ragu,'' Sirzech memotong ucapan Grayfia.

'' Hiks, kau tidak tau Sirzech, Naruto-kun telah melamarku dan kami akan menikah. Tapi hiks aku menghianitnya dan tidur dengan laki-laki lain yang tidak aku cintai, hiks seandainya tadi aku tidak kekamar ini,'' tutur Grayfia langsung membuat Sirzech membulatkan matanya kaget dan Shok, itu karena dua hal yang di tuturkan Grayfia.

'' A-aku kira kamu menyukaiku,'' ucap pelan Sirzech tidak percaya.

'' Tidak, aku hanya menghormatimu.'' balas Grayfia.

'' Maaf,'' ucap Sirzech penuh sesal.

'' Sudah terlambat, Nasi telah menjadi bubur. Bubur yang di bumbui empedu yang pahit dan kini telah di telan Naruto-kun,'' Grayfia nampak kosong pandangannya. Yah dia takut sangat takut kehilangan sosok yang telah mengisi hatinya sejak lama dan kini telah di lukainya, di hianatinya. Pasti dia tidak akan mau bertemu dengannya lagi dan menganggapnya.

'' Maaf Grayfia, aku menghancurkan semuanya,'' Sirzech turun dari atas tubuh Grayfia dan duduk di pinggiran kasur dan merenungi kesalahan yang dia perbuat, sedangkan Grayfia langsung bangkit dan memakai pakaiannya kembali.

'cklek'

pintu terbuka dan Sirzech juga Grayfia langsung shok melihat siapa yang membuka pintu.

'' Kalian,!''

.

..

Kembali ke Naruto.

Setelah Menutup pintu kamar Sirzech, dia langsung berjalan keluar dari kediaman Gremory itu dengan wajah tertunduk dan raut datar yang terkesan dingin.

'' Naruto-kun,?!'' sapa seseorang saat dia melewati ruang keluarga.

Mengalihkaan pandangannya ke asal suara, dia langsung menunduk hormat. '' Lord Gremory-sama, ada yang bisa hamba bantu,?'' tanya Naruto mencoba normal setelah mendekat keorang yang memanggil.

'' Ah sudah aku bilang, panggil Aku Tou-san kamu sudah aku anggap anak sendiri, Naruto,'' ucap Lord Gremory menanggapi panggilan yang Naruto ucapkan.

'' Maaf, hamba tidak bisa. Itu kurang sopan,'' balas Naruto masih menunduk.

'' Nii-chan, main dengan Rias yuk,'' gadis kecil sekitar sembilan tahun mendekat kearah Naruto dan memeluknya,lalu mendongak menatap kearah wajah Naruto.

'' Maaf, Rias-sama hamba tidak bisa. Hamba harus pergi kesuatu tempat,'' tolak halus Naruto.

'' Mou, Naruto-nii -chan mau kemana,? Apa Rias boleh ikut,?'' tanya Rias dengan nada kekanakannya.

'' Maaf, tidak bisa,'' jawab Naruto seraya mengelus pucuk kepala Rias.

'' Ada apa denganmu Naruto,? Apa yang terjadi,? ah aku dengar kamu akan melamar Grayfia yah,?'' tanya Lord Gremory yang merasa aneh dengan sikap Naruto.

Sejenak tubuh Naruto menegang setelah mendengar pertanyaan dari Lord Gremory dan itu terlihat dan di rasakan oleh Lord Gremory dan juga Rias.

'' Hamba tidak papa, dan sola aku melamar Grayfia, itu benar. Kemarin aku melamarnya, Namun sepertinya hamba tidak akan menikah dengannya,'' Naruto menjawab dan kali ini terdengar datar.

'' Apa maksudmu,? Apa Grayfia menolakmu,? Perasaan dia sangat mencintaimu,?'' tanya Lord Gremory yang tidak mengerti akan jawaban Naruto.

'' Tidak, dia menerimaku tapi pernikahan itu tidak akan pernah terjadi. Dan untuk lebih jelasnya tanyakan saja pada Sirzech-sama,'' kian dingin jawaban Naruto yang menambah khawatir Lord Gremory.

Naruto lalu melepaskan pelukan Rias di perutnya, yah tinggi Rias hanya sebatas perutnya saja, namun Rias seperti enggan dan melihat kewajah Naruto. Namun tatapan Naruto membuat Rias kaget, karena tatapan itu kosong.

'' Lord Gremory-sama, hamba minta izin untuk mengembara untuk waktu yang cukup lama dan kemungkinan tidak akan kembali,'' ucap Naruto yang membuat Lord Gremory langsung kaget.

'' Apa yang sebenarnya terjadi Naruto,? Ini bukanlah sikapmu, jelaskan semuanya apa yang telah terjadi,'' tuntut Lord Gremory.

'tes,'

sebuah air mata jatuh dan menimpa pipi Rias yang masih mendongak menatap kearah Naruto.

'' Maaf, hamba tidak bisa. Hamba akan tetap pergi walau Lord Gremory-sama menghalangi,'' balas Naruto lalu berbalik branjak pergi.

'' Terimakasih telah menolong, merawat dan membesarkan hamba hingga hamba menjadi seperti sekarang ini,... Tou-sama,'' ucap Naruto menoleh sedikit kearah Lord Gremory sebelum ia berjalan dan menghilang dalam pusaran angin dan daun.

'' Apa yang terjadi Naruto,'' gumam Lord Gremory.

'' Hiks, Naruto-nii -sama kemana Tou-sama,? hiks Rias merasa tidak akan bertemu lagi dengan Naruto-nii -sama. Dan-dan kenapa Naruto-nii -sama menangis,'' tangis Rias setelah Naruto pergi.

'' Eh, kok Rias-chan menangis,? Naruto hanya akan mengembara, nanti pasti Rias-chan bertemu lagi dengannya dan Rias-chan tau dari mana kalau Naruto menangis,?'' Lord Gremory memangku Rias dan mencoba menenangkannya.

'' Tadi waktu Naruto-nii -sama melepaskan pelukanku, aku mendongak melihat wajahnya dan pandangannya kosong terus saat Tou-sama menanyakan tentang Grayfia-nee -chan Nii-sama menjatuhkan airmatanya kepipiku,'' jawab Rias dengan nada kekanakannya, yah walaupun umurnya sudah sembilan tahun tapi dia sifatnya sangat manja dan kekanakan apalagi jika sedang bersama Naruto.

' Apa yang terjadi sebenarnya, aku harus menanyakannya pada Sirzech,' batin Lord Gremory.

'' Rias-chan, main dulu sama Kaa-chan ya, Tou-san ada sesuatu yang mau di kerjakan,'' ucap Lord Gremory pada Rias dan di balas anggukan oleh Rias.

Lord Gremory langsung berjalan kearah kamar Sirzech, dan karena pikirannya yang sedang tidak fokus, dia langsung membuka pintu kamar Sirzech tanpa mengetuk pintu dulu.

'ceklek,'

Pintu di buka dan pemandangan di dalam kamar sangat membuatnya terkejut, sesosok pria yang di ketahui anaknya itu tengah telanjang bulat dan sedang duduk di pinggir kasur, sedangkan sosok wanita yang di ketahui kepala maid keluarga Gremory tengah memungut pakaiannya yang tergeletak di lantai.

'' Kalian,!?'' Lord Gremory seperti kaget dan marah. '' Jadi ini yang di maksudkan Naruto sebelum dia pergi meninggalkan rumah ini,?! '' lanjut Lord Gremory yang langsung membuat Grayfia menegang.

'' Sirzech, temui aku di ruanganku,'' Lord Gremory menutup pintu dengan keras dan pergi dari kamar nista anaknya.

Sementara itu, Grayfia langsung menangis sesunggukan mendengar ucapan Lord Gremory.

'' Naruto-kun, maafkan aku,'' lirih Grayfia.

.

..

...

'' Ajuka-sama, aku mau mengambil Evil Piece miliku,'' ucap Naruto di depan sebuah rumah yang terlihat tidak berpenghuni, namnun berpenghuni melihat sesosok pria membukakan pintu untuknya.

'' Ada apa denganmu Naruto,? Datang-datang langsung meminta Evil Piece, masuk dulu dan ceritakan apa yang terjadi,'' tanya Ajuka dan menyuruh masuk Naruto. Ajuka bertanya bukan tanpa alasan, dia melihat raut muka Naruto dan tatapan kosong yang dingin yang tidak pernah dilihatnya.

'' Tidak ada apa-apa, aku hanya mau mengambil Evil Pieceku. Aku sudah menjadi iblis kelas atas, jadi bolehkan aku memilikinya,?'' balas Naruto datar.

'' Maaf tidak bisa, harus bersama majikanmu kalau mau mengambilnya,'' tolak Ajuka.

'' Cih, walau hanya satu bidak 'pion' pun tidak bisa,?'' decih dingin Naruto.

'' Apa yang sebenarnya terjadi Naruto,? Kamu tidak seperti biasanya,?'' tanya Ajuka khawatir.

'' Tidak terjadi apa-apa, dan ini memang sifatku,'' jawab dingin Naruto.

'' Tidak mungkin terjadi apa-apa, kamu terlihat berubah dan terkesan.. Dingin,'' ucap Ajuka masih cemas.

'' Jadi tidak bisa ya, baiklah tidak apa. Maaf mengganggu waktu beristirahat anda, Ajuka-sama,'' ucap Naruto lalu membungkuk sejenak. Tidak menanggapi ucapan cemas ajuka. '' Dan tolong berikan ini pada Sirzech,'' lanjut Naruto lalu mengeluarkan sesuatu dari dalam dadanya.

' Argh,'

Erang Naruto merasakan sakit di dadanya.

'' Na-Naruto apa yang kamu lakukan,! Jangan melakukan hal bodoh Naruto,!'' Ajuka terlihat panik karena Naruto ternyata tengah mengeluarkan bidak pion yang di gunakan untuk mereinkarnasikannya dulu. '' Kamu mau mati,!''

'' argh, hah hah hah, heh mati yah mungkin itu tujanku sekarang. Hidupku sudah tidak ada artinya lagi,'' Naruto terengah setelah berhasil mengeluarkan bidak pion di dalam tubuhnya.

'' Berikan ini pada Sirzech,'' Naruto menyerahkan bidak pion itu pada Ajuka lalu berbalik pergi.

'' Tunggu, mau kemana kamu,!'' cegah Ajuka melihat Naruto yang akan melangkah pergi.

'' Mencari kematian, yah itu mungkin sesuatu yang cocok untuku setelah di hianati,'' jawab Naruto tanpa emosi di nadanya.

'' Bukannya kamu datang kemari mau mengambil Evil Piece mu bukan,?'' tanya Ajuka mencoba mencegah Naruto pergi.

'' Apakah itu berarti sekarang,? '' balik tanya Naruto.

'' Ambilah, dan ciptakan keluargamu sendiri yang bisa membuatmu bahagia. Aku tidak ingin Naruto yang aku kenal hilang cahaya riangnya,'' Ajuka melempar tiga bidak catur yaitu Raja, Ratu dan Pion. bidak Raja langsung masuk kedalam tubuh Naruto tanpa di komando. '' Itu mutation piece, tapi maaf aku baru memberikan itu dulu, mungkin suatu saat aku akan memberikan seluruhnya,'' lanjut Ajuka saat melihat Naruto menangkap piece yang dia lempar.

'' Tidak akan ada kelurga yang akan membuatku bahagia dan tersenyum seperti dulu,'' ucap Sinis Naruto dan tersenyum miring. '' Terimakasih,'' Naruto lalu menghilang dalam pusaran angin dan daun.

' Naruto, aku tau pasti ada sesuatu yang membuatmu kecewa berat seperti itu, pasti ini ada hubungannya dengan Sirzech dan...Grayfia,' batin Ajuka langsung masuk kedalam rumah.

.

..

Naruto berjalan di tengah gurun sahara yang panas tidak tentu arah, dia berjalan hanya menuruti arah kaki melangkah. Tidak ada tujuan pasti, hanya sedang menunggu ajalnya tiba.

Kekecewaan yang baru dia alaminya sangat membuatnya terpukul dan terpuruk, sosok yang di cintainya berselingkuh dengan sosok yang telah di anggapnya saudara.

' Ah harusnya aku sadar, dari dulu Sirzech selalu memandang Grayfia lain. Heh, bodohnya aku baru menyadari itu sekarang,' batin Naruto miris.

Naruto terus berjalan di tengah padang pasir di tengah teriknya matahari, dia tidak mempedulikan tubuhnya yang mulai berontak karena kelelahan, dia terus memaksa tubuhnya untuk tetap mengikuti arah kaki berjalan walau tanpa tujuan. Hingga kakinya sudah tidak mampu lagi untuk berjalan dan dia jatuh tertelungkup di tengah panasnya padang pasir.

'' Anak muda, sedang apa kamu disini,?'' tanya sebuah suara.

'' Siapa anda,? Apakah anda dewa kematian,? Kalau iya cepatlah cabut nyawaku agar aku bisa meninggalkan dunia ini dan bertemu kedua orang tuaku,'' tanya dan pinta Naruto yang di kiranya dewa kematian.

'' Kamu lucu sekali anak muda, mengapa kamu ingin sekali mati,?'' tanya suara misterius itu lagi.

'' Apakah butuh alasan,? Walau hanya sekedar untuk mati,? Kalau iya mungkin Kekecewaan dan dendam itulah alasanku,'' jawab Naruto.

'' Kekecewaan yang baru saja kamu alami dan dendam kepada makhluk yang membantai seluruh warga desamu, itukah yang membuat kamu putus asa dan lebih memilih mati,?'' suara misterius itu bertanya lagi.

'' Yah memang itulah alasanku, keputus asaan yang pernah dulu aku alami kini telah aku alami lagi. Jadi buat apa aku hidup sekarang,? Alasan yang membuatku untuk tetap hidup, malah yang membuatku ingin cepat mati saja. Siapa anda sebenarnya,? '' jawab Naruto basih dengan posisi tertelungkup di atas pasir yang panas dan bertanya.

'' Masih ada banyak alasan yang mengharuskan kamu hidup, siapa aku,? Aku adalah yang menciptakan kamu, yang menciptakan kedua orang tuamu, yang menciptakan alam ini dan juga isinya,'' balas suara misterius itu yang kini telah menunjukan wujudnya yaitu cahaya putih yang amat terang namun menenangkan dan hangat.

Naruto membelalakan matanya sesaat namun kembali keekspresi datar dan kosongnya lalu mendongakan kepalanya keasal suara.

'' Jadi, anda Tuhan,? ah mungkin ini halusinasiku karena mau mati. Tuhan sudah mati saat great war dulu, jadi tidak mungkin anda tuhan,'' ucap Naruto sambil menatap sosok cahaya di depanya.

'' Kamu percaya aku telah mati,? Ingat Naruto, di suatu dunia jika penciptanya itu mati maka dunia itu akan menghilang,'' balas sosok cahaya itu.

'' Heh, anda benar. kalau begitu ambil nyawaku jika anda memang tuhan, kecuali anda mau menyiksaku lebih lama lagi,'' ucap putus asa Naruto.

'' Jangan bicara begitu, Naruto. Orang tuamu akan kecewa bila mendengar anak kesayangannya putus asa dan memilih mati ketimbang melaksanakan harapan mereka,'' balas Cahaya itu mencoba memotifasi Naruto.

Naruto beringsut dan duduk bersila di atas pasir yang panas terkena teriknya matahari.

'' Harapan,? Memang apa harapan mereka,? Harapan untuk terus menyimpan dendam namun tidak boleh membalas dendam,? Atau harapan untuk tetap merasa kecewa dan di khianati sepanjang hidup,?'' tanya sinis Naruto.

'' Harapan untuk terus hidup dan mencari kebahagiaanmu, harapan untuk terus bisa tersenyum dan membuat orang yang lainya ikut tersenyum, harapan untuk membuat keluargamu sendiri keluarga yang bisa mensuportmu jika dalam keterpurukan seperti ini,'' Tuhan menjawab pertanyaan Naruto.

'' Sayangnya semua harapan telah pergi dariku, meninggalkanku dalam kehancuran,'' ucap sinis Naruto.

'' Naruto, ucapan adalah do'a. Kamu yang mengucapkan harapanmu telah pergi, dan kekecewaan terus datang di dalam hidupmu, bukan aku bukan takdir yang aku tuliskan untukmu. Naruto, jalani takdir yang telah aku tulis untukmu. Ada seseorang yang menunggumu, seseorang yang akan mengembalikan senyum mentari di bibirmu. Jadi, hiduplah dan penuhi harapan orang tuamu bersama orang itu,'' Tuhan menasihati Naruto.

'' Heh, Orang, manusia,? Padahal aku sendiri adalah iblis. Kalau aku hidup dengannya, malah akan membahayakannya,'' ujar Naruto merasa miris pada takdir.

'' Apa kamu ingin menghilangkan jiwa iblismu,? Dan menjadi manusia seutuhnya,?'' tanya Tuhan mencoba memberikan tawaran.

'' Buat apa,? Kalau itu di lakukan aku malah merasa jauh dari Kaa-san, aku senang hidup menjadi manusia setengah iblis. Dan baiklah, aku akan mencoba mewujudkan harapan Tou-san dan Kaa-san,'' jawab Naruto dan menyetujui semua yang telah di ucapkan Tuhan.

'' Baiklah, aku akan mengirimmu pada sebuah keluarga, dan aku akan mengubah umurmu kembali keumur empat tahun dan menyegel jiwa iblismu sampai dendam dan kebencian di dalam dirimu kamu hilangkan, namun jika sangat di butuhkan, jiwa iblismu akan terlepas dengan sendirinya,'' ucap Tuhan menjelaskan apa yang akan di lakukannya pada Naruto.

'' Buat apa menjadikanku kembali keumur empat tahun,? Aku lebih suka tetap begini.?'' tanya Naruto tidak mengerti.

'' Karena keluarga yang akan tinggal denganmu sangat menginginkan anak, mereka terus berdoa kepadaku agar di karuniani seorang anak dan aku akan menjawab doa mereka dengan mengirimmu kepada mereka. Dan tenang saja, semua ingatanmu dan kekuatanmu tidak akan aku hilangkan dan juga semua yang mengenalmu tetap akan mengenalmu nanti, tapi setelah kamu dewasa,'' jawab Tuhan menjelaskan alasannya.

'' Terserah anda saja, setidaknya aku punya tujuan baru, dan aku akan tetap hidup sesuai dengan keinginanku,'' ucap Naruto seakan tidak peduli.

Tuhan lalu menjadikan Naruto kembali menjadi anak kecil berumur empat tahun dan menyegel jiwa iblisnya namun dapat terbuka saat di butuhkan.

'' Aku akan menanamkan sedikit kekuatan cahaya pada tubuhmu agar kamu tidak terlalu terpengaruh dengan sesuatu yang berbasis cahaya, anggap ini hadiah dariku,''

'' Terserah,'' Naruto tidak peduli.

'' Aku akan mengirimmu. Ingatlah Naruto, aku belumlah mati aku hanya sedang berpaling dari ciptaanku saja. Suatu saat aku pasti kembali,'' ucap Tuhan.

'' Yah, terserah itukan keinginan anda,'' balas Naruto kembali tidak peduli dan seakan tidak takut. Kemudian tubuh Naruto bercahaya dan menghilang.

'' Segitu kecewanya kamu Naruto,? Sampai di hadapan tuhanpun seperti tidak takut,? Aku melihat setitik cahaya di gelapnya hatimu, semoga cahaya itu membesar dan menuntunmu kejalan yang benar,'' tuhan kemudian menghilang dari tengah gurun pasir itu.

.

..

...

Di sebuah ruangan yang cukup besar, di tengah ruangan itu ada meja kerja dan kursi busa bersenderan tinggi, di belakang kursi lemari-lemari buku rampak berjejer mepet ke dinding dengan Rapi.

Di kursi itu duduk pria paruh baya berambut merah panjang, berjenggot merah tipis melingkar dan memakai pakaian bangsawan. Dialah Lord Gremory yang tengah menunggu putranya datang dan menjelaskan apa yang dia lakukan bersama kekasih dari seseorang yang telah di anggap anaknya itu.

' tok tok tok,'

Suara ketukan pintu ruangan itu terdengar dan tanpa di suruh, sipengetok pintu masuk kedalam ruangan itu yang sepertinya ruang kerja.

'' Duduk,'' printah Lord Gremory pada si pengetuk pintu yang tak lain adalah Sirzech, anak laki-lakinya.

'' Jelaskan apa maksud kamu melakukan itu, Sirzech,'' tuntut Lord Gremory langsung ke permasalahan.

'' Aku bisa menjelaskan semuanya, Otou-sama,'' balas Sirzech.

'' Kalau begitu jelaskan,'' ucap Lord Gremory.

'' aku-.. Sebenarnya,, aku melakukan itu karena aku menyukai Grayfia, dan-... Dan ingin merebut Grayfia, karena aku kira Grayfia juga menyukaiku,'' ucap Sirzech mulai menjelaskan.

'' Apa Grayfia menyukaimu,? Sirzech, Grayfia adalah kekasih Naruto dan dia sudah melamar Grayfia. Tega sekali kamu menghianati Naruto dan merebut kekasihnya dengan cara menjijikan seperti itu,'' ucap Lord Gremory terlihat marah.

Sirzech kian menundukan kepalanya tidak berani menatap kearah Tou-sannya.

'' Aku terlalu bernafsu ingin memiliki Grayfia dengan cara apapun, walau dengan cara menidurinya sekalipun. Aku tau, aku seperti pecundang dan seperti sampah,'' ucap Sirzech nampak bersalah.

'' Dan Grayfia mau saja kamu ajak seperti itu,? Atau kalian sudah bersekongkol untuk menghianati dan menghancurkan Naruto dengan cara seperti itu,?'' tanya Lord Gremory penuh amarah.

'' Tidak, Grayfia menolak saat aku mengajaknya, namun aku terus memaksanya sampai dia pasrah melakukan itu. Aku tidak berniat menghianati atau apapun kepada Naruto, aku hanya ingin memiliki Grayfia. Namun sepertianya tidak akan bisa aku memilikinya karena dia sangat mencintai Naruto,'' jawab Sirzech penuh sesal. '' Maaf, Tou-san aku benar-benar bodoh sampai melakukan itu,'' lanjut Sirzech.

'' Percuma kamu meminta maaf kepadaku, minta maaflah kepada Naruto.'' balas Lord Gremory masih tampak marah dan kecewa.

'' Baiklah, aku akan meminta maaf kepadanya bahkan kalau perlu aku sujud di kakinya,'' ucap Sirzech yang kini telah mendongakan kepalanya menatap kearah ayahnya yang masih setia menunjukan raut marahnya.

'' Terlambat, Naruto telah pergi dari rumah ini dan mungkin takan kembali. Kamu tau Sirzech,? Naruto pergi dengan kekecewaan yang mendalam dan kekosongan di matanya kembali seperti waktu dia kecil dulu,'' Lord Gremory lalu berdiri dan meninggalkan ruangan itu.

'' Penyesalan memang selalu ada di akhir, dan kesalahan yang sudah terjadi tidak akan pernah bisa di benarkan lagi. Dia sudah terlalu dalam kecewanya, Sirzech,'' ucap Lord Gremory sebelum menutup pintu ruang kerjanya.

Sirzech menundukan kepalanya merasa sangat bersalah, tangannya terkepal erat hingga kukunya memutih.

'' Maafkan aku, Naruto,'' gumam Sirzech penuh sesal.

.

..

...

T.B.C

Fic gaje aku buat lagi, hahahaha... Rencananya mau lanjut The Devil Anbu, tapi jalan cerita pas ujian chunin kelupaan dan paket internet lagi habis, jadi nggak bisa nyari reverensi.

Kalau ada yang tau jalannya ujian chuunin tahap awal inbox referensinya ya, soalnya bener-bener lupa, ingetnya cuman dari hutan kematian.

Ah sudahlah, anggap ini pengganti the Destiny.

Sudahlah, segini dulu aja ini baru prolog juga, jangan lupa Review ya dan kasih saran buat kelanjutan ceritanya...