.
Disclaimer : ©Masashi Kishimoto.
.
Author : tidakadanamanya00.
.
Rated : T
.
Pair : Naruto x Karin x Tayuya.
.
Genre : Adventure / Fantasy / Friendship.
.
Warning : gak jelas, berantakan, typo dimana-mana, OC, OOC, AU, DLL.
.
.
.
Balasan Riview :
-Dewi15, gunawanahmadkun, .792, , alvinstreetteam27,
nExt, Awim Saluja, DaNar'uto Uzumaki, penggemar : oke dah lanjut.
-Kazehaya-no-Anata : Author-san disini naruto dan karin nya kapan jadi kekasih ya author-san! Mungkin 2 ato 3 chapter lagi.
-lutfisyahrizal : maaf senpai aku lebih setuju hanya 1 pair aja. akan terasa aneh jika seseorang memiliki cinta yang banyak. Makasih sarannya senpai, tapi udah aku putusin pairnya mini harem.
-m. : bagus harem. soalnya jarang ada pair naru harem. Makasih sarannya senpai.
-Kei Deiken : Aku setuju aja kalau harem nya itu...bukan pair pasaran. . . Contoh : ino,temari nah gue setuju Ohya. .thor gimana klo panggilan buat pasangan naruto g usah di kasih sulfik kun/ chan. . . .kan biar lebih gmn gitu. Makasih sarannya.
.33 : Mini Harem aja sama Konan gan .. Untuk Konan ak bisa senpai.
-Saikari Nafiel : Karin muncul dari mana... *bikin bingung*
Karin di sini cuma warga biasa yy...
di tunggu chap selanjutnya... Akan terjawab di chapter ini.
-syah9126 : Gan lw bikin harem hinata masukin gan yh. Ak seneng jg sh karin m naru,jd klan uzumaki g hilang. Hehehehe... Lanjut... Maaf untuk Hinata gak bisa senpai.
.94 : Neji Setahun Lebih Tua dari Naruto .. Tidak Neji seumuran dengan Naruto.
Jadi siapa Pengganti Neji di Tim Guy ? Rock Lee, Tenten, dan Chouji.
-Jasmine DaisynoYuki : pada ooc ya...
gpp. tetep keren kok. Makasih senpai.
-Shiba : aku setuju klw pairny harem author ntar naruto ketemu sama pair yg lainnya pas dy ngejalanin misi aja contoh nya misi ngelindungi tazuna ini dy kan bisa dijumpain sama haku. Tpi klw bisa jgn dibuat langsung jadian author kayak di chap ini baru kenal narukarin udh saling manggil dgn suffix kun n can and karin klw bisa in karakter aja thor karena menurut aku lebih bagus aja klw sifat karin yg tsundare suka sama naruto pasti ok tuh OK deh mungkin itu aja saran dariku diterima atw egk itu terserah author And good luck buat ujian mu nanti sankyu. Makasih sarannya senpai.
-firdaus minato : iya naru ino bagus senpaiii atau harem aja sekalian dengan sedikit bumbu lemon heheheh hentaiiiiiiiiiiiiiiiii. Untuk lemon akan aku usahakan, tapi gak janji. Heheh
-ahmad. .9 : bojo 9, cocok Gan... Hahaha. Kebanyakan senpai hahaha.
-Naruto-Senpai : mau jumpain naruto itu di chap 5. Maksudnya ?
-The KidSNo OppAi II : Harem aja tor ama hinata. Untuk Hinata , maaf gak bisa senpai.
-Ga punya akun : Harem senpai hinata,karin,ryuzetsu
lanjut... Hinata dan ryuzetzu ? Maaf gak bisa senpai.
-alta0sapphire : menurut aku gk usah harem deh, aku emang lumayan suka baca cerita harem tpi klo yg cerota ini gak usah deh... soalnya kan ntar pasti banyak yg harus
dilindungi sama naruto, trus klo ada yg terluka narutonya jdi down, gk fokus dll..trus menurut aku gak semua wanita iklas di duain... tpi keputusan ada ditangan author-san sendiri, ini cerita author-san jadi author-san yg memiliki hak lebih dalam menentukan jalannya cerita... oke itu aja lanjut ya. Makasih sarannya.
.
.
.
.
.
Chapter 7.
Seorang anak kecil terlihat sedang berlari melewati kerumunan warga yang sedang berlalu lalang di jalanan desa. Anak kecil yang berumur sekitar 5 tahunan itu terus berlari di tengah kerumunan warga dan guyuran hujan yang cukup deras itu, ia terus-terus berlari dan berlari tak memperdulikan bahwa hujan semakin lama semakin deras, kaki kecilnya terus berlari tak menghiraukan rasa sakit, pegal, dingin di waktu yang bersamaan yang menyerang seluruh tubuhnya. Hingga pada akhirnya kaki kecilnya itu telah berhenti berlari, menunjukan bahwa ia telah sampai ketempat yang ia tuju. Walaupun dirinya sudah sampai di tempat yang ia tuju, bukan berarti bahwa ia telah sudah merasa tenang sekarang, ia masih harus mencari orang yang telah memanggilnya ke taman ini. Matanya bergerak menelusuri seisi taman itu mencoba mancari orang yang dicarinya, rasa khawatirnya bertambah setelah tak menemukan orang yang ia cari, ia mencoba berkeliling memutari taman itu mencari orang itu. Sekian lama ia mencoba mencari orang itu dengan terus berkeliling taman sampai beberapa kali, namun hasilnya nihil. Ia tak menemukan orang di taman itu.
Kepalanya menunduk, raut kekhawatiran terpancar di wajah anak itu, sesaat setelah itu ia mulai membalikan badannya dan mulai melangkahkan kakinya meninggalkan taman itu dengan raut muka yang berubah menjadi sedih, "g-gomen Karin-chan, Yuya-chan aku telah mengecewakan kalian".
Kaki kecilnya kembali bergerak, melangkah pergi dari tempat itu. Menyusuri jalan yang tadi ia lewati dengan kepala menunduk, tapi disaat baru beberapa langkah ia berjalan, akhirnya ia menemukan sosok yang dicarinya. Namun tiba-tiba tubuhnya bergetar hebat, matanya membesar dan pupil matanya melebar, tapi semua itu bukan karena kedinginan, tapi karena ia melihat dua anak yang ia cari-cari sedang berada di pinggir hutan dengan segerombol anak laki-laki yang lebih besar darinya sedang mengepungnya, "Karin-chan, Yuya-chan".
Tangannya mengepal, dan raut wajahnya menunjukan wajah kekhawatiran. Tanpa pikir panjang anak itu langsung berlari kearah segerombol anak yang sedang mengepung temannya.
"Hey apa yang sudah kalian lakukan pada Karin-chan, dan Yuya-chan ?" anak tersebut berteriak dengan suara cemprengnya, tak ada rasa takut di raut wajahnya. Kedua tangannya mengepal, pandangan matanya mulai menajam.
Seorang anak yang sedang mengepung tadi membalikan badannya, dengan badan yang besar dan gaya sombongnya ia pun berbicara "Apa urusanmu anak kecil"
"Itu urusanku, karena dia adalah temanku" ia kembali berteriak ke segerombalan anak itu. Walaupun sudah jelas bahwa anak-anak di depannya jauh lebih banyak dan besar, namun tak ada raut wajah ketakutan sama sekali dari anak itu.
"Naru-kun" sebuah kata yang keluar dari kedua gadis berambut merah yang bernama Karin dan Tayuya itu.
"Eh… jadi kau temannya ya, dan sekarang kau mau jadi pahlawan begitu ?"
"Tak… aku tak ingin jadi pahlawan. Aku cuma ingin…" belum sempat anak itu menyelesaikan omongannya, tiba-tiba sebuah pukulan melayang ke wajahnya, badannya yang kecil itu langsung jatuh tersungkur. Anak bernama Naruto itu mencoba bangkit, tapi sedetik kemudian sebuah hantaman keras mengenai perut Naruto hingga ia kembali jatuh tersungkur, dan setelah itu ia di hajar habis-habisan oleh segerombol anak itu.
"Cih… berlagak sok jadi pahlawan, tapi kemampuannya cuma segitu. Ayo kita pergi teman-teman"
Setelah puas menghajar Naruto, segerombol anak-anak tadi pergi meninggalkan Naruto dan kedua gadis yang sedang terkapar tak berdaya di tengah hujan deras.
Melihat Naruto yang terluka parah membuat hati dari kedua gadis itu sakit dan tanpa terasa mereka berdua meneteskan air matanya. Menghiraukan semua itu, Karin dan Tayuya langsung membopong tubuh kecil Naruto dan membawanya ke bawah pohon yang cukup besar.
"N-Naru-kun…" anak bernama Karin itu memanggil Naruto yang sedang terkapar di sebelahnya.
Naruto membuka matanya secara perlahan, terlihat darah segar mengalir dari sudut bibirnya, dan luka-luka lebam menghiasi wajahnya.
"G-gomen Karin-chan, Yuya-chan aku baru menemuimu, dan maaf aku tak bisa melindungi kalian dari anak-anak tadi" Naruto mengerjap-ngerjapkan matanya. Terlihat raut wajah kekecewaan di wajahnya, matanya menatap Karin dan Tayuya dengan tatapan sendu dan wajah yang penuh penyesalan.
"T-tak apa Naru-kun… kamu datang saja kami sudah senang. Tapi aku mohon… jangan lagi kamu nekat melakukan itu lagi" perlahan mata Karin dan Tayuya mengeluarkan cairan bening di sudut-sudut matanya. Memang tak akan ada yang tau jika saat ini mereka sedang menangis, karena saat ini hujan yang turun langsung menghapus air matanya yang keluar.
"Oh iya… kudengar kalian berdua akan pergi dari desa Konoha ya ? apa artinya kalian akan meninggalkanku sendirian di sini ?"
Deg.
Detak jantung Karin dan Tayuya serasa berhenti dalam sekejap, pernyataan itu berhasil membuat mereka berdua mematung dalam sekejap.
"M-maaf Naru-kun, aku memang harus pergi, itu semua karena Kaa-san dan Tou-san yang memutuskan. M-maaf Naru-kun" raut wajah Tayuya berubah menjadi sedih dan penuh penyesalan.
Tangan kecil Naruto menepuk puncak kepala Tayuya dan kemudian mengacak-ngacak rambut dari Tayuya, "Tak apa Yuya-chan, kamu tak perlu meminta maaf kepadaku." ucap Naruto dengan senyum palsu yang menghiasi wajahnya.
Tayuya yang diperlakukan seperti itu merasa senang, namun juga merasa sedih karena ini adalah pertemuan terakhir mereka berdua.
"M-maaf Naru-kun, ini adalah pertemuan kita yang terakhir hiks hiks" terdengar suara tangisan di sela-sela ucapan Tayuya.
"Ini…" Tayuya dan Karin mendongakkan wajahnya ke arah Naruto yang sudah berdiri, terlihat sebuah gelang berwarna hitam di tangan Naruto, dan kemudian Naruto langsung memberikannya ke Tayuya dan Karin.
Badan Naruto bergetar, dan raut wajahnya berubah menjadi sedih.
"Maaf cuma ini yang bisa aku bisa berikan Karin-chan, Yuya-chan, kuharap kalian gak akan mengelupain aku… dan maaf aku harus segera pulang, soalnya baa-chan nanti khawatir"
Naruto langsung berlari dengan kencang meninggalkan Karin dan Tayuya di taman pinggir hutan yang sedang terduduk dengan wajah sedih.
. .
. .
. .
. .
. .
. .
#Real World.
"Hah…hah…hah mimpi itu lagi" Naruto terbangun dari tidurnya dengan nafas yang tersenggal-senggal dan sedang duduk di atas kasur dengan keringat yang sudah membasahi wajahnya.
Tatapan matanya berubah menjadi sendu ketika sebuah mimpi tentang masa lalunya datang lagi, atau bisa di bilang sebuah ingatan masa lalu. Ingatan yang hadir di mimpi-mimpinya, tentang teman masa kecilnya.
"Ah… aku sampai lupa, kalau hari ini aku harus mengawal Tazuna-san membuat jembatan" gumam Naruto.
Naruto mencoba duduk di pinggiran ranjang, dan kemudian merentangkan kedua tangannya ke atas, kemudian ke kanan dan ke kiri. Rasa nikmat langsung ia dapatkan dari apa yang ia lakukan. Rasa nikmat dari merenggangkan otot-otot yang kaku sehabis tidur.
Setelah di rasa cukup merenggangkan otot-ototnya ia berdiri dan berjalan ke arah jendela. Tangannya mulai bergerak untuk membuka jendela di depannya. Tangannya mendorong jendela tersebut dengan perlahan, matanya menyipit ketika sinar matahari mulai masuk ke dalam ruangan dan menyilaukan matanya.
"Hmm ternyata sudah siang…" Naruto membalikan badannya dan berjalan menuju pintu.
1 detik.
5 detik.
10 detik.
"Aaaapa… sudah siang!" suara Naruto menggema ke seluruh ruangan, dan ia kembali berjalan kearah jendela dan melihat keluar jendela, ia ingin memastikan bahwa ini masih pagi bukan siang. Naruto melihat ke matahari dengan tangan yang berada di atas matanya. Mata Naruto kembali menyipit ketika wajahnya kembali bertatapan langsung dengan sinar matahari. Dan akhirnya ia mendapatkan bukti bahwa hari sudah semakin siang, dengan matahari yang hampir mencapai tengah-tengah langit.
"Sial… kenapa tak ada yang membangunkan aku ?"
Tanpa menunggu waktu yang lama, ia langsung berlari ke kamar mandi untuk mencuci mukanya dan langsung pergi keluar rumah menuju jembatan yang sedang di buat Tazuna.
. .
. .
. .
. .
. .
. .
#Di tempat lain.
Terlihat Kakashi yang sedang bertarung dengan Zabuza di atas jembatan yang belum selesai. Kakashi berlari kearah Zabuza, ia melompat dan langsung menendang kepala Zabuza. Dengan sigap Zabuza langsung menundukan badannya sehingga tendangan Kakashi cuma mengenai udara hampa saja. Kakashi kembali menyerang dan mencoba menendang perut Zabuza dengan kaki kirinya, tetapi tendangan Kakashi berhasil di tangkap oleh tangan Zabuza. Dengan kaki kiri yang masih di pegang tangan Zabuza, Kakashi langsung melompat dengan kaki kanannya, dan kemudian menggunakan kaki kanannya untuk menendang kepala Zabuza.
…BUAGH…
Sebuah tendangan yang keras tepat mengenai kepala Zabuza hingga ia terjatuh beberapa meter kesamping. Sementara Kakashi mendarat dengan tangan dahulu yang mencapai tanah dan kemudian bersalto kebelakang.
"Kau hebat seperti waktu itu Kakashi, tapi…" Zabuza menghentikan ucapannya, tangannya meraih pedang Kubikiribōchō yang berada di punggungnya. "…Jangan harap aku akan kalah seperti waktu itu!" Zabuza langsung berlari kearah Kakashi setelah menyambung ucapannya yang sempat terhenti.
Sedangkan Kakashi langsung mengambil dua buah kunai dari kantong ninjanya.
…Trank…
Sebuah suara dentingan pedang kubikiribōchō milik Zabuza yang di tahan dua buah kunai milik Kakashi.
Karena begitu kuatnya tekanan yang di berikan pedang kubikiribōchō milik Zabuza sehingga Kakashi harus menahannya dengan dua buah kunai sekaligus.
…Trank… Cting… Trank… Cting…
Zabuza terus menghantamkan pedangnya kearah Kakashi, dan semua serangan itu hanya bisa di tahan saja oleh Kakashi.
"Katon : Dai endan" sebuah peluru api besar keluar dari mulut Kakashi yang langsung mengarah ke Zabuza.
…Duarr…
Zabuza berhasil menghindar dari serangan Kakashi sehingga jutsu Kakashi hanya mengenai beton.
…Buagh…
Sebuah hantaman keras mengenai punggung Zabuza setelah Kakashi tiba-tiba muncul di belakangnya dan menendang punggungnya. Zabuza langsung jatuh tersungkur hingga terseret beberapa meter. "Sialan kau Kakashi…" Zabuza menggeram, kemudian bangkit dari jatuhnya. Setelah bangkit Zabuza langsung menancapkan pedang kubikiribōchō nya dan langsung merapal segel tangan dengan cepat. "Kirigakure no Jutsu"
Tiba-tiba muncul kabut di area pertarungan Kakashi dan Zabuza. "Sial! sharinganku tidak bisa meilhat di dalam kabut ini"
"Hahaha, sharinganmu tak akan berguna Kakashi". Kakashi hanya menutup matanya, ia mencoba berkonsentrasi, mencoba mendengarkan area sekitar, mendengarkan suara-suara yang mencurigakan. Kakashi menggenggam kunainya dengan sangat erat, kemudian ia membalikan dan…
…Trank…
Kakashi berhasil menangkis serangan Zabuza dengan kedua kunainya, serangan dari Zabuza itu sungguh sangat cepat dan mungkin tak bisa dilihat dengan mata telanjang itu. Zabuza kembali menghilang ditengah-tengah kabut, sedangkan Kakashi kembali bersiaga dan terus berkonsentrasi mendengarkan suara-suara mencurigakan di area sekitar.
…Trank…
Beberapa detik kemudian serangan kembali terjadi dan Kakashi kembali bisa menangkis serangan itu, namun kemudian Kakashi langsung jatuh tersungkur ketika sebuah tendangan berhasil mengenai perutnya. Tendangan yang dilancarkan bhunsin air Zabuza dari samping.
. .
. .
. .
. .
. .
. .
#With Shikamaru dan Neji.
Terlihat Shikamaru dan beberapa bhunsinnya sedang berada dalam jutsu cermin ninja yang memakai sebuah topeng putih yang tipis, dengan lubang mata melengkung dan desain merah bergelombang di tempat mulut, serta simbol Kirigakure pada dahinya, a.k.a Haku.
Di dalam cermin terlihat Haku yang sudah menyiapkan jarum di sela jari-jarinya. Jari-jarinya mulai bergerak, dan tangannya mulai di silangkan di depan dadanya.
…wussh…
Jarum-jarum yang tadi mulai melesat dari dalam cermin yang langsung mengarah ke Shikamaru.
Dengan bermodalkan kunai yang di pegangnya, Shikamaru beserta bhunsinnya yang masih tersisa mencoba menangkis semua jarum yang sedang mengarah padanya.
…Cting… Cting… Cting… Cting…
Jarum-jarum mulai berjatuhan setelah berhasil di tangkis. Namun tidak sedikit juga yang berhasil menancap pada tubuh Shikamaru. Bhunsin-bhunsin Shikamaru yang terkena jarum-jarum milik Haku pun juga mulai menghilang.
Bukan perkara mudah memang dapat menangkis jarum-jarum yang sedang mengarah padanya dengan begitu banyak. Coba bayangkan, jika di satu cermin ada Haku yang sedang memegang enam jarum di sela-sela jarinya, maka ada berapa jarum, jika jumlah cermin ada dua puluh satu ? banyak bukan.
Dengan nafas yang tersenggal-senggal Shikamaru mencoba bangkit dari jatuhnya. Dan dengan sedikit tenaga yang ia punya, Shikamaru mulai membuat beberapa bhunsin lagi.
…Poof… Poof… Poof… Poof…
Kepulan asap langsung muncul bersamaan dengan ke empat bhunsin Shikamaru yang muncul. Ke empat bhunshin Shikamaru saling pandang dan kemudian memandang kearah Shikamaru. Sedangkan Shikamaru masih mencoba menahan beban tubuhnya agar kembali tak terjatuh, badannya masih bergetar seakan tak kuat lagi menahan berat badannya sendiri, matanya memperhatikan para klonnya itu, dan ia menganggukan kepalanya, seakan memberi perintah langsung 'baiklah, lakukan tugas kalian' dan kemudian menyiapkan dirinya untuk kembali bertarung, kembali melaksanakan rencana yang sudah di buatnya dengan mengamati pertarungan tadi.
Satu-persatu bhunsin dari Shikamaru mulai melakukan tugasnya. Berlari ke segala arah mencoba untuk keluar melalui celah-celah cermin yang ada.
Namun di pihak lain, Haku sudah siap dengan beberapa jarum di jari-jemarinya, bersiap untuk melemparkannya kearah bhunsin-bhunsin tersebut.
...Wushh…
Jarum-jarum milik Haku mulai melesat kearah bhunsin-bhunsin Shikamaru.
Melihat perhatian Haku teralihkan kearah bhunsin-bhunsinnya, Shikamaru langsung berlari keluar dari jutsu Haku itu.
Haku yang merasa Shikamaru mencoba kabur langsung melemparkan jarum-jarumnya ke Shikamaru, tepatnya jarum-jarum Haku itu mengincar kaki Shikamaru agar tak bisa berjalan.
…Arghh…
Jarum itu tepat mengenai paha kanan Shikamaru yang langsung melumpuhkan pergerakannya.
'Sial, mengapa diriku begitu lemah. Ayo Shika kau bisa' batin Shikamaru menyemangati dirinya sendiri.
Seketika itu juga Shikamaru bangun dan mencabut jarum yang menancap di pahanya, kembali berdiri dan berlari lagi ke arah celah itu. Sedangkan Haku langsung keluar dari cerminnya dengan jarum-jarum yang di tangannya.
…Wush… Jleb…
Rasa sakit kembali menyerang Shikamaru, jarum-jarum milik Haku kembali menancap ke paha Shikamaru, namun sekarang menancap di sisi kiri. Tak menghiraukan rasa sakit yang kembali menyerangnya, Shikamaru kembali berlari dan terus berlari.
Haku terkejut karena Shikamaru masih bisa berlari, namun semua keterkejutannya itu tersembunyi di balik topengnya. Tersadar dari keterkejutannya, Haku kembali melompat kearah Shikamaru dan langsung menendang kepala Shikamaru.
Shikamaru membalikan badannya, dan langsung menghantamkan kakinya ke perut Haku. Namun dengan mudah kaki itu dapat di tangkap dengan ke dua tangan Haku dan kemudian melemparkannya ke tengah-tengah.
"Kau tak mungkin bisa keluar dari sini bocah" dengan suara yang sedang, Haku memeringati Shikamaru yang masih tersungkur di tengah. Haku yang merasa lawannya sudah mulai melemah kembali melayang masuk ke dalam bayangan cermin, tapi sebelum kepalanya mencapai cermin di depannya itu…
…Buagghh…
Tiba-tiba sebuah hantaman keras tepat mengenai pungung Haku hingga membuat tubuh Haku perpental. Melihat kesempatan yang ada, Shikamaru dengan susah payah kembali bangun, dan dengan badan yang masih bergetar hebat ia mencoba menguatkan dirinya. "Kagemane no Jutsu"
Bayangan Shikamaru mulai merambat dan langsung menyatu dengan bayangan milik Haku. "K-kau terlambat Naruto, kau tau aku sudah lama menunggumu".
Angin berhembus dengan perlahan, deru ombak kian terdengar dari atas jembatan. Naruto yang tadi sedang berdiri tegak di samping Haku sekarang mulai melangkahkan kakinya menuju Shikamaru. "Hey Shikamaru kemana sih Neji ? Kenapa ia tak membantumu"
"Dia disana, ia sedang melawan seseorang juga, tapi itu hanya bhunsin Neji saja, Neji yang asli sedang melindungi Tazuna-san" ucap Shikamaru sambil menunjuk bhunsin Neji yang sedang bertarung.
…deg…
Naruto tersentak disaat melihat sosok yang dikenalnya adalah orang yang baru bertemu dengannya kemarin. Sosok berambut merah, berkulit putih dan dengan kacamata persegi yang menghiasi matanya. 'K-Karin'
"Aku akan membantunya Shika, kau bisa kan urus dia ?"
"Tentu saja bisa Naruto"
Naruto langsung berlari kearah Neji, tangannya menyusup ke tempat kunainya berada.
…tap…
Naruto muncul tepat di depan Neji dengan kunai ditangannya. "Neji biar aku urus dia, kau konsentrasi saja untuk melindungi klien kita"
Tanpa disuruh dua kali, Neji langsung pergi dari tempat pertarungan itu. Dia segera pergi ketempat Tazuna yang di jaga dengan dirinya yang asli. Tanpa ia sadari, sebuah senyum kecil telah menempel di wajahnya ketika sang sahabat telah datang untuk membantunya. 'Akhirnya kau datang juga Naruto'
.
Kembali ke pertarungan Naruto.
.
Pertarungan terus berlanjut, kunai demi kunai terus melesat. Tendangan, pukulan, hingga jutsu-jutsu terus keluar dari Naruto dan Karin. Sepertinya pertarungan yang berimbang bagi yang melihatnya, tapi ini semua salah. Sebenarnya Naruto sedang menahan semua kekuatannya untuk melawan Karin, ia telah sadar bahwa yang ia hadapi adalah sahabatnya yang dulu meninggalkannya.
"Karin-chan, kenapa kamu ada disini ?" Naruto bertanya kepada sang lawan dengan pertarungan yang masih berlanjut.
"Seharusnya aku yang bertanya seperti itu Naruto-kun, kenapa kamu ada disini ?" Bukannya menjawab, Karin malah berbalik bertanya kepada Naruto.
"Karin-chan apa kau lupa denganku"
"Aku ingat, kamu Naruto-kun yang ketiduran di dalam hutan waktu itu kan" Karin melompat kebelakang, karena hampir saja kunai Naruto yang mengenai lehernya.
"Huuh, jadi kamu sudah lupa denganku ya Karin-chan. Ku kira kamu akan ingat dengan teman masa kecilmu ini" Naruto mengerucutkan bibirnya, ia merasa kesal karena Karin tak mengenalnya. Namun tidak sepenuhnya kesal, ia hanya ingin melihat ekspresi dari temannya ini. Kemudian ia kembali mengeratkan pegangan tangannya ke kunai yang di genggamnya.
Sedangkan Karin, dia tersentak karena ucapan Naruto barusan. Ia masih ingat dengan semua masa lalunya itu, ia kembali teringat saat dimana ia sedang bermain dengan teman-temannya saat ia masih kecil. 'T-tak m-mungkin, a-apa dia Naruto-kun y-yang dulu'
"Naru-kun" bulir-bulir air mata mulai keluar dari sudut-sudut matanya, dan mengalir melalui pipi-pipi yang putih itu.
"Hey apa kamu sudah ingat denganku Karin-chan ?"
Karin berlari dengan kencang kearah Naruto, kunai-kunai yang sedang di pegangnya sudah jatuh entah kemana. Ia sudah tak peduli jika saat ini Naruto adalah musuh, saat ini ia hanya ingin menumpahkan rasa rindunya kepada sang pemuda itu, rasa rindu yang sudah lama ia pendam.
…bruuk…
Karin menerjang tubuh Naruto dengan kencangnya yang membuat Naruto harus bersusah payah untuk menahan keseimbangannya agar tidak jatuh. Ia langsung menenggelamkan wajahnya cantiknya di dada bidang Naruto, menumpahkan rasa rindunya untuk saat ini. Naruto hanya diam saja, tangannya yang tadi sedang memegang kunai dengan eratnya, sekarang sudah mengendurkannya hingga kunainya jatuh. Tangannya bergerak mengelus rambut surai merah milik Karin, rambut yang menurutnya sangat indah, dan rambut yang mengingatkannya kepada sang ibu.
"Hey Karin-chan, sudahlah jangan menangis. Aku kan sudah disini" ucap Naruto yang sukses membuat Karin menolehkan wajahnya kearah wajah Naruto. Tangan Naruto mulai bergerak ke arah wajah Karin dan langsung menghapus sisa-sisa air mata yang masih mengalir dengan ibu jarinya.
"Na-Naru-kun"
. .
. .
. .
Di sisi lain Neji yang menjaga Tazuna melihat pemandangan yang baru saja ia lihat dengan pandangan tak percaya. Bagaimana ia tidak shock, seorang musuh yang baru saja ia lawan, yang dapat mengimbanginya tadi. Saat ini sudah jatuh dipelukan Naruto dengan air mata pula. 'Sialan kau Naruto, ilmu apa yang kau pakai hingga gadis cantik yang merupakan musuh kita itu bisa bertekuk lutut dihadapanmu. Aku harus belajar ilmu itu darimu Naruto'
Karin masih memeluk tubuh Naruto, tangan kecilnya masih melingkar di pinggang Naruto, ia bahkan sudah lupa bahwa kedatangannya kesini untuk membunuh seseorang. Rasa rindu yang begitu mendalam membuat dirinya melupakan semuanya. Sedangkan Naruto, sebenarnya ia masih ingin membantu Kakashi untuk melawan Zabuza, tapi Naruto yang melihat Karin begitu erat memeluknya hingga tak tega untuk melepaskan pelukannya, ia sadar betul bagaimana rasa rindu Karin kepadanya, ia tau itu karena ia juga merasakan rindu itu juga.
Tiba-tiba Karin yang masih mendekap tubuh Naruto pingsan begitu saja, pelakunya adalah Naruto sendiri yang memukul tengkuk dari Karin yang membuatnya tak sadarkan diri.
"Maaf Karin-chan, kamu tak boleh terlibat di pertarungan ini. Aku tak mau kehilangan kamu lagi" setelah mengucapkan itu, Naruto langsung membopong tubuh Karin dan berlari membawanya ke Neji.
"Neji, tolong jaga gadis ini. Aku akan membantu Kakashi-sensei"
"Tap-tapi Naruto…" belum sempat Neji menyelesaikan ucapannya, Naruto sudah pergi ke tempat Kakashi.
. .
. .
. .
. .
. .
. .
#di tempat Kakashi.
Terlihat Zabuza sudah terkepung dengan anjing-anjing milik Kakashi. Ia tak bisa bergerak karena seluruh tubuhnya sudah digigit anjing-anjing Kakashi yang melumpuhkan pergerakannya. Sedangkan Kakashi langsung merapal segel tangan dengan cepat, dan muncullah kilatan-kilatan listrik muncul di tangan kanan Kakashi.
"Chidori" ucap Kakashi sambil mendorong jutsunya itu keperut Zabuza.
Mata Kakashi terbelalak karena yang saat ini terkena jutsunya bukan Zabuza, melainkan Haku, rekan dari Zabuza.
"H-Haku" sebuah ucapan yang terlontar dari mulut Zabuza ketika melihat rekannya telah melindunginya dari serangan Kakashi.
"Maaf Zabuza, tapi tolong terimalah pengorbanan terakhirku ini" setelah mengucapkan kata-kata terakhirnya Haku langsung ambruk dengan darah yang sudah mengucur deras dari dadanya.
"Ha-Haku, kenapa kau lakukan ini ?" Ucap Zabuza yang masih tak percaya dengan kematian Haku, kematian rekannya ini.
"Ternyata Zabuza telah kalah, percuma aku membayarnya dengan mahal. Tapi tak apalah aku masih punya banyak uang" terdengar suara dari ujung jembatan, orang cebol yang di ikuti banyak bandit dibelakangnya.
"Kakashi, bisa kau pinjamkan aku kunaimu. Aku akan membunuh si cebol itu" Kakashi yang mendengar ucapan dari Zabuza sedikit tersentak, namun ia langsung memberi kunainya kepada Zabuza. Sedangkan Zabuza ia langsung menerima kunai dari Kakashi, ia mengigit pegangan kunainya. Ia sudah tak bisa menggunakan kedua tangannya karena sudah terluka parah, apalagi di tambah gigitan dari anjing Kakashi.
Zabuza berlari kearah Gatou, ia menebaskan kunainya dengan menggerakkan kepalanya kekanan dan kekiri untuk membunuh bandit-bandit yang melindungi gatou dari serangannya. Satu-persatu bandit-bandit telah mati akibat tebasan Zabuza, tetapi akhirnya ia harus kalah juga karena jumlah bandit yang begitu banyak.
"Hahaha, menyentuhku saja kau tak bisa Zabuza. Apalagi membunuhku"
…Zrasshh…
Tiba-tiba bandit-bandit yang tadi melindunginya jatuh satu-persatu. Gatou yang melihat itu hanya tercengang saat melihat anak buahnya mulai berjatuhan. Terlihat Naruto dengan dua bhunsin sudah berdiri tegak tak jauh dari Gatou. Naruto membentuk segel tangan dengan cepat, kemudian… "'Katon : Gōka Mekkyaku"
Sebuah semburan api keluar dari mulut Naruto dan kedua bhunsinnya. Semburan api yang sangat besar, yang besarnya 5 kali lipat dari Gokakyu no Jutsu. Semburan api yang tak bisa di hindari oleh Gatou dan juga para banditnya dan yang membuat mereka langsung hangus terbakar.
…Bruk…
Tiba-tiba Naruto jatuh tersungkur ketika selesai mengeluarkan jutsu mematikan itu. Kedua bhunsinnya juga sudah menghilang. Kakashi yang melihat Naruto jatuh tersungkur langsung berlari ke Naruto untuk mengecek keadaannya. "Dia hanya pingsan saja"
.
.
.
.
.
.TBC.
.
.
.
Yo maaf telat update nih chapter, sebenarnya udah mau update dari kemarin. Tapi memory card ane yang nyimpen nih cerita ilang saat itu, jadi terpaksa buat lagi dari awal.
Untuk yang bingung gimana Haku bisa melindungi Zabuza, padahal ia sedang terkena jutsu Shikamaru. Di sini ane kagak jelasin bahwa sebenernya Haku langsung di bunuh Shikamaru saat Naruto pergi ngebantu Neji (belum mati, masih sekarat) dan di saat itu, dengan sisa-sisa tenaganya Haku langsung pergi ngelindungi Zabuza. Kenapa ane kagak ane jelasin di cerita, Soalnya nanti yang baca takut bingung jika terus-terusan ganti tempat.
Baiklah itu saja yang ingin saya sampaikan. Mohon untuk Riviewnya.
...
...
...
...
VVVVV
VVV
V
RIVIEW.