Setelah hampir 6 jam menunggu akhirnya dokter yang menangani sehun keluar dari dalam dengan wajah yang tidak bisa diartikan setelah dokter itu membuka masker berwarna putihnya tersebut.

"bagaimana dengan keadaan adik saya dok ?" tanya Luhan to the point. Dia tidak ingin mendengar berita adiknya yang tidak-tidak didunia ini hanya sehunlah keluarga yang tersisa –kris tidak masuk karena kris hanya sepupu- , adik tolol, egois dan bodoh kesayangannya itu.

Dokter itu menghembuskan nafasnya lalu menatap Luhan

"kami sudah menolongnya semampu kami..."

.

.

.

OBSESSION

SUMMARY: Obsesi itu yang membuat mu buta, obsesi itu yang membuatmu menyiksaku dan karena obsesi itu kau tak pernah tau kesakitanku. BAD SUMMARY. MPREG! HUNKAI.

.

.

TITTLE : OBSESSION

MAIN CAST : Kai,Sehun and other

AUTHOR : Ling-Ling / Kyung Soo Ra

GENRE : Yaoi,BL,sad, romance,life

RATED : M

LENGTH : chaptered ?

Italic = flasback atau pikiran

Typo dimana-mana

.

.

.

.

.

DON'T LIKE, DON'T READ

.

.

.

Happy reading!

.

.

.

.

Chap 5

.

.

"kami sudah menolongnya semampu kami, maafkan kami sekali lagi nyonya oh maafkan kami" kata dokter tersebut terlihat putus asa.

Wajah Luhan sedikit tegang, sedangkan jongin terlihat sangat tegang "dia selamat kan dokter" tanya jongin sambil memegang tangan sang dokter.

Sang dokter hanya menggelengkan kepalanya lalu menghembuskan nafasnya kasar "Maafkan kami nyonya, Tuan Oh sudah meninggal" kata sang dokter.

Jongin masih tak percaya "Jangan bohong dokter dia masih hidup. Aku tahu Sehun itu kuat, dia masih hidup...hukss" kata Jongin terisak sambil menarik jubah sang dokter.

Dokter tersebut hanya menggeleng membuat jongin semakin keras menangis. Jongin menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Dia terus menangis, bahkan Luhan, Xiumin dan Kris yang melihatnya juga terlihat sedih melihat Jongin seperti itu. Xiumin mendekati jongin lalu memeluk jongin dari samping.

Xiumin tidak bisa berkata apa-apa, dia hanya bisa memeluk Jongin dari samping.

"Dia masih hidup, Hukss...huksss... dia masih hidup kan hyung... huksss" kata Jongin terisak.

Xiumin diam, dia semakin mengeratkan pelukannya kepada jongin. Luhan, mendekati Dokter Lee. "Boleh aku melihat mayat Adikku ?" tanya Luhan.

"Boleh tuan silahkan masuk" Kata Dokter Lee mempersilahkan Luhan masuk.

"Ge, aku ikut. Hikss..." Kata Jongin lirih.

Luhan mengangguk lalu menatap Xiumin untuk mendorong kursi roda Jongin. Mereka masuk diikuti oleh Kris dan Dokter Lee. Luhan berjalan mendekati ranjang yang kini ditiduri oleh mayat Sehun, mayat tersebut ditutup oleh selimut berwarna biru muda khas rumah sakit. Luhan memandang Jongin, lalu membuka setengah selimut tersebut. Luhan menutup matanya, dia tidak sanggup menatap mayat wajah sang adik. Dia mencoba tegar lalu menyuruh Jongin mendekat. Jongin menangis begitu keras melihat mayat wajah sang kekasih, wajah Sehun sudah tidak bisa dikenali wajahnya rusak. Oleh karena itu sang Dokter tak bisa lagi membantu Sehun.

Setelah itu semua orang yang disana melihat keadaan mayat Sehun, bahkan Xiumin dan Kris juga menitikkan airmatanya. Xiumin mendekati Jongin yang menangis semakin histeris setelah melihat keadaan mayat Sehun.

Luhan menghembuskan nafasnya berat "Dokter Lee tolong urus jenazah Sehun. besok kita adakan acara pemakaman untuk Sehun" Kata Luhan kepada Dokter Lee. Lalu mendekati Xiumin dan Jongin.

"Jongiie ayo kita kekamar inapmu, kau harus istirahat untuk acara pemakaman Sehun besok" Kata Luhan sambil mengelus kepala Jongin.

Jongin terus terisak dia tidak membalas perkataan Luhan. Luhan menatap Xiumin memberikan isyarat dengan matanya untuk membawa jongin kekamar inapnya.

Jongin terus terisak diatas kursi rodanya, Xiumin yang memang mendorong kursi roda Jongin hanya menatap puncak kepala Jongin. Dia tau betapa sakitnya saat seseorang yang engkau cintai pergi meninggalkanmu untuk selama-lamanya.

Luhan yang berjalan mendahului Xiumin dan Jongin hanya diam, kini tatapannya kosong betapa sedih dirinya adik kesayangannya dan keluarga satu-satunya itu pergi dengan cara yang tragis. Kris yang melihat itu menepuk pundak Luhan.

Luhan mendongak menatap kris, Kris tersenyum "Relakan Sehun, biarkan dia tenang disana" Kata Kris bijak. Luhan mengangguk lalu mereka sampai dirkamar inap Jongin. Luhan membuka pintu lalu menampakkan seorang namja cilik yang kini sedang mengusap matanya imut, dia baru saja bangun.

"Appa..." panggil Xiuhan menatap Luhan.

Merasa dipanggil Luhan langsung berjalan mendekati Xiuhan lalu menggendong Xiuhan. Kris tersenyum lalu mendekati Xiuhan "Uncle..." pangil Xiuhan pada Kris.

"Mau jalan-jalan dengan uncle ?" Tanya Kris pada Xiuhan. Xiuhan mengangguk lalu Kris langsung menatap Luhan dan Xiumin. Mereka berdua mengangguk lalu membiarkan Xiuhan dan Kris pergi meninggalkan kamar inap Jongin.

Luhan mengangkat Jongin untuk ditidurkan diranjang. Jongin masih terus menangis, bahkan kini dia menangis tanpa mengeluarkan suara, air matanya terus berjatuhan. Xiumin yang melihat itu langsung memeluk Jongin dengan erat bahkan airmatanya jatuh. Xiumin tak berbicara, dia diam membiarkan Jongin menangis dipundaknya. Luhan bahkan kini tak sanggup melihat Jongin yang seperti itu, dia berjalan menuju jendela dekat ranjang yang ditempati oleh jongin tersebut. Tatapannya kini kosong, dia kini tak memandang awan cerah yang bergantung dilangin tersebut.

"Sehun...Hukss jangan tinggalkan jongie...hiksss" Kata Jongin sambil terisak. Xiumin tetap memeluknya, dia diam tak mau berbicara.

"jangan pergi...Hukss...Sehun jangan tinggalkan aku sendiri...hikss..." kata Jongin lagi. jongin mengeratkan pelukannya pada Xiumin. Xiumin membalas pelukan Jongin.

Hingga tangisan Jongin berangsur menghilang diikuti oleh suara dengkuran halus Jongin yang kini mulai tertidur. Merasa jongin sudah tertidur Xiumin melepaskan pelukan Jongin lalu dengan perlahan menidurkan tubuh ringkih tersebut. Menyelimuti tubuh jongin sampai hingga batas lehernya. Xiumin beranjak dari ranjang Jongin dengan perlahan lalu berjalan mendekati Luhan yang sedari tadi menatap lurus kedepan dengan pandangan kosong. Xiumin memeluknya dari belakang. Luhan tersentak saat Xiumin menenggelamkan kepalanya dipundak Luhan, Luhan merasa kini bajunya mulai basah. Luhan membalikkan kepalanya ke arah Xiumin, Xiumin menangis. Luhan membalikkan badannya lalu langsung memeluk Xiumin.

"Aku tak sanggup bila melihat Jongin seperti itu" Kata Xiumin sambil semakin mengeratkan pelukannya kepada Luhan.

Luhan mengelus punggung Xiumin, mengecup puncak kepala Xiumin. "Bila Jongin masih tetap seperti itu hingga beberapa minggu kedepan. Kita harus membawa Jongin ke China" Kata Luhan.

.

.

.

.

Kris mengangkat tubuh sedikit gempal Xiuhan dan merebahkannya diranjang. Kris mencium puncak kepala Xiuhan.

KLEEKK...

Pintu terbuka menampakkan sesoso namja manis –Suho- tersenyum lalu mendekati Kris dan memegang pundak Kris dari belakang membuat Kris sedikit tersentak setelah menyelimuti Xiuhan hingga batas dada.

Kris juga membalas senyum Suho "Kau yakin melakukannya Kris ?" Tanya Suho sambil menatap Kris.

Kris menghembuskan nafasnya "Ini yang dia inginkan, aku sebagai kakaknya bisa apa sayang" Jawab Kris dengan wajah sendunya.

Suho kembali mengelus punggung Kris dengan sayang "Kalau itu memang maunya kita hanya bisa mendukung Kris" Kata Suho.

Kris mengangguk lalu mulai merebahkan dirinya disamping kanan Xiuhan diikuti oleh Suho yang juga merebahkan badannya disamping kiri Xiuhan.

.

.

Daun terus berjatuhan dari dahannya, sorot mata itu masih tetap kosong menatap dedaunan kering yang jatuh bahkan terbang terkena angin. Airmatanya kembali jatuh, membasahi pipi yang dulunya chubby dan manis tersebut berubah menjadi tirus dan mengerikan. Bagaikan tubuh tak bernyawa, dia kembali menggenggan tangannya yang kurus dan terdapat selang infus disana. Menghapus jejak airmata yang telah membasahi pipinya dengan tangan kurusnya, musim gugur sudah berlangsung 3 minggu yang lalu. Musim gugur adalah salah satu musim favourite selain musim dingin. Dengan perlahan tangan kurus tersebut membuka jendela kcanya perlahan, mengambil daun maple kering tersebut. Sekali lagi airmatanya kembali jatuh kini semakin deras, bahkan dia terisak karena tak tahan lagi mengenang kisah cinta nya dulu.

.

.

Sepasang kekasih kini berjalan dibawah pohon maple yang kini sedang menggugurkan daunnya. Mereka berdua tersenyum bersama tak ada yang bisa mengalihkan dunia mereka. Salah seorang dari mereka merentangkan tangannya yang ditelapak tangannya terdapat daun maple yang memiliki 5 ruas. Namja itu tersenyum lalu menatap kekasih manis yang kini sedang menatapnya bingung.

"Kau tau cerita tentang daun maple beruas 5 ?" Tanya namja tampan tersebut.

Namja manis disebelahnya menggeleng dengan imutnya "Aku tidak tau, memang kenapa ?" Tanyanya sambil menatap wajah namja tampan tersebut.

"Kalau seseorang menemukan daun maple yang beruas 5 maka semua keinginan yang ingin dia capai pasti akan terwujud" Jawab namja tampan tersebut sambil tersenyum.

"Sungguh" Katanya lagi dengan sangat imut, namja tampan itu mengangguk membalas jawaban sang kekasih "Jadi apa kenginan yang ingin Hunnie hyung capai ?" Tanya namja manis tersebut.

"Aku ingin selalu bersamamu sampai maut menjemputku"

.

.

.

Dia menangis semakin kencang, kalimat itu membuatnya teringat kembali tentang kekasihnya tersebut. Dia menggenggam daun maple beruas 5 tersebut lalu membuangnya keluar jendela.

"Kau berbohong Hunnie hyung, kenapa kau pergi secepat itu" Gumamnya dalam keheningan.

Hingga bunyi pintu diketuk membuat tatapan matanya beralih menuju pintu yang terbuka, menampakkan seorang namja yang kini sedang menggendong seorang balita yang sangat imut. Dia tersenyum menatap namja manis itu dan namja manis itu balik tersenyum kepadanya.

"Xiuhan turun dulu ne, datanglah ke mama. Ada yang ingin papa bicarakan dengan Bibi Jongie" Kata Luhan sambil menurunkan Xiuhan, tak mau ambil pusing Xiuhan langsung pergi meninggalkan papanya.

Luhan berjalan perlahan mendekati Jongin setelah menutup pintu kamar Jongin. Jongin membenarkan tempat duduknya dan selimut yang menutupi seluruh kaki jenjang yang semakin mengurus dan sampai keperut yang kini sudah mulai membuncit tersebut. Tersenyum kearah Luhan.

"Kau baru pulang hyung ?" Tanya Jongin dengan wajah manisnya.

Luhan mengangguk sambil duduk disamping ranjang Jongin "Ya , sekalian menjempu Xiuhan, Kau sudah makan ?" Tanya Luhan sambil membenarkan selimut Jongin yang sedikit melorot tersebut.

Jongin menggeleng lemah "Aku tidak selera makan Ge, tapi tenang aku sudah meminum susunya" Jawab Jongin sambi menatap Luhan.

Menghembuskan nafasnya kasar "Kalau kau begini terus bagaimana keadaan bayimu Jongin, usia kandunganmu sudah 6 bulan tapi berat badanmu selalu saja menurun. Aku takut terjadi sesuatu yang tidak aku inginkan Jongin dan Sehun pasti akan sedih kalau tau kau seperti ini terus." Kata Luhan sambil menatap Jongin.

Jongin hanya menunduk saat Luhan kembali mengucapkan nama itu, nama yang selalu ada didalam pikirannya, nama yang selalu membuat dirinya sedih.

Melihat keadaan Jongin seperti itu, Luhan mencoba mengubah suasana menjadi tidak canggung "Kalau begitu bagaimana kalau kita makan diluar sekalian jalan-jalan, sebentar lagi masa bedrest mu akan berakhirkan" Kata Luhan sambil sambil menaik turunkan alisnya.

Jongin tersenyum lalu mengangguk, melihat itu Luhan tersenyum sumringah. Lalu mengambil kursi roda yang berada dipojok ruangan tersebut untuk didekatkan di ranjang Jongin. Lalu mengangkat badan kurus nan ringkih Jongin untuk didudukkan di kursi roda merasa Jongin sudah duduk Luhan mengambil selimut untuk menutup kaki Jongin dan sebagian perut yang mulai membesar tersebut. Mengambil cairan infus Jongin dan menaruhnya disamping tiang yang berada disamping kursi roda Jongin yang memang dibuat Khusus tersebut.

"Sudah siap ?" tanya Luhan antusias.

Jongin terkekeh "Iya Hyung" jawab Jongin sambil tersenyum.

Setelah mendapat persetujuan dari Jongin, Luhan langsung berjalan sambil mendorong kursi roda Jongin.

.

.

"Kau yakin akan membawanya ke Beijing sekarang ?" Tanya Xiumin to the point.

Yang ditanya hanya diam membuat Xiumin geram lalu merebahkan Xiuhan yang tertidur tersebut di sofa ruang tamu rumah Sehun. "Lu aku bertanya padamu" Tambah Xiumin.

Luhan tersadar "ya aku yakin sayang" Jawab Luhan sambil menatap Xiumin serius.

"Bahkan pemakaman Sehun baru selesai beberapa jam yang lalu Lu" Kata Xiumin sambil memegang tangan Luhan.

"Mau bagaimana lagi, kalau tidak sekarang Jongin semakin menderita disini apalagi ditambah aku dengar sibrengsek Park itu mulai bergerak." Kata Luhan cemas sambil melihat Jongin yang kini berada ditaman belakan rumah besar milik keluarga Oh tersebut dengan menggunakan kursi rodanya.

Xiumin langsung menampakkan wajah menyedihkannya "Kalau memang ini untuk kebaikan Jongin aku akan mendukungnya, kapan kita akan berangkat ?"Tanya Xiumin

"Tengah malam nanti kita akan berangkat menggunakan jet pribadi, kau tau kan bawahan Park sudah mulai bergerak" kata Luhan.

Xiumin mengangguk lalu dia mulai masuk kedalam kamar dan mulai membereskan pakainnya dan keluarga kecilnya beserta Jongin pastinya.

.

.

Waktu telah menunjukkan sudah jam 12 malam pas, kini Luhan dan Xiumin yang sedang menggendong Xiuhan mulai bergerak bersama 4 anak buah mereka yang kini sedang membawa Jongin hati-hati agar Jongin tidak bangun. Hingga akhirnya mereka sampai masuk didalam jet pribadi milik Luhan. Luhan langsung memberi kode kepada para bawahannya untuk mengatakan kepada pilot untuk segera berangkat dan tak berapa lama Jet pribadi milik Luhan tersebut berangkat.

.

.

"Apa kalian kehilangan jejak mereka, kalian semua bodoh" Kata Chanyeol penuh emosi bahkan kini salah satu anak buahnya sudah terlempar membentur pintu.

"Maafkan kami tuan, kami sudah meng-hack semua komputer yang berada dibandara tapi kami tak menemukan nama Oh Luhan untuk memesan tiket untuk ke Beijing dan kami baru tau dari salah satu teman kita ternyata dia mengelabui kita dengan menggunakan Jet pribadinya" Kata salah satu bawahan Chanyeol panjang lebar.

Chanyeol langsung membuang semua yang ada diatas meja kerjanya, memijat pelipis nya.

"Cari tau mereka tinggal dimana dan siapkan tiketku dan juga Kyungsoo ke Beijing, Sekarang!" kata Chanyeol sambil menekankan kata sekarang.

Mendengar perintah dari sang Tuan, para bawahannya langsung mulai bergerak untuk keluar ruangan.

Chanyeol masih memijat pelipisnya lalu mengambil ponsel yang berada didalam kantung kemejanya, menekan dial-up pertama.

"Bereskan semua pakaian kita sayang, Kita harus pergi sekarang"

.

.

Kini Jongin bersama keluarga kecil Luhan sedang makan disalah satu restorant seafood dan setelah perjuangan pembujukan yang panjang dari Xiumin dan Luhan akhirnya Jongin makan Juga yaitu udang goreng kesukaannya. Hingga akhirnya mereka selesai makan, dan kini Jongin mengajak keluarga kecil itu untuk berjalan-jalan ditaman.

"Hyung aku ingin makan permen kapas, bisa belikan buat aku ?" Tanya Jongin kepada Luhan. Luhan tersenyum.

"Tentu, sayang tolong dorong kursi roda Jongin dan Xiuhan juga mau permen kapas"

Xuhan mengangguk, "Kalau begitu ayo beli bersama papa, sayang jaga Jongin ya" Kata Luhan tersenyum. Xiumin mengangguk.

"Bagaimana perasaanmu sekarang Jongin ?" Tanya Xiumin.

"Sangat baik hyung, aku senang bisa keluar rumah, berjalan-jalan ditaman seperti ini lagi" Jawab Jongin tersenyum.

Xiumin ikut tersenyum, lalu mendudukkan dirinya dibangku taman dan kini Jongin disampingnya.

"Jongin kau bisa aku tinggal sebentar ?" Tanya Xiumin kepada Jongin.

"Memang ada apa Hyung ?" Tanya Jongin balik.

"Kau ingin ketoilet, bisa aku tinggal sebentar ?"

Jongin mengangguk "Pergilah hyung jangan ditahan sebentar lagi Xiuhan dan Lu hyung juga datang"

Setelah mendapat persetujuan dari Jongin, Xiumin langsung bergegas menuju toliet.

Jongin menutup matanya, meresapi helaan angin sore dengan tenangnya hingga ketenangan tersebut harus terganggu karena ada tanagn besar yang kini menepuk pipi tirunya tersebut. Membuka matanya secara perlahan, mengerjapkannya.

"Hai cantik kita bertemu lagi ?" Kata orang itu sambil tersenyum.

Sedangkan Jongin kini mulai mengeratkan pegangannya pada kursi rodanya, matanya terbelalak tatkala mata itu kembali melihat wajah itu.

.

.

TBC

.

.

Hallo saya balik lagi dengan ff ini, maaf saya baru bisa meneruskan ff ini. banyak yang meminta untuk kembali meneruskan ff ini, jujur saja saya sampai lupa dengan alur ceritanya dan harus kembali membaca ff ini dari awal untuk membangun alur ceritanya kembali. Untuk daun maple beruas lima itu saya sebenarnya tidak tau, dan sebenarnya saya juga tidak tau kalau daun maple memiliki ruas. Imajinasi saya mulai aneh. Terima kasih sudah mendukung ff ini untuk lanjut.

Ini akses kalau ingin lebih dekat dengan Lingling

FB : Vieta Ramadhani

IG : lingling_ramadhani

WA : 085386742090

Untuk tanya bagaimana saya membuat ff dan yang lainnya langsung az

/Lingling_Ramadhani

Mohon review yang banyak ya