OBSESSION

SUMMARY: Obsesi itu yang membuat mu buta, obsesi itu yang membuatmu menyiksaku dan karena obsesi itu kau tak pernah tau kesakitanku. BAD SUMMARY. MPREG! FOR "EVENT HUNKAI SWEET COUPLE"

HUNKAI.

.

.

TITTLE : JUST YOU, FOREVER

MAIN CAST : Kai,Sehun and other

AUTHOR : Ling-Ling / Kyung Soo Ra

GENRE : Yaoi,BL,sad, romance,life

RATED : M

LENGTH : chaptered ?

.

.

.

.

.

DON'T LIKE, DON'T READ

.

.

.

Happy reading!

.

.

.

.

Namja tan itu kini sedang memojokkan dirinya, ketakutan . itulah yang kini dia rasakan, dia menutup mulutnya untuk meredakan suara isakannya.

Tap...

Tap...

Langkah tegas itu semakin membuatnya takut, dan membuatnya semakin memojokkan badannya dia sudut kamar tersebut.

Namja tampan berwajah tegas berkulit putih itu menampakkan smirk diwajah tampannya. Namja itu semakin mendekati namja tan manis itu hingga akhirnya dia sampai didepan namja tan manis itu.

Dia mulai merundukkan badannya menatap namja manis itu yang kini sedang menunduk. Terdengar suara isakannya itu.

Namja tampan itu tersenyum evil lalu tangannya kini menarik rambut halus namja manis itu membuat namja manis itu mendongak dan meringis kesakitan.

Senyuman evil itu terus terpatri diwajah evil namja tampan itu, dia terus menyusuri wajah manis namja didepannya. Namja manis itu terus menangis membuat hampir seluruh wajahnya basah karena airmatanya.

"Se...Sehunniiee..." lirih namja manis itu memanggil nama namja tampan berwajah evil itu.

Sehun tersenyum evil saat namja manis itu memanggil lirih namanya.

"Ada apa sayang ?" jawab Sehun sambil terus menelusuri wajah namja manis itu dengan telapak tangan kirinya.

Namja manis itu menutup matanya mencoba merasakan sentuhan telapak tangan sehun yang dingin hampir seperti es tersebut.

"Ak...Akkuu... bisa jelaskan...AKHHH..." belum selesai namja manis itu menjawap pertanyaan sehun.

Sehun sudah kembali menarik rambut namja manis itu lagi dengan keras hingga membuat sedikit helaian rambut halusnya rontok.

"Aku tak perlu penjelasanmu . JALANG!. Sudah ada bukti dan kau bilang bisa menjelaskannya. Cih!" kata sehun dengan sedikit penekanan di kata jalang kepada namja manis itu.

Namja manis itu semakin menangis sesenggukan, apalagi sekarang sehun menarik rambutnya dengan keras.

Sebenarnya yang lebih sakit itu adalah hatinya, karena kekasihnya itu memanggilnya jalang.

Sehun melepas cengkraman tangannya dirambut halus namja manis itu , lalu mengangkat badan namja manis itu seperti karung beras.

BRUGHHH...

Sehun menjatuhkan badan namja manis itu diranjang berukuran kingsize tersebut. Dia langsung membuka seluruh pakaian yang dipakai namja manis itu hingga full naked.

"Se...Sehunniiee... aku mohon ... hiks..." kata namja manis itu.

Tapi, sehun tak mendengarkan permintaan namja manis itu.

Sehun langsung memagut bibir tebal merekah milik namja manis itu. Sehun mulai melumat bibir sensual milik namja manis itu menurut sehun. ciuman itu semakin dalam hingga lidah sehun meminta akses menuju dalam mulut namja manis itu, sehun menggigit bibir namja manis itu. Hingga akhirnya lidahnya bisa masuk kedalam mulut namja manis itu.

Lidah mereka berdua mulai bergelut dan tak berapa lama sehun melepaskan tautan bibir mereka. Saliva mereka menyatu menjadi satu, saliva itu kini mebasahi dagu namja manis itu.

Sehun beranjak dari atas tubuh namja manis itu, lalu membuka laci di meja nakas dekat ranjangnya tersebut.

Mata namja manis itu membelalak tat kala sebuah sex toy yang biasa disebut vibrator itu diambil oleh sehun.

"bagaimana kalau kita bermain dulu dengan ini" kata sehun sambil mengangkat vibrator big size tersebut "dan tanpa pelumas" tambah sehun sambil menyeringai.

Jongin memundurkan badannya tapi sayang sehun kini sudah mengunci pergerakan tubuhnya.

Sehun menundukkan kepalanya mengecup tonjolan kecil didada namja manis.

Sambil tangan sehun mengelus paha dalam namja manis itu membuat namja manis itu mendesah. Sehun kembali menyeringai lalu jarinya kini sampai di hole milik namja manis itu dan tanpa aba-aba sehun langsung memasukkan Vibrator berukuran besar itu sekali hentak.

"Akhhhh... Appo... Lepaskan...hiks sa..sakit sekali... Appo...hiks..." teriak namja manis itu sambil menangis.

Sehun tidak memperdulikannya, lalu dia mulai mengaktifkan vibrator tersebut kevolume full.

Namja manis itu menggeliat ketika vibrator itu mulai bergerak, sehun menyeringai lalu beranjak dari atas tubuh namja manis itu.

"kita lihat, kau bertahan hingga berapa kali klimaks . jongin sayang..." kata sehun lalu duduk disofa yang menghadap kearah tubuh namja manis yang bernama jongin tersebut.

.

.

"Akh..." jongin kembali mendesah dengan panjang ketika dia merasa dirinya kini telah klimaks yang ke lima kalinya.

Jongin kini mulai lelah, dia mendesah lega ketika vibrator itu dimatikan oleh sehun dan dicabut oleh sehun dan matanya mulai terpejam. lalu matanya kembali terbuka ketika holenya kini kembali dicoba untuk dimasukkan sesuatu.

Jongin memandang sehun , kini sehun mencoba memasukkan juniornya yang bisa dikatakan besar itu. Sehun langsung menhentakkan sekali hentak lalu batang kebanggaannya itu masuk seutuhnya kedalam hole jongin.

Sehun mulai meng in-out kan kejantanannya itu dihole jongin dengan brutal bahkan badan jongin menghentak dengan cepat.

"Ughh... ternyata lubangmu ini tetap sempit padahal vibrator tadi sudah masuk hole mu" kata sehun sambil memberikan handjob pada kejantanan jongin.

"ughh... hunniiee...akhh..." desahan jongin menggema didalam kamar sehun membuat sebuah irama indah didalam kamar tersebut.

Hingga akhirnya mereka berduapun klimaks. Sperma sehun kini memenuhi hole jongin karena kabanyakan sperma itu sampai keluar dari hole jongin. Sedangkan jongin kini spermanya mengotori perutnya dan juga perut sehun.

Jongin mencoba untuk memejamkan matanya lagi tapi matanya kembali terbuka lebar tatkala sehun membalik tubuhnya hingga dia menungging.

"jangan harap hukumanmu sudah selesai sayang" kata sehun lalu kembali menghentakkan kejantanannya didalam hole jongin.

Desahan itu kini kembali memenuhi kamar milik sehun itu, membuat alunan musik yang begitu indah didalam kamar tersebut hingga pagi hari mungkin.

.

.

.

.

.

Matahari kembali menyinari dunia, sinarnya begitu silau hingga membuat jongin mencoba membuka matanya.

Dia mengerjap-ngerjapkan matanya mencoba terbiasa dengan cahaya matahari tersebut.

Melepaskan tangan kekar sehun yang melingkar dipinggang rampingnya dengan lembut agar sang pemilik tangan tidak terbangun. Jongin membalikkan badannya yang terasa nyeri tersebut, dia melihat wajah tampan sehun sambil tersenyum miris. Dia sangat mencintai sehun, dia merindukan sehun yang dulu, jongin terus mengelus pipi dingin sehun lembut.

Jongin tersenyum miris, hingga sesuatu yang menyeruak didalam perutnya membuyarkan kegiatan paginya untuk melihat wajah sehun.

Jongin berlari menuju kamar mandi lelu menutupnya, terdengar suara bedemam dari pintu dan diikuti suara mual jongin didalam.

"Hoeekkk...Hoeeekkk...Hoeekkkk..."

Sehun terbangun mendengar debuman pintu kamar mandi dan suara mual jongin. Dia mengerjapkan matanya, lalu mendudukkan badannya , menyandarkan badannya didasboard ranjang.

KLEEKKK...

Pintu kamar mandi terbuka menampilkan sesosok namja manis –jongin- dengan wajah pucat pasihnya. jongin tersenyum melihat sehun sudah bangun sedangkan sehun menampakkan wajah stoicnya pada jongin.

"kau sudah bangun hunniee..." kata jongin sambil tersenyum lalu memunguti pakaian yang berserakan dibawah ranjang.

"..."

Sehun diam tidak menanggapi perkataan jongin, dia hanya melihat kegiatan jongin saat ini tapi tidak sepenuhnya karena sehun kini melihat pantat jongin yang dilapisi oleh underware hitamnya. Karena jongin yang hanya memakai baju kemeja berwarna putih sebatas paha milik sehun.

Jongin membalikkan badannya dan ditangannya sudah terkumpul baju-baju yang berserakan tadi.

"hunniee, kau mandilah aku ingin membuatkan sarapan dulu" kata jongin sambil tersenyum tapi tetap terlihat wajah pucatnya.

Sehun beranjak lalu mengambil celana jeans yang ditaruh jongin di pinggiran ranjang. Dia berdiri lalu berjalan mendekati jongin.

"aku tidak ingin sarapan dirumah" kata sehun dengan suara dinginnya "dan kau istirahatlah wajahmu terlihat sangat pucat" kata sehun lagi lalu dia berlalu menuju kamar mandi.

BLAMMM...

Pintu itu tertutup, jongin masih diam ditempatnya setelah mendengar kata-kata sehun. dia tersenyum. Sedingin apapun sehun kepada jongin dia tetap memperhatikan jongin.

.

.

.

.

.

Pagi ini, sehun terlihat seperti biasa. Menampakkan wajah poker facenya didepan seluruh pegawainya. Bahkan sapaan dari para pegawainya pun hanya ditanggapi dengan tatapn dingin dan menusuknya. Para pegawainya hanya memaklumi kelakuan sang presider.

Sehun terus berjalan hingga akhirnya dia sampai menuju ruangannya. Sehun masuk lalu mulai mendudukkan tuuhnya, mulai mencek kumpulan map-map yang berada diatas mejanya.

Map-map itu semua berisi tentang kontrak kerjanya dan lain sebagainya. Sebagai seorang presedir yang baik dia harus mencek semua map-map penting itukan ?

TOK...TOK...

Pekerjaannya terinterupsi ketika pintu ruangannya sedang diketuk.

"masuk" kata sehun dengan suara dingin dan datarnya.

Tak berapa lama seorang yeoja cantik masuk kedalam ruangan sehun dengan membawa beberapa map ditangannya.

Yeoja itu membungkukkan badannya ketika berada dihadapan sehun.

"presedir Oh, hari ini Presedir dari WU Corp ingin menemui anda pada saat jam makan siang. Kata Presedir Wu ada yang ingin dibicarakan mengenai kerjasama perusahaan" kata yeoja itu panjang lebar dan hanya ditanggapi dengan gumaman oleh sehun.

Beberapa detik hening hingga sehun membuka suaranya "selesai" tanya sehun sambil menatap yeoja yang menjabat sebagai sekretarisnya itu.

"Ah..Ne presedir. Kalau begitu saya pamit keluar" kata yeoja itu sambil membungkukkan badannya lalu keluar ruangan sehun.

Sehun mendengus dengan kasar ketika mendengar nama presedir Wu corp itu. Sebenarnya Sehun tau yang ingin dibicarakan oleh presedir wu itu bukan mengenai kerjasama perusahaannya tapi mengenai jongin, kekasihnya.

.

.

.

.

Jongin mendudukkan tubuhnya diteras belakang Mansion mewah milik kekasihnya, Oh Sehun. Namja dingin, protektif dan posesive itu.

Jongin melihat taman yang berada didepannya, terlihat bunga-bunga cantik yang sedang bermekaran saat ini. jongin memegang perutnya sambil tersenyum.

"hari ini begitu indah kan baby ?" kata jongin sambil mengelus perut ratanya.

"seharusnya kita melihat bunga bermekaran seperti ini bersama appa ne" kata jongin lagi sambil terus mengelus perutnya. Mencoba berinteraksi dengan bayi yang berada didalam perutnya.

Jongin tersenyum miris lalu tetes airmata bening itu jatuh dari pelupuk mata black pearlnya.

Begitu miris hidupnya, dari awal pertemuannya dengan sehun yang begitu indah hingga hanya kesalahan yang sepele dia harus terkurung didalam sangkar emas milik sehun ini. karena masalah itu Sehun juga semakin banyak berubah, dulu Sehun yang penyayang dan selalu memperhatikannya Sekecil apapun itu kini dia berubah sangat drastis bahkan Sehun tidak tau kalau sekarang Jongin Sedang mengandung anak mereka.

.

.

.

.

Disinilah Sehun sekarang, berada disalah satu Cafe terdekat dikantornya.

Didepannya kini duduk seorang namja berambut blonde serta wajah yang tegas, menatap mata tajam sehun.

Namja itu menghembuskan nafasnya terlebih dahulu lalu memulai pembicaraan

"bagaimana keadaan jongin ?" tanya namja itu sambil menatap Sehun yang kini sedang memakan Steaknya.

Sehun mendongakkan kepalanya lalu melihat namja yang berada didepannya tersebut.

"baik" jawabnya singkat lalu kembali menikmati makan siangnya tidak terlalu menghiraukan namja itu.

"Jangan terlalu menekannya, seharusnya dia juga perlu keluar rumah yah untuk sekedar refreshing mungkin" kata namja itu.

Sehun kembali mendongakkan kepalanya menatap tajam namja tampan itu lalu menghempaskan Pisau dan garpunya kasar.

"Sudah kubilang jangan mengganggu apa yang menjadi milikku, ge" kata Sehun dengan suara dingin dan datarnya.

Lagi-lagi Namja yang dipanggil gege oleh sehun mendengus kasar, menarus pisau dan garpunya lalu menggenggam tangannya dan menaruhnya dibawah dagunya.

"Seharusnya saat ini dia sekolah Hun, kau tau seharusnya tahun ini dia lulus dari Senior High School nya dan kau tau kalau..."

BRAKK...

Sehun menggebrak meja di restoran itu membuat para pelanggan dan pelayang yang disana semua menatap Sehun terkejut. Kris –Namja yang Sehun panggil Gege- itu hanya menatap sehun dengan wajah datarnya.

"Sudah kukatakan beberapa kali, jangan ganggu sesuatu yang sudah menjadi MILIKKU" kata Sehun dengan sekali tarikan nafas dia berbicara lalu menghembuskan nafasnya.

"aku hanya ingin menasehetimu sedikit Hun"

"itu tidak sedikit Ge, kau bahkan berkali-kali sudah mengatakan itu. Kau tau ge, aku takut takut kalau jongin pergi dariku lagi ge"

"itu hanya masa lalu Hun, kau tau jongin tidak akan meninggalkanmu lagi dan aku juga tau kalau jongin sangat mencintaimu"

.

.

"kau dimana sayang...hiksss...jongiee... sayang..." hancur sudah pertahanan Sehun, air matanya kini jatuh membasahi pipinya yang kini bercampur dengan air hujan.

Sehun terus berlari menghiraukan suara bunyi hujan yang bersahutan dengan klakson mobil. Bahkan kini tubuhnya telah basah kuyup, bukan Sehun namanya kalau menyerah begitu saja. Sehun memang orang yang egois jadi jangan salah bila dia belum menemukan sesuatu yang menjadi miliknya belum dia temukan.

Sehun terengah-engah lalu menunduk memegangi lututnya, hujan terus saja turun dengan derasnya. Sehun mencoba mendongak melihat kedepan.

DEG...

Sehun diam membeku melihat namja manis yang sedari tadi dia cari, sehun tersenyum lalu berlari menuju namja manis itu. Menerjang namja manis itu dengan pelukannya, namja manis yang dipeluk oleh sehun dan membalas pelukan Sehun.

"Kau dari mana saja sayang...?" tanya sehun masih memeluk namja manis itu penuh kasih sayang.

Namja manis itu belum menjawab pertanyaan sehun, yang ada dia semakin mengeratkan pelukannya kepada Sehun.

"Mianhae Hunniee..." akhirnya namja manis itu menjawab lalu suara isakan tangis namja manis itu tak terdengar oleh sehun karena hujan yang semakin deras.

Tapi, karena Sehun sudah mengenal namja ini lama dia tau kalau namja –yang dia klaim sebagai miliknya ini- sedang menahan isakan tangisnya.

Sehun terus memeluk namja manis itu dibawah guyuran hujan yang semakin deras.

.

.

.

"Tapi aku tetap takut ge, dia adalah milikku ge" kata Sehun ketika mengingat kejadian 2 tahun yang lalu tersebut.

"aku tau jongin itu milikmu, tapi berikan juga jongin kebebasan terutama meluluskan sekolahnya Hun. Kau tau hanya karena kau takut dia pergi lagi kau tak memperbolehkan dia sekolah lagi." kata Kris sambil kembali meneruskan memakan makanan siangnya.

"..."

Diam, keheningan melanda mereka berdua.

"Aku pergi dulu ge, ada berkas-berkas yang belum aku periksa. Oh ya sampaikan salamku kepada Suho hyung dan calon bayimu itu" kata Sehun memberikan senyuman palsu kepada kris lalu beranjak pergi meninggalkan kris didalam restoran tersebut.

Lagi dan lagi Kris menghembuskan nafasnya dengan kasar, dia memijit pelipis nya.

Selalu saja seperti ini, Sehun selalu menghindar kalau membicarakan tentang sekolah jongin. Kris sudah tak bisa lagi membujuk Adik sepupunya itu untuk melepas jongin hanya untuk meluluskan sekolah saja.

Oh apakah kris tidak ingat kalau adik sepupunya itu egois sekali.

Ah mungkin hari ini adalah yang ke seratus atau beribu-ribu kalinya kris gagal membujuk Sehun. mungkin besok do'anya terkabul untuk membujuk sehun. ya Semoga.

.

.

.

Sehun mengusap pelipisnya, menyandarkan badan lelahnya di sandaran kursi. Dia mulai memejamkan matanya, mencoba melupakan perkataan kris yang selalu saja itu yang dikatakan kris.

Mengenai sekolah jongin kebebasan jongin dan...

"ARGhhhhh..." Sehun berteriak mengingat kata-kata kris tadi siang.

Dia tidak mau lagi kehilangan jongin sudah cukup kejadian 2 tahun yang lalu itu jangan terulang lagi.

Apakah Kris tidak tau kalau sehun bisa menyuruh jongin untuk Homeschooling. Tapi sehun harus berpikir ulang lagi, dia tidak mau Jongin kembali hilang.

Sehun melihat jam yang melingkar dipergelangan tangannya, sudah jam 12 malam saatnya dia pulang dan kembal lagi besok dikantor.

.

.

.

.

Mobil mewah berwarna putih gading itu kini tengah terparkir digarasi bersama mobil-mobil mewah lainnya.

Sehun turun dari mobilnya setelah salah satu maid membukan pintu mobil miliknya tersebut.

Dia berjalan dengan angkuhnya menuju mansionnya yang megah tersebut, sehun mengernyitkan dahinya saat melihat jongin tidur meringkuk disalah satu sofa yang berada diruang tengah mansion megah tersebut.

Sehun menatap tajam para maid yang berada dibelakangnya.

"Tuan jongin menolak ketika saya menyuruh tuan jongin beristirahat dikamarnya, katanya dia ingin menunggu tuan muda pulang" kata salah satu maid bersuara.

Sehun memalingkan wajahnya, lalu berjalan perlahan menuju jongin. Mengangkat bridale jongin menuju lantai dua dimana kamar sehun dan jongin berada.

Para maid hanya mengikuti sehun dibelakang, lalu mereka sampai dikamar sehun.

Sehun merebahkan tubuh mulus bak persolen itu dengan hati-hati takut kalau jongin kenapa-napa.

Setelah itu dia menyelimuti jongin sebatas dadanya. Sehun mengejup dahi jongin, turun kemata, hidung pipi dan yang terakhir bibir tebal dan menggoda milik jongin.

Sehun mengernyit ketika ada salah satu benda panjang tergeletak diatas lantai, karena penasaran sehun mendekati benda itu lalu mengambilnya.

Mata sehun terbelalak melihat benda panjang tipis itu, disana tertera 2 garis merah. Sehun menggenggam benda tipis itu.

"Aku perlu penjalasanmu besok sayang"

.

.

.

.

.

TBC

Ok cek...

Lingling balik setelah beberapa bulan hiatus. Setelah sibuk nya udah habis lingling bawa cerita baru lagi. lingling sedih ga' bisa nonton TLP tanggal 6 kemaren, para readers ada yang nonton ga' ?

Buat yang –My story about love and life- nanti setelah ff ini selesai. Buat –sequel be present- kayaknya lingling ga' bisa nerusin masalahnya untuk cerita itu lingling kena writer block jadi mohon dimaklumi.

Ok sekarang lingling minta Reviewnya sebanyak-banyaknya kalau ga' lingling ga' terusin (bercanda)

Ok Review ya