.

.

Enjoy and happy, Mits~

.

.

MENJADI salah satu insvestor muda itu sangat membanggakan. Bayangkan diusia muda kalian sudah mendapatkan uang banyak, ketenaran, jabatan, dan status sosial yang tinggi. Apa yang kurang dari insvestor muda?

Mari kita lihat Kris Wu. Cerminan pemuda sukses se-Korea Selatan. Ia tampan, tegap, berkaki panjang, ia seperti refleksi dari pangeran disneyland versi modern. Bisa dikatakan ia visual pangeran yang keluar dari layar tv kalian. Sempurnakan? Lalu apa yang kurang?

Kris, bisa kau katakan padaku apa kekuranganmu? Satu saja...

.

.

.

.

"Cinta,"

"Apa?" Kris Wu sipemeran utama berjengit bingung dikursi besarnya. Ia mengangkat kepalanya cepat secepat melepaskan pandangan dari proposal-proposal perusahan dan langsung menatap Kyuhyun terheran.

"Kau kekurangan suplemen cinta, vitamin cinta, suntikan cinta, obat cinta, resep cinta dan cinta-cinta lainnya. Itu yang membuatmu migran terus adik manis." Kata Kyuhyun dengan suara dilembut-lembutkan. "Kau harus jauh-jauh dari pekerjaanmu. Bukan maksudku tentang 'Cinta' itu kau harus mencari cinta. Bukan. Kau pernah dengarkan kalau cinta itu liar, bebas, bahagia, gila..." Kyuhyun melirik Kris pelan. "Ya, intinya sifat-sifat yang tidak menempel pada dirimu, Kris."

Lelaki pirang itu menatap Kyuhyun aneh beberapa saat, sebelum meletakkan pulpennya dibelahan proposal yang terbuka. "Aku semengerikan itu?"

Kyuhyun mengangguk takjim. "Ya! Tapi sebenarnya tidak juga." Ia menggeleng. "Sebenarnya kau hanya kekurangan udara segar karenan terlalu lama diruangan ini. Kau perlu berjalan-jalan, ke diskotik misalnya,"

"Hyung ingin migranku makin parah?" jengit Kris.

"Kau ini belum mencoba tapi sudah protes! Perlu kau ingat bahwa aku pernah berada di kondisimu dulu, dan lihat. Aku lebih normal dan bahagia darimu bahkan aku diundang oleh pengusaha muda terkaya saat ini untuk berkonsultasi padaku tentang migrannya, tapi sayangnya ia terlalu keras kepala untuk diberi saran." Cibir Kyuhyun.

Kris memijat keningnya pelan, dan itu sangat terlihat keren untuknya. "Aku tidak menyukai kebisingan," putusnya rendah.

"Itu masalahnya. Kau tidak menyadari kalau kau berbeda, kebanyakan orang akan migran jika ia merasa suara keras masuk ke lubang telinganya dan kasusmu jika kesunyian melanda. Sebenarnya aku kurang pahan tentang migran. Tapi setidaknya kau coba saranku dulu, cintai kebisingan dan kau akan menemui cinta."

Kris menatap Kyuhyun bimbang. "Sungguh?"

"Tentu saja!" Kata Kyuhyun penuh keyakinan. "Dan migranmu akan hilang."

.

.

.

.

.

Test

KrisTao
Fanfic

Rate M

.

.

.

.

Kris bukanlah pria yang suka menghabiskan waktu luangnya dengan berisik, minum-minuman atau pergi ke diskotik. Seperti di katakan Kyuhyun tadi. Lelaki yang memiliki wajah seperti 'Bad-boy' itu memang tidak menyukai hal-hal macam itu.

Tapi bukan berarti tidak menyukai diskotik Kris tidak pernah pergi kesana. Ia cukup sering kesana tapi tida seaktif Kai –teman usahanya– ia hanya datang jika diundang atau acara kumpul-kumpul teman-temannya.

Dan biasanya jika ia sudah masuk ke tempat ini ia akan di sambut temannya dengan lambaian tangan. Namun saat ini tidak, Kris sendiri. Ia benar-benar mengikuti saran Kyuhyun.

Melangkah lebih dalam Kris makin merasa gendang telinga dan rumah siput ditelinganya seperti dipukul-pukul. Suara keras dan lampu sorot yang takberaturan menyebar kemana-mana disetiap penjuru ruangan. Bau rokok dan alkohol membaur bersama gerakan-gerakan manusia malam yang aktif menari di dancefloor tampa beban. Khas kehidupan malam.

Dari semua bangku yang disediakan, Kris memilih duduk tak jauh dari pintu keluar. Ia menyibakkan sedikit jasnya, merogoh kantong saku dalam jas dan mengeluarkan sebatang rokok dan pematik api. Matanya menjejalat disetiap kegelapan diskotik yang makin gila. Menghimpit batang rokok dan menyalahkannya, Kris akan diam di sini dengan tenang, dengan aman akan statusnya yang terpandang yang tidak akan terusak hanya karena mendatangai klub malam.

.

.

.

.

.

"Sehunie, aku tidak mau masuk kedalam. Kita pulang saja-ya ini sudah malam," rengekan itu sangat manis. Sangat kekanak-kanakan. Tapi sangat menggangu untuk pemuda berkulit terlampau putih yang berdiri tegap tampa goyah meski sedari tadi ditarik-tarik pemuda panda.

"Tao, aku harus bertemu dengan Suho hyung dulu di dalam. Kau kalau mau pulang, pulang saja. Kalau kau takut pulang sendiri tunggu aku di sini saja. Kalau kau masih takut juga ikut aku kedalam." Putus Sehun bijak nan bosan.

"Tapi aku takut semua," cicit pemuda panda dengan lucu.

Sehun memutar hitam matanya malas. "Setakut apapun kau aku harus tetap menemui Suho hyung sekarang." Sehun menarik tangan Tao mengikuti langkahnya masuk kedalam diskotik. Tanpa mengacuhkan rontaan Tao, sampai benar-benar ia masuk kedalam. Dan baru pemuda panda itu berhenti protes dan merapatkan tubuhnya kebelakang tubuh Sehun.

"Sehun aku takut," bisik Tao dibelakang kepala Sehun.

"Tenang Tao, kita hanya perlu menemui Suho hyung, memberi surat ini lalu pulang."

Tao melirik cemas Sehun. "Tidak lamakan?"

Sehun menggangguk sekali sebelum meralat dengan menaikan bahu. "Aku tidak tahu,"

"Sehun..." rengek Tao.

"Tao tunggu di sana oke, pesan minuman apa pun. Aku akan pergi keruangan Suho hyung–"

"Sehun-"

"Ya-ya-ya tidak akan lama. Aku akan cepat kembali dan kita akan pulang." Sehun menunjuk bangku yang cukup jauh dan sepi. "Pergi kesana dan jadi anak yang baik. Saat aku kembali lagi kau harus masih menjadi Tao yang polos okeh. Aku tidak mau punya masalah dengan Xiumin hyung."

Selepas itu Tao benar-benar sendiri, Sehun sudah lari ke tangga, Tao-tidak-tahu, apapun selain mengikuti kata-kata Sehun untuk duduk di sana. Suara diskotik berisik, Tao tidak suka berisik, jadi ia menutup telinganya disepanjang jalan menuju tempat yang ditunjuk Sehun.

Ia kira bangku itu kosong, tapi ada seorang lelaki tampan yang duduk dengan sombong di sana, menikamati rokoknya dengan mata yang terpejam.

Tanpa bilang apapun Tao duduk disamping pemuda itu, duduk dengan cemas dan menggigiti kukunya.

Kris si pemuda tampan bersurai tinta emas itu membuka matanya saat menyadari ada seorang selain dirinya yang menempati bangku privitenya ini. Ia melirik kesamping, dan mendapatkan lelaki bersurai hitam legam dengan tas sekolahan. Cih! Bocah badung.

Kris terus memerhatikan pemuda bersurai hitam itu dengan tajam sangat tajam sampai pemuda yang terus diperhatikannya menyadari dan menoleh padanya.

Sign!

Mati!

Kris merasa semuanya mati. Saat bocah itu menatapnya dengan mata yang kebilang polos dan penuh takut. Sialan! Siapa yang berani mengajak bocah ingusan macam panda ini kedalam sini?

"Maaf jika aku menggangumu Tuan," suaranya sangat manis, Kris berani bertaruh dengan hartanya bahwa wajah dan suaranya benar-benar selaras. Menggemaskan.

Kris mengangguk kaku, "Jangan berisik di sini." Katanya tajam dan tanpa pikir situasi.

Tao makin takut ia mengangguk dalam sebelum melempar pandangannya kemanapun selain ke pemuda tampan dengan mata pisau itu.

Kenapa Sehun lama sekali sih?

Kris masih menatap anak itu tajam, dari belakang ia mengamati tubuh Tao dengan rinci. Bokongnya yang sedang duduk, pinggulnya yang seperti wanita, pinggangnya yang ramping dan suara dan wajahnya. Sith! Apa dia transgender? Kris berdecih tanpa sadar.

Tanpa sadar juga kalau ia kepikiran mengajak anak ini keatas ranjang besarnya dan menggagahinya dengan liar.

Kris menarik dasinya kasar, dan membuka beberapa kancing kemejanya. Dan mematikan rokoknya. Kris menyentuh pinggang Tao dan meremasnya pelan, sampai pemilik pinggang itu menoleh dengan takut yang berlebihan.

"Tuan ada apa?"

"Siapa namamu? Apa jenis jelaminmu?"

Tao mengeryit heran. "Namaku Tao, aku laki-laki." Katanya polos.

"Kau transgender?"

Tao menggeleng cepat, apalagi dirasanya Tuan pirang ini mengelus-ngelus pinggangnya. "Aku normal Tuan."

Kris tersenyum setengah. "Yakin kau normal?"

Tao mengangguk kuat. "Sangat yakin."

Kris sangat menyukainya.

"Tuan hentikkan!" pekik Tao tiba-tiba saat sesuatu yang diyakininya tangan pria tampan itu meremas penisnya pelan. Dan menepis tangan itu jauh-jauh dari penisnya.

"Aku hanya mengetesmu, normal atau tidak. Jika kau benar-benar normal semestinya kau biasa saja saat aku meremas penismu, Tao." Bisik Kris sedukutif.

Tao menggigit bibir bawahnya pelan tanpa mengetahui itu sangat bahaya baginya terhadap Kris. "Aku normal." Katanya setelah beberapa saat.

"Maka diam saat aku mengetest mu, Tao."

Tao diam, dan membuat Kris makin gemas.

"Berapa usiamu?"

"Sembilan belas tahun." Jawabnya.

"Pernah onani?" tanya Kris lagi.

Tao mengerjap beberapa kali sebelum menatap Kris risih. "Tuan itu sangat sensitive."

"Berarti kau pernah." Putus Kris sembarang. "Jadi diam saat aku mengetest mu, anak nakal."

"Tuan, tapi–"

"Kau tidak normal ya? Kau gay?" Pancing Kris.

"Aku normal!" Pekik Tao tak terima. Ia langsung meposisikan tubuhnya supaya sempurna menghadap Kris, menarik napas memburu karena kesal, walau ia kekanak-kanakan dan manja, dia ini laki-laki! Laki-laki tangguh! "Test aku dan Tuan akan tahu kalau aku ini seratus persen lelaki normal."

Kris bersmirk ria. "Sungguh?"

Tao menggaguk.

"Kau tahu ciri-ciri lelaki normal?" tanya Kris pelan, dengan lugunya Tao menggangguk.

"Penis akan tegang kalau melihat wanita sexy,"

Tawa Kris nyaris meledak tapi untunglah tertahan diujung lidah. "Lalu?"

Tao tampak berpikir, tak lama, lalu ia menjawab seadanya. "Horny,"

Kris mendengus geli, lugunya anak ini, "Lagi?"

"..."

"Menyerah?"

Tao menggit bibirnya malu. "Mau pipis,

Kris mengeryitkan dahi. "Apa?" tanyanya. "Kau mau pipis?"

Tao menggeleng cepat. "Maksudnya bukan itu. Maksudku habis horny lalu pipis.."

Kris terdiam sesaat sebelum tawanya meledak geli.

Muka Tao memerah, walau lampu diskotik ini temaram Tao takut lelaki ini melihat wajahnya yang memerah hangat. "Jangan ketawa!"

Mereda tawanya Kris mencoba kembali dengan gayanya yang tenang namun mengancam. "Itu namanya bukan pipis. Itu klimaks."

"Akukan tidak tahu!" Kasarnya.

"Lalu apa yang kau tahu?"

Tao kembali diam. "Hanya itu," helanya.

Kris lagi-lagi tersenyum. "Ada yang perlu kau tahu. Lelaki tidak dianggap normal jika ia terangsang bukan karena wanita, kau tahu kenapa Tao?"

Tao menggeleng. "Mungkin kesimpangan."

"Ya, mungkin. Tapi sebetulnya tidak. Lelaki itu lebih menyukai hal yang lebih ketat dari wanita. Dan aku juga menyukainya, kau tahu apa yang aku maksud Tao?"

Tao menggeleng kembali. "Tangan mungkin." Jawabnya asal.

"Mungkin, tapi ada yang lebih ketat dari itu. Hole."

Tao melirik Kris aneh. "Wanita punya dua lubangkan?" inernya.

Kris menganggung menyetujui. "Tapi tidak mempunyai tongkat untuk berpegangan."

Tao tersedak dengan udara yang dihirupnya sendiri, ia menatap Kris dengan aneh dan takut. "Kau gay?"

"Kau baru sadar?"

Tao berdiri dari duduknya dan ingin segera lari dari sana sebelum Kris menarik tangannya dan menjatuhkan pantatnya dipaha Kris sendiri. "Kau belum menyelesaikan test inti mu Tao.." bisik Kris sensual di corong kuping Tao. Kesempatan itu juga digunakan Kris untuk menjilat daun telinga itu pelan– "Kau harus melewati test ini baru kau bisa pergi." Lalu ditiup.

Tao memekik tertahan, dia menyesali ini semua. Masuk kedalam sini, duduk di sini, dan menerima test ini. Dan... menunggu Sehun.

"Jangan mendesah dan nikmati saja oke?" bisik Kris di ceruk leher Tao. Ia menjilat dan menghisap dan sesekali menggigit leher Tao penuh minat bergairah.

Tao menggigit bibir bawahnya keras-keras. Ia normal, tapi kenapa tubuhnya seperti dijalari ribuan kupu-kupu. Geli, sedikit linu tapi terselip getaran nikmat. Sialan!

Tangan Kris tidak bisa diam, ia meraba tubuh Tao dari luar seragam, meremas dada anak sembilan belas tahun itu pelan namun sesekali kencang.

Tao mendesah. Tahu-tahu dia normal, tapi kenapa begini. Apa ia sudah tidak normal. Bergairah hanya karena sentuhan pria pirang yang tampan nan menggoda. "Oh!" Tao kembali memekik saat dirasa tangan besar pria itu mengelus-ngelus dan meremas penisnya.

Kegiatan itu terus berlanjut. Tidak memperdulikan keadaan di sana, karena Kris tahu setiap orang yang ada di sini pasti akan sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing. Mabuk dan menikmati tubuh pasangan mereka. Seperti Kris salah satunya.

Menikmati tubuh anak belasan tahun yang tidak diduga-duga.

"Ohhhh..." Desahan Tao yang keluar tersampai ditelinga Kris yang malah memberi pacuan tersendiri untuk terus mencubunya habis-habisan.

Dapan dilihat bahwa leher Tao penuh bercak-bercak merah dan saliva Kris, bahkan kancing seragam atasnya sudah lepas dari lubang seragam dan menampakkan dada putih dengan puting yang menggiurkan. Tangan Kris menjalar kesana, bermain memelintir dan menarik-narik sampai Tao mendesis bahkan sampai memekik sexy.

Kris mencium pipi Tao saat anak itu menoleh padanya. Lembut dan bau minyak bayi dirasakan Kris saat itu. Bau yang sebenarnya tidak akan menarik untuk pria dewasa seperti Kris, tapi enahnya mengapa bau itu berubah seperti bau candu yang lagi-lagi ingin menghabisi anak ini.

"Oh.. Ge..."

"Hmmm?" Tangan yang satu Kris membuka pengait celana Tao. Memasukan tangannya dan mulai mengocok penis yang bangkit itu.

"Gegeee.."

"Apa sayang?" Kocokan di penis Tao makin cepat.

"Gegee.. aku..―"

"TAO!" Suara Sehun.

Tao tersentak ia seperti ditarik dari kesadarannya, tubuhnya langsung tegak dipangkuan Kris tanpa berkutik. Kris sendiri menghentikan aksinya dan menoleh ke si-pembuat-kacau itu.

"Apa yang kau lakukan pada Tao?!" Teriak Sehun marah, ia melangkah mendekat, menarik tangan Tao yang masih diam yang membuat pemuda panda itu bangkit dan melangkah mundur menghindari Kris yang melihat itu semua dengan tatapan tajam.

"Melakukan test." Kata Tao tanpa sadar.

Alis Sehun terlipat. "Test macam apa?!"

Kris menatap Sehun tajam dan tak suka. "Test yang menyenangkan sebelum itu gagal karena kau." Suara Kris menelkan pada ucapan terakhirnya. Megaskan sekali bahwa kedatangan Sehun itu sangat mengganggu.

Sehun menggeram marah pada Kris sebelum menatap Tao yang masih syok. "Tao perbaiki bajumu." Katanya dan kembali menatap Kris. "Kukatakan padamu jangan sentuh lagi temanku, atau mengajarkannya yang tidak-tidak. Aku memang tidak tahu siapa kau dan apa niatmu kepada temanku dan maksud test kalian itu, tapi aku tahu itu pasti suatu yang buruk yang dapat membahayakan temanku."

Kris tersenyum sinis. "Aku tidak bisa menepati itu semua." Katanya santai.

"Apa maksudmu?!" Kasar Sehun.

"Temanmu menarik dan aku berniat untuk menyutuhnya kembali." Jujur Kris dan menatap Tao yang telah sadar sepenuhnya akan kejadian ini semua. Ia bangkit berdiri mengeluarkan kartu pengenalnya dan berjalan mendekati Tao.

"Jika kau tidak bisa tenang setelah kejadian ini, datang ke kantorku. Tongkatku siap memenuhi hal yang tertunda tadi." Bisik Kris ditelinga Tao.

Memasukan kartu pengenal itu disaku seragam Tao dan berlalu dari sana dengan erangan Sehun yang penuh marah.

Kris tersenyum tipis pergi dari sana. Berkonsultasi dengan Kyuhyun rasanya tidak salah.

.

.

.

.

TBC

Please, berikan saran untuk fic ini, kalau reviewnya sampai 20 lebih saya akan lanjutkan.

See you~