Remake novel A Romantic Story About Serena karya Santhy Agatha.
::
HunHan-KaiLu
::
Typo(s). YAOI. M-Preg.
::
Enjoy!
EPILOG
Luhan mulai larut dalam kantuknya ketika suara langkah bergema di lorong kamar rumah sakit itu. Matanya terbuka, bersamaan dengan sosok Sehun, yang masuk dengan penampilan acak-acakan serta rambut berantakan, dasi dilonggarkan seadanya dan mata yang menatap tajam. Setengah panik.
Dengan menahan geli, Luhan menatap Sehun yang sedang mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan tempat Luhan berbaring. Mata mereka bertatapan, seulas senyum tampak di mata mereka. Senyum yang sama yang selalu mereka bagi ketika mereka bertatapan, bahkan sejak 5 tahun yang lalu di hari pernikahan mereka.
"Haaah….Kupikir aku terlambat." Sehun mengusapkan jemari di rambutnya yang berantakan, "Mereka bilang kau akan segera melakukan operasi, aku tadi menjemput Haowen dulu di sekolah baru kesini."
Luhan tersenyum, menatap perutnya yang membuncit. "Belum sayang, kata dokter aku harus menunggu sebentar lagi."
Sehun menghela nafas sambil melangkah duduk di tepi ranjang, digenggamnya tangan Luhan penuh kasih. "Aku panik.." matanya menatap Luhan cemas. "Bagaimana rasanya sayang? Apa sakit? Apa kau merasa nyaman?"
Luhan mengangguk sambil membalas remasan jemari Sehun, kemudian seperti menyadari sesuatu, tatapannya melirik ke belakang punggung Sehun. "Dimana Haowen?"
Dengan senyum dikulum, Sehun ikut menoleh ke arah pintu. "Tertahan di pintu seperti biasanya, suster-suster sibuk mengagumi dan mengerubunginya, dan meskipun masih kecil sepertinya ia menikmati banyaknya perhatian dari para wanita." Alis Sehun tampak berkerut bersungguh-sungguh ketika mengucapkan kata-kata itu sehingga Luhan terkekeh geli.
"Mungkin karena dia putra Oh Sehun, seorang playboy sejati." canda Luhan sambil menahan tawa.
Luhan menatap suaminya dengan penuh perasaan sayang. Selama lima tahun pernikahan mereka, cintanya kepada suaminya semakin dan semakin dalam, oh.. Sehun memang tidak berubah, dia masih lelaki yang sama, yang arogan dan keras kepala dengan mata menyala ketika marah, tetapi lelaki itu sekaligus berubah menjadi lembut dan… Banyak tertawa. Pada awal mulanya Sehun masih membatasi diri, tetapi sekarang sudah tidak ada lagi batasan di antara mereka. Sehun ternyata bisa menjadi suami yang begitu penyayang dan lembut, membuat Luhan merasa menjadi suami yang luar biasa bahagia dan dicintai.
Mendengar perkataan Luhan, Sehun cemberut meskipun ada senyum menari-nari di matanya, dikecupnya jemari Luhan lalu matanya menatap nakal.
"Playboy sejati yang akhirnya tunduk di bawah kuasa malaikat yang mempesona." godanya setengah berbisik.
Pipi Luhan memerah, dalam kondisi hamil sembilan bulan, ia tampak imut dan berisi, apalagi dengan pipi merona yang begitu menggoda.
Tatapan Sehun meredup penuh arti. "Dan sekarang suamiku yang cantik, mengingat sudah cukup lama aku tidak menyentuhmu, maukah kau setidaknya memberikan kecupan dibibir suamimu yang merana ini?"tambahnya nakal.
Pipi Luhan makin terasa panas oleh godaan Sehun itu, dan rupanya itu membuat Sehun gemas, dengan lembut disentuhnya dagu Luhan, di dekatkannya bibirnya ke bibir ranum Luhan yang sedikit membuka, menanti. Napasnya mulai terengah, ah… Betapa manisnya ciuman ini…Sehun amat rindu merasakan bibir mereka berpadu dalam tautan panas yang–
–EKHEM
Suara berdehem keras membuat bibir mereka yang hampir bersentuhan menjauh seketika. Sehun mengumpat pelan, sedangkan Luhan menoleh dengan penuh rasa bersalah ke arah pintu.
"Aku harap aku tidak mengganggu apapun." gumam Suster Jessica dengan senyuman lebar tanpa rasa bersalah. "Tapi bocah kecil yang kalian lepaskan ini membuat para perawat sibuk merubunginya dan lupa pada pekerjaannya."
Dalam gendongan Suster Jessica, tampak Oh Hao Wen, putra pertama Sehun dan Luhan yang berusia hampir 5 tahun. Bocah lelaki itu mewarisi seluruh ketampanan ayahnya, sudah pasti di tahun-tahun mendatang dia akan memikat hati banyak wanita dan pria.
Haowen meluncur turun dari gendongan Suster Jessica begitu melihat Luhan, lalu berlari ke arah ranjang. Sehun langsung mengangkat Haowen dan meletakkannya ke pangkuannya, bocah kecil itu tampak begitu pas dalam pelukan ayahnya. "Baba, lihat apa yang kubawa."seru Haowen memamerkan barang bawaannya.
Luhan mengernyit melihat barang-barang yang dibawa oleh Haowen, ada sekantong permen, cokelat, berbagai kembang gula dan makanan-makanan manis lainnya, dan senyumnya muncul. "Darimana kau mendapatkannya sayang?"
"Dari para suster yang mengagumi putera kalian." Suster Jessica mendekat dan tersenyum pada Luhan, lalu menatap serius pada Sehun. "Kau benar-benar harus menjaga bocah kecil ini Sehun, dia benar-benar menimbulkan keributan di divisiku tadi." ucapnya dalam tawa, lalu matanya menatap serius ke arah Luhan. "Bagaimana kondisimu Luhan? Apa kau dan putera kecil di dalam perutmu baik-baik saja?"
Luhan mengangguk, tanpa sadar mengusap perutnya, diikuti tatapan lembut Sehun. "Dokter bilang tinggal tunggu sebentar lagi." wajah Luhan tiba-tiba mengerut. "P-perutku sakit sekali…" Luhan memegang perutnya.
Wajah Sehun langsung pucat pasi. "Sayang? Kau baik-baik saja?"
Suster Jessica langsung bergerak sigap keluar, memanggil dokter supaya datang ke ruangan.
Luhan menatap Sehun panik. "Sepertinya si kecil tak mau menunggu lebih lama…"
"Tahan ya sayang.." kali ini wajah Sehun benar-benar pucat hingga mau tak mau meskipun menahan nyeri kontraksi di perutnya, Luhan tertawa.
"Kenapa kau tertawa?!"Sehun mengerutkan keningnya setengah membentak, tapi ikut tertawa melihat ekspresi Luhan, lelaki itu mengacak-acak rambutnya dengan gugup. "Maaf…aku terlalu berlebihan ya?"
"Dari ekspresi kalian, kupikir Sehunlah yang akan melahirkan, bukan Luhan." Suster Jessica terkekeh ketika masuk bersama dokter dan beberapa perawat, menyiapkan Luhan untuk dibawa ke ruangan operasi, Suster Jessica menatap Luhan dan tersenyum. "Tenang sayang, si kecil yang ini sepertinya ingin cepat keluar."
Luhan tersenyum dan menggenggam tangan Sehun yang langsung merangkumnya erat dalam jemarinya. Sehun selalu ada. Kapanpun ia membutuhkannya, Sehun selalu ada untuknya. Perasaan Luhan menjadi hangat, kenangan akan hari kelahiran Haowen, putera pertama mereka menyeruak, ketika itu ia melahirkan tengah malam, dan lebih cepat tiga minggu dari jadwal yang seharusnya, Sehun mengebut seperti orang gila dan menyumpahi siapapun yang menghalangi jalannya ke rumah sakit malam itu, dan mereka sampai tepat waktu.
Luhan meringis lagi ketika rasa nyeri bercampur ketegangan kontraksi menyerangnya lagi, dan makin lama jedanya semakin cepat.
"Aku ingin kau selalu disisiku, Sehun." bisik Luhan dalam senyum..
Proses operasi berlangsung lancar, selama proses itu Sehun terus berdoa untuk keselamatan Luhan dan putera kecilnya di ruang tunggu. Dan akhirnya Oh Ziyu, bayi laki-laki mungil mereka lahir ke dunia ini. Bayi itu sangat imut. Bahkan dalam kondisi tertidurpun, dengan tubuh yang montok dan sehat khas bayi.
Kondisi Luhan sudah agak baikan, tapi Luhan belum boleh banyak bergerak. Luhan mengusap kepala Ziyu dengan sangat hati-hati. Gerakannya membuat Ziyu terbangun, bayi kecil itu membuka mata bulatnya, mata yang serupa dengan mata Luhan. Dan kemudian, memutuskan untuk menangis keras-keras sebagai bentuk protesnya karena diganggu dari tidur nyenyaknya.
Sehun, yang duduk di tepi ranjang terkekeh melihatnya. "Satu lagi keturunan Oh yang keras kepala." ucapnya geli melihat Ziyu yang menangis sepertinya ia sudah merasa lapar dan memprotes.
Luhan membalas senyum Sehun. "Iya, dan puteramu ini sepertinya akan menjadi anak yang tangguh." diusapnya dahi Ziyu dengan penuh rasa sayang.
"Seperti kau." bisik Sehun lembut, menikmati pemandangan menakjubkan di depannya, dimana pria yang dicintainya sedang mengusap dahi anaknya, buah cinta mereka. "Putera tangguh yang berjuang dengan penuh keyakinan, hingga membuatku bertekuk lutut di pelukannya."
Luhan tersenyum lembut mendengar kata-kata Sehun. Luhan mengamati Sehun yang menatapnya penuh sayang, lalu mengamati Haowen, yang tertidur pulas, berbaring meringkuk dipangkuan Sehun, bagaikan miniatur dari sang ayah.
Keluarganya. Luhan dulu pernah kehilangan seluruh keluarganya, berjuang sendirian atas dasar keyakinannya. Dan Tuhan begitu baik kepadanya, ia memberikan seorang suami yang luar biasa dan dua malaikat kecil yang membahagiakan. Tidak henti-hentinya Luhan bersyukur atas semua anugerah ini.
"Oh ya, tadi Jongin menitip salam lewat telfon ketika kau masih beristirahat." Sehun tersenyum lembut. "Kata Jongin, dengan terapi dari Lay hyung dan teman ahlinya disana, dia sudah bisa berjalan tanpa menggunakan kruk sekarang, dan beberapa saat lagi dia pasti sudah bisa berlari. Sembuh sepenuhnya." Mata Sehun melembut ketika melihat kebahagiaan di mata Luhan yang berkaca-kaca. "Katanya dia akan pulang tiga bulan lagi dan memperkenalkan Kyungsoo, pria yang dia ceritakan itu, yang telah berhasil mencuri hatinya."
Luhan mengangguk. "Aku tidak sabar bertemu dengan Kyungsoo, dia pasti pria yang baik, aku bersyukur Jongin menemukan cinta sejatinya."
"Seperti aku yang akhirnya bisa menemukanmu," Sehun menggenggam tangan Luhan. "Terima kasih waktu itu kau sudah memilihku Luhan, terima kasih sudah menjadi suamiku, terima kasih sudah menjadikanku laki-laki paling bahagia di dunia." Air mata mengalir di pipi Luhan, mengenang masa-masa dulu. Segala kesakitan, kelelahan, kebahagiaan bercampur aduk, dan pada akhirnya cintalah yang memenangkan segalanya. Perasaan cinta yang membuncah membuat dadanya terasa penuh sehingga ia tak mampu berkata-kata. Dengan lembut, meskipun gerakannya terbatasi oleh Haowen yang masih lelap dipangkuannya, Sehun mengusap dahi Luhan. Lalu merangkum pipi Luhan di kedua tangannya. "Aku mencintaimu Luhan."
Luhan mengangguk dan mengecup jemari Sehun. "Aku juga mencintaimu Sehun."
Lelaki itu mendekatkan bibirnya, mengecup bibir Luhan, mulanya adalah ciuman yang lembut, tetapi kemudian menjadi bergairah, bibir Sehun menikmati bibir Luhan, mengecap rasanya dan menghirupnya, lidahnya menelusuri bibir lembut Luhan dan kemudian berpadu dengan lidah Luhan.
Geliat Haowen dalam tidurnya di pangkuan Sehun membuat bibir mereka terlepas, Sehun memandang Luhan lalu mereka tertawa bersama-sama. Dua anak manusia itu berpelukan, dengan buah cinta yang terlelap di antara mereka. Dua anak manusia yang pada akhirnya berpadu, dalam suatu ikatan pernikahan yang luar biasa indahnya.
Penuh kebahagiaan.
Heeiiiiiiiiiii, ada KaiSoo kan?wkwkwk
BIG THANKS TO:
Oh Zhiyulu Fujoshi; mama; voccall; heol; Guest; misharutherford; Novey; hunhanbby; selu947; yuiharuno47; lisnana1; Ohiyasehun; Re-Panda68; chacalock; nimahnurun; alietha doll; wkwkwkwk; chie. atsuko; ForVictoRi90; hunhanchuuu; Terlapis Emas; komen; kiutemy; lueksoluosby; QingrouLu; monic. maniz; hunhankid; ChagiLu; xiaolu odult; LUDLUD; Sakhnaz Rizki; Odult Maniac; poe chaerin; oryn5; kkimjane; Guest; ferina. refina; ; puputri; irna. lee. 96; hun12han20selu; seluxi; exindira; leedongsun3; psychothor; bylvcky; Leona838; Guest; Odulteui4120; junia. Angel. 58; lopeYouHUNHAN; Flowrence; kimyori95; RZHH 261220 II; PandaYehet88; shinshin9;9SM; Mybabydeer; kyoonel0472; kaihunhan; imeyyteukmin; HUNsayHAN; BubbleePororo; yemia. kim. 5; ohmydeer; ChocoBerry29; WulanLulu; hunhansayang; deplujung; Albino's Deer; hunhan's; Jong Ahn; siapasaya; aldifirdaus63; beng beng max; Aughustyn; Guest; Guest; farfaridah16; himekaruLI; bapexo; keyshayuri; michyeosseo; dims; Sanshaini Hikari; guest; tchandra07. tc; AlienBaby88; winter park chanChan; Guest; 1004baekie; faw; MinGyuTae00; kireyeles; hunlu04; fitry. sukma. 39; xilian94; HunHanina's; DinAlya; ruixi1; karina; shintaelf; Exodizt97; indah. puspijta; funkychen2199; nugunugu; Takari Shena; A Y P; exoel12; hatakehanahungry; gotchacy; Re. Tao; eza; inisiapaya; seluhunhanshp; HanSeoRin1; dita lee; BabyYiChan; AmbarAmbarwaty; Guest; rizky. Annisa. 7; hanhyewon357; fujiwara. Key. 7; LeeDiah; dhea. Coerulea. Middleton; OhdhiHanni; hundeerwear; ios- i'mOhSehun; gwiyolu.
Maaf kalo ada yang ketulis.
.
.
[ayurigil/hunhan kemana]