Chapter 1

Disclaimer : I Don't Own Naruto or Highschool DxD Character

...

" Kau Harus bisa hidup tanpa aku Naruto-kun " ucap seorang yang seluruh tubuhnya tertutup oleh jubah putih kepada seorang pemuda berambut pirang yang sedang berdiri di depannya.

Pemuda itu bernama Naruto. Entah kenapa Naruto tidak bisa menggerakkan kedua tangannya untuk menggapai seorang perempuan yang tengah berdiri di depannya, tubuh perempuan itu secara perlahan-lahan mulai memudar menjadi kepingan-kepingan kristal.

" Kau harus tetap bersamaku Hime karena aku begitu mencintaimu " kata Naruto yang masih berusaha menggapai tubuh perempuan yang ada di depannya ini, tapi entah kekuatan apa yang membelenggunya sampai saat ini dia tidak bisa menggerakkan tangannya.

" Aku juga mencintaimu... " perkataan perempuan berjubah itu terhenti ketika sekujur tubuhnya sudah berubah jadi ratusan kepingan-kepingan kristal yang terbang mengikuti angin.

...

" Naruto-kun "

" Huh... huh ... huh " tiba-tiba saja pemuda dengan rambut bersurai kuning bangun dari tidurnya dengan napas yang memburu seperti seseorang yang baru saja menyelesaikan lari sejauh puluhan kilo meter tanpa istirahat. Mata biru pemuda itu langsung melirik jam yang terpampang di dinding kamarnya, jam dinding itu menunjukkan jika sekarang masih jam 05.30 pagi. Dengan agak malas pemuda itu merapikan selimut dan tempat tidurnya.

Pemuda bersurai kuning itu adalah Naruto Namikaze. Dan jika kalian bertanya apa yang menyebabkan dia bangun dengan napas ngos-ngosan, jawabannya adalah itu semua di sebabkan oleh mimpi buruk yang selalu dia alami. Dan mimpi tadi entah mimpi yang ke berapa kali dia alami dalam satuh tahun ini atau lebih tepatnya setahun setelah kepergian orang yang begitu dia cintai.

Selesai merapikan tempat tidurnya, Naruto langsung mengambil handuk dan seragam sekolahnya yang terdapat di dalam almari, lalu dia bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.

Tiga puluh menit kemudian, Naruto keluar dari kamar mandi dengan seragam sekolahnya yang melekat pada tubuhnya. Setelah mengeringkan rambutnya, dia lalu pergi menuju ke dapurnya untuk membuat sarapan paginya.

Menu sarapan paginya bisa di bilang terlalu monoton atau mungkin sangat monoton karena sarapannya hanya terdiri dari ramen instan yang dia beli dan juga satu gelas air putih. Sebenarnya dia ingin merubah pola makannya dengan menu-menu makanan yang lebih bergizi tapi mau gimana lagi karena uang yang ia dapat dari kerja paruh waktu yang ia kerjakan hanya mampu beli ramen instan ini dan juga untuk membiayai hidupnya.

Saat dia sedang enak-enaknya melahap ramennya dengan dua buah sumpit yang ia pegang dengan masing-masing tangannya, Naruto tiba-tiba teringat dengan seorang perempuan yang sebaya dengannya. Perempuan itu selalu menghiasi kehidupannya dalam keadaan senang maupun duka, orang yang selalu menemaninya sarapan dan juga orang yang telah memberinya kesempatan untuk merasakan apa yang di namakan dengan cinta.

Tapi semua itu, kini hanya tinggal mimpi yang tidak akan pernah bisa ia wujudkan karena orang itu telah meninggalkannya dan meninggalkan dunia ini.

" Klek " suara sebuah pintu yang telah di kunci oleh pemiliknya.

Setelah selesai mengunci pitu apertemennya, Naruto langsung melangkahkan kedua kakinya menuju ke sekolahnya. Dia selalu memilih jalan kaki menuju ke sekolahnya dibandingkan naik kendaraan umum, selain untuk mengemat uangnya itung-itung dengan berjalan ke sekolah bisa membakar lemak yang ada pada tubuhnya. Toh, jarak sekolah dengan kediamannya tidak begitu jauh-jauh amat.

...

Dari tempatnya berdiri, Naruto bisa melihat sebuah gerbang yang telah terbuka lebar yang banyak di lalui oleh banyak murid oleh murid lelaki maupun perempuan, tapi tanpa menghitungnya pun dia sudah tahu jika kebanyakan murid yang memasuki gerbang sekolah ini adalah murid perempuan.

Sekolah yang ia datangi, dinamakan SMA Kuoh. Sekolah yang terletak di kota Kuoh, sekolah ini dulunya adalah sekolahan yang hanya di datangi oleh sisiwi perempuan saja, tapi sekarang sekolah itu di jadikan sekolah umum sejak beberapa tahun lalu. Tentu saja di tahun pertamanya, sekolah ini banyak di datangi oleh para murid lelaki yang ingin mendaftar masuk Sma Kuoh ini, selain sebagai sekolah favorit SMA Kuoh juga merupakan sekolah yang terkenal dengan siswi perempuannya yang cantik-cantik. Dan di tahun ini pun jumlah siswi perempuan masih mendominasi di banding jumlah siswa laki-laki dengan perbandingan 7:3.

Dengan langkah tidak terlalu cepat atau terlalu lambat, Naruto melangkahkan kakinya memasuki gerbang sekolah. Di saat, Naruto telah memasuki sekolahnya dia dapat merasakan ada berpuluh-puluh pasang mata yang terus mengamatinya dari siswi-siswi perempuan sampai siswa laki-laki. Jika, siswi perempuan melihatnya dengan seulas senyuman takjub dengan rona merah yang menghiasi wajah mereka lain lagi dengan para murid laki-laki yang memandangnya dengan tatapan iri. Tapi dia tidak menghiraukan pandangan dari murid-murid itu karena dia sudah terbiasa dengan perlakuan seperti ini.

Bagaimana tidak iri, Naruto yang terkenal dengan sikapnya yang dingin kepada siswa lain dan juga tidak suka bersosialisasi dengan murid-murid lainnya dapat dengan mudah mendapat tatapan takjub dari siswi-siswi yang di lewatinya.

Di tengah-tengah perjalanannya, kedua mata Naruto dapat menangkap tiga orang siswa yang sedang di pukuli oleh segerobolan murid perempuan dengan pedang kayu yang ada di genggaman mereka. Pemandangan seperti ini, memang sudah sering terjadi sekolah ini, bahkan para murid-murid pun sudah mengganggap hal ini sebuah hal yang normal terjadi.

murid-murid yang sedang di pukuli itu terkenal dengan panggilan Trio Mesum, selain karena jumlah mereka yang ada tiga orang, nama mereka di dapat dari sifat mesum mereka yang sudah terkenal seantero sekolah. Ketiga murid itu adalah Issei Hyoudou, Matsuda dan yang terakhir adalah Motohama. Yang membuatnya binggung adalah sikap pantang menyerah mereka untuk selalu mengintip siswi-siswi perempuan jika ada kesempatan yang memungkinkan, walaupun hasilnya akan sama. Mereka akan selalu gagal dengan usahanya malah mereka akan keluar dari tempat persembunyian mereka dengan tubuh yang di penuhi dengan luka-luka lebam yang di akibatkan oleh amarah seorang peremnpuan.

' Murid mesum yang bodoh ' batin Naruto yang sesekali memandang kejadian yang sedang melanda trio mesum itu.

Karena sudah bosan dengan melihat apa yang terjadi pada Issei Cs, Naruto melanjutkan langkah kakinya menuju ruang kelasnya yaitu kelas 2-B satu kelas dengan Iseei dan kawan-kawannya, dia terpaksa menutup kedua kupingnya ketika mendengar teriakan siswi-siswi yang berteriak dengan kencangnya.

" KIBA-KUN "

Itulah teriakan-terikan para siswi yang membuat Naruto menutupi kedua telinganya yang sudah tidak bisa menahan lengkingan khas seorang perempuan. Siswi-siswi perempuan itu langsung berlari menghampiri seorang siswa yang mempunyai warna rambut sepertinya tapi yang membedakan adalah gaya rambutnya yang lurus tidak spiky seperti dirinya. Murid itu adalah Kiba Yuto murid lelaki paling populer di kalangan siswi Kuoh.

' Apa tidak ada hari tenang di sekolah ini? ' batin Naruto yang mengangkat wajahnya untuk menghadap langit seolah-olah sedang berdoa.

...

" Teng " " Teng " " Teng " suara lonceng yang menggema di seluruh lingkingan sekolah yang menunjukkan jika pelajaran pertama akan segera di mulai.

" Selamat pagi " sapa seorang lelaki tua yang menggenakan seragam guru dan juga kacamata minusnya.

" Pagi pak! " jawab para murid-murid secara serentak.

" Baiklah di pagi yang cerah ini kita akan belajar tentang..." ucap guru tua itu sembari membuka bukunya.

Murid-murid yang mendengar kata-kata ' akan belajar ' langsung meletakkan kepala mereka ke atas meja seakan-akan meja itu adalah sebuah bantal.

' Ini sungguh membosankan ' batin semua murid tak terkecuali dengan Naruto.

Guru tua itu terus menjelaskan materi pelajaran, meskipun dia tahu jika para muridnya sudah terlelap mendengar suara merdunya. Seolah tidak mempedulikan semua itu, guru tua itu masih tetap melanjutkan acara mengajarnya.

" Teng " " Teng " " Teng "

Ketika murid-murid mendengar suara lonceng itu, mereka langsung bergegas keluar dari ruang kelas menuju kantin sekolah untuk mengisi perut mereka yang sudah tidak bisa di ajak kompromi. Setelah ruangan kelasnya benar-benar sepi, Naruto langsung bangkit dari kursinya dan berjalan ke luar kelas. Jika, para murid lainnyapergi menuju kantin lain lagi dengan tujuannya. Tujuannya adalah pergi ke atap sekolah sekedar untuk merasakan semilir angin.

" Tap "

" Tap "

" Tap " suara telapak sepatu Naruto yang sedang menaiki anak tangga yang menuju atap sekolah.

" Akhirnya aku bisa sendiri juga " ucap Naruto ketika dia sudah sampai atap sekolah.

Dia langsung mencari tempat yang bersih untuk membaringkan tubuhnya, setelah celingak-celinguk sana-sini akhirnya dia menemukan tempat yang tepat.

" Ahh... lelahnya " keluh Naruto ketika dia sudah membaringkan tubuhnya.

Meskipun berbaring Naruto masih bisa melihat keadaan sekitar sekolah ini. seperti halnya, murid-murid perempuan yang sedang bermain voli, serang dan masih banyak lagi. Tapi tujuannya datang ke sini bukanlah untuk melihat apa yang sedang di kerjakan oleh para murid-murid lainnya ketika istirahat, melainkan untuk menghindari keramaian saja.

Tanpa sengaja, Naruto melihat sesuatu yang berwarna merah atau lebih tepatnya seorang murid perempuan dengan rambut berwarna merah yang sedang menatap ke arahnya melalui jendela yang terletak di sebuah gedung tua. Tapi orang itu hanya memandangnya sekilas saja dan langsung meninggalkan jendela.

' Mungkin hanya halusinasiku saja ' pikir Naruto yang ke dua matanya secara perlahan-lahan mulai menutup.

...

" Apakah orang itu tadi adalah Naruto Namikaze? " tanya seorang siswi perempuan berambut merah kepada seorang siswi berambut hitam yang berdiri di sampingnya.

" Hai " jawab siswi berambut hitam itu dengan memegang nampan yang dia letakkan di bawah dadanya.

" Dia sama menariknya dengan Hyoudou Issei " kata siswi berambut merah.

Sementara siswi berambut hitam itu hanya diam saja mendengar penuturan Boucho-nya itu.

...

" Nghhhh ... " keluh Naruto ketika kedua matanya mulai terbuka.

Hal pertama yang ia lihat adalah langit yang semulanya berwarna biru kini berubah menjadi jingga yang menandakan jika hari sudah mulai sore,

" Dimana aku? " tanya Naruto pada dirinya sendiri.

Setelah mengedarkan pandangannya ke sekelilingnya, Naruto baru sadar jika sekarang ini dia masih ada di atap sekolah. Dan itu berarti dia ketiduran di atap ini selama berjam-jam lamanya. Dengan tergesa-gesa dia langsung bangkit dan berlari menuju ruang kelasnya berharap jika kelasnya tidak di kunci.

" Aku harus segera pergi ke kedai jika tidak mau kehilangan pekerjaan lagi " kata Naruto di sela-sela larinya.

" Brakkk " pintu kelasnya pun terbuka dengan lebarnya akibat dorongan tangan Naruto.

" Syukurlah masih ada " kata Naruto ketika melihat tasnya masih di bangkunya, setelah mendapat tasnya kembali Naruto kembali meneruskan larinya meninggalkan sekolah yang sudah mulai gelap.

...

Dengan cepat-cepat Naruto terus menggerakkan kedua kainya sekuat tenaganya, di sepanjang perjalan yang di laluinya banya pengguna jalan kaki yang memandangnya dengan sebelah alis yang terangkat, mungkin mereka heran dengan raut wajah Naruto yang benar-benar menunjukkan raut wajah khawatir.

Tapi di tengah-tengah larinya, dari sudut matanya Naruto melihat seorang perempuan yang memiliki rambut pirang sama sepertinya tapi panjangnya sampai pingga. Perempuan itu memakaipakaian seperti seorang birawati. Tapi bukan itu yang membuat Naruto mengalihkan pandangannya ke pada perempuan itu melainkan apa yang sedang di lakukannya.

Perempuan pirang itu tanpa memperhatikan keadaan jalan raya yang ramai dengan lalu lalang kendaraan tetap melangkahkan kedua kakinya untuk menyebrang jalan sedangkan dari arah kirinya sedang meluncur mobil dengan kencangnya, jarak antara perempuan itu dengan mobil yang akan menabraknya hanya sekitar 5 meter.

" Pim " " Pim " pengemudi mobil itulangsung menghidupkan klaksonnya untuk memperingati perempuan pirang itu, tapi perempuan itu hanya membeku di tempat ketika menyadari jika ada sebuah mobil yang sedang menuju arahnya.

" Brugghh " tiba-tiba saja tubuh perempuan itu terbanting ke trotoar jalan sehingga selamat dari amukan mobil yang menuju arahnya tadi.

" Wusshh " mobil yang hampir menabrak perempuan tadi terus melaju tanpa menanyakan keadaannya.

" Sial " umpat Naruto yang dapat merasakan punggungnya membentur trotoar jalan sedangkan kini dalam dekapannya masih ada perempuan pirang tadi.

" Kau tidak apa-apa? " tanya Naruto kepada perempuan yang masih dalam dekapannya ini.

" E... h... aku tidak apa-apa " kata perempuan itu dengan rona merah di kedua pipinya ketika sadar jika dia sekarang ini ada di dekapan Naruto.

Naruto yang menyadari ketidaknyamanan perempuan ini, langsung melepas dekapannya dan berdiri. Dia juga membantu perempuan pirang itu untuk berdiri.

" Ahh " rintih Naruto ketika merasakan rasa perih di bagian sikunya. Ketika melihat apa yang terjadi dengan sikunya, dia menemukan jika sikunya mengeluarkan darah akibat membentur trotoar jalan tadi.

" Maafkan aku karena saya anda terluka " kata perempuan itu dengan membungkukkan badannya sebagai pertanda meminta maaf pada Naruto.

Naruto yang bisa mendengar kejujuran perkataan perempuannya tadi merasa iba.

" Itu tidak masalah, inikan juga hanya luka kecil nona..." kata Naruto berhenti ketika dia menyadari jika dia tidak tahu nama lawan bicaranya ini.

" Ah... Aku adalah Asia Argento " kata perempuan itu yang bernama Asia.

" Ini hanya luka kecil Asia-san jadi kamu jangan cemas " kata Naruto mencoba menenangkan Asia yang masih menundukkan wajahnya.

" Biar aku lihat lukamu... " kini giliran Asia yang binggung harus memanggil pemuda ini apa.

" Namaku Naruto Namikaze " kata Naruto yang membungkukkan badannya.

" Biar aku lihat lukamu Naruto-san " kata Asia yang menarik lengan Naruto yang terluka dengan hati-hati karena dia tidak mau jika dia salah gerak maka luka Naruto akan bertambah parah.

Naruto sedikit binggung ketika Asia meletakan telapak kanannya dia atas sikunya yang terluka, dia begitu terkejut ketika sinar berwarna hijau keluar dari telapak tangan Asia dan sedetik kemudia luka-luka di sikunya sembuh seperti semula.

" Sekali lagi maafkan aku Naruto-san " kata Asia yang meminta maaf kepada Naruto.

" Kenapa kau meminta maaf bukankah lukaku sudah sembuh karenamu ? " kata Naruto yang sudah bisa mengontrol keterkejutannya.

" Karena aku kau jadi terluka " kata Asia yang di sertai dengan cairan bening yang mulai mengalir di kedua kelopak matanya.

Naruto yang melihat Asia menangis, dia langsung memegang pundak Asia agar dia bisa menatap matanya yang berwarna hijau secara langsung, Naruto mengangkat tangan kanannya menuju pipi Naruto dan secara perlahan dia mengusap air mata yang mengalir di kedua pipi Asia. Meskipun Asia masih mempunyai rasa bersalah pada Naruto tapi pipinya kembali merona ketika merasakan tangan Naruto mengusap air matanya.

" Kenapa kau menangsi Asia? " tanya Naruto.

" Karena aku kau jadi terluka Naruto-san dan juga aku tidak mau melihat orang lain terluka karena aku " jelas Asia.

Naruto yang mendengar jawaban dari Asia, tiba-tiba saja teringat perkataan seseorang yang sama persis dengan apa yang di tuturkan oleh Asia tadi. Dan orang yang mengatakan itu adalah orang yang begitu berharga baginya.

...

Flashback On

" Kenapa kau menangis Hime? " tanya seorang anak laki-laki yang berumuran sekitar 13 tahun, anak itu mempunyai rambut pirang jabrik yang tidak lain adalah Naruto.

" Karena aku kau jadi terluka Naruto-kun dan aku tidak mau melihat orang lain terluka karena aku apalagi itu adalah kamu Naruto-kun " jawab seorang perempuan yang masih seumuran dengan Naruto. Perempuan itu sedang memperban lengan Naruto yang terluka akibat menolongnya dari gerombolan preman yang mengganggunya.

Flashback Off

...

' Hime ' pikir Naruto dalam hati.

Naruto lantas menggeleng-gelengkan kepalanya agar apa yang baru saja terlintas di otaknya segera hilang karena dia sadar jika orang yang selama ini hidup di dalam pikirannya telah tiada meninggalkan dunia ini.

" Kamu kenapa Naruto-san? " tanya Asia yang melihat Naruto sedang membeku di tempat.

" Ah... aku tidak apa-apa Asia-san " kata Naruto menjawab pertanyaan Asia.

" Aku harus pergi sekarang Asia-san jika tidak aku akan terlambat kerja, Jaa " ucap Naruto yang langsung membalikkan badanya dan segera meninggalkan Asia yang hanya memandang kepergian Naruto.

" Jaa-ne Naruto-san " ucap Asia dengan lirih.

...

" Akhirnya aku bisa pulang juga " ucap Naruto.

Naruto baru saja mengatarkan pesanan ramen ke salah satu pelanggan di tempat ia bekerja dan bosnya tadi juga menyuruhnya untuk segera pulang karena stok ramen untuk hari ini telah habis.

Dan di sinilah dia sekarang, dengan langkah yang sedikit menunjukkan jika dia sedang sedikit lelah dengan aktivitasnya yang dia lakukan hari ini mulai dari sekolah, ketiduran di atap sekolah dan pertemuannya dengan Asia.

' Oh, ya Asia '

Entah kenapa Naruto merasakan jika Asia mempunyai banyak kemiripan dengan Himenya entah itu hanya perasaannya saja atau bukan, tapi yang membuat Naruto penasaran adalah kekuatan Asia yang di gunakannya untuk menyembuhkan lukanya tadi. Kekuatan yang sangat berguna.

' Apa dia mempunyai kekuatan sama seperti diriku? ' tanya Naruto dalam hati.

Tiba-tiba saja Naruto menghentikan langkahnya ketika dia merasakan perasaan yang sudah tidak asing lagi baginya, sebuah perasaan yang memperingatkanya akan kedatangan seorang Malaikat Jatuh.

" Ha... Ha... Ha... coba lihat siapa yang sedang berkeliaran di malam ini sendirian " kata seorang yang mirip manusia tapi yang membedakannya adalah jika seorang manusia tidak memiliki saya tapi makhluk yang ada di depannya ini memiliki sepasang sayap.

Makhluk yang Naruto ketahui sebagai Malaikat jatuh itu kini sedang terbang diatasnya, malaikat jatuh yang tidak dia ketahui namanya itu terus terbang mengitarinya seperti seekor elang yang sedang mengincar mangsanya.

" Mau apa kau malaikat jatuh? " tanya Naruto dengan penekanan pada kata ' malaikat jatuh ' dengan nada yang penuh kebencian.

" Jadi rupanya kau sedang tidak mau bermain-main hah! Maka aku akan mewujudkan keinginanmu itu dengan mengambil nyawa yang tidak berharga itu " kata Malaikat jatuh itu.

Malaikat Jatuh itu langsung mengadahkan tangan kanannya ke depan, cahaya terang pun muncul di atas telapak tangan Malaikat Jatuh itu dan cahaya itu membentuk sebuah tombak yang bersinar dengan warna biru muda.

" Terima ini manusia rendahan " kata Malaikat jatuh itu sembari melemparkan tombak yang ada di genggamannya.

" Wushhh "

Tombak itu dengan kencangnya melaju kearah Naruto yang sedang menutup matanya.

" Sebenarnya aku sedang tidak ingin mengotori tanganku ini dengan darah makhluk rendahan sepertimu tapi karena kau memaksa " kata Naruto yang matanya sudah terbuka seratus persen tapi matanya bukan berwarna biru lagi matanya sudah berubah warna dengan background yang berwarna hitam serta simbol Shuriken dengan 4 ujung berwarna merah.

" Aku akan membunuhmu " jelas Naruto.

Bersamaan dengan perubahan matanya, tiba-tiba saja dari dalam tubuh Naruto keluar sebuah energi yang berwarna hitam pekat dan energi itu secara perlahan membentuk sebuah tulang rusuk yang berukuran lebih besar dari tulang rusuk manusia biasa, tulang rusuk itu berjumlah 4 pasang.

Dan tulang rusuk itu dengan mudahnya menahan tombak biru itu dengan mudahnya tanpa menyebabkan sedikit luka pun di tubuh Naruto. Tombak yang membentur tulang rusuk yang melindungi Naruto langsung hancur berkeping-keping seperti pecahan kaca yang hilang ketika menempel permukaan tanah.

" Bersiaplah menemui ajalmu makhluk rendahan..."

...

A/N : Halo semuanya, ini adalah cerita ku yang kedua setelah 'The Weapon of Konoha' .

: kenapa saya membuat cerita ini, ini semua di karenakan ide yang muncul secara tiba-tiba saat saya sedang mengerjakan cerita saya yang satunya. Dan jika ada yang mengira kekuatan Sacred Gear Naruto adalah Sharingan kalian salah semua, Sacred Gear-nya adalah Susano'o.

Don't forget to Review, Fav, and Follow this story

Bye