Disclaimer: I don't own anything except this storyline!


A/N: I can't help. Sy ingin publish ini daripada ikut menghilang lagi bersama data" yg lain. Trauma, it is.

Summary: He's my neighbor, He's my childhood friend, He's my first love, He's my knight, He's popular but he just consider me as his little sister. Hhh ... poor me!

Pairing: AthrunxCagalli

Warning: AU. OOCness. Typo(s). Tata bahasa kacau. Crack pairing. Similarity with my other fics. Alur cepat. Alur lompat. Alur ringan. Cover not mine (sy cuma mengedit saja).

This fic is mere fiction. If there's a similarity or resemblance of the situation and the story with another or other story fic form it is not intentional.

DLDR!

Rate: T/M for plot, mature theme, harsh words, alcohol, etc.

Genre: Romance, Humor, Family, Friendship etc.

-oOoxnelxoOo-

.

Just a Lil' Sis?

.

Act 1

.

-oOoxnelxoOo-

"Hei C di mana kau akan bertemu dengan hottie-bro-mu itu?" tanya gadis berambut cokelat padaku. Aku yang berjalan sedikit gontai. "Ayolah C cepat sedikit!" serunya.

Kuputar mataku bosan. Dibelakang tubuhku, menempel tas punggung dengan isi (kurasa) melebihi lima belas kilo sedangkan kedua tanganku memeluk tiga buku yang tebalnya mengalahkan novel Hari Mutter. Aku mendesah pada gadis bersemangat yang memandangku geram.

"Kenapa kau bersemangat sekali Shi? Mereka takkan kemana-mana! Apa kau tak lihat!? aku menggendong gunung di belakang dan memeluk gorila di depan, percayalah, rasanya berat sekali!" keluhku sebal.

"Kau terlalu manja nona," ejeknya. Tentu saja ia bisa mengatakan seperti itu. Bukan dia yang menanggung beban hampir dua puluh kilo ditubuhnya. Saat aku berhasil mengejar langkahnya. Ia memandangku serius dengan bola mata indigo-nya. "Kau tahu? Aku masih tidak percaya mereka bukan gay? Kalau aku tak mendengarnya darimu. Mereka selalu bersama-sama; jurusan yang mereka ambil, klub basket, datang-pulang-hang out ... mereka selalu terlihat bersama, kukira para wanita itu cuma bagian dari ... pengalihan perhatian saja," akuinya lantang tanpa rasa bersalah apalagi malu.

"Sst ... kecilkan suaramu! Kalau yang lain dengar, mereka pasti mengganggap ucapanmu benar!" Aku menoleh kanan kiri cepat, kupastikan tak ada yang mendengar pembicaraan kami. Syukurlah siswa yang lain sibuk dengan 'keegoisan' mereka sendiri.

Sebenarnya, aku dan Shiho Hahnenfuss -sahabat baruku selama sebulan berada di Universitas Heliopolis di Helio City ini, punya banyak kesamaan. Kami tidak suka girly thing -like make-up or shopping, yeah something like that, walau yang satu blonde yaitu ... aku -kalian tahu 'kan konon banyak yang mengatakan pirang identik dengan Barbie dan Shiho berambut panjang yang identik dengan feminin. Trust me guys! Kita jauh dari itu! Sangat sangat jauh!

Karena itulah kita cepat menjadi akrab, saat kami berdua kebetulan mengambil jurusan yang sama, klub yang sama, hobi sama yaitu martial art (another yeah guys, kita lebih hebat dari wonder woman! Beware!) dan tempat duduk kami bersebelahan saat hari pertama perkuliahan.

Then, pasangan gay yang dituduhkan Shi -nickname dariku untuknya, adalah salah satu atau dua cowok terpopuler di kampus.

Darimana Shi mendapat info dan beramsusi seperti itu jika aku dan dia masih baru? Jawabannya adalah teman sekamar Shiho yang ia juluki si-ensiklopedia- gosip-kampus-berjalan.

Futhermore, sayangnya atau (mungkin) beruntungnya, mereka dekat denganku. Bahkan salah satu dari mereka kebetulan sedarah denganku.

Kira Hibiki, kuliah semester akhir, rambut coklat, mata ungu, tinggi, kulit coklat, wajah manis (bahkan ia sempat mengklaim gen kami sebagai 'forever young'! Kuakui bahkan aku masih sempat di kira masih siswa highschool oleh sebagian orang -entah itu anugerah atau musibah?) yang membuat para wanita tidak bisa berkata "tidak", cerdas, tubuh atletis (jaga air liurmu gals!) Singkatnya, ia ... seksi, lalu ... aku benci mengatakan ini: overprotective terhadapku,

lastly,

Playboy!

Yup that's my bro!

Lalu ada sahabat kental Kira bagai susu kalengan dan tetangga kami di Orbu City, yaitu Athrun Zala. Mungkin dari nama kalian bisa menebak bagaimana fisiknya? Nope? Oke, seumuran dengan Kira, ia tinggi beberapa inchi dari Kira, rambut navy-blue sebahu, kulit putih mulus yang membuat beberapa wanita asia (mungkin) iri, mata emerald yang menghipnotis, cerdas (sebelas dua belas dengan Kira), senyum maut yang mampu membuat lemas lutut para wanita, tubuh atletis tapi tak terlalu kekar (oke, mulutku mulai berair membayangkan ini), suara berat dan serak bagai alunan melodi indah yang mendengarnya, wajah tampan yang hanya dengan kedipan matanya saja, para wanita bersedia melakukan apa saja untuknya, terakhir,

Womanizer!

Oh Haumea bagiku ini lebih parah dari Playboy. Walaupun sebenarnya sama saja, dengan para wanita bertubuh model-wannabe yang selalu ada di sekitar mereka.

Apakah aku bangga? Yang benar saja, jika kau tak mengalami sendiri tatapan iri bercampur jijik dari wanita murahan sekitar mereka.

Mereka mungkin berpikir aku duri dalam daging, atau kedua lelakiku adalah sang 'beauty' dan aku adalah 'beast'; atau mereka adalah sang bangsawan, aku adalah budak tak bernilai.

Bukan salahku kalau aku tak mau berpenampilan seperti bimbo! Pakaian serba ketat dan terbuka, rok sangat mini sedikit bergerak, pakaian dalam tanpa diragukan lagi akan terlihat, make up tebal, parfum luar biasa menyengat, kuku panjang dan berwarna-warni, higheel super tinggi yang dalam radius 100 meter kau bisa mendengarnya langkah kaki mereka.

Serius gals, kalau kalian ingin menunjukkan sesuatu di balik pakaian ketat dan rok mini itu, mengapa tak sekalian kalian tunjukkan saja tanpa ... memakai apapun! Atau, anggap saja kalian memakai bikini di waktu dan tempat yang salah.

Walaupun Athrun seperti itu, sayangnya aku ... Have a huge crush on him! Oke, hapus itu! Aku akan mengaku bila aku sangat menyukainya! Sayangnya lagi -entah keberapa kalinya aku mengatakan 'sayang', membuatku bagai makhluk paling malang di dunia -aku merasa ia selalu menganggapku sebagai seorang adik kecil ... sekali lagi, adik kecil dan damn ... ia bahkan lebih protektif daripada Kira!

So badly worse!

Satu kesamaanku dan Shiho yang lupa terucap olehku, kita berdua susah mendapatkan ... pacar.

Setidaknya Shiho masih lebih beruntung, ia masih tipe 'anak gaul dan partylover' sedangkan aku harus melewati kedua satpamku hanya untuk pergi ke -hellooo ... sebuah prom sekolah!

Sigh ...

Bukan berarti kami tak laku, aku memang berkencan dengan beberapa pria di masa lalu tapi kami tipe semi-serius sedangkan bagi sang pria tak begitu, so kami akhiri saja, lagipula dengan kedua kakak yang selalu 'membuka mata 24 jam' mereka terhadap pria yang mendekatiku, aku makin susah mendapatkan pacar.

Mereka, para pria yang ingin mendekatiku, selalu ketakutan terlebih dahulu saat dua pria 'besar' melototi mereka, selain itu mungkin mereka merasa minder dengan ... dua pria lebih hot dan seksi dari mereka di sekitarku.

Sigh ...

Setelah beberapa langkah, akhirnya aku dapat melihat tujuan kami. Lapangan belakang kampus lama. Tempat ini sudah tak terpakai lagi, well ... kecuali semenjak dua tahun lalu. Kira and the Seed -julukan mereka di kampus, terdiri dari empat cowok keren. Kira, Athrun, lalu dua orang lagi -

"- eh? Joule dan Elsman, juga ada di sana," ujar Shi dengan mata elangnya. Yup, seperti yang dikatakan Shi baru saja, itu mereka, Yzak Joule dan Dearka Elsman. Mereka juga tak kalah keren, seksi dan terkenal dari Kira dan Athrun. Yzak setahun lebih tua dari mereka, semester akhir dan Dearka setahun lebih tua dari Yzak, semester akhir pula, akhirnya! Karena ia tak mau menjadi mahasiswa abadi mengingat ia telat setahun.

Mengapa Yzak yang lebih tua dari Kira dan Athrun baru memasuki semester akhir? Karena Kira Athrun memiliki otak ilegal, jatah lulus kuliah dalam empat tahun mereka pangkas setahun. See ... otak mereka seharusnya ilegal 'kan? Mengingat kampus ini berstandar tinggi.

Aku saja hampir gantung diri karena saking frustasinya berusaha memasuki kampus ini. Bercanda, tak mungkin aku menyerah hanya karena ini!

"Kita terlambat C ..." keluh Shi saat kami mendekat ke lapangan. Wow, sebelum kami -lihatlah mahasiswa yang mengerumuni dan mengelilingi lapangan? Luar biasa, pertandingan ini mengalahkan pertandingan resmi saja. Herannya, ini terjadi setiap minggu, kampus memperbolehkan dengan syarat tak ada keributan. Sebagai jaminannya adalah pekerjaan dosen gaul kami, Prof. Mwu La Flaga.

Seakan mengerti kebutuhan anak muda, dosen gaul, genit dan setengah cabul itu bersedia menjamin dirinya sendiri. Kadang aku berpikir itu akal-akalannya saja untuk menarik minat mahasiswa cewek agar merasa ia adalah 'orang baik' atau 'malaikat penolong' mereka.

Geez!

Oh ya, pertandingan ini, sejenis streetbasketball. Hanya keisengan beberapa siswa di kampus ini. Tentu saja selalu ada pertaruhan, kalau tidak, dimana letak kesenangannya!? Jenis pertaruhan tidak selalu uang, bahkan kau bisa mempertaruhkan harga dirimu di sana. Jangan sampai ini terdengar pada pihak kampus kalau sampai itu terjadi ... berakhir sudah!

Nampaknya kami sudah melewatkan pertandingan Kira and Seed. Karena penonton mulai terlihat berteriak sangat riuh dengan nama 'Kira' dan 'Athrun' terdengar mendominasi, terutama para wanita. Dan ... OMG, pakaian mereka? Apa mereka tak punya malu? Pakaian itu bahkan tak dapat menutupi aset pribadi mereka, terlalu terbuka. Sebenarnya apa saja yang dilakukan oleh pihak 'keamanan' kampus? Pemandangan 'terbuka' itu berhasil memutar mataku bosan.

"Nah C," oh ya, itu nickname Shi padaku, terdengar serupa di telinga bukan? 'C' dengan bahasaInggris dan 'Shi' dengan bahasaJepang. "Saatnya menemukan kakak-kakakmu!" Shiho mengetahui 'sejarah' antara Kira, Athrun dan aku.

Kuangkat kepalaku, mereka masih ada di seberang sana, di pinggir lapangan. Sepertinya masih merayakan kemenangan mereka. Walau pertandingan telah berakhir, penonton masih memadati di sekitar lapangan.

Aku melihat teman yang biasa satu grup dengan Kira, yaitu Dearka dan Yzak, aku hanya bertemu mereka beberapa kali di rumah saat Kira pulang ke rumah, keduanya berasal dari PLANTs, kota kelahiran Athrun sebelum ia pindah ke Orbu.

Dalam tiga tahun ini aku hanya bertemu dengan Kira dan Athrun saat liburan saja. Terakhir, aku melihatnya sekilas saat aku memindahkan semua barangku ke apartemen Kira.

Aku bahkan lupa berkedip dan bernafas, saat Athrun melepas kaosnya dan menunjukkan tubuh bagian atasnya, otot-ototnya! Mataku sempat menyusuri keringat yang menetes dari kepala ke dada bidangnya turun pada perutnya yang datar dan terbentuk aka sixpack itu, turun ke bawah lagi, aku bersumpah wajahku menghangat saat melihat line 'V'-nya lalu air itu makin turun dan menghilang ke daerah terlarang.

Aku bahkan mungkin tak sadar sudah meneteskan air liur (semoga tidak). Melihat wajahnya saja sudah membuatku berkunang-kunang apalagi tanpa sehelai benangpun menempel di kulitnya, kurasa aku hampir pingsan.

Saat menyadari wajah konyolku, ia memberikanku seringai nakalnya dan berlalu, damn! Dimana letak tanah lapang kosong saat aku merasa ingin mengubur diriku?! Bagaimana ia bisa terlihat menggiurkan bahkan saat menggunakan wajah 'devil'nya itu?

The important thing is ...

Bagaimana si 'jahil' (karena ia selalu suka menggodaku saat kecil) itu bisa bertransformasi menjadi seseorang yang tampan -oke ia memang tampan sedari di kandung ibunya. Maksudku adalah lebih tampan, sangat! Lebih sexy, ingin kutendang pantat wanita lain yang menyentuh tubuhnya! lebih hot, ya Tuhan, segala yang ada padanya berteriak "I'm awesome!" Dan aku serasa ingin berteriak "Yeah!", melemparkan diriku padanya atau membuka pakaianku seperti wanita jalang tepat di wajahnya -yang mempunyai dosis ketampanan berlebihan itu.

'Oh Haumea, apa yang kupikirkan di tengah lautan manusia ini!? Sial, koneksi pervy-ku!'

Saat kupalingkan wajahku pada Shiho, ia membuat wajah aneh serasa dapat membaca isi pikiranku. "Apa?" Kutanya terganggu dengan wajahnya.

Ia menyeringai, "Aku tahu isi pikiranmu, nona! Serius C mengapa kau tak ungkapkan saja isi hatimu padanya?"

"Kau gila!? Kau mau aku mati dengan menanggung malu? Mana mungkin pria seperti ... itu mau denganku?" Aku cemberut.

"Aw~ C, kau hanya tidak percaya diri. Lihatlah dirimu ...," ia memperhatikanku dari atas ke bawah seolah berpikir keras. "Kalau aku pria, aku pasti takkan menolakmu!"

"Kalau begitu Tuan Shi, maukan kau menjadi suamiku?"

"Eww ... aku masih doyan cowok!" Ia membuat mimik muka 'jijik', membuatku tertawa. "Err ... C? Bukankah itu mereka?"

"Mana?" Aku kembali mengangkat kepala tinggi. Mengikuti arah mata Shiho mereka berpindah tempat ke bangku di bawah pohon, tak jauh dari tempatku berdiri. Rupanya bukan aku saja yang memperhatikan mereka, hampir separuh penghuni di sini, of course ladys, melihatnya seperti menelanjangi tiap inchi tubuh mereka. Aku kembali memutar mataku.

"Biar kutebak si rambut silver itu Yzak dan yang duduk dipangkuannya adalah Flay Allster, ia cukup populer padahal seangkatan dengan kita. Si hitam manis itu pasti Dearka dan ... aku tak tahu siapa gadis di kedua sisinya itu, mungkin hanya gadis pelepas lelah saja, then ... berambut coklat itu pasti Kira, gosh ... kalian mirip sekali C! Save the best for last ... tadaa~ The Athrun Zala! Lihat si bitch rambut merah yang menggandeng erat lengannya itu? Ya ampun C, bahkan Athrunmu tak menganggap ia exist? Hahaha ... ia lebih memilih berbicara dengan kakakmu!"

Justru ... kurasa Shiho lebih cocok sebagai adik Kira mengingat mereka mempunyai warna rambut dan mata yang hampir senada.

Dan yang jauh lebih penting daripada itu adalah …

Ketika Shiho berkata "Athrunmu" wajahku menghangat. Andai itu benar! Sigh ... Aku tahu, sejauh apapun para wanita itu mendekati mereka, Kira dan Athrun takkan peduli, tapi ... tetap saja membuat iri, marah dan cemburu. Ingin aku menendang pantat silikon mereka sampai ke langit ketujuh.

Mataku membulat ketika ada sebuah lengan melingkar di pinggang Shiho, baru saja akan kuhajar siapapun itu, sebuah lengan lain merangkul bahuku, menahanku di sana. Kulihat ekspresi kesal Shi, ia mencoba menahan amarahnya.

"Hai sweety, sendirian? Kalian baru di sini?" Pria kurang ajar ini bahkan berani berbisik di telingaku! Matilah siapapun kau!

"Mau ... bermain bersama kami? Biar kami tunjukkan tempat ini pada kalian?" Kali ini pria disebelah Shi angkat bicara dengan nada merayu.

Kami mencoba melepaskan diri secara halus. Walaupun kami pintar 'menghajar' orang bukankah lebih baik tak membuat suatu 'acara' sendiri apalagi kalau kau masih siswa baru. Lagipula kalau Kira tahu, dia pasti akan menghukumku sebelum menghajar kedua makhluk brengsek ini sampai mampus.

"Tidak terima kasih. Bisakah kau lepaskan tanganku maniak?" ucap Shiho tersenyum kecut masih memandangku.

"Lepaskan! Atau kalian akan menyesal!" Maaf Shi, aku tak bisa berbasa-basi, aku mulai risih dengan mereka.

"Whoa ... aku suka mereka!" sahut pria disampingku. Malah mendekatkan tubuhnya padaku.

Freakin' shit!

"Ya, kau benar," balas yang lain. "Kau tahu sayang, tak usah malu, aku tak menggigit kecuali bila kau minta."

Eww ...!

Aku mau muntah. Sudah cukup, aku tak tahan lagi!, Shihopun kelihatannya sudah tak sabar lagi.

Kuberi mereka kesempatan terakhir, "Lepaskan atau ... -"

"Atau apa manis?" Pria disampingku kembali berbisik.

"Atau kami akan menghajarmu!"

Eh!?

Itu bukan suara Shi, apalagi milikku. Suara itu sangat kukenal. Kami semua terkejut dan berbalik. Benar, itu Kira! Dan dibelakangnya ... A-Athrun!


TBC


A/N2: Sy tidak melupakan Tby dan La keduany masih dalam proses … Oh y~, HBD Shinn Asuka :D (telaaat :p)

Mind to review?

Thanks,

Fighting!

Nel ^o^)9

Last Edited : 18-12-2013

Publish : 04-09-2014