Present
~ JOURNEY ~
EXO FANFICTION
Main Cast : KAISOO COUPLE
Genderswitch
KIM JONGIN A.K.A KAI (NAMJA) X DO KYUNGSOO (YEOJA)
Support Cast : Akan bertambah seiring berjalannya ff
Rated: M
Genre : Family, Romance, Hurt/Comfort, Marry Life
Warning : Genderswitch, Typo(s) anywhere= lazy to edit hhheeee, OOC, cerita gaje,alur kecepetan, penyusunan kata yang tidak berdasarkan EYD, cerita sesuai apa yang dipikirkan hira :D
~Don't Like Don't Read~
Mungkin ini bakalan banyak obrolan dewasanya karena memang hira bikinnya begini kenapa di simpan di rate M karena alasan tadi, tapi mungkin ada anehnya sedikit hhee:D peace.
NOTE WAJIB DIBACA:
Buat Reviewer yang bernama berinisial Nay terimakasih sudah MEREVIEW FF hira. Yang hira bisa bilang saat ini adalah menulis itu butuh berpikir, hira memang belum bisa seperti author lain yang bisa mengupdate ff dengan cepat. Nay bilang hira ga bisa menulis, nah lebih baik sekarang silahkan Nay buat tulisan dengan chapter yang banyak dan diupdate tepat waktu ditengah semua kesibukan yang Nay punya. Hira suka menulis tapi hira juga punya pekerjaan lain didunia nyata. Kalau memang ga puas dengan ff ini karena updatenya lama, silahkan cari dan baca ff yang bisa menyenangkan dirimu dengan updatean yang cepat. Hira diajarkan untuk menghargai orang sekecil apapun yang ia lakukan, dan hira salut sama author yang kebanyakan punya segudang aktivitas lain namun masih menulis dan mengupdate tulisannya walaupun lama, tapi setidaknya mereka memikirkan para pebaca lewat kotak review yang mereka dapat. Dan semua tulisan mereka buat dengan berpikir, memikirkan jalan ceritanya ingin seperti apa dan bagaimana menyampaikannya dengan bahasa penulisan yang baik. So keep appreciate and try to find another author that you're satisfied in update time.
Nay bilang hira ga bisa nulis kan, ya udah jangan Nay baca tulisan hira lebih baik Nay bikin tulisan sendiri dan baca tulisan yang lain aja. Itu saran dari hira intinya.
Mohon maaf untuk segala kesalahan yang terdapat dalam cerita ini
Summary:
"Karena aku mencintaimu" nada suara Kyungsoo sama tingginya dengan Jongin/"Tapi aku tidak, kau puas? Aku tidak mencintaimu. Kau hanya istriku aku tak mau kau tahu segala urusanku" Kyungsoo menutup mulutnya ketika Jongin membentaknya kemudian berlalu pergi meninggalkannya sendirian di kamar"/ it's Kaisoo as Main pair/GS/DLDR/Hurt/Romance.
Disclaimer : The story is real belong to my imagination, so in the other words it's belong to me :D
It's Kaisoo couple and genderswitch
Hope you like it and Happy Reading ^_^
.
.
Previous Chapter
"Aku menyayangimu Jongin, kau sudah seperti anakku sendiri hiks..hikss..kenapa kau berbuat seperti ini pada istri dan anakmu? Aku baik-baik saja jika kau berbuat seperti ini padaku tapi enapa? Kenapa harus pada Kyungsoo dan Sehun?" tanyanya sambil terisak.
"Ku mohon percayalah padaku" Leeteuk menggeleng "Aku akan percaya jika aku ada didalamnya" seketika Jongin mengerang, sungguh yeoja paruh baya dihadapannya ini sangat keras kepala.
"Ini keputusanku jadi tak ada penolakan" Jongin melangkah pergi meninggalkan Leeteuk yang terisak-isak sendirian.
"Kyungsoo….hiks…Sehun…mianhae..hiks..mianhae…" gumamnya ditengah tangis dan keheningan.
-JOURNEY CHAPTER 11-
"Ah~~~Jonginh~~shhhh~~~"
Malam yang pekat oleh kegelapan, penghantar tidur bagi yang lelah. Namun di kamar Jongin begitu riuh dengan desahan-desahan indah yang keluar dari bibir cherry Kyungsoo sementara Jongin yang mendengarnya hanya bisa tersenyum puas melihat istri yang berada dibawahnya mendesahkan namanya sambil sesekali merintih nikmat dalam kegiatan mereka.
Ini sudh jam 02.00 ketika Jongin terbangun pada pukul 01.00 dini hari dan memandang Kyungsoo yang tengah terjaga karena haus yang mendera kerongkongannya. Melihat istrinya terbangun inilah yang Jongin lakukan. Menikmati malam dengan bercumbu.
"Ah~~~"
Lagi, bibir merah itu mengeluarkan desahannya.
Bibirnya yang sedikit terbuka dan tangannya yang meremas-remas sprei biru langit yang sudah kusut dengan peluh yang membanjir dimana-mana bukan membuat sang suami ingin berhenti tapi ingin terus memuaskan untuk menuntaskan hasratnya pada sang istri.
Kakinya sudah lemas tak mampu lagi untuk melingkari pinggang suaminya dan hanya bisa terkulai sambil sesekali menegang ketika nikmat menyapa. Dengan hentakan yang makin lama makin kuat menghujam tubuh sang istri dengan mulut yang tak berhenti diam memberikan kenikmatan yang lebih lagi pada sang istri agar terus bisa mengikuti memenuhi kebutuhannya.
"Jonginh~~shhh~~ah~~ jangahh~~~disituh~~~"
Ucap Kyungsoo sambilmendesah ketika mulut suaminya menghisap kuat puncak breastnya, sungguh kalau begini caranya ia akan cepat lelah sementara suaminya ini pasti akan membuatnya bergelung lama.
"Bersama sayang, aku akan keluar bersamamu" ucap Jongin sambil terengah menahan nikmat. Kyungsoo menggeleng ia takut Jongin membohonginya seperti sebelumnya. Ketika Kyungsoo mengeluarkan kenikmatannya Jongin belum bisa terpuaskan juga hingga akhirnya Kyungsoo harus menahan lelah karena harus bekerja lebih.
CHUP~~~
Jongin mencium dan melumat rakus bibir cherry yang sudah membengkak itu, tak tanggung-tanggung melesakkan lidahnya kesana menguak rongga mulut istrinya hingga tubuh sang istri melengkung merasakan kenikmatan yang sudah tak bisa dibendung lagi sementara tubuh Jongin menekan tubuh kecilnya karena merasakan hal yang sama.
"Ah~~/Sayangh~" dua lenguhan itu mengakhiri kegiatan panas keduanya.
Namun penyatuan mereka belum terlepas, sambil terengah keduanya menatap mata satu sama lain, menyelami apa yang ada di dalam mata pasangan mereka walau hanya ditemani lampu tidur yang temaram.
"Sudah?" tanya Kyungsoo ketika ia menyingkirkan anak rambut dari kening suaminya. Jongin mengangguk merubah pisisinya mendadi disamping Kyungsoo.
CHUP~~
CHUP~~
Kyungsooo merasakan kecupan-kecupan intim yang diberikan suaminya pada pundak basahnya "Istirahatlah" ucap Kyungsoo sambil membalik badan menghadap Jongin. "Besok libur Kyung, aku ingin melakukannya terus sampai pagi mungkin" segera Kyungsoo menutupi seluruh tubuhnya hingga ke leher dan berguling menjauhi Jongin ketika Jongin berucap demikian.
"Andwae! Besok kau berjanji pada Sehun menemaninya main dengan Zifan" Jongin menepuk keningnya "Aishh~~~ aku hampir melupakannya" Kyungsoo tersenyum "Tidurlah, bukankah besok ada hal penting yang akan kalian bicarakan?" Jongin mengangguk.
Ia memang bilang pada Kyungsoo akan membicarakan hal penting, walaupun Kyungsoo tak tahu mereka akan membicarakan apa tapi setidaknya Jongin sudah berusaha terbuka padanya.
"Kemarilah, aku juga butuh selimut" Kyungsoo menggeleng "Kau kan sudah mengunci pintu, matikan saja pendingin ruangannya jadi kau tak akan kedinginan" Jongin ingin tertawa, ia tahu Kyungsoo takut diserang lagi olehnya.
"Kemarilah aku ingin memelukmu ketika tertidur" Kyungsoo masih menggeleng 'Oh, betapa ia bersyukur diberi istri yang menggemaskan seperti Kyungsoo dalam hati'.
"Wae?" Jongin bertanya "M-milikmu be-berdiri lagi" jawab Kyungsoo sambil menenggelamkan wajahnya dalam selimut hinggat tertutup. Jongin terkikik geli, ia tahu Kyungsoo pasti sangat malu "Oh, jadi kau sudah tahu ya" Kyungsoo tak bergerak dalam selimutnya "Baiklah kalau begitu aku saja yang menghampirimu".
"Andwe! Lepas Jongh~enghh~ah~~~".
Terlambat, Jongin sudah menindihnya dan mencumbunya kembali dengan sangat memaksa.
.
.
.
.
"Kau mau kemana hari minggu begini Park?" Baekhyun bertanya ketika melihat suaminya meraih kunci mobil diatas meja ruang tamu mereka.
"Oh, ada hal penting yang harus aku, Jongin dan Kris hyung bicarakan" jawab Chanyeol seadanya "Dimana?" Bakhyun bertanya lagi "Di Rainbow cafe" Bekhyun mengerutkan keningnya, bukankah Rainbow café itu ada didekat panti asuhan dimana Rainbow orphanage yang membukanya?
"Kris hyung membawa Zifan dan Jongin membawa Sehun sayang, jadi mereka setidaknya bisa main dengan anak-anak sementara kami bisa mengawasi" Baekhyun mengangguk mengerti.
"Tapi, kenapa harus ke dekat panti asuhan? Kau tahu jaraknya cukup jauh" Chanyeol berpikir sejenak "Aku juga tidak tahu, Jongin yang memutuskan bertemu disana . Aku akan mengantarmu ke rumah Jongin, kau sudah janjian dengan Kyungsoo disana untuk ikut belanja dengan Teukie ajhuma kan?".
Baekhyun segera mengambil tas tangannya dan menggandeng lengan suaminya "Walaupun aku belum puas dengan jawabanmu, aku akan menuntut penjelasan" Chanyeol menghela nafas jengah akhir-akhir ini Baekhyun ketularan Tao dengan mencurigai dirinya.
.
.
"Kau lama hyung" protes Jongin ketika Chanyeol menarik kursi disampingnya "Maaf, Baekhyun terlalu banyak bertanya. Sepertinya ia sudah mencurigaiku sama seperti Tao noona yang mencurigai Kris hyung" Jongin mengangguk mengerti, memang kedua sahabatnya ini akhir-akhir ini agak berubah karena mereka mengetahui hal yang besar sementara istri mereka belum menyadari apapun.
"Baiklah, kita mulai saja pembicaraan ini"
.
.
.
.
"Kau baru pulang?" Kyungsoo bertanya ketika ia mendengar pintu rumah dibuka "Mian aku membangunkanmu" ucap Jongin dingin. Ya, Kyungsoo ketiduran disofa ketika menunggui suaminya pulang, segera ia meraih tas Jongin dan mengikuti namja itu ke kamar mereka.
"Sebenarnya apa yang sedang terjadi?" tanya Kyungsoo ketika ia melepas simpul dasi dileher Jongin "Tidak ada apa-apa hanya masalah pekerjaan" selalu.
Selalu jawaban yang sama yang dikeluarkan suaminya seminggu ini, jujur ia jengah jika seperti ini. Jongin sudah berjanji padanya untuk berbagi apapun yang terjadi tapi sekarang? Namja itu tengah berbohong padanya. Apa Kyungsoo masih harus percaya lagi dengan jawaban yang sama? Oh sepertinya ia harus bertanya lebih dari ini.
"Sudah seminggu ini jawabanmu sama, sebenarnya apa yang sedang terjadi eoh?" Jongin melirik Kyungsoo tak suka. Ia lelah dan Kyungsoo menuntut penjelasan yang mebuatnya tak nyaman.
"Bisakah aku tidur sekarang?" pertanyaan Kyungsoo hanya dijawab dengan pertanyaan lagi "Jongin, aku tahu semua ini urusanmu tapi aku benar-benar mengkhawatirkanmu. Kau tahu waktu hari libur kemarin kau melupakan janjimu pada Sehun dan selalu pulang larut malam. Kau tahu ini jam berapa? Jam 01.00 malam, kau pikir apa yang kau lakukan dengan pekerjaanmu jika taka da masalah yang gawat eoh?" Jongin menatap datar wajah Kyungsoo.
"Tidurlah, kau harus istirahat" hanya itu jawaban yang Jongin berikan "Tidak, sebelum kau menjelaskan padaku" jawab Kyungsoo dengan penuh penekanan.
"Jawabanku hanya satu dan kau sudah mendengarnya diawal" Kyungsoo menggeleng "Jawab yang jujur Jongin, kau sudah berjanji padaku untuk.."
"Kau cukup percaya padaku" Kyungsoo mulai jengkel "Kau sudah janji Jongin, akan membagi semuanya denganku" Kyungsoo membela diri.
"Memangnya siapa dirimu eoh?" tanya Jongin remeh.
"Aku istrimu" jawab Kyungsoo cepat.
"Jika kau istriku, seharunya kau sudah faham jawabanku" Kyungsoo sudah tak tahan. Apa sulitnya menjawab pertanyaannya?
"Kau tahu aku mengkhawatirkan…"belum sempat selesai JOngin memotong ucapannya "Atas dasar apa kau khawatir padaku eoh?" nada suara Jongin mulai meninggi.
"Karena aku mencintaimu" nada suara Kyungsoo sama tingginya dengan Jongin, jujur ia sungguh sudah tak tahan dengan kelakuan Jongin seminggu ini. Pulang larut malam, melupakan semua janji pada anaknya, tidak teratur makan dan tidur. Sungguh Kyungsoo begitu khawatir pada ayah Sehun ini.
"Tapi aku tidak, kau puas? Aku tidak mencintaimu. Kau hanya istriku aku tak mau kau tahu segala urusanku" Kyungsoo menutup mulutnya ketika Jongin membentaknya kemudian berlalu pergi meninggalkannya sendirian di kamar.
Setelah sekian lama, ia baru merasakan Jongin meninggalkannya.
.
.
BRAK!
Jongin menutup pintu kamar tamu dengan keras kemudian menghempas kasar tubuhnya keranjang bersprei putih itu. nafasnya memburu sementara pandangannya menatap nyalang langi-langit kamar yang gelap.
"Sial, kenapa jadi seperti ini" desisnya kesal.
.
.
"Hiks…hiks…" tangisan itu begitu memilukan, walaupun teredam gemerisik suara shower tetap saja isakan keras itu masih bisa terdengar.
"Aku tak tahu…hiks…ternyata sesakit ini" ucap Kyungsoo entah pada siapa. Ia terduduk dilantai kamar mandi sambil memeluk lututnya sendiri, membiarkan air dingin yang di keluarkan shower itu membasahi gaun tidurnya.
"Hiks..hiks…"
'Aku mencintaimu'
Ucapannya terngiang di pikirannya.
'Tapi aku tidak, kau puas? Aku tidak mencintaimu. Kau hanya istriku aku tak mau kau tahu segala urusanku'
Lagi, ucapan Jongin terngiang entah untuk yang ke berapa kalinya. Membuat mata cantik itu semakin berair dan bibir hearth shape itu makin terisak dan memucat seiring dingin menerpanya. Tapi Kyungsoo tak memperdulikan semua itu. yang ia tahu adalah rasa sakitnya yang tak kunjung hilang.
.
.
"Aishh.. kenapa aku tak bisa tidur" Jongin mengacak rambutnya sendiri, sudah 45 menit ia mencoba memejamkan matanya namun bukannya terpejam malah ia makin kesal dengan rasa resah yang menghinggapinya.
.
KLEK!
Jongin membuka pintu kamarnya hati-hati, ia berharap Kyungsoo sudah tertidur agar bisa memeluknya, mencari ketenangan tubuh Kyungsoo yang selalu berhasil menanangkan danmembawanya kealam mimpi.
"Kyungsoo" ucapnya begitu pelan ketika tak menemukan Kyungsoo diranjangnya. Namun seketika matanya membulat lebar mendengar bunyi gemericik air diiringi isakan pilu yang sungguh, Jongin paling tak mau mendengar isakan ini.
Segera ia melangkah menuju kamar mandi dan memutar kenop pintu yang tak terkunci itu "KYUNGSOO!" serunya dengan langkah cepat dan lebar ia memasuki kamar mandi dan memaksa mengangkat tubuh Kyungsoo yang sudah bisa dipastikan yeoja itu tak akan bisa berontak.
Bibirnya biru karena kedinginan menandakan betapa kaku tubuhnya yang dingin hampir menyamai es.
"Apa yang kau lakukan?" Jongin bertanya dengan nada yang ngotot sambil tangannya sibuk melepas satu-persatu pakaian Kyungsoo yang basah, sementara Kyungsoo sudah tak bisa melawan. Bibirnya bergemelatuk tapi isaknya tak juga berhenti.
Setelah menglepas pakaian Kyungsoo Jongin melepas pakaiannya sendiri karena ia juga sama-sama basah, lalu dengan cekatan mengambil pakaian dilemari lalu memakaikannya pada Kyungsoo dan menyelimuti yeoja itu.
"Kau masih kedinginan?" Jongin bertanya sambil mengeratkan pelukannya pada tubuh Kyungsoo didalam selimut.
Ini sudah jam 2 Jongin yakin Kyungsoo pasti sudah teralu lama berada dibawah guyuran air "Aishhh~~~" ia kesal dan pada akhirnya merobek-robek pakaian Kyungsoo.
Kyungsoo menggeleng takut, ia mencoba sekuat tenaga menahan tangan namja tan yang tengah dilanda frustasi ini.
"Tidak ada cara lain, ini akan membuat suhu tubuhmu cepat hangat" jelasnya. Dan Kyungsoo sudah tak bisa menolak lagi ketika Jongin mencumbui tubuhnya dengan begitu lembut dan ahli.
.
.
.
.
-Kyungsoo's Side-
"Hiks…hiks…"
Lagi suara isakan itu menggema didalam kamar sederhana dengan penerangan lampu tidur yang menemaninya. Gemerisik hujan yang menyapa jendela seolah menemani tangisnya di malam ini.
Ia merasa seperti baru kemarin ia berkumpul bersama dengan kedua istri rekan kerja suaminya dimana kejadian pahit nan membingungkan itu bermula menimpa ia beserta istri yang lainnya.
Ia mengusap perut buncit yang kini sudah genap berusia enam bulan. Ya, tak terasa sudah enam bulan lamanya ia berada disini tepatnya di desa Wengen yang terpencil dan indah berlatar pengunungan Alpen di Bernese Oberland, Swiss. Ya, sudah lama semenjak ia membuka mata dan ia sadar dirinya ada didalam pesawat yang tengah berada dalam penerbangan menuju tempat ini.
Iya, enam bulan yang lalu Jongin membuangnya bersama Sehun, oh tak hanya dirinya yang merasa dibuang bahkan Baekhyun, Tao dan Zifan juga merasakan hal yang sama karena mereka berada dalam pesawat yang sama dengan keadaan yang sama.
Flash Back On -6 Months ago-
"Ugh…" Kyungsoo melenguh, matanya mulai terbuka dengan pandangan yang makin lama makin jelas melihat sekitarnya. Ia merasa barusan ia tertidur di kamarnya namun ia merasa kamarnya berubah.
"Dimana ini?" tanyanya lemah "Kau sudah bangun sayang?" suara wanita menyapa pendengarannya "Ajhuma, aku dimana?" tanyanya lagi. "I-ini pesawat?" Baekhyun yang duduk di belakanya menyahut dengan nada terkejut.
"Apa?" Kyungsoo memekik keras "Bagaimana bisa? Ada apa ini ajhuma?" tanya kyungsoo tak sabaran sementara Leeteuk hanya bisa menunduk diam.
"Tenanglah Kyung, nanti setelah sampai di tempat tujuan ada yang ingin aku bicarakan" jelasnya "Kenapa tidak sekarang saja ajhuma?" kini Baekhyun dan Tao yang menginterrupsi.
"Baiklah, kita akan pergi ke desa di Swiss tepatnya desa Wengen dan kita akan tinggal disana mulai sekarang namamu adalah Irene tunjuknya pada Kyungsoo, Sehun akan dipanggil Steve, Zifan bernama Kevin, Tao bernama Lidya dan Baekhyun identitas namamu adalah Elsa dan aku Diana" jelasnya.
"Kita akan tinggal disana karena kalian tak mungkin tinggal di korea, jadi apapun yang terjadi jangan pernah menganggap suami kalian membuang kalian. Kalian cukup percaya pada mereka walaupun mereka tak dapat kalian lihat lagi. Ingatlah hal yang selalu mereka katakan pada kalian, cukup percayalah pada mereka" jelas Leeteuk sambil memandangi mereka dengan tatapan iba yang begitu menyesakkan. Namun pandangan mata mereka memancarkan ketidak puasan "Aku sudah cukup pusing jadi jangan bertanya apapun oke" akhirnya mereka mengurungkan niatnya untuk bertanya lebih jauh lagi.
"Apa yang terjadi sebenarnya?" gumam Baekhyun
"Jangan bertanya lagi karena tugasku hanyalah menjaga kalian semua, itu yang mereka perintahkan jadi kumohon mengertilah keadaanku" ucap Leeteuk begitu sendu "Baiklah ajhuma, kami percaya padamu" Zitao dan Kyungsoo kemudian menggenggam tangan yeoja paruh baya yang gemetar itu. mereka tahu sedari tadi Leeteuk menahan tangisnya.
"Disana sudah ada rumah yang bisa kita tempati, yah karena desa wisata jadi rumah kita layaknya villa kalian tidak perlu bekerja ada uang yang aku punya dalam tabunganku dan selama aku disini sudah pasti aku mendapat gaji" ketiganya menggeleng "Kami bisa bekerja" Leeteuk menggeleng "Mereka tak memperbolehkan kalian bekerja" jawabnya "Bagaimana kalau membuka toko didepan rumah?" jawab Kyungsoo dan dua yeoja lainnya mengangguk antusias membuat Leeteuk menghela nafasnya pasrah "Baiklah-baiklah tapi tidak keluar desa" ketiganya mengangguk setuju.
Flash back End
Selama enam bulan ini banyak hal yang terjadi dari mulai dari Kyungsoo yang baru mengetahui ia hamil tiga minggu setelah seminggu berada di Swiss dari seorang dokter yang di undang ke rumah untuk memeriksanya ketika ia selalu muntah-muntah di pagi dan menjelang petang hari, Sehun dan Zifan yang terus menanyakan keberadaan ayah mereka dan tak jarang ketika mereka merengek mereka meminta ayahnya untuk berada disisi mereka walau hanya untuk dipeluk.
Tapi apa yang mereka dapatkan? Bukannya pelukan, melihatnyapun mereka tak mendapatkannya. Dan selama mereka tinggal disini, Zitao yang selalu menjadi yang paling tegar dan berusaha tenang. Dan itu menjadi contoh bagi Baekhyun dan Kyungsoo dan sedikit demi sedikit mereka banyak menoreh senyum.
Mereka mulai saling belajar dari satu sama lain, Zitao mengajari mereka membuat pernak-pernik lucu menggunakan pita dan kain planel, Kyungsoo yang mengajari mereka merajut untuk membuat syal, sarung tangan dan topinya bahkan pakaian untuk cuaca yang cukup dingin di sana. Tak lupa Baekhyun yang mengajari mereka teknik oshibana yaitu merangkai tanaman kering yang ia pelajari waktu menemani Chanyeol dalam perjalanan bisnis ke Jepang dari keahlian Baekhyun mereka membuat pembatas buku, cover album atau diary buku.
Karena desa Wengen adalah desa yang asri dan indah karen mobil dilarang masuk desa. Jika wisatawan akan ke desa mereka harus menggunakan kereta yang akan menghabiskan waktu 15 menit. Jadi jika Leeteuk akan berbelanja keperluan usaha mereka, ia akan ikut keluarga Markus yang tetangga sebelah rumahnya yang memang setiap minggu pergi ke kota untuk mencari bahan keperluan ski untuk tokonya.
Keadaan dirumah ini sangat baik, udara yang bebas polusi keamanan yang terjamin, ketenangan yang begitu memanjakan pikiran dan jiwa. Ya seharusnya ketenangan bisa mereka peroleh, namuan bagaimana bisa tenang jika kita tak tahu keadaan orang yang kita cintai? Tanpa meninggalkan pesan mereka memaksa kita pergi dari hidup mereka.
Oh, ini sungguh menyakitkan.
"Ibu hamil itu harus bahagia agar bayi dalam kandungan tumbuh sehat dengan baik, jangan membenci suami kita karena bayi kita akan terlihat menakutkan" begitulah nasihatnya. Membuat Baekhyun dan Kyungsoo makin dewasa menghadapi keadaan. Namun tak dapat dipungkiri ketiga yeoja yang tengah mengandung itu terkadang berlaku seperti Kyungsoo saat ini.
Menangis diam-diam didalam keheningan mengkhawatirkan sosok yang sangat mereka cintai namun tak dapat terjangkau oleh pandangan mata. Tak ia pungkiri, ia sangat membutuhkan keberadaan Jongin disisinya, terlebih ia tengah mengandung dan ini adalah kehamilan kuat pertamanya.
Namun apa yang ia dapat? Menghadapi masa-masa sulit di trimester pertama dengan selalu muntah-muntah yag begitu melemahkan tubuhnya tanpa Jongin.
"Jongin, apa kau baik-baik saja disana?" lirihnya dalam keheningan.
.
.
.
.
-Jongin's side-
"Bagaimana keadaanya Jongin?" Jongin menoleh kebelakang dan mendapati Kris berjalan kearahnya "Dokter bilang dia sudah melewati masa kritisnya hyung, hanya saja tulang tangan kirinya patah jadi jika ia sembuh butuh waktu sebulan menyembuhkan patah tangannya" jawab Jongin sambil memandang Chanyeol yang terbaring tak sadarkan diri.
"Berarti patah tulangnya tak begitu berat" Jongin mengangguk.
Chanyeol sudah dua minggu masuk rumah sakit setelah mobilnya ditabrak oleh sebuah mobil box pengangkut paket pengiriman. Dan ia langsung ditangani oleh Joomyeon di rumah sakit milik Jongin, ia memindahkan Joonmyeon untuk sementara agar bisa tenang mengawasi Chanyeol. Sementara Chen telah berhasil menjebloskan sang pelaku ke penjara.
"Kau makanlah dulu, biar aku yang menjaganya" ucap Kris sambil menepuk bahu Jongin yang di jawab dengan anggukan.
.
.
"Hujan" gumam Jongin ketika ia mengalihkan pandangannya ke jendela ruangan Joonmyeon tempat ia dan Kris biasanya mengisi perut. Karena Lay dan Xiumin selalu menyimpan makanan disana untuk mereka.
"Kyungsoo, apakah kau baik-baik saja?" ucapnya pelan entah pada siapa, karena disana ia hanya seorang diri.
"Apakah Sehun dan bayi dalam kandunganmu tumbuh sehat?" ia mulai bermonolog "Semoga kalian semua baik-baik saja, Kyungsoo, kepergianmu. Mengapa begitu menyakitkan?" tanya Jongin sebelum pikirannya berkelana mengingat kejadian enam bulan yang lalu ketika ia memutuskan secara tiba-tiba untuk mempercepat segalanya.
Flash back on -6 Months ago-
"Ada apa kau mendadak memanggil kami?" Kris bertanya sambil duduk di kursi seberang meja Jongin yang disusul oleh Chanyeol.
"Chan hyung, tolong urus keberangkatan menuju Canada malam ini" Chanyeol melotot mendengar penuturan Jongin yang terkesan sangat mendadak bukankah rencana mereka tidak seperti ini? Batinnya.
"Identitas mereka sudah disembunyikan kan? Jadi aku minta penerbangannya tengah mala mini juga" Kris menggebrak meja "Sebenarnya apa yang kau bicarakan Kim Jongin?" Kris bertanya dengan nada super kesal.
"Sudah seminggu" keduanya terdiam tak mengerti maksud ucapan Jongin "Kyungsoo hamil" mata keduanya kini melotot tak percaya.
"Jangan bercanda Jongin" Chanyeol mencoba menahan Kris ketika namja itu menarik kerah kemeja Jongin "Itu sebabnya dia harus pergi secepat mungkin" kini pandangan Jongin berubah sendu sementara Kris memijit pelipisnya karena pening yang mendera.
"Apa Kyungsoo sudah mengetahuinya?" pertanyaan Chanyeol hanya dijawab gelengan oleh Jongin. "Hanya aku yang mengetahuinya ketika Kyungsoo pingsan seminggu yang lalu dan aku meminta dokter merahasiakannya" jelas Jongin.
"Baekhyun juga sama kehamilannya baru tiga minggu" akhirnya Chanyeol bersuara "Tao, tujuh minggu" kini Kris yang berucap lirih. "Kenapa kalian tak mengatakannya dari awal eoh?" Jongin memukul mejanya frustasi "Aku tak mau membuat kalian cemas, lagi pula Tao sepertinya ingin memberiku kejutan dengan menyembunyikannya tapi tanpa sengaja aku melihat hasil tes dari rumah sakit ketika ia tertidur" jawab Kris.
"Aku mengetahuinya ketika tetanggaku menelfon, ia bilang Baekhyun pergi ke rumah sakit dan aku segera mencari tahu" ini sudah pasti jawaban Chanyeol.
"Kita lakukan mala mini" putus Kris. "Obat penenang, perubahan identitas dan tempat tinggal sudah kita urus. Sisanya sesuai yang kita rencanakan, suruh Chen membawa mobil dengan plat nomor yang sama dengan milik Jongin suruh Teukie ajhuma memancing mereka berkumpul ditempat yang sama sore ini juga" Kris dan Jongin mengangguk atas penjelasan Chanyeol.
Dengan jantung yang berdebar keras ketiga namja itu segera beranjak dari tempat duduk masing-masing.
Flash back end.
"Apa yang kau lamunkan?"
Tiba-tiba suara merdu itu menyeretnya kealam nyata "Memikirkannya lagi?" tanyanya lagi "Noona sejak kapan datang?" tanya Jongin pada yeoja yang dipanggil noona olehnya.
"Barusan aku datang, aku membawa pakaian ganti untuk kalian" jelasnya sambil menunjukkan tas yang sudah pasti berisi pakaian itu.
"Jongmin dan Daemi mana?" tanya Jongin lagi "Biasa, mereka ada diruangan Chanyeol" Jongin mengangguk, Jongmin dan Daemi adalah keponakannya yang akhir-akhir ini rajin kerumah sakit menjenguk Chanyeol karena Xiumin sang ibu yang harus mengurusi adik sepupunya yang tak lain adalah Jongin.
"Apa Chen hyung mendapatkan sesuatu?" Xiumin mengangguk "Apakah Yura baik-baik saja dirumah kalian?" Xiumin mengangguk lagi "Tidak ada yang pernah datang kerumah, jadi dia aman disana Jongin. lalu apakah kau sudah menemukan perbedaan kalung yang Seohyun tunjukan waktu itu?" ya, kalung itu adalah bukti dimana Sungmin tertabrak lari waktu itu. namun ketika Jongin dan Chen dengan berani mendatangi rumah Seohyun, yeoja itu mempunyai kalung yang sama.
"Sudah noona, dia membohongi kita dengan membuat duplikat kalung yang detailnya tidak sama di beberapa bagian" Xiumin menghela nafas lega "Dasar yeoja itu, sudah pasti takkan mudah ditiru karena hanya ada 10 buah di dunia dan tak sembarang orang yang membuatnya" ucap Xiumin begitu jengah.
"Sudahlah noona, yang penting sudah ketahuan. Dan tolong lindungi Yura sampai akhir karena hanya ia satu-satunya saksi kematian appaku, rekaman saat ia masih menjadi maid rumahku adalah kunci kebenaran" Xiumin mengangguk "Lalu bagaimana dengan akta asli itu Jongin? kapan kau akan membongkarnya?" Jongin tersenyum penuh arti "Sebentar lagi, setelah Chanyeol hyung pulih" ucapnya yakin.
.
.
.
.
"Bagaimana?" Seohyun bertanya pada Yoona yang kini tengah menyesap wine di ruang kerjanya "Dia kritis, si Park Chanyeol itu kritis dan banyak yang berjaga di rumah sakit" jelasnya dengan nada penuh rasa kesal.
"Kita harus bergerak cepat, mereka sudah menipu kita dengan keberangkatan istri dan anak mereka ke Kanada padahal mereka tak pergi kesana sama sekali" Seohyun berucap begitu frustasi "Tapi apakah mereka mengetahui kalungmu?" Seohyun menggeleng "Aku membuat duplikatnya dan bodohnya Chen dan Jongin datang kerumahku dan terkecoh dengan kalung ini jadi aku tenang" Yoona mengangguk dengan seringai yang menakutkan.
"Kita tak belum bisa membunuh Kim Sehun karena identitas yang tak di ketahui, jadi kita harus pastikan ketiga namja itu lenyap tanpa harus menunggu digantung" Seohyun mengangguk setuju "Tapi pastikan dulu pertunangan bahkan ernihakan harus terjadi" Yoona mengangguk lagi. "Tenang saja, hal itu akan segera terwujud sahabatku" dan mereka tertawa begitu nyaring tanpa menyadari apakah benar hari esok akan sesuai dengan apa yang mereka inginkan atau tidak.
.
.
.
.
"Yeah! Akhirnya kita sudah mengetahui dimana si Seohyun itu membeli secara sah kalung sialannya itu" ucap Kris dengan nada begitu senang. "Ya, sebentar lagi bukti akan menjawab kebenarannya" timpal Jongin.
Ya, mereka hari ini mengunjungi salah seorang pengoleksi perhiasan yang baru pulang dari Scotlandia dan betapa bahagianya ketika sang kolektor membuktikan siapa saja yang membeli perhiasan terbatas tersebut dan disana mereka melihat tanda tangan asli Seohyun dan tanggal pembeliannya.
Dan diperjalanan berbagai pasang mata memandang terpesona pada mereka, ya, bagaimana tak terpesona walaupun hanya memakai kemeja seadanya dan celana jeans yang membalut kaki jenjang mereka ditambah sepatu kets kedua namja itu masih mempesona para yeoja yang menatapnya di perjalanan menuju mobil mereka. Tanpa mereka tahu, bahwa status keduanya sudah berkeluarga.
"Eoh, hyung aku lupa mengambil ponsel yang aku titipkan di toko sebrang jalan tadi, aku ambil dulu kau duluan ke mobil saja" Kris mengangguk dan Jongin segera berlari menyeberang jalan.
"Hei anak muda" sdua orang pria tambun yang tak dikenal menghalangi jalan Kris yang sudah tinggal beberapa meter lagi dari mobilnya. "Aku tak punya urusan dengan kalian" ucapnya dingin.
BUGH!
belum sempat menlajutkan langkahnya Kris sudah terjatuh karena tendangan yang begitu kuat di perutnya.
"Serahkan kalung itu pada kami" ucap salah satu diantara mereka. Sementara Kris menggenggam kalung itu begitu erat.
BUGH!
Kris melawan dengan menendang salah satu dan memukul yang lainnya. Namun tenaganya habis ketika dua pria tambun itu menghajarnya bersamaan dengan membabi buta, hingga salah seorang diantara mereka mengeluarkan pisau tajam dan…
BLASH!
Kris merasakan perut bagian kanannya begitu nyeri, setelah babak belur hingga mengeluarkan darah dari mulut suami Huang Zitao tersebut ditikam dengan pisau tajam.
SRET!
pisau itu dicaput paksa oleh sang penikam dan kalung itu direbut paksa, dengan badan yang sudah tak kuat menopang tubuh Kris merangkak menuju dua orang yang menghajarnya itu dan memegang kakinya "Ke-kembalikan ka-kalung itu" ucapnya terbata dan…
BUGH!
Satu tendangan di bahu Kris menjadi penutup perjumpaan mereka.
"HYUNG!" Jongin berlari secepat yang ia bisa ketika ia mendapati tubuhKris yang tergolek di tengah jalan "Mi-mianh Jongin ka-kalung itu" Jongin menggeleng "Aku tak bisa menjaganya" JOngin menggeleng lagi "Jangan pikirkan kalung itu hyung lebih baik kau diam dan bertahanlah" ucap Jongin begitu frustasi.
Tangannya gemetar menutupi luka Kris agar darahnya tak keluar, namun nihil
"SESEORANG TOLONG PANGGILKAN AMBULAN!" teriaknya ditengah kesunyian sementara Kris sudah tak sadarkan diri.
TBC
Hai-hai…hira datang lagi di bulan juli ini hhheeee.. gimana dengan chapter ini?
Apakah sudah jelas konfliknya kah?
Atau penyelesaiannya kah?
Atau terlalu banyak musibahnya?
Hheee hira memang membuatnya jadi seperti ini di chapter ini karena konflik yang sudah di perjelas karena Jong, Chan, Kris yang memutuskan membuat penyelesaian masalah. Alias ini klimaks masalah yang ingin hira tunjukkan sekarang.
Mianhae kalau chap ini seandainya mengecewakan chingu semua, karena memang konflik seperti ini yang hira bangun disini.
JEONGMAL GAMSAHAMNIDA UNTUK REVIEW, FAV, FOLLOW, PM DAN BACANYA ^_^ hira sangat senang sekali membaca review dan mengetahui respon chingu semua. Hira sangat berharap kalau chap kali ini tidak membosankan dan mengecewakan chingu semuanya.
JEONGMAL MIANHAE kalau hira belum bisa bales REVIEnya satu-satu tapi percayalah, hira membaca semuanya, hira cut dulu ya sampai disini. Oh iya JENGMAL GAMSAHAMNIDA JUGA buat yang udah mampir di ONESHOOTNYA hira yang berjudul "MINE" ya mianhae kalau hira menulis dengan kurang informasi mengenai psikologi karena hira males baca informasi yang lebih detail. Hira lebih suka baca buku tentang motivasi jadi ga kepikiran buat nyari info lebih lanjut tentang psikologi jadi seadanya. Mian ya, semoga kritikannya bisa membuat hira lebih menggali lagi.
Mianhae kalau hira curhat dulu diatas ya, karena hira merasa harus memberi penjelasan disini. See you in the net chapter ya, hira harap chingu semua tidak bosan mengikuti ff hira ini. Semoga respon chingu semua bertambah baik sama hira ^_^ Mianhae kalo hira banyak kata dan ceritanya kurang panjang. :D
Pai pai *dadah bareng semua casts.
*DEEP BOW