Kyungsoo pernah berangan – angan sebelumnya. Ia mempunyai impian sama dengan anak – anak terlantar kebanyakan. Mempunyai rumah mewah dengan kolam renang didalamnya. Kamar yang luas dengan perabotan lengkap, meja makan yang di penuhi makanan enak dan lezat, dan sekolah elit dengan fasilitas terlengkap. Dan ia akan menggunakan mobil mewah kemana – mana.

Dan ketika dirinya kini dihadapankan oleh angan – angan yang hampir terwujud, Kyungsoo ternganga. Tak percaya apa yang dilihatnya saat pertama kali ia menginjakkan kakinya di keluarga Byun.

Disepanjang ia berjalan, ia melihat hamparan halaman luas bak lapangan tertangkap retina matanya. Mata besarnya bisa melihat sebuah taman kecil lengkap air mancur di tengahnya berdiri indah ditengah luasnya halaman rumah itu. Kyungsoo juga bisa melihat gazebo – gazebo unik disana membuat lidah Kyungsoo berdecak kagum walau samar.

Kyungsoo menyukainya. Yah menyukainya.

Ia menatap kagum dengan keadaan kamarnya yang luas dan bercat dinding kesukaannya. Bahkan ia langsung berlari kearah belakang rumah itu dan memekik begitu melihat kolam renang yang begitu luas. Dan Kyungsoo tahu bahwa impiannya sudah terwujud.

Dengan mata berbinar, ia segera kembali kedalam rumah berniat menghampiri kamar adiknya dan akan menunjukkan bahwa ia sangat senang berada dirumah mewah itu. Namun, Kyungsoo terdiam. Ia urung mengetuk kamar adiknya yang tertutup. Senyum dibibirnya memudar dan sekelebat ingatannya menamparnya telak.

Ia lupa ia disini. Dirumah mewah keluarga Byun yang telah menyentuh adiknya. Yang membeli mereka. Kyungsoo meremas dadanya yang terasa sempit dan sakit, didalam sana, didalam kamar adiknya ia bisa mendengar suara rintihan adiknya walau samar.

Suara kesakitan Baekhyun yang lemah bisa ia dengar. Suara geraman nikmat pria bejat itu bisa ia dengar. Kyungsoo terduduk lemas dan menangis disana. Ia sakit, namun ia tahu kesakitan adiknya lebih dari apa yang dirasakannya.

Sekali lagi ingatan Kyungsoo merekam semua detail rumah mewah itu, ia melihat jejeran mobil dibagasi luas rumah itu. Dan ia menyukainya sangat. Kyungsoo ingin merubah hidupnya. Ia ingin sama seperti anak lainnya. Kyungsoo ingin bersekolah ditempat elit, bukan seperti sekolahnya yang kecil seperti yang dipilih Mrs. Han padanya.

Kyungsoo ingat ia berjanji akan membawa Baekhyun keluar dari rumah ini suatu saat nanti. Namun sepertinya ia harus mengkhianati janjinya pada Baekhyun.

'Maafkan aku Baekhyunnie...'

.

.

Baishunfu

Main Cast:

Byun Baekhyun, Do Kyungsoo, Park Chanyeol, Oh Se Hun, Lu Han and Kim Jong In

Other Cast:

Taehyung BTS, Jungkook BTS, all member EXO and any more

Pairing:

Chanyeol x Baekhyun. Sehun x Baekhyun, Lu Han x Baekhyun. Kai x Kyungsoo. Slight Kyungsoo x Baekhyun

...

Its, semi BDSM, violence, little incest, boy x boy, school life

...

Warning: thypo's everywhere,

...

Story: Kyura Lee

...

Baekhyun sebenarnya merasakan sakit diselangkangannya, namun ia ingat akan perkataan appa angkatnya itu saat malam itu, dimana mereka bergumul diatas ranjang. Kris, appanya menginginkan ia mengurus semua keperluannya. Setiap pagi ia bertugas menyiapkan semua kebutuhan Kris termasuk membuat kopi dan sarapan.

Baekhyun dan Kyungsoo terbiasa menyiapkan hal seperti membuat sarapan karena Mrs. Han memang sering menugaskan mereka sebagai anak tertua dipanti itu. Dan kini Baekhyun tak merasa kesulitan untuk membuat sarapan meski ia tak sepintar Kyungsoo.

Mengingat hyungnya, Baekhyun ingat jika sejak kemarin ia dan hyungnya tidak pernah berbicara berdua karna ia terkurung dikamarnya sendiri karna Kris. Ia merindukan hyungnya. Baekhyun ingin melihat Kyungsoo, ia sudah tahu hyungnya pasti merasa bahagia. Baekhyun mengerti, dan ia akan mengorbankan apapun demi kesenangan hyungnya walaupun harus mengorbankan dirinya sendiri.

"Sepertinya aku memang akan terus disini selamanya..."

Baekhyun berujar lirih sarat akan kesedihan.

"Tapi tak apa, demi Kyungsoo hyung aku tak apa..."

Baekhyun mengulas senyum, ia berusaha menyemangati dirinya sendiri, ia menyiapkan beberapa piring di meja makan menuangkan kopi untuk ayah angkatnya, susu vanilla untuk Kyungsoo, Luhan dan Sehun, dan susu madu untuk Sulli juga susu stroberi untuk dirinya sendiri.

Baekhyun tersenyum melihat susu stroberi dihadapannya. Akhirnya ia bisa merasakan susu kesukaannya sesuka hati nanti. Karna di panti sana, ia harus berjuang mendapatkan susu stroberi itu sebelum ia menikmatinya karena Taehyung dan Jungkook senang sekali membuangnya hingga ia harus mengemis pada mereka dan berakhir ia telanjang dihadapan mereka.

Srett

Baekhyun tersadar dari lamunannya dan berusaha mengulas senyum kearah seorang pemuda yang duduk dihadapannya.

"Se selamat pagi Se Sehun..."

Sehun terdiam seketika saat melihat senyum Baekhyun. Dan ia merasa sesuatu masuk kedalam kerongkongannya. Dengan cepat ia menyambar air putih dihadapannya, meminumnya hingga tandas dan terbatuk pelan.

"Uhuk.. pagi." Ia menjawab datar, namun Baekhyun tak peduli.

"Appa bilang, kau suka sarapan dengan nasi goreng kimchi, ja jadi aku membuatkannya hari ini. Maaf aku tidak terlalu pandai memasak." Baekhyun berujar pelan masih dengan senyum manisnya.

"Tidak usah sok akrab dan mencari perhatian padaku Baekhyun."

Senyum Baekhyun menghilang. Ia menunduk. "Maafkan aku..."

Sehun tak peduli ia mulai menyuapkan nasi itu kedalam mulutnya tanpa menunggu yang lain datang.

"Sehun, appa rasa, appa sudah memberitahumu untuk menunggu kami terlebih dahulu baru kau bisa menikmati sarapanmu."

Sehun mendengus dan menaruh sendoknya keras keatas piringnya. Ia melipat tangannya didepan dada dengan bibir mengerucut.

"Pagi Baekhyunnie, bisa kau rapikan dasiku?"

"Pa pagi appa, a aku bisa."

Baekhyun segera menghampiri Kris dan sedikit berjinjit merapikan dasi ayah angkatnya karna Kris sangat tinggi untuknya.

Sehun menahan senyum melihat bagaimana Baekhyun yang berjinjit dengan wajah imut yang serius membenarkan dasi ayahnya. Begitu lucu dan menggemaskan. Sehun terdiam begitu ia merasa sudah mulai memuji anak itu.

"Apa yang kau lakukan?"

Suara ketus Sulli berhasil membuat Baekhyun terkejut. Ia sudah membenarkan dasi ayahnya dan sedikit berjengit saat merasakan tarikan kasar Sulli dilengannya membuat meringis pelan.

"Sulli sayang hei..." Kris melepaskan cengkraman tangan Sulli dilengan Baekhyun.

"Kenapa appa membiarkan dia memasang dasi itu? Bukankah biasanya aku yang melakukannya?" Ucapnya berang tak terima, ia menatap tajam kearah Baekhyun. Ia sangat tidak suka.

"Sayang, kau bangun telat hari ini jadi appa meminta bantuan pada Baekhyun. Sudah jangan marah." Kris mengelus rambut hitam Sulli namun Sulli menampik lengan besar itu dan lebih memilih duduk di samping Sehun.

Baekhyun menunduk merasa bersalah karna sudah membuat kekacauan. Kris mengelus rambutnya dan menarik tangannya agar duduk bersama yang lainnya. Kyungsoo dan Luhan datang bersamaan dan Kyungsoo duduk disamping Baekhyun.

"Hari ini kalian berangkat bersama dengan Baekhyun dan Kyungsoo dan tidak ada penolakan. Kalian mengerti?"

Ketiga putra Byun itu hanya berdehem malas.

.

.

.

Baekhyun dan Kyungsoo saling menatap bingung. Luhan menghentikan mobil mereka disebuah kawasan sepi dan menyuruh mereka berdua keluar dari mobil itu. Sehun menyeret Baekhyun kasar begitu pula Luhan yang menyeret Kyungsoo kedalam sebuah gudang tak terpakai namun didalamnya begitu kontras dengan keadaan luar. Itu markas teman Sehun.

Brughhh

"Akhh..."

Baekhyun meringis saat Sehun menghempaskan tubuhnya kelantai. Keadaan Kyungsoo tak jauh beda dengannya.

PLAKKK

"Ukh..."

Baekhyun meringis pelan merasakan sakit dipipinya karna tamparan Sulli yang begitu keras. Kyungsoo terkejut hendak mendekati adiknya, namun lengan Luhan menghentikan gerakannya.

"Aku sudah daritadi ingin menamparmu brengsek!"

"DENGAR!"

GREPP

"Aakhh"

Baekhyun meringis lagi begitu Sulli mencengkram pipinya kuat.

"DENGAR! MESKIPUN KALIAN DIPUNGUT OLEH APPA KAMI, KALIAN TIDAK BISA SEENAKNYA MENIKMATI SEMUANYA! DAN KAU SIALAN! JANGAN MENYENTUH APPAKU! JANGAN MEMASANG DASI APPAKU SELAIN AKU! KAU MENGERTI!"

Baekhyun mengangguk pelan sebagai jawaban. Sulli melepaskan cengkramannya dan merapikan blazernya yang kusut.

"Sudah noona?" Tanya Sehun malas. Sulli mengangguk.

"Selama disekolah jangan sekalipun kalian menyapaku dan Sehun. Dan jangan kalian kira, karena kalian adalah anak angkat ayahku kalian bisa seenaknya disekolah."

Kyungsoo mendengus membuat Sulli melotot. "Kau berani padaku?"

"Memangnya siapa kau? Kau hanya anak manja yang bisanya mengancam eoh?"

"K Kau!"

Sulli mengangkat tangannya hendak menampar Kyungsoo namun Kyungsoo menahan tangan putih itu dan menghempaskannya.

"Sebaiknya kalian berpikir dua kali untuk memukulku ataupun Baekhyun adikku. Memangnya kalian tidak takut jika appa kalian akan marah?"

Ketiganya terkejut mendengar ucapan Kyungsoo. "Kau mengancam kami?"

"Tidak."

Kyungsoo menggeleng dan tersenyum remeh. "Aku hanya mengingatkan. Asal kalian tahu, Kris appa sangat menyayangiku terlebih pada Baekhyun. Dan sudah ia tunjukkan saat kami berada di panti. Terakhir appa kalian memukul temanku karena melukai Baekhyun. Dan aku juga bukan tipikal orang yang takut pada kalian. Aku akan senang hati mengadu pada appa kalian jika menyakitiku dan Baekhyun."

"Kami anak – anaknya, kenapa mesti takut?"

Kyungsoo tertawa. "Silahkan saja kalian buktikan nanti. Kalian lukai adikku, dan aku pastikan salah satu dari kalian akan mendapatkan tamparan balasan dari appa kalian."

Ketiganya menggeram. Merasa marah mendengar ucapan Kyungsoo yang sialannya berhasil menakuti mereka. Tapi ketiganya bukan orang yang gampang menyerah begitu saja sebelum itu terbukti.

"Baik kita lihat saja nanti." Luhan berujar ketus. Dengan marah ia menarik lengan Baekhyun dan menyeretnya kasar tanpa peduli Baekhyun yang mengaduh.

Mereka kembali masuk kedalam mobil, bersiap menuju sekolah mereka.

.

.

.

"Berapa kali kubilang untuk melawan Baekhyun?"

Kyungsoo menggeram marah, ia mengompress pipi Baekhyun yang lebam. Baekhyun meringis pelan.

"Aku takut nanti mereka akan mengadu pada Tuan Byun. A aku tidak mau itu terjadi."

Kyungsoo mendengus. "Bodoh! Kenapa kau begitu bodoh hah? Mereka tidak akan mengadu, lagipula Kris, si brengsek itu tidak akan mudah melepaskanmu begitu saja."

"Justru itu hyung. Apa hyung tidak ingat jika Tuan Byun berkuasa atas kita? Mereka bisa saja melukai kita semau mereka. Aku tidak mau mereka melukaimu hyung."

Kyungsoo terdiam. Kenapa adiknya selalu peduli terhadap orang lain sedangkan ia selalu egois?

"Sudahlah, kajja kita harus keruang guru."

Baekhyun mengangguk dan mengikuti Kyungsoo dibelakangnya.

"Hyung,"

"Hmm?"

"Kau bahagia sekarang?"

"Apa maksudmu bertanya seperti itu?" Kyungsoo berujar dingin membuat Baekhyun menelan ludah takut.

"Ma maafkan aku."

.

.

.

"BRENGSEK MEREKA! AKU TIDAK MENYANGKA SIMATA BESAR ITU BISA MENGANCAM KITA!"

Sulli berteriak marah. Sementara Sehun hanya mendengus jengkel. Mendengar teriakan Sulli di pagi hari membuatnya semakin jengkel saja.

"Sehun ah apa kau tidak lihat begitu angkuhnya si mata bulat itu? Ugh aku ingin menghajarnya!"

Chanyeol menatap kakak beradik itu dengan pandangan bingung. Sementara Sehun hanya bersikap cuek, lebih memilih menyamankan tubuhnya di kursi. Mereka ada diruangan khusus karena sekolah itu milik Kris.

"Sebenarnya apa yang kalian bicarakan? Si mata besar? Apa ada yang lebih besar darimataku?"

Brushh

Luhan refleks menyemburkan colanya hingga mengenai wajah Krystal.

"Luhan oppa apa yang kau lakukan!" Krystal merengek sebal, ia merengek pada Chanyeol tapi sepertinya Chanyeol tak peduli.

"Hehehe maafkan aku Krystal aku tidak sengaja. Lagipula salahkan kekasihmu itu yang tolol."

Chanyeol mendelik tak suka dengan perkataan Luhan yang mengejeknya.

"Hei hyung untuk apa kau disini? Kenapa masih disni? Sana kekampusmu." Usir Chanyeol sebal.

"Hei, kuliahku nanti jam sepuluh. Kau berani mengusirku Park Chanyeol?" Luhan menggeram membuat Chanyeol mengeluarkan tanda peace nya.

"Ahh ayolah kalian belum menceritakan padaku apa yang terjadi? Kelas sebentar lagi akan dimulai."

Sulli mendengus. "Ceritanya nanti saja Chanyeol ah, yang jelas kau harus membantuku dan juga Sehun untuk mengusir dua bocah itu."

"Dua bocah? Aishh aku tidak mengerti!"

Chanyeol bersungut sebal, ia bersidekap dengan wajah kesalnya. Namun ketiga penguasa itu tak peduli.

"Sepertinya Baekhyun lebih lemah dari Kyungsoo. Kita bisa menggunakan anak itu."

Sehun mengangguk setuju dengan ucapan Luhan. "Buat Baekhyun tersiksa, dan aku yakin si mata besar itu akan menyesal karena berani menantang kita."

"Dan aku penasaran, apa benar appa menyayangi mereka? Aku akan mencoba melukai Baekhyun, setelah itu kita lihat reaksi appa."

"Kau yakin noona?"

Sulli mengangguk mantap. "Tentu saja. Appa tidak mungkin memukulku kan? Aku anak gadis satu – satunya."

Ucapan Sulli ada benarnya. "Oke deal. kita akan memukul Baekhyun didepan appa dirumah nanti."

"Baekhyun siapa sih?" Chanyeol menggerutu pelan. Sehun memutar kedua bola matanya jengah.

"Aku akan jelaskan sambil kita berjalan kekelas. Kajja Chanyeol!"

Chanyeol mengangguk pasrah dan mengikuti Sehun.

.

.

"Na namaku Byun Baekhyun imnida, mohon bimbingannya."

Baekhyun membungkukan tubuhnya dengan gugup. Sekilas ia melihat ke arah Sehun yang menatapnya tak suka. Baekhyun yakin, Sehun tak suka saat ia memperkenalkan dirinya sebagai Byun Baekhyun. Tapi apa mau dikata, Kris sudah memberitahu pihak sekolah jika ia adalah putera nya.

"Byun Baekhyun? Kau saudaranya Sehun?"

Baekhyun menatap pada seseorang yang duduk dibaris depan. Baekhyun hanya mengangguk sangat pelan dan tak berani menatap kearah Sehun yang semakin menatapnya berang. Baekhyun yakin setelah ini ia tak akan selamat.

Begitu melihat anggukan pelan Baekhyun, seisi kelas mulai ramai dan berbisik hingga Kwon seongsaengnim berseru agar mereka kembali tenang.

"Baekhyun ssi, kau duduk di sebelah Sehun dan Chanyeol."

Baekhyun terkejut. Disebelah Sehun? Tidakkah ada yang lebih baik? Dengan berat hati Baekhyun duduk di sebelah Sehun yang artinya ia duduk di meja yang sama dengan Chanyeol. Sehun dan Baekhyun menatap satu sama lain namun hanya sekilas karna Baekhyun tak kuat menatap mata tajam Sehun yang terasa mengintimidasinya. Ia beralih kearah namja tinggi berambut merah disebelahnya dan memaksakan sebuah senyum. Sementara Chanyeol sendiri hanya mampu terdiam melihat senyum paksa Baekhyun namun terkesan manis.

"Baekhyun im-

"Cantik."

"Ha?"

Chanyeol tersadar, lantas ia berdehem guna menghilangkan kegugupannya dan mulai memasang wajah coolnya.

"Ekhem. Chanyeol. Park Chanyeol imnida."

Baekhyun tersenyum manis semakin membuat Chanyeol terasa diserang jutaan kupu – kupu didalam perutnya.

'Kenapa.. dia begitu cantik?"

.

.

Krystal mengernyitkan dahinya. Dia tahu benar kekasihnya Park Chanyeol bagaimana. Meskipun Chanyeol selalu terlihat tertawa bagai orang idiot akan tetapi Krystal tahu jika kekasih tampannya itu tidak pernah menunjukkan senyum yang begitu manis seperti ini. Dan ia tahu senyum itu bukan ditujukan padanya melainkan pada orang lain. Dan Krystal tak tahu siapa orang yang berhasil membuat Chanyeol menjadi seperti ini.

Meskipun Krystal tahu Chanyeol begitu senang bermain dengan wanita – wanita selain dirinya, namun nasib wanita – wanita itu tidak berbeda jauh dengannya. Hanya saja ia lebih beruntung karena menyandang title kekasih dari seorang Park Chanyeol.

Tidak ada seorang pun yang berhasil membuat seorang Chanyeol duduk termenung di ujung kantin dengan menopang dagunya lantas tersenyum senyum sendiri dengan mata menerawang entah kemana. Tidak oleh Krystal maupun Seulgi ataupun yang lainnya.

Singkatnya, tidak ada yang pernah benar – benar berhasil membuat Chanyeol bertindak seperti orang yang sedang jatuh cinta.

"Kali ini oppa memikirkan siapa?"

"Si cantik..."

Krystal menghela nafas lelah. Ia kehilangan selera makannya padahal sedari tadi ia begitu menahan laparnya.

"Siapa?"

"Si cantik..."

Lagi lagi Chanyeol menjawab tak jelas, bahkan tak sedikitpun ia melirik kearah Krystal disampingnya.

"Apa aku tak pernah cukup oppa?"

Chanyeol berhenti tersenyum dan segera menoleh kearah Krystal yang tersenyum miris. Tangannya sibuk mengaduk aduk makanan dihadapannya.

"Soojungie.."

Krystal menatap kedalam manik Chanyeol, lelehan airmatanya perlahan turun.

"Aku tak pernah cukup ya buat oppa?"

"Soojungie aku,"

"Oppa, sewaktu aku tahu oppa bermain dengan Seulgi aku tidak pernah merasa begitu sesakit ini. Tapi entah kenapa melihat oppa bersikap seolah benar – benar jatuh cinta seperti ini membuat hatiku sakit oppa. Siapa dia...?"

Krystal mulai terisak membuat Chanyeol memeluk Krystal dan mengelus rambutnya sayang. Sesungguhnya Chanyeol hanya menganggap Krystal sebagai adiknya, dan Krystal tahu itu.

"Soojungie, aku rasa ini sudah saatnya untuk kita lebih memperjelas hubungan kita."

Dan Krystal sudah bisa menebak apa yang akan Chanyeol katakan selanjutnya.

.

.

Baekhyun merebahkan tubuh lelahnya ditempat tidur nya yang nyaman. Seharian membereskan rumah besar keluarga Byun cukup menguras tenaganya, padahal ia hanya menyapu dan mengepel lantai sebagian rumah itu.

Baekhyun memejamkan matanya, rasa kantuk mulai menyerangnya. Ini masih jam lima sore, dan ia bersyukur ia masih bisa merehatkan tubuhnya sebelum Kris dan ketiga anaknya datang. Karna Baekhyun tahu, setelah Kris datang dirinya tidak akan bisa mengistirahatkan tubuhnya dengan leluasa.

Namun, baru saja ia akan terbang menuju mimpinya, seseorang membuka pintu kamarnya pelan. Baekhyun membuka matanya dan sedikit terkejut mendapati Kyungsoo, hyungnya memasuki kamarnya dengan rambut setengah basah.

Tanpa banyak bicara, Baekhyun mengambil alih handuk ditangan Kyungsoo dan menggusak rambut basah Kyungsoo membantunya mengeringkan rambut hitamnya. Kyungsoo duduk menyender di kepala ranjang sambil menutup matanya perlahan menikmati pijatan Baekhyun pada kepalanya.

"Hyung habis berenang ya?"

Kyungsoo mengangguk pelan. "Kolam nya besar sekali Baekhyunnie, kau harus mencobanya. Itu menyenangkan."

Baekhyun tersenyum. Kyungsoo juga walau tak terlihat Baekhyun karena ia tengah menunduk.

"Hyung tahukan aku tidak bisa berenang," Baekhyun terkekeh pelan. Kyungsoo berdecak.

"Kau ini, aku bisa mengajarkanmu. Kenapa kau selalu menolak untuk kuajari?"

Baekhyun berhenti mengeringkan rambut Kyungsoo setelah ia merasa rambut sang kakak itu sedikit mengering. Ia ikut menyender dikepala ranjang lantas mengistirahatkan kepalanya dibahu sempit sang kakak.

"Aku takut tenggelam. Sama seperti... si bodoh Yoda waktu itu..."

Deg

Jawaban lirih Baekhyun membuat Kyungsoo tegang. Kyungsoo tidak lupa kejadian sewaktu mereka kecil. Sewaktu mereka baru berumur enam tahun.

Yoda.

Si bodoh yang baru saja tinggal dipanti itu dan menghebohkan seluruh panti itu karena buang hajat saat ia baru datang pertama kali dan membuat semua orang muntah bersamaan karena kotoran itu melumer keluar ke celana longgar yang dikenakan si bodoh itu.

Kyungsoo ingat. Sangat ingat, bagaimana adiknya mulai akrab dengan sibodoh yang bahkan semua anak di panti itu tidak mengetahui nama aslinya. Tidak ada seorangpun yang tahu, hingga dengan seenaknya, Baekhyun sang adik memberi nama si bodoh itu dengan nama Yoda.

Hingga satu tahun si Yoda ada dikehidupan ia terutama adiknya, si Yoda hampir saja menenggelamkan dirinya sendiri saat mereka mencoba belajar berenang di sebuah kolam kecil. Dan sejak kejadian itu, saat membawa si Yoda pergi, anak itu tak pernah kembali lagi. Dan begitu ia dan Baekhyun bertanya, Mrs. Han hanya menjawab jika anak itu sudah mati. Menyisakan isak tangis Baekhyun yang tiada henti semalaman hingga membuatnya kesal bukan main.

"Baekhyun.."

"Hemm?"

"Jika.." Kyungsoo menelan ludah gugup. Baekhyun menatap lekat kearah hyung nya. "Aku menginginkan tinggal disini, apa kau mau?"

Baekhyun bungkam.

Permintaan sang kakak tidak mungkin ditolaknya.

To Be Continued

Maaf, belum bisa membalas review kalian, saya terpaksa mengingkari janji saya untuk membalas review kalian, tapi ini tanpa disengaja. tiga hari ini saya memang sibuk dan tentu berkumpul dengan keluarga saat Natal adalah hal yang paling dinantikan^^

Tapi saya membaca review kalian, terimakasih. Sampai jumpa di tahun 2015^^ saya akan kembali dengan fic lama saya^^