Endless

Desclaimer : Naruto belong to Masashi Kishimoto and SasUke belong to me XDD

Drama, multiple pairing, yaoi and NARUSASU

Kisah ini hanyalah kisah sederhana, tentang persahabatan sejak kecil, kemudian jatuh cinta, ini kisah tentang tiga orang sahabat yang merasa saling memiliki, ingin melindungi, meskipun diam diam saling melukai. Ini hanyalah sebuah kisah cinta yang nyaris sempurna, karna cinta tak

Chapter 2

The beginning

aku sudah mengenalnya sejak kelas satu, tapi kami tak pernah saling menyapa, tak kusangka pertemuan hari itu membuatku lebih mengenal sosoknya, dia yang terlihat sama sepertiku, tenggelam dalam keramaian kelas, terasingkan dari kehidupanl ternyata jauh lebih beruntung dariku. karena dia memiliki mereka.. mereka yang selalu dilindunginya dan selalu menyayanginya.. aku jadi irii...

Hinata Hyuuga-


Festifal musim panas saat itu-

Sasuke berjalan berkeliling Festifal musim panas yang di adakan di Konoha setiap tahunnya. Sejujurnya dia malas untuk keluar malam ini apalagi pergi ke tempat yang banyak orangnya, sungguh dia tak suka keramaian seperti ini, namun kedua temannya berhasil menyeretnya datang untuk menjemput mereka karena mereka tak bawa kendaran. Mungkin Sasukelah satu-satunya orang yang menggerutu saat berada di festifal musim panas. Pasalnya sudah hampir setengah jam ia berkeliling namun belum juga menemukan kedua temannya itu. bahkan no ponsel naruto atau sakura tak ada yang dapat ia hubungi.

"Bukk!" tiba-tiba seseorang tanpa sengaja menubruk tubuh tegap Sasuke dengan wajah tertunduk dan tangan yang sedang menutup mulutnya dan hidungnya.

"Hei, hati-hati kalau jalan!"bentak Sasuke, namun tiba-tiba ia terkesiap saat melihat bahwa hidung yang ditutupi wanita itu berdarah.

"Maaf..!' ucap wanita itu sambil berlalu. Sasuke langsung menarik tangan wanita itu kemudian mengeluarkan sapu tangan dari kantungnya dan memberikannya, si wanita hanya menerima kemudian berjalan meninggalkanya.

"Sankyu Uchiha kun, maaf kalau sapu tanganmu jadi kotor, akan ku kembalikan nanti setelah ku cuci bersih,"

Sasuke terbengong sejenak,bukan karena Wanita yang tadi menabraknya muncul lagi di hadapanya. tapi heran, bNarutoimana bisa wanita itu mengetahui namanya. Dan lagi bicaranya itu seperti orang yang sudah mengenalnya.

"Hei, kenapa kau tahu namaku?" Sasuke bertanya heran, Wanita itu sama terkejutnya dengan pernyataan Sasuke

" Uchiha Sasuke, cowok terpopuler di sekolah, apa kau tak mengenaliku,?" bentaknya

"tak perlu membentak seperti itu!"

"kau yang membentakku duluan!"

"tapi sepertinya wajahmu tak asing lagi.."

" kau benar-benar tak mengenaliku, ah.. aku memang tak terlalu mencolok sih".

"maksudmu..?" Sasuke makin bingung.

" aku ini teman sekelasmu tahu, bahkan kelas tiga nanti kita akan sekelas lagi!"bentak wanita itu gregetan karena Sasuke tak kunjung mengingatnya.

"hn?" Sasuke sedikit terkejut, ia mulai mengingat-ingat nama itu, namun tak ada satu nama pun yang muncul di otaknya. Ia hanya ingat wanita itu selalu sendiri kemana pun dan selalu duduk di bangku depan, selain itu tak ada lagi yang di ingatnya. Sasuke memang tak pernah peduli pada pada orang yang bukan siapa-siapanya dan tak akan pernah peduli. Tapi, bukan kah di awal tadi ia memperdulikan wanita ini?. Ah, mungkin karena Sasuke merasa perlu membantu karena melihat darah mengalir dari hidungnya.

"Sudah ingat...?"

"Aku tak ingat,"

"Heehh...!"

"Apanya yang heehh?"

"Keterlaluan kau ini, jangan-jangan kau tak tahu siapa nama guru sejarah kita yang jarang masuk dan membosankan itu."

"Bukannya tak tahu, tapi tak ingat". sangkal Sasuke, sebenarnya dia memang benar-benar tak tahu, lagi pula guru sejarahnya sekalinya masuk cuma nyuruh nyatet.

"Sama saja".

"Jelas beda, dan namamu..? aku tak ingat namamu.. kau itu yang selalu di depan kan?"

"Uchiha," wanita itu geram " aku Hyuuga Hinata, apa perlu kita mengadakan perkenalan ulang.

"Hnn..".

"Ah, sudahlah, kau memang makhluk anti sosial".

"Heii.. kau sendiri..?" Sasuke tak terima di bilang begitu. "Kau juga sering terlihat sendirian".

"Itu karena aku suka sendiri".

"Sama saja.."

"Tapi setidaknya aku hafal semua teman sekelasku".

" SASUKE!".suara asing menghentikan perdebatan mereka berdua, dua orang yang dicari Sasuke sedari tadi muncul dengan beberapa kantung kembang api di tangan mereka.

"Ehh, cewek barunya Sasuke ya?" tanya Naruto sok akrab, Sakura juga ikut penasaran siapa lagi kali ini cewek yang menjadi korban Sasuke.

"heehh?" Hinata kaget di sodori pertanyaan seperti itu.

"Bukan, dia teman sekelasku, Hyuuga Hinata" entah kenapa raut muka naruto terlihat sedikit tenang mendengar klarifikasi dari sasuke.

"Wah, pantes mukanya gak asing, anak konoha angkatan 47 juga ya." Tanya Sakura

"Iya, aku kenal kalian kok, Naruto dan Sakura kan?

"Aku tak menyangka aku bisa setenar itu". Ujar Naruto yang jadi GR sendiri.

"Ahhh.. kebetulan sekali.. kita mau mangadakan pesta kecil-kecilan untuk merayakan kalau kita akan sekelas, kau masuk kelas yang sama dengan kami kan, aku baru ingat ada daftar nama Hyuuga saat pembagian kelas, ". ajak Naruto dengan penuh semangat

Hinata bengong kedua orang ini siapanya Sasuke ? Kok kayanya akrab banget padahal selama dua tahun ini ia tak pernah melihat Sasuke dekat dengan seseorang terkecuali dengan para fansgirl yang selalu iya seorang Sasuke bisa memiliki teman akrab dengan sifatnya yang cuek dan dingin itu, hei bukankah aku sendiri tak pernah mempunyai teman akrab? Selama ini aku terlalu asyik sendiri dan hanya melakukan perbincangan-perbincangan kecil dengan teman sekelas yang nantinya akan dilupakan begitu saja.

"Ko bengong..?" tegur Naruto

"eh, apa tak masalah?".

"Tentu saja tidak, ". ujar Naruto sambil menarik tangan Hinata, Sasuke berkedut heran. Loh, kenapa naruto yang sok akrab padahal Hinata itu teman sekelasnya.

Mereka berempat menuju rumah Sasuke, Sakura dan Hinata duduk di belakanutg sedangkan Naruto menemani Sasuke yang sedang menyetir. Sesekali Nar uto mengajak Sasuke untuk melakukan perbincangan seru. Namun hanya di tanggapi dengan dingin oleh Sasuke. Sakura pun mulai mengakrabkan diri dengan Hinata.

"Sas, lihat nih, kita beli apa," Naruto menunjukkan sekantong tomat yang ia beli tadi festifal, beberapa penjual di festfal juga ada yang menjual hasil panennya. Naruto berniat menggoda Sasuke yang notebene maniak Tomat.

"Hn!". Sasuke hanya menyahut dengan trademark andalannya.

"Tomat ya, mau pesta tomat ya?" tanya Hinata dari belakang. dahi Sasuke mulai terlihat mengkerut karena mempunyai firasat kemana arah pembicaraan mereka.

"Gak juga. Kita udah buat sponge cake, tapi belum ada tambahan apa-apa dan Sasuke gak bakal mau makan kuehnya kalau gak ada tomatnya. Nan campuranti sakura yang akan membuatkan cream Tomatnya"

"Eehh?" Hinata terkejut. Sedari tadi ia menemukan fakta-fakta baru tentang Sasuke, benar-benar tak seperti Sasuke yang di kelas.

"Sasuke maniak Tomat, liat aja di kamarnya, kamu bakal nemuin bantal berbentuk tomat, Sasuke gak bakal bisa Tidur Tanpa bantal tersebut." ujar Sakura dengan entengnya.

"EEHHHHH?!" HInata terlonjak lebih kaget dari sebelumnya, selanjutnya ia tertawa tertahan . seorang Uchiha Sasuke tak bisa tidur tanpa bantal tomatnya? sungguh sangat bertolak belakang dengan imej cool yang selama ini di perlihatkannya.

"Hei, tak perlu kaget seperti itu.." ujar Sasuke menahan malu, semburat merah kini telah menghiasi wajahnya, ia merasa ke-macho-annya terganggu.

Tubuh hinata bergetar menahan tawanya sedangkan Sakura dan naruto sudah cekikikan sedari tadi.

"Naruto, Sakura! berhenti ngomong macem-macem , lebih dari ini gue turunin lo berdua dari mobil" teriak Sasuke

"Sshhhassukeee ..kammhhuu malhhuuu yahhhh.. mmhhhuka kahhmmhhhuuu mmerrraahh loohh". Desis Naruto tepat di telinga sasuke . Wajahnya pun kini tak jauh dari telinga Sasuke. Dan itu membuat Sasuke menghentikan mobilnya tiba-tiba.

"NARUTO KELUAR GAK LO! JANGAN SUKA MENDESAH DI TELINGA GUEE.. GUEE JIJIK TAUU..!". bentak Sasuke yang langsung membuka pintu dan mendorong Naruto untuk keluar dari mobil. Sakura tertawa, Hinata bengong.

"yahh.. Suke".

"Bodo!"

"Pleasee".

"Gue gak konsen nyetir.."

"Lo tega gue jalan sampe rumah lo..".

"kenapa enggaakk?!"

"Suke jahaattt!". Rengek Naruto, matanya dibuat semelas mungkin layaknya anak anjing yang terbuang. Sasuke mendengus kesal, entah sampai dimana batas kesabarannya mengahadapi temanya yang tak waras ini.

"Sakura, elo pindah kedepan biar Naruto di bNarutosi.."

"SUKEE" teriak Naruto tak terima.

"Ups,, di belakang..maksudnya"


"SAKURA! jangan nyenggol gue ! Tuhh kan jadi berantakan". Teriakan Naruto terdengar dari arah dapur milik Uchiha. Naruto bersama sakura sekarang sedang menghias kue untuk perayaan mereka.

"Gue gak sengaja tau!".

Sasuke yang sedang menonton acara televisi yang bisa dibilang membosankan itu mencoba untuk tidak peduli dengan suara suara aneh yang berasal dari dapurnya, yah selama dapurnya itu baik-baik saja. Hinata sendiri sesekali melongok ke arah dapur memastikan kedua teman barunya itu bik baaik saja.

"Uh, cape-cape ngiass, jadi sia-sia kan".

" Tapi kan ujung-ujungnya dimakan juga, Naruto". Sakura mengelak.

"Tapi keindahan dalam menghias cake itu penting Sakura!'.

"Hueekk!" Sakura melakukan adegan muntah melihat Naruto yang Sok nyeni!

"wah... bagus kuenya." Hinata berpendapat.

"Iya dongg, kan aku yang buat" Ujar Naruto bangga.

"wahh.. serius, jarang loh cowok bisa bikin kueh".

"He..he..he.."Naruto cengengesan

"Emang jarang, Hinata. tapi satu yang musti kamu tahu.. Naruto bukan Cowookk!" Sakura kembali menyulut pertengkaran yang sempat terhenti.

"Sakura.. lo sendiri cewek gak bisa masakk\!".

"Berhenti lo berdua..! berantem mulu..! cepet bawa ke tengah perintah Sasuke karena kalo gak di gituin Sakura dan Naruto gak bakalan berhenti berantem.

" Tapi fotoin gue dulu dong..". pinta Naruto dia pengen di foto menggunakan Aporn sambi memegang kueh buatannya.. ck..ckk Naruto..Naruto..


"hup". Naruto mencuri kesempatan ketika Sasuke bengong untuk memasukan sesendok cake ke mulut Sasuke yang di susul dengan bunyi 'Klik' dari kamera yang di pegang Sakura. Sakura mengambil gambar dengan posisi Naruto yang sedang menyuapi Sasuke. Sasuke terbengong beberapa detik hingga ia menyadari apa yang baru saja terjadi . Hinata pun tak luput keheranan melihat tingkah ketiga orang tersebut.

"NARUTOAA! SAKURA SIALL LO BERDUA!". Teriak Sasuke, Sakura mengacungkan jempolnya ke arah Naruto memberi tahu bahwa ia telah mengambil gambar bagus. Lumayan buat bahan ancaman buat Sasuke.

"Sakura Awaaassss!" Teriak Naruto, karena sekarang Sasuke Siap menerjang Sakura untuk merebut kamera dari tangan Sakura, Reflek Sakura melempar Kamera itu ke arah Naruto.

"Tangkep,!'

"Gilaaa lo!" Naruto terkejut,untung ia dapat menangkap kamera tersebut. "nekat lo,". Naruto menenangkan jantungnya yang tadi sempat berdetak kencang melihat Sakura melempar kamera ke arahnya."untung selamet". Di lihatnya gambar yang baru di ambil Sakura, ia terkikik.

"kita dapet kartu as Sasuke lagi, hahah gak kebayang deh kalo fansgirlnya liat nih Foto." Ujar Naruto sambil berlari menaiki Sova karena Sasuke mencoba meraihnya. tak peduli ada Hinata yang sedang duduk disitu sambil melihat tingkah mereka.

"Sinting lo berdua..! lagian tuh foto kan ada elonya juga, otomatis elo juga Kena !". Ucap Sasuke sambil berusaha menyembunyikan semburat merahnya. walaupun sebenarnya ia tahu kalau kedua sahabatnya gak mungkin tega nyebarin foto itu. Ini murni ke isengan mereka, terutama Sakura yang sudah menyimpan Ratusan atau mungkin sudah sampai seribu foto-foto gila mereka dari kecil. Dari yang masih jamannya berbentuk Film sampai File. Ada Foto Sasuke yang sedang tidur sambil memeluk bantal tomatnya, Naruto yang lagi ngigau dengan bibir manyun - entah apa yang Naruto impikan saat itu - atau Naruto yang berhasil menangkap gambar Sakura yang lagi manjat keluar jendela kamarnya seperti maling karena saat itu gak boleh keluar sama ayahnya,Kalo kata Sakura "unik, tar kalo kita tua pasti ngakak deh liat foto-foto yang gue kumpulin"

"hahahahaa..hhahaaaaahhhh" suara tawa yang tiba-tiba itu membuat mereka – Naruto , Sasuke, Sakura - menghentikan perdebatan mereka menoleh bengong ke Asal suara. Terlihat Hinata yang sedang memegang perutnya tertawa geli.

"hahahahahah~" Hinata tertawa lepas, sangat menyenangkan Rasanya. Kalau dipikir-pikir baru kali ini ia tertawa selepas ini bersama orang yang baru di kenalnya pula. Bukan baru, sih. Tapi bukankah selama ini mereka tak pernah saling menyapa meski satu sekolah, apalagi Sasuke yang satu kelas?

Naruto menyeringai merencanakan sesuatu

"Plookkkk". Ia memasukkan potongan cake yang lumayan besar kemulut Hinata dengan kejamnya, hingga kue tersebut tak bisa masuk seluruhya ke mulut Hinata sangking besarnya.

"Hummmmppphhhhhhhhhh!" Hinata bergumam tak jelas. Dan itu memicu Sakura untuk ikut berpartisipasi dalam kekejaman Naruto.

"Here it is... let's make 'Hinata cake!'". Serang Sakura . Sakura mengambil botol cream tomat dari atas meja dan meyemprotkannya ke wajah Hinata.

"Hell no~ tomat gue~" teriak Sasuke sangat OOC (out of Character), namun ia pun tak ketinggalan ikut berpartisipasi membuat 'kue Hinata'. Dengan menangambil Cream Vanila dari kue mereka dan memolesinya ke wajah Hinata . Hinata makin memprihatinkan dengan wajahnya yang tak karuan.

"Klikkk..Klikkk...klikkkk". Naruto berhasil mengambil beberapa foto Hinata. Ia tersenyum Manis Tatkala melihat Hasil jepretannya.

"Cantik~"gumamnya


Sasuke menyetir Mobilnya, atau bisa di sebut Mobil yang ia pinjam dari Ayahnya. Karena ia tak punya mobil, Ayahnya terlalu pelit untuk membelikannya sebuah Mobil meskipun membeli mobil untuk Sasuke itu bukanlah hal yang sulit. Ia harus mendapat prestasi dulu untuk mendapatkan sebuah Mobil. Seperti kakaknya Itachi yang akan segera di belikan mobil LAGI setelah pulang dari pertukaran mahasiswanya. Selama ini Sasuke hanya mamakai motor ninjanya jika pergi kesekolah. Itupun motor warisan dari Itachi .poor Sasuke..!

"Kebesaraaannnn..". Ucap Hinata lebih kepada dirinya sendiri. Kini ia memakai hem milik Sasuke yang kebesaran di badannya, karena bajunya yang dipakainya itu sudah penuh dengan cream akibat serangan tadi.

"Siapa suruh Ikut.. mereka berdua itu menyeramkan". Ujar Sasuke datar. Hinata jadi sedikit heran mengapa jika bersama Naruto dan Sakura ekspresi muka Sasuke tidak sedingin ini. Bahkan Sasuke bisa mengeluarkan sosok lain yang tak pernah di kenal oleh teman-teman sekelasnya. Juga Hinata. Hinata menengok ke arah jok belakang, terlihat dua sosok yang sedang tertidur manis dengan posisi saling menyenderkan kepala satu sama lain, mereka berdua sudah seperti anak kucing yang sedang tidur. Hinata memalingkan pandangannya ke arah Sasuke di sampingnya.

"kalau bersama mereka, kau terlihat berbeda ya..?".

"karena hanya mereka yang tulus berteman, tanpa memandang siapa aku..."

"..." Hinata diam, ia mengerti.. sangat mengerti, toh ia pun juga merasakan hal yang sama. Tak ada yang benar-benar menjadi temannya dengan baik di kelas. Dia yang semenjak kecil home schooling tentu tak mempunyai teman satupun , maka ketika SMA ia memutuskan untuk sekolah umum biasa yang sempat di tentang orang tuanya yang terlalu paranoid itu. Ia pikir sekolah umum itu akan menyenangkan , karena bisa mengenal banyak orang dan berteman. Tapi kenyataannya itu teman yang ia miliki hanya keformalitasan belaka, hanya bertemu di kelas , beberapa mungkin ada yang mengajaknya berbincang , meminjam buku Pr nya atau sekedar meminta sedikit pertolongan. Setelah itu sudah, bahkan kadang ia menghabiskan waktu istirahatnya sendirian. Meskipun ia bukanlah satu-satunya orang yang menghabiskan waktu istirahatnya sendiri, terkadang ia juga melihat Sasuke sendirian di belakang sekolah atau atap gedung sekolahan yang terdapat ruang lapang tanpa atap , menghindar dari kejaran Fansgirlnya. Tapi toh Sasuke tidak benar-benar sendiri, ia beruntung mendapati Naruto dan Sakura Naruto sebagai sahabatnya.

"Yah... benar.. sulit mencari teman yang sebenarnya, kebanyakan orang-orang berteman karena 'butuh', butuh dalam tanda kutip tidak dari hati yang tulus. aku membutuhkan mu maka kau adalah temanku.. kalau seperti itu tanpa disadari pertemanan mereka hanya akan saling memanfaatkan satu sama lain."

Sasuke membenarkan perkataan Hinata dalam hati, ia beruntung memiliki Naruto dan Sakura, teringat kembali saat –saat pertama kali mereka bertemu.

"Kita juga berteman karena saling membutuhkan, bukan membutuhkan dari segi materi namun membutuhkan untuk saling mengisi kekosongan dan kesepian, kurang lebih karena kami memiliki latar belakang yang sama saat kecil, yaitu anak-anak yang pernah ditinggalkan...".