NARUTO

Disclaimer : Masashi Kishimoto

Pairing : Sasuke X Ino

Previous chap

"Mom, I'm here ! Look, Daddy has arrived"

.

.

"kali ini aku akan mengingatnya untukmu.." balas Sasuke.

.

.

"cepat atau lambat, hal ini harus kutanyakan" Sasuke meyakinkan dirinya.

"Ino, aku ingin berbicara mengenai hubungan kita.."

Chapter 7

Mendengar ucapan Sasuke, Ino sebisa mungkin menyembunyikan keterkejutannya.
"hubungan kita ? apa maksudmu ?" tanya Ino meminta penjelasan.

"Ehem, jadi…" Sasuke kembali terlihat ragu.

"iya ?"

"Ah bagaimana aku mengatakannya…" ucap Sasuke khawatir dalam hatinya.

"Sasuke, apa yang ingin kau katakan ?" Tanya Ino kembali sekaligus menyadarkan Sasuke dari lamunannya.

"Ehm , baiklah….." Sasuke kembali menarik nafas sejenak.

Melihat Sasuke seperti ini, Ino baru akan kembali menegurnya , tapi syukurlah akhirnya Sasuke melanjutkan ucapannya.

"I-ino, kau ingat ketika kau dan Nami bertemu denganku di pesta malam itu ?"

Ino hanya mengangguk mengiyakan pertanyaan Sasuke, dan Sasuke kembali melanjutkan perkataannya, "Saat aku mengetahui bahwa aku adalah seorang ayah, aku, a-aku…."

Dan Sasuke kembali terdiam, lebih tepatnya ragu dengan perkataan selanjutnya, dan lagi-lagi Ino hanya dapat menghela nafas dengan sikap Sasuke yang seperti ini.

"Sasuke, tolong jangan bertele-tele…" gumam Ino.

Bukannya melanjutkan penuturannya, Sasuke malah tampak mengacak dan mengaruk rambutnya yang tidak gatal dengan kikuk.

Melihat kebiasaan Sasuke yang memang seperti itu jika sudah kebigungan, Ino hanya dapat tersenyum tipis dan lalu menahan tangan Sasuke untuk menghentikannya.

"hey , tenangkan dirimu…" ucap Ino lembut.

Sasuke pun tanpa sadar menghentikan perlakuannya itu, selain karena Ino yang menahan gerakan tangannya, jarak Ino yang dekat dengannya membuat dirinya seketika terpana dan jantungnya berdegup kencang.

Karena Sasuke sudah sadar dan terlihat lebih tenang, Ino pun kembali duduk di posisinya semula.

"Jika memang kau belum siap mengatakannya,kau dapat melakukannya di lain waktu saja Sasuke.."

Sasuke hanya terdiam, menenangkan diri dari degupan jantungnya sendiri sekaligus berusaha menyusun kata-kata yang tepat di benaknya.

Sembari menunggu Sasuke menenangkan dirinya, Ino memanggil Nami yang saat itu sudah mendapatkan eskrim untuk duduk di pangkuannya.

"Daddy, mau eskrim ?" tawar Nami menyodorkan eskrimnya kepada Sasuke.

Sasuke hanya menggeleng, menolak tawaran putrinya.

Dalam diam, Sasuke memandangi dua perempuan di hadapannya yang saat ini sedang bercengkrama. Nami tampak menyuapi Ino dengan eskrim di tangan mungilnya.

Perasaan hangat kembali bergejolak di dada Sasuke,ingin rasanya Sasuke memeluk dua perempuan itu dan mendekap mereka, melindungi mereka, namun Sasuke sadar itu mustahil, setidaknya untuk sekarang.

"Mom, Nami mau main ke sandbox di sebelah sana , boleh ya mom ?" Nami meminta izin dengan manisnya. Dan Ino akhirnya kembali menurunkan Nami dari pangkuannya.

"Jangan sampai termakan pasir ya Nami", pesan Sasuke kepada putrinya.

Ino hanya menatap Sasuke dengan pandangan penuh keheranan, "Sasuke, come on, she knows sand is not a food"

"Y-yeah, I'm just trying to warn her" ucap Sasuke ngeles. Baiklah, kali ini Sasuke mengakui kalau ia memang telah mengucapkan hal yang bodoh, tapi salahkah jika ia khawatir? (what a cute daddy .)

Ino hanya tertawa kecil dengan tingkah Sasuke,"tetap bodoh seperti biasanya" ucap Ino dalam hati.

"Ino, sampai dimana kita tadi ?", Sasuke kembali mengungkit perbincangan mereka yang sempat terhenti tadi.

"malam ketika kau mengetahui dirimu telah menjadi seorang ayah.."

"ah iya, ehm…." Sasuke untuk kesekian kalinya ragu.

"Oh ayolah Sasuke…" rengek Ino gregetan dengan sikap Sasuke.

"K-kau tahu, aku dan kau, kita berdua tidak…." Sasuke kembali terbisu, bingung memilih kata seperti apa untuk menjelaskan situasi mereka berdua. Beruntung , Ino mengangguk dan sepertinya mengerti kelanjutan dari perkataannya tanpa harus Sasuke ucapkan.

"selama 5 tahun kita berpisah, aku berani bersumpah aku tidak mengencani perempuan manapun.." lanjut Sasuke.

Ino tentu saja heran , walaupun ia akui ada sedikit rasa senang dalam dirinya mendengar ucapan Sasuke barusan.

"tidak, sampai 3 bulan yang lalu…." Jelas Sasuke.

Seketika itu juga, hati Ino mencelos, "Haha, bukan hal yang mengejutkan lagi dari seorang Uchiha Sasuke"

"Lalu, apa urusanku untuk mengetahuinya ?" tanya Ino sedikit terprovokasi.

"Hey, kendalikan dirimu Ino.." Ucap Ino dalam hati berusaha menenangkan dirinya.

"Ino, bagaimana kau dan aku dapat menjadi orang tua untuk Nami jika kita berpisah seperti ini ?" akhirnya Sasuke dapat menyatakan apa yang menjadi pergumulan di dalam dirinya tersebut.

"Sasuke, saat aku memutuskan untuk memberitahumu tentang Nami, aku tidak berharap dengan begitu kau akan kembali pada ku, aku memberitahumu karena itu memang hak mu, kau perlu untuk mengetahui keberadaannya. Yang aku harapkan hanya kau dapat menjadi ayah yang baik untuk Nami. Aku tidak masalah jika kita punya kehidupan masing-masing , selama kau dapat menjadi sosok ayah yang baik untuk Nami,aku sudah sangat , jika kau memang tidak menginginkannya…"

"Tidak, aku menginginkan Nami, okay ? Aku adalah ayah Nami, dan kita tidak perlu membawa persoalan hak asuh Nami kepada pengadilan…" potong Sasuke cepat.

Mereka berdua hanya terdiam dan memerhatikan Nami yang saat ini sedang bermain dari kejauhan.

"Aku tahu ini bukan hal yang mudah, maafkan aku Sasuke" ucap Ino sembari tertunduk. Pembicaraan ini entah mengapa terasa berat sekaligus menyedihkan sehingga rasanya ia ingin menangis.

"Tidak Ino, ini bukan salahmu, sama sekali bukan salahmu" balas Sasuke dengan penekanan. Rasanya Sasuke pun bingung dengan situasi ini. Seandainya saja mereka tidak berpisah, seandainya saja semua baik-baik saja.

"Aku punya ide" Ino memecahkan keheningan, "bagaimana jika kita membuat kesepakatan?"

"kesepakatan ?" tanya Sasuke

Ino mengangguk, "Iya kesepakatan, kau dan aku dapat melakukan apapun yang kita mau, tanpa mengusik satu sama lain, dengan catatan Nami tetap menjadi prioritas utama kita"

"huh?" Sasuke menggumamkan kebingungannya.

"Iya, Nami tetap harus menjadi prioritas di atas segala kesibukan kita, tapi terlepas dari itu kau dan aku tidak akan saling mencampuri urusan masing-masing, kecuali jika hal tersebut menyangkut Nami, bagaimana?" Jelas Ino sedetail mungkin.

"Jadi kita bebas melakukan apapun yang kita inginkan?"

"Yup" Ino mengangguk.

"Tanpa mencampuri urusan satu sama lain? Kencan, pesta, liburan dan sebagainya?"

Sekali lagi Ino mengangguk mengiyakan.

"Selama Nami tetap menjadi prioritasnya?"

"Selama Nami tetap menjadi prioritasnya" Ino mengulangi ucapan Sasuke dengan mantap.

"No jealousy or…" ucap Sasuke kecil, ragu menanyakannya tapi sepertinya Ino tetap dapat mendengarnya.

"Yup" dan Ino memberikan konfirmasinya.

"Wow, jadi kami akan menjadi orang tua bagi Nami sembari berkencan dengan orang lain?" Gumam Sasuke dalam hati, merasa sedikit keberatan, namun karena ia tak memiliki gagasan yang lebih baik, Ia mau tidak mau harus pasrah dan menerimanya.

"Tapi Ino, bagaimana kita dapat menjelaskan ini pada Nami saat ia sudah besar nanti?"

"Kita akan menjelaskan nya secara bertahap pada Nami seiring dengan pertumbuhannya Sasuke." Jawab Ino.

Sekali lagi, keheningan yag canggung tercipta di antara mereka.

"Ehm, bagaimana jika.." Sasuke memecahkan keheningan.

"Iya ?" Ino merespon, meminta Sasuke untuk melanjutkan ucapannya.

"Kau tahu, bagaimana jika kau.. dan aku… kita berdua kem-"

Belum selesai dengan perkataannya, Ino sudah terlebih dahulu menyela, "Tidak Sasuke, itu tak akan terjadi.."

"Tapi Ino, kita tidak dapat menjamin apakah nanti kita akan…"

Dan lagi-lagi Ino menyela ucapan Sasuke, "Aku bisa menjaminnya.."

"Oh benarkah ? kenapa kau bisa seyakin itu?" tantang Sasuke tidak terima.

"Ya, kalau pun hal itu terjadi, satu hal yang pasti, bukan aku yang akan memulainya.." jawab Ino.

"Oh? Maksudmu, aku yang akan jatuh cinta duluan padamu ? seperti itu?" tanya Sasuke semakin tidak terima.

"Kau yang mengatakannya.." balas Ino enteng.

"baiklah, kau benar, hal itu tidak akan terjadi…" ungkap Sasuke walau masih tidak terima dengan kekalahan argumennya.

Lalu Sasuke mengacungkan jari kelingkingnya pada Ino, Ino bingung dengan gesture lelaki di hadapannya, "Apa ini?" tanya Ino.

"Pinky Promise, bukannya kita sudah sepakat?" jelas Sasuke.

"Perlukah kita melakukan ini?" Ino mengungkapkan keheranannya.

"Duh, lakukan saja sudah" paksa Sasuke.

Dan Ino pun akhirny mengaitkan jari kelikingnya pada jari kelingking Sasuke. Lalu mereka tanpa sadar bertatapan, untuk pertama kalinya dalam 5 tahun ini.

"Jadi, kau dan aku , kita adalah…?" Sasuke mengantungkan perkataannya untuk dilanjutkan oleh Ino.

"Orang tua Nami.." jawab Ino sekenanya.

"Aku tahu itu, maksudku hubungan kita, Kita teman bukan?"

"Entahlah Sasuke," Ino melepaskan kaitan jari mereka, "mungkin di masa depan, untuk sekarang semuanya masih terasa aneh untukku…" Lanjut Ino, menjelaskan dengan jujur isi hatinya.

Mendengar penjelasan Ino, tidak dapat dipungkiri ada rasa kecewa dalam diri Sasuke.

"Bilang saja kau takut jatuh cinta kembali padaku" Sasuke menggerutu dengan suara kecil, sehingga Ino hanya mendengarnya samar-samar.

"Apa yang barusan kau katakan?" tanya Ino.

"Bukan apa-apa…" Jawab Sasuke sembari bangkit dari posisinya untuk menghampiri Nami yang sedang asyik bermain.

"Ya Sasuke, kau benar, aku takut" gumam Ino yang sebenarnya mendengar ucapan Sasuke tadi ,memandangi punggung Sasuke yang berjalan menjauh.

-Longer-

Keesokan harinya, tibalah hari dimana Sasuke akan menemui Karin.

"Aku harus dapat mengatakannya" , ucap Sasuke meyakinkan dirinya sendiri.

Saat ini, ia sedang duduk sendiri menunggu kedatangan Karin. Tidak biasanya Sasuke menjadi pihak yang menunggu, biasanya saat kencan atau sekedar janjian makan siang ,selalu Karin yang akan datang terlebih dahulu dan Sasuke yang akan terlambat tiba ke tempat pertemuan.

Tidak lama kemudian, seseorang memeluk leher Sasuke dari belakang. Ternyata itu adalah Karin dengan penampilannya yang berbeda hari ini dengan memakai simple dress selutut, tidak biasanya Karin berpenampilan feminim dan kalem seperti ini. Biasanya Karin memakai pakaian layaknya wanita bisnis yang terkesan seksi.

"Hai Sasuke, apa kau sudah menunggu lama ? tidak biasanya kau datang cepat , hahaha…"ucap Karin sembari mengecup singkat pipi kekasihnya lalu duduk di kursi yang telah disediakan.

"Apa kau sudah memesan makananmu?" Tanya Karin lagi memulai pembicaraan.

"Aku telah memesan makananku, kau pesanlah makanan yang kau inginkan…" jawab Sasuke seadanya karena masih sibuk bergumul dalam benaknya.

"Oh baiklah,….." ,dan Karin pun mulai berkutik untuk memilih pesanannya.

Setelah memberitahukan pesanannya kepada pelayan, Karin kembali membuka topik pembicaraan.

"Bagaimana kabarmu ? Aku merindukanmu kau tahu…" ungkap Karin menopang wajahnya dan menatap intense lelaki di hadapannya.

Sasuke yang ditatap seperti itu tentu menjadi canggung , kapan lagi kau bisa melihat seorang Sasuke menjadi canggung. #HAHAHA
Dan tentunya membuat Sasuke semakin bingung untuk mengungkapkan maksud dari pertemuan "kencan" mereka hari ini.

"Hahahaha, Sasuke-kun kau lucu sekali, wajahmu sampai memerah begitu hahaha…" Karin menertawai Sasuke.

"Haha, benarkah? Aku tidak menyadarinya, haha…" Sasuke tertawa getir, karena sekali lagi dia masih sibuk memikirkan bagaimana untuk memulai pembicaraan sehingga dia dapat menyatakan keinginannya untuk berpisah dengan Karin.

Melihat Sasuke seperti itu, Karin hanya mengernyit keheranan.

"Mengapa Sasuke tampak bodoh hari ini ?" gumam suara hati Karin.

Sasuke lalu menarik nafas dan menghembuskannya, kelakuan Sasuke ini malah semakin membuat Karin bingung. Benar-benar aneh.

"K-Karin, sebenarnya…"

Belum sempat melanjutkan, Sasuke harus diinterupsi oleh pelayan yang datang membawa minuman pesanan mereka.

Setelah berterima kasih ke pelayan tadi, Karin mengfokuskan perhatiannya kembali ke sosok kekasih yang duduk di hadapannya, "Lanjutkan perkataanmu Sasuke…"

"A-aku bingung bagaimana memulainya…" ucap Sasuke tertunduk.

"See? Bahkan cara bicaranya pun seperti orang gugup begini, kemana sikap coolnya yang selama ini?" ucap Karin dalam hati sambil diam-diam menertawai sikap Sasuke.

"Katakan saja Sasuke…" Karin meyakinkan Sasuke dengan lembut.

Dan Sasuke berdehem sejenak sebelum akhirnya mengatakan, "Karin, maafkan aku tapi kita harus meng-"

Lagi-lagi ucapan Sasuke kembali diusik oleh pelayan, kali ini pelayan tersebut mengantarkan makanan pesanan mereka.

Setelah pelayan itu pergi, "Kau boleh melanjutkan perkataanmu Sasuke…" ucap Karin sembari bersiap untuk menyantap hidangannya.

"Kita harus mengakhiri hubungan kita…." Ucap Sasuke cepat dan mantap.

Tidak seperti yang Sasuke sangkah, Karin bukannya marah atau sedih, sebaliknya Karin masih dengan santai menikmati makanannya.

"K-Karin…?" Sasuke meminta tanggapan Karin.

Karin hanya mengangkat tangannya meminta Sasuke untuk menunggunya menyelesaikan makanan yang sedang dikunyah olehnya sebentar.

Setelah minum, Karin baru mulai bersuara, "jadi ini yang ingin kau katakan, pantas saja hari ini kau aneh sekali…." Ucap Karin dengan santai.

Ditanggapi sesantai itu tak lantas membuat Sasuke lega, "Kau tidak marah ?" Sasuke menanyakan keheranannya.

"Untuk apa aku marah ?"

"Tidakkah kau merasa kecewa dan dipermainkan? Tidakkah kau ingin menamparku?"

"Apa kau ingin kutampar?" Karin membalikan pertanyaan Sasuke.

Dengan reflek Sasuke menjawab, "Tentu saja tidak,t-tapi maksudku jika kau mau menamparku juga tidak apa, aku pantas mendapatkannya."

"Hahahaha, santai saja denganku Sasuke, sepasang kekasih mengakhiri hubungan itu bukan hal yang aneh lagi hahaha…" balas Karin tanpa beban.

"Kau benar tidak apa-apa Karin ? jika kau ingin memaki diriku, menghinaku, lakukan saja…" tawar Sasuke karena melihat Karin begini semakin membuat dirinya dirundung rasa bersalah.

"Aku hanya sedikit kecewa Sasuke, tapi tenang saja kau tidak perlu memusingkannya hahaha aku benar-benar tidak apa-apa," lanjut Karin berusaha meyakinkan Sasuke yang saat ini memasang ekspresi layaknya bocah yang sedang menagkui kesalahan dan penyesalannya.

"Daripada itu aku lebih penasaran alasan kau memutuskanku, apa kau menemukan wanita lain? Oh ! ataujangan-jangan kau dan Naruto…?" Karin menggantungkan perkataannya.

"Hey aku dan Naruto masih menyukai perempuan,kau jangan sembarangan…" Sasuke dengan cepat meluruskan.

"Ya, sama-sama masih menyukai perempuan di masa lalu kalian" balas Karin sekenahnya.

Mendengar itu Sasuke terdiam kembali.

Melihat sikap Sasuke,Karin akhirnya sadar,"Hey, jangan bilang kalau ini semua ada hubungannya dengan mantan kekasihmu yang tidak bisa kau lupakan itu?"

"Lebih dari itu,bahkan aku sekarang telah menjadi seorang Ayah."

Dan kali ini Karin tersedak minumannya sendiri.

"APA!? Putri siapa yang kau hamili Sasuke? Kau gila" Karin menanggapi dengan histeris kabar mengejutkan dari Sasuke.

Mendapat tanggapan seperti itu, Sasuke menjadi gugup sendiri untuk menjawabnya.

Namun diamnya Sasuke malah disalah pahami oleh Karin, "Oh ! atau kau selama ini telah diam-diam bermain di belakang ku ? kalau begini masa-"

Belum selesai bicara, ucapan Karin segera dibantah oleh Sasuke, "Tidak, aku memang brengsek tapi aku bukan pria sampah"

"Explanation Please" , pintah Karin namun dengan nada memerintah.

"Putri ku sudah berumur 5 tahun sekarang, dan-" belum selesai menjelaskan, lagi-lagi Karin menyelak.

"Kau berselingkuh ketik-"

"Tidak Karin, aku TIDAK akan pernah melakukanhal serendahan itu" , tegas Sasuke.

Karin hanya melongoh melihat Sasuke yang sedikit kehilangan emosinya.

"M-maaf, aku terlalu emosi, tapi percayalah Karin, aku tidak serendahan itu" , Sasuke meminta maaf karena sikapnya barusan.

"Maafkan aku juga telah berspekulasi dan memotong penjelasanmu", ungkap Karin.

"Jadi bisa ku lanjutkan penjelasanku tadi?"

"Oh tentu, lanjutkan Sasuke, ku masih perlu memahami mengapa seorang Sasuke memutuskanku, hm" balas Karin dengan nada sedikit bercanda untuk mencairkan suasana di antara mereka.

"Setelah hubunganku dengan mantanku berakhir , aku kehilangan kabar darinya dan tidak pernah bertemu dengannya lagi. Lalu kemarin saat acara pembukaan restoran Hana-nee, aku bertemu dengan seorang gadis kecil yang sangat mengingatkanku pada mantan kekasihku itu", Sasuke menjelaskan dan ditanggapi dengan anggukan serius dari Karin.

"gadis itu awalnya hanya menatapku dengan pandangan penuh selidik, sampai akhirny dia memanggilku 'Daddy', tidak lama setelah itu mantan kekasihku datang,ternyata dia sedang mencari keberadaan gadis kecil di hadapanku tersebut, disanalah akhirnya aku mengetahuinya" Sasuke mengakhiri penjelasannya.

Dan Karin hanya membelalakan matanya.

"Karin, katakan sesuatu" ucap Sasuke karena Karin tidak merespon apa-apa.

"Wow", gumam Karin singkat.

"H-hanya itu tanggapan mu?" tanya Sasuke.

"Lalu apa kau menerima kehadiran putrimu ini?"

"Tentu saja, bahkan tanpa perlu mengetahui dia putri ku atau bukan, aku rasa aku akan tetap menyayanginya, kau tahu ? sejak awal ku bertemu dengannya, hatiku merasakan desir aneh, seakan aku dapat langsung ingin merawat dan menjaganya", curhat Sasuke.

Karin hanya tersenyum lembut mendengar ungkapan hati Sasuke, tidak pernah dirinya mendengar Sasuke seperti ini.

"Kalau begitu jadilah ayah yang baik untuknya Sasuke , dan juga…" Karin menggantungkan perkataannya.

"dan juga ?"

"Dan juga semoga mantan kekasihmu itu mau memberi kesempatan padamu untuk menjadi suami nya sehingga kau dapat seutuhnya menjaga dua perempuan berhargamu" ungkap Karin tersenyum tulus.

"Terima kasih Karin untuk dukunganmu, aku benar-benar merasa tidak pantas menerimanya setelah semua yang ku perbuat kepadamu"

"Kau harus bertanggung jawab ! carikan aku kekasih baru !", Karin membentak dengan nada bercanda.

"Hey, Sai sedang melajang loh"

"Sai ? temanmu dan Naruto yang pelukis itu bukan ? tidak, terima kasih banyak. Aku sudah cukup berurusan dengan komplotan kalian, siapa yang tau ternyata dia juga belum dapat melupakan mantannya seperti kau dan Naruto", tolak Karin panjang lebar.

Melihat respon Karin, Sasuke hanya menatap Karin dengan tatapan heran.

"Kalau kau memang tidak mau, lalu kenapa wajahmu memerah seperti itu?", tanya Sasuke penuh selidik.

"A-apa ? aku biasa saja kok, hanya perasaanmu saja", elak Karin salah tingkah.

Walaupun masih aneh dengan sikap Karin saat membahas Sai, Sasuke tidak ingin melanjutkan perdebatan dan memutuskan akan mencari tau sendiri ada apa sebenarnya antara Karin dan Sai.

"Apa Sai pernah mencoba mendekati Karin? Dasar, laki-laki sok polos, ternyata diam-diam dia sudah beraksi", gumam Sasuke dalam hatinya.

Dan akhirnya mereka berdua kembali melanjutkan makan mereka sembari sesekali bersenda gurau. Sasuke benar-benar tidak menyangka semuanya akan berjalan seperti ini.

Singkat cerita, Sasuke dan Karin menyelesaikan acara makan siang mereka dan sat ini mereka sedang bergegas untuk kembali ke tempat mereka masing-masing.

Layaknya gentleman, dan sekaligus memang mereka berdua searah tujuan, Sasuke dan Karin berjalan menuju parkiran restoran tempat mereka makan barusan.

Di tengah perjalanan menuju parkiran, Karin tiba-tiba menabrak seseorang yang tampak terburu-buru membawa dokumen .

"Ah, maafkan aku", perempuan yang tertabrak segera meminta maaf .

"Tidak aku juga ceroboh, maafkan aku, apa kau baik-baik saja?", tanya Karin kepada perempuan tersebut yang masih menundukan kepala membenahi roknya dan beberapa dokumennya yang sempat terlepas dari tangannya.

"Aku tidak apa-apa, terima kasih telah bertanya", dan saat perempuan itu mendongakan kepalanya, Sasuke pun terkejut.

"Ino?"

"O-oh hai Sasuke", Ino membalas sapaan Sasuke dengan kikuk, tidak menyangka akan bertemu di tempat ini.

"Eh? Kalian saling kenal?", tanya Karin dengan polosnya.

"Ehm, Ino ini Karin, Karin ini Ino", Sasuke berdehem sejenak sebelum memperkenalkan kedua perempuan itu.

Tingkah Sasuke dan Ino yang terlihat aneh membuat Karin sadar, "Oh ! jangan-jangan dia wanita yang diceritakan oleh Sasuke, mantan kekasihnya itu" gumam Karin dalam hati.

Ino dan Karin pun bersalaman, "Hai Ino, senang mengenalmu, akhirnya aku bisa bertemu dengan wanita yang-"

Belum sempat Karin selesai berbicara, Sasuke memotongnya cepat, "K-Karin, ayo kita segera kembali, banyak hal yang masih harus dikerjakan bukan?"

Dan tanpa menunggu tanggapan Karin, Sasuke menarik Karin pergi.

"Karin benar-benar tak bisa dipercaya, apa-apaan yang mau dia katakan barusan", oceh Sasuke dalam hatinya.

Ino sedikit kebingungan melihat kepergian kedua manusia berbeda gender tadi yang bisa dibilang 'tidak sopan' karena mereka pergi begitu saja tanpa berpamitan padanya.

Tidak mau terlalu memikirkannya, Ino kembali melanjutkan urusannya.

Selagi itu, di tempat Sasuke dan Karin.

"Hey, apa yang mau kau katakan tadi pada Ino?", tanya Sasuke setelah dirinya dan Karin sudah berada di depan mobil Karin.

"Jadi benar dugaanku, Ino itu adalah mantan kekasihmu yang kau ceritakan?" , tanya Karin memastikan.

"Iya, dia orangnya, puas kau?"

"Mengapa perempuan secantiknya bisa terjebak denganmu, kasihan", gurau Karin.

Sasuke kembali ingin membalas ledekan Karin padanya, namun sebelum Sasuke sempat berucap, Karin sudah masuk ke mobilnya.

"Jangan berdiri disana, mobilku tak bisa keluar", perintah Karin dengan entengnya pada Sasuke dan anehnya dituruti Sasuke begitu saja.

Karin menghentikan mobilnya sejenak setelah berada di hadapan Sasuke, "Hey Sasuke, semangat ! aku mendukungmu, Jaaa~" dan akhirnya Karin melajukan mobilnya keluar dari area parkir.

"Fiuh, hari yang panjang" ucap Sasuke pada dirinya sendiri.

Belum sempat Sasuke beranjak dari tempatnya, handphone Sasuke bordering. Saat Sasuke melihat bahwa yang menghubunginya adalah Ibunya, firasat Sasuke menjadi buruk. Namun Sasuke tidak punya pilihan selain mengangkat teleponnya.

Seketika, suara ibunya sudah menusuk gendang telinga Sasuke, "Uchiha Sasuke ! beraninya kau tidak memberitahu Kaa-san!"

"Hah? Apa maksud Kaa-san?" tanya Sasuke bingung namun panik.

"Bawa Nami cucu ku dan Ino , putriku ke rumah"

Seketika Sasuke dapat merasakan waktu di sekitarnya seolah berhenti,"Yaampun, Kiba kuhajar kau setelah ini" gerutu Sasuke tanpa sadar telah mengepalkan tangannya.

Nampaknya, sebelum Kiba menjumpai mautnya, Sasuke harus melalui 'cobaan' terlebih dahulu.

~To be continued~

Halo, Lmlsn is here

Tidak hentinya aku mau minta maaf buat update yang sangat amat terlalu lama ini, dan sekaligus mau berterima kasih sebesar-besarnya buat kalian yang uda review n nungguin "Longer".

Seperti judulnya, Fic ini akan panjang, tapi aku akan terus berusaha untuk mencuri waktu buat ketik n update fic ini, walaupun susaahhhhhhhh banget ,aku akan usahain ffn ini gabakalan DISCONTINUED.

Maafkan typo dan Update yang ga panjang, ga sebanding sama penantian kalian, hehehe.

Arigatou~