Tittle: Reverse!

Disclaimer: Naruto dan High school DxD bukan punya saya

Genre: Adventure, Romance, etc

Pairing: Naruto x ?

Rated: M (jaga-jaga)

Summary: Uzumaki Naruto kini sedang memasuki masa keemasannya sebagai seorang Shinobi bersama dengan Kurama, Partnernya. Namun, semua itu berubah saat seorang gadis berambut merah mendarat diatas kepalanya. Apa maksud semua ini? Strong-Naru!, FemKurama!.

Warning: OOC,Typo, Harsh-word,Miss-Typo, violence, gore,etc.

"Naruto! Bangun!" seorang gadis berambut jingga bermata merah mengoncang-goncang keras tubuh seorang pemuda berambut pirang yang sedang terbuai dalam alam mimpinya. Meskipun diperlakukan semacam itu, pemuda ini tidak terbangun juga dari tidurnya malah dia sempat mengeluarkan semacam cengiran mesum dari bibirnya.

"Ha, Ha, Ha. Jangan disitu~" Ucapannya membuat gadis ini langsung naik darah ditandai dengan munculnya perempatan di bagian kanan pelipisnya. Karena tidak punya pilihan lain, akhirnya gadis tersebut berjalan menuju sebuah kulkas dan mengambil sebotol air dingin yang ditaruh dalam sebuah botol kaca.

Byur!

Gadis itu menuangkan air dingin tadi kewajah pemuda pirang ini. Reaksi yang diberikan oleh pemuda ini amat baik. Dalam sekejap kedua kelopak matanya terbuka dan menampakkan sepasang bola mata biru safir yang indah. Namun, keindahan tersebut sedikit terganggu kala air dingin tadi mulai menyusup kedalam rongga hidungnya dan membuatnya tersedak.

"Uhuk! Uhuk! Uhuk!" Pemuda pirang ini terbatuk-batuk karena sistem pernafasannya mencoba mencegah agar carian tersebut tidak masuk kedalam setelah beberapa detik terbatuk-batuk, pemuda tersebut berhasil memperoleh kembali ketenangannya. Namun, kedua mata safirnya menatap kesal pada gadis berambut jingga di sebelahnya yang sedari tadi tersenyum tanpa merasa berdosa.

Bletak!

"Kurama! Apa yang kau lakukan?! Kau mau membuatku mati tersedak?" Pemuda ini menjitak kepala gadis tadi dengan nada kesal. Namun, hal tersebut tidak membuat gadis ini menangis melainkan memberikan serangan balik dengan meninju perut pemuda pirang itu.

"Itu salahmu sendiri! Siapa suruh tidur seperti orang mati! Untung belum kubom rumah bobrok ini!" gadis ini memamerkan sebuah bola hitam dari mulutnya yang membuat pemuda pirang itu berkeringat dingin karenanya.

"Ya, ya, ya. Mau bagaimana lagi? Kau tidak tahu sih letihnya perjalanan dari Konoha ke Oni no Kuni." Pemuda pirang ini kemudian melepas bajunya yang basah dan berjalan menuju lemari pakaian untuk mencari baju lainnya.

"Ah, alasan. Bilang saja kau mau malas-malasan hari ini. Dengar ya, meskipun kekuatan jinchurikimu sudah tidak adatapi tetap saja aku tidak percaya kalau dirimu akan jadi cepat lelah seperti sekarang ini." Kurama memilih memunguti pakaian yang telah basah tadi dan memasukkannya kedalam keranjang cucian yang berada di depan tempat tidur pemuda itu.

Pemuda pirang itu hanya bisa cemberut mendengarnya. "Ah, kau tahu juga kan. Setelah perang melawan Kaguya selesai, Kakek Rikudou membuat sebuah resolusi baru dengan membawa hampir 90 persen cakra bijuu kealam baka bersama dirinya. Maka dari itu sekarang aku mudah lelah."

Kurama yang mendengarnya hanya nyengir saja. "Ah, begitukah? kehilangan bijuu membuatmu melemah? Lihat aku! Aku yang jadi Bijuunya saja masih sehat walafiat seperti ini." Ya, Kurama satu ini adalah Kyubi no Kitsune yang dulunya merupakan salah satu dari kesembilan bijuu. Namun, setelah perang dunia Shinobi keempat selesai, Hagaromo sang Rikudou sennin membuat sebuah kebijakan baru. Dia mengambil sekitar 90 persen dari cakra para bijuu dan memberikan mereka bentuk manusia serta mengambil kembali Senjutsu Rikudou yang ia berikan kepada Sasuke dan Naruto. Hal ini dia lakukan agar tidak ada lagi orang yang mengincar cakra bijuu. Selain itu, dirinya juga menyadari bahwa para bijuu tidaklah mendapat perlakuan menyenangkan semenjak kepergiannya. Hal inilah yang membuat dirinya melakukan semua ini. Namun, para bijuu yang telah menjadi manusia tersebut tetap memiliki keunggulan daripada manusia biasa. Mereka berumur amat panjang.

Naruto yang mendengar celotehan Kurama cuma bisa mengurut kepalanya karena suara gadis ini termasuk sangat cemprang untuk usia manusianya. "Baik, baik. Aku tahu itu. Dan ngomong-ngomong, kenapa kau membangunkanku sepagi ini?" Naruto berbalik kearah gadis ini dengan tatapan bingung.

Kurama yang mendengarnya lalu merogoh kantong celana baggynya dan melempar sebuah gulungan kepada pemuda pirang itu. "Baca sendiri." Begitu katanya.

Pemuda pirang itu dengan sigap menangkapnya dan kemudian membaca gulungan tersebut. "Hmm, jadi misi hari ini menangkap bandit di perbatasan ya? Hmm, kurang menarik." Dia mengosok-gosok pelan dagunya seperti orang memainkan janggutnya yang membuat Kurama memandang jijik dirinya.

"Uh, Jangan sok kuat begitu. Ingat, kita ini sekian dari beberapa Jounin terkuat di Konoha. Aku yakin Kakashi pasti memiliki alasan khusus mengirim kita ke sana." Mendengar penjelasan Kurama membuat Pemuda pirang ini tersadar dari sikap sok kuatnya. Kurama yang sekarang telah menjadi manusia sekarang berprofesi sebagai Jounin Konoha. Dirinya merupakan salah satu Jounin terkuat Konohagakure mengingat bahwa masih ada 10 persen kekuatan Bijuu berada pada dirinya yang membuat dirinya setara dengan seorang Jounin kelas atas.

"Ah, aku benar Kurama. Uzumaki Naruto ini terlalu banyak omong." Pemuda bernama Naruto itu menggaruk bagian belakang kepalanya seperti orang bodoh sambil tersenyum sendiri.

Melihat itu, Kurama cuma tertawa pelan. "Ya, meskipun begitu. Banyak omong, berisik, dan juga bodoh adalah sifat aslimu kan?" Ucapan gadis ini sukses membuat mood Naruto turun drastis dari kondisi terbaiknya.

"K-kau memang kejam dari dulu." Naruto menatap nanar Kurama. Meskipun begitu, dia tahu kalau mantan Bijuu ini bukanlah orang jahat. Dia peduli dengan semua orang.

" , sebaiknya kita segera bergegas. Kakashi meminta kita menemuinya sebelum pergi berangkat." Mendengar hal tersebut, Naruto cuma mengganguk pelan sambil menyiapkan pakaian khas Jounin berupa rompi hijau namun dengan sebuah celana berwarna hitam. Dipunggungnya juga terdapat sebuah katana yang dia peroleh setelah belajar Kenjutsu bersama salah satu rekan setimnya dahulu, Uchiha Sasuke. Uchiha Sasuke? Sekarang dia merupakan Jounin spesial dibawah komando Hokage. Akibat ulahnya ketika menjadi Missing-nin, hampir saja kepalanya terpisah dari badannya. Namun, Naruto sang sahabat bersujud sambil memohon kepada para Kage beserta Daimyo kelima Negara besar agar mau memaafkan sahabatnya tersebut. Akhirnya, setelah perdebatan yang alot antara kubu Hokage-Kazekage melawan kubu Raikage-Tsuchikage-Mizukage memutuskan bahwa Uchiha terakhir itu selamat dari hukuman mati dengan menimbang jasanya didalam perang terakhir yang sangat besar. Kini, Uchiha Sasuke lebih banyak menghabiskan waktunya untuk menyusun rencana membangun kembali klannya bersama Haruno Sakura yang dulu pernah dia campakkan.

Haruno Sakura? Sekarang perempuan pemilik tenaga monster itu lebih menyibukkan dirinya sebagai salah satu tenaga medis Konoha. Dia juga memutuskan untuk melabuhkan hatinya kepada Uchiha Sasuke yang sukses membuat Naruto pundung di restoran saat mereka berdua mengumumkan hal tersebut di depannya. Namun, Pemuda pirang itu sendiri tidak punya rasa suka yang serius kepada gadis berambut pink tersebut. pemilik mata safir itu menyadari bahwa perasaannya selama ini lebih seperti perasaan seorang sahabat. Namun, hidup pemuda bermata safir itu sekarang lebih banyak disibukkan dengan aktivitas dirinya sebagai seorang Jounin bersama dengan Kurama, rekan setimnya. Semenjak Dunia Shinobi memperoleh kembali perdamaiannya, para Kage sepakat mempererat aliansi diantara mereka untuk menghindari hal mengerikan serupa kembali terjadi menimpah dunia Shinobi tercinta. Sekarang tantangan yang mereka hadapi adalah gerombolan pemberontak serta para penjahat yang masih mengintai di setiap sudut benua.

XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX

Tok! Tok! Tok!

Sebuah pintu diketuk pelan sebagai tanda meminta izin untuk masuk kedalam ruangan dibaliknya. Sementara itu, di dalam ruangan tersebut tengah duduk seorang pria berusia 30-an yang tengah asyik membaca sebuah buku kecil berwarna hijau. Kedua matanya menatap malas kepada pintu tadi. Namun, dia tahu bahwa kedua orang itu juga datang karena suruhannya.

"Masuk." Perintahnya singkat. Mendengar perintah tersebut, akhirnya pintu tersebut dibuka dan menampakkan dua orang yang tak lain adalah Naruto dan Kurama. Kurama sendiri mengenakan sebuah rompi Jounin berwarna hijau dengan celana Baggy berwarna biru muda khas Jounin Konoha.

"Kakash- Maksudku Hokage-sama, apakah benar anda mengirim kami berdua untuk melawan bandit gunung?" Naruto sampai sekarang belum terbiasa untuk memanggil sang guru, Hatake Kakashi dengan sebutan Hokage. Sebetulnya dirinya juga merupakan salah satu kandidat Hokage, Namun mengingat usianya yang masih belia ditambah Tsunade sang Godaime Hokage yang mengajukan pensiuSn dini karena efek samping jurus Sozo Saisei yang terlalu banyak ia gunakan pada saat perang sehingga melemahkan kondisi tubuhnya sekarang membuat para Civilian dan juga tetua desa berputar otak hingga akhirnya menjatuhkan pilihan mereka kepada anak dari Hatake Sakumo yakni Hatake Kakashi.

Kakashi yang melihat kekikukkan muridnya hanya bisa menghela nafas panjang. Dia juga lebih memilih menjadi Shinobi biasa ketimbang memangku jabatan seperti ini. Namun tak ada pilihan lain lagi karena hampir seluruh Shinobi senior telah meninggal akibat peperangan terdahulu meninggalkan dirinya serta sebagian kecil dari mereka. "Yare-yare. Itu benar. Aku mengirimkan kalian berdua karena lawan yang akan kalian hadapi bukanlah bandit biasa." Ucapan Pria berambut perak ini langsung membuat Naruto menaikkan alisnya.

"Maksudnya?" Naruto jadi bingung sendiri mendengarnya.

"Mereka punya semacam senjata aneh. Senjata mereka mampu membunuh seorang Shinobi dengan cepat. Sudah sekitar lima puluhan Shinobi dari desa lain tewas karena mereka. Namun, aku percaya kalau kalian berdua mampu menghadapi mereka." Meskipun Kakashi mengatakan hal demikian, Jakun Naruto tetap saja naik turun karena mendengar banyaknya angka korban yang jatuh. Ini terlalu hebat untuk ukuran bandit gunung.

"Tenang saja! Serahkan pada kami!" Kurama yang mengetahui kebimbangan Naruto langsung saja mencairkan suasana.

Mendengar omongan Kurama, Kakashi tersenyum tipis dari balik maskernya. "Semoga kalian berhasil. Ah, dan satu lagi. Sakura sudah hamil loh." Info dari Kakashi ini sukses membuat Naruto terkejut.

"Nani?! Cepat sekali?! Baru saja bulan lalu mereka menikah!" Naruto tidak percaya kalau pria berwajah cantik itu ternyata 'jago' juga.

"Kalian kapan?" Sambungan tanya dari Kakashi tadi langsung membuat Naruto dan Kurama menoleh bingung.

"Apa maksudmu dengan kapan?" Kurama memandang bingun ninja peniru itu.

"Ya, kalian kan sering sekali berdua. Jadi siapa tahu kalian bukan sekadar teman, mungkin saja kalian yang tinggal seatap pernah ber-" Duakh! Sebelum omongan sang Hokage selesai, sebuah bogem sukses melayang ke wajah mulus pria itu hingga membuatnya terpental keluar jendela kantor. Sementara itu, para Anbu yang mengawasi Hokage hanya bisa terdiam karena mereka tahu kalau Kurama sudah marah maka sebaiknya pilihan terbaik adalah diam atau kabur.

"DENGARKAN AKU HOKAGE MESUM! BERSIHKAN PIKIRANMU DARI BACAAN PORNOMU ITU! KAU SENDIRI BAGAIMANA HAH?! SUDAH 30 TAHUN LEBIH TAPI BELUM PUNYA PACAR?! AKU YAKIN KAMARMU PENUH TISU BERLENDIR!" Kurama yang sedang sangar berteriak dengan kesal sambil menunjuk kearah Kakashi yang masih tergeletak disebuah tong sampah yang berada di depan jalan kantor Hokage. Sementara itu, para warga hanya bisa bergidik ngeri melihat kemarahan Kurama. Memang, mereka semua sudah mengerti kejadian sebenarnya mengenai amukan Kurama belasan tahun lalu meskipun masih ada beberapa orang yang masih belum terima dengan Kurama. Akan tetapi, sebagian besar warga menerima gadis ini dengan tangan terbuka setelah mendengar perjuangannya pada perang dunia Shinobi.

"Tenanglah, Kurama." Naruto menarik lengan gadis itu dan menyeretnya pergi dari kantor Hokage. "Kakashi-sensei, sebaiknya kau memanggil tukang kayu untuk memperbaiki kantormu." Pemuda pirang ini kemudian meninggalkan kantor tersebut bersama dengan mantan Bijuu itu.

XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX

"Mou, kenapa sih Hokage mesum itu selalu membuatku naik darah?!" Kurama mendengus kesal sepanjang jalan karena mengingat bahwa hampir setiap waktu ia bertemu Kakashi, selalu saja ia digoda mengenai kedekatannya dengan Naruto. Memang, ini sudah seperti gossip desa saja. Keduanya dianggap sebagai sepasang kekasih karena selalu berduaan kemanapun meskipun kenyataannya tidak begitu. Bahkan Hyuuga Hinata yang dulu selalu mengejar Naruto sampai patah hati dan memilih menjauh.

"Ya, mau bagaimana lagi. Dia sudah terlalu diracuni oleh Nobel Ero-sennin sih." Naruto hanya bisa tertawa garing mengingat bahwa semua kemesuman Kakashi bermula dari buku 'keramat' karya sang mendiang guru.

"Oh, begitukah. Kuharap kau tidak berpikir macam-macam dengan melihat tubuhku." Kurama melipat kedua tangannya ke dada seolah sedang melindungi dirinya dari serangan pria mesum.

"Jangan bodoh, mana mungkin aku bernafsu melihat papan cucian sepert-" Duakh! Sebuah bogem keras membuat Naruto terpental menabrak tanah dengan keras. Sementara itu, Kurama yang sudah marah rambutnya kini berubah menjadi Sembilan bagian yang melambai-lambai. Para pejalan kaki yang melihatnya hanya bisa diam saja karena sudah lumayan sering melihat ini. Naruto yang keceplosan adalah hal biasa dimata mereka.

"Teme…" Naruto yang masih mencium tanah hanya bisa meringis kesakitan karena sensasi keras yang ditawarkan tanah. Akan tetapi, sebuah ide cemerlang untuk balas dendam ia dapatkan. Perlahan dia kembali berdiri dan membersihkan wajahnya kemudian berjalan tanpa menoleh kebelakang.

Kurama yang melihatnya menjadi bingung. Dia kemudian segera menghampiri Naruto dan menepuk pundaknya. "Oi, kau kenapa." Namun, tepukannya di tepis oleh pemuda tadi.

Kurama terkejut bukan main melihatnya. Selama ini dia tidak pernah melihat Naruto semarah ini padanya. Berbagai spekulasipun muncul di kepalanya. 'Kenapa dengannya? Apakah dia marah karena tadi? Tapi masa sih? Biasanya juga begitu?' Pemuda pirang di depannya tidak menghiraukan Kurama dan tetap berjalan lurus menuju kearah sebuah tepi sungai. Melihat itu, Kurama segera bergegas menyusulnya.

"Naruto! Tunggu aku!" Kurama terus memanggilnya dari belakang namun tidak di gubris oleh pemuda pirang ini. Dia memilih untuk tetap berjalan lurus menyusuri tepi sungai tanpa sedikitpun menoleh kebelakang.

"Kubilang tunggu!" Kurama berhasil menahan tangan kanan pemuda itu dengan tangannya. "Ada apa dengamu?!" Namun, Naruto tidak mengubrisnya dan melepas secara paksa tangan gadis tersebut.

"Tolong jauhi aku." Pemuda pirang ini berkata secara singkat namun bermakna amat dalam bagi lawan bicaranya itu. Mendengar hal itu, Kurama menjadi terperanjat sendiri. Semacam siraman air es membuat dia tersadar kalau selama ini dia terlalu berlebihan kepada pemuda itu. Secara perlahan dia merasa tidak ingin kehilangan pemuda pirang ini. Dengan sigap tubuhnya menahan pemilik iris biru langit itu dengan pelukkan dari belakang.

"!" Naruto yang dipeluk juga menjadi terkejut bukan main mendapatkan respon seperti itu. Dengan cepat dia berbalik dan mendapatkan sebuah pemandangan yang mengejutkan.

"Gomen…Hiks….sudah terlalu kasar tadi…" Mata safir Naruto kini melihat seorang Kurama sedang menangis dengan mata berkaca-kaca. Oh,ini sungguh pengalaman yang langkah. Iris kemerahan itu nampak indah ditambah lagi wajah imut gadis ini membuat pemuda pirang ini ingin mencubitnya. Namun, dirinya sadar kalau candaannya kelewatan sekarang.

Puk!

Naruto mengelus kepala Kurama dan mendekatkan wajahnya dengan gadis ini. "Sudahlah, lagipula aku yang harus minta maaf." Senyum tipis pemuda ini membuat wajah pemilik rambut jingga itu merona.

"Minta maaf…Kenapa?" Masih dengan mata berkaca-kaca.

"Tadi itu bercanda kok. Hehehe." Ucapan singkat Naruto ini telah memacu sebuah aura pembunuh untuk keluar dari tubuh gadis ini. "K-kurama?..." Tanya pemuda pirang tersebut tidak dijawab oleh Kurama.

"Ramen super jumbo sampai puas…" Ucapan gadis ini membuat Naruto tergelak. Memberikan Kurama traktiran merupakan salah satu masalah besar mengingat gadis ini lebih buas darinya kalau soal makan.

"T-tunggu dulu" "Traktir atau aku tidak akan memaafkanmu." Ucapan Naruto dengan cepat dipotong oleh Kurama. Hal ini membuatnya tidak punya pilihan lain selain menurutinya.

"Ah, sial sekali nasibku."

XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX

"Uwah! Ramen Teuchi Jii-san memang selalu enak!" Seorang gadis berambut jingga yang tak lain adalah Kurama sedang tersenyum puas sembari menaruh mangkuk ramen ke tiga puluhnya ketumpukkan mangkok disebelah kanannya. Sementara itu, Pemuda pirang disebelahnya yakni Uzumaki Naruto hanya memutar-muta ramennya dengan tatapan tak bersemangat.

Teuchi, sang pemilik kedai menatap aneh kepada pelanggang setianya itu. Tidak biasanya pemuda pirang ini selesu itu. "Ada apa denganmu Naruto?" Tanyanya.

"Tidak, tidak ada apa-apa. aku cuma melakukan hal bodoh tadi." Pemuda ini melirik sesaat kepada gadis di sebelahnya dengan pandangan tak bersemangat. Sementara itu, Kurama hanya mendengus pelan mendengarnya.

"Siapa suruh kau bercanda seperti tadi." Kurama memilih untuk melanjutkan makannya tanpa menoleh kesamping. "Jangan ulangi lagi. Aku tidak tahu apa jadinya kalau itu benar." Ucapan gadis ini sesaat membuat Naruto menoleh. Sekilas namun dia bersumpah kalau dia melihat sedikit rona merah dari pipi gadis itu.

"B-baik." Naruto akhirnya memilih untuk menghabiskan ramennya mengingat sebentar lagi sudah saatnya mereka berdua berangkat menunaikan misi mereka.

XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX

"Yosh, sekarang waktunya berangkat!" Naruto berteriak penuh semangat. Sedangkan Kurama sedang menyerahkan semacam dokumen kepada dua orang yang selalu setia menjaga gerbang masuk desa, Izumo dan Kotetsu.

"Ayo berangkat." Kurama yang sudah selesai memberikan laporan kepergian menepuk pelan pundak Naruto. Mendengar itu, pemuda pirang ini mengganguk mantap dan bergegas meninggalkan desa.

XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX

Setelah sekitar empat jam berlari terus menerus melewati pepohonan, akhirnya Naruto dan juga Kurama tiba di sebuah tepi tebing yang pada bagian sisinya telah dibuat semacam pemukiman. Mereka berdua meyakini bahwa tempat itulah yang merupakan sarang para bandit. Namun, mata mereka berdua membulat sempurna setelah melihat bahwa tempat tersebut telah berubah menjadi semacam kolam darah sengan banyak sekali mayat berceceran di sana. Akhirnya, keduanya berinisiatif mendekat kesana

"A-ada apa ini?" Naruto menutup mulutnya untuk menahan mual karena bau amis yang menyebar keseluruh tempat tersebut. meskipun dia sudah menjadi jounin, namun pembantaian sesadis ini bak aru kali ini ia lihat.

"Naruto, lihat mayat ini! Ada yang aneh dari mereka!" Teriakan Kurama membuat Naruto langsung memfokuskan pandangannya kepada salah satu mayat dihadapannya.

"!" Mata safirya membulat kala melihat bahwa ada sepasang sayap gagak berada dipunggung mereka semua. 'Segel Joutai kah? Bukan!' Batin Naruto terusik melihatnya. Ini merupakan bentuk paling asing yang pernah ia lihat. Namun, kebingungan mereka berdua harus terpecah saat sebuah getaran hebat melanda dan membuat mereka berdua segera bergegas berlari keluar tebing tersebut.

Tap!

Langkah mereka terhenti saat melihat seekor naga berwarna hijau kehitaman sedang berdiri dihadapan mereka sambil menyeringai jahat menatap keduanya. Aura yang dipancarkannya tidaklah mengenakkan. Ditambah lagi dengan tampilannya yang amat besar menyerupai raksasa namun dengan bentuk naga dimana dia berdiri menggunakan kedua kakinya.

Naga itu menoleh kebawah dan melihat dua orang itu sedang bersiaga menatapnya. [HAHAHAHA! Tak kusangka aku harus bertemu lagi denga manusia seperti ini. Aku bosan tahu!] Makhluk ini membuka mulutnya dan menyemburkan bola api dengan kekuatan penuh.

Bezt!

Dengan sigap Naruto dan Kurama menghindar. Naruto menghilang dalam sebuah kilat kuning dan secara tiba-tiba muncul diatas kepala naga tersebut dengan tangan kanan membawa sebuah bola biru besar. Sementara itu, naga tadi hanya terdiam dan menikmati bola biru tadi perlahan menggerus kepalanya.

Bwesh!

Serangan tadi usai, namun Naruto dibuat terkecut karena tidak ada sedikitpun bekas luka dari efek serangannya itu. Melihat itu, Kurama langsung membuka mulutnya dan menembakkan sebuah bola hitam kecil kearah naga tersebut. itu adalah mini Bijuudama. Pemuda pirang itu segera menghindar melihat versi mini senjata pemusnah missal itu hendak menyerang kearah dirinya beserta naga itu.

Duar!

Sebuah ledakkan besar tercipta dan membuat area tersebut menjadi semacam kawah kecil. Debu beterbangan karena tiupan angin sehingga membuat penglihatan mereka berdua terbatas. Mereka tak tahu kemana musuh mereka. Namun, sebuah tawa sini terdengar dari balik debu itu.

[Khu khu khu. Cuma segitukah?! Masih belum cukup! Grendel ini masih belum puas!] bersamaaan dengan berakhirnya ucapan tadi, melesatlah puluhan bola api raksasa yang terbang menuju keduanya.

Kedua matanya telah berubah menjadi motif katak. Dengan sigap tangannya merapal segel dan mengeksekusi sebuah jutsu. "Suiton: Suijinheki!" Sebuah dinding air terbentuk dan membuat bola api tadi tertahan. Namun, serangan tadi ternyata tidaklah cukup. Bola api tersebut menguapkan dinding air tersebut dan membiarkan bola api lainnya menerobos.

Melihat hal tersebut, Kurama segera merapal segel. "Kuchiyose: Rashomon!" dengan segera dari tanah munculah sebuah gerbang bermotif wajah iblis yang menghadang serangan tadi.

Grendel yang menyaksikan hal ini tertawa senang. [Hah, ini jauh lebih menarik! Bagaimana kalau ini!] Naga gila ini menembakkan sebuah bola api berukuran sekitar lima puluh meter yang dia gunakan untuk mendobrak gerbang tersebut.

Melihat hal tersebut, Naruto segera menarik tangan Kurama dan membawanya pergi menghindar.

Duar!

Gerbang itu hancur berkeping-keping meninggalkan gumpalan asap dari debu akibat ledakkan tadi. Grendel tersenyum puas melihatnya. Namun, dirinya menyadari bahwa ada serangan mengarah padanya dari atas.

"Senpo : Cho Odama Rasen Tarengan!" Sekitar puluhan bunshin Naruto telah muncul di udara dengan membawa masing-masing sebuah bola biru besar bertenaga penghancur massif.

[A-apa?!] Grendel dengan cepat mencoba menghindar, namun ketika akan menggerakan kedua kakinya, dia menyadari bahwa ada sebuah rantai berwarna putih bercahaya yang menahan kakinya. Matanya melirik kepara seorang gadis yang tak berada jauh dari sana. Gadis itu tengah tersenyum penuh kemenangan mengejeknya. [Bangsat!] begitulah teriakannya sebelum puluhan bola biru raksasa itu menghantam badannya.

Buum! Buum! Buum! Buum!

Tanah tempat Grendel berpijak menjadi ambles kebawah menahan tekanan akibat serangan tadi. Sementara itu, Naruto kembali mendarat ketanah menyaksikan apakah serangannya berhasil ataukah tidak.

"!"Naruto dan Kurama menatap tak percaya melihat Grendel masih berdiri tegak meskipun ada banyak goresan di sisiknya dan juga mulutnya mengeluarkan darah.

[Bangsat! Kalian pikir aku bisa mati begitu saja?! Asal kalian tahu! Kulitku adalah salah satu yang terkeras dari semua naga yang ada!] Naga gila ini melesat dengan kencang sambil menembakkan kobaran apinya. [Akan kubunuh kalian semua, kutu busuk!] Melihat ini, Naruto dan Kurama langsung mundur sejauh-jauhnya. Namun, serangan Grendel tiba-tiba saja terhenti kala melihat seorang pria setengah baya berdiri dihadapannya sambil memberi aba-aba untuk berhenti.

"Grendel, bermainnya cukup sampai disini. Kita harus kembali lagi ke dunia kita. Masih ada pekerjaan yang harus kulakukan." Ucapan pria ini hanya dibalas anggukan malas dari naga hijau tersebut. secara ajaib pula mereka berdua menghilang dari sana.

'Hilang?!' Naruto yang terkejut langsung berlari menuju kesana. Namun, hanya tanah kosong yang ia jumpai. Melihat hal ini, Naruto hanya bisa mendengus kesal.

"Naruto, kita harus melapor kepada Hokage." Kurama yang menyusulnya langsung membuka sebuah gulungan dan meuliskan sebuah pesan kepada Kakashi sang Hokage.

"Ya, kau ben-" Brukh! Tiba-tiba saja semacam portal muncul diatas kepala Naruto dan menjatuhkan seorang gadis berambut merah yang sedang tertidur dalam keadaan mengenaskan dengan kondisi tubuh terluka parah.

"Siapa dia?!" Kurama terkejut bukan main saat melihat gadis tersebut menimpah tubuh Naruto dengan indahnya.

Naruto dengan sedikit tenaga akhirnya berhasil melepaskan dirinya dari timpahan tadi. Mata safirnya menatap wajah gadis tersebut dengan tatapan bingung.

'Rambutnya mirip Kaa-san.'

TBC

Ya, untuk Fic ini kalian bisa bayangkan Kurama seperti Emi Yusha dengan rambut orange (kupikir karena warna Kurama itu). Ahh, dan masalah pairing biarkan jalannya cerita yang menjawab

Demikian chapter perkenalan fic ini. Terima kasih buat yang udah mau menunggu versi tulis iulang dari fic reverse! Ini. Kuharap kalian semua menyukainya. Review kalian merupakan hal penting bagi author dalam mengembangkan fic ini dan author mengucapkan beribu terima kasih bagi para readers yang masih mengikuti perkembangan fic ini. Sekian dan Terima kasih.